Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL PENELITIAN

Pengaruh Terpaan Iklan “Shopee Pasti Ada”


Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa Telkom University

Disusun oleh:
M. Anjas Prasetya (1502170037)
Marliana Umami (1502174279)
Clarisa Br Ginting (1502174304)
Indah Mardianti (1502174183)
Lika Ismail (1502174411)
M. Andi Fajar Sidiq (1502174414)
KM-41-BR4

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TELKOM
BANDUNG
2019
Daftar Isi
Daftar Isi…………………………………………………………………………. i
ABSTRAK………………………………………………………………………... iii
ABSTRACT……………………………………………………………………… iii
BAB I……………………………………………………………………………... 1
PENDAHULUAN………………………………………………………………... 1
1.1 Gambaran Umum……………………………………………………….. 1
1.2 Latar Belakang Penelitian………………………………………………. 1
1.3 Identifikasi Masalah……………………………………………………... 2
1.4 Tujuan Penelitian………………………………………………………... 2
1.5 Kegunaan Penelitian…………………………………………………….. 2
1.6 Waktu dan Periode Penelitian………………………………………….. 2
BAB II…………………………………………………………………………….. 4
TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………………. 4
2.1 Kajian Pustaka…………………………………………………………... 4
2.1.1 Pengertian Iklan…………………………………………………………. 4
2.1.2 Fungsi Periklanan……………………………………………………….. 4
2.1.3 Media Iklan.……………………………………………………………… 5
2.1.4 Perilaku Konsumtif……………………………………………………… 5
2.1.5 Indikator Perilaku Konsumtif…………………………………………... 6
2.2 Kerangka Pemikiran…………………………………………………….. 7
2.3 Hipotesis Penelitian……………………………………………………… 8
2.4 Ruang Lingkup Penelitian………………………………………………. 8
BAB III…………………………………………………………………………… 9
METODE PENELITIAN……………………………………………………….. 9
3.1 Jenis Penelitian…………………………………………………………... 9
3.1.1 Variabel Operasional……………………………………………………. 9
3.1.2 Skala Pengukuran……………………………………………………….. 12
3.2 Populasi dan Sampel…………………………………………………….. 13
3.2.1 Populasi…………………………………………………………………... 13
3.2.2 Sample…………………………………………………………………….. 13
3.2.3 Teknik Pengambilan Sample…………………………………………….. 14

i
3.3 Pengumpulan data………………………………………………………... 15
3.3.1 Jenis Data…………………………………………………………………. 15
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data………………………………………………. 15
3.4 Uji Validitas & Reliabilitas………………………………………………. 16
3.4.1 Uji Validitas………………………………………………………………. 16
3.4.2 Uji Reliabilitas……………………………………………………………. 18
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………. 20

ii
ABSTRAK
Setiap iklan ditayangkan di televisi tentunya digunakan sebagai sarana promosi untuk
menjual dan menawarkan produk. Iklan di televisi bisa dibilang sebagai sebuah media yang
cukup baik dan ampuh dalam menyampaikan pesan dari produk yang ditawarkan atau
dijual. Semakin hari, tayangan iklan di televisi pun semakin banyak dan bervariatif.
Salahsatu iklan yang mungkin bagi sebagian orang dianggap menarik dan juga melekat
dipikiran adalah iklan “Shopee Pasti Ada”. Iklan ini menayangkan bagaimana mudahnya
mencari produk di aplikasi belanja online Shopee, sehingga apa yang ingin kita cari atau
ingin kita beli pasti tersedia di aplikasi Shopee. Dengan adanya iklan tersebut, para audiens
atau masyarakatpun mulai tertarik dengan aplikasi Shopee akibat dari tayangan iklan
tersebut.

ABSTRACT
Each ad aired on television is of course used as a means of promotion to sell and offer
products. Advertising on television can be regarded as a medium that is quite good and
effective in conveying the message of the products offered or sold. More and more days,
the adverts on television are getting more and more varied. One of the advertisements that
may be considered by some people as attractive and also attached to the mind is the
advertisement "Shopee Must Have". This ad shows how easy it is to find products in
Shopee's online shopping application, so what we want to find or want to buy is definitely
available in the Shopee application. With the existence of these advertisements, the
audience or the public began to be interested in the Shopee application as a result of the ad
impressions.

