LAPORAN
AKHIR 2018
Pengembangan dan Penguatan
Sistem Inovasi Daerah (SIDa)
Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2018 – 2021
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
DAFTAR ISI
BAB III KONDISI SISTEM INOVASI DAERAH (SIDa) SAAT INI........................................... III-1
3.1 KEBIJAKAN SISTEM INOVASI DAERAH (SIDa) ..................................................... III-1
3.1.1 Tim Koordinasi Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) ........................................ III-1
3.1.2 Kebijakan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) dalam Kerangka Perencanaan Pembangunan
Daerah...................................................................................................................... III-2
3.2 UNSUR-UNSUR SISTEM INOVASI DAERAH (SIDa)............................................. III-26
3.2.1 Kelembagaan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) .......................................................... III-26
3.2.2 Jaringan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) .................................................................. III-45
3.2.3 Sumberdaya Sistem Inovasi Daerah (SIDa) ........................................................... III-45
i
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
3.3 KONDISI TERKINI INDIKATOR MAKRO................................................................ III-61
3.3.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Terkini : Sektor Unggulan (Konstruksi; dan
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang) dan Sektor Potensial
(Pertambangan dan Penggalian; dan Industri Pengolahan) di Provinsi Kepulauan Riau
Perlu Ditingkatkan Produktivitasnya Dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Wilayah
............................................................................................................................... III-61
3.3.2 Laju Inflasi Terkini : Peningkatan Pengendalian Tingkat Inflasi Di Provinsi Kepulauan
Riau, terutama pada bulan Januari pada kelompok bahan makanan; pada bulan Juli
adanya tahun ajaran baru sekolah, memasuki bulan puasa ataupun Idul Fitri, kenaikan
tarif angkutan antar kota (tuslah), dan kenaikan biaya pendidikan; pada bulan
Desember adanya kenaikan harga-harga akibat pengaruh perayaan hari besar
keagamaan (Natal) dan musim liburan tahun baru (High Season); serta kelompok
pengeluaran perumahan, air, listrik, dan gas. ......................................................... III-73
3.3.3 Nilai Tukar Petani (NTP) Terkini : Penurunan Nilai Tukar Petani Provinsi Kepulauan
Riau disebabkan oleh penurunan NTP pada subsektor tanaman pangan, subsektor
tanaman perkebunan rakyat, dan subsektor peternakan. Sebaliknya subsektor
perikanan dan subsektor hortikultura mengalami peningkatan................................ III-82
3.3.4 Investasi/Penanaman Modal Terkini : Sektor kelautan dan perikanan dapat dijadikan
daya ungkit kesejahteraan masyarakat dan perekonomian daerah dengan
mengoptimalkan potensi keberagaman wisata bahari dan peningkatan peranan sub
kategori perikanan dalam PDRB. ............................................................................ III-85
3.3.5 Ketimpangan Pendapatan Terkini : Rata-Rata Pengeluaran Penduduk Perdesaan yang
Sebagian Besar Penduduknya dengan Sumber Penghasilan Utama pada Sub Sektor
Perikanan Tangkap Lebih Rendah dibandingkan Penduduk Perkotaan dan
Aksesibilitas Desa/Kelurahan Di Bidang Pendidikan, Kesehatan, Permodalan dan
Pemberdayaan Masyarakat Belum Merata ........................................................... III-106
3.3.6 Kesempatan Kerja Terkini : Investasi SDM Tenaga Kerja Melalui Peningkatan
Pendidikan dan Pelatihan, serta Peningkatan Infrastruktur Pendidikan dan Pelatihan
akan Meningkatkan Produktivitas Tenaga Kerja, Difusi Teknologi, dan Pertumbuhan
Usaha Mikro Kecil (UMK) Berbasis Potensi Lokal................................................. III-131
3.3.7 Analisis Strenght, Opportunity, Aspiration and Result (SOAR).............................. III-147
ii
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
5.4 TARGET KINERJA SIDa ........................................................................................... V-4
5.5 LANGKAH-LANGKAH PENCAPAIAN TARGET KINERJA SIDa................................ V-9
iii
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
DAFTAR TABEL
Tabel II. 1 Luas Wilayah Daratan Provinsi Kepulauan Riau Menurut Permendagri Nomor 56
Tahun 2015 ...................................................................................................... II-2
Tabel II. 2 Luas Wilayah Lautan Provinsi Kepulauan Riau Menurut Perhitungan............... II-3
Tabel II. 3 Letak Astronomis Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau ........................ II-3
Tabel II. 4 Jumlah Pulau di Provinsi Kepulauan Riau berdasarkan Hasil Verifikasi............ II-4
Tabel II. 5 Rata-rata Ketinggian Tempat Menurut Kabupaten/Kota.................................... II-5
Tabel II. 6 Nama Gunung dan Ketinggiannya Menurut Kabupaten/Kota............................ II-6
Tabel II. 7 Persebaran Potensi Sumberdaya Air Menurut Kabupaten/Kota Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2016 ............................................................................ II-9
Tabel II. 8 Rata-Rata Suhu Udara, Kelembaban Udara, Curah Hujan, dan Penyinaran
Matahari Menurut Stasiun Tahun 2016 ........................................................... II-10
Tabel II. 9 Potensi Luas Bahaya Tanah Longsor di Provinsi Kepulauan Riau.................. II-15
Tabel II. 10 Potensi Luas Bahaya Gempa Bumi di Provinsi Kepulauan Riau ..................... II-15
Tabel II. 11 Potensi Luas Bahaya Gelombang Ekstrim dan Abrasi .................................... II-16
Tabel II. 12 Potensi Luas Bahaya Banjir di Provinsi Kepulauan Riau ................................ II-17
Tabel II. 13 Potensi Luas Bahaya Banjir Bandang di Provinsi Kepulauan Riau ................. II-17
Tabel II. 14 Potensi Luas Bahaya Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Kepulauan Riau 18
Tabel II. 15 Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau ....... II-19
Tabel II. 16 Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun
2012-2017 (Data BPS) ................................................................................... II-20
Tabel II. 17 Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota
....................................................................................................................... II-21
Tabel II. 18 Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2013-2017 (Jiwa/km2) .......................................................................... II-22
Tabel II. 19 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2017 .......................................................................... II-23
Tabel II. 20 PDRB Provinsi Kepulauan Riau Atas Dasar Harga Berlaku ............................ II-24
Tabel II. 21 PDRB Provinsi Kepulauan Riau Atas Dasar Harga Konstan Tahun Dasar 2010
Tahun 2013-2017 (Milyar rupiah).................................................................... II-25
Tabel II. 22 Distribusi PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun Dasar 2010 Tahun 2013-2017
(Persen) ......................................................................................................... II-26
Tabel II. 23 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita ........................................ II-32
Tabel II. 24 Jumlah Penduduk dengan Status Kesejahteraan 40% Terendah berdasarkan
Pemutakhiran Basis Data Terpadu Tahun 2015 ............................................. II-36
iv
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Tabel II. 25 Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi
Yang Ditamatkan Tahun 2015-2017 ............................................................... II-46
Tabel III. 1 Prioritas Pembangunan Tahunan Dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016-2021 .......................................................................................... III-16
Tabel III. 2 Jumlah Perusahaan, Tenaga Kerja, dan Nilai Produksi Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Kepulauan Riau, 2015 .................................................................. III-29
Tabel III. 3 Daftar Perusahaan Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Kepulauan Riau .... III-29
Tabel III. 4 Daftar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Di Provinsi Kepulauan Riau ....... III-42
Tabel III. 5 Kondisi Pilar Prakarsa Penguatan SIDa Penguatan Sistem Inovasi Daerah
Provinsi Kepulauan Riau Saat Ini .................................................................. III-53
Tabel III. 6 Kondisi Pilar Prakarsa Penguatan SIDa Berkembangnya Klaster Industri
Unggulan Daerah (KIUD) Provinsi Kepulauan Riau Saat Ini ......................... III-55
Tabel III. 7 Kondisi Pilar Prakarsa Penguatan SIDa Berkembangnya Jaringan IPTEKIN
Provinsi Kepulauan Riau Saat Ini .................................................................. III-56
Tabel III. 8 Kondisi Pilar Prakarsa Penguatan SIDa Berkembangnya Bisnis Inovatif Provinsi
Kepulauan Riau Saat Ini ................................................................................ III-57
Tabel III. 9 Kondisi Pilar Prakarsa Penguatan SIDa Berkembangnya Bidang-Bidang IPTEKIN
Strategis Daerah Provinsi Kepulauan Riau Saat Ini ...................................... III-59
Tabel III. 10 PDRB ADHK Seri 2010 Provinsi Kepulauan Riau (Juta Rupiah).................... III-61
Tabel III. 11 Target Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau ............................... III-72
Tabel III. 12 Distribusi Sumbangan Inflasi Menurut Kelompok Pengeluaran ...................... III-80
Tabel III. 13 Distribusi Sumbangan Inflasi Menurut Jenis Komoditas................................. III-80
Tabel III. 14 Distribusi Sumbangan Deflasi Menurut Jenis Komoditas ............................... III-80
Tabel III. 15 Target Inflasi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 ............................. III-82
Tabel III. 16 Rata-Rata Nilai Tukar Petani Menurut Sub Sektor ......................................... III-84
Tabel III. 17 Jumlah Penumpang dan Kapal Pada Beberapa Pelabuhan Udara ................ III-88
Tabel III. 18 Jumlah Penumpang dan Kapal Pada Beberapa Pelabuhan Laut Utama di
Kepulauan Riau Tahun 2016 ......................................................................... III-88
Tabel III. 19 Jumlah Pelanggan dan Daya Terpasang ....................................................... III-89
Tabel III. 20 Jumlah Pelanggan dan Air Bersih yang Disalurkan ....................................... III-90
Tabel III. 21 Jumlah Wisatawan Mancanegara Menurut Pintu Masuk................................ III-92
Tabel III. 22 Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha (%) Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2013-2017 .......................................................................................... III-95
Tabel III. 23 Peranan Lapangan Usaha Terhadap PDRB kategori Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan (%) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013-2017 ........................... III-96
Tabel III. 24 Jumlah Rumah Tangga Usaha Perikanan Menurut Kabupaten /Kota ............ III-97
v
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Tabel III. 25 Rata-Rata Luas Baku Budidaya Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis
Budidaya Ikan (m2/rumah tangga) Tahun 2013 ........................................... III-104
Tabel III. 26 Target Relisasi Investasi di Provinsi Kepulauan Riau .................................. III-106
Tabel III. 27 Rata-Rata Pengeluaran Konsumsi Makanan dan Konsumsi Non Makanan Per
Kapita Sebulan (Rupiah) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2017 ......... III-107
Tabel III. 28 Jumlah Kecamatan dan Desa/Kelurahan ..................................................... III-113
Tabel III. 29 Banyaknya Desa/Kelurahan Menurut Sumber Penghasilan Utama Sebagian
Besar Penduduk di Provinsi Kepualauan Riau Tahun 2014 ......................... III-114
Tabel III. 30 Banyaknya Desa/Kelurahan yang Sebagian Besar Penduduknya Bekerja Pada
Sektor Pertanian Menurut Sub Sektor Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 ....
.................................................................................................................... III-115
Tabel III. 31 Banyaknya Desa/Kelurahan yang Mempunyai Sekolah ............................... III-116
Tabel III. 32 Banyaknya Desa/Kelurahan Menurut Keberadaan Lembaga Ketrampilan di
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014.......................................................... III-116
Tabel III. 33 Banyaknya Desa/Kelurahan Menurut Keberadaan Sarana Kesehatan ........ III-117
Tabel III. 34 Banyaknya Desa/Kelurahan Menurut Keberadaan Sarana Perdagangan Di
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014.......................................................... III-117
Tabel III. 35 Banyaknya Desa/Kelurahan Menurut Keberadaan dan Jenis Industri Kecil dan
Mikro Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 ............................................ III-118
Tabel III. 36 Banyaknya Desa/Kelurahan Menurut Keberadaan Fasilitas Perkreditan Selama
Setahun Terakhir Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 ......................... III-119
Tabel III. 37 Banyaknya Desa/Kelurahan Menurut Keberadaan Koperasi ....................... III-119
Tabel III. 38 Banyaknya Desa Menurut Sumber Penerimaan Desa ................................. III-120
Tabel III. 39 Banyaknya Desa/Kelurahan Menurut Keberadaan Program/Kegiatan
Pemberdayaan Masyarakat Selama Tiga Tahun Terakhir ........................... III-121
Tabel III. 40 Target Penurunan Angka Kemiskinan dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2017-2021 ........................................................................................ III-131
Tabel III. 41 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha
Provinsi Kepulauan Riau, 2015 – 2017 ............................................................ 142
Tabel III. 42 Jumlah Tenaga Kerja Usaha/Perusahaan Menurut Skala Usaha dan
Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 (BPS, SE2016-L)..........
.................................................................................................................... III-143
Tabel III. 43 Target TPT Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 .............................. III-146
Tabel III. 44 Analisis SOAR Dalam Penguatan SIDa, Berdasarkan Hasil Desk ............... III-148
Tabel V. 1 Tujuan Pengembangan dan Penguatan SIDa Provinsi Kepulauan Riau .......... IV-3
Tabel V. 2 Sasaran Pengembangan dan Penguatan SIDa Provinsi Kepulauan Riau ........ IV-3
vi
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Tabel V. 3 Target Kinerja SIDa Yang Akan Dicapai Berdasarkan Sub Tema, Tujuan, dan
Sasaran Pengembangan dan Penguatan SIDa Provinsi Kepulauan Riau ........ IV-5
Tabel V. 4 Forum Inovasi Daerah Pengembangan dan Penguatan SIDa Provinsi Kepulauan
Riau ............................................................................................................... IV-10
Tabel V. 5 Jejaring Inovasi Daerah Pengembangan dan Penguatan SIDa Provinsi
Kepulauan Riau ............................................................................................. IV-11
Tabel V. 6 Kondisi Umum SIDa yang Akan Dicapai Berdasarkan Kerangka Kerja Inovasi
(KKI) .............................................................................................................. IV-12
Tabel VI. 1 Strategi dan Arah Kebijakan Berdasarkan Tema dan Sub Tema, Tujuan dan
Sasaran Pengembangan dan Penguatan SIDa Provinsi Kepulauan Riau .........V-2
Tabel VIII. 1 Rencana Aksi Daerah Pengembangan dan Penguatan SIDa Provinsi Kepulauan
Riau ............................................................................................................... VIII-1
Tabel IX. 1 Keterkaitan Unsur Dalam Sida Dengan Standar yang Harus Dilakukan Dalam
Pelaksanaan SIDa ........................................................................................... IX-3
vii
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
DAFTAR GAMBAR
viii
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Gambar 2. 18 Perbandingan Tingkat Kemiskinan Provinsi Kepulauan Riau dengan Provinsi
Lain di Wilayah Sumatera dan Nasional Tahun 2017 (September) ................. II-35
Gambar 2. 19 Posisi Relatif Tingkat Kemiskinan Kab/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017
(Maret) (%) ..................................................................................................... II-36
Gambar 2. 20 Perbandingan IPM Kepulauan Riau dengan Provinsi lain di wilayah Sumatera
tahun 2017 ..................................................................................................... II-37
Gambar 2. 21 Perbandingan IPM Provinsi Kepulauan Riau dengan Nasional tahun 2013-2017 ..
....................................................................................................................... II-38
Gambar 2. 22 IPM Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2017......................... II-38
Gambar 2. 23 Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah Provinsi Kepulauan Riau dan Nasional
Tahun 2013-2017 ........................................................................................... II-40
Gambar 2. 24 Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun
2017 ............................................................................................................... II-40
Gambar 2. 25 Perkembangan Harapan Lama Sekolah Provinsi Kepulauan Riau dan Nasional
Tahun 2013-2017 ........................................................................................... II-41
Gambar 2. 26 Angka Harapan Lama Sekolah Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau tahun
2017 ............................................................................................................... II-41
Gambar 2. 27 Perkembangan Angka Harapan Hidup Provinsi Kepulauan Riau dan Nasional
Tahun 2013-2017 ........................................................................................... II-42
Gambar 2. 28 Angka Harapan Hidup Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau tahun 2017 .......
....................................................................................................................... II-42
Gambar 2. 29 Perkembangan Pengeluaran Riil Perkapita (Daya Beli) Provinsi Kepulauan Riau
dan Nasional Tahun 2013-2017...................................................................... II-43
Gambar 2. 30 Pengeluaran Riil Perkapita (Daya Beli) Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2017 .................................................................................................... II-43
Gambar 2. 31 Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Kepulauan Riau dan
Nasional Tahun 2013-2017 ............................................................................ II-44
Gambar 2. 32 Perbandingan Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kepulauan Riau dengan
Provinsi Lain di Wilayah Sumatera Tahun 2017 (%) ....................................... II-45
Gambar 2. 33 Perbandingan Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota di Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2015 .......................................................................... II-45
Gambar 3. 1 Bagan Susunan Tim Koordinasi Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa)
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2018.............................................................. III-2
Gambar 3. 2 Kedudukan Roadmap Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Dalam Sistem
Perencanaan Pembangunan Daerah............................................................... III-4
Gambar 3. 3 Skenario Pengembangan Jangka Panjang Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2002-
2030 ................................................................................................................ III-6
ix
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Gambar 3. 4 Visi Pembangunan Provinsi Kepulauan Riau 2005-2025 Dalam RPJPD Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2005-2025 ................................................................ III-10
Gambar 3. 5 Visi Gubernur dan Wakil Gubernur Kepulauan Riau Terpilih Dalam RPJMD
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021................................................... III-12
Gambar 3. 6 Arah Kebijakan Tahunan Dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-
2021 .............................................................................................................. III-14
Gambar 3. 7 Skenario Pengembangan dan Penguatan Sistem Inovasi Daerah Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2019-2021 ................................................................ III-26
Gambar 3. 8 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Jenis Kelamin di Lingkungan Pemerintah
Daerah Provinsi Kepulauan Riau, 2017 ......................................................... III-46
Gambar 3. 9 Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota Menurut Jenis Kelamin di Provinsi Kepulauan Riau, 2017 ... III-47
Gambar 3. 10 Persebaran Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Kabupaten/Kota Menurut Jenis Kelamin di Provinsi Kepulauan Riau
...................................................................................................................... III-47
Gambar 3. 11 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan
Jenis Kelamin di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau, 2017
...................................................................................................................... III-48
Gambar 3. 12 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Dinas/Instansi dan Golongan Kepangkatan
di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau, 2017 ............... III-48
Gambar 3. 13 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Golongan I/Juru Menurut Kepangkatan dan Jenis
Kelamin di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau, 2017 . III-49
Gambar 3. 14 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Golongan II/Pengatur Menurut Kepangkatan dan
Jenis Kelamin di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau, 2017
...................................................................................................................... III-50
Gambar 3. 15 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Golongan III/Penata Menurut Kepangkatan dan
Jenis Kelamin di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau, 2017
...................................................................................................................... III-51
Gambar 3. 16 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Golongan IV/Pembina Menurut Kepangkatan dan
Jenis Kelamin di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau, 2017
...................................................................................................................... III-52
Gambar 3. 17 Struktur Ekonomi Kepulauan Riau Menurut Tiga Sektor Lapangan Usaha Tahun
2013-2017 (%)............................................................................................... III-63
Gambar 3. 18 Diagnosa Sektor dengan Komponen KPP dan KPPW di Kepulauan Riau ..... III-66
Gambar 3. 19 Analisis Prioritas Pengembangan Sektor di Provinsi Kepulauan Riau............ III-67
Gambar 3. 20 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau dengan Nasional
Tahun 2013-2017 .......................................................................................... III-69
x
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Gambar 3. 21 Pertumbuhan PDRB Kepulauan Riau Triwulan IV 2017 Menurut Lapangan
Usaha (%) ..................................................................................................... III-70
Gambar 3. 22 Keterkaitan Determinan Inflasi
...................................................................................................................... III-76
Gambar 3. 23 Perkembangan Inflasi Gabungan Dua Kota di Kepulauan Riau dan Nasional
Tahun 2013-2017 .......................................................................................... III-78
Gambar 3. 24 Inflasi Gabungan Dua Kota Menurut Periode Bulanan di Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2013-2017 .......................................................................................... III-79
Gambar 3. 25 Nilai Tukar Petani di Provinsi Kepulauan Riau, Januari-Desember 2017 ....... III-84
Gambar 3. 26 Panjang Jalan di Provinsi Kepulauan Riau Menurut Tingkat Kewenangannya,
2010-2015 ..................................................................................................... III-87
Gambar 3. 27 Persentase Rumah Tangga Perikanan Berdasarkan Jenis Kapal/Perahu Utama
yang Digunakan di Laut Provinsi Kepulauan Riau, 2013................................ III-98
Gambar 3. 28 Jumlah Rumah Tangga Perikanan Berdasarkan Jenis Alat Tangkap Utama yang
Digunakan di Laut Provinsi Kepulauan Riau, 2013 ........................................ III-99
Gambar 3. 29 Persentase Persebaran Rumah Tangga Usaha Perikanan Budidaya Menurut
Kabupaten/Kota Di Provinsi Kepulauan Riau, 2013 ..................................... III-100
Gambar 3. 30 Perbandingan Jumlah Rumah Tangga Usaha Perikanan Budidaya Menurut
Lokasi Budidaya dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013 ........ III-100
Gambar 3. 31 Perbandingan Jumlah Produksi Perikanan Tangkap Provinsi-provinsi WPP-RI
711 Tahun 2005-2014 ................................................................................. III-102
Gambar 3. 32 Jumlah dan Pertumbuhan Produksi Perikanan Budidaya Provinsi Kepulauan
Riau Tahun 2005-2014 ................................................................................ III-103
Gambar 3. 33 Perkembangan Nilai Investasi Berskala Asing Tahun 2012-2016 (Juta US$) ........
.................................................................................................................... III-105
Gambar 3. 34 Perkembangan Nilai Investasi Berskala Nasional Tahun 2012-2016 (Milliar).........
.................................................................................................................... III-105
Gambar 3. 35 Pelayanan Perizinan di Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan
Terpadu Satu Pintu Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011-2016 ................. III-106
Gambar 3. 36 Persentase Pengeluaran Rata-Rata per Kapita Sebulan Untuk Makanan dan Non
Makanan Menurut Klasifikasi Wilayah, Provinsi Kepulauan Riau, 2016-2017 ........
.............................................................................................................................. III-108
Gambar 3. 37 Pembagian Pengeluaran Masyarakat Provinsi Kepulauan Riau, 2013-2017..........
.................................................................................................................... III-110
Gambar 3. 38 Pembagian Pengeluaran Masyarakat Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Kepulauan Riau, 2017 ................................................................................. III-111
Gambar 3. 39 Indeks Gini Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2012-2017 .............................. III-112
xi
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Gambar 3. 40 Perbandingan Indeks Gini Provinsi Kepulauan Riau dengan Provinsi Lain di
Wilayah Sumatera Tahun 2017 (September) ............................................... III-112
Gambar 3. 41 Persentase Desa/Kelurahan Yang Sumber Penghasilan Utama Sebagian Besar
Penduduk Adalah Pertanian Menurut Kabupaten/Kota ................................ III-114
Gambar 3. 42 Peta Tematik Sumber Penghasilan Utama Sebagian Besar Penduduk Di Desa ....
.................................................................................................................... III-115
Gambar 3. 43 Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin (jiwa) dan Tingkat Kemiskinan Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2013-2017 (September).......................................... III-124
Gambar 3. 44 Perbandingan Tingkat Kemiskinan Provinsi Kepulauan Riau dengan Provinsi
Lain di Wilayah Sumatera dan Nasional Tahun 2017 (September) .............. III-124
Gambar 3. 45 Perkembangan Garis Kemiskinan Provinsi Kepulauan Riau dan Nasional Tahun
2013–2017 (September) (Rupiah) ............................................................... III-125
Gambar 3. 46 Perbandingan Garis Kemiskinan Provinsi Kepulauan Riau dengan Provinsi Lain
di Wilayah Sumatera Tahun 2017 (September) ........................................... III-126
Gambar 3. 47 Perkembangan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2013-2017 (September).................................................................... III-127
Gambar 3. 48 Perbandingan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Provinsi Kepulauan Riau
dengan Provinsi Lain di Wilayah Sumatera Tahun 2017 (September) ......... III-127
Gambar 3. 49 Posisi Relatif Indeks Kedalaman (P1) Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau
.................................................................................................................... III-128
Gambar 3. 50 Perkembangan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) (Indeks) Provinsi Kepulauan
Riau, Tahun 2013 – 2017 (September)........................................................ III-129
Gambar 3. 51 Perbandingan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Provinsi Kepulauan Riau
dengan Provinsi Lain di Wilayah Sumatera Tahun 2017 (September) ......... III-129
Gambar 3. 52 Posisi Relatif Indeks Keparahan (P2) Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau
.................................................................................................................... III-130
Gambar 3. 53 Perkembangan TPAK Provinsi Kepulauan Riau dan Nasional Tahun 2013-2017
.................................................................................................................... III-132
Gambar 3. 54 Perbandingan Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kepulauan Riau dengan
Provinsi Lain di Wilayah Sumatera Tahun 2017 (%) .................................... III-133
Gambar 3. 55 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Pendidikan
yang Ditamatkan di Kepulauan Riau Tahun 2016 ........................................ III-134
Gambar 3. 56 Persentase Tenaga Kerja dengan Pendidikan SLTA Ke Atas di Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2012-2016 .............................................................. III-134
Gambar 3. 57 Distribusi Persentase Pencari Kerja yang Terdaftar di Kepulauan Riau Tahun
2013-2016 ................................................................................................... III-135
xii
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Gambar 3. 58 Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah Provinsi Kepulauan Riau dan Nasional
Tahun 2012-2016 ........................................................................................ III-136
Gambar 3. 59 Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun
2016 ............................................................................................................ III-136
Gambar 3. 60 Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMA/MA/SMK/Paket C
Tahun 2011-2016 ........................................................................................ III-137
Gambar 3. 61 Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA/SMK di Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2012-2017 .............................................................. III-137
Gambar 3. 62 Penduduk Berumur 15 Tahun Ke atas menurut Ijazah/STTB Tertinggi yang
dimiliki Tahun 2017...................................................................................... III-138
Gambar 3. 63 Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Kepulauan Riau dan
Nasional Tahun 2013-2017 ......................................................................... III-140
Gambar 3. 64 Perbandingan Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kepulauan Riau dengan
Provinsi Lain di Wilayah Sumatera Tahun 2017 (%) .................................... III-140
Gambar 3. 65 Jumlah Angkatan Kerja dan Tenaga Kerja di Kepulauan Riau Tahun 2012-2016
.................................................................................................................... III-141
Gambar 3. 66 Tingkat Kesempatan Kerja Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013-2017 ...... III-142
Gambar 3. 67 Jumlah Balai Latihan Kerja (BLK) Menurut Provinsi di Sumatera Tahun 2017 .......
.................................................................................................................... III-146
Gambar 5. 1 Dasar Penetapan Tema dan Sub Tema Pengembangan dan Penguatan Provinsi
Kepulauan Riau ................................................................................................ V-2
Gambar 5. 2 Bagan Forum Inovasi Daerah Dalam Rangka Pengembangan dan Penguatan
SIstem Inovasi Daerah (SIDa) Provinsi Kepulauan Riau................................... V-9
xiii
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
BAB I
PENDAHULUAN
I- 1
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Pasal 1 Peraturan Bersama Menteri Negara Riset Dan Teknologi Republik
Indonesia Nomor: 03 Tahun 2012 Dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor: 36 Tahun 2012 Tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah, yang dimaksud
inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, penerapan, pengkajian,
perekayasaan, dan pengoperasian yang selanjutnya disebut kelitbangan yang
bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan
yang baru atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
telah ada ke dalam produk atau proses produksi.
Pasal 1 ayat 2 Peraturan Bersama Menteri Negara Riset Dan Teknologi
Republik Indonesia Nomor: 03 Tahun 2012 Dan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor: 36 Tahun 2012 Tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah, Sistem
Inovasi Daerah yang selanjutnya disingkat SIDa adalah keseluruhan proses dalam
satu sistem untuk menumbuhkembangkan inovasi yang dilakukan antar institusi
pemerintah, pemerintahan daerah, lembaga kelitbangan, lembaga pendidikan,
lembaga penunjang inovasi, dunia usaha, dan masyarakat di daerah.
