Anda di halaman 1dari 3

RINGKASAN

The Impact of Digital Media and Technology on the Market

Melakukan proses marketing


1. Kenali pasar: gaya yg akan digunakan, tempat, dll
2. Strategi ( Tujuan ) : Tactic —> Action
3. Marketing Mix : 4P (dlm kacamata produsen) gimana distribusi, pemasaran, penetapan harga,
dll. 4C dlm kacamata konsumen ( customer solution, cost, convenience, communication)
4. 7P

Ada 3 masa dalam produk


1. FAD : muncul lalu hilang
2. Trend : lumayan lama
3. Mega trend : sangat lama

Manajemen
1. Managerial : POLSC
2. FUNCTIONAL : pemasaran, SDM, AKT, Operasi, Keuangan
3. Level :
 Top ( 75thn) —> Strategi —> Visi misi
 Middle ( 1-5 thn) —> Tactic
 Lowlevel ( < 1 thn ) —> teknis dan operasional

Long Tail Marketing : sebuah logika yang muncul karena adanya internet
Longtail Marketing

Konsep Long Tail Marketing pertama kali diperkenalkan oleh Chris Anderson. Konsep
ini intinya adalah kekuatan dahsyat dari produk atau jasa yang diinginkan atau dicari oleh sedikit
atau segelintir orang tetapi sedikit orang tersebut akan menghasilkan potensi bisnis yang luar
biasa, karena apabila anda bisa memenuhi keninginan meraka maka akan menghasilkan potensi
bisnis yang luar biasa karena anda hanya menghadapi sedikit saingan bisnis.

Chris Anderson membawa era baru dengan mempekenalkan konsep long tail marketing
dan yang mengubah cara pandang strategi pemasaran dan strategi bisnis. Menurut Chris
Anderson semakin tinggi popularitas sebuah produk, semakin kecil omzetnya sebaliknya
semakin rendah popularitasnya maka akan semakin besar pendapatannya. Chris Anderson
menyatakan bahwa produk atau jasa yang sedang “in” bukan berarti tidak akan mengasilkan
uang. Mengutip contoh konkret dari kesuksesan Amazon, Netflix dan layanan musik Rhapsody,
dia berargumen ketika datang ke pilihan konsumen, pasar yang kecil dan tidak terlalu ngetop
bisa sangat menguntungkan. Jadi kesimpulan utama dari "Konsep Long Tail" adalah untuk
menggali ceruk pasar kecil yang diabaikan oleh kebanyakan pebisnis akan tetapi sebenarnya
menghasilkan profit yang besar.

Lebih jelasnya mengenai konsep Long Tail dapat dianatomikan dari kombinasi distribusi
degan biaya inventori dari bisnis yang memungkinkan adanya profit yang signifikan dengan cara
menjual item yang dikategorikan sebagai barang non hits dengan jumlah stok sedikit
dibandingkan sengan hanya menjual item yang dikategorikan sebagai batang hits dengan jumlah
besar kepada customer. Sejumlah besar pasar yang merespon penjualan barang berkategori
diabaikan inilah yang diistilahkan sebagai Long Tail (Nindito, 2014). Konsep ‘hits’ yang
dikemukakan dalam buku Anderson bersifat absolut seperti top 10 atau top 1.000 produk. Dalam
mendefinisikan head dan tail secara presentase (%) dalam kurva permintaan adalah hal yang
tidak dapat dilakukan dalam pasar dengan persediaan yang tidak terbatas, seperti misal retailer
yang melalui distribusi digital. Dalam hal ini, Anderson berpendapat bahwa permintaan yang
cukup besar telah bergeser ke bawah ekor. Singkatnya, dengan menciptakan pilihan sebanyak
mungkin, sampai tak terbatas dapat memunculkan kebutuhan yang tidak terbatas pula (Carr,
2006). Seperti misal Amazon yang menyediakan datasabase buku yang banyak dan bermacam-
macam. Begitu pula dengan E-bay yang menyediakan barang-barang ‘hits’ hingga non hits
dalam pasar, Raphsody juga menampung lagu yang jumlahnya amat banyak. Kesemuanya tidak
mungkin dapat dilakukan dalam toko buku, musik atau toko apapun yang terbatas pada skala
ruang. Anderson melihat grafik penjualan di Amazon yang menunjukan bahwa buku-buku best-
seller memiliki peminat yang banyak, namun buku dalam katergori non ‘hits’ juga tetap terjual
meskipun hanya satu buku per kuartal. Jadilah tidak ada satupun buku yang tidak laku terjual.
Hal inilah yang menjadikan konsep ini dinamakan long tail karena jika dibuat grafik, buku yang
‘hits’ membentuk kepala sedangkan ‘non hits’ jumlahnya banyak, tak terbatas dan membentuk
ekor yang panjang. Meskipun berbentuk tail, profit buku ‘non hits’ jika dijumlahkan angkanya
lebih besar dibandingkan penjualan buku ‘hits’ (best seller) (Anderson, 2006).

