Herb Schiller
Oleh :
Syifa Tsaniati
170210130016
ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2013
ii
Kata Pengantar
Segala puji dan rasa syukur penulis ucapkan kepada allah subhanahu wa taala, karena atas rahmat
dan hidayah-nya tugas makalah ini dapat terselesaikan. Tugas ini dibuat dalam rangka memenuhi
tugas makalah teori dan isu pembangunan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami mengaharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca, khususnya dari teman- teman mahasiswa dan dosen mata kuliah yang bersangkutan.
Jatinangor,
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul......................................................................................................... i
Kata Pengantar ........................................................................................................ ii
Daftar Isi ................................................................................................................ iii
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah ...........................................................................................1
Ruang lingkup ..........................................................................................................4
Maksud Dan Tujuan Penulisan ................................................................................4
Rumusan masalah ....................................................................................................4
Metode penulisan .....................................................................................................4
ISI
Landasan Teori .........................................................................................................3
Pembahasan masalah .............................................................................................16
KESIMPULAN.....................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................21
1
kehidupan kita, sehingga tak jarang kita yang hidup di zaman kemudahan akan akses
internet dijuluki sebagai Gen-C atau generasi connected, dimana kehidupan kita sehari-
hari sangat tergantung pada media elektronik yang terkoneksi dengan internet, mulai
dari mengerjakan tugas sekolah, kuliah atau pun tugas kantor, bahkan, pada sebagian
masyarakat, untuk hal memasak pun membutuhkan panduan dari internet, baik itu
berbentuk tulisan maupun video (youtube).
Namun bagi negara-negara yang sedang berkembang, terdapat ketimpangan
informasi dalam sistem komunikasi mereka. Ketimpangan informasi tersebut terutama
diakibatkan oleh terpusatnya mass media modern di kota-kota besar. Sedangkan
masyarakat pedalaman, terutama masyarakat yang masih primitive, masih tetap
mengandalkan komunikasi antar pribadi yang bersifat tatap muka sebagai sistem
komunikasi mereka. Padahal untuk zaman yang serba canggih ini, bertatap muka dapat
tetap dilakukan meskipun terpisah secara geografis, lewat skype sekarang ini kita dapat
melakukannya. Namun, meskipun di negara berkembang, sistem informasi tetap
dibutuhkan, terutama melalui media komunikasi massa.
Jika digeneralisir, kehidupan manusia di abad ke 21 ini pada umumnya akan
sangat bergantung pada media massa. Bahkan masyarakat yang terkenal religius pun
tidak perlu belajar lagi pada para pemuka agama, mereka dapat belajar sendiri lewat
media massa, saking banyaknya informasi yang tersedia. Berbagai kebutuhan sehari-
hari juga dipilihkan oleh media massa. Media massa telah menjadi faktor penentu
kehidupan manusia.
Pertanyaannya adalah apakah dalam masyarakat modern saat ini bisa terlepas
dari pengaruh media massa? Ketika kita mendiskusikan sebuah topic teraktual, bisakah
topic tersebut tidak berkaitan sama sekali dengan berita-berita yang disajikan Koran-
koran, televisi, internet atau radio? Apakah seorang guru atau dosen dalam mengajar
bisa lepas dari sebuah buku? Apakah kita sebagai mahasiswa dapat mengerjakan tugas
dan menganilisis sebuah masalah tanpa sebuah buku, berita atau pun internet? Tak
terkecuali, tanyakan pula dari mana umumnya masyarakat mengenal calon presidennya
atau pun calon wakil rakyatnya? Misalnya dari kampanye-kampanye yang dilakukan
oleh mereka, namun jika semua hanya bersumber dari kampanye saja, bagaimana bisa
wilayah yang tidak dikunjungi dapat mengetahui calon pemimpin mereka, tentunya
media komunikasi massa dalam hal ini berperan, entah itu dari radio, teleivisi atau pun
internet.