Berdasarkan beberapa penafsiran tersebut dapat disimpulkan bahwa inovasi
merupakan proses dan hasil pengembangan dari pemanfaatan suatu pengetahuan,
keterampilan, atau pengalaman yang menciptakan produk, proses, dan/atau sistem
yang baru yang memberikan nilai tambah baik dari sisi produksi maupun produktivitas.
Cara pandang ini memberikan pemikiran kerangka kerja secara mandiri
maupun bersama tentang pentingnya pendekatan yang sistemik/holistik, bersifat tidak
linier, dan interaksi, kemitraan dan sinergitas berbagai sektor serta pentingnya peran
pemerintah untuk menghasilkan koherensi berbagai kebijakan-kebijakan inovasi.
Pada dasarnya Sistem Inovasi Daerah (SIDa) merupakan agenda nasional
sesuai dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 dan Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan
Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, serta amanah Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dalam rangka peningkatan kinerja
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah pada pasal 386 bahwa Pemerintah Daerah
dapat melakukan inovasi sebagai bentuk pembaharuan dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah. Selain itu pada pasal 387, Pemerintah Daerah dalam
merumuskan kebijakan perlu mengacu prinsip-prinsip sebagai berikut: (a) peningkatan
efisiensi; (b) perbaikan efektivitas; (c) perbaikan kualitas pelayanan; (d) tidak ada
I- 2
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
konflik kepentingan; (e) berorientasi kepada kepentingan umum; (f) dilakukan secara
terbuka; (g) memenuhi nilai-nilai kepatutan; dan (h) dapat dipertanggungjawabkan
hasilnya tidak untuk kepentingan diri sendiri.
Arah pembangunan jangka menegah melalui Peraturan Presiden Nomor 2
Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasioanl Tahun
2015-2019 dengan visi “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong” yang memberikan penekanan pada
pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berdasar pemanfaatan sumber daya
alam dan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berbasis sumber daya
alam yang tersedia dan sumber daya manusia yang berkualitas melalui
pengembangan IPTEK, selain juga memperhatikan pemantapan pembangunan di
segala bidang. Penekan ini diwujudkan pada 2 Misi, yaitu Misi 4 Mewujudkan kualitas
hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera dan Misi 5 Mewujudkan
bangsa yang berdaya saing.
Dalam perkembangannya, kecenderungan Sistem Inovasi Daerah (SIDa)
ternyata tidak sekedar dipengaruhi oleh sumber daya alam setempat, melainkan
dipengaruhi juga oleh faktor-faktor “upaya/buatan”, terutama pengetahuan yang
dikembangkan, dimanfaatkan, dan disebarluaskan sehingga mendorong
berkembangnya inovasi secara terus menerus.
Pemerintah saat ini telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun
2017 tentang Inovasi Daerah dalam melaksanakan inovasi daerah yang tertuang
didalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014. Pada pasal 4 dan pasal 5, bentuk
inovasi daerah sebagai berikut:
(1) Inovasi tata kelola Pemerintahan Daerah, merupakan inovasi dalam
pelaksanaan manajemen Pemerintahan Daerah yang meliputi tata laksana
internal dalam pelaksanaan fungsi manajemen dan pengelolaan unsur
manajemen.
(2) Inovasi Pelayanan Publik, merupakan inovasi dalam penyediaan pelayanan
kepada masyarakat yang meliputi proses pemberian pelayanan barang/jasa publik
dan inovasi jenis dan bentuk barang/jasa publik.
(3) Inovasi Daerah lainnya, merupakan segala bentuk inovasi dalam
penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah
Daerah.
I- 3
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dituntut kesiapannya untuk turut serta
mengembangkan sistem inovasi di daerah sebagai upaya peningkatan daya saing
wilayah. Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau telah menetapkan Peraturan Daerah
Provinsi Kepulauan Riau Nomor 1 Tahun 2018 tentang Perubahan Peraturan Daerah
Provinsi Kepulauan Riau Nomor 8 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 yang
menjabarkan arah pembangunan nasional dengan mengaitkannya pada konteks
daerah.
Visi pembangunan jangka menengah daerah Provinsi Kepulauan Riau 2016-
2021 merupakan visi Kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih yang
menggambarkan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin
dicapai (desired future) dalam masa jabatan selama 5 (lima) tahun sesuai misi yang
diemban. Visi Provinsi Kepulauan Riau periode 2016-2021 adalah:
I- 4
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
perubahan dengan melibatkan proses identifikasi masa depan yang diinginkan secara
rasional, dan menjadikannya sebagai dasar perencanaan di masa kini untuk
mencapainya. Road Map dapat diartikan Rencana Kerja Rinci yang menggambarkan
apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran. Beberapa kaidah
utama dalam penyusunan Road Map SIDa antara lain: cerminan kebutuhan spesifik,
komitmen tinggi, dukungan data dan informasi kuat, keterwakilan memadai,
kompetensi terhadap substansi kuat dan proses interaktif.
Road Map disusun sesuai dengan arahan Peraturan Bersama Menteri Dalam
Negeri dan Menteri Negara Riset Teknologi Nomor 3 Tahun 2012 dan Nomor 36
Tahun 2012 Tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah dengan mengacu pada
agenda kebijakan inovasi dengan pilar-pilar implementasinya. Substansi dokumen
Road Map dikembangkan dari pemaknaan visi dan misi ke dalam tema prioritas yang
memiliki daya ungkit terbesar dan mencerminkan keunggulan daerah saat ini dan
masa depan. Beberapa hal yang diperlukan untuk memperoleh Road Map penguatan
sistem inovasi daerah yang tajam antara lain adalah tema prioritas pembangunan
daerah yang terfokus dan kajian secara simultan terhadap dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Strategis (Renstra)
organisasi perangkat daerah karena Road Map dan RPJMD serta Renstra harus
selaras. Tema yang dimaksud bukan sektor pembangunan tertentu, tetapi lebih
merupakan program flagship dengan dampak besar dan didukung oleh kegiatan
seluruh stakeholder di daerah yakni pemerintah daerah, dunia usaha, perguruan tinggi
dan lembaga masyarakat dengan peran dan fungsi masing-masing. Peran dan fungsi
ini tercermin dalam proses penajaman tema prioritas ke dalam berbagai kegiatan yang
ditentukan oleh pilihan sub-sektor atau komoditas unggulan yang disepakati.
Road Map Sistem Inovasi Daerah (SIDa) merupakan salah satu dokumen
yang menjabarkan arah pembangunan daerah dalam hal pengembangan potensi-
potensi lokal dengan mengutamakan penumbuhkembangan inovasi oleh perangkat
daerah baik secara sektoral maupun lintas sektor, oleh lembaga kelitbangan, lembaga
pendidikan, lembaga penunjang inovasi, dunia usaha serta masyarakat di daerah.
Dengan memperhatikan arah pembangunan yang telah direncanakan pada RPJMD
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 dan RPJMN 2015-2019, penyusunan
Road Map SIDa Provinsi Kepulauan Riau diharapkan potensi-potensi lokal dapat
diidentifikasi untuk selanjutnya dikembangkan secara inovatif dalam pencapaian
pembangunan ekonomi yang optimal. Namun dalam hal penguatan SIDa, Pemerintah
I- 5
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Provinsi Kepulauan Riau perlu memperhatikan dan harus melakukan beberapa poin
penting, yaitu penguatan kebijakan (pembentukan tim koordinasi dan penyusunan
Roadmap SIDa), penataan SIDa baik kelembagaan maupun sumberdaya SIDa,
mengembangkan SIDa melalui potensi lokal, dan melakukan koordinasi dan pelaporan
hingga pemerintah pusat.
Untuk itu dalam merumuskan kebijakan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan digunakan data yang akurat dan terkini sehingga perencanaan
pembangunan yang dilaksanakan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat.
Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan merupakan Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau yang
bertanggungjawab terhadap Penyelenggaraan Pemerintahan di Bidang Penelitian,
Pengkajian dan Pengembangan. Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan
memiliki tugas untuk menyiapkan data dan informasi serta menghasilkan berbagai
rekomendasi dan masukan sebagai bahan perumusan kebijakan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan serta mengembangkan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) di
Provinsi Kepulauan Riau.
I- 6
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 58 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2005 tentang Alih
Teknologi Kekayaan Intelektual Serta Hasil Kegiatan Penelitian dan
Pengembangan Oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan
Pengembangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 43,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4497);
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2007 tentang
Pengalokasian Sebagian Pendapatan Badan Usaha Untuk Peningkatan
Kemampuan Perekayasaan, Inovasi, dan Difusi Teknologi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4734).
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 Tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114
dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2017 Tentang Inovasi
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 206 dan
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6123);
10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);
11. Peraturan Presiden Republik lndonesia Nomor 32 tahun 2010 tentang Komite
Inovasi Nasional;
12. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-
2025;
I- 7
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
13. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 2 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun
2005-2025;
14. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 1 Tahun 2018 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016-2021;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2011
tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan Kementerian
Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah;
16. Peraturan Bersama Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia dan Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2012 dan Nomor 36 tahun 2012
tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa).
2. Tujuan
Tujuan Penyusunan Road Map Pengembangan dan Penguatan Sistem Inovasi
Daerah (SIDa) Provinsi Kepualaun Riau adalah untuk merumuskan strategi dan
arah kebijakan penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) melalui Peningkatan
Daya Saing Berbasis Potensi Unggulan Provinsi Kepulauan Riau dalam bentuk (1)
Inovasi Tata Kelola Pemerintahan Daerah; (2) Inovasi Pelayanan Publik; dan (3)
Inovasi Daerah lainnya.
I- 8
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
2. Ruang lingkup materi
Ruang lingkup materi penyusunan Road Map Pengembangan dan Penguatan
Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Provinsi Kepualaun Riau meliputi:
1) Identifikasi potensi dan permasalahan pengembangan Sistem Inovasi Daerah
(SIDa) Provinsi Kepulauan Riau.
2) Menyusun rancangan tema Road Map Penguatan Sistem Inovasi Daerah
(SIDa) Provinsi Kepulauan Riau mengacu pada Peraturan Daerah Provinsi
Kepulauan Riau Nomor 8 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021.
3) Analisis kondisi Sistem Inovasi Daerah (SIDa) di Provinsi Kepulauan Riau saat
ini.
4) Analisis tantangan dan peluang penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa)
Provinsi Kepulauan Riau.
5) Perumusan kondisi Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Provinsi
Kepulauan Riau yang akan dicapai dalam 5 (lima) tahun yang akan datang.
6) Perumusan tujuan dan sasaran Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa)
Provinsi Kepulauan Riau.
7) Perumusan strategi dan arah kebijakan Penguatan Sistem Inovasi Daerah
(SIDa) Provinsi Kepulauan Riau.
8) Perumusan fokus dan program prioritas Penguatan Sistem Inovasi Daerah
(SIDa) Provinsi Kepulauan Riau.
9) Perumusan indikator kinerja Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa)
Provinsi Kepulauan Riau.
10) Perumusan rancangan rencana aksi Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa)
Provinsi Kepulauan Riau.
I- 9
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
3. Rumusan indikator kinerja Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Provinsi
Kepulauan Riau.
4. Rumusan rancangan rencana aksi Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa)
Provinsi Kepulauan Riau.
I- 10
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
BAB II
PROFIL DAERAH
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
II - 1
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Gambar 2. 1
Peta Provinsi Kepulauan Riau
Secara administratif, Provinsi Kepulauan Riau memiliki dua kota yaitu Kota
Tanjungpinang sebagai ibukota provinsi dan Kota Batam, serta memiliki lima kabupaten,
yaitu: Kabupaten Karimun, Kabupaten Bintan, Kabupaten Natuna, Kabupaten Lingga dan
Kabupaten Kepulauan Anambas. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18
Tahun 2005 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan terakhir dengan
perubahan Permendagri Nomor 56 Tahun 2015, luas daratan Provinsi Kepulauan Riau
seluas 8.201,72 km², dengan rincian sebagai berikut:
Tabel II. 1
Luas Wilayah Daratan Provinsi Kepulauan Riau
Menurut Permendagri Nomor 56 Tahun 2015
II - 2
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Terkait dengan luas wilayah laut Provinsi Kepulauan Riau berdasarkan hitungan
teknis dari Balai Kajian Geomatika Bakosurtanal Tahun 2007 (dengan mengabaikan batas
wilayah kewenangan pengelolaan sejauh 12 mil laut), luas laut Provinsi Kepulauan Riau
sebesar 417.012,97 km². Sampai saat ini belum ada penetapan luas wilayah laut melalui
Peraturan Menteri Dalam Negeri. Berikut ini disajikan rincian luas laut menurut
kabupaten/kota Provinsi Kepulauan Riau berdasarkan perhitungan Balai Kajian Geomatika
Bakosurtanal tahun 2007.
Tabel II. 2
Luas Wilayah Lautan Provinsi Kepulauan Riau Menurut Perhitungan
Balai Kajian Geomatika Bakosurtanal Tahun 2007
Tabel II. 3
Letak Astronomis Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau
II - 3
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Tabel II. 4
Jumlah Pulau di Provinsi Kepulauan Riau berdasarkan Hasil Verifikasi
Tim Nasional Pembakuan Nama Rupabumi Tahun 2016
Jumlah Pulau
No Kabupaten/ Kota Jumlah Pulau
Berpenghuni
1 Kota Batam 371 133
2 Kota Tanjungpinang 9 2
3 Kabupaten Bintan 241 48
4 Kabupaten Karimun 251 73
5 Kabupaten Natuna 392 62
6 Kabupaten Lingga 532 76
Jumlah 1.796 394
Catatan: Data Pulau di Kabupaten Anambas masih bergabung dengan Natuna
Sumber: Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika Badan Informasi Geospasial (BIG), 2016
II - 4
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Tabel II. 5
Rata-rata Ketinggian Tempat Menurut Kabupaten/Kota
Tinggi
No Kabupaten/Kota
(m DPL)
1 Karimun 5m
2 Bintan 6m
3 Natuna 14 m
II - 5
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Tinggi
No Kabupaten/Kota
(m DPL)
4 Lingga 6m
5 Kepulauan Anambas 6m
6 Batam 8m
7 Tanjungpinang 65 m
Sumber: Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika Badan
Informasi Geospasial (BIG), 2016
Tabel II. 6
Nama Gunung dan Ketinggiannya Menurut Kabupaten/Kota
II - 6
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Geomorfologi Pulau Kundur dan Pulau Karimun Besar terdiri dari perbukitan dan
dataran, dengan pola aliran sungai radial hingga dendritik yang dikontrol oleh morfologi bukit
granit yang homogen. Struktur geologi berupa sesar normal dengan arah barat-timur atau
barat daya-timur laut. Geomorfologi Pulau Batam, Pulau Rempang dan Pulau Galang berupa
perbukitan memanjang dengan arah barat laut-tenggara dan sebagian kecil dataran yang
terletak di bagian kakinya. Geomorfologi Pulau Bintan berupa perbukitan granit yang terletak
di bagian selatan pulau dan dataran yang terletak di bagian kaki. Struktur geologi sesar
Pulau Bintan dominan berarah barat laut-tenggara dan barat daya-timur laut, beberapa ada
yang berarah utara-selatan atau barat-timur.
Pulau-pulau kecil di sebelah timur dan tenggara Pulau Bintan juga disusun oleh
granit berumur Trias (Trg) sebagai penghasil bauksit. Geomorfologi Pulau Lingga berupa
perbukitan dengan puncak Gunung Lingga, membentang dengan arah barat laut-tenggara
dan dataran yang menempat di bagian kaki, dengan pola aliran sungai trellis hingga sejajar.
Demikian juga geomorfologi Pulau Selayar dan Pulau Sebangka berupa perbukitan yang
membentang dengan arah barat laut-tenggara dan dataran di bagian kakinya, pola aliran
sungai adalah trellis yang dikontrol oleh struktur geologi yang berupa perlipatan dengan
sumbu memanjang barat laut-tenggara dan arah patahan utara-selatan. Stratigrafi keempat
pulau ini tersusun oleh Formasi Pancur (Ksp) yang terdiri dari serpih kemerahan dan urat
kwarsa, sisipan batupasir kwarsa dan konglomerat polemik.
Geomorfologi Pulau Singkep selain terdiri dari Formasi Pancur dan Formasi
Semarung juga terdapat granit (Trg) yang mendasari kedua formasi di atas dan menjadi
penghasil timah atau bauksit. Geomorfologi Pulau Bunguran berupa perbukitan yang
membujur dari tenggara barat laut dengan puncak Gunung Ranai dan dataran yang
menempati bagian barat dari Pulau Bunguran. Pola aliran sungai adalah radial hingga
dendritik di sekitar Gunung Ranai, sedangkan ke arah barat laut berubah menjadi pola aliran
trellis.
Kabupaten Kepulauan Anambas mempunyai tiga pulau yang relatif besar yaitu
Pulau Matak, Pulau Siantan dan Pulau Jemala. Ketiga pulau tersebut disusun oleh granit
Anambas (Kag) yang tersusun oleh granit, granodiorit dan syenit. Batuan granit Anambas
(Kag) ini menerobos batuan mafik dan ultramafik (Jmu) yang terdiri dari diorit, andesit, gabro,
gabro porfir, diabas dan basalt, bersisipan rijang-radiolaria. Pola struktur sesar dominan
berarah barat laut-tenggara dan sedikit berarah utara-selatan hingga barat daya- timur laut
seperti di Pulau Jemaja. Kabupaten Kepulauan Anambas mempunyai potensi tambang
granit, sedangkan Kabupaten Natuna dan Kabupaten Kepulauan Anambas merupakan
cekungan tersier yang kaya minyak dan gas bumi yaitu Cekungan Natuna Barat yang masuk
II - 7
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas dan Cekungan Natuna Timur yang masuk wilayah
Kabupaten Natuna.
Tekstur tanah di Provinsi Kepulauan Riau dibedakan menjadi tekstur halus (liat),
tekstur sedang (lempung) dan tekstur kasar, sedangkan jenis tanahnya, sedikitnya
memiliki 5 macam jenis tanah yang terdiri dari organosol, glei humus, podsolik merah
kuning, latosol dan aluvial. Jenis tanah Organosol dan glei humus merupakan
segolongan tanah yang tersusun dari bahan organik, atau campuran bahan mineral dan
bahan organik dengan ketebalan minimum 50 cm dan mengandung paling sedikit 30%
bahan organik bila liat atau 20% bila berpasir. Kepadatan atau bulkdensity kurang dari
0,6 dan selalu jenuh. Lapisan tanah Organosol tersebar di beberapa pulau Kecamatan
Moro (Kabupaten Karimun), Kabupaten Natuna, Pulau Rempang dan Pulau Galang.
Jenis lainnya adalah tanah Latosol, dijumpai di Kabupaten Natuna, Pulau
Karimun, Pulau Kundur dan beberapa pulau di Kecamatan Moro. Sementara tanah
Aluvial yang belum mempunyai perkembangan, dangkal sampai yang berlapis dalam,
berwarna kelabu, kekuningan, kecokelatan, mengandung glei dan bertotol kuning,
merah dan cokelat. Tekstur bervariasi dari lempung hingga tanah tambahan yang
banyak mengandung bahan-bahan organik. Tanah ini terdapat di Pulau Karimun, Pulau
Kundur dan pulau-pulau lainnya di wilayah Provinsi Kepulauan Riau.
Kondisi hidrologi di Provinsi Kepulauan Riau dapat dilihat dari dua jenis, yaitu air
permukaan dan air bawah tanah (hidrogeologi). Untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih,
dapat diperoleh dari air permukaan berupa air sungai, mata air/air terjun, waduk, dan kolong,
sedangkan air bawah tanah (hidrogeologi) didapat dengan menggali sumur dangkal. Kolong
merupakan kolam bekas tambang bauksit, timah dan pasir yang terbentuk akibat eksploitasi
yang dapat digunakan sebagai sumber air bersih, juga dimanfaatkan sebagai kawasan
pariwisata.
Daerah Aliran Sungai mencakup sebanyak tujuh kabupaten/kota di Provinsi
Kepulauan Riau, dengan jumlah terbanyak di Kabupaten Lingga. Mata air sebagai sumber
air permukaan terdapat di lima kabupaten/kota yaitu Kabupaten Natuna, Kepulauan
Anambas, Bintan, Tanjungpinang dan Lingga. DAM/Waduk tersebar di seluruh
kabupaten/kota. Beberapa DAM/Waduk/Embung yang direncanakan dibangun pada yaitu
Sei Raya, Sei Galang Utara, Galang Timur, Sei Ta’tas dan Sei Curus di Kota Batam, dan
DAM/Waduk/Embung Dompak di Kota Tanjungpinang. Sementara itu Kolong terdapat di tiga
kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Karimun, Kabupaten Bintan dan Kabupaten Lingga. Secara
rinci data mengenai potensi sumberdaya air di Kabupaten/kota dapat dilihat pada Tabel II.7.
II - 8
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Tabel II. 7
Persebaran Potensi Sumberdaya Air Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016
Kabupaten/ DAM/Waduk/
No Daerah Aliran Sungai Mata Air Kolong
Kota Embung
Duriangkang, Muka
Kuning, Sei Ladi,
Terong, Gading, Ladi, Nongsa, Sei Harapan,
Pesung, Bukit Jodoh, Rempang, Sekanak I,
Tiban Lama, Tiban Lama, Sekanak 2, Sei
1 Batam Balo, Nongsa, Gata, - Tembesi, Rempang -
Medang, Galang Baru, Utara, Sei Gong, Sei
Galang, Kangka, Raya, Sei Galang
Sembulang, Abang Besar Utara, Galang Timur,
Sei Ta’tas dan Sei
Curus
Midai, Kampung Hilir,
Pajang, Serasan, Lagong,
Nuraja, dan
Batang, Tiga Sedanau, Balau Sedanau, Ranai
Gunung
Selor, Segeram, Kelarik, Darat, Selat Lampa,
2 Natuna Datuk -
Cinak, Cinak Besar, Kelarik, Tapau,
Kelarik Hulu, Hulu, Sebayar.
Bunguran Timur,
Binjai.
Air Abu, Nyamuk, Telaga, Tarempa,
Siantan, Batu Belah, Air Temurun, Batu Tambun, Gunung
Kepulauan
3 Asuk, Wampu, Ladan, Gunung Bini, Lintang, Batu Tabir, dan -
Anambas
Mubur, Matak, Anambas, dan Gunung Gunung Samak
Panai Kesayana
Danau Kolong
Gunung
Kijang,Danau
Belakang Mesjid
Waduk Tanjung Raya, Ex. Galian
Uban/Sei Jeram, Pasir Galang
Logo, Ekang, Bintan,
Waduk Sei Jago, Batang, Ex.
Cikolek, Sumpai, Angus,
Gunung Waduk Lagoi, Waduk Galian Pasir
4 Bintan Sopor, Mapor, Katubi,
Lengkuas Gesek, Kolong Enam, Simpang Busung,
Pengibu, Tambelan,
Busung, Galang Ex. Galian Pasir
Benuwa, Tambang Besar.
Batang, Kawal, Anculai, Pengujan,
Kangboi, dan Sekuning Bloreng, Katen,
Nyirih, Tembeling
dan Mantang
Hutan
Waduk Sei Pulai, Sei
6 Tanjungpinang Dompak, Jang Lindung -
Timun, Dompak
(Pancur)
II - 9
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Kabupaten/ DAM/Waduk/
No Daerah Aliran Sungai Mata Air Kolong
Kota Embung
Durslin, Selamak, Musal,
Pengok, Sekarim, Buluh,
Gunung Daik,
Bidai, Posik, Mamut,
Gunung
Tjempah, Mentuda, Telok,
Muncung,
Ketam, Canot, Selapan,
Batu Ampar,
Jelutung, Kredong, Awak, Ex. Galian Timah
7 Lingga Kampung Gemuruh
Duara, Resun, Tembok, Singkep
Menserai, dan
Kerasing, Lieng, Dabo,
Kampung
Sergong, Kumbang,
Tanjung
Langkap, Maroktua, Bajau,
Tinggi
Ara, Temiang, Sebangka,
Penuba, Air Merah
Sumber: Kepmen PU No. 4/PRT/M/2015; BWSS IV Kepulauan Riau dan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi
Kepulauan Riau, 2016
Tabel II. 8
Rata-Rata Suhu Udara, Kelembaban Udara, Curah Hujan, dan Penyinaran Matahari
Menurut Stasiun Tahun 2016
Terempa
Ranai Dabo Hang Nadim Tanjung
No Uraian Karimun (Kepulauan
(Natuna) (Lingga) (Batam) pinang
Anambas)
1 Suhu (oC)
Maksimum 33,4 34,6 32,5 36,40 34,60 34,4
Minimum 24,2 21,4 21,0 21,40 22,2 22,2
Rata-Rata 28,8 27,9 26,8 28,28 28,08 27,38
2 Kelembaban
Udara (persen)
Maksimum 99 100 98 100 100 100
Minimum 49 51 75 53 47 45
Rata-Rata 81,8 86,4 87,5 81,8 81,73 83
II - 10
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Terempa
Ranai Dabo Hang Nadim Tanjung
No Uraian Karimun (Kepulauan
(Natuna) (Lingga) (Batam) pinang
Anambas)
3Tekanan Udara
1.010,0 1.010,57 1.010,58 1.009,79 1.011,69 1.010,74
(mb)
4 Kecepatan
8,92 3,66 3,25 4,33 5,14 5,42
Angin (knot)
5 Curah Hujan
183,9 222,35 264,98 147,03 192,15 287,23
(mm3)
6 Penyinaran 38,25
Matahari 55,3 65,16 48,08 53,92 22,50
(persen)
Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BPS, Kepulauan Riau Dalam Angka 2017)
II - 11
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
II - 12
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
II - 13
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
6) Koridor Pariwisata Daerah (KPD) Kepulauan Anambas sebagai kawasan Wisata Bahari
dan Ekowisata;
7) Koridor Pariwisata Daerah (KPD) Lingga sebagai kawasan Wisata Sejarah, Wisata
Budaya, Wisata Alam dan Wisata Bahari.
II - 14
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Tabel II. 9
Potensi Luas Bahaya Tanah Longsor di Provinsi Kepulauan Riau
Bahaya
No Kabupaten / Kota
Luas (Ha) Kelas
1 Karimun 13.397 Tinggi
2 Bintan 3.061 Sedang
3 Natuna 26.919 Tinggi
4 Lingga 49.963 Tinggi
5 Kepulauan Anambas 48.922 Tinggi
6 Batam 7.468 Tinggi
7 Tanjungpinang 68 Sedang
Provinsi Kepulauan Riau 149.798 TINGGI
Sumber : Peta Kajian Risiko Bencana Provinsi Kepulauan Riau 2016-2020
Tabel II. 10
Potensi Luas Bahaya Gempa Bumi di Provinsi Kepulauan Riau
Bahaya
No Kabupaten / Kota
Luas (Ha) Kelas
1 Karimun 88,931 Rendah
2 Bintan 130,314 Rendah
3 Natuna 196,386 Rendah
4 Lingga 214,712 Rendah
5 Kepulauan Anambas 59,014 Rendah
6 Batam 96,025 Rendah
7 Tanjungpinang 14,456 Rendah
Provinsi Kepulauan Riau 799,838 Rendah
Sumber : Peta Kajian Risiko Bencana Provinsi Kepulauan Riau 2016-2020
b. Kawasan Rawan Gelombang Pasang dan Abrasi
Kawasan rawan gelombang pasang berada sekitar pantai rawan terhadap
gelombang pasang akibat angin kencang dengan kecepatan tinggi atau gravitasi bulan
atau matahari. Kriteria kawasan ini adalah kawasan yang rawan terhadap gelombang
pasang dengan kecepatan antara 10 sampai 100 kilometer per jam yang timbul akibat
kecepatan angin atau gravitasi bulan dan matahari. Kawasan rawan gelombang pasang
II - 15
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
ditetapkan dengan ketentuan kawasan permukiman yang berada di sekitar pantai atau
pesisir. Arahan kebijakan kawasan rawan gelombang pasang adalah melalui
pengamanan pantai dan penanaman mangrove untuk meredam dan agar terlindung dari
gelombang pasang (rob). Gelombang pasang ini juga mengakibatkan terjadinya abrasi
pantai.
