Anda di halaman 1dari 12

1

Penerapan Manajemen dalam Perusahaan pada Umumnya

Disusun oleh :
Jevanca Lauren
2018-0500-0002

Universitas Katolik Atma Jaya


Jakarta
2

2019
Daftar Isi

Daftar isi 2

Latar Belakang 6

Rumusan Masalah 6

Tujuan 6

Pembahasan 6

Kesimpulan 9

Saran 10

Daftar Pustaka 10
3

I. Latar Belakang

Manajemen merupakan istilah yang sudah kita dengar sehari-hari, kata yang
digunakan untuk mengelola suatu aspek dengan baik dan efektif. Perusahaan
sudah pasti menggunakan manajemen di dalamnya, bisa dikenal manajemen
perusahaan. Manajemen perusahaan ini merupakan struktur dalam perusahaan
untuk mengelola perusahaan tersebut, supaya kerjanya bisa berjalan sesuai dengan
visi dan misi yang sudah ditetapkan. Dengan adanya manajemen perusahaan
memudahkan untuk kontribusi dan beroperasi di dalam perusahaan tersebut.
Perusahaan yang baik, memiliki manajemen yang baik.

Seperti yang dikutip dalam buku “The Professional Management” oleh Louis A.
Alen Fungsi utama manajemen sebagai berikut: 

1. Memimpin (Leading)
Tugas seorang manajer adalah agar orang lain bertindak untuk tujuan organisasi.
fungsi ini meliputi: 
 mengambil keputusan (decision maker); 
 melakukan komunikasi (communicating); 
 memberikan motivasi (motivating); 
 memilih orang-orang (selecting people); 
 mengembangkan orang lain (developing people) melalui penilaian hasil
kinerja, memberikan saran dan pemberian latihan atau training. 

2. Merencanakan (Planning)
Tugas dan kegiatan utama pencanaan meliputi : 
 Forecasting atau meramalkan untuk waktu yang akan datang; 
 Membuat target dan sasaran (seat goal or targeting); 
4

 Programming (membuat acara) membuat rencana urutan kegiatan yang


diperlukan untuk pencapaian target; 
 Schedulling (mengatur urutan waktu pelaksanaan atau time table); 
 Budgeting (menyusun rencana anggaran biaya); 
 Membuat Standard Operating Procedure (SOP) tentang pelaksanaan
pekerjaan;
 Estabilishing and Interpreting Policies (menetapkan dan menafsirkan
kebijakan-kebijakan pelaksanaan pekerjaan) 

3. Menyusun (Organizing)
Kegiatan mengatur dan menghubungkan suatu pekerjaan sehingga dilaksanakan
lebih efektif dan efisien meliputi: 
 Design Organization Structure (Desain Struktur Organisasi), 
 Menentukan job description dari masing-masing jabatan untuk mencapai
sararan organisasi; 
 Delegating Responsibility and Authority (mendelegasikan tanggung jawab
dan wewenang) menetapkan pertangungjawaban untuk hasil yang dicapai; 
 Estabilishing Relationship (menetapkan hubungan-hubungan yang
membedakan antara atasan dan staff); 
 Mendeskripsikan hal-hal yang dianggap efektif sehubungan dengan
pemanfaatan sumber daya manusia guna pencapaian sasaran.

4. Mengawasi (Controlling)
Melakukan pengawasan, pengendalian dan pengamatan meliputi: 
 Developing Performance Standard (perkembangan pekerjaan); 
 Measuring Performance (pengukuran hasil pekerjaan); 
 Taking Corrective Action (melakukan tindakan perbaikan dan mengoreksi
kesalahan) 
Setiap fungsi manajemen atau seorang manajer harus mempunyai keempat
keahlian diatas dan harus mampu menerapkannya dalam suatu kegiatan organisasi
5

yang terpadu untuk mencapai tujuan utama perusahaan sesuai dengan prinsip
manajemen.1