Kata Kunci: Iklan, Televisi, Shopee Pasti Ada, Perilaku Konsumtif

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum
Shopee merupakan situs belanja online yang sedang banyak orang gunakan
untuk berbelanja online. Shopee di dirikan pada tahun 2009 oleh Forrest Li. Shopee
pertama kali di dirikan di Singapura pada tahun 2015 dan sejak itu memperluas
jangkauanya ke Malaysia, Thailand, Taiwan, Indonesia, Vietnam dan Filipina. Karna
elemen konsep yang di bangun sesuai dengan konsep perdagangan elektronik global.

Shopee menjadi salah satu dari “5 starup e-commerce yang paling discuptif”
yang di terbitkan oleh Tech In Asia. Shopee sendiri di dirikan oleh Chris Feng. Chris
Feng adalah salah satu mantan pegiat Rocket Internet yang pernah mengepalai Zalora
dan Lazada.

1.2 Latar Belakang Penelitian


Internet telah berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan
efektif. Internet telah tumbuh menjadi sedemikian besar dan berdaya sebagai alat
informasi dan komunikasi yang tak dapat diabaikan. Hidup manusia semakin lebih
mudah dengan adanya internet. Salah satu kemudahan yang terasakan ialah khalayak
dapat berbelanja kapanpun dan dimanapun pada saat dibutuhkan yaitu dengan
berbelanja online. Sejak adanya internet , jual beli online memang menjadi trend baru
di masyarakat
Semakin pesatnya teknologi masa kini, membuat masyarakat semakin mudah
mendapatkan sesuatu yang di inginkan. Seperti contohnya online shop. Online shop
merupakan bentuk alternatif untuk mendapatkan segala sesutau yang di butuhkan.
Seiring dengan terus bertambahnya pengguna layanan internet yang di karnakan mudah
maka pembelian secara online semakin berkembang. Apalagi jika waktu seseorang
sangat padat maka tidak akan sempat meluangkan waktu untuk berbelanja, dan dengan
adanya online shop membuat semua kalayak dengan mudah mendapatkan sesuatu
kapanpun dan dimana pun. Situs jual beli online sudah banyak melakukan promosi di
media televisi, dan berlomba lomba untuk menjadi situs jual beli online yang terbaik.
Contoh salah satunya ialah Shopee.
Dengan iklan “Shopee pasti ada” membuat masyarakat sekitar mengandalkan
shopee dalam membeli segala sesuatunya di shopee. Terkadang juga membuat
masyarakat membeli barang yang tidak begitu di butuhkan atau tidak begitu penting
baginya terutama bagi masyarakat konsumtif.
Pola hidup konsumtif bukan hanya bagi golongan menengah ke atas tetapi juga
menengah kebawah, perkembangan informasi dan teknologi, dimana media seperti
televisi, radio, iklan atau media cetak lainya telah berperan aktif dengan membujuk
masyarakat, apalagi di era modern seperti ini, masyarakat lebih mengutamakan
keinginanya di banding kebutuhannya. Di tambah lagi dengan adanya shopee flash sale
dengan sistem siapa cepat dia dapat, membuat orang jauh lebih tertarik untuk membeli
barang yang bukan kebutuhanya melainkan hanya keinginan saja, karna barang yang
sedang sale/diskon sangat murah di bandingkan harga aslinya jika tidak diskon.

1
Dari contoh di atas, dapat kita simpulkan bahwa kebanyakan masyarakat membeli
sesuatu dengan keinginan bukan kebutuhannya, dan juga besar pengaruh iklan pada
minat pembeli.

1.3 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah teruraikan diatas, maka telah
didefinisikan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah iklan “Shopee pasti ada” mempengaruhi minat pembeli?
2. Apakah iklan “Shopee pasti ada” menarik peminat yang sebelumnya tidak pernah
belanja online?
3. Apakah iklan “Shopee pasti ada” membuat audience atau masyarakat menjadi
konsumtif?

1.4 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui seberapa banyak pengaruh iklan Shopee terhadap minat pembeli
2. Untuk mengetahui seberapa menariknya dari iklan Shopee bagi peminat yang
sebelumnya tidak pernah belanja online
3. Untuk mengetahui tingkat konsumtif yang ditimbulkan dari iklan “Shopee Pasti
Ada”

1.5 Kegunaan Penelitian


Hasil dari penelitian diharapkan dapat berguna, sebagai evaluasi bagi prusahaan dalam
menetapkan kebijakan pemasaran khususnya dalam bidang periklanan. Sebagai
rangsangan dan acuan dalam melakukan penelitian tingkat lanjut mengenai pengaruh
iklan.