Kawasan rawan abrasi meliputi kawasan yang mengalami perubahan bentuk
pantai yang diakibatkan oleh gelombang laut, arus laut dan pasang surut laut terutama
yang berada di pulau-pulau kecil dan pulau-pulau terluar. Pantai-pantai yang rawan
terhadap abrasi antara lain:
a. Pulau Karimun: Pantai Tanjung Balai sepanjang ± 4 km, Pantai Pelawan sepanjang ±
3 km, Pantai Pongkar sepanjang ± 6 km, Pantai Tanjung Sebatak sepanjang ± 4 km
dan Pantai Sepedas sepanjang ± 4 km.
b. Pulau Kundur: Pantai Timur sepanjang ± 5 km, Pantai Selat Beliah sepanjang ± 7 km,
Pantai Urung sepanjang ± 3 km dan Pantai Parit Jepang sepanjang ± 3 km.
c. Pulau Bintan: Pantai Trikora sepanjang ± 10 km, Pantai Tanjung Uban sepanjang ± 5
km, Pantai Sei Kecil - Sakera sepanjang ± 10 km, Pantai Lobam sepanjang ± 4 km,
Pantai Senggarang sepanjang ± 4 km, Pantai Penyengat sepanjang ± 8 km, Pantai
Barat Tanjungpinang sepanjang ± 8 km, Pantai Pulau Dompa, Pantai Dompak
Seberang sampai Tanjung Mocoh serta pulau-pulau kecil di Kecamatan Bintan
Pesisir, Mantang dan Tambelan.
d. Pulau Singkep: Pantai Kota Dabo sepanjang ± 4 km, Pantai Kote sepanjang ± 3 km,
Pantai Jagoh sepanjang ± 2 km dan Pantai Kebun Nyiur sepanjang ± 4 km Pulau
Batam: Pantai Jodoh sepanjang ± 3 Km, Pantai Punggur sepanjang ± 500 m, Pantai
Nongsah sepanjang ± 5 Km dan Pantai Melayu sepanjang ± 10 km.
e. Pulau Ranai: Pantai Kota Ranai sepanjang ± 8 km, Pantai Tanjung sepanjang ± 4 km.
Luas kawasan rawan gelombang ekstrim dan abrasi di Provinsi Kepulauan Riau
sebesar 125.040 hektar yang tersebar di seluruh kabupaten/kota dengan bahaya
kategori Sedang, dengan perincian pada Tabel II.11.
Tabel II. 11
Potensi Luas Bahaya Gelombang Ekstrim dan Abrasi
di Provinsi Kepulauan Riau
Bahaya
No Kabupaten / Kota
Luas (Ha) Kelas
1 Karimun 16.310 Sedang
2 Bintan 16.016 Sedang
3 Natuna 16.024 Sedang
4 Lingga 32.359 Sedang
5 Kepulauan Anambas 19.817 Sedang
6 Batam 22.745 Sedang
II - 16
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Bahaya
No Kabupaten / Kota
Luas (Ha) Kelas
7 Tanjungpinang 1.769 Sedang
Provinsi Kepulauan Riau 125.040 Sedang
Sumber : Peta Kajian Risiko Bencana Prov. Kepri 2016-2020
Tabel II. 12
Potensi Luas Bahaya Banjir di Provinsi Kepulauan Riau
Bahaya
No Kabupaten / Kota
Luas (Ha) Kelas
1 Karimun 60.696 Sedang
2 Bintan 95.717 Tinggi
3 Natuna 151.087 Sedang
4 Lingga 103.560 Sedang
5 Kepulauan Anambas 1.162 Sedang
6 Batam 54.975 Tinggi
7 Tanjungpinang 11.709 Tinggi
Provinsi Kepulauan Riau 478.906 Tinggi
Sumber : Peta Kajian Risiko Bencana Provinsi Kepulauan Riau 2016-2020
Bahaya
No Kabupaten / Kota
Luas (Ha) Kelas
1 Natuna 6.327 Tinggi
2 Kepulauan Anambas 559 Tinggi
Provinsi Kepulauan Riau 6.886 Tinggi
Sumber : Peta Kajian Risiko Bencana Provinsi Kepulauan Riau 2016-2020
II - 17
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Tabel II. 14
Potensi Luas Bahaya Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Kepulauan Riau
Bahaya
No Kabupaten / Kota
Luas (Ha) Kelas
1 Karimun 20.051 Tinggi
2 Bintan 51.372 Tinggi
3 Natuna 120.376 Tinggi
4 Lingga 155.443 Tinggi
5 Kepulauan Anambas 39.773 Tinggi
6 Batam 20.789 Tinggi
7 Tanjungpinang 1.956 Tinggi
Provinsi Kepulauan Riau 409.760 Tinggi
Sumber : Peta Kajian Risiko Bencana Provinsi Kepulauan Riau 2016-2020
II - 18
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
1.400.000
1.188.985
1.200.000
1.000.000
800.000
225.298
202.215
153.020
1.037.187
600.000
88.591
141.415
237.720
204.194
74.520
40.414
73.360
91.205
42.153
400.000
200.000
0
m
un
an
ga
g
a
ba
an
un
ta
rim
nt
ng
am
Ba
at
in
Bi
Li
gp
Ka
An
n
ta
n
n
un
te
te
n
Ko
te
p.
pa
te
nj
pa
pa
Ke
pa
Ta
bu
bu
bu
bu
Ka
b.
Ka
ta
Ka
Ka
Ka
Ko
DPMD DUKCAPIL BPS
Gambar 2. 2
Perbandingan Jumlah Penduduk Menurut Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa,
Kependudukan Dan Catatan Sipil Dan BPS Kepulauan Riau
Tabel II. 15
Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2015 (Data Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Kependudukan
dan Catatan Sipil)
II - 19
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
1.400.000 1.283.196
1.200.000
1.000.000
800.000
600.000
400.000 229.194
156.313 207.057
200.000 41.412 76.192 89.330
0
un
m
g
a
s
ga
an
ba
an
un
ta
rim
ng
nt
am
Ba
at
in
Bi
gp
Li
Ka
N
An
ta
un
Ko
n
nj
ua
Ta
la
ta
pu
Ko
Ke
Kab/Kota
Gambar 2. 3
Jumlah Penduduk Menurut Kabaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017
Tabel II. 16
Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2012-2017
(Data BPS)
II - 20
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
4,5 4,14
4
3,5
3
2,5
2
1,21 1,29 1,29 1,3
1,5 0,96
1 0,42
0,5
0
un
m
g
a
s
an
ga
ba
an
un
ta
rim
nt
ng
am
Ba
at
in
Bi
gp
Ka
N
Li
An
ta
un
Ko
n
nj
ua
Ta
la
ta
pu
Ko
Ke
Kab/Kota
Gambar 2. 4
Rata-Rata Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017
Tabel II. 17
Pertumbuhan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013-2017
II - 21
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
m
a
un
s
g
an
ba
g
un
an
ta
nt
im
ng
am
at
Ba
in
Bi
r
Li
gp
N
Ka
An
un
n
nj
ua
Ta
la
pu
Kab/Kota
Ke
Gambar 2. 5
Kepadatan Penduduk Menurut Kabuapaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017
Tingkat kepadatan penduduk di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2017 sebesar 197
jiwa/km2 naik dibandingkan tahun 2016 sebesar 191 jiwa/km2. Meningkatnya kepada
penduduk di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2017 terlihat dari peningkatan kepadatan
penduduk Kota Batam dan Kota Tanjungpinang yang cepat, yaitu Kota Batam dari 787
jiwa/km2 menjadi 817 jiwa/km2 (3,81%) dan Kota Tanjungpinang dari 855 jiwa/km2 menjadi
865 jiwa/km2 (1,17%). Dilihat dari persebarannya pada tahun 2017, kepadatan penduduk
tertinggi berada di Kota Tanjungpinang sebesar 865 jiwa/km2 selanjutnya Kota Batam
sebesar 817 jiwa/km2 dan terendah di Kabupaten Natuna dengan tingkat kepadatan
penduduk sebesar 27 jiwa/Km2. Secara rinci kepadatan penduduk per kabupaten/kota
dapat dilihat pada Tabel II.18.
Tabel II. 18
Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013-2017
(Jiwa/km2)
II - 22
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
199.939; 12,15%
50.401; 3,06%
Penduduk Usia Tidak
Produktif Muda (0-14 tahun)
1.394.780;
84,78%
Gambar 2. 6
Perbandingan Usai Produktif dan Tidak Produktif Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017
Tabel II. 19
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2017
II - 23
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Tabel II. 20
PDRB Provinsi Kepulauan Riau Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2013-2017 (Milyar rupiah)
II - 24
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
PDRB Provinsi Kepulauan Riau berdasarkan harga konstan tahun 2010 pada tahun
2017 sebesar 166.190,47 Milyar rupiah. Perkembangan PDRB ADHK dapat dilihat pada Tabel
dibawah ini.
Tabel II. 21
PDRB Provinsi Kepulauan Riau Atas Dasar Harga Konstan Tahun Dasar 2010
Tahun 2013-2017 (Milyar rupiah)
II - 25
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Struktur perekonomian Provinsi Kepulauan Riau selama kurun waktu tahun 2013-2017
didominasi oleh tiga sektor utama yaitu : sektor industri pengolahan, sektor konstruksi dan
sektor pertambangan dan penggalian. Kontribusi sektor industri pengolahan menurun pada
tahun 2017 Menjadi sebesar 36,13% . Kontribusi sektor kontruksi juga fluktuatif pada kisaran
antara 17,03%-18,21%. Sementara itu kontribusi sektor pertambangan dan penggalian
menurun dari sebesar 15,96% pada tahun 2013 menjadi 14,21% pada tahun 2017, seperti
terlihat pada dibawah ini.
Tabel II. 22
Distribusi PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun Dasar 2010 Tahun 2013-2017 (Persen)
II - 26
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
B. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi memberikan gambaran mengenai dampak dari pembangunan
yang telah dilaksanakan oleh pemerintah, khususnya dalam rangka pengembangan bidang
ekonomi. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan tingkat perubahan ekonomi yang terjadi di
suatu wilayah tertentu. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan menjadi salah
satu tolok ukur keberhasilan pembangunan. Dalam kurun waktu tahun 2013-2017, trend
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kepulauan Riau menunjukkan penurunan dari tahun ke
tahun. Pada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi sebesar 7,21% terus menurun menjadi 2,01%
pada tahun 2017. pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau berada di bawah
pertumbuhan ekonomi Nasional. Secara lengkap perbandingan pertumbuhan ekonomi
Provinsi Kepulauan Riau dengan Nasional dapat dilihat pada Gambar 2.2.
9,00
8,00 7,21
6,60
7,00 6,02
6,00 5,02
5,00 5,78
5,02 5,02 5,07
4,00 4,79
3,00 2,01
2,00
1,00
0,00
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber: BPS, Berita resmi statistik “Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau Triwulan IV 2017, 2018
Gambar 2. 7
Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau dengan Nasional
Tahun 2013-2017
II - 27
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Aceh 4,19
Sumatera Utara 5,12
Sumatera Barat 5,29
Riau 2,71
Jambi 4,64
Sumatera Selatan 5,51
Bengkulu 4,99
Lampung 5,17
Kep. Bangka Belitung 4,51
Kepulauan Riau 2,01
0 1 2 3 4 5 6
Sumber: BPS, Berita resmi statistik “Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau Triwulan IV 2017, 2018
Gambar 2. 8
Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau dengan Provinsi Lain di Wilayah
Sumatera Tahun 2017 (%)
Pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Riau rilis BPS saat ini
masih tahun 2016, yaitu pertumbuhan ekonomi tertinggi di Kabupaten Karimun sebesar
6,18%, selanjutnya Kabupaten Bintan sebesar 5,96% dan Kota Batam sebesar 5,45%.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi terendah di Kabupaten Kepulauan Anambas sebesar
2,91%, seperti terlihat pada gambar berikut.
Karimun 6,18
Bintan 5,96
Batam 5,45
Tanjungpinang 5,08
Lingga 4,07
Natuna 3,01
0 1 2 3 4 5 6 7
II - 28
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
C. Investasi
Pelayanan Perizinan di Provinsi Kepulauan Riau secara bertahap dipindahkan dari
perangkat daerah ke Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu
(BPMPTSP). Jumlah Izin dan non perizinan yang dilayani oleh Pelayanan terpadu satu pintu
sampai dengan tahun 2016 sebanyak 1.264 jenis perizinan/non perizinan, sdangkan jumlah
jenis izin dan non izin yang diterbitkan BPMPTSP mencapai sebanyak 110 jenis dan masih
ada beberapa jenis perizinan yang ditangani oleh perangkat daerah. Namun jumlah
permohonan izin yang terlayani melalui Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi
Secara Elektronik (SPIPISE) pada tahun 2015 hanya 8 permphonan ijin. Meskipun demikian
Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat atas Pelayanan Perizinan Satu Pintu (PTSP) per tahunnya
terus meningkat mencapai 81,25% pada tahun 2016, seperti terlihat pada Tabel 2.106.
1400 84
81,25
80 82
1200 Jumlah Izin dan
80
nonperizinan yang
1000 78 dilayani oleh Pelayanan
terpadu satu pintu
76
800 Jumlah jenis Izin dan
74 non Izin yang
1.264
110
104
104
D. Inflasi
Inflasi merupakan persentase tingkat kenaikan harga sejumlah barang dan jasa
yang secara umum dikonsumsi rumah tangga dan kegiatan industri. Laju inflasi
gabungan dua kota di provinsi kepulauan kepri di pada tahun 2017 sebesar 4,02%, lebih
tinggi dibandingkan dengan Nasional sebesar 3,61%. Perkembangan laju inflasi
gabungan dua kota dapat dilihat pada Gambar 2.5.
II - 29
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
9,00
8,00 8,36
7,00
6,00
5,00 4,40
4,04 4,02
3,53
4,00
3,00 3,61
3,35 3,02
2,00
1,00
-
2014 2015 2016 2017
Capaian inflasi Provinsi Kepri yang lebih tinggi dibandingkan nasional terutama
komoditas volatile food menjadi penyumbang terbesar inflasi. Oleh karena itu, koordinasi
pengendalian inflasi melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) perlu terus diperkuat.
Sejalan dengan hal ini, untuk menciptakan sinergi pengendalian inflasi di wilayah Kepri,
Pemerintah Provinsi Kepri mendorong setiap kabupaten kota untuk menyusun Roadmap
pengendalian inflasi dengan merujuk pada Roadmap Pengendalian Inflasi Provinsi Kepri (SK
Gubernur Kepri No. 1395 tahun 2015).
II - 30
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
115.000,00
110.338
110.000,00 106.785
105.000,00 103.030
100.000,00
95.400
95.000,00
90.000,00 87.630
85.000,00
2013 2014 2015 2016 2017
F. Indeks Gini
Indeks Gini merupakan satu ukuran untuk melihat ketimpangan pendapatan
masyarakat. Indeks gini bernilai 0 hingga 1. Ketimpangan antar kelompok pendapatan
dikatakan ketimpangan “rendah” bila indeks Gini kurang dari 0,3, dikatakan Ketimpangan
“sedang” bila indeks Gini antara 0,3 – 0,4; dan Ketimpangan “tinggi” bila indeks Gini di atas
0,4. Nilai indeks gini Provinsi Kepulauan Riau antara tahun 2013–2015 stabil dari sebesar
0,36 menurun menjadi sebesar 0,359 pada tahun 2017. Angka ini menunjukan bahwa
ketimpangan pendapatan di Provinsi Kepulauan Riau termasuk kategori sedang. Hal ini perlu
diwaspadai agar peningkatan pendapatan tidak hanya dinikmati oleh kelompok masyarakat
yang berpenghasilan tinggi (orang kaya). Secara rinci dapat dilihat pada Gambar berikut.
0,41
0,40
0,40
0,39
0,38
0,37
0,36 0,36 0,359
0,36
0,35
0,35
0,34
2013 2014 2015 2016 2017
Kepulauan Riau
II - 31
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Dibandingkan provinsi lain di Wilayah Sumatera tahun 2017, indeks gini di Provinsi
Kepulauan tertinggi kedua setelah sumatera selatan. Secara rinci perbandingan indeks gini
provinsi di wilayah Sumatera dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.
0,45
0,40 0,391
0,35
0,30
0,25
0,365
0,20
0,359
0,349
0,335
0,334
0,333
0,329
0,325
0,312
0,276
0,15
0,10
0,05
0,00
Kepulauan Kepulauan Lampung Bengkulu Sumatera Jambi Riau Sumatera Sumatera Aceh
Riau Bangka Selatan Barat Utara
Belitung
Provinsi Kepulauan Riau nasional
Tabel II. 23
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011-2015
II - 32
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
H. Kemiskinan
1. Garis Kemiskinan
Badan Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan garis kemiskinan yaitu nilai rupiah yang
diperlukan agar penduduk dapat hidup layak secara minimum yang mencakup pemenuhan
kebutuhan minimum pangan dan non-pangan esensial. Garis Kemiskinan adalah harga yang
dibayar oleh kelompok acuan untuk memenuhi kebutuhan pangan sebesar 2.100
kkal/kapita/hari dan kebutuhan non-pangan esensial seperti perumahan, sandang,
kesehatan, pendidikan, transportasi dan lainnya.
Tren garis kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau menunjukkan peningkatan. Tahun
2013 garis kemiskinan Provinsi Kepulauan Riau sebesar Rp 398.903,-/kapita/bulan
meningkat menjadi Rp 536.027,-/kapita/bulan pada tahun 2017. Jika dibandingkan dengan
garis kemiskinan Nasional sebesar Rp 387.160,-/kapita/bulan, garis kemiskinan Provinsi
Kepualaun Riau jauh lebih tinggi. Secara rinci dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.
600.000,00 536.027
502.653
480.812
500.000,00
425.967
398.903
400.000,00
387.160
300.000,00
312.328 309.314 322.748
292.951
200.000,00
100.000,00
0,00
2013 2014 2015 2016 2017
II - 33
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
700.000,00
600.000,00
500.000,00
400.000,00 387.160
607.927
536.027
300.000,00
465.181
462.768
455.797
454.124
423.696
396.361
390.183
378.248
200.000,00
100.000,00
0,00
Provinsi Kepulauan Lampung Bengkulu Sumatera Jambi Riau Sumatera Sumatera Aceh
Kepulauan Bangka Selatan Barat Utara
Riau Belitung
Provinsi Nasional
Tingkat kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau dilihat dalam lima tahun terakhir
(2013-2017) cenderung menurun, yaitu dari sebesar 6,35% pada tahun 2013 menjadi 6,13%
pada tahun 2017 atau turun sebesar 0,22 poin. Namun dilihat dari kondisi tiga tahun terakhir,
tingkat kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau terus meningkat, yaitu tahun 2015 sebesar
5,78%, tahun 2016 naik menjadi 5,84% dan tahun 2017 kembali naik menjadi 6,13%. Selain
itu secara absolut, jumlah penduduk miskin di Provinsi Kepulauan Riau dalam lima tahun
terakhir mengalami kenaikan, yaitu tahun 2015 sebanyak 125,02 ribu jiwa dan pada tahun
2017 menjadi sebanyak 128,43 ribu jiwa atau naik sebanyak 3,41 ribu jiwa. Secara rinci
perkembangan tingkat kemiskinan dan jumlah penduduk miskin di Provinsi Kepulauan Riau
dapat dilihat pada Gambar berikut.
6,60 130,00
6,40
6,35
6,40
125,00
6,13
6,20
120,00 Jumlah Penduduk
6,00 Miskin
5,84
5,78 Persentase
5,80 115,00 Penduduk Miskin
5,60
125,02
124,17
114,83
120,41
128,43
110,00
5,40
5,20 105,00
2013 2014 2015 2016 2017
II - 34
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Tingkat kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2017 sebesar 6,13%
berada di bawah tingkat kemiskinan Nasional sebesar 10,12%. Jika dilihat berdasarkan
provinsi di wilayah Sumatera, tingkat kemiskinan Provinsi Kepulauan Riau menempati posisi
terendah kedua setelah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (5,30%). Posisi relatif tingkat
kemiskinan Provinsi Kepulauan Riau dikemukakan pada gambar berikut.
18,00
16,00
14,00
12,00
10,00 10,12
15,92
15,59
8,00
13,10
13,04
6,00
9,28
7,90
7,41
4,00
6,75
6,13
5,30
2,00
0,00
Kepulauan Provinsi Sumatera Riau Jambi Sumatera Sumatera Lampung Bengkulu Aceh
Bangka Kepulauan Barat Utara Selatan
Belitung Riau
Provinsi Nasional
Penyebaran kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau pada periode Maret tahun 2017,
diketahui Kabupaten Lingga sebesar 13,84% berada di atas rata-rata Provinsi Kepulauan
Riau sebesar 6,06% dan Nasional sebesar 10,64%, serta menempati posisi tertinggi
dibandingkan Kabupaten/Kota se provinsi Kepulauan Riau. Sementara itu tingkat kemiskinan
terendah berada di Kabupaten Natuna sebesar 4,64%, berada di bawah rata-rata Provinsi
Kepulauan Riau sebesar 6,06% dan Nasional sebesar 10,64%. Selengkapnya dapat dilihat
pada Gambar berikut.
II - 35
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
16,00
14,00
12,00
10,00 10,64
8,00
13,84
6,00 6,06
9,29
7,41
4,00
6,87
6,01
4,81
4,64
2,00
-
Natuna Kota Bintan Kepulauan Karimun Kota Lingga
Batam Anambas Tanjung
Pinang
Tabel II. 24
Jumlah Penduduk dengan Status Kesejahteraan 40% Terendah berdasarkan Pemutakhiran
Basis Data Terpadu Tahun 2015
II - 36
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
daerah. Dalam rangka pemberdayaan masyarakat perdesaan, maka perlu tindak lanjut
pemberdayaan perempuan di perdesaan, pengembangan usaha mikro dan kecil termasuk
usaha non formal dan mengembangkan akses permodalan masyarakat berbasis pada
potensi lokal.
75
Provinsi Nasional
74
73
72
71 70,81
74,45
70
69
71,79
71,24
70,57
70,6
68
69,99
69,99
69,95
68,86
67
68,25
66
65
Lampung Sumatera Bengkulu Kep. Jambi Sumatera Aceh Sumatera Riau Kepulauan
Selatan Bangka Utara Barat Riau
Belitung
II - 37
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
IPM Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 hingga tahun 2017 mengalami
peningkatan, yaitu sebesar 73,02 naik menjadi sebesar 74,45 pada tahun 2017. Kondisi
tersebut berkontribusi positif terhadap pencapaian IPM Nasional yang tiap tahunnya, secara
rinci dapat dilihat pada Gambar berikut.
75,00
74,00
74,45
73,00 73,75 73,99
73,40
72,00 73,02
71,00
70,00 70,81
70,18
69,00 69,55
68,00 68,90
68,31
67,00
66,00
2013 2014 2015 2016 2017
Provinsi Nasional
50,00
80,26
78,00
40,00
72,91
71,52
70,26
67,06
63,45
30,00
20,00
10,00
0,00
Lingga Kepulauan Karimun Natuna Bintan Tanjungpinang Batam
Anambas
II - 38
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
9,67 9,79
10 9,63 9,64 9,65
9,5
9
8,5
8
8,10
7,5 7,84 7,95
7,61 7,73
7
6,5
6
2013 2014 2015 2016 2017
Provinsi Nasional
II - 39
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Gambar 2. 23
Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah Provinsi Kepulauan Riau dan Nasional
Tahun 2013-2017
10 9,79
8 8,10
11,11
9,97
8,47
4 8,34
7,8
6,69
5,97
0
Lingga Kepulauan Karimun Bintan Natuna Tanjungpinang Batam
Anambas
Gambar 2. 24
Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017
II - 40
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
13,00
12,81
12,80 12,66
12,60 12,85
12,60 12,51
12,72
12,40 12,26 12,55
12,39
12,20
12,00 12,1
11,80
11,60
2013 2014 2015 2016 2017
Provinsi Nasional
Gambar 2. 25
Perkembangan Harapan Lama Sekolah Provinsi Kepulauan Riau dan Nasional
Tahun 2013-2017
14,5
Kabupaten/Kota Provinsi Nasional
14
13,5
13
12,85
12,81
14,07
13,87
12,5
12,94
12
12,60
12,42
12,15
12,14
11,5
11
Kepulauan Karimun Lingga Bintan Batam Natuna Tanjungpinang
Anambas
Gambar 2. 26
Angka Harapan Lama Sekolah Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau tahun 2017
II - 41
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
menjadi sebesar 69,48 tahun. Kondisi tersebut sama dengan Nasional yang setiap
tahunnya mengalami kenaikan.
71,5 71,06
70,78 70,90
71 70,59
70,40
70,5
70
69,5
69,41 69,45 69,48
69
69,05 69,15
68,5
68
2013 2014 2015 2016 2017
Provinsi Nasional
Gambar 2. 27
Perkembangan Angka Harapan Hidup Provinsi Kepulauan Riau dan Nasional
Tahun 2013-2017
76
Kabupaten/Kota Provinsi Nasional
74
72
71,06
70
69,48
68
66
73,19
64
71,84
70,32
70,12
62
66,76
60
64,33
61,14
58
56
54
Lingga Natuna Kepulauan Bintan Karimun Tanjungpinang Batam
Anambas
Gambar 2. 28
Angka Harapan Hidup Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau tahun 2017
II - 42
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
16.000,00
13.018,53 13.176,79 13.359 13.566
14.000,00 12.942,28
12.000,00
10.000,00
10.150 10.420 10.664
8.000,00 9.858 9.903
6.000,00
4.000,00
2.000,00
0,00
2013 2014 2015 2016 2017
Provinsi Nasional
Gambar 2. 29
Perkembangan Pengeluaran Riil Perkapita (Daya Beli) Provinsi Kepulauan Riau dan
Nasional Tahun 2013-2017
18.000
Kabupaten/Kota Provinsi Nasional
16.000
14.000 13.566
12.000
10.000 10.664
17.131
14.881
8.000
13.970
13.828
11.713
11.654
11.421
6.000
4.000
2.000
0
Lingga Kepulauan Karimun Bintan Natuna Tanjungpinang Batam
Anambas
Gambar 2. 30
Pengeluaran Riil Perkapita (Daya Beli) Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017
II - 43
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
B. Ketenagakerjaan
1. Angkatan Kerja
Jumlah angkatan kerja di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2017 mencapai
966.091 orang, meningkat 34.656 orang dari tahun 2016 sebanyak 931.435 orang. Dari
angkatan kerja tersebut, jumla penduduk yang bekerja pada tahun 2017 sebanyak
896.931 orang dan jumlah penganggur sebanyak 69.160 orang. Persentase jumlah
penganggur terhadap jumlah angkatan kerja disebut dengan Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT). TPT menunjukkan bahwa terdapat banyak angkatan kerja yang tidak
terserap pada pasar kerja. TPT Provinsi Kepulauan Riau pada Agustus 2017 mencapai
7,16%, kondisi ini menurun dibandingkan dengan TPT Agustus 2016 sebesar 7,69%,
seperti terlihat pada Gambar berikut ini.
8,00 7,69
7,50 7,16
7,00 6,69
6,50 6,20
6,00 5,63
6,18
6,17 5,94
5,50
5,61
5,50
5,00
2013 2014 2015 2016 2017
II - 44
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
8,00
7,00
6,00
5,50
5,00
4,00
7,16
6,57
6,22
3,00
5,58
5,6
4,39
4,33
3,87
3,78
3,74
2,00
1,00
0,00
Kepulauan Kepulauan Lampung Bengkulu Sumatera Jambi Riau Sumatera Sumatera Aceh
Riau Bangka Selatan Barat Utara
Belitung
Provinsi Nasional
12,00
10,00
8,00
6,20
6,00
10,55
6,18
4,00
6,88
6,36
6,27
6,09
5,69
4,01
2,00
0,00
Karimun Bintan Natuna Lingga Kep. Anambas Kota Batam Kota
Tanjungpinang
II - 45
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
sebesar 92,94%. Penyerapan tenaga kerja hingga Agustus 2017 didominasi oleh
penduduk bekerja berpendidikan Sekolah Menengah Atas Umum sebanyak 259.131
orang (28,89%) dan Sekolah Dasar ke bawah sebanyak 205.942 orang (22,96%). Dalam
setahun terakhir, penduduk bekerja berpendidikan rendah (SMP ke bawah) menurun dari
353.581 orang (41,12%) pada Agustus 2016 menjadi 337.386 orang (37,62%) pada
Agustus 2017. Sementara penduduk bekerja berpendidikan tinggi (Perguruan Tinggi)
juga mengalami peningkatan dari 140.516 orang (16,34%) pada Agustus 2016 menjadi
147.268 orang (16,42%) pada Agustus 2017.
