Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Pertama

Trypophobia merupakan perasaan takut dan cemas atau perasaan penolakan


yang disebabkan oleh pola-pola yang dibentuk dari gambar-gambar geometris yang
tersusun berdekatan satu sama lainnya, khususnya lubang-lubang kecil, walaupun
dapat terjadi pula oleh bentuk persegi-persegi kecil atau lingkaran-lingkaran yang
cembung.

Lubang kecil pada pori kulit menjadikan orang trypophobic menjadi stres,
karena mereka percaya bahwa lubang tersebut akan tumbuh dan menjadi lubang
besar di kulit. Ada beberapa kasus bahwa orang orang dengan trypophobia menjadi
paranoid setelah tergigit serangga karena mereka berpikir gigitan tersebut akan
membesar.

Walaupun trypophobia belum terdaftar di dalam Panduan Diagnosa Gangguan


Kejiwaan dari Asosiasi Psikiatris Amerika, ribuan orang mengaku mengalami
perasaan mual atau gejala-gejala kegelisahan setelah melihat pola-pola yang
dibentuk oleh lubang-lubang kecil yang tersusun berdekatan.

Beberapa benda yang dapat menimbulkan persaan ini antara lain terumbu
karang, sarang lebah, gelembung-gelembung sabun, pakaian yang bercorak bintik-
bintik, susunan kayu-kayu yang terikat, atau coklat batang yang berongga.

Bidang medis masih belum mengakui trypophobia sebagai suatu penyakit,


belum termuat dalam kamus, dan juga belum berada pada Wikipedia hingga
sekarang ini. Walaupun demikian, ilmuwan Arnold Wilkins dan Geoff Cole dari
Universitas Essex memutuskan untuk mencari tahu lebih banyak lagi mengenai
penyakit ketakutan ini dari pola-pola geometris tertentu, dan mereka telah
melakukan beberapa percobaan. Pada sebuah percobaan, mereka menunjukkan
rangkaian gambar-gambar kepada 286 orang yang dipilih secara acak. Gambar-
gambar ini ditampilkan bergantian mulai dari lubang-lubang pada sepotong keju,
kantung biji bunga teratai (yang penuh akan lubang), dan pemandangan alam yang
berbeda-beda.

Para peserta yang mengikuti harus menunjukkan gambar-gambar mana saja


yang menyebabkan suatu bentuk perasaan tidak nyaman. Sekitar 16% dari peserta
yang mengikuti percobaan merasakan jijik saat melihat gambar-gambar dengan
lubang-lubang atau pola-pola geometris, sementara sisa 84% peserta menyatakan
bahwa mereka tidak merasakan apapun yang berbeda ketika melihat gambar-
gambar tersebut.

Wilkins dan Cole menganalisa ciri-ciri dan sifat-sifat dari gambar-gambar yang
menyebabkan perasaan tidak nyaman dan mereka menemukan sesuatu hal yang
umum dari keseluruhannya: analisa spektral dari gambar-gambar trypophobia
menunjukkan perbedaan tenaga yang besar pada frekuensi ruang jarak menengah,
yang mana membuat gambar tersebut menjadi menyolok. Walaupun masih belum
diketahui mengapa gambar-gambar ini menyebabkan perasaan tidak nyaman pada
sebagian orang dan tidak pada sebagian orang lain, para ilmuwan yakin bahwa
trypophobia ini tidak disebabkan oleh suatu adat istiadat, sama halnya dengan
triskaidekafobia sebagai contohnya.

Pada kebanyakan kasus yang ada, trypophobia juga tidak disebabkan oleh
kejadian yang menyakitkan atau trauma. Para peneliti yakin bahwa manusia dapat
menggunakan pemicu ini untuk menjauhi dari binatang berbisa tertentu, yang mana
memiliki pola-pola pada kulit mereka dengan ciri-ciri dan sifat-sifat yang serupa
pada penelitian trypophobia.