1.6 Waktu dan Periode Penelitian


Dalam melakukan penelitian ini, penulis membutuhkan periode kurang lebih selama
enam bulan mulai dari pencarian tema dan topik penelitian sampai siding skripsi.

2
Tabel Waktu dan Periode Penelitian

No. Tahapan Penelitian 2019 2020


Agt. Sept. Okt. Nov. Des. Jan.
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
Menentukan tema/judul
1
penelitian
2 Desk study/pra penelitian
Menyusun proposal
3
penelitian
Menyusun instrumen
4
penelitian/kuesioner
Melakukan uji validitas
5
dan reliabilitas kuesioner
6 Desk evaluation
Pelaksanaan penelitian
7 lapangan/penyebaran
kuesioner
8 Analisis data
Penyusunan laporan
9
penelitian
10 Sidang skripsi

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka


2.1.1 Pengertian Iklan

Iklan adalah salah satu komponen marketing mix yang umumnya dilakukan oleh
perusahaan. Iklan adalah setiap bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk
memotivasi seseorang pembeli potensial dan mempromosikan penjual suatu produk
atau jasa, untuk mempengaruhi pendapat public, memenangkan dukungan public untuk
berpikir atau bertindak sesuai kehendak si pemasang iklan. Semua iklan dibuat dengan
tujuan yang sama, yaitu untuk memberi informasi dan membujuk para konsumen untuk
mencoba atau mengikuti apa yang ada di tersebut, dapat berupa aktifitas mengkonsumsi
suatu produk dan jasa yang ditawarkan.

Menurut Suyanto (2007:95) periklanan merupakan penggunaan media bayaran


oleh seorang penjual untuk mengkomunikasikan informasi persuasif tentang produk
(ide, barang, jasa) ataupun organisasi sebagai alat promosi yang kuat. Iklan mempunyai
berbagai macam bentuk (Industri, konsumen, merek, produk, lokal dan sebagainya)
yang dirancang untuk mencapai berbagai macam tujuan (penjualan seketika,
pengenalan merek, preferensi dan sebagainya).

2.1.2 Fungsi Periklanan


Menurut Swastha (2000:78) terdapat beberapa fungsi iklan, antara lain :
a. Memberi Informasi Periklanan dapat menambah nilai suatu barang atau jasa
dengan memberikan informasi kepada konsumen. Nilai yang diciptakan
oleh periklanan tersebut dinamakan sebuah faedah informasi. Dengan
demikian, periklanan menyediakan alat bagi penjual dan pembeli untuk
memberitahhukan kepada pihak-pihak lain tentang kebutuhan mereka,
sehingga kebutuhan dan keinginan dapat dipenuhi dengan mengadakan
pertukaran yang memuaskan.

b. Membujuk atau Mempengaruhi Sering periklanan tidak bersifat memberi


tahu saja tetapi dengan membujuk para konsumen potensial, dengan

4
menyatakan bahwa suatu produk yang dihasilkan lebih baik dari produk
lain.

c. Menciptakan Kesan Dengan sebuah iklan seseorang akan mempunyai kesan


tertentu tentang apa yang diiklankan. Pemasang iklan harus melakukan
perencanaan yang sebaik-baiknya tentang warna, bentuk serta gaya yang
menarik minat beli konsumen.

d. Memuaskan Keinginan Periklanan merupakan komunikasi yang efektif bagi


penjual dalam memberikan informasi tentang produk yang dapat
memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen.

2.1.3 Media Iklan


Media periklanan adalah sebuah lembaga yang mempunyai kegiatan usaha
menciptakan dan menyelenggarakan media (alat komunikasi) yang ditujukan kepada
orang banyak atau masyarakat umum. Beberapa contoh media diantaranya adalah :
televisi, radio, majalah, majalah dan surat kabar (Swastha, 2000: 257).

a. Media Iklan Televisi Iklan televisi mempunyai beberapa kelebihan-


kelebihan. Kelebihan iklan televisi antara lain: dapat dinikmati oleh siapa saja,
waktu dan siarannya sudah tertentu dan dapat memberikan kombinasi antara
suara dengan gambar yang bergerak (Swastha, 2000:255).