Pendidikan tertinggi yang ditamatkan untuk SD kebawah mengalami fluktuatif,
yaitu pada tahun 2015 sebanyak 190.044 orang, pada tahun 2016 naik menjadi
sebanyak 219.943 orang dan pada tahun 2017 mengalami penurunan menjadi sebanyak
205.942 orang.
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan untuk Sekolah Menengah Pertama pada
tahun 2015 hingga 2017 terus mengalami penurunan dari sebanyak 138.202 orang
menjadi 131.444 orang
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan untuk Sekolah Menengah Atas pada
tahun 2015 sebanyak 265.733 orang, pada tahun 2016 menurun menjadi sebanyak
229.176 orang, kemudian pada tahun 2017 mengalami kenaikan menjadi sebanyak
259.131 orang.
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan untuk Sekolah Menengah Atas Kejuruan
pada tahun 2015 hingga 2017 terus mengalami kenaikan, yaitu dari sebanyak 115.422
orang menjadi sebanyak 153.146 orang.
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan untuk Perguruan Tinggi tahun 2015
hingga 2017 terus mengalami kenaikan, yaitu pada tahun 2015 sebanyak 127.269 orang
naik menjadi sebanyak 147.268 orang pada tahun 2017, secara rinci dapat dilihat pada
table berikut.
Tabel II. 25
Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan
Tahun 2015-2017
II - 46
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
II - 47
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
BAB III
KONDISI SISTEM INOVASI DAERAH (SIDa) SAAT INI
III - 1
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
GUBERNUR PENGARAH
Susunan Tim Koordinasi Penguatan Sistem Inovasi
Daerah Provinsi Kepulauan Riau
Keputusan Gubernur Provinsi Kepulauan Riau Nomor .... Tahun 2018
tentang Tim Koordinasi Penguatan Sistem Inovasi Daerah Provinsi
SEKRETARIS Kepulauan Riau Tahun 2018
DAERAH KETUA
Tanggungjawab
KEPALA
BARENLITBANG SEKRETARIS Anggota Tim Koordinasi Penguatan SIDa:
1. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan
2. Kepala Dinas Pekerjaan Umum
3. Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman
Koordinasi
4. Kepala Dinas Perhubungan
5. Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Kesehatan Hewan
6. Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah
OPD TERKAIT 7. Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
8. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu
ANGGOTA 9. Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
10. Kepala Dinas Pariwisata
PERGURUAN 11. Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi
TINGGI 12. Unsur Perguruan Tinggi
Gambar 3. 1
Bagan Susunan Tim Koordinasi Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2018
III - 2
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah. Pada pasal 4 dan pasal 5, bentuk
inovasi daerah sebagai berikut:
III - 3
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
dengan tema dan sub tema serta program prioritas SIDa di Provinsi Kepulauan
Riau.
MUSYAWARAH
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL
Pedoman Diperhatikan
Dijabarkan Dijabarkan
III - 4
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
III - 5
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
III - 6
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
III - 7
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
III - 8
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
III - 9
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Sejahter
Maju
ditandai dengan penduduk yang
dapat memenuhi
seluruh
kebutuhan dasar
hidupnya secara ditandai dengan terwujudnya sumber daya manusia yang
layak, berkualitas di bidang pendidikan, memiliki
terwujudnya etos kerja dan produktivitas yang tinggi,
pemerataan meningkatnya pemerataan pembangunan
pembangunan fisik dan non fisik, sarana dan prasarana
dan hasil- pendidikan, kesehatan, perhubungan,
hasilnya infrastruktur ekonomi dan sosial serta
dinikmati oleh pelayanan publik khususnya pelayanan
seluruh dasar yang modern
masyarakat,
Gambar 3. 4 Visi Pembangunan Provinsi Kepulauan Riau 2005-2025 Dalam RPJPD Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2005-2025
III - 10
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
III - 11
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
”Terwujudny
Bunda Tanah Melayu masyarakat.
• Nilai-nilai adat dan budaya melayu tersebut
dilestarikan agar tidak pudar terpengaruh oleh budaya
luas
a
• masyarakat yang terpenuhinya kebutuhan dasarnya
K Sejahtera (pendidikan, kesehatan, pekerjaan, pangan,
perumahan, dan jaminan sosial)
e
p
• dapat mempertahankan nilai-nilai moralitas masyarakat melayu
u dimana Agama Islam menjadi sumber utama referensinya
l Berakhlak Mulia dengan dasar keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang
Maha Kuasa, dan bagi masyarakat selain Islam juga dapat
melaksanakan ajaran agamanya, sehingga tercipta kerukunan
a antar umat beragama.
u • menjadi wilayah dengan lingkungan yang bersih,
a sehat, asri, dan nyaman sehingga perlu didukung
n Ramah Lingkungan dengan sistem pengelolaan lingkungan dan sistem
pengelolaan sampah yang baik, pemanfaatan ruang
yang memenuhi aspek daya dukung lingkungan, dan
dilengkapi ruang terbuka hijau yang memadai
R
i Unggul di Bidang • dicita-citakan memiliki keunggulan pada sektor
kemaritiman terutama sektor kelautan dan perikanan,
perhubungan, dan pariwisata didukung dengan
a
u Maritim pembangunan sektor-sektor lainnya dengan
berorientasi pada kemaritiman (maritim oriented)
s
e
b
a
g Gambar 3. 5
a
Visi Gubernur dan Wakil Gubernur Kepulauan Riau Terpilih Dalam RPJMD Provinsi
i
B Kepulauan Riau Tahun 2016-2021
u
n
Dalam rangka
d mewujudkan visi ”Terwujudnya Kepulauan Riau sebagai
a
Bunda Tanah Melayu yang Sejahtera, Berakhlak Mulia, Ramah Lingkungan
T
dan Unggul di Bidang Maritim”, misi yang ditempuh sebanyak 9 (sembilan) misi
a
n
yang telah dijabarkan ke dalam tujuan dan sasaran strategis serta arah kebijakan,
a
program dan indikator
h yang tertuang dalam dokumen RPJMD Provinsi Kepulauan
Riau Tahun 2016-2021.
M Kesembilan misi tersebut, yaitu sebagai berikut:
e
1. Mengembangkan
l perikehidupan masyarakat yang agamis, demokratis,
a
berkeadilan,y tertib, rukun dan aman di bawah payung budaya Melayu.
u
2. Meningkatkan daya saing ekonomi melalui pengembangan infrastruktur
y
berkualitas a dan merata serta meningkatkan keterhubungan antar
n
kabupaten/kota.
g
S
3. Meningkatkan
e
kualitas pendidikan, ketrampilan dan profesionalisme Sumber
j
Daya Manusia sehingga memiliki daya saing tinggi.
a
h
4. Meningkatkan
t derajat kesehatan, kesetaraan gender, pemberdayaan
e
masyarakat,r penanganan kemiskinan dan Penyandang Masalah
a
Kesejahteraan
, Sosial (PMKS).
B
5. Meneruskane pengembangan ekonomi berbasis maritim, pariwisata,
r
pertanian untuk
a mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi dan
k
h
l
a
k III - 12
M
u
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
III - 13
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Gambar 3. 6
Arah Kebijakan Tahunan Dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016-2021
III - 14
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
III - 15
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Tabel III. 1
Prioritas Pembangunan Tahunan
Dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021
III - 16
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
III - 17
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
III - 18
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
III - 19
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
III - 20
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
III - 21
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
III - 22
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
III - 23
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
III - 24
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
III - 25
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Gambar 3. 7
Skenario Pengembangan dan Penguatan Sistem Inovasi Daerah Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2019-2021
III - 26
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
III - 27
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
3. Perusahaan Industri
Dunia usaha memiliki potensi dalam pengembangan berbagai macam
inovasi daerah. Perusahaan atau usaha industri melakukan kegiatan ekonomi
dimana bertujuan menghasilkan barang atau jasa. guna memenuhi kebutuhan
manusia. Perusahaan industri di Provinsi Kepulauan Riau terdiri dari Industri
Besar dan Sedang. Industri Besar dan Sedang mencakup semua perusahaan
industri yang mempunyai tenaga kerja 20 orang atau lebih. Klasifikasi industri
yang digunakan berdasar kepada Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia
(KBLI). KBLI adalah klasifikasi lapangan usaha yang berdasar kepada
International Standard Industrial Classification of All Economic Activities (ISIC)
revisi 4 yang telah disesuaikan dengan kondisi Indonesia.
Industri manufaktur adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan
kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan
tangan sehinggamenjadi barang jadi/setengah jadi, dan atau barang yang kurang
nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada
pemakai akhir. Industri manufaktur dikelompokkan ke dalam 4 golongan
berdasarkan banyaknya pekerja, yaitu: industri besar (100 orang pekerja atau
lebih), industri sedang/menengah (20–99 orang pekerja), industri kecil (5–19
orang pekerja), dan industri mikro (1–4 orang pekerja),
Berdasarkan Survei Perusahaan Manufaktur Tahunan di Provinsi
Kepulauan Riau, pada tahun 2015, jumlah industri besar/sedang mencapai 500
perusahaan dengan jumlah total tenaga kerja sebesar 164.157 orang dengan nilai
produksi sebesar Rp 145.807.042.351.000,00. Adapun detail jumlah perusahaan
III - 28
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Tabel III. 2
Jumlah Perusahaan, Tenaga Kerja, dan Nilai Produksi
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau, 2015
Tabel III. 3
Daftar Perusahaan Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Kepulauan Riau
Area Perusahaan
Karimun 1. CHANDRA TIRTA LESTARI PRATAMA, PT
2. EUNINDO USAHA MANDIRI. PT
3. KARIMUN SEMBAWANG SHIPYARD, PT
4. CINCIN SUMUR <HAIR>
5. INDUSTRI ARANG BAKAR
6. MORNING BAKERY, PT
7. CITRA ALAM SUMER WITA, PT
8. INMAS SUN SHINE, PT
9. MULTI OCEAN SHIPYARD, PT
10. DAPUR ARANG (KAWIE)
11. JASA BERSAMA, CV
12. PABRIK SAGU ALAM MAKMUR
13. DAPUR ARANG (NASIR)
14. KARIMUN MARINE SHIPYARD, PT
15. PABRIK SAGU LINGGA (JURAIMI)
16. PENGOLAHAN ARAG (TEDDY)
17. SAIPEM INDONESIA, PT
18. SARI KOTAMA, PT
19. TRI TIRTA ARGA JAYA, PT
III - 29
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Area Perusahaan
3. CENTROTECJIT BINTAN, PT
4. AMC, PT
5. BINTAN OFFSHORE,PT
6. DOKING (SAMIN)
7. BERKAT CITRA AGUNG, PT
8. CCI BINTAN INDONESIA, PT
9. ESCO BINTAN INDONESIA, PT
10. BINTAN INDO PERMAI, PT
11. CEDAR ACCESSORIS, PT
12. HARAPAN MAKMUR, CV
13. HONEY INDONESIA,PT
14. IS PREMIER CONTAINER BINTAN, PT
15. PERTAMA PRECISION BINTAN, PT
16. SINGATAC BINTAN, PT
17. JAMU MEDAN/TUAK
18. PHILTI JAYA BINTANG, PT
19. SUMBER IZUMI MAS PERKASA, PT
20. NUMBING JAYA, PT
21. PT SEMPURNA CONCENTINDO
22. SUNG BAKERY
23. PEPPERL AND FUCHS BINTAN, PT
24. SANDEN ELECTRONICS INDONESIA, PT
25. TWC BINTAN, PT
26. UD SINAR PERMAI INDAH
27. YOSHIKAWA ELECTRONICS BINTAN, PT
III - 30
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Area Perusahaan
24. ARGOMAS BATAM PRATAMA, PT
25. AMTEK PRECISION COMPONENT BATAM, PT
26. API INDONESIA
27. ARTHA JAYA SEMESTA, PT
28. ASAHI PLAS, PT
29. ASAHI SPRAY PAINTING, PT
30. ASIA PASIFIC, PT
31. ASSEMBY MESIN
32. ASIA COCOA INDONESIA, PT
33. ASIA TECH MANUFACTURING INDONESIA, PT
34. ASSOCIATED PACKAGING INDONESIA, PT
35. ASUS SERVICE INDONESIA, PT
36. ASIA FOUNDRY ENGINEERING, PT
37. ASIARAYA BATAMINDO, PT
38. ASIA PAPERINDO PERKASA, PT
39. ASL SHIPYARD INDONESIA,PT
40. ATECH ELECTRONICS INDONESIA, PT
41. ATHIRA, PT
42. AV PLASTIK INDUSTRI BATAM, PT
43. AWATRONICS, PT
44. AYATANA MULTI MARINE, PT
45. BAHTERA BAHARI SHIPYARD, PT
46. BALINDO CITRA PERDANA, PT
47. BANDAR ABADI, PT
48. BANDAR VICTORY SHIPYARD, PT
49. BASWARA EKA TIYASA <HERIBERTUS AKU>, PT
50. BATAM BERSATU APPAREL, PT
51. BATAM CYCLECT, PT
52. BATAM EXPERINDO, PT
53. BATAM MARINA SHIPYARD, PT
54. BATAM MITRA SEJAHTERA, PT
55. BATAM PALLETINDO JAYA PT
56. BATAM PLASTIK
57. BATAM WELL INDUSTRY, PT
58. BATAMEC, PT
59. BEC, PT
60. BENGINT NUSANTARA, PT
61. BERLIAN ABADI PT
62. BETA REKATAMA JAYA, PT
63. GLOBAL MARINE ENGINERING, PT
64. BIG METALINDO, PT
65. BINANGUN JAYA SUKSES, PT
66. BINGAS MANUFACTURE, PT
67. BINTAN BERSATU APPAREL <MOLLY TAN>, PT
68. BINTANG BATAM SUKSE,S PT
69. BINTANG INTIPERSADA SHIPYARD,PT
70. BINTANG TERANG SEJATI, PT
71. BIOWORLD BIOSCIENCES MANUFACTURING INDUS
72. BOX SENG, PT
73. BREAD TALK,PT
74. BREDERO SHAW INDONESIA, PT
75. BRILIAN LLOIDS, PT
76. BRITOIL OFF SHORE INDONESIA, PT
77. BUANA CIPTA MANDIRI, PT
78. BUMI LAUT PERKASA, PT
79. CAHAYA MURNI, PT
80. CAHAYA SAMUDRA SHIPYA RD, PT
81. CAKE BUAH NAGA, CV
III - 31
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Area Perusahaan
82. CAMERON SYSTEM, PT
83. CATERPILAR INDONESIA BATAM, PT
84. CATUR EKA MANDIRI, PT
85. CATUR MAHA RASA WARALAB, PT
86. CCOL DFINE, PT
87. CELIN PRODUCTION,CV
88. CENDANA HAN WIJAYA, PT
89. CHENG HENG PAPER PRODUCTS PT
90. CHUCK ENGINERING, PT
91. CHUCK MACHINIL I ,PT
92. CHYE JOO SUKSES INDONESIA, PT
93. CIBA VISION BATAM, PT
94. CICOR PANATEC, PT 2
95. CINA COMMUNICATION, PT
96. CIPTA SARANA BAHRI, PT
97. CITRA AGRAMASINTI NUSANTARA, PT
98. CITRA ENGINEERING, PT
99. CITRA LAUTAN TEDUH, PT
100. CITRA SHIPYARD, PT
101. CITRA TUBINDO TBK, PT
102. CLADTEK BI-METAL MANUFACTURING, PT
103. COMPLETION PRODUCTS INDONESIA, PT
104. COVENANT ENGINEERING, PT
105. CROWN HEAD WEAR SKINITTING, PT
106. CUNG FURNITURE INDAH, PT
107. CYCRAFT TECHNOLOGY INDONESIA, PT
108. DAIHAN LABTECH PT
109. DAIHO INDONESIA, PT
110. DATABANK INDONESIA, PT
111. DELTA SHIPYARD, PT
112. DEMOH ENGINEERING PT
113. DEPOT AIR MINUM
114. DHARMA PACIFIC ENGINEERING, PT
115. DHARMA SENTOSA MARINDO, PT
116. DIAMONT TAILOR
117. DIAN JAYA UTAMA, CV
118. DINACAST INDONESIA, PT
119. DIP ENGENERING, PT
120. DJITOE MESINDO, PT
121. DOELLKEN BINTAN, PT
122. DRY DOCKS WORD PERTA
123. DUNIA MARINDO, PT
124. DUTA DIMENSI, PT
125. DUTA MULTI KARYA, PT
126. DWI MARINE INDONESIA, PT
127. DYAN MENTARI, CV
128. DWI SUMBER ARCA WAJA, PT
129. ECOGREEN OLEOCHEMICALS, PT
130. EKA SURYA, PT
131. ELITE PACKAGING, PT
132. ELNUSA FABRIKASI KONTRUKSI, PT
133. ENG NGIAP PLASTRONIC, PT
134. EPCOS <TDK>, PT
135. EPSON BATAM, PTTAM
136. ERA CIPTA PERDANA, CV
137. ESCOTAMA HANDAL, PT
138. ETHIC FOOD, PT
139. ETOWA PACKAGING INDONESIA, PT
III - 32
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Area Perusahaan
140. EUSUN TECHNOLOGY BATAM, PT
141. EVERGROWN TECHOLOGY, PT
142. EX BATAM INDONESIA, PT
143. EXCELLENT PLASMA BATAM, PT
144. EXPRO INDONESIA, PT
145. EXSON ENGINEERING, PT
146. FANTASTIK INTERNASIONAL, PT
147. FARAS, PT
148. FAST MANUFACTURING, PT
149. FEEN MARINE, PT
150. FINE PRECISION, PT
151. FININDO BATAM, PT
152. FLEXTRONIC TECNOLOGI INDONESIA, PT
153. FLUID SCIENCES BATAM, PT
154. FOSTER ELECTRIC INDONESIA, PT
155. FUTNIPLUS ASIA, PT
156. GAJAH IZUMI MAS PERKASA, PT
157. GALANGAN KAPAL <PT B S B T>
158. GALANGAN MERCUSUAR, PT
159. GALAXI INVESTASI HARAPAN <GIH>, PT
160. GELFEX INDONESIA, PT
161. GEMILANG SUKSES GLOBA LIN, PT
162. GENERAL CARBON INDUSTRY, PT
163. GENLE, PT
164. GERAI BATIK <FIRDAUS>
165. GETRONICS BATAM, PT
166. GHIM LI INDONESIA, PT
167. GIKEN PRECISION INDONESIA, PT
168. GLOBAL CITRA PRATAMA, PT
169. GLOBAL HARVEST DRECISION ENGINEERING, PT
170. GLOBAL KONSTRINDO ENGINEERING PT
171. GLOBAL MUKTI SOLUSI INDO, PT
172. GLOBAL PROCESS SYSTEM PT
173. GLOBAL RISING TECHNOLOGIES, PT
174. GLOPACK PACKAGING, PT
175. GOLDEN ABASCA, PT
176. GOLDEN BINTAGUR TIMBEL, PT
177. GOLDHILL INDUSTRI, PT
178. GOLDWELL PLASTIK INDONESIA, PT
179. GOOD DAY BAKERY
180. GORENGAN 77 TAHU SUMEDANG
181. GRAHA TRISAKTI INDUSTRI, PT
182. GRAPHIKA BATAM BETON, PT
183. GREEN FLEXIBLE INDUSTRIES, PT
184. GREEN STRUCTUKE INDUSTRIES, PT
185. GREENLAM ASIA PACIFIC, PT
186. GREENTECH GLOBALINDO, PT
187. GUDANG <GLOBAL MARINE ENGINEERING>, PT
188. GUDANG PT NASRI JAYA, PT
189. GUDANG SINGA RANJUNGAN <LATIPAH>
190. GUDANG TAICHANG, PT
191. H.TECH OILFELD EQUIPMENT, PT
192. HANSA ENGINEERING INDONESIA PT
193. HANTONG PRECISION MANUFACTURING, PT
194. HARAPAN CITRA JAYA, PT
195. HARMON JAGAT JAYA INDO, PT
196. HARSIKA MANDIRI UTAMA, PT
197. HASAN CAN PACKAGING, PT
III - 33
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Area Perusahaan
198. HAYASHI INDO DINAMIKA, PT
199. HEMPELINDONESIA, PT
200. HENG GUAN BATAM INDUSTRIES, PT
201. HLN BATAM, PT
202. HO WAH GENTING, PT
203. HOLCIM PT
204. HONFOONG PLASTIC INDUSTRIES, PT
205. HONG TAI UTAMA, PT
206. HT MANUFACTURING, PT
207. HUNTING ENERGY ASIA, PT <SOELASNO L>
208. HYDRIL INDONESIA, PT
209. HYDROJET, PT
210. HYMINDO PETROMAS UTAMA, PT
211. HYMOLD BATAM, PT
212. HYUNDAI, PT
213. IDEA, PT
214. IDROS PT
215. IDEAL PARKINDO BATAM, PT
216. IEV INDONESIA, PT
217. IMECO INTER SARANA, PT
218. INDOBANGKIT, PT
219. INDOPACK INDUSTRIES BATAM, PT
220. INFI NEON TECHNOLOGIES, PT 1
221. INLINE FLUID CONTROL, PT
222. INSTULATION INDO INTER, PT
223. INTERNATIONAL PAPER PACKAGING, PT
224. INTERPAK INDUSTRIES BATAM, PT
225. INTI DUTA SURYA, PT
226. INTRICON INDONESIA, PT
227. INZIGN, PT
228. ISTYLE, PT
229. I-TECK GENERAL ENGINERING, PT
230. JAMES PRODUCTS COMPANY, PT
231. JAPAN MEDICAL SUPPLY BATAM, PT
232. JAPAN MEDICAL SUPPLY BATAM, PT
233. JASINDO EXPREST, PT
234. JAYA ASIATIC, PT
235. JENI PRIMA PUTRA, PT
236. JINFINDO,PT
237. JOTUN INDONESIA, PT
238. JOVAN TECHNOLOGIES, PT
239. JP TECHNOLOGY, PT
240. JUTAM READYMIX CONCRETE, PT
241. KACALIA, PT
242. KARIMUN ANUGRAH SEJATI, PT
243. KARTINBA INDAH, PT
244. KARYA CELCON PARAMA AERATED CONCRETE, PT
245. KARYA MAKMUR PERKASA, PT
246. KARYA PLASTIK UTAMA, PT
247. KARYA PUTRA BERTUAH, PT
248. KARYA SEMPURNA A, PT
249. KARYA SINDO SAMUDRA, PT
250. KARYA TEKHNIK UTAMA, PT
251. KARYASINDO SAMUDERA BIRU SHIPYARD, PT
252. KAWAL BERSAMA MANDIRI, PT
253. KCM, PT
254. KEMET ELECTRONICS INDONESIA, PT 2
255. KHIANT SUKSES, CV
III - 34
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Area Perusahaan
256. KINEMA SYTRANS MULTIMEDIA, PT
257. KING SAFETY WEAR, PT
258. KNN KONTRUKSI INDONESIA
259. KONVEKSI <SUYITI>
260. KOP SURFACE PRODUCTS, PT
261. KSW BATAM, PT
262. KUALITEK, PT
263. KUMALA INDONESIA SHIPYARD, PT
264. LAB BERU, PT
265. LABROY SHIPBUILDING ENGINEERING, PT
266. LABTECH PENTA INTERNATIONAL, PT
267. LAFARGE CEMENT INDONESIA, PT
268. LANCANG KUNING SUKSES, PT
269. LAS TERALIS <DEDET>
270. LATRADE BATAM INDONESIA, PT
271. LAUTAN BENING PT
272. LAUTAN LESTARI SHIPYARD, PT
273. LAVO IMAGING INDONESIA, PT
274. LB TECHNOLOGIES BATAM, PT
275. LEADON, PT
276. LETEX GARMINDO, CV
277. LGB INDONESIA, PT
278. LGT INDONESIA, PT
279. LIFE WATER
280. LIMS NAUTICAL SHIPYARD, PT
281. LINGGA, PT
282. LKD MULTI INDUSTRI PT
283. LOIZS 88, PT
284. LOISALAINPT
285. LORDWAY ACCOMMODATION ENGINEERING, PT
286. MAATS PT
287. MADEIRA INDONESIA, PT
288. MAHA KARYA BATAM, PT
289. MANDALA PRIMA SARANA PT
290. MANDIRI GIFHA NUSANTARA, PT
291. MARCONI MATORINDO ORI EX, PT
292. MARCOPOLO SHIPYARD, PT
293. MARINATAMA GEMANUSA, PT
294. MARITINE INDOLESTARI, PT
295. MARUWA INDONESIA, PT
296. MC CONEL DOWEL SERVIS ,PT
297. MCCONNELL DOWELL SERVICES PT
298. MCDERMOTT INDONESIA, PT
299. MEAN POWER SUPLAY MESIN, PT
300. MEDIA PRINTER, PT
301. MEGA TECNOLOGI, PT
302. MENJAHIT KAIN LAP <RAMLI>
303. METAL BATAM PT
304. METRIC PACK MANDIRI, PT
305. MILLIONIUILT, PT
306. MITRA ARTHA MANDIRI, PT
307. MITRA DINAMIS, CV
308. MITRA RAYA SARANA, PT
309. MITRA TRIMUKTI PRATAMA, PT
310. MOMENT OTOMASI INDONESIA, PT
311. MOMENTUM ANUGERAH INDONESIA, PT
312. MORNING BAKERY, PT