Masalah terkait manajemen perusahaan yang akan saya ambil adalah


pengelolahan limbah cair di perkebunan kelapa sawit. Selama proses pengolahan
buah kelapa sawit menjadi minyak sawit di industri kelapa sawit diperoleh sisa
proses berupa limbah cair. Bila dilakukan pengelolaan dengan baik maka limbah
cair industri kelapa sawit tersebut merupakan potensi yang cukup besar dan dapat
meningkatkan nilai tambah limbah itu sendiri. Limbah cair bisa dimanfaatkan
kembali sebagai alternatif pupuk di lahan perkebunan atau land application (LA).
2

Perkebunan Provinsi Riau menurut jenis tanaman, pekebunan sawit mendominasi


dari semua tanaman perkebunanan yaitu dengan luas lahan pada tahun 2010
hingga 2.103.175 Ha , diikuti kelapa dengan luas lahan 525.785 Ha, karet 499.490
Ha dan sagu dengan luas lahan 18.146 Ha, sedangkan jenis tanaman perkebunan
yang paling sedikit yaitu kemiri dengan luas lahan 2 Ha saja (Riau Dalam Angka
2011:216-217). Dari komoditi perkebunan yang diatas, sawit merupakan komoditi
primadona yang diharapkan mampu menyerap banyak tenaga kerja dan juga dapat
membantu pendapatan masyarakat.

Provinsi Riau merupakan provinsi yang memiliki perkebunan Sawit terluas di


Indonesia, yakni 21.31% (Kementrian Pertanian, 2014). Dari ulasan tersebut,
kepemilikan sawit rakyat adalah yang paling dominan, yakni 62.23% dari total
luas perkebunan sawit di Provinsi Riau. Hal ini menunjukkan peran perkebunan

1
https://www.kembar.pro/2015/05/pengertian-dan-peranan-utama-manajemen.html

2
http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/sitekin/article/view/529
6

rakyat merupakan yang paling dominan dibandingkan dengan perusahaan swasta


(33.29%) dan perkebunan negara 4.08%. Tanaman kelapa sawit (elais gueneensis
jacq) merupakan jenis tanaman berkomoditi penting di sektor perkebunan pada
khususnya, dan di sektor pertanian pada umumnya, dimana dari semua jenis
tanaman menghasilkan minyak atau lemak nabati, kelapa sawit merupakan
komoditi bernilai ekonomis tertinggi didunia per hektarnya (Nu’man 2009).
Provinsi Riau sebagai daerah yang memiliki kepentingan secara langsung
terhadap tumbuh kembang industri kelapa sawit, maka dari itu tanaman kelapa
sawit (elais gueneensis jacq) merupakan salah satu komoditas penting dan
strategis di Provinsi Riau, hampir seluruh Kabupaten di Provinsi Riau memiliki
kebun kelapa sawit karena peranan yang cukup besar dalam mendorong
perekonomian rakyat, terutama bagi petani perkebunan. Kelapa sawit merupakan
tanaman primadona masyarakat pedesaan di Provinsi Riau. Hal ini cukup
beralasan karena wilayah Provinsi Riau memang sangat cocok dan potensial untuk
pembangunan pertanian perkebunan( Irsyadi 2015)3

II. Rumusan Masalah


1. Bagaimana manfaat pengelolahan limbah kelapa sawit?
2. Bagaimana mengatasi limbah kelapa sawit yang terus meningkat?
3. Bagaimana pabrik mengatasi limbah agar tidak merusak lingkungan?

III. Tujuan
 Bisa memanfaatkan limbah kelapa sawit menjadi lebih berguna
 Mengatasi limbah kelapa sawit supaya stabil
 Mengatasi limbah pabrik kelapa sawit agar tidak merusak lingkungan

IV. Pembahasan

3
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/7199/05.1%20bab%201.pdf?
sequence=5&isAllowed=y
7

Peningkatan pertanaman di perkebunan kelapa sawit pasti menyebabkan


pengelolahan pabrik juga meningkat, dimana menyebabkan penghasilan limbah di
pabrik kelapa sawit itu meningkat. Hal ini disebabkan karena peningkatan bobot
limbah kelapa sawit yang harus dibuang semakin bertambah. Limbah hasil dari
pengelolahan kelapa sawit tersebut tentu saja akan menimbulkan dampak negatif
bagi lingkungan. Dampak negatif dari limbah ini menuntut pabrik kelapa sawit
agar bisa mengelolah limbah dengan baik dengan memanfaatkannya untuk hal
lain. Pemanfaatan limbah ini bisa dilakukan dengan menggunakan limbah menjadi
bahan-bahan yang menguntungkan atau memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Sehingga limbah itu tidak terlalu menjadi dampak negative bagi lingkungan tapi
bisa mewujudkan lingkungan insudtri yang lebih baik dan bermanfaat.