Menurut Kotler dan Keller (2009:224) para pembuat atau pemasang iklan
televisi harus mempunyai konsep kreatif. Biasanya, penulis naskah iklan dan
pengarah seni akan bekerja sama untuk menghasilkan banyak konsep kreatif,
dengan harapan salah satu dari konsep-konsep tersebut akan menjadi ide besar
yang menarik. Para pembuat iklan harus menentukan gaya penyampaian, nada
penyampaian, pilihan kata dan unsur format yang terbaik agar pesan yang akan
digunakan untuk membuat iklan televisi dapat menarik perhatian pemirsa
televisi.

2.1.4 Perilaku Konsumtif


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1056) perilaku dapat diartikan
sebagai tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.

5
Sedangkan perilaku konsumtif diartikan sebagai bersifat konsumsi (hanya memakai,
tidak menghasilkan sendiri) (Depdiknas,2008: 728).

Sependapat dengan Tambunan, Asry (Asry, M., 2006) juga mendeskripsikan


perilaku konsumtif sebagai berikut ini : Perilaku konsumtif adalah keinginan untuk
mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan
untuk mencapai kepuasan yang maksimal. Konsumtif juga biasanya digunakan untuk
menunjukkan perilaku masyarakat yang memanfaatkan nilai uang lebih besar dari nilai
produksinya untuk barang dan jasa yang bukan merupakan kebutuhan pokok.

Hempel (dalam Tiurma Yustisi Sari 2009: 21) menggambarkan perilaku


konsumtif sebagai adanya ketegangan antara kebutuhan dan keinginan manusia.
Sedangkan menurut Yayasan Konsumen Indonesia (dalam Tiurma Yustisi Sari 2009:
22) menyatakan perilaku konsumtif adalah kecenderungan manusia untuk
menggunakan konsumsi tanpa batas dan manusia lebih mementingkan faktor keinginan
daripada kebutuhan.

Menurut Basu Swastha Dharmmesta dan Hani Handoko (2011: 107)


menyatakan bahwa dalam mendeskripsikan perilaku konsumtif maka konsumen tidak
dapat lagi membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Dalam perilaku konsumtif
terdapat kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi atau terpuaskan. Kebutuhan
yang dipenuhi bukan merupakan kebutuhan yang utama melainkan kebutuhan yang
hanya sekedar mengikuti arus mode, ingin mencoba produk baru, ingin memperoleh
pengakuan sosial, tanpa memperdulikan apakah memang dibutuhkan atau tidak.

2.1.5 Indikator Perilaku Konsumtif


Menurut Sumartono (dalam Tiurma Yustisi Sari 2009: 26-27), definisi konsep
perilaku konsumtif amatlah variatif, tetapi pada intinya muara dari pengertian perilaku
konsumtif adalah membeli barang tanpa pertimbangan rasional atau bukan atas dasar
kebutuhan pokok. Secara operasional, indikator perilaku konsumtif yaitu :
a. Membeli produk karena iming-iming hadiah.

b. Membeli produk karena kemasannya menarik.

c. Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi.

6
d. Membeli produk atas pertimbangan harga (bukan atas dasar manfaat atau
kegunaannya).

e. Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status.


2.2 Kerangka Pemikiran
Iklan adalah suatu bentuk informasi yang dilakukan oleh seseorang, instansi/
lembaga, atau perusahaan, yang isinya berupa pesan yang menarik tentang sebuah
produk atau jasa yang ditujukan kepada khalayak. Maksud dan tujuan dibuatnya iklan
adalah untuk membujuk/ mendorong masyarakat sehingga menjadi tertarik
menggunakan produk/ jasa yang ditawarkan.Biasanya iklan dipasang di berbagai media
agar terlihat oleh banyak orang, baik itu media offline maupun media online. Beberapa
media tersebut diantaranya Televisi, Media Sosial Situs Berita, Blog, Mesin Pencari,
dan tempat-tempat umum.
Iklan juga dinilai dapat mempengaruhi perilaku masyarakat atau audiens yang
melihatnya. Salahsatunya adalah iklan “Shopee Pasti Ada” yang menimbulkan perilaku
konsumtif di masyarakat akibat semua barang atau produk tersedia di aplikasi belanja
online Shopee