313. MULTI FRIEND SHIP INDUSTRIES, PT
III - 35
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Area Perusahaan
314. MULTI KERJA BATATAMA, PT
315. MULTI PLASTINDO UTAMA, PT
316. MULTI PRIMA, PT
317. NAGANO DRILUBE INDONESIA PT
318. NAM KWONG ELEKTRIK, PT
319. NANINDAH MUTIARA SHIP YARD, PT
320. NASRI JAYA, PT
321. NATION FITTING, PT
322. NATIONAL INDUSTRIAL GASES INDONESIA, PT
323. NEJILOCK TECHNOLOGYNDO, PT
324. NEPTUNE SUBSEA STABILISATION PT
325. NEXUS ENGINEERING INDONESIA, PT
326. NIPPON STEEL PT
327. NISSIN KOGYO BATAM, PT
328. NISSIN KOGYO BATAM, PT 1
329. NISSIN KOGYO BATAM, PT 2
330. NISSIN KOGYO BATAM, PT 3
331. NITTOH BATAM PT
332. NOBLE BATAM, PT
333. NOK ASIA BATAM, PT
334. NOK PRECISION COMPONENT BATAM, PT
335. NONGSA JAYA BUANA, PT
336. NSP TECHNOLOGY BATAM, PT
337. NUSANHELI, PT
338. OCTAGON PRECISION INDONESIA, PT
339. OLAH REDIMIX HOMEIX, PT
340. ONG KIAN INDONESIA, PT
341. OSCAR FRAME INDUSTRIE.PT
342. OSI ELECTRONICS, PT
343. OSI ELECTRONICS, PT
344. OZ FASTENER, PT
345. P N B C INDONESIA, PT
346. PALINDO MARINE SHIPYARD, PT
347. PALMA PROGRESS SHIPYARD, PT
348. PAN BATAM ISLAND SHIPYARD, PT
349. PANASONIC ELECTRONIC DEVICES BATAM, PT
350. PANDAN BAHARI, PT
351. PASIFIC ATLANTIC SHIPYARD, PT
352. PASIFIC COMPOSITES UTAMA BATAM, PT
353. PASSION PLASTICS, PT
354. PATLITE INDONESIA, PT
355. PATRAINDO NUSA PERTIWI, PT
356. PATRIA MARITIM PERKASA, PT
357. PCI ELECTRONIC INTERNATIONAL, PT
358. PCI, PT
359. PEMBORONG WELDINGAN KAPAL <GATOT>
360. PENGOLAHAN IKAN <TUTDANG>
361. PENGUSAHA SHIPYARD
362. PERKASA BETON BATAM, PT
363. PERKIN ELMER BATAM, PT
364. PETER GARMINDO PRIMA, PT
365. PETRUS INDONESIA, PT
366. PHILIPS INDUSTRIES BATAM, PT
367. PIONEER OFFSHORE INDORAYA PT
368. PIPA MAS PUTIH, PT
369. PLASMOTECH BATAM PT
370. POTEH IRENG
371. POWER FOAM, PT
III - 36
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Area Perusahaan
372. PRADANA INDAH SEJAHTERA, PT
373. PRATAMA BINTANG PRAKARSA, PT
374. PRATAMA ENGINEERING SUPPLIES, PT
375. PRECINDO ABADI, PT
376. PRIMO MICROPHONES INDONESIA, PT
377. PRISCHA PRECISION, PT
378. PROFAB INDONESIA, PT
379. PRO-PACK INDUSTRIES, PT
380. PROPERTY BEST QUALITY, PT
381. PROSERV, PT
382. PRUMPANG RAYA ANUGRAH, PT
383. PULAU CAHAYA TERANG, PT
384. RAAJRATNA WIRE , PT
385. RACER TECHNOLOGY BATAM, PT
386. RAE ENERGY STRATEGIC ENERGY, PT
387. RAPALA VMC BATAM, PT
388. REACS PRECISION BATAM, PT
389. RIPOS BINTANA PRESS, PT
390. RISEA PROPULSION INDONESIA, PT
391. RISIS INDONESIA, PT
392. RISTECH MANUFACTURING, PT
393. ROCK INTERNATIONAL TOBACCO, PT
394. RODA ASIA JAYA, PT
395. ROICE INTERPRISECO, PT
396. RONSTAN INTERNATIONAL, PT
397. ROTARI, PT
398. ROYCE ENTERPRISE CO, PT
399. RPC INDONESIA, PT
400. RUBYCON INDONESIA, PT
401. SAGATEK, PT
402. SAMUDRA OCEONERING ROV, PT
403. SANIPAK INDONESIA, PT 1
404. SANMINA SCI BATAM, PT
405. SANSYU PRECISION BATAM, PT
406. SANWA ENGINEERING BATAM, PT
407. SANYO ENERGI, PT
408. SAT NUSA PERSADA, PT
409. SAVEMAN GARMENT BATAM, PT
410. SAWOO TECHNOLOGY, PT
411. SCHNEIDER ELECTRIC MANUFACTURING BATAM, PTTAM
412. SEFONG INDUSTRY, PT
413. SELECTA BESTAMA, PT
414. SEMEN BOSOWA INDONESIA PLANT BATAM, PT
415. SEMPURNA MANDIRI SUKSES, PT
416. SEMPURNA READY MIX CONCRETE PT
417. SENTEK INDONESIA, PT
418. SERVOTECH INDONESIA, PT
419. SETIA RAYA PACIFIC, PT
420. SHIBAURA INDONESIA BATAM, PT
421. SHIMANO BATAM, PT
422. SHYE CHANG BATAM INDONESIA PT
423. SIIX ELECTRONIC INDONESIA, PT
424. SIN LEE MANUFACTURING, PT
425. SINAR ALAMINDO PRATAMA, PT
426. SINAR BAHTERA MULIA, PT
427. SINAR BARU UTAMA JAYA,PT
428. SINAR CENDANA, PT
429. SINAR INDAH PT
III - 37
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Area Perusahaan
430. SINAR INTER PLAST, PT
431. SINBA TECHNOLOGY INDUSTRI, PT
432. SINDOTEX BRATAMA, PT
433. SINOMETAL STAMPING TECHNOLOGI BATAM, PT
434. SINYOTAMA INDONESIA, PT
435. SKP MARINE ENGINEERING, PT
436. SLG REKATAMA, PT
437. SM ENGINEERING, PT
438. SMOE INDONESIA BATAM FABRICATION YARD, PT
439. SMART STEEL SOLUTION, PT
440. SOUTH PIONEER INDONESIA, PT
441. SOUTHER TRISTAR. PT
442. SP MANUFACTURING, PT
443. SPCO PIPE LINE SERVICES, PT
444. SRI INDAH ALUMINIUM EXTRUSION, PT
445. STX PRECISION BATAM, PT
446. SUBSEA SERVICES INDONESIA, PT
447. SUMBER MARINE SHIPYARD <SMS> , PT
448. SUMBER SAMUDERA MAKMUR, PT
449. SUMBER TEKNIKINDO BATAM, PT
450. SUMITOMO WIRING SYSTEM BATAM INDONESIA, PT
451. SUN PRECISION ENGINEERING INDONESIA, PT
452. SUNDA OPTIMA PIPE, PT
453. SUNMAX INDUSTRI, CV
454. SUNNINGDAALE TECH, PT
455. SUNTECH INTERNASIONAL, PT
456. SUNTECH PLASTICS INDUSTRIES BATAM, PT
457. SUNTECK INDO KERAMIK, PT
458. SUPER BAKERY <YUDI>
459. SUPER BOX INDUSTRIES, PT
460. SUPER PAKINDO, PT
461. SUPRA TEKNOLOGI PLASTIK, PT
462. SURYA AGUNG PLASINDO. PT
463. SURYA GEMILANG, PT
464. SURYA TEKNOLOGI BATAM, PT
465. SYNERGY OIL NUSANTARA, PT
466. SYS-MAC, PT
467. TABITA FURNITURE, PT
468. TAKA MARINDO, PT
469. TAKAMORI INDONESIA, PT
470. TAN INDO SUKSES, PT <KANTOR>
471. TANJUNGPURA, PT
472. TASINDO UTAMA INDAH, PT
473. TCF MAJU, PT
474. TEAM METAL INDONESIA, PT
475. TEC INDONESIA, PT
476. TECHMICRON, PT
477. TECHNICS OFFSHORE JAYA, PT
478. TECHNIP, PT
479. TECKWAH PAPER PRODUCTS INDONESIA, PT
480. TECTRON MANUFACTURING, PT
481. TEMPAT MASAK <LARKO>
482. THAI CHENG DEVELOPMENT, PT
483. THREE CAST INDONESIA, PT
484. TIONG WOON OASIS, PT
485. TJ COMMERCIAL, PT
486. TJOKRO BERSAUDARA BATAMINDO, PT
487. TOMOE VALUE BATAM, PT
III - 38
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Area Perusahaan
488. TOP BAKER, PT
489. TOP FOAM BATAM, PT
490. TOPUS INTERNATIONAL, PT
491. TOYO KONETSU INDONESIA PT
492. TOYO KONETSU INDONESIA, PT
493. TOYOSHIMA, PT
494. TRANSALINDO EKA PERSADA, PT
495. TRANSCAL SUNTECH INTERNASIONAL, PT
496. TREESBEE, PT
497. TRI PILAR PERKASA, PT
498. TRI SUKSES PLASTINDO, PT
499. TRIBUN MEDIA GRAFIKA, PT
500. TRIKARYA ALAM, PT
501. TRIO CIPTRA GEMILANG, PT
502. TRIPLUS HITECH, PT
503. TROPICAL ELECTRONIC, PT
504. TUNAS KARYA BAHARI INDONESIA, PT
505. TURBO DIESEL , PT
506. UCONNECT ELECTRONICS, PT
507. UNI METALTECH INDUSTRY, PT
508. UNION JAYA SEJATI, CVATAM
509. UNION PLASTICS INDUSTRIES, PT
510. UNISEM, PT
511. UNIVERSAL LABORATORIES, PT
512. USAHA BERSAMA CEMERLANG, CV
513. USAHA PENGERINGAN IKAN
514. USAHA PENJAHIT KAIN MAJUN
515. USAHA PEST CONTROL <MAMAN SUHARMAN>
516. USDA SEROJA JAYA, PT
517. USENG TECHNOLOGI UTAMA, PT
518. UWATEC BATAM, PT
519. VALEO AC INDONESIA, PT 2
520. VARTA MICROBATTERY INDONESIA, PT
521. VENTURINDO JAYA BATAM, PT
522. VESINTER INDONESIA, PT
523. VETCO GRAY INDONESIA, PT
524. VIKING ENGINERING, PT
525. VINJAYA UTAMA, PT
526. VISTA MARITIM INDONESIA PT
527. VMC FISHING TACKLE INDONESIA, PT
528. VOLEX BATAM INDAH, PT
529. WAHANA TIRTA MILENIA, PT
530. WASCO ENGINERING INDONESIA, PT
531. WEARSMART TEXTILES, PT
532. WIK FARTEAST BATAM, PT
533. WILMAX CONTROL SYSTEM, PT
534. WIN WIN RUBBER TECHNOLOGIES, PT
535. WOHLRAB INDONESIA, PT
536. WORLD WIDE EQUIPMENTP, PT
537. WORN 2 WIN, PT
538. YASH INDO PRIMA <AHRI ADY ARSYAD>, PT
539. YAVINDO SUMBER PERSADA, PT
540. YAYAN CAKE-HOUSE, CV
541. YEAKIN PLASTIK INDUSTRI, PT
542. YINGMEI INTOBACCO INT, PT
543. YOEW SAN, PT
544. YOKOGAWA MANUFACTURING BATAM, PT
545. YUAN CHANG BATAM INDONESIA ,PT
III - 39
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Area Perusahaan
546. YUDDY NIFEGIS PLASTINDO, PT
547. ZINK POWER, PT
Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau 2017 - Direktori Perusahaan Industri Besar dan
Sedang Provinsi Kepulauan Riau – Hasil Sensus Ekonomi 2016
III - 40
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
5. Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi di Provinsi Kepulauan Riau baik negeri maupun swasta
yang dapat menunjang Sistem Inovasi Daerah (sumber data:
https://www.bibliotika.com/2016/12/uuniversitas-di-kepulauan-riau.html) sebagai berikut:
a. Perguruan Tinggi Negeri
1. Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungppinang
2. Politeknik Negeri Batam, Batam
III - 41
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Tabel III. 4
Daftar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Di Provinsi Kepulauan Riau
STATUS
NO KAB/KOTA KECAMATAN NPSN NAMA SEKOLAH ALAMAT
SEKOLAH
1 Kab. Bintan Kec. Bintan Utara 11002262 SMK SWASTA Swasta Jl. Mekar Sari No. 03
MUHAMMADIYAH
2 Kab. Bintan Kec. Bintan Utara 11002263 SMKN 1 BINTAN Negeri Jl. Pasar Baru, No.1
UTARA
3 Kab. Bintan Kec. Bintan Utara 11002266 SMKS PERKAPALAN Swasta Jl. Kesatrian, No. 09
HANG TUAH
4 Kab. Bintan Kec. Gunung 11003305 SMKN 1 GUNUNG Negeri JL. Poros Pulau Pucung - Lome
Kijang KIJANG Km. 48
5 Kab. Bintan Kec. Seri Kuala 69854734 SMKN 1 SERI Negeri JL. BUSUNG LAMA
Lobam KUALA LOBAM
6 Kab. Bintan Kec. Seri Kuala 69873700 SMK MARITIM Swasta JL. RAYA BUSUNG NO. 54
Lobam LINTAS BARAT RT.002 RW. 001
7 Kab. Bintan Kec. Bintan Timur 11002265 SMKS PERIKANAN Swasta JL. PELABUHAN SRIBAYINTAN
DAN KELAUTAN KIJANG
8 Kab. Bintan Kec. Bintan Timur 11002481 SMKN 1 BINTAN Negeri Jl. Korindo Km. 22
TIMUR
9 Kab. Karimun Kec. Moro 11002144 SMKN 1 MORO Negeri JL. BATU LIPAI MORO
10 Kab. Karimun Kec. Kundur 11000205 SMKS BUDI MULIA Swasta JL. URUNG SEI SEBESI
KUNDUR TANJUNG BATU
11 Kab. Karimun Kec. Karimun 11002145 SMKS YASPIKA Swasta JL. PENDIDIKAN NO.28
12 Kab. Karimun Kec. Karimun 11003035 SMKS VIDYA Swasta VETERAN NO.1 KAPLING TG.
SASANA BALAI KARIMUN
13 Kab. Karimun Kec. Meral 69881360 SMK WIDYA Swasta JL. LETJEN SUPRAPTO NO.10
KARIMUN SUNGAI RAYA
14 Kab. Karimun Kec. Tebing 11002143 SMKN 1 KARIMUN Negeri JL PAYA CINCIN SEI BATI
15 Kab. Karimun Kec. Tebing 69864705 SMK NEGERI 2 Negeri Jl. Payacincin Sungai Bati
KARIMUN
16 Kab. Karimun Kec. Kundur Utara 69960641 SMK NEGERI Negeri JL. HANG TUAH NO. 009A
KUNDUR UTARA
17 Kab. Karimun Kec. Kundur Barat 11002580 SMKN KUNDUR Negeri JL. BESAR SAWANG KM. 14
18 Kab. Natuna Kec. Bunguran 11000320 SMKN 1 Negeri PANGLIMA HUJAN SEDANAU
Barat BUNGURAN BARAT
19 Kab. Natuna Kec. Bunguran 11003175 SMKN 2 Negeri KI HAJAR DEWANTARA
Barat BUNGURAN BARAT
20 Kab. Natuna Kec. Bunguran 11000319 SMKS YPMM RANAI Swasta JL. H. ADAM MALIK
Timur BANDARSYAH
21 Kab. Natuna Kec. Bunguran 11002052 SMKN 1 Negeri TARUNA NO.01
Timur BUNGURAN TIMUR BANDARSYAH
22 Kab. Natuna Kec. Bunguran 69855657 SMKS PARIWISATA Swasta Jln. Tegul Khusu’ Batu Naga
Timur BUNGURAN TIMUR Rt.03/Rw.01 Sungai Ulu
23 Kab. Natuna Kec. Bunguran 69927141 SMK MIGAS Swasta Jl. Gusti Mohd. Taib-Padang
Timur NATUNA Kurak. Bandarsyah
24 Kab. Lingga Kec. Singkep 11002074 SMK MAHARDIKA Swasta JL. NAVIGASI RT. 03 RW. 05
SINGKEP
25 Kab. Lingga Kec. Singkep 11002814 SMKN 1 SINGKEP Negeri JL. GERGAS
26 Kab. Lingga Kec. Lingga 60725422 SMKN 2 LINGGA Negeri JALAN BUKIT KUALI DAIK
LINGGA
27 Kab. Lingga Kec. Senayang 11002073 SMKN 1 SENAYANG Negeri PULAU SEBANGKA
28 Kab. Lingga Kec. Lingga Timur 11003241 SMKN 1 LINGGA Negeri DUSUN II MULYASARI
29 Kab. Kepulauan Kec. Jemaja Timur 69859733 SMKN 3 ANAMBAS Negeri ULU MARAS
Anambas
III - 42
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
STATUS
NO KAB/KOTA KECAMATAN NPSN NAMA SEKOLAH ALAMAT
SEKOLAH
30 Kab. Kepulauan Kec. Siantan 11003192 SMKN 1 ANAMBAS Negeri JL. H. ALI NO.38 AIR ASUK
Anambas Tengah
31 Kab. Kepulauan Kec. Siantan 69859732 SMKN 2 ANAMBAS Negeri JL.Tanjung Mulia
Anambas Tengah
32 Kota Batam Kec. Sekupang 11002571 SMKN 4 BATAM Negeri TIBAN II
33 Kota Batam Kec. Sekupang 69786475 SMKS TERPADU Swasta KOMPLEK TIBAN MAS ASRI
PUTRA JAYA BATAM BLOK B No. 12-17 JALAN
GAJAH MADA
34 Kota Batam Kec. Sekupang 69815388 SMKS WIDYA 2 Swasta JL. Gajah Mada No. 1 Tiban 3
BATAM
35 Kota Batam Kec. Sekupang 69955442 SMK IT AR RISALAH Swasta KAV. MENTARAU BLOK J NO.
100
36 Kota Batam Kec. Sei Beduk 11002570 SMKN 3 BATAM Negeri LETJEN S.PARMAN
37 Kota Batam Kec. Sei Beduk 11003249 SMKS LAKSAMANA Swasta JL. S. PARMAN PINTU 1 BLOK
E NO. 17 TG.PIAYU
38 Kota Batam Kec. Lubuk Baja 11000370 SMKS IBNU SINA Swasta TEUKU UMAR LUBUK BAJA
BATAM KOTA
39 Kota Batam Kec. Lubuk Baja 11000371 SMKS KARTINI Swasta KOMPLEK BALOI VIEW BATU
BATAM BATAM
40 Kota Batam Kec. Lubuk Baja 11002205 SMKS AL AZHAR Swasta Jl. Gunung Bromo - Baloi
BATAM Indah
41 Kota Batam Kec. Lubuk Baja 11002211 SMKS PERMATA Swasta GAJAH MADA D/A KOMP.BATU
HARAPAN 1 BATAM BATAM MAS BLOK D & E NO. 1-3
BATAM
42 Kota Batam Kec. Lubuk Baja 60728422 SMKS GLOBE Swasta JL. SRIWIJAYA NO. 18, KEL.
NATIONAL PLUS KAMPUNG PELITA
43 Kota Batam Kec. Lubuk Baja 69877321 SMK PUTRA JAYA Swasta KOMPLEK 91 SQUARE, JL
SCHOOL BATAM DUYUNG BLOK G&I, Lt 3&4
44 Kota Batam Kec. Batu Ampar 11002213 SMKS WIDYA Swasta PRAMBANAN NO.99
BATAM
45 Kota Batam Kec. Batu Ampar 11002576 SMKS MULTISTUDI Swasta KUDA LAUT NO.1 KAV.121
HIGH SCHOOL BATU AMPAR BATAM
BATAM
46 Kota Batam Kec. Batu Ampar 69900375 SMKS INSAN Swasta Perum palem raya tanjung
MANDIRI BATAM sengkuang
47 Kota Batam Kec. Batu Ampar 69950403 SMK MONTE Swasta JL. YOS SUDARSO
SIENNA
48 Kota Batam Kec. Nongsa 11003158 SMKN 6 BATAM Negeri KAMPUNG PANAU
49 Kota Batam Kec. Nongsa 69944774 SMK PENERBANGAN Swasta Jl. Hang Jebat Taman Batu
Besar Sambau
50 Kota Batam Kec. Bengkong 11000357 SMKS ALJABAR Swasta BENGKONG STM ALJABAR
BATAM NO. 1
51 Kota Batam Kec. Bengkong 11000369 SMKS HARMONI Swasta BENGKONG JAYA NO.1 TOP
BATAM 100 BATAM
52 Kota Batam Kec. Bengkong 11002208 SMKS PELAYARAN Swasta JL. KOMP. PENDIDIKAN DAN
NASIONAL BATAM WISATA MARITIM NO.01
53 Kota Batam Kec. Bengkong 11002575 SMKS ISLAM HANG Swasta RANAI NO.11 BENGKONG
TUAH BATAM POLISI BATAM
54 Kota Batam Kec. Bengkong 69786474 SMKS NURUL JADID Swasta BENGKONG PERMAI BLOK B
BATAM RT 02/RW 02
Jl.Pendidikan dan wisata maritim
55 Kota Batam Kec. Bengkong 69815385 SMKS Swasta no.1
Laut
Tanjung Buntung Bengkong
PENERBANGAN Batam
NASIONAL BATAM
56 Kota Batam Kec. Bengkong 69815386 SMKS EBEN HAEZER Swasta Bengkong Palapa II Blok C
BATAM No.51 Kelurahan Tanjung
Buntung
57 Kota Batam Kec. Batam Kota 11002206 SMKS BATAM Swasta KOMP.REZEKI GRAHA MAS
BUSINESS SCHOOL BLOK A & B NO.17-20
58 Kota Batam Kec. Batam Kota 11002209 SMKS NASIONAL Swasta Komplek Ruko Trikarsa
BATAM Equaliata Blok M 07 Pasir Putih
Batam Centre
59 Kota Batam Kec. Batam Kota 11002210 SMKN 2 BATAM Negeri Jl. PEMUDA NO.5 BATAM
CENTRE
60 Kota Batam Kec. Batam Kota 11002574 SMKS Swasta Komplek Grand California
MANAGEMENT Blok B1/1-4 & B2/9-11 Batam
TRAINING SYSTEM Centre
61 Kota Batam Kec. Batam Kota 11003007 SMKS HARAPAN Swasta ROSEDALE SIMPANG FRANKY
UTAMA BATAM CENTER
III - 43
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
STATUS
NO KAB/KOTA KECAMATAN NPSN NAMA SEKOLAH ALAMAT
SEKOLAH
62 Kota Batam Kec. Batam Kota 11003250 SMKS KOLESE Swasta KOMPLEK PERMATA HIJAU NO.
TIARA BANGSA 5-9 JL. ENGKU PUTRI BATAM
CENTER
63 Kota Batam Kec. Batam Kota 60728424 SMKS REAL Swasta KOMPLEK PERMATA NIAGA
INFORMATIKA BLOK C NO 28-30
BATAM
64 Kota Batam Kec. Batam Kota 69774885 SMKN 7 BATAM Negeri PERUM SEKAWAN PEMKO
65 Kota Batam Kec. Batam Kota 69786476 SMKS PERTIWI Swasta JL. JEND. SUDIRMAN, PERUM
BATAM ODESSA A 16 No. 3-7
66 Kota Batam Kec. Batam Kota 69786477 SMKS YEHONALA Swasta KOMP. RUKO AKU TAHU II
BLOK C, SEI PANAS
67 Kota Batam Kec. Batam Kota 69815391 SMKS BATAM Swasta Komp. Pertokoan Rananta
INTERNATIONAL Blok A No. 5-7 Legenda
SCHOOL Batam Centre
68 Kota Batam Kec. Batam Kota 69830473 SMK PELAYARAN Swasta JL. PELAYARAN BATAM,
BATAM KOMPLEK PRIMA SEJATI,
BLOK A NO 5-9
69 Kota Batam Kec. Batam Kota 69872145 SMK Swasta KOMP. MAHA VIHARA DUTA
MAITREYAWIRA MAITREYA JL. BUKIT
BERUNTUNG
70 Kota Batam Kec. Batam Kota 69944259 SMK MAARIF NU Swasta RUKO LAKOTA BLOK : C NO. 8
KOTA BATAM BATAM CENTER
71 Kota Batam Kec. Batam Kota 69950848 SMK PENERBANGAN Swasta RUKO ODESSA BLOK A 16 NO
- SPAN 15-16
72 Kota Batam Kec. Batam Kota 69955510 SMK RESTU BUNDA Swasta JL. RAJA ALI KELANA
KOMPLEK GRAHA NUSA
PERMAI
73 Kota Batam Kec. Sagulung 11002212 SMKS TELADAN Swasta BRIGJEN KATAMSO KM.1
BATAM
74 Kota Batam Kec. Sagulung 11003006 SMKN 5 BATAM Negeri Kav. Bukit Kamboja-Kel.Sei
Pelunggut-Kec.Sagulung
75 Kota Batam Kec. Sagulung 11003260 SMKS PERMATA Swasta KOMPLEKS BATU AJI CENTER
HARAPAN 2 BATAM PARK BLOK G
76 Kota Batam Kec. Sagulung 69857721 SMK Tunas Muda Swasta Jl. Letjen. Soeprapto Komplek
Berkarya Batam Perumahan BRB. Sagulung
Batam
JL. SUPRAPTO KOMPLEK TOP
77 Kota Batam Kec. Sagulung 100 BLOK G5 No 2-5 Tembesi,
69900438 SMKS INDO MALAY Swasta Sagulung,
SCHOOL BATAM Batam 29439
78 Kota Batam Kec. Sagulung 69958871 SMK IT DARUSSALAM Swasta Komp. Pendidikan
BOARDING SCHOOL Darussalam Batam 3
01
79 Kota Batam Kec. Batu Aji 11000358 SMKS EPPATA Swasta PERUM MUKAKUNING
BATAM PARADISE BLOK F BATU AJI
80 Kota Batam Kec. Batu Aji 11000382 SMKN 1 BATAM Negeri PROF.DR.HAMKA NO.1
TEMBESI
81 Kota Batam Kec. Batu Aji 11002207 SMKS HANG NADIM Swasta PENDIDIKAN NO.3 BLK
BATAM PASAR MELAYU BATU AJI
82 Kota Batam Kec. Batu Aji 11003119 SMKS Swasta PROF. DR HAMKA NO. 3
MUHAMMADIYAH
BATAM
83 Kota Batam Kec. Batu Aji 60728423 SMKS PUTRA Swasta JL. LETJEND. R. SOEPRAPTO,
BATAM KEL. BULIANG
84 Kota Batam Kec. Batu Aji 69815389 SMKS WIDYA 3 Swasta JALAN WAN SRI BENI
BATAM KOPMLEK WIDYA
PARAMITRA
85 Kota Batam Kec. Batu Aji 69825145 SMK PLUS KEMILAU Swasta KAMPUS UNRIKA JL. BATU
BANGSA AJI BARU NO. 99 BATAM
86 Kota Batam Kec. Batu Aji 69901085 SMKS PUTRA JAYA Swasta Komp. Batu Aji Centre blok A
CENTRE 10 No.2-8 dan blok A 11 No.
1-2
87 Kota Kec. Tanjung 11000425 SMKS INDRASAKTI Swasta WIRATNO NO.55 A
Tanjungpinang Pinang Barat TANJUNGPINANG
SMKS PARIWISATA
88 Kota Kec. Tanjung 11001979 ENGKU KELANA Swasta JL. TUGU PAHLAWAN
Tanjungpinang Pinang Barat TANJUNGPINANG
89 Kota Kec. Tanjung 11000415 SMKS RAJA HAJI Swasta JL. RAJA HAJI FISABILLILAH
Tanjungpinang Pinang Timur TANJUNGPINANG TANJUNGPINANG
90 Kota Kec. Tanjung 11000426 SMKN 3 Negeri SULTAN SULAIMAN
Tanjungpinang Pinang Timur TANJUNGPINANG
91 Kota Kec. Tanjung 11002495 SMKN 4 Negeri JL. NUSANTARA KM.14
Tanjungpinang Pinang Timur TANJUNGPINANG
92 Kota Kec. Tanjung 69774641 SMKS BINTAN Swasta Jl. RAJA HAJI FISABILILLAH
Tanjungpinang Pinang Timur INSANI
93 Kota Kec. Bukit Bestari 11000416 SMKS Swasta RAJA HAJI FISABILLILAH NO.42
III - 44
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
STATUS
NO KAB/KOTA KECAMATAN NPSN NAMA SEKOLAH ALAMAT
SEKOLAH
Tanjungpinang PEMBANGUNAN
94 Kota Kec. Bukit Bestari 11000438 SMKN 1 Negeri JALAN PRAMUKA NO.6
Tanjungpinang TANJUNGPINANG
95 Kota Kec. Bukit Bestari 11000439 SMKN 2 Negeri JALAN PRAMUKA NO.1
Tanjungpinang TANJUNGPINANG
96 Kota Kec. Bukit Bestari 11003164 SMKS Swasta JL.IR. SUTAMI KOMP. VILLA
Tanjungpinang MAITREYAWIRA AKASIA NO.66
97 Kota Kec. Bukit Bestari 69756150 SMKS KESEHATAN Swasta JL. D.I PANJAITAN KM 6 NO
Tanjungpinang WIDYA 15
TANJUNGPINANG
III - 45
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
2.504
2.650
48,58%
51,42%
Laki-Laki Perempuan
Gambar 3. 8
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Jenis Kelamin di Lingkungan Pemerintah Daerah
Provinsi Kepulauan Riau, 2017
III - 46
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
13.256
14.928 47,03%
52,97%
Laki-Laki Perempuan
Gambar 3. 9
Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota Menurut Jenis Kelamin di Provinsi Kepulauan Riau, 2017
3.500
2.650
2.504
2.475
3.000
2.110
2.500
1.924
1.728
1.713
1.574
1.570
2.000
1.410
1.254
1.240
1.168
1.500
926
759
1.000
500
-
Karimun Bintan Natuna Lingga Kep. Anambas Kota Batam Kota Pemerintah
Tanjungpinang Provinsi
Gambar 3. 10
Persebaran Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota Menurut Jenis Kelamin di Provinsi Kepulauan Riau
III - 47
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
sebesar 77,76% (4.008 orang), diikuti Diploma III/Sarjana Muda 11,99% (618 orang),
SMA/Sederajat sebesar 9,33% (481 orang), SLTP/Sederajat sebesar 0,35% (18
orang), Diploma I dan II sebesar 0,31% (16 orang), dan hanya sampai dengan
SD/Sederajat sebesar 0,25% (13 orang).