Dalam dunia riil sekarang ini, kebanyakan orang menetapkan apa yang baik dan
apa yang tidak baik berdasarkan informasi yang didapat dari media massa. Kita tidak
dapat mengamati realitas dunia ini hanya dengan mata dan telinga saja. Kita juga perlu
mengendalikan media massa sebagai pihak ketiga. Bisa jadi kita tidak percaya pada
apa yang diberitakan Koran, telivisi atau internet, tetapi kita yakin Koran, radio,
televisi, atau internet, bagaimana pun bentuknya telah memengaruhi kehidupan kita.
Bahkan, kita tidak akan dapat berpartisipasi dalam kehidupan kita ini tanpa bantuan
media massa.
3
Ruang Lingkup
Bahasan dibatasi oleh penjelasan mengenai imperialism budaya yang dikemukakan
oleh herb schiller, riwayat hidup herb schiller dan dampak dari imperialism budaya
dalam pembangunan di negara dunia ketiga.
Maksud dan Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui teori imperialism budaya dan pengaruhnya dalam perkembangan
pembangunan di dunia ketiga juga untuk mencapai pemahaman bagaimana media
komunikasi massa dapat berubah menjadi imperialism budaya.
Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi massa?
2. Apa yang dimaksud dengan imperialism?
3. Apa yang dimaksud dengan imperialism budaya?
4. Bagaimana bisa media komunikasi massa justru menjadi imperialism budaya
di negara dunia ketiga?
5. Bagaimana latar belakang kehidupan Herb Schiller sehingga teori imperialism
budaya ini tercetus?
6. Bagaimana hubungan antara media komunikasi massa dengan pembangunan
nasional di suatu negara, khususnya di negara dunia ketiga?
7. Apa dampak yang terjadi dalam masyarakat dunia ketiga dalam perspektif teori
ini?
Metode Penulisan
Dalam menyusun makalah ini, penulis menggunakan studi literasi melalui buku-buku,
website atau pun jurnal yang relevan dengan pokok permasalahan dalam upaya
pemecahan masalah.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam melakukan studi analisis untuk pembahasan teori imperialism budaya, maka ada
beberapa hal yang perlu dibahas terlebih dahulu. Dalam upaya mencapai pemahaman
mengenai teori imperialism budaya, penulis akan mencoba menjelaskan hal-hal yang
berkaitan dengan teori tersebut.
Teori Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa beserta pesan yang
dihasilkan, pembaca/pendengar/penonton yang akan coba diraihnya, dan efeknya
terhadap mereka. Komunikasi massa ini memiliki peran penting dalam perkembangan
manusia, terutama komunikasi. Alasannya, masyarakat kita dewasa ini tidak akan lepas
dari peran ilmu komunikasi massa ini.
a. Definisi komunikasi massa
Pada dasarmya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media
cetak dan elektronik). Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal
dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa).
Media massa apa? Media massa (saluran) yang dihasilkan oleh teknologi modern. Hal
ini perlu ditekankan, sebab ada media yang bukan media massa yakni media tradisional
seperti angklung, gamelan dan wayang. Jadi, disini jelas media massa menunjuk pada
hasil produk teknologi modern sebagai saluran dalam komunikasi massa.
Dalam hal ini, kita juga perlu membedakan massa dalam arti “umum” dengan
massa dalam arti komunikasi massa. Massa dalam arti umum lebih mendekati pada arti
secara sosiologis (kumpulan individu yang berada di suatu lokasi tertentu), sedangkan
arti massa dalam komunikasi massa lebih menunjuk pada khalayak, audience,
penonton, pemirsa, atau pembaca.
Lalu apa media massa dalam komunikasi massa? Bentuk dari media massa antara
lain adalah media elektronik (televisi, radio), media cetak (surat kabar, majalah,
tabloid), buku, dan film. Dalam perkembangan komunikasi massa yang sudah sangat
modern dewasa ini, ada satu perkembangan tentang media massa, yakni ditemukan dan
mewabahnya internet sebagai bentuk media dalam komunikasi massa.