Pengaruh Terpaan Iklan “Shopee Pasti


Ada” Terhadap Perilaku Konsumtif
Mahasiswa Telkom University

Variabel X Variabel Y
Iklan “Shopee Pasti Ada” Perilaku Konsumtif

1. Membujuk
1. Membeli barang
2. Mempengaruhi karena keinginan

3. Memberikan informasi bukan kebutuhan

produk 2. Hanya memakai, tidak

Sumber: Swastha menghasilkan sendiri

(2000:78) Sumber: KBBI, Hani


Handoko (2011: 107)
7
2.3 Hipotesis Penelitian
Menurut Prof. Dr. S. Nasution (dalam Sarwono, 2006: 37), hipotesis adalah
pernyataan tentatif yang merupakan dugaan mengenai apa saja yang sedang kita amati
dalam usaha untuk memahaminya. Dalam penelitian ini, kami menuliskan hipotesis
sebagai berikut:

H0: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara terpaan iklan “Shopee Pasti
Ada” terhadap perilaku konsumtif dikalangan mahasiswa Telkom University.
H1: Terdapat pengaruh yang signifikasn antara terpaan iklan “Shopee Pasti
Ada” terhadap perilaku konsumtif dikalangan mahasiswa Telkom University.

2.4 Ruang Lingkup Penelitian


Dengan mengacu kepada kerangka pemikiran di atas, pembatasan ruang
lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Penelitian ini menggunakan variabel independen (X) yaitu Terpaan Iklan Shopee
Pasti Ada dan variabel dependen (Y) yaitu Perilaku Konsumtif Mahasiswa Telkom
University.
b. Lokasi penelitian ini dilakukan di Telkom University, dengan objek yang
digunakan adalah Mahasiswa Telkom University.
c. Waktu penelitian dilakukan pada bulan September 2019 hingga selesai.

8
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian, perumusan masalah penelitian serta teori


yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, jenis penelitian yang digunakan pada
penelitian ini adalah kausal karena penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat. Studi kausal adalah penelitian
yang melihat hubungan bersifat sebab akibat di mana variabel independen
mempengaruhi variabel dependen (Sugiyono, 2011: 36).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode
penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan
(Sugiyono, 2014: 7-8).

3.1.1 Variabel Operasional

Variabel adalah segala sesuatu berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2014: 38). Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel yang
terdiri dari variabel bebas (independent variable) dan variabel tergantung (dependen
variable).
Menurut Sarwono (2006: 54), variabel bebas merupakan variabel stimulus atau
variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang
variabelnya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan
hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi. Sedangkan menurut Sugiyono
(2014: 39), variabel independen atau sering disebut sebagai variabel stimulus,
prediktor, antecedent merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Penelitian ini menggunakan
Iklan “Shopee Pasti Ada” sebagai variabel bebas atau independet variable (X).

9
Menurut Sarwono (2006: 54), variabel tergantung adalah variabel yang
memberikan reaksi/respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel
tergantung adalah variabel yang variabelnya diamati dan diukur untuk menentukan
pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas. Variabel dependen menurut Sugiyono
(2014: 39) disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Variabel dependen atau
variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variabel bebas. Penelitian ini menggunakan Perilaku Konsumtif sebagai
variabel tergantung atau dependent variable (Y).

Tabel Operasionalisasi Variabel


Skala
Variabel Indikator No. Sub Indikator
Pengukuran
Iklan Membujuk berarti meyakinkan 1 Menggambarkan Likert
“Shopee bahwa yang dikatakannya benar tampilan iklan
Pasti “Shopee Pasti
Ada” Ada”
2 Menggambarkan
seberapa
menarik Iklan
“Shopee Pasti
Ada”
3 Menggambarkan
bagaimana iklan
“Shopee Pasti
Ada” membujuk
4 Gambar atau Likert
Mempengaruhi berarti daya yg ada
kalimat yang
atau timbul dari sesuatu (orang,
benda) yg digunakan untuk mempengaruhi
membentuk kepercayaan
audience

10
5 Seberapa besar Likert
pengaruhnya
pada audience

Memberikan 6 Bagaimana Likert


informasi kejelasan
produk berarti informasi
seberapa jelas produk dari
pembuat iklan iklan “Shopee
memberikan Pasti Ada”
informasi 7 Menjelaskan
terhadap sampai sedetail
produk yang apa informasi
dijual yang
disampaikan
Perilaku Membeli 8 Menjelaskan Likert
Konsumtif barang factor penyebab
karena konsumtif
keinginan 9 Seberapa besar
bukan sering membeli
kebutuhan barang tanpa
melihat
kebutuhan
10 Seberapa besar
iklan
mempengaruhi
tingkat
konsumtif
11 Menjelaskan
apakah barang
yang dibeli
lebih sering