2500
2109
1899
2000
1500
1000
380
500 325
238
156
13
16
13
2
3
0
0
Sampai dengan SD SLTP/Sederajat SMA/Sederajat Diploma I,II Diploma III/Sarjana Tingkat
Muda Sarjana/Doktor/Ph.D
Gambar 3. 11
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis
Kelamin di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau, 2017
Pegawai Negeri Sipil Golongan III mendominasi total Pegawai Negeri SIpil di
lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau sebesar 69,17%, seperi telihat pada
Gambar berikut.
Golongan I
Golongan IV 19Golongan II
835 0,37% 735
16,20% 14,26%
Golongan III
3.565
69,17%
Gambar 3. 12
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Dinas/Instansi dan Golongan Kepangkatan di
Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau, 2017
JURU merupakan jenjang kepangkatan untuk PNS Golongan I/a hingga I/d
dengan sebutan secara berjenjang: JURU MUDA, JURU MUDA TINGKAT I, JURU,
III - 48
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
dan JURU TINGKAT I. Jika dilihat dari persyaratan golongannya maka yang
menempati golongan ini adalah mereka dengan pendidikan formal jenjang Sekolah
Dasar, Sekolah Lanjutan Pertama, atau yang setingkat. Dari ketentuan tersebut dapat
diasumsikan bahwa pekerjaan-pekerjaan di tingkat kepangkatan JURU baru
membutuhkan kemampuan-kemampuan skolastik dasar dan belum menuntut suatu
ketrampilan bidang ilmu tertentu. Dapat dikatakan bahwa JURU merupakan pelaksana
pembantu (pemberi ASISTENSI) dalam bagian kegiatan yang menjadi tanggung jawab
jenjang kepangkatan di atasnya (PENGATUR). Jumlah Pegawai Negeri Sipil
Golongan I di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepualauan Riau sebanyak 19 orang
atau 0,37% dari total Pegawai Negeri Sipil, secara rinci Jumlah Pegawai Negeri Sipil
Golongan I/Juru Menurut Kepangkatan dan Jenis Kelamin di Lingkungan Pemerintah
Daerah Provinsi Kepulauan Riau dapat dilihat pada Gambar berikut.
8
7
7
6
5 5
5
2
1 1
1
0 0 0
0
I/A (Juru Muda) I/B (Juru Muda I/C (Juru) I/D (Juru Tingkat I)
Tingkat I)
Gambar 3. 13
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Golongan I/Juru Menurut Kepangkatan dan Jenis Kelamin
di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau, 2017
III - 49
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
180
160
160
140 131
120 113
100 94 90
78
80
60
37 32
40
20
0
II/A (Pengatur II/B (Pengatur Muda II/C (Pengatur) II/D (Pengatur
Muda) Tingkat I) Tingkat I)
Gambar 3. 14
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Golongan II/Pengatur Menurut Kepangkatan dan Jenis
Kelamin di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau, 2017
III - 50
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
800
689
700
605
600 547
500
410 394
400
295 307 318
300
200
100
0
III/A (Penata Muda) III/B (Penata Muda III/C (Penata) III/D (Penata Tingkat
Tingkat I) I)
Gambar 3. 15
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Golongan III/Penata Menurut Kepangkatan dan Jenis
Kelamin di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau, 2017
III - 51
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
350
312
300 287
250
200
150 121
100
57
50 28 27
3 0 0 0
0
IV/A (Pembina IV/B (Pembina IV/C (Pembina) IV/D (Pembina IV/E (Pembina
Muda) Muda Tingkat I) Tingkat I) Utama)
Gambar 3. 16
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Golongan IV/Pembina Menurut Kepangkatan dan Jenis Kelamin
di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau, 2017
III - 52
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Tabel III. 5
Kondisi Pilar Prakarsa Penguatan SIDa Penguatan Sistem Inovasi Daerah
Provinsi Kepulauan Riau Saat Ini
2. Jumlah regulasi yang kondusif bagi • SKPD dan instansi terkait sudah
inovasi dan bisnis memiliki dan menerapkan SOP dalam
pelayanan tetapi belum optimal
3. Jumlah basis data yang tertata Data masih tersebar dan belum tertata
dengan baik
2. Kelembagaan dan daya dukung ilmu 1. Jumlah tim koordinasi penguatan Kelembagaan penguatan sistem inovasi di
pengetahuan, teknologi dan inovasi SIDa kabupaten/kota kabupaten/kota belum ada
(IPTEKIN) /atau penelitian, pengembangan
dan perekayasaan (litbangyasa) serta 2. Jumlah balitbangda kab/kota Balitbangda belum ada di setiap
kemampuan absorpsi industri, khususnya kabupaten/kota
usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) 3. Jumlah peneliti dan perekayasa di SDM IPTEKIN masih lemah
Kabupaten/Kota
3. Kolaborasi bagi inovasi dan difusi inovasi 1. Jumlah kerjasama antar aktor inovasi Kolaborasi aktor inovasi daerah belum
tersinergi dengan baik
III - 53
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
daerah
6. Keselarasan dengan perkembangan global 1. Jumlah perempuan yang menduduki Kesetaraan gender masih rendah
jabatan di pemerintahan provinsi
III - 54
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Tabel III. 6
Kondisi Pilar Prakarsa Penguatan SIDa Berkembangnya Klaster Industri Unggulan Daerah (KIUD)
Provinsi Kepulauan Riau Saat Ini
1. Kerangka umum yang kondusif bagi inovasi 1. Jumlah dokumen potensi unggulan Sebagian data potensi unggulan daerah
dan bisnis daerah tersedia tetapi masih tersebar di berbagai
instanti, belum lengkap dan belum dapat
diakses online
2. Jumlah insentif yang diberikan pada Landasan legal bagi pengembangan KIUD
KIUD belum ada
3. Jumlah klaster industri unggulan Roadmap klaster ada di tingkat SKPD dan
daerah belum masuk ke dalam RPJMD
2. Kelembagaan dan daya dukung ilmu Persentase aset IPTEKIN yang Hasil research yang mendukung klaster
pengetahuan, teknologi dan inovasi dimanfaatkan dalam klaster industri masih terpisah di berbagai lembaga
(IPTEKIN) /atau penelitian, pengembangan unggulan daerah litbangyasa
dan perekayasaan (litbangyasa) serta
kemampuan absorpsi industri, khususnya
usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)
3. Kolaborasi bagi inovasi dan difusi inovasi Jumlah kerjasama antar pelaku dalam • Interaksi antara para pemangku
klaster industri unggulan daerah kepentingan di industri karet dengan
pemasok IPTEKIN belum optimal;
III - 55
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
4. Budaya inovasi Jumlah spesifikasi yang diacu oleh Budaya penerapan IPTEKIN di tingkat
pelaku dalam klaster pemasok bahan mentah industri belum
berkembang;
5. Keterpaduan/ koherensi pemajuan sistem Jumlah hasil inovasi dalam klaster • Rantai nilai di klaster industri belum kuat
inovasi di daerah unggulan daerah
• Aktifitas klaster industri belum belum
berkembang
6. Keselarasan dengan perkembangan global Jumlah kasus penolakan ekspor produk Adanya kampanye negatif internasional
klaster unggulan daerah tentang mutu produk Indonesia
Tabel III. 7
Kondisi Pilar Prakarsa Penguatan SIDa Berkembangnya Jaringan IPTEKIN
Provinsi Kepulauan Riau Saat Ini
1. Kerangka umum yang kondusif bagi inovasi 1. Jumlah kawasan pusat belajar Belum ada kawasan pusat belajar
dan bisnis IPTEKIN IPTEKIN
III - 56
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
3. Kolaborasi bagi inovasi dan difusi inovasi Jumlah aktor yang dilayani oleh Pusat Lembaga yang mewadahi networking
Inovasi (PI) secara legal belum berjalan optimal (misal
pusat unggulan inovasi)
4. Budaya inovasi Proporsi keterlibatan dalam kemitraan Budaya berjejaring antara aktor inovasi
strategis belum berkembang
5. Keterpaduan/ koherensi pemajuan sistem Jumlah technopark yang masuk dalam Keterkaitan antar technopark dengan
inovasi di daerah ASTPI pelaku technopark nasional ASTPI
(Asosiasi Science Technology Park
Indonesia), regional ASPA (Asian Science
Park Association) dan internasional WTA
(World Technopolis Association) belum
terbentuk;
6. Keselarasan dengan perkembangan global Jumlah kerjasama dengan lembaga Masih rendahnya kerjasama dengan
litbang internasional lembaga litbang internasional
Tabel III. 8
Kondisi Pilar Prakarsa Penguatan SIDa Berkembangnya Bisnis Inovatif
Provinsi Kepulauan Riau Saat Ini
1. Kerangka umum yang kondusif bagi inovasi 1. Jumlah dukungan pembiayaan APBD bantuan modal KUKM bersumber dari
dan bisnis untuk UKM IPTEKIN APBD berupa modal tunai dan peralatan
kerja belum optimal
2. Jumlah dukungan pembiayaan non bantuan modal KUKM bersumber dari non
APBD untuk UKM IPTEKIN APBD berupa modal tunai dan peralatan
kerja belum optimal
2. Kelembagaan dan daya dukung ilmu 1. Jumlah pusat inovasi Kelembagaan pusat inovasi (inkubator
pengetahuan, teknologi dan inovasi teknologi) belum berjalan optimal;
2. Jumlah aktifitas pelayanan pusat Inisiatif berwirausaha berbasis IPTEKIN
III - 57
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
(IPTEKIN) /atau penelitian, pengembangan inovasi dari kalangan pemuda masih rendah
dan perekayasaan (litbangyasa) serta
kemampuan absorpsi industri, khususnya 3. Jumlah pos pelayanan teknologi Peran pos pelayanan teknologi (posyantek)
usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) (posyantek) untuk pengembangan dan belum optimal
teknologi tepat guna
3. Kolaborasi bagi inovasi dan difusi inovasi Jumlah kemitraan strategis dan • Pemanfaatan expert di kalangan KUKM
kolaborasi untuk inovasi masih rendah
4. Budaya inovasi 1. Jumlah UKM yang ditingkatkan Daya serap masyarakat terhadap IPTEKIN
kapasitasnya masih rendah
5. Keterpaduan/ koherensi pemajuan sistem Jumlah bisnis inovatif dalam klaster Jenis usaha inovatif potensial tumbuh
inovasi di daerah industri secara alami bukan atas desain sehingga
daya dukung klaster industri menjadi tidak
optimal
6. Keselarasan dengan perkembangan global Jumlah produk inovatif yang terstandar Produk dari bisnis inovatif yang terstandar
belum ada;
Jumlah bisnis inovatif yang produknya Kerjasama internasional dalam
diterima dipasar internasional pengembangan bisnis inovatif belum
terjalin
III - 58
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Tabel III. 9
Kondisi Pilar Prakarsa Penguatan SIDa Berkembangnya Bidang-Bidang IPTEKIN Strategis Daerah
Provinsi Kepulauan Riau Saat Ini
2. Kelembagaan dan daya dukung ilmu Jumlah lembaga litbangyasa Lembaga litbangyasa di Kabupaten/Kota
pengetahuan, teknologi dan inovasi masih belum terbentuk, pun bila ada belum
(IPTEKIN) /atau penelitian, pengembangan berfungsi optimal
dan perekayasaan (litbangyasa) serta
kemampuan absorpsi industri, khususnya
usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)
3. Kolaborasi bagi inovasi dan difusi inovasi Jumlah kerjasama IPTEKIN antar aktor • Interaksi aktor inovasi dalam
inovasi pengembangan tematik daerah masih
terbatas
4. Budaya inovasi Jumlah pelayanan IPTEKIN di daerah Akses IPTEKIN belum menjadi kebutuhan
prioritas bagi pemangku kepentingan
5. Keterpaduan/ koherensi pemajuan sistem Jumlah teknologi yang sesuai dengan Kebijakan-kebijakan daerah dalam
inovasi di daerah kebutuhan strategis daerah dan pengembangan tematik belum sesuai
dimanfaatkan proporsi yang dibutuhkan
III - 59
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
III - 60
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Tabel III. 10
PDRB ADHK Seri 2010 Provinsi Kepulauan Riau (Juta Rupiah)
Tahun 2013-2017
III - 61
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Gambaran kondisi struktur ekonomi juga dapat dilihat melalui kontribusi sektor
primer, sekunder, dan tersier. Sektor primer merupakan gabungan dari kategori
Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan dan kategori Pertambangan dan
Penggalian. Sektor sekunder merupakan gabungan dari kategori Industri Pengolahan;
Pengadaan Listrik dan Gas; Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur
Ulang; dan Konstruksi. Sedangkan sektor tersier merupakan gabungan dari kategori
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; Transportasi dan
Komunikasi; Penyediaan Akomodasi dan Makanan; Informasi dan Komunikasi; Jasa
Keuangan dan Asuransi; Real Estat; Jasa Perusahaan; Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; Jasa Pendidikan; Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial; dan Jasa Lainnya.
III - 62
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
100%
90% 23,16 23,15 23,24 23,76 24,93
80%
70%
60%
50% 57,09 57,27 56,71 56,04 56,17
40%
30%
20%
10% 19,75 19,58 20,05 20,20 18,90
0%
2013 2014 2015 2016 2017
III - 63
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Pengadaan Air, melalui upah dan gaji yang tenaga kerja sektor-sektor tersebut terima
maka akan meningkatkan belanjanya baik terhadap output pada sektor basis itu sendiri
maupun output pada sektor non basis. Peningkatan permintaan pada sektor non basis
pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan (nilai tambah) pada sektor non basis
yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan (nilai tambah) di wilayah Provinsi
Kepulauan Riau secara keseluruhan.
Dari sisi penawaran, pada kasus dimana keterkaitan antara perusahaan-
perusahaan sangat kuat, maka pertumbuhan yang terjadi pada sektor basis akan
meningkatkan permintaan input antara (bahan baku dan bahan penolong) yang
digunakan dalam sektor basis. Input pada sektor basis diantaranya merupakan output
pada sektor non basis. Sehingga kenaikan output pada sektor basis akan meningkatkan
pula output maupun tenaga kerja pada sektor non basis.
Sebagai contoh, peningkatan permintaan output pada sektor Konstruksi pada
awalnya akan meningkatkan permintaan tenaga kerja sektor Konstruksi. Pada saat
yang bersamaan, input antara yang digunakan dalam konstruksi seperti pasir, semen,
paku, kawat dan barang - barang dari besi dan baja lainnya, jasa angkut material, dan
lain-lain juga akan meningkat. Input antara tersebut merupakan output dari sektor
lainnya seperti pasir merupakan output dari sektor pertambangan dan penggalian,
semen merupakan output dari industri semen, paku dan kawat dari industri barang dari
logam, dan jasa angkut material merupakan output jasa dari sektor Transportasi.
Output yang berasal dari sektor-sektor yang berbasis produksi barang akan
melalui sektor perdagangan dimana akan tercipta margin perdagangan yang
merupakan nilai tambah bagi sektor perdagangan. Kenaikan output pada sektor
pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, transportasi, dan perdagangan
akan menyebabkan kenaikan permintaan tenaga kerja dan kebutuhan inputnya.
Sehingga, kenaikan output dan tenaga kerja tidak berhenti pada tahap itu saja, tetapi
selanjutnya akan meningkatkan output di sektor lainnya termasuk sektor non basis.
Misal tenaga kerja yang bekerja di sektor tersebut meningkatkan permintaan terhadap
sektor pendidikan karena pekerja tersebut dapat menyekolahkan anak-anaknya dan
peningkatan permintaan terhadap kebutuhan leisure seperti jasa hiburan dan rekreasi,
akomodasi dan makan minum, dan sebagainya.
Hasil perhitungan Shift-Share dilakukan perhitungan KPN (Komponen
Pertumbuhan Nasional), KPP (Komponen Pertumbuhan Proporsional) dan KPPW
(Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah) untuk mengetahui sektor apa saja yang
berpotensi untuk memajukan perekonomian di tingkat Provinsi Kepulauan Riau.
KPN/National Share di Provinsi Kepulauan Riau sebesar 21,53% Hal ini menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan kontribusi pada semua sektor sebagai akibat dari kebijakan
III - 64
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
nasional. Sektor ekonomi dengan peningkatan kontribusi KPN terbesar adalah Industri
Pengolahan. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor Industri Pengolahan sangat
berpengaruh terhadap perubahan kebijakan nasional, yang berarti bahwa apabila terjadi
perubahan kebijakan nasional, maka kontribusi sektor industri pengolahan besera
subsektornya akan mengalami perubahan. Sektor ekonomi dengan peningkatan
kontribusi KPN terkecil adalah Jasa Perusahaan. Hal ini berarti sektor jasa perusahaan
tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap perubahan kebijakan Nasional.
Hasil interpretasi Pergeseran Bersih, KPP dan KPPW beberapa sektor mengalami
pertumbuhan yang lebih cepat dibanding sektor-sektor lainnya dan ada juga beberapa
sektor memiliki daya saing lebih baik dibanding sektor-sektor lainnya. Sehingga
peningkatan PDRB dari pengaruh pertumbuhan nasional akan terkoreksi oleh pengaruh
dari pertumbuhan sektoral dan tingkat daya saing. Kesimpulan hasilnya sebagai berikut.
1. Sektor yang secara nasional mengalami pertumbuhan secara cepat, yaitu sektor
jasa pendidikan; pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang;
penyedia akomodasi dan makan minum; konstruksi; jasa kesehatan dan kegiatan
sosial; jasa keuangan; transportasi dan pergudangan; jasa perusahaan; jasa
lainnya; informasi dan komunikasi.
2. Sektor yang secara nasional mengalami pertumbuhan secara lambat (perlu
dipacu), yaitu adalah sektor pertambangan dan penggalian; administrasi
pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib; pengadaan listrik & gas;
pertanian, kehutanan, dan perikanan; perdagangan besar dan eceran, dan reparasi
mobil dan sepeda motor; real estate; dan industri pengolahan.
3. Sektor yang memiliki daya saing, yaitu jasa kesehatan dan kegiatan sosial; real
estate; pertanian, kehutanan, dan perikanan; penyedia akomodasi dan makan
minum; jasa pendidikan; administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial
wajib; pertambangan dan penggalian; pengadaan listrik & gas; perdagangan besar
dan eceran, dan reparasi dan sepeda motor.
4. Sektor yang tidak memiliki daya saing yaitu sektor jasa perusahaan; informasi
dan komunikasi; jasa keuangan; jasa lainnya; konstruksi; jasa lainnya; konstruksi;
transportasi dan pergudangan; industri pengolahan; pengadaan air, pengelolaan
sampah, limbah dan daur ulang.
III - 65
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
0,30
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Jasa Pendidikan
0,10 Wajib Penyedia Akomodasi dan Makan
Minum
Real Estate
Pertanian, Kehutanan, dan
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Perikanan
Sosial 0,00
KPP
-0,30
-0,25 -0,15 -0,05 0,05 0,15 0,25
KPPW
III - 66
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
17,00
Perdagangan Besar dan
Eceran, dan Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor
Pengadaan Listrik , Gas
-1,00
Real Estate
Jasa Perusahaan Jasa Keuangan
Industri Pengolahan
Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan
Pertambangan dan
-7,00 Penggalian
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 1,8 2
PB (Y)
III - 67
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
III - 68
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
9,00
8,00 7,21
6,60
7,00 6,02
6,00 5,02
5,00 5,78
5,02 5,02 5,07
4,00 4,79
3,00 2,01
2,00
1,00
0,00
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber: BPS, Berita resmi statistik “Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau Triwulan
IV 2017, 2018
Gambar 3. 20
Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau dengan Nasional
Tahun 2013-2017
Berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2017 mencapai
Rp 229,74 triliun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2010 sebesar Rp 166,19
triliun. Perekonomian Kepri yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga
berlaku pada triwulan IV tahun 2017 mencapai Rp 60,35 triliun sedangkan untuk PDRB
harga konstan 2010 sebesar Rp 42,68 triliun. Andil atas pertumbuhan PDRB Kepulauan
Riau pada Semester 2 2017 (Triwulan IV,c-to-c) terbesar disumbang oleh sektor
Konstruksi dan Industri Pengolahan masing-masing sebesar 0,59 %, dan sektor
Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar
0,50%.
III - 69
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
0,80
0,59
0,59
0,50
0,60
0,23
0,16
0,15
0,14
0,40
0,10
0,09
0,09
0,06
0,06
0,03
0,01
0,00
0,20
0,00
-0,20
-0,05
-0,40
-0,75
-0,60
-0,80
-1,00
jasa keuangan
jasa pendidikan
jasa perusahaan
real estate
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
jasa lainnya
kontruksi
pengadaan air
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
III - 70
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Khusus Rempang Galang dan sinergitas Kewenangan Badan Pengusahaan Batam dan
Pemerintah Kota Batam. Kota Batam selain letak geografisnya yang sangat strategis
karena berada pada pintu masuk Selat Malaka dari sebelah Timur juga berbatasan
dengan pusat bisnis dan keuangan Asia Pasifik yakni Singapura. Disamping itu, Pulau
Batam ini juga berhadapan langsung dengan Malaysia, Thailand, dan Vietnam yaitu
negeri-negeri jiran yang sedang giat membangun dan menikmati kemajuan
perekonomiannya. Dengan kata lain, Pulau Batam terletak pada urat nadi
perekonomian Asia dan menjadi etalase terdepan Republik Indonesia di mana tidak
semua daerah memiliki potensi yang sama. Pulau Batam berada di jalur perdagangan
internasional memiliki potensi ekonomi yang sangat besar untuk dikembangakan, salah
satunya sektor jasa penerbangan udara yaitu Bandara Hang Nadim. Proyek ini
merupakan pengembangn Bandara Hang Nadim (HNA) untuk mengantisipasi
kepadatan dan pertumbuhan penumpang serta air traffic di badara Hang Nadim
tersebut dalam beberapa tahun kedepan.
Kabupaten Bintan sebagai Pusat Pariwisata, Perdagangan, pertanian dan hasil
tambang dengan strategi pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Industri
pengolahan dan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata. Pulau Batam
yang telah berkembang sebagai kota industri dan perdagangan tentunya harus menjadi
prime-mover bagi daerah di sekitarnya terutama Pulau Bintan yang berada paling dekat
sebagai pusat pertumbuhan baru. Batam dan Bintan dapat saling melengkapi
berdasarkan karateristik kawasan masing-masing, di mana Batam sebagai pusat
pertumbuhan industri pengolahan dan manufaktur serta perdagangan, sementara
Bintan sebagai kawasan pariwisata dan perdagangan. Kondisi ini didukung oleh status
kedua pulau sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas sehingga
memudahkan bagi relokasi industri baru karena keterbatasan lahan di Batam. Untuk
mendukung penguatan kedua daerah maka dibutuhkan sebuah jembatan yang mampu
menghubungkan tidak saja arus orang dan barang namun juga distribusi energi dan air
bersih. Keberadaan jembatan itu juga diproyeksikan mampu mendorong pertumbuhan
pulau-pulau yang dilaluinya menjadi kawasan pertumbuhan baru. Pembangunan
Jembatan Batam Bintan, memperkuat aktivitas ekonomi yang ada di antara Pulau
Batam dan Bintan sehingga mendorong skala ekonomi yang lebih besar serta
memperkuat daya saing.
Kabupaten Karimun sebagai pusat Industri manufaktur dan cadangan energi
nasional dengan strategi pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Karimun (Pulau
Asam dan Pulau Durian), Pelabuhan Internasional Malarko, Konektifitas antar pulau,
dan Bandara Sei Bati. Kota Tanjungpinang sebagai pusat pemerintahan pelayanan,
pertumbuhan baru dan priwisata dengan strategi jalan lingkar Tanjungpinang-Bintan,
III - 71
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Rumah Sakit rujukan Layanan Kesehatan, Bandara Raja Haji Fisabilillah, Pelabuhan
International Tanjung Moco. Artinya kawasan BBK merupakan kawasan penopang
petumbuhan ekonomi nasional, memerlukan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru.
Pada Kawasan NAL digambarkan bahwa Kabupaten Natuna sebagai pusat
perikanan, pariwisata, cadangan migas nasional dengan strategi pengembangan
Kawasan Ekonomi Khusus Parwisata, Sentra kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT),
Sentra Industri Migas dan Pusat Hankamas. Kabupaten Kepulauan Anambas sebagai
pusat pariwisata dan perikanan dengan strategi pengembangan Kawasan Ekonomi
Khusus Pariwisata dan Sentra Perikanan Budidaya. Kabupaten Lingga sebagai pusat
pertanian dan peternakan dengan strategi Lingga sebagai sentra ketahanan pangan
dan meningkatkan aksesibilitas jalan. Artinya perlunya kebijakan (regulasi) khusus
terhadap kawasan NAL untuk percepatan pembangunan perbatasan NAL.
Pendekatan yang paling diutamakan dalam pembangunan Provinsi Kepri melalui
Konektivitas dan kemaritiman. Konektivitas disini tergambarkan dengan pembangunan
dan pengembangan pelabuhan, bandara, jembatan untuk menghubungkan suatu
wilayah dengan wilayah yang lainnya. Sementara kemaritiman terlihat pada konsep
pengembangan pariwisata bahari, ketahan pangan, serta pengembangan KEK – KEK
untuk membuat potensi pulau-pulau yang ada di kepri menjadi lebih maksimal lagi untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Target pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan
Riau melalui kebijakan RPJMD Provinsi Kepulauan Riau tahun 2016-2021, target
peningkatan pertumbuhan ekonomi diharapkan pada akhir tahun menjadi sebesar
5+1%. Namun realisasi tahun 2017 sebesar 2,01% terhadap target masih sebesar
40,2% (perlu upaya keras). Berikut proyeksi pertumbuhan ekonomi di Provinsi
Kepulauan Riau untuk lima tahun yang akan datang.
Tabel III. 11
Target Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016-2021
III - 72
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
III - 73
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
III - 74
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
III - 75
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
jasa lainnya, sehingga juga berpotensi meningkatkan tekanan inflasi. Terakhir, adalah
inflasi yang disebabkan oleh kejutan (shocks) dari komoditas bahan pangan yang
sangat rentan terhadap gangguan cuaca atau iklim. 3) Ekspektasi inflasi yakni tingkat
inflasi yang berada di benak masyarakat. Ekspektasi inflasi tersebut bergantung pada
pandangan subyektif dari pelaku ekonomi. Perilaku pembentukan ekspektasi inflasi
pada dasarnya dapat berbentuk adaptif (backward-looking; forward looking) maupun
gabungan dari keduanya. Pembentukan ekspektasi inflasi adaptif artinya bahwa
masyarakat masih menjadikan peristiwa masa lalu (fakta historis) sebagai acuan. Dalam
kasus ekspektasi inflasi yang adaptif maka ekspektasi inflasi yang terbentuk sangat
dipengaruhi oleh realisasi inflasi periode sebelumnya. Perilaku ekspektasi yang adaptif
ini perlu diubah karena yang mempengaruhi inflasi bisa saja sudah mengalami
perubahan, sehingga tidak lagi mengacu pada data realisasi di masa lalu. Sebaliknya,
dalam perilaku pembentukan ekspektasi inflasi yang bersifat forward looking,
masyarakat menggunakan berbagai informasi terkini dan perkiraan-perkiraan yang akan
datang berdasar kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Pemerintah dan Bank Indonesia
saat ini.
Selengkapnya keterkaitan determinan inflasi dapat digambarkan pada gambar
berikut ini:
Inflasi yang rendah dan stabil merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi
yang berkesinambungan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Inflasi
III - 76
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
yang rendah dan stabil akan berdampak positif kepada kondisi sosial ekonomi
masyarakat dengan terjaganya daya beli. Inflasi yang rendah dan stabil juga kondusif
bagi para pelaku ekonomi untuk mengambil keputusan dalam melakukan kegiatan
ekonomi, dengan demikian berdampak positif kepada pertumbuhan ekonomi nasional.