Ada satu definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh Michael W Gamble
(1986) yang akan memperjelas apa itu komunikasi massa. Dapat dikatakan sebagai
komunikasi massa jika mencakup hal-hal sebagai berikut:
6
7. Korelasi
8. Pewarisan social
9. Melawan kekuasaan dan kekuatan represif
B. Teori-teori Efek
1. Efek tidak terbatas (1930-1950)
Efek ini merupakan efek yang besar yang menerpa audience dalam
pengaruh komunikasi media massa. Media massa diibaratkan peluru. Jika
peluru itu ditembakkan ke sasaran, sasaran tidak akan bisa menghindar.
Analogi ini menunjukkan bahwa peluru memiliki kekuatan luar biasa untuk
memengaruhi sasaran. Efek ini didasarkan pada asumsi-asumsi berikut:
a. Ada hubungan langsung antara isi pesan dengan efek yang ditimbulkan.
b. Penerima pesan tidak memiliki sumber sosial dan psikologis untuk
menolak upaya persuasive yang dilakukan media massa.
Memang komunikasi dapat memiliki efek, namun tidak sebesar yang
diasumsikan dalam efek tidak terbatas. Hal ini dapat diamati pada PD II
8
2. Proses-proses verbal
Proses-proses verbal tidak hanya meliputi bagaimana kita berbicara
dengan orang lain namun juga kegitan intenal berpikir dan pengembangan
makna bagi kata-kata yang digunakan.
a. Bahasa verbal
Bahasa merupakan alat utama yang digunakan budaya untuk
menyalurkan kepercayaan, nilai dan norma. Bahasa merupakan alat
bagi orang-orang untuk berinteraksi dengan orang-orang lain dan
juga sebagai alat untuk berfikir. Maka bahasa berfungsi sebagai
mekanisme untuk berkomunikasi dan sekaligus sebagai pedoman
untuk melihat realitas sosial. Bahasa memengaruhi persepsi,
menyalurkan dan turut membentuk pikiran
11
b. Pola-pola berpikir
Pola berpikir suatu budaya memengaruhi bagaimana individu-
individu dari suatu budaya itu berkomunikasi, yang akan memengaruhi
bagaimana setiap orang merespon individu-individu dari suatu budaya
lain. Kita tidak dapat mengharapkan setiap individu untuk
menggunakan pola-pola berpikir yang sama, namun memahami bahwa
terdapat banyak pola berpikr dan belajar menerima pola-pola tersebut
akan memudahkan komunikasi antarbudaya kita.
3. Proses Non Verbal
Dalam proses non verbal yang relevan dengan komunikasi antarbdaya,
terdapat tiga aspek, yaitu:
a. Perilaku non verbal
Sebagai suatu komponen budaya, ekspresi non verbal memiliki
banyak pesamaan dengan bahasa. Keduanya merupakan sistem
penyandian yang dipelajari dan diwariskan sebagi bagian dari
pengalaman budaya. Seperti yang diketahui, bahwa kata stop dapat
berari berhenti, demikian pula telah diketahui bahwa lengan yang
diangkat lurus di udara dan telapak tangan menghadap ke muka sering
diartikan berhenti juga. Dengan begitu dapat dilihat bahwa kebanyakan
komunisaki non verbal belandaskan budaya, apa yang
dilambangkannya seringkali merupakan hal yang telah menjadi budaya
yang disebarkan kepa anggota-anggotanya.
b. Konsep waktu
Waktu merupakan komponen budaya yang penting. Terdapat
banyak perbedaan mengenai konsep ini antara budaya yang satu
dengan budaya lainnya dan perbedaan-perbedaan tersebut
memengatuhi komunikasi.
c. Penggunaan ruang
Cara kita mengatur ruang merupakan suatu fungsi budaya.