11
sesuai
kebutuhan/tidak

3.1.2 Skala Pengukuran

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk


menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur
tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif
(Sugiyono, 2014: 92). Pada penelitian ini, penulis bertujuan untuk mengukur seberapa
besar pengaruh variabel X yaitu Iklan “Shopee Pasti Ada” terhadap variabel Y yaitu
Perilaku Konsumtif sehingga penulis menggunakan skala Likert sebagai skala
pengukuran. Skala Likert merupakan skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial
(Sugiyono, 2014: 93).
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi
dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata seperti:
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju

Namun untuk mempermudah dalam memilih jawaban kuesioner, menurut


Sugiyono (2014: 93) alternatif untuk menghindari adanya Error of Central Tendency
di mana responden cenderung untuk melakukan penilaian yang sifatnya rata-rata atau
netral sehingga akan sulit untuk dianalisis, maka jawaban dibuat dalam 4 (empat) skala.
Berikut merupakan jawaban dengan skor yang telah ditentukan untuk keperluan
analisis kuantitatif:
Tabel 3.2 Desain Pengukuran Instrumen
Skala Skor
Sangat Setuju/Selalu 4
Setuju/Sering 3
Tidak Setuju/Hampir Tidak Pernah 2
Sangat Tidak Setuju/Tidak Pernah 1
Sumber: Olahan Penulis, 2017
Skala dan skor di atas menunjukkan bahwa penelitian ini menggunakan skala
pengukuran empat titik yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan
Sangat Tidak Setuju (STS). Skala Netral (N) tidak digunakan pada penelitian ini untuk 12

menghindari adanya ketidakpastian jawaban responden.

3.2 Populasi dan Sampel


3.2.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2012: 119), populasi adalah wilayah generalisasi yang


terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi
juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi
seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Sedangkan
menurut Dantes (2012: 37) populasi merupakan sejumlah kasus yang memenuhi
seperangkat kriteria tertentu, yang ditentukan peneliti.

Telkom University merupakan tempat kami melakukan penelitian dan


mengambil data. Telkom University memiliki mahasiswa yang dikenal aktif dalam
sosial media maupun media massa lainnya. Oleh karena itu, kami ingin mengetahui
bagaimana iklan “Shopee Pasti Ada” mempengaruhi tingkat konsutif.

3.2.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2012: 120), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan, menurut Darmawan
(2013: 138) sampel adalah sebagian dari populasi. Hal tersebut berarti sampel ada jika
terdapat sebuah populasi. Penulis melakukan pengambilan sampel sesuai dengan
karakteristik yang dimiliki populasi di mana populasi penelitian ini merupakan
Mahasiswa di Telkom Univeristy. Dengan pertimbangan bahwa populasi dari
penelitian ini cukup besar yaitu sebanyak 24.065 mahasiswa sehingga tidak
memungkinkan untuk melakukan penelitian kepada seluruh populasi, maka
perhitungan sampel pada penelitian ini dilakukan menggunakan rumus Slovin sebagai
berikut:

13
N
𝑛=[ ]
1 + N𝑒 2

Keterangan:

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

𝑒 = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat


ditolerir

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tingkat kesalahan (𝑒) sebesar 10%
yang berarti bahwa tingkat kebenaran hasil penelitian ini adalah 90% yang dapat
digeneralisasikan untuk seluruh populasi. Jika dihitung menggunakan rumus Slovin
seperti disebutkan di atas, maka akan didapatkan persamaan sebagai berikut:
24,065
𝑛=[ ]
1 + 24,065 (0.1)2

24,065
𝑛=[ ]
1 + 240.65

24,065
𝑛=[ ]
240.65

𝑛 = 100

Dari perhitungan pengambilan sampel di atas nilai 𝑛 pada penelitian ini adalah
100. Hal tersebut berarti bahwa banyak sampel pada penelitian ini adalah 100
mahasiswa responden dan hal tersebut mutlak berdasarkan perhitungan statistik
menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10%.