Karakteristik laju inflasi di Indonesia dapat dikatakan tidak stabil. Hal ini terlihat
dari perkembangan laju inflasi nasional selama kurun waktu 2013 hingga 2017.
Fluktuasi nilai inflasi dipengaruhi oleh salah satunya dari sisi permintaan yang terjadi
karena ketidakseimbangan antara permintaan masyarakat dan barang/jasa yang
ditawarkan. Kenaikan jumlah permintaan barang/jasa oleh konsumen yang lebih besar
daripada jumlah barang/jasa yang tersedia akan mendorong kenaikan harga
barang/jasa (inflasi). Sedangkan dari sisi penawaran, kenaikan harga dipicu oleh
naiknya biaya produksi yang dikeluarkan oleh produsen. Kenaikan biaya produksi
tersebut yang kemudian dibebankan kepada konsumen dalam bentuk kenaikan harga.
Pada tahun 2008 laju inflasi nasional pernah mencapai 11,06 %, hampir mirip
dengan kondisi inflasi pada tahun 2005 dimana pemerintah kembali menaikkan harga
BBM dan juga terkait dengan krisis ekonomi global yang berimbas terhadap kondisi
ekonomi Indonesia. Namun demikian, pada tahun 2013 hingga 2017 laju inflasi nasional
selalu berada pada level di bawah 10%. Jika dilihat inflasi tahun kalender selama kurun
waktu Januari hingga Desember 2017, laju inflasi nasional hanya mencapai 3,61% dan
jika dibandingkan laju inflasi nasional tahun 2016 yang mencapai 3,02% maka terjadi
kenaikan.
Laju inflasi bulanan mengalami fluktuasi dengan pola yang hampir sama seperti
tahun-tahun sebelumnya. Tentu saja hal ini di luar faktor penyesuaian harga yang
ditetapkan pemerintah untuk beberapa komoditas. Faktor lainnya yang juga
mempengaruhi fluktuasi laju inflasi adalah faktor musiman yaitu hari raya keagamaan
diantaranya Natal dan tahun baru, Idul Fitri dan Idul Adha, serta imlek dan sembahyang
kubur. Selain itu masa liburan sekolah dan tahun ajaran baru sekolah juga cukup
berpengaruh terhadap perkembangan harga beberapa komoditas barang dan jasa.
Kelancaran distribusi barang khususnya yang didatangkan dari daerah lain juga sangat
mempengaruhi tingkat harga. Faktor kelancaran distribusi dipengaruhi utamanya oleh
kondisi cuaca di jalur distribusi baik jalur darat, laut, maupun udara, serta faktor
eksternal lain seperti adanya bencana alam dan lain sebagainya.
III - 77
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
10,00
9,00 8,38 8,36
8,00
8,24
7,00 7,59
6,00
5,00 4,40
4,02
3,53
4,00
3,00 3,61
3,35
2,00 3,02
1,00
-
2013 2014 2015 2016 2017
III - 78
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Gambar di atas, pola inflasi bulanan untuk gabungan dua kota di Kepulauan Riau
selama 2013-2017 menunjukkan bahwa inflasi yang relatif tinggi terjadi pada bulan
Januari, Juli, dan Desember. Pola inflasi seperti ini hampir sama setiap tahunnya.
Fenomena penyebab tingginya inflasi pada bulan Januari, Juli dan Desember secara
umum dipengaruhi beberapa faktor sebagai berikut.
Januari Tingginya inflasi pada bulan Januari umumnya didorong adanya inflasi
pada kelompok bahan makanan
Juli Tingginya nilai inflasi bulan Juli umumnya didorong adanya tahun
ajaran baru sekolah dan memasuki bulan puasa ataupun Idul Fitri,
adanya kenaikan tarif angkutan antar kota (tuslah), serta kenaikan
biaya pendidikan
Desember Tingginya inflasi bulan Desember umumnya didorong adanya
kenaikan harga-harga akibat pengaruh perayaan hari besar
keagamaan (Natal) dan musim liburan tahun baru (High Season)
Inflasi gabungan dua kota bulan januari hingga bulan desember tahun 2017
berkisar antara -0,80% sampai dengan 1,04 %, menunjukkan pergerakan angka inflasi
gabungan masih terkendali. Inflasi tertinggi pada Juni 2017 (1,04%) lebih merupakan
dampak dari kenaikan tarif angkutan udara menjelang Hari Raya Idul Fitri. Sedangkan
pada bulan Maret 2017 terjadi penurunan harga (deflasi) gabungan dua kota mencapai -
0,80%. Deflasi ini disebabkan turunnya harga kelompok bahan makanan terutama cabai
dan sayur-sayuran.
III - 79
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Inflasi kumulatif kelompok pengeluaran untuk gabungan dua kota pada tahun
2017, tertinggi terjadi pada kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, dan gas
mencapai 6,95%. Kemudian diikuti kelompok pengeluaran lainnya seperti Tabel di
bawah ini.
Tabel III. 12
Distribusi Sumbangan Inflasi Menurut Kelompok Pengeluaran
Gabungan Dua Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017
Sumbangan Inflasi
No. Kelompok Pengeluaran
(%)
1. Perumahan, Air, Listrik, dan Gas 6,95
2. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 5,63
3. Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 3,37
4. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 2,84
5. Bahan Makanan 2,61
6. Sandang 2,07
7. Kesehatan 1,58
Tabel III. 13
Distribusi Sumbangan Inflasi Menurut Jenis Komoditas
Gabungan Dua Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017
Sumbangan Inflasi
No. Jenis Komoditas
(%)
1. Tarif Listrik 1,3883
2. Bawang Merah 0,2978
3. Tarif Pulsa Ponsel 0,2192
4. Sekolah Dasar 0,2036
5. Biaya Perpanjangan STNK 0,1925
6. Akademi/Perguruan Tinggi 0,1806
7. Tukang Bukan Mandor 0,1713
8. Rokok Kretek Filter 0,1617
9. Angkutan Udara 0,1317
10. Rokok Kretek 0,1302
Sementara itu, komoditas penyumbang deflasi yang dominan pada gabungan dua
kota di Kepulauan Riau tahun 2017 antara lain seperti Tabel berikut ini.
Tabel III. 14
Distribusi Sumbangan Deflasi Menurut Jenis Komoditas
Gabungan Dua Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017
Sumbangan Deflasi
No. Jenis Komoditas
(%)
1. Cabai Merah -0,268
2. Bawang Putih -0,1299
3. Cabai Rawit -0,111
III - 80
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Sumbangan Deflasi
No. Jenis Komoditas
(%)
4. Gula Pasir -0,041
5. Kentang -0,0326
6. Kol Putih/Kubis -0,0197
7. Meja Kursi Tamu -0,0174
8. Cabai Hijau -0,0158
9. Minuman Ringan -0,0151
10. Tomat Sayur -0,0142
Inflasi yang merupakan indikator penting dalam pembangunan daerah yang telah
ditetapkan targetnya dalam RPJMD Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 sebagai berikut:
III - 81
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Tabel III. 15
Target Inflasi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021
Realisasi Target
Indikator Satuan
2017 2017 2018 2019 2020 2021
Inflasi % 4,02 4,32 3,50±1 3,50±1 3,50±1 3,50±1
Sumber: RPJMD Kepulauan Riau Tahun 2016-2021
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa target inflasi selama tahun 2018-
2021 dikisaran 3,5%-1%, dengan realisasi inflasi saat ini pada tahun 2017 sebesar
4,02%. Artinya dari segi capaian kinerja pengendalian inflasi perlu dioptimalkan
mengingat kinerja realisasi terhadap target masih sebesar 85,14%. Dalam hal ini
penetapan target inflasi sangat optimis, yang membutuhkan upaya yang cukup optimal
untuk mencapainya.
Melihat gambaran tesebut diatas, dalam mencapai target yang ideal tersebut lebih
membutuhkan upaya keras dan sinergitas seluruh stakeholders utamanya Perangkat
Daerah terkait melalui peningkatan peran TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah)
bekerjasama terutama dengan Bank Indonesia dalam upaya mengontrol tingkat inflasi
di Provinsi Kepulauan Riau dan mencapai target yang telah ditetapkan.
3.3.3 Nilai Tukar Petani (NTP) Terkini : Penurunan Nilai Tukar Petani Provinsi
Kepulauan Riau disebabkan oleh penurunan NTP pada subsektor tanaman
pangan, subsektor tanaman perkebunan rakyat, dan subsektor peternakan.
Sebaliknya subsektor perikanan dan subsektor hortikultura mengalami
peningkatan.
Sektor pertanian bukan sektor dominan pada struktur PDRB Provinsi Kepulauan
Riau. Sumbangan sektor pertanian selama tahun 2017 hanya tercatat dibawah angka
4%. Namun begitu sektor pertanian masih merupakan tumpuan mencari nafkah bagi
sebagian masyarakat terutama subsektor perikanan. Hal ini dimungkinkan karena
hampir 96% wilayah Provinsi Kepulauan Riau adalah lautan. Data Sakernas Agustus
2017 menunjukkan 11,97% penduduk usia kerja di Kepulauan Riau yang pekerjaan
utamanya di sektor pertanian.
Jumlah tenaga kerja sektor pertanian berada pada urutan keempat terbanyak di
Kepulauan Riau. Selain perikanan, subsektor tanaman perkebunan rakyat juga menjadi
andalan masyarakat di provinsi ini. Tanaman cengkeh, karet, dan kelapa merupakan
komoditas pertanian yang tumbuh subur di Provinsi Kepulauan Riau.
Penghitungan NTP berdasarkan pada hasil pencatatan pada lima subsektor
pertanian dengan tahun dasar 2012=100 untuk NTP tahun 2014-2017 dan tahun dasar
III - 82
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
2007=100 untuk NTP tahun 2013. Kelima subsektor tersebut yaitu Subsektor Tanaman
Pangan yang terdiri dari kelompok padi dan palawija. Subsektor Hortikultura terdiri dari
kelompok sayur-sayuran dan kelompok buah-buahan dan tanaman obat. Subsektor
Tanaman Perkebunan Rakyat terdiri dari kelompok tanaman perkebunan rakyat.
Subsektor Peternakan terdiri dari kelompok ternak besar, kelompok ternak kecil,
kelompok unggas, dan kelompok hasil peternakan. Subsektor Perikanan terdiri dari
kelompok penangkapan ikan dan kelompok pembudidayaan ikan.
Sejak tahun 2014, rata-rata Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Kepulauan Riau
menunjukkan tren yang menurun. Sejak penghujung tahun 2014 hingga tahun 2017,
rata-rata Nilai Tukar Petani Provinsi Kepulauan Riau berada di bawah angka 100. Hal
ini menunjukkan gambaran bahwa selama empat tahun terakhir petani di Provinsi
Kepulauan Riau tidak mendapat untung ataupun mencapai Break Even Point (BEP) dari
hasil sektor pertanian yang diusahakannya. Dengan kata lain, tingkat kesejahteraan
petani di Provinsi Kepulauan Riau selama periode 2014 hingga 2017 masih rendah.
Kondisi ini disebabkan kenaikan harga barang/jasa yang dikonsumsi petani jauh
lebih tinggi bila dibandingkan kenaikan harga komoditas pertanian itu sendiri. Konsumsi
tersebut mencakup konsumsi untuk keperluan rumah tangga petani dan juga konsumsi
untuk biaya produksi pertanian. Rata-rata Nilai Tukar Petani di Provinsi Kepulauan Riau
sepanjang 2017 hanya mencapai 97,54. Hingga Desember 2017, NTP tahun 2017
mengalami penurunan 0,19% dibandingkan NTP tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan
pertumbuhan Ib lebih besar daripada pertumbuhan It. Pertumbuhan Ib tahun 2017
tercatat sebesar 0,71% dan pertumbuhan It sebesar 0,52%.
Selama periode 2017, Nilai Tukar Petani tertinggi terjadi pada bulan Februari
sebesar 99,4 dan yang terendah terjadi pada bulan September sebesar 96,55.
Pertumbuhan Nilai Tukar Petani tertinggi terjadi pada bulan Februari yang meningkat
sebesar 1,00% sedangkan pertumbuhan negatif terdalam terjadi pada bulan Maret yang
mencapai -0,99%.
III - 83
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
99,5
99,14
99
98,5
98,16 98,16 98,12
97,98
98
97,54
97,5 97,23
96,99 96,99 96,91
97 96,73
96,55
96,5
ril
i
r
li
r
ei
ri
et
er
ni
ar
be
be
be
Ju
tu
ua
Ap
Ju
ar
ob
nu
us
em
em
em
br
kt
Ja
Ag
Fe
ov
es
pt
Se
D
Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Riau
Gambar 3. 25
Nilai Tukar Petani di Provinsi Kepulauan Riau, Januari-Desember 2017
Penurunan Nilai Tukar Petani Provinsi Kepulauan Riau selama 2017 disebabkan
oleh penurunan NTP pada tiga subsektor pembentuknya, yaitu subsektor tanaman
pangan yang hingga bulan Desember mengalami penurunan sebesar-6,31 %, subsektor
tanaman perkebunan rakyat turun sebesar -1,63 %, dan subsektor peternakan turun
sebesar -1,60%. Sebaliknya subsektor perikanan mengalami peningkatan NTP sebesar
3,11% dan subsektor hortikultura meningkat sebesar 0,47%.
Tabel III. 16
Rata-Rata Nilai Tukar Petani Menurut Sub Sektor
Provinsi Kepuauan Riau Tahun 2013-2017
Bila dikhususkan hanya melihat dari sisi usaha pertanian, dengan mengeluarkan
indeks kelompok konsumsi rumah tangga petani, maka Nilai Tukar Usaha Petani masih
di atas 100, artinya kenaikan harga komoditas pertanian masih lebih tinggi daripada
kenaikan harga/biaya produksi dan penambahan barang modal pertanian.
III - 84
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Perkembangan rata-rata Nilai Tukar Usaha Pertanian di Provinsi Kepulauan Riau dalam
kurun waktu empat tahun mengalami tren yang meningkat dari 103,85 di tahun 2013
menjadi sebesar 107,30 di tahun 2017.
III - 85
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
III - 86
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
yang layak diperlukan dalam mempermudah mobilitas penduduk dan memperlancar lalu
lintas distribusi barang dari suatu daerah ke daerah lain. Pembangunan infrastruktur
harus menjadi salah satu prioritas utama dalam pembangunan baik nasional maupun
daerah. Hal itu dinilai penting karena infrastruktur merupakan pilar utama dalam
pembangunan dan menjadi bagian penting dalam konektivitas antar wilayah.
Selama periode tahun 2013-2014 ada penambahan pembangunan jalan raya di
Provinsi Kepulauan Riau. Pembangunan jalan raya tersebut meliputi penambahan
panjang jalan yang menjadi wewenang negara, propinsi, maupun kabupaten/kota.
Selain itu, kegiatan perbaikan dan perawatan jalan terus dilakukan oleh pemerintah
daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota.
Gambar 3. 26
Panjang Jalan di Provinsi Kepulauan Riau Menurut Tingkat Kewenangannya, 2010-2015
III - 87
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
transportasi udara melalui Bandara Hang Nadim di Batam dan Bandara Raja Haji
Fisabilillah di Tanjungpinang. Kedua bandara tersebut berperan sebagai pintu erbang
udara dari akses nasional maupun internasional untuk masuk ke Kepulauan Riau.
Selain itu, ada juga bandara yang terletak di beberapa kabupaten/kota, seperti Bandara
Sei Bati di Kabupaten Karimun, Bandara Ranai di Natuna, Bandara Dabo di Kabupaten
Lingga, dan Bandara Matak di Kabupaten Kepulauan Anambas. Sementara itu,
transportasi melalui laut dapat diakses melalui pelabuhan-pelabuhan yang tersebar di
seluruh kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Riau. Banyaknya Penumpang dan
Pesawat Pada Beberapa Pelabuhan Udara di Kepulauan Riau Tahun 2017 sebagai
berikut:
Tabel III. 17
Jumlah Penumpang dan Kapal Pada Beberapa Pelabuhan Udara
di Kepulauan Riau Tahun 2017
Penumpang Pesawat
No. Pelabuhan Udara
Datang Berangkat Datang Berangkat
1. Hang Nadim – 2.894.134 2840.227 22.526 22.523
Batam
2. Raja Haji Fisabilillah 141.457 132.237 1.913 1.914
– Tanjungpinang
3. Dabo – Lingga 4.405 4.736 542 542
4. Ranai – Natuna 31.355 30.817 402 402
5. Sei Bati – Karimun 672 959 96 96
6. Matak – Kep. 3.030 3.080 118 114
Anambas
7. Letung – Kep. 373 387 31 31
Anambas
Jumlah 3.075.426 3.012.443 25.628 25.622
Tabel III. 18
Jumlah Penumpang dan Kapal Pada Beberapa Pelabuhan Laut Utama
di Kepulauan Riau Tahun 2016
Penumpang
No. Pelabuhan Laut Kapal
Debarkasi/ Turun Embarkasi/ Naik
1. Sri Bintan Pura – 829.890 868.381 18.410
Tanjungpinang
2. International 1.973.578 2.003.422 9.703
Batam Center –
Batam
3. Tanjung Balai – 835.277 856.529 15.568
Karimun
4. Tanjung Batu - 173.539 137.444 11.655
Karimun
5. Sri Bayintan 28.972 40.672 362
Kijang – Bintan
III - 88
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Penumpang
No. Pelabuhan Laut Kapal
Debarkasi/ Turun Embarkasi/ Naik
6. Lagoi – Bintan 703.633 365.297 2.765
7. Daik – Lingga 43.817 28.740 845
8. Midai – Natuna 6.467 7.178 203
9. Tarempa – Kep. 36.782 28.375 768
Anambas
Jumlah 4.631.955 4.336.038 60.279
Tabel III. 19
Jumlah Pelanggan dan Daya Terpasang
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016
Daya Terpasang
No. Kabupaten/Kota Pelanggan
(KW)
1. Karimun 77.560 58.154
2. Bintan 24.736 39.971
3. Natuna 19.493 17.641
4. Lingga 11.235 19.853
5. Kep. Anambas 9.031 7.585
6. Batam 2.740 5.273
7. Tanjungpinang 103.117 76.794
Jumlah 232.912 225.271
III - 89
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Tabel III. 20
Jumlah Pelanggan dan Air Bersih yang Disalurkan
Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2015
Air Disalurkan
No. Kabupaten/Kota Pelanggan
(m³)
1. Karimun 970.064 4.401
2. Bintan 535.578 2.690
3. Natuna 2.305.082 3.798
4. Lingga 879.583 2.889
5. Kep. Anambas 12.833 190
6. Batam 70.304.106 232.765
7. Tanjungpinang 5.330.514 17.794
Jumlah 80.337.760 264.527
III - 90
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
3. Koridor Pariwisata Daerah (KPD) Karimun sebagai kawasan Wisata Alam, Wisata
Minat Khusus dan Wisata Agro dengan tarik penunjang : kuliner, sejarah, budaya,
handycraft, island tour dan ekonomi kreatif dan wilayah pengembangan Pulau Buru,
Pulau Kundur, Pulau ari panas, Kawasan Karimun Utara, Karimun Selatan, Pulau
Papan dan Kawasa Moro.
4. Koridor Pariwisata Daerah (KPD) Tanjungpinang sebagai kawasan Wisata Sejarah,
Wisata Budaya dan Wisata Kreatif dengan tarik penunjang budaya, sejarah, kuliner,
wisata mangrove, ekonomi kreatif dan Island tour dan wilayah pengembangan Kota
Tanjungpinang, Pulau Penyengat, Senggarang, Dompak, Kawasan Hulu Riau dan
Sungai Carang.
5. Koridor Pariwisata Daerah (KPD) Natuna sebagai kawasan Wisata Bahari,
Ekowisata dan Minat Khusus dengan daya tarik penunjang budaya, minat khusus,
bahari dan ekonomi kreatif dan wilayah pengembangan bunguran, Serasan dan
Subi.
6. Koridor Pariwisata Daerah (KPD) Anambas sebagai kawasan Wisata Bahari dan
Ekowisata dengan daya tarik penunjang sejarah, minat khusus, bahari dan ekonomi
kreatif dan wilayah pengembangan Tarempa, Iemaja, Iemaja Timur, Siantan dan
Siantan Timur.
7. Koridor Pariwisata Daerah (KPD) Lingga sebagai kawasan Wisata Sejarah, Wisata
Budaya, Wisata Alam dan Wisata Bahari dengan daya tarik penunjang budaya,
sejarah, bahari dan ekonomi kreatif dan wilayah pengembangan Dabo Singkep,
Daik dan Senayang.
Provinsi Kepulauan Riau merupakan salah satu pintu gerbang Indonesia yang
sangat strategis karena berbatasan langsung dengan Singapura, Malaysia, Vietnam,
Thailand dan Filipina yang memiliki Kekayaan pariwisata yang sangat potensial. Dilihat
dari jumlah Wisatawan Mancanegara yang berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau
menurut pintu masuk di Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Kepulauan Riau termasuk
daerah tujuan wisatawan mancanegara, pada tahun 2017 melalui pintu masuk Batam
sebanyak 1.504.275 wisatawan; pintu masuk Bintan sebanyak 368.587 wisatawan;
pintu masuk Tanjungpinang sebanyak 117.384 wisatawan dan pintu masuk Karimun
84.288 wisatawan. Provinsi Kepulauan Riau merupakan pintu masuk wisatawan
terbesar ketiga di Indonesia. Pada tahun 2015 tercatat 40% wisatawan mancanegara
masuk ke Indonesia melalui Bali, 23% dari Jakarta, dan 20% dari Kepulauan Riau.
Salah satu daya tarik wisata di Provinsi Kepulauan Riau adalah wisata bahari yang
tersebar hampir di seluruh kabupaten/kota. Selain itu, pemerintah daerah
kabupaten/kota juga gencar membuat event berkelas internasional sebagai salah
strategi penarik wisatawan untuk datang berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau.
III - 91
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Tabel III. 21
Jumlah Wisatawan Mancanegara Menurut Pintu Masuk
di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2017
Wisatawan Mancanegara
No. Pintu Masuk
2016 2017
1. Karimun 89.107 84.288
2. Bintan 305.404 368.587
3. Batam 1.432.472 1.504.275
4. Tanjungpinang 93.249 117.384
III - 92
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Provinsi Kepulauan Riau merupakan salah satu pintu gerbang Indonesia yang
paling strategis karena terletak di jalur perdagangan dan transportasi internasional.
Keuntungan dari sisi geostrategis Provinsi Kepulauan Riau dapat dijadikan modal untuk
pengembangan sektor pariwisata bahari yang dibutuhkan untuk menjadi daya ungkit
sektor-sektor penggerak perekonomian dan dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Peluang investasi pengembangan wisata bahari antara lain :
• Pengelolaan dan pengembangan wisata dengan konsep ekowisata bahari di
Kabupaten Lingga, Natuna, Karimun dan Anambas yang melibatkan masyarakat
setempat.
• Pengembangan hotel dan perniagaan.
• Investasi perniagaan dengan tersedianya kuliner, oleh-oleh khas daerah baik
berupa kerajinan ataupun makanan olahan.
• Investasi transportasi darat ataupun laut.
Situs kemegahan Kerajaan Melayu di Lingga yang menjadi akar kebudayaan
Provinsi Kepulauan Riau, seperti berbagai atraksi wisata lainnya seperti dragon boat,
festival musik Dangkung, Kenduri Seni Melayu, Festival Makanan Tradisional, Festival
Budaya Melayu lnternasional menambah semarak dan keanekaragaman produk
unggulan. Peluang investasi wisata sejarah antara lain :
• Penyediaan Fasilitas transportasi untuk menuju ke tempat wisata sejarah di
Kabupaten Lingga.
• Penyediaan penginapan.
• Mendirikan pusat perbelanjaan untuk oleh-oleh daerah setempat dan tempat
warung/restoran makanan disekitar wilayah wisata sejarah di Lingga dan Pulau
Penyengat.
Secara umum peluang investasi di sektor pariwisata yang terbuka luas di Provinsi
Kepulauan Riau , antara lain :
• Mendirikan pusat perbelanjaan yang modern dan usaha perdagangan sebagai
tempat wisata belanja dan oleh-oleh baik makanan, asesoris atau barang elektronik
yang up date dengan teknologi baru.
• Menambah jumlah hotel berbintang karena hotel yang tersedia tidak mencukupi bagi
pengunjung pada event-event tertentu.
• Mengelola resort pada kawasan yang ditetapkan sebagai obyek wisata resort.
• Menambah jumlah restoran kuliner dengan variasi makanan kuliner nusantara yang
asli dan dan cafe modern.
III - 93
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
• Pondok wisata.
• Agen perjalanan wisata.
• Sanggar seni.
• Galeri seni.
• Jasa teknik film seperti studio pengambilan gambar film, laboratorium pengolahan
film, sarana pengisian suara, sarana pengambilan gambar dan sebagainya.
• Gedung pertunjukan seni.
• Pembuatan sarana promosi pariwisata, (iklan, poster, photo).
• Jasa akomodasi seperti motel hotel melati, Hotel bintang 1 – 5.
• Restoran/ rumah makan.
• Jasa boga (catering).
• Biro perjalanan wisata.
• Jasa konvensi, pamrean dan perjalanan lainnya.
• Pengusahaan obyek wisata budaya.
• Usaha rekreasi dan hiburan (taman rekreasi, gelanggang renang, dan sebagainya).
• Bar/cafe/karaoke.
• Pengusahaan wisata alam.
Selain wisata bahari, Kepulauan Riau memiliki potensi yang sangat besar dalam
menjadikan kelautan dan perikanan sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi. Hal ini
dapat tercermin pada luas laut yang mencapai 417 ribu km2 dan memiliki ribuan pulau
dengan berbagai keunggulannya. Pemanfaatan laut dan berbagai isinya tidak hanya
dapat diandalkan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Akan tetapi,
melalui startegi yang tepat sektor kelautan dan perikanan dapat dijadikan solusi untuk
sumber pendapatan yang berkelanjutan bagi masyarakat, sehingga dapat menekan
angka kemiskinan dan ketimpangan pendapatan antar daerah.
Selama lima tahun terakhir (2013-2017) struktur perekonomian Kepulauan Riau
didominasi oleh lima lapangan usaha, diantaranya: Industri Pengolahan; Kontruksi;
Pertambangan dan Penggalian; Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor; dan Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Hal ini dapat dilihat dari
peranan masing-masing lapangan usaha terhadap pembentukan PDRB Kepulauan
Riau, seperti terilihat pada Gambar Tabel berikut.
III - 94
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Tabel III. 22
Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha (%) Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2013-2017
Struktur ekonomi Kepulauan Riau hingga tahun 2017 masih didominasi oleh
lapangan usaha Industri Pengolahan dengan peranan sebesar 36,75% terhadap total
PDRB. Peranan lapangan usaha Industri Pengolahan cenderung mengalami penurunan
dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013 peranan Industri Pengolahan sebesar 38,98 dan
terus turun hingga tahun 2017. Lapangan usaha dengan peranan terbesar kedua
adalah Konstruksi. Lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian menjadi
penyumbang nilai tambah dalam produksi barang dan jasa ketiga terbesar setelah
Kontruksi. Selanjutnya, di urutan keempat, ditempati oleh lapangan usaha Perdagangan
III - 95
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, diikuti oleh lapangan usaha
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan dan Kategori Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor.
Jika dilihat dari peranan masing-masing kategori secara detil, kategori Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan hanya memiliki andil 3,46% terhadap total PDRB Provinsi
Kepulauan Riau tahun 2017. Bahkan peranan lapangan usaha Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan yang diharapkan dapat menjadi kategori penyangga dalam struktur
ekonomi Kepulauan Riau di masa yang akan datang tersebut, justru berangsur-angsur
menurun menjadi sebesar 3,46% dari 3,56% di tahun 2013.
Tabel III. 23
Peranan Lapangan Usaha Terhadap PDRB kategori Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan (%) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013-2017
Akan tetapi, jika dilihat hingga level yang lebih kecil, sub kategori Perikanan
memiliki andil terbesar terhadap kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan dari
tahun 2013 hingga tahun 2017. Pada tahun 2017, secara khusus subkategori Perikanan
memiliki peranan 64,86% terhadap nilai PDRB pada kategori Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan. Pertumbuhan PDRB subkategori Perikanan sangat pesat. Hal ini terlihat
pada rentang tahun 2013-2017. Pada rentang tahun tersebut trend pertumbuhan PDRB
kategori Industri Pengolahan mulai mengalami penurunan laju pertumbuhan.