Contohnya, rumah kita secara non verbal menunjukkan kepercayaan
dan nilai yang kita anut.
Imperialisme
1. Imperialisme Kuno
2. Imperialisme Modern
1
Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring. http://kbbi.web.id/imperialisme, diakses pada tanggal 1
April 2014 pukul 04:18 WIB
13
1. Imperialisme Politik
2. Imperialisme Ekonomi
3. Imperialisme Budaya
Imperialisme budaya adalah upaya untuk menguasai mentalitas dan jiwa suatu negara
dengan cara menyusupkan kebudayaan-kebudayaan dari negara penjajah dengan
tujuan untuk mengubah kebudayaan dari negara jajahan tersebut.
4. Imperialisme Militer
Imperialisme militer adalah upaya untuk menguasai suatu wilayah yang biasanya
memiliki kelebihan tertentu, dan untuk menguasainya digunakan kekuatan angkatan
bersenjata. Salah satu bentuk dari imperialisme militer ini adalah pembangunan
pangkalan militer di suatu daerah di negara lain.2
2
Pengertian Imperialisme: Apa Itu Imperialisme? http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertian-
imperialisme-apa-itu.html, diakses pada tanggal 1 April 2014 pukul 03:50 WIB
14
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Herb Schiller pada tahun 1973.
Tulisan pertama Schiller yang dijadikan dasar bagi munculnya teori ini adalah
Communication and Cultural Domination. Teori imperialisme budaya menyatakan
bahwa negara Barat mendominasi media di seluruh dunia ini. Ini berarti pula, media
massa negara Barat juga mendominasi media massa di dunia ketiga. Alasannya, media
Barat mempunyai efek yang kuat untuk mempengaruhi media dunia ketiga. Media
Barat sangat mengesankan bagi media di dunia ketiga. Sehingga mereka ingin meniru
budaya yang muncul lewat media tersebut. Dalam perspektif teori ini, ketika terjadi
proses peniruan media negara berkembang dari negara maju, saat itulah terjadi
penghancuran budaya asli di negara ketiga.
Semua itu dipengaruhi oleh sajian media massa Barat yang masuk ke dunia ketiga.
Selanjutnya, negara dunia ketiga tanpa sadar meniru apa yang disajikan media massa
yang sudah banyak diisi oleh kebudayaan Barat tersebut. Saat itulah terjadi
penghancuran budaya asli negaranya untuk kemudian mengganti dan disesuaikan
dengan budaya Barat. Kejadian ini bisa dikatakan terjadinya imperialisme budaya
Barat. Imperialisme itu dilakukan oleh media massa Barat yang telah mendominasi
media massa dunia ketiga.
Salah satu yang mendasari munculnya teori ini adalah bahwa pada dasarnya
manusia tidak mempunyai kebebasan untuk menentukan bagaimana mereka berpikir,
apa yang dirasakan dan bagaimana mereka hidup. Umumnya, mereka cenderung
mereaksi apa saja yang dilihatnya dari televisi. Akibatnya, individu-individu itu lebih
senang meniru apa yang disajikan televisi. Mengapa? Karena televisi menyajikan hal
baru yang berbeda dengan yang biasa mereka lakukan.
Teori ini juga menerangkan bahwa ada satu kebenaran yang diyakininya. Sepanjang
negara dunia ketiga terus menerus menyiarkan atau mengisi media massanya berasal
dari negara Barat, orang-orang dunia ketika akan selalu percaya apa yang seharusnya
mereka kerjakan, pikir dan rasakan. Perilaku ini sama persis seperti yang dilakukan
oleh orang-orang yang berasal dari kebudayaan Barat.