3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan probability


sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi
setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi,
simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate
stratified random, sampling area (cluster) sampling (sampling menurut daerah). Sugiyono
(2014:118)
Penelitian ini menggunakan probability sampling karena iklan yang
ditayangkan di televisi bisa dilihat dan dicermati oleh seluruh kalangan. Penulis
memilih Telkom University sebagai daerah penyebaran kuesioner dikarenakan Telkom
14
University merupakan Universitas yang memiliki jumlah mahasiswa yang cukup
banyak serta kondisi perekonomian mahasiswanya dikelas menengah-keatas. Dan juga
mahasiswa Telkom University yang aktif dalam dunia media massa sering terpapar
banyak iklan, salahsatunya iklan “Shopee Pasti Ada”.
3.3 Pengumpulan Data
3.3.1 Jenis Data

a. Data Primer
Data primer mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh
peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi. Data
primer didapatkan melalui wawancara ataupun kuesioner (Sekaran, 2011: 61).
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan kuesioner sebagai teknik pengumpulan
data dengan Iklan “Shopee Pasti Ada” sebagai variabel X yang memiliki tiga
indikator yaitu membujuk, mempengaruhi, memberikan informasi produk dan Iklan
“Shopee Pasti Ada” sebagai variabel Y yang memiliki dua indikator yaitu Membeli
barang karena keinginan bukan kebutuhan dan Hanya memakai, tidak
menghasilkan sendiri
b. Data Sekunder
Data sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan oleh seseorang dan
bukan peneliti yang melakukan studi mutakhir. Data tersebut bisa berasal dari
internal atau eksternal organisasi dan diakses melalui internet, penelusuran
dokumen, atau publikasi informasi (Sekaran, 2011: 65). Dalam penelitian ini, data
sekunder diperoleh melalui studi literatur, pengumpulan dari perusahaan terkait,
serta penelusuran dokumen dan informasi melalui internet.

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menurut Darmawan (2013: 159) merupakan cara-cara


yang ditempuh dan alat-alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
datanya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara 15
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya (Sugiyono, 2012: 192). Dalam penelitian ini, penulis membuat
kuesioner online menggunakan Google Form yang berisikan identitas diri dan
pernyataan yang berkaitan dengan variabel penelitian. Dalam pengisian kuesioner
online ini, penulis juga melampirkan lembar daftar diri para responden dalam
bentuk fisik yang berisikan nama, email, dan paraf sehingga hasil pengisian
kuesioner dapat dipertanggungjawabkan.
b. Studi Pustaka

Dalam penelitian ini, studi pustaka dilakukan dengan menghimpun informasi,


pengetahuan, serta teori dan konsep melalui buku, jurnal internasional, jurnal
nasional, skripsi, artikel, dan internet.

3.4 Uji Validitas dan Realibilitas

Menurut pendapat Noor (2011: 130) agar diperoleh distribusi nilai hasil
pengukuran yang mendekati normal, maka sebaiknya jumlah responden untuk uji coba
paling sedikit adalah 30 orang. Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini
menggunakan penyebaran kuesioner kepada 35 responden yang sesuai dengan populasi
dan sampel.

3.4.1 Uji Validitas

Validitas penelitian adalah kemampuan suatu penelitian untuk mengungkapkan


secara tepat mengenai apa yang ingin diteliti (Dantes, 2012: 86). Menurut Sugiyono
(2012: 168) valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur.
Uji validitas dilakukan untuk melihat keeratan hubungan antara dua variabel di
dalam sebuah instrumen penelitian. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Korelasi Pearson dengan rumus sebagai berikut:
16
Keterangan:
r = koefiesien validitas butir pertanyaan yang dicari
n = jumlah responden
X = skor tiap butir pertanyaan
Y = skor seluruh butir responden uji coba
∑X = jumlah skor dalam distribusi X
∑Y = jumlah skor dalam distribusi Y
∑X2 = jumlah kuadrat masing-masing X
∑Y2 = jumlah kuadrat masing-masing Y
Dalam menguji apakah instrumen yang digunakan pada penelitian ini valid atau
tidak valid, maka penulis akan membandingkan nilai koefisien rhitung dengan nilai rtabel
Instrumen dikatakan valid apabila rhitung ≥ rtabel dan instrumen dikatakan tidak valid
apabila rhitung ≤ rtabel. Penulis menguji setiap butir pernyataan yang ada di dalam
kuesioner menggunakan Korelasi Pearson Product Moment dengan bantuan software
SPSS (Statistical Package for Social Science) IBM versi 25. Nilai rtabel untuk taraf
signifikansi 10% (α = 0,1) dengan menggunakan responden sebanyak 35 orang adalah
0,3061 sehingga dalam penelitian ini setiap butir pada instrumen dinyatakan valid
apabila rhitung ≥ 0,3061.