Peranan konsep Long Tail mengubah strategi bisnis melalui skope ekonomi yang dapat
dijangkau sangat luas. Dengan terbatasnya keefektifan media promosi tradisional, peran media
internet menjadi lebih besar dalam menarik pembeli dan mendongkrak penjualan (Anderson,
2006). Sebuah contoh yang dapat menggambarkan konsep long tail adalah penjualan album The
Beatles. Meskipun penjualan album mereka paling laris terdapat pada tahun 60-70an, namun
hingga abad ke-21 masih ada orang yang membeli album mereka walaupun tidak sebanyak di
masa kejayaan band tersebut. Dari sini dapat dilihat bahwa permintaan akan album terus ada dan
stabil meskipun jumlahnya sedikit, dan apabila diakumulasikan jumlahnya dapat memunculkan
angka yang signifikan. Inilah yang dinamakan ‘long tail’. Hadirnya internet juga dikaitkan
dengan fenomena long tail dimana jika dimasa lalu orang hanya mendapat informasi melalui
radio dan televisi dimana media tersebut membentuk ‘budaya’ yang ada. Tetapi di abad 21,
internet bersifat interaktif dan mandiri dari segi personal sehingga orang dapat mencari
kebutuhan sesuai selera mereka. Dalam halnya, terlihat bahwa budaya masyarakat mulai
bergeser dari media recommendation menjadi online crowd recommendation (Melalui sistem
internet, produk budaya yang permintaannya sedikit (non-hits) memiliki exposure lebih besar
karena bersifat timeless. Jadi, dengan menerapkan strategi Long Tail telah membuka peluang
mendapatkan dan mengembangkan profit pada suatu market yang sebelumnya diabaikan.

PENERAPAN BISNIS MODEL LONG TAIL

Penerapan model ini dapat menjadikan pengembangan strategi terhadap suatu bidang
industri untuk lebih memperluas ataupun mempertajam bisninsya di berbagai sektor. Sebagian
besar dari pengusaha bisnis internet telah memperluas bisnisnya dengan menerapkan konsep
Long Tail. Seperti yang dilakukan oleh eBay (auctions), Yahoo! dan Google (web search),
Amazon (retail) dan iTunes Strore (music) begitu pula dengan pengusaha internet lebih kecil
seperti Audble (buku audio) dan Netflix (video rental).

Dengan terbatasnya keefektifan media promosi tradisional, peran media internet menjadi
lebih besar dalam menarik pembeli dan mendongkrak penjualan. Niche produk utama atau
produk-produk non hit memiki jumlah yang sangat besar, disisi lain perdagangan online melalui
internet dapat menstok secara virtual semua barang atau product. Hal ini membuat terbosan baru
bagi penjualan produk-produk non hit pada niche market yang luas. Kelompok pasar ini akan
melakukan transaksi melalui media ini karena kebutuhan spesifik mereka dapat terpenuhi dengan
baik. Dengan menerapkan strategi Long Tail telah membuka peluang mendapatkan dan
mengembangkan profit pada suatu market yang sebelumnya diabaikan.

DAFTAR PUSTAKA

http://infosalesmarketing.blogspot.com/2010/01/apa-itu-long-tail-marketing.html
https://sis.binus.ac.id/2014/04/30/model-bisnis-long-tail-pada-era-ekonomi-digital/
http://amaliamastur-fisip13.web.unair.ac.id/artikel_detail-120622-Pengantar%20Ilmu
%20Ekonomi-Konsep%20Permintaan%20Long%20Tail.html

Anda mungkin juga menyukai