Teori imperislisme budaya ini juga tak lepas dari kritikan. Teori ini terlalu
memandang sebelah mata kekuatan audience di dalam menerima terpaan media massa
dan menginterpretasikan pesan-pesannya. Ini artinya, teori ini menganggap bahwa
budaya yang berbeda (yang tentunya lebih maju) akan selalu membawa pengaruh
peniruan pada orang-orang yang berbeda budaya. Tetepi yang jelas, terpaan yang terus-
menerus oleh suatu budaya yang berbeda akan membawa pengaruh perubahan,
meskipun sedikit. (Nurudin: 2009)
Media barat
Budaya barat (ide, (modal kuat,
perilaku, hasil teknologi
canggih)
kegiatan)
IMPERIALISM
Budaya timur
(menjadi “barat”, Media
timur
budaya asli hilang)
16
BAB III
PEMBAHASAN
hanya ada satu macam arus informasi yang sudah dianggap normal dan
hanya satu-satunya membawa pesan yang tidak pernah berubah yang
diproduksi oleh segelintir namun diterima oleh semua khalayak, yang
dimaksud dengan munculnya upaya-upaya seperti memperbanyak jumlah-
jumlah Koran, pesawat penerima, televisi, radio, internet atau pun bioskom,
terutama pada negara-negara yang sedang berkembang tanpa
menyadarinya.
2. Adanya arus satu arah dalam komunikasi pada dasarnya adalah
pencerminan struktur ekonomi dan politik dunia yang cenderung untuk
memelihara dan memperkuat ketergantungan negar miskin kepada negara
kaya.
3. Hegemoni dan dominasi tersebut terbukti pada ketidakpedulian media
negara maju terutama Barat terhadap keluhan dan keinginan negara
berkembang. Dasarnya adalah kekuatan teknilogi, kultural, induistri, danm
keuangan, yang mengakibatkan hampir semua negara berkembang jatuh
menjadi menjadi konsumen informasi (Purba Amir Dkk 2006:88-89)
Menurut Schiller (1979) Imperialisme budaya adalah “the sum of processes
by which a society is brought into the modern world system and how its
dominating stratum is attracted, pressured, force and sometimes bribed into
shaping social institutuions to correspond to, or even promote the values
and structure of the dominating center of the system” (merupakan suatu
proses dimana masyarakat dibawa kepada sistem dunia modern dan
bagaimana ia menguasai seluruh lapisan, menekan, memaksa, dan
terkadang masuk ke dalam lembaga sosial tersebut untuk mempromosikan
nilai-nilai dan struktur dari sistem pusat).
Herberth schiller dalam bukunya communication and cultural domination
(1976) menegaskan penggunaan istilah imperialism budaya untuk
menggambarkan dan menjelaskan cara perusahaan-perusahaan
multinasional, termasuk media dalam membangun negara-negara yang
didominasi negara yang sedang berkembang.
Imperialism budaya merupakan sebuah konsep kritis yang menyatakan
bahwa difusi artifak, citra dan gaya budaya modern ke seluruh dunia yang
merupakan bentuk penindasan atau imperialism budaya kontemporer.
Proses ini mendukung kepentingan ekonomi, politik, dan budaya dari
negara adikuasa.
Asumsi lain dari teori ini melakukan pendekatan ke pembangunan dan
penyaluran produksi media. melalui produksi media ini, hanya negara-
negara pusat yang memiliki motif tersembunyi yang dengan sengaja ingin
mendominasi media di negara-negara terbelakang. Yang mendasari ini
adalah munculnya kepercayaan yang menganggap bahwa negara
terbelakang tidak akan pernah mampu memproduksi media sendiri. Organ
menyebutkan bahwa konsumen media di negara dunia ketiga akan
18
terpengaruh pada nilai-niali yang melekat pada isi media. nilai-nilai yang
berasal dari sistem kapitalis yang berkuasa.
Sedangkan Tomlison menganggap bahwa imperialism budaya merupakan
keberhasilan barat dalam melakukan dominasi budaya atas timur, dengan
menciptakan “kesadaran palsu” melalui budaya massa, benda-benda
konsumen, dan sebagainya.