Limbah pabrik kelapa sawit memiliki kandungan bahan organik yang cukup tinggi
disbanding limbah pabrik lainnya. Kandungan bahan organik ini bisa
dimanfaatkan untuk pertumbuhan kelapa sawit, digunakan untuk menghindari
pencemaran lingkungan di lahan perkebunan kelapa sawit dan bisa mengatasi
kebutuhan pupuk.

Limbah padat hasil dari pabrik kelapa sawit berupa janjang kosong sekitar 20%
dari olahan yang merupakan bahan organik dan kaya akan unsur hara yang
dibutuhkan untuk tanaman, yaitu N, P, K, Cad an Mg. Limbah cair kelapa sawit
dikenal dengan Palm Oil Mill Effluent (POME) dan memiliki kandungan bahan
organic tinggi yang perlu diolah, kemudian digunakan sebagai pupuk Serat,
cangkang dan tankos bisa digunakan sebagai bahan bakar. Abu boiler dapat
diaplikasikan langsung sebagai sumber pupuk kalium, tankos sebagai pupuk
dengan cara menjadikan mulsa dan pengomposan. Ampas inti digunakan sebagai
pakan ternak. 
8

Selain itu, limbah ini juga bisa diinvestasi dan membawa keuntungan kalau
dikelola dengan benar dan baik, asal pabrik kelapa sawit tersebut juga
memperhatikan beban pencemaran atau limbah yang dihasilkan kalau
pengelolahan tersebut tidak tepat. Limbah yang dihasilkan ini terdiri dari limbah
cair dan padat, yang padat menyerupai cangkang serta fiber yang dipakai untuk
pemanfaatan sebagai bahan bakar boiler maupun cair biogas, serta tandan kosong
yang bisa digunakan lagi untuk tanaman.

Strategi pengelolahan limbah ini didasarkan atas pendekatan kapasitas daya


dukung atau bisa disebut carrying capacity approach. Keterbatasan ini secara
ilmiah pada lingkungan digunakan untuk menetralisir pencemaran yang
menyebabkan strategi mengelola pencemaran bisa berkembang kearah yang lebih
positif, menjadi biogas kelapa sawit.

Cara pengelolahan lombah padat ini tidak mengikuti standar yang sudah
ditetapkan dan tidak bisa diaplikasikan langsung karena akan berdampak negative
menjadi pencemaran. Parameter pemanfaatan limbah bisa menjadi indikator
kontrol pembuangan antara lain Biological Oxygen Demand (BOD). Arti dari
angka BOD asalah angka yang menunjukkan kebutuhan oksigen. Apabila limbah
punya kandungan BOD tinggi dan dibuang ke sungai, maka akan dihisap material
organic dan makhluk hidup yang ada disana, sehingga menyebabkan kekurangan
oksigen.

Manfaat lainnya dari limbah kelapa sawit yaitu bisa untuk perabotan rumah
tangga. Batang kelapa sawit yang sudah tidak terpakai biasanya akan dibuang,
padahal batang ini bisa dimanfaatkan untuk perabot rumah tangga atau menjadi
hiasan rumah dengan harga yang cukup tinggi. Selain itu, limbah kelapa sawit
juga bisa menjadi media perkembangan dari jamur. Karena, saat panen, kelapa
sawit akan ditumpuk di wadah penyimpanan dan wadah itu akan kosong,
menyisakan limbah kecil, maka akan muncul jamur. Jamur ini dikenal dengan
9

jamur sawit, yang memiliki rasa enak dan berpotensi cukup baik untuk dijual
kembali. Tanah bekas tumbuhnya kelapa sawit juga memiliki harga tinggi, karena
kandungan unsur hara tinggi dan bisa digunakan untuk media tanaman lain.
Limbah kelapa sawit juga bisa menjadi bahan pulp kertas, bisa mengurangi
ketergantungan impor Indonesia terhadap bahan dasar daru pulp kertas, serta
memiliki kualitas yang baik.