Pada beberapa orang, pemicu-pemicu ini berlanjut menjadi suatu fungsi, dan
karena alasan inilah mereka mengalami kegelisahan dan membuat adrenalin
memasuki pembuluh darah ketika mereka melihat pola-pola tertentu. Pada
percobaan yang lainnya, peneliti yang sama menunjukkan gambar-gambar dari
pola-pola geometris kepada orang-orang dan mereka mengamati kegiatan otak
mereka dengan menggunakan peralatan resonansi magnet. Gambar-gambar dari
ular-ular berbisa, yang mana memiliki pola-pola geometris pada kulit mereka,
menyebabkan meningkatnya tanggapan otak pada orang-orang tertentu, yang
sekarang ini kita kenal sebagai trypophobia.

Hasil yang serupa juga diberikan ketika orang-orang ini diamati dengan
menggunakan pola-pola yang serupa.

Bagaimanapun juga, terdapat teori lainnya mengenai asal mula trypophobia.


Beberapa yakin bahwa hal ini hanyalah sebuah kumpulan perwujudan dari rasa
jijik dari gambar-gambar tertentu. Rasa jijik kepada lubang-lubang yang ada pada
benda-benda organik dapat dengan mudah dijelaskan karena gambar-gambar
tersebut seringkali dihubungkan dengan penyakit, seperti dijelaskan oleh Martin
Antony, seorang profesor psikologi dari Universitas Ryerson di Toronto, yang juga
seorang penulis sebuah buku mengenai mengendalikan kegelisahan.

Dari setiap kasus, orang-orang dengan trypophobia terus bergabung bersama


pada beberapa perkumpulan internet yang berbeda, dan mereka bahkan memiliki
sebuah group di Facebook yang mana telah memiliki lebih dari enam ribu anggota,
sementara ilmu pengetahuan masih mencoba untuk menjelaskan asal mula dari
gejala trypophobia ini.

B. Teori Kedua

Ada beberapa diantaranya yang percaya bahwa trypophobia ini hanyalah


sebuah keingintahuan secara psikologis. Akan ada banyak penyakit ketakutan
sebanyak orang-orang yang ada di dunia ini, karena orang-orang dapat takut
terhadap sesuatu.

Sebuah pengalaman yang menyakitkan dapat menyebabkan sebuah penyakit


ketakutan pada beragam jenis benda atau keadaan. Akan tetapi pertanyaannya
adalah apakah trypophobia benar dapat menyebabkan gejala-gejala yang sering
dan kuat sehingga akan mengganggu kehidupan sehari-hari dari seseorang. Jika
saja hal ini adalah benar terjadi, trypophobia dapat menjadi masalah nyata yang
harus diselesaikan.

Banyak orang yang mengatakan bahwa mereka memiliki gejala-gejala yang


sering dan kuat setelah melihat gambar-gambar yang memiliki pola-pola
geometris, yang diikut oleh rasa mual, muntah, pusing, keringat dingin,
meningkatnya detak jantung dan sebagainya.

Jika Anda ingin mengetahui apakah kasus trypophobia ini benar sebuah
penyakit ketakutan yang membutuhkan perawatan, haruslah dipenuhi beberapa
persyaratan sebagai berikut:

 Rasa takut yang dihasilkan haruslah tetap, berlebihan, dan tidak logis, dan
harus dipicu oleh kehadiran atau tanggapan dari sebuah rangsangan, dalam
kasus ini, melihat sebuah pola geometris tertentu.
 Paparan dari rangsangan haruslah selalu diperoleh dari tanggapan terhadap
kegelisahan yang kuat atau serangan panik seperti gugup.
 Anda menghindari keadaan-keadaan yang menyebabkan gejala-gejala ini,
atau Anda hanya sedikit menahannya, selalu timbul perasaan yang kuat atau
tidak nyaman atau kegelisahan.
 Perilaku menghindar dan gejala-gejala kegelisahan ini (yang mana muncul
ketika seseorang hanya membayangkan dan memikirkan sebuah sarang
lebah) mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang seperti; pekerjaan,
sekolah, kehidupan sosial, kegiatan rutin dan normal.