Herbert Schiller
Herbert Schiller juga aktif menulis berbagai buku dan karya tulis lainnya.
Maka dari itu tidak aneh jika beberapa sumber menuliskan bahwa pekerjaan Schiller
adalah seorang author atau penulis buku. Beberapa buku yang pernah ia tulis
diantaranya adalah sebagai berikut
KESIMPULAN
Setelah meninjau seluruh penafsiran yang berbeda dari imperialism budaya. Maka jelas
terlihat bahwa intisari dari imperialism budaya adalah dominasi oleh suatu negara
kepada negara yang lainnya. Hubungannya bisa langsung atau tidak langsung
berdasarkan pada ekonomi politik. Pertukaran informasi melalui media komunikasi
massa antar bangsa merupakan manifestasi dari imperialism budaya.
udaya+schiller&source=bl&ots=Y7iPwkiNCR&sig=SjEaSIxJPA_Axd8A9DC2FOv5uAQ&hl=en&sa
=X&ei=PcQ4U5fVMMPrrQegyYDQDw&redir_esc=y#v=onepage&q=teori%20imperialisme%20bud
aya%20schiller&f=false, diakses pada tanggal 1April 2014 pukul 04:53 WIB
7
Novin Farid Styo Wibowo, Efek Ekspansi Media Massa Barat dan Imperialisme Bahasa.
http://fki.ums.ac.id/komuniti/wp-content/uploads/2012/01/Novin-EFEK-EKSPANSI-MEDIA-
MASSA-BARAT-DAN-IMPERIALISME-BAHASA.pdf, diakses pada tanggal; 1 april 2014 pukul
04:21 WIB
22
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Depari, Edward, Peranan Komunikasi Massa Dalam Pembangunan, 1998.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Perss.
Hutabarat, Imperialism Budaya Pada Rubric Fashion, 2009. Medan: Universitas
Sumatera Utara
Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, 2009. Jakarta: Rajawali Pers.
Internet:
CulturalImperialism.http://www.princeton.edu/~achaney/tmve/wiki100k/docs/Cultural_imperialism.ht
ml, diakses pada tanggal 1 April 2014 pukul 04:35 WIB
Herbert I. Schiller. http://www.nndb.com/people/372/000179832/, diakses pada tanggal; 1 april 2014
pukul 04:03 WIB
Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring. http://kbbi.web.id/agnostisisme, diakses pada tanggal 1 April
2014 pukul 03:34 WIB
Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring. http://kbbi.web.id/imperialisme, diakses pada tanggal 1 April
2014 pukul 04:18 WIB
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Komunika: Warta Ilmiah Populer Komunikasi dalam
Pembangunan, 2005.
http://books.google.co.id/books?id=fJSYhx_0rc0C&pg=PA25&lpg=PA25&dq=teori+imperialisme+b
udaya+schiller&source=bl&ots=Y7iPwkiNCR&sig=SjEaSIxJPA_Axd8A9DC2FOv5uAQ&hl=en&sa
=X&ei=PcQ4U5fVMMPrrQegyYDQDw&redir_esc=y#v=onepage&q=teori%20imperialisme%20bud
aya%20schiller&f=false, diakses pada tanggal 1April 2014 pukul 04:53 WIB
Novin Farid Styo Wibowo, Efek Ekspansi Media Massa Barat dan Imperialisme Bahasa.
http://fki.ums.ac.id/komuniti/wp-content/uploads/2012/01/Novin-EFEK-EKSPANSI-MEDIA-
MASSA-BARAT-DAN-IMPERIALISME-BAHASA.pdf, diakses pada tanggal; 1 april 2014 pukul
04:21 WIB
Pengertian Imperialisme: Apa Itu Imperialisme? http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertian-
imperialisme-apa-itu.html, diakses pada tanggal 1 April 2014 pukul 03:50 WIB