Pabrik kelapa sawit bisa melakukan peninjauan langsung agar bisa mendapat
informasi terkait pencemaran limbah kelapa sawit. Instansi-instansi pemerintah
yang berkaitan juga harus mendukung jalannya pemanfaatan limbah ini dengan
melakukan pemantauan ke pabrik kelapa sawit untuk melakukan pengelolaan
limbah. Harus ada juga pihak yang menegur pabrik yang menghasilkan limbah
pencemaran. Melaksanakan penilaian, dampak yang ditimbulkan, dan pelayanan
terkait pencemaran limbah. Ada pembagian tugas ke pihak yang terkait dalam
pemantauan dan pengelolahan limbah. Memberikan juga pengarahan kepada
pihak-pihak yang terkait dan memberi informasi agar proses bisa dilakukan
dengan lancar .

V. Kesimpulan

Manajemen yang baik di dalam perusahaan itu sangat penting untuk mendukung
jalannya perusahaan agar bisa beroperasi dengan lancar dan mengurangi masalah
yang timbul. Contoh masalah yang diambil adalah permasalahan limbah kelapa
sawit yang meningkat. Karena industri kelapa sawit cukup mendominasi di
Indonesia, menjadikan limbahya pun bisa juga paling banyak disbanding industri
lain. Aplikasi limbah cair ke lahan berdampak positif terhadap peningkatan
kandungan unsur hara N dan P dalam daun serta memberikan dampak positif bagi
perolehan produksi tanaman kelapa sawit terutama terhadap produktivitas
(ton/ha). Limbah cair yang diaplikasikan ke lahan menyebabkan air sumur
penduduk yang ada di sekitar lahan aplikasi dan air permukaan (sungai) tidak
10

dapat digunakan sebagai air minum karena tidak memenuhi baku mutu standar
yang ditentukan yaitu nilai pH yang rendah. Apabila dilihat dari parameter
pencemar limbah secara keseluruhan aplikasi limbah cair aman dilakukan karena
tidak berdampak negatif bagi air sumur maupun air sungai, selain itu perusahaan
tidak membuang limbah ke sungai.
Pengolahan pabrik yang meningkat, menjadikan limbah pun meningkat. Jadi, ada
baiknya bagi pabrik untuk bisa memanfaatkan limbahnya untuk meminimalisir
dampak negatif bagi lingkungan. Agar bisa berjalan baik, pabrik industri kelapa
sawit bisa menerapkan fungsi manajemen dalam perusahaan untuk membantu
membatasi dampak negatif.

VI. Saran

Pabrik kelapa sawit sebaiknya sudah memiliki rencana dalam pengelolahan


limbah dan sudah mendidik pekerja atau pihak-pihak terkait supaya mengerti
pengelolahan limbah dan manfaatnya. Juga perlu pembangunan berkelanjutan
agar strategi pengelolahan ini yang bersifat preventif bisa terus diterapkan
untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan. Instansi pemerintah yang
berkaitan juga bisa harus tegas dalam menangani ini, dengan memberi teguran
atau sanksi bagi pabrik yang mencemari lingkungan dengan limbahnya. Lebih
banyak juga pendidikan tentang pengelolahan limbah dan apa saja
manfaatnya, karena masih mungkin banyak orang yang menganggap limbah
hanyalah sampah yang tidak dapat dimanfaatkan.

VII. Daftar Pustaka

file:///Users/antonius/Downloads/14926-44103-1-PB%20(1).pdf

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/7199/05.1%20bab%201.pdf?
sequence=5&isAllowed=y
11

https://manfaat.co.id/manfaat-limbah-kelapa-sawit

https://www.mesinpks.com/pemanfaatan-limbah-cair-pabrik-kelapa-sawit/

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/7199/05.1%20bab%201.pdf?
sequence=5&isAllowed=y
12

Anda mungkin juga menyukai