Variabel Item Koefisien rtabel (α = Kesimpulan


Validitas (rhitung) 0,1)
Iklan P1 0.489 0,3061 Valid
“Shopee P2 0.643 0.3061 Valid
Pasti Ada” P3 0.259 0,3061 Tidak Valid
(X) P4 0.464 0,3061 Valid
P5 0.363 0,3061 Valid
P6 0.324 0,3061 Valid
P7 0.210 0,3061 Tidak Valid
Perilaku P8 0.122 0,3061 Tidak Valid
konsumtif P9 0.217 0,3061 Tidak Valid
(Y) P10 -0.028 0,3061 Tidak Valid
P11 0.559 0,3061 Valid

Berdasarkan hasil rekapitulasi uji validitas variabel X dan Y pada tabel di atas
17
menunjukkan bahwa tidak semua instrumen penelitian bersifat valid. Nilai koefisien
validitas masing-masing instrumen lebih besar dari 0,3061 sebagai nilai koefisien rtabel
(n = 30). Hal tersebut berarti ada beberapa instrumen penelitian tidak memiliki
validitas yang baik dan tidak dapat digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian.

3.4.2 Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2012: 168) instrumen yang reliabel adalah instrumen yang
bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan
data yang sama. Dalam menguji reliabilitas instrumen penelitian ini, penulis
menggunakan rumus Alfa Cronbach sebagai berikut:

Keterangan:
R = Reliabilitas instrumen
K = Jumlah butir pertanyaan
∑ 𝜎𝑏2 = Jumlah varian butri
𝜎𝑡2 = Varian total

Kuesioner dikatakan reliabel jika Alfa Cronbach > 0,60 dan tidak reliabel jika sama
dengan atau di bawah 0,60.
Tabel Hasil Uji Reliabilitas Variabel X

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


.822 7

Sumber: Data diolah Menggunakan SPSS IBM versi 25, 2019

Berdasarkan hasil uji reliabilitas variabel X yaitu Iklan “Shopee Pasti Ada”
menunjukkan bahwa variabel X pada penelitian ini bersifat reliabel di mana nilai Alfa
Cronbach sebesar 0,822 atau di atas nilai R kritis 0,60. Hal tersebut berarti kuesioner
penelitian ini akan menghasilkan data yang sama apabila digunakan beberapa kali.

Tabel Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y


18
Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


.850 4

Sumber: Data diolah Menggunakan SPSS IBM versi 25, 2019

Hasil uji reliabilitas variabel Y yaitu Perilaku Konsumtif Bright menunjukkan nilai
Alfa Cronbach sebesar 0,850. Hal tersebut berarti bahwa variabel Y pada penelitian ini
bersifat reliabel dan kuesioner ini akan menghasilkan data yang sama apabila digunakan
beberapa kali.
DAFTAR PUSTAKA

Arsy, M. (2006). Kebutuhan atau gaya hidup konsumtif. Jakarta: Rineka Cipta.

Darmawan. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Dantes, Nyoman. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta: Andi.

Departemen Pendidikan Indonesia (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.

Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta :Graha
Ilmu.

Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13. Jakarta. Erlangga.

M. Suyanto. Marketing Strategi Top Brand Indonesia. Yogyakarta:CV. Andi Offset, 2007.

Noor. Juliansyah, 2011, Metodologi Penelitian, Prenada Media Group, Jakarta.

Sari, Tiurma Yustisi. 2009. Hubungan antara Perilaku Konsumtif dengan Body Image pada
Remaja Putri. Skripsi. Sumatera Utara: Fakultas Psikologi Sumatera Utara.

Sekaran, Uma. (2011). Research Methods for business Edisi I and 2. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

Swastha Basu 2000. Pengantar Bisnis Modern, Pengantar Ekonomi Perusahaan Modern,
Jakarta : Liberty.

Swastha, Basu. 2008. Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen. Yogyakarta:


Liberty.

20

Anda mungkin juga menyukai