C. Teori Ketiga

Sebagian besar penyakit ketakutan disebabkan oleh pengalaman-pengalaman


yang menyakitkan ataupun diperoleh oleh kebiasaan adat-istiadat. Akan tetapi, hal
tersebut tidak berlaku untuk trypophobia, menurut penelitian yang telah
diselesaikan oleh Universitas Essex, yang mana hasil-hasil penelitiannya telah
diterbitkan di dalam majalah Psychological Science (Ilmu Psikologis).

Menurut Geoff Cole, salah satu dari peneliti ahli dalam bidang ilmu visi, pola-
pola visual yang memicu gejala-gejala bagi penderita trypophobia sangat serupa
dengan apa yang dilihat pada beberapa jenis binatang berbisa.

Beberapa dari sebagian besar binatang yang mematikan di dunia, seperti gurita
cincin biru, ular king kobra, beberapa jenis kalajengking dan banyak jenis laba-
laba, memiliki pola-pola bintik pada permukaan tubuh mereka. Satu hal yang perlu
diingat, bahwa dapat disimpulkan trypophobia memiliki sebuah penjelasan yang
terus berkembang: orang-orang yang merasakan penolakan hanya dengan melihat
pola-pola seperti ini harus menjaga jarak aman mereka dari binatang-binatang
mematikan tersebut, yang mana akan memastikan keselamatan mereka sendiri.

Dengan demikian, tidaklah janggal apabila sekarang ini banyak orang-orang


yang mengalami gejala-gejala kegelisahan ketika melihat pola-pola bintik atau
lubang-lubang yang menyerupai dari apa yang terlihat pada permukaan tubuh
sebagian besar binatang berbisa yang ada di dunia ini. Dengan mengingat akan
ketakutan inilah yang telah membantu banyak manusia untuk bertahan hidup.
D. Teori Keempat

Cara mengatasi trypophobia ada beberapa macam, seperti:

1. Hipnoterapi

Proses penyembuhan fobia dengan cara memberikan sugesti kepada


penderita agar berkurang rasa takutnya terhadap lubang-lubang kecil pada
permukaan.

2. Desentiasi Sistematis

Proses penyembuhan fobia dengan cara si penderita dibuat rileks,


sehingga membayangkan suasana yang nyaman dan indah. Kemudian
diperlihatkan gambar lubang-lubang pada tubuh manusia kepada si
penderita.

3. Abreaksi

Penyembuhan fobia dengan cara pendekatan. Foto lubang-lubang


pada tubuh manusia diperlihatkan dari kejauhan. Kemudian jika sudah agak
terbiasa, sediki demi sedikit didekatkan. Hingga si penderita berani melihat
dengan jarak yang sangat dekat.

4. Flooding

Cara menghilangkan trypophobia dengan cara menempatkan si


penderita dengan gambar lubang-lubang di tubuh manusia atau sumsum
tulang hingga tidak ada lagi rasa takut terhadaptnya. Namun cara ini dapat
membuat si penderita pingsan atau muntah-muntah.

5. Reframing

Cara menghilangkan rasa takut terhadap lubang-lubang dengan


membayangkan masa lalu, kemudian menceritakannya kepada yang
mengobati bagaimana awalnya ia mengalami fobia.
6. Obat-obatan

Cara menghilangkan trypophobia dengan obat-obatan sangat tidak


dianjurkan. Karena jika dalam pemakaian jangka panjang, akan
menyebabkan efek samping lainnya. Namun jika kamu terpaksa, kamu dapat
meminum obat antidepresan, beta-blocker dan obat sejenisnya.

Anda mungkin juga menyukai