Sedangkan PDRB subkategori Perikanan justru berkembang cukup pesat yang terlihat
melalui laju pertumbuhan yang melesat mulai tahun 2013-2017.
III - 96
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Pemanfaatan berbagai potensi kelautan dan perikanan tidak lepas dari peran
rumah tangga perikanan sebagai aktor utama dalam kegiatan ekonomi kelautan dan
perikanan. Rumah tangga perikanan diharapkan mampu menjadi motor penggerak
untuk meningkatkan produksi barang/jasa sektor kelautan dan perikanan.
“Rumah tangga usaha perikanan adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian
atau seluruh bangunan fisik/sensus dan biasanya tinggal bersama serta pengelolaan
makannya dari satu dapur, yang melakukan kegiatan perikanan baik budi daya ikan
maupun penangkapan ikan. yang dilakukan oleh anggota rumah tangga sebagai
kegiatan usaha yaitu kegiatan perikanan dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya
untuk dijual/ditukar atas risiko usaha (BPS, Sensus Pertanian 2013)”
Rumah tangga usaha pertanian dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor
usaha pertanian, sehingga jumlah rumah tangga usaha pertanian bukan merupakan
penjumlahan rumah tangga usaha pertanian dari masing-masing subsektor. Jumlah
Rumah Tangga Usaha Perikanan Menurut Kabupaten /Kota di Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2013 berdasarkan data BPS, Sensus Pertanian 2013 sebagai berikut:
Tabel III. 24
Jumlah Rumah Tangga Usaha Perikanan Menurut Kabupaten /Kota
di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
III - 97
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
rumah tangga usaha perikanan di Provinsi Kepulauan Riau. Jumlah ini terus menurun
selama 10 tahun berikutnya, hingga pada tahun 2013 berkurang menjadi 32.155 rumah
tangga usaha perikanan.
4%
16%
Tanpa Perahu
33%
Perahu Tanpa Motor
Kapal Motor
Perahu Tempel
47%
Gambar 3. 27
Persentase Rumah Tangga Perikanan Berdasarkan Jenis Kapal/Perahu Utama yang
Digunakan di Laut Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Berdasarkan hasil ST2013 Provinsi Kepulauan Riau, masih ada 33% rumah
tangga usaha perikanan tangkap yang menggunakan perahu tanpa motor dalam
kegiatan penangkapan ikan di laut. Bahkan masih ada 4% rumah tangga yang
melakukan kegiatan penangkapan ikan di laut tanpa menggunakan perahu. Dari sisi alat
tangkap yang digunakan, sebagian besar rumah tangga usaha perikanan tangkap di
kabupaten/kota se-Kepulauan Riau sudah menggunakan jaring. Hal ini terlihat melalui
persentase penggunaan jaring sebagai alat tangkap ikan di laut oleh rumah tangga
perikanan lebih besar dibandingkan persentase alat tangkap lainnya, seperti pancing
dan perangkap. Akan tetapi, terdapat 2 kabupaten yang masih ‘setia’ dalam
menggunakan pancing sebagai alat tangkap ikan. Sebanyak 68% rumah tangga usaha
perikanan di Kabupaten Natuna dan 75% rumah tangga usaha perikanan di Kabupaten
Kepulauan Anambas masih menggunakan pancing sebagai alat tangkap utama dalam
kegiatan penangkapan ikan di laut.
III - 98
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
9.000
8.000
7.000
6.000
5.000
4.000
3.000
2.000
1.000
-
Kepulauan Tanjung
Karimun Bintan Natuna Lingga Batam
Anambas Pinang
Pukat 221 271 84 403 136 472 83
Jaring 3.042 1.427 177 2.704 167 2.392 507
Pancing 538 1.328 1.638 2.322 1.927 1.924 93
Perangkap 236 736 358 1.974 302 2.238 137
Lainnya 198 327 152 219 30 986 308
Data mengenai jenis kapal dan alat tangkap yang digunakan oleh rumah tangga
usaha perikanan dapat dijadikan acuan untuk mengidentifikasi kelemahan dalam
pengembangan sektor kelautan dan perikanan di Provinsi Kepulauan Riau. Hal ini dinilai
penting karena salah satu cara untuk menggali potensi ikan yang ada di laut adalah
dengan mengandalkan jenis kapal dan alat tangkap yang mutakhir.
Selain perikanan tangkap, kegiatan lain dalam subsektor perikanan adalah
budidaya perikanan. Definisi dalam ST2013 “usaha budidaya ikan adalah kegiatan
untuk memelihara, membesarkan dan atau membiakkan (pembenihan) ikan dengan
menggunakan lahan atau perairan dan fasilitas buatan serta memanen hasilnya dengan
tujuan sebagian atau seluruhnya untuk dijual/ditukar atas risiko usaha”.
Berdasarkan hasil ST2013, terdapat 6.520 rumah tangga usaha perikanan
budidaya di Kepulauan Riau. Sebagian besar tinggal di Kota Batam, Kabupaten
Kepulauan Anambas, dan Kabupaten Lingga dengan total persentase di atas 60%. Kota
Batam merupakan daerah yang memiliki jumlah rumah tangga usaha budidaya ikan
terbanyak (1.713 rumah tangga), diikuti oleh Kabupaten Kepulauan Anambas dan
Kabupaten Natuna yang tercatat masing-masing memiliki sebanyak 1.394 dan 1.342
rumah tangga usaha budidaya ikan.
III - 99
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Batam
1.713,26
Natuna
26,26%
594,90
9,12%
Kepulauan Lingga
Anambas 1.342,21
1.394,21 20,58%
21,37%
Lokasi budidaya ikan yang tercatat melalui ST2013 meliputi budidaya ikan di laut,
di tambak/air payau, di kolam/air tawar, di sawah, dan di perairan umum. Untuk melihat
secara khusus pemanfaatan laut sebagai lokasi budidaya, kategori lokasi usaha
budidaya ikan dibagi menjadi 2 (dua) kategori yaitu laut dan bukan laut.
1.600
1.400
1.200
1.000
800
600
400
200
-
Kepulauan Tanjung
Karimun Bintan Natuna Lingga Batam
Anambas Pinang
Laut 286 239 525 1.247 1.379 671 102
Bukan Laut 255 423 69 99 15 1.120 200
III - 100
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
budidaya yang berlokasi di laut, dibandingkan dengan bukan laut seperti kolam, tambak,
dan sejenisnya. Rendahnya permintaan akan ikan air tawar juga membuat rendahnya
minat masyarakat di ketiga kabupaten ini untuk menjalankan usaha budidaya ikan di air
tawar, tambak, dan kolam. Hal ini berbeda dengan Kota Batam, Kota Tanjungpinang,
dan Kabupaten Bintan yang memiliki lebih banyak rumah tangga usaha perikanan
budidaya yang berlokasi di bukan laut dibandingkan dengan yang berlokasi di laut.
Sedangkan di Kabupaten Karimun memiliki proporsi yang hampir sama antara rumah
tangga usaha perikanan budidaya di laut dan bukan laut.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sentra rumah tangga budidaya ikan laut
ada di Kabupaten Natuna, Kabupaten Lingga, dan Kabupaten Kepulauan Anambas.
Sedangkan sentra rumah tangga budidaya ikan air tawar ada di Kabupaten Bintan, Kota
Batam, dan Kota Tanjungpinang.
Potensi perikanan yang besar di Provinsi Kepulauan Riau dapat memberikan
manfaat yang optimal secara berkelanjutan bagi daerah dan masyarakat bila dikelola
dengan baik dan bertanggungjawab. Pemerintah telah menetapkan Wilayah
Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPP-RI) melalui Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor: Per.01/MEN/2009. Penetapan
WPP-RI perlu dilakukan untuk menjamin pemanfaatan yang optimal dan berkelanjutan
terhadap sumber daya ikan. WPP-RI merupakan wilayah pengelolaan perikanan untuk
penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, konservasi, penelitian, dan pengembangan
perikanan yang meliputi perairan pedalaman, perairan kepulauan, laut teritorial, zona
tambahan, dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI). Salah satu WPP-RI yang
telah ditetapkan adalah WPP-RI 711 yang meliputi Selat Karimata, Laut Natuna, dan
Laut Cina Selatan.
Dengan adanya penetapan wilayah pengelolaan perikanan, kebijakan
pengelolaan perikanan menjadi lebih tepat sasaran sehigga dapat meningkatkan
produksi perikanan dengan tetap menjaga keberlanjutan stok sumber daya ikan
(ecological sustainability).
III - 101
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
300.000
250.000
200.000
150.000
100.000
50.000
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Riau 97.782 99.194 102.090 87.917 75.520 77.102 90.503 95.609 93.279 107.305
Jambi 43.121 25.100 43.638 43.945 44.120 44.524 44.700 46.894 47.713 48.031
Sumatera Selatan 27.831 35.485 37.790 38.653 39.735 40.877 43.800 44.092 44.764 48.186
Kepulauan Bangka Belitung 119.845 127.274 123.202 150.496 153.222 159.421 192.474 202.565 199.243 203.285
Kepulauan Riau 181.118 164.493 193.556 225.439 225.469 196.633 157.506 147.310 140.597 139.331
DKI Jakarta 132.024 137.570 146.240 144.718 145.970 172.422 180.198 219.836 209.733 226.060
Jawa Barat 155.341 149.490 167.288 176.449 172.747 180.405 185.825 198.978 207.462 206.156
Jawa Tengah 192.586 193.554 154.442 174.831 195.636 212.635 251.536 256.093 224.229 242.072
Kalimantan Barat 60.616 66.160 65.828 75.998 77.442 86.255 94.063 101.991 120.079 165.622
Kalimantan Tengah 45.994 48.402 48.570 48.162 47.359 52.123 46.400 54.574 66.312 66.384
Gambar 3. 31
Perbandingan Jumlah Produksi Perikanan Tangkap Provinsi-provinsi WPP-RI 711
Tahun 2005-2014
III - 102
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
budidaya Provinsi Kepulauan Riau tahun 2014 sebesar 27.366 ton. Jumlah tersebut
turun sebesar 6,8% dari tahun 2013 yang mencapai 29.383 ton.
Gambar 3. 32
Jumlah dan Pertumbuhan Produksi Perikanan Budidaya Provinsi Kepulauan Riau Tahun
2005-2014
III - 103
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Tabel III. 25
Rata-Rata Luas Baku Budidaya Ikan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Budidaya
Ikan (m2/rumah tangga) Tahun 2013
III - 104
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
6.000,00
5.328,00
5.000,00
4.000,00
3.000,00
2.477,20
2.000,00
1.000,00 1.085,10
1.060,89 520,00
-
2012 2013 2014 2015 2016
PMA
5.000,00
4.500,00 4.541,10
4.000,00
3.500,00 3.584,40
3.000,00
2.500,00
2.000,00
1.500,00 928,82
1.384,00
1.000,00
500,00 492,50
-
2012 2013 2014 2015 2016
PMDN
III - 105
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
atas Pelayanan Perizinan Satu Pintu (PTSP) per tahunnya terus meningkat mencapai
81,25% pada tahun 2016, seperti terlihat pada gambar berikut.
1400 81,25 85
80
1200
80
1000
800 75
70
1.264
600 70
400
110
104
104
65
450
114
200
0 60
2014 2015 2016
Jumlah Izin dan nonperizinan yang dilayani oleh Pelayanan terpadu
satu pintu
Jumlah jenis Izin dan non Izin yang diterbitkan BPMPTSP
Tabel III. 26
Target Relisasi Investasi di Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2016-2021
III - 106
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Tabel III. 27
Rata-Rata Pengeluaran Konsumsi Makanan dan Konsumsi Non Makanan Per Kapita
Sebulan (Rupiah) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2017
Klasifikasi Makanan Non Makanan Rata-Rata Pengeluaran
Wilayah 2016 2017 2016 2017 2016 2017
Kota 714.538 794.256 783.597 805.334 1.556.907 1.663.556
Desa 502.046 562.677 464.081 442.556 966.127 1.005.233
Kota+Desa 681.525 759.644 842.369 869.300 1.465.121 1.564.877
III - 107
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Disimpulkan bahwa data pengeluaran Susenas terdiri atas dua kelompok, yaitu
pengeluaran untuk makanan dan non makanan. Tingkat kebutuhan/permintaan
terhadap kedua kelompok tersebut pada dasarnya berbeda. Dalam kondisi pendapatan
terbatas, kebutuhan makanan (primer) lebih didahulukan, sehingga pada kelompok
masyarakat berpendapatan rendah akan terlihat bahwa sebagian besar pendapatannya
digunakan untuk membeli makanan. Seiring dengan peningkatan pendapatan, maka
lambat laun akan terjadi pergeseran yaitu penurunan porsi pendapatan yang
dibelanjakan untuk makanan dan peningkatan porsi pendapatan yang dibelanjakan
untuk non makanan.
Pergeseran komposisi dan pola pengeluaran tersebut terjadi karena elastisitas
permintaan terhadap makanan secara umum rendah, sedangkan elastisitas permintaan
terhadap kebutuhan non makanan relatif lebih tinggi. Keadaan ini jelas terlihat pada
kelompok penduduk yang tingkat konsumsi makanannya sudah mencapai titik jenuh,
sehingga peningkatan pendapatan digunakan untuk memenuhi kebutuhan barang non
makanan, sedangkan sisa pendapatan dapat disimpan sebagai tabungan. Dengan
demikian, pola pengeluaran dapat di pakai sebagai salah satu alat untuk mengukur
tingkat kesejahteraan penduduk, di mana perubahan komposisinya digunakan sebagai
petunjuk perubahan tingkat kesejahteraan.
Data persentase pengeluaran per kapita sebulan untuk kelompok makanan dan
bukan makanan tahun 2016–2017. Secara umum persentase pengeluaran untuk
konsumsi makanan pada 2017 mengalami peningkatan sebesar 2,02 poin dari tahun
2016.
60 55,97 54,11
51,96 53,48 52,26 51,46
46,52 47,74 48,54 48,04
50 45,89 44,03
40
30
20
10
0
2016 2017 2016 2017
Makanan Non Makanan
III - 108
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
III - 109
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
50 47,92
43,58 43,89 43,11
45
40,5
40
40,47
35 38,17 37,83 38,32
35,71
30
25
18,25 18,28 18,57 19,03
20 16,37
15
2013 2014 2015 2016 2017
Gambar di atas menunjukkan data distribusi pendapatan dari tahun 2013 hingga
tahun 2017 pada kelompok 40% penduduk dengan pendapatan rendah menerima
bagian pendapatan berada pada kisaran sebesar 16,37% (2014) hingga sebesar
19,03% (2017). Dari data distribusi pendapatan untuk kelompok 40% penduduk dengan
pendapatan rendah tersebut menunjukkan kecenderungan meningkat dari tahun 2013
(sebesar 18,25%) hingga tahun 2017 (sebesar 19,03%), artinya Kelompok 40%
penduduk dengan pendapatan rendah di Provinsi Kepulauan Riau hingga tahun 2017
menerima sebesar 19,03% dari PDRB (ketimpangan pendapatan rendah).
Perbandingan distribusi kelompok pendapatan penduduk menurut
Kabupaten/Kota untuk mengetahui kesenjangan pendapatan antar kelompok
masyarakat pada tahun 2017 di 7 Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau, seperti
terlihat pada Gambar berikut.
III - 110
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
43,23
50
41,87
40,96
40,93
40,86
40,52
40,21
38,95
38,72
38,65
38,58
39,2
45
36,52
37,4
40
35
22,39
30
21,85
20,56
20,39
20,25
19,41
18,55
25
20
15
10
5
0
Karimun Bintan Natuna Lingga Kepulauan Kota Batam Kota
Anambas Tanjungpinang
III - 111
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
0,41 0,402
0,4
0,39
0,38
0,37 0,362 0,364
0,359
0,36 0,354
0,35
0,34
0,33
0,32
2013 2014 2015 2016 2017
Gini Ratio
0,45
0,40 0,391
0,35
0,30
0,25
0,365
0,20
0,359
0,349
0,335
0,334
0,333
0,329
0,325
0,312
0,276
0,15
0,10
0,05
0,00
Kepulauan Kepulauan Lampung Bengkulu Sumatera Jambi Riau Sumatera Sumatera Aceh
Riau Bangka Selatan Barat Utara
Belitung
Provinsi Kepulauan Riau nasional
Pendataan Potensi Desa (Podes) telah dilaksanakan sejak tahun 1980. Sejak
saat itu, Podes dilaksanakan secara rutin sebanyak 3 (tiga) kali dalam kurun waktu
sepuluh tahun untuk mendukung kegiatan Sensus Penduduk, Sensus Pertanian,
ataupun Sensus Ekonomi. Dengan demikian, fakta penting terkait ketersediaan
III - 112
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
infrastruktur dan potensi yang dimiliki oleh setiap wilayah dapat dipantau
perkembangannya secara berkala dan terus menerus.
Pendataan Podes 2014 dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut: (1)
menyediakan data tentang keberadaan, ketersediaan, dan perkembangan potensi yang
dimiliki setiap wilayah administrasi pemerintahan yang meliputi: sarana dan prasarana
wilayah serta potensi ekonomi, sosial, budaya, dan aspek kehidupan masyarakat
lainnya untuk berbagai keperluan yang berkaitan dengan perencanaan wilayah di
tingkat nasional dan tingkat daerah, (2) menyediakan data dasar bagi keperluan
penentuan klasifikasi/tipologi wilayah (seperti: perkotaan-perdesaan, wilayah tertinggal,
wilayah pesisir dan sebagainya) dan penyusunan statistik wilayah kecil, (3) melengkapi
penyusunan kerangka sampling untuk kegiatan statistik lain lebih lanjut.
Podes 2014 dilaksanakan secara sensus terhadap seluruh kabupaten/kota,
kecamatan, dan wilayah administrasi pemerintahan terendah setingkat desa (yaitu:
desa, kelurahan, nagari, Unit Permukiman Transmigrasi (UPT), dan Satuan
Permukiman Transmigrasi (SPT) yang masih dibina oleh kementerian terkait). Suatu
wilayah administrasi pemerintahan ditetapkan sebagai target lokasi pendataan jika
wilayah tersebut telah dinyatakan sebagai wilayah yang definitif dan operasional dengan
kriteria sebagai berikut: (1) memiliki batas wilayah yang jelas, (2) memiliki penduduk
yang menetap di wilayahnya, dan (3) memiliki pemerintahan yang sah dan berdaulat.
Berdasarkan data BPS-Provinsi Kepulauan Riau Dalam Angka 2018 di Provinsi
Kepulauan Riau terdapat sebanyak 416 Desa/Kelurahan yang tersebar di 70
Kecamatan (7 Kabupaten/Kota), dengan rincian pada Tabel berikut.
Tabel III. 28
Jumlah Kecamatan dan Desa/Kelurahan
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017
Kabupaten/
No. Kecamatan Desa Kelurahan Desa/Kelurahan
Kota
1. Karimun 12 42 29 71
2. Bintan 10 36 15 51
3. Natuna 15 70 6 76
4. Lingga 10 75 7 82
5. Kep. Anambas 7 52 2 54
6. Batam 12 - 64 64
7. Tanjungpinang 4 - 18 18
Jumlah 70 275 141 416
III - 113
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Tabel III. 29
Banyaknya Desa/Kelurahan Menurut Sumber Penghasilan Utama Sebagian Besar
Penduduk di Provinsi Kepualauan Riau Tahun 2014
Gambar 3. 41
Persentase Desa/Kelurahan Yang Sumber Penghasilan Utama Sebagian Besar Penduduk
Adalah Pertanian Menurut Kabupaten/Kota
Jika dilihat lebih detail pada sektor pertanian, sub sektor perikanan tangkap
merupakan sumber penghasilan utama sebagian besar penduduk Provinsi Kepulauan
Riau, yaitu sejumlah 119 desa/kelurahan (47,84% tersebar di 7 Kabupaten/Kota).
Berikutnya sub sektor perkebunan (5 kabupaten) dan sub sektor tanaman pangan (5
kabupaten dan Kota Batam), secara rinci pada Tabel berikut.
III - 114
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Tabel III. 30
Banyaknya Desa/Kelurahan yang Sebagian Besar Penduduknya Bekerja Pada Sektor
Pertanian Menurut Sub Sektor Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Gambar 3. 42
Peta Tematik Sumber Penghasilan Utama Sebagian Besar Penduduk Di Desa
III - 115
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Tabel III. 31
Banyaknya Desa/Kelurahan yang Mempunyai Sekolah
Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
TK/RA/BA
SMP/MTs
SMU/MA
SD/MI
SMK
Kabupaten/
No.
Kota
1. Karimun 39 66 43 17 7
2. Bintan 27 48 26 10 7
3. Natuna 53 64 31 17 5
4. Lingga 12 79 33 11 5
5. Kep. Anambas 28 51 20 6 1
6. Batam 55 64 57 36 21
7. Tanjungpinang 17 18 14 7 7
Jumlah 231 390 224 104 53
Sumber: BPS, Podes 2014
Tabel III. 32
Banyaknya Desa/Kelurahan Menurut Keberadaan Lembaga Ketrampilan
di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
III - 116
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Tabel III. 33
Banyaknya Desa/Kelurahan Menurut Keberadaan Sarana Kesehatan
Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Puskesmas
Poskesdes
Obat/Jamu
Posyandu
Poliklinik
Polindes
Bersalin
Khusus
Praktek
Praktek
Apotek
Rumah
Rumah
Dokter
Pustu
Bidan
Toko
Sakit
Kabupaten/
No.
Kota
1. Karimun 2 4 7 9 38 20 26 45 29 70 17 16
2. Bintan 2 2 7 14 27 12 19 2 49 51 7 8
3. Natuna 2 - 1 13 32 6 9 24 21 76 2 2
4. Lingga 2 - 1 8 35 8 10 10 49 80 2 3
5. Kep. Anambas 2 - 4 8 34 4 7 4 4 54 1 1
6. Batam 12 15 37 19 45 38 41 5 20 64 35 40
7. Tanjungpinang 3 - 7 6 13 16 15 14 3 18 13 12
Jumlah 25 21 64 97 234 104 127 104 175 413 77 82
Sumber: BPS, Podes 2014
Tabel III. 34
Banyaknya Desa/Kelurahan Menurut Keberadaan Sarana Perdagangan
Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Sarana Perdagangan
Mini Market
Kelontong
Kabupaten/
Restoran/
Minuman
Makanan
Warung/
Warung
No.
Rumah
Makan
Toko /
Kedai
Kota
1. Karimun 19 20 48 65
2. Bintan 14 17 41 51
3. Natuna 7 4 51 73
III - 117
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Sarana Perdagangan
Mini Market
Kelontong
Kabupaten/
Restoran/
Minuman
Makanan
Warung/
Warung
No.
Rumah
Makan
Toko /
Kedai
Kota
4. Lingga 7 7 44 81
5. Kep. Anambas 2 5 41 51
6. Batam 47 41 58 63
7. Tanjungpinang 15 16 18 18
Jumlah 111 110 301 402
Sumber: BPS, Podes 2014
Dalam pemanfaatan potensi sumberdaya lokal baik sumber daya alam maupun
sumber daya manusia, 61,30% desa/kelurahan memiliki industri makanan dan
minuman, 27,21% desa/kelurahan memiliki industri kayu, 27,16% desa/kelurahan
memiliki industri anyaman dan 24,52% desa/kelurahan memiliki indsutri
gerabah/keramik/batu.
Tabel III. 35
Banyaknya Desa/Kelurahan Menurut Keberadaan dan Jenis Industri Kecil dan Mikro
Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Keramik/Batu
Makanan dan
Industri Kulit
Indutri Loga
Idustri Kayu
Kain/Tenun
bahan dari
Mulia dan
Anyaman
Minuman
Gerabah/
Lainnya
Industri
Industri
Industri
Industri
Industri
Logam
Kabupaten/
No.
Kota
1. Karimun 1 27 7 12 24 1 21 6
2. Bintan 2 29 1 21 26 4 50 3
3. Natuna - 39 1 30 23 17 50 14
4. Lingga - 53 - 32 11 - 42 20
5. Kep. Anambas - 27 2 13 5 3 29 2
6. Batam - 37 8 5 11 9 47 16
7. Tanjungpinang - 5 - - 2 3 16 7
Jumlah 3 217 19 113 102 37 255 68
Sumber: BPS, Podes 2014
Penduduk yang bekerja di sektor pertanian dan keberadaan industri kecil dan
mikro di Desa/Kelurahan tidak seluruhnya mendapatkan fasilitas perkreditan dalam
pengembangan usahanya. Fasilitas perkreditan adalah fasilitas keuangan yang
memungkinkan seseorang atau badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli
produk dan membayarnya kembali dalam jangka waktu yang ditentukan. Fasilitas
perkreditan tidak termasuk pinjaman dari perorangan. Hanya sebesar 22,36%
desa/kelurahan yang mendapatkan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR); 17,31%
desa/kelurahan mendapatkan fasilitas Kredit Usaha Kecil (KUK); dan 3,37%
desa/kelurahan mendapatkan fasilitas Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E).
III - 118
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Tabel III. 36
Banyaknya Desa/Kelurahan Menurut Keberadaan Fasilitas Perkreditan Selama Setahun
Terakhir Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Kredit
Kabupaten/ Kredit Usaha Ketahanan Kredit Usaha
No.
Kota Rakyat (KUR) Pangan dan Kecil (KUK)
Energi (KKP-E)
1. Karimun 6 - 8
2. Bintan 13 4 14
3. Natuna 5 1 3
4. Lingga 28 1 8
5. Kep. Anambas 23 3 7
6. Batam 14 5 25
7. Tanjungpinang 4 - 7
Jumlah 93 14 72
Sumber: BPS, Podes 2014
Tabel III. 37
Banyaknya Desa/Kelurahan Menurut Keberadaan Koperasi
Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Koperasi
Koperasi Industri Koperasi
Koperasi
No. Kabupaten/ Kota Unit Kecil dan Simpan
Lainnya
Desa Kerajinan Pinjam
Rakyat
1. Karimun 10 - 16 11
2. Bintan 9 4 25 8
3. Natuna 1 - 7 7
4. Lingga 8 - 9 6
5. Kep. Anambas 11 - 4 7
6. Batam 9 1 20 46
7. Tanjungpinang 4 1 9 6
Jumlah 52 6 90 91
Sumber: BPS, Podes 2014
Pendapatan Asli Desa (PAD) adalah penerimaan dari berbagai usaha pemerintah
desa untuk mengumpulkan dana guna keperluan desa dalam membiayai kegiatan
rutin/pembangunan. PAD terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan partisipasi
masyarakat, gotong royong masyarakat dan lain-lain, termasuk juga penerimaan yang
berasal dari pungutan desa. Banyaknya desa dengan sumber penerimaan desa berasal
dari PAD sebesar 9,13%, sedangkan Alokasi Dana Desa sebesar 59,13%, Bantuan
Pemerintah Kabupaten sebesar 42,31%, Bantuan Pemerintah Provinsi sebesar 55,77%
dan Bantuan Pemerintah Pusat sebesar 9,86%.
III - 119
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Tabel III. 38
Banyaknya Desa Menurut Sumber Penerimaan Desa
Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014
Alokasi Bantuan
Pendapatan
Kabupaten/ Dana Pemerintah Bukan Pemerintah
No. Asli Desa
Kota Desa Kabupaten/ Luar
(PAD) Provinsi Pusat Swasta Lainnya
(ADD) Kota Negeri
1. Karimun 7 42 3 22 20 1 1 -
2. Bintan 10 36 13 35 1 - 5 -
3. Natuna 2 67 61 67 9 - - -
4. Lingga 10 70 55 63 2 1 3 2
5. Kep. Anambas 9 31 44 45 9 - 6 2
6. Batam - - - - - - - -
7. Tanjungpinang - - - - - - - -
Jumlah 38 246 176 232 41 2 15 4
Sumber: BPS, Podes 2014
III - 120
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Tabel III. 39
Banyaknya Desa/Kelurahan Menurut Keberadaan Program/Kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat Selama Tiga Tahun Terakhir
Ketrampilan Produksi
Kelembagaan Sosial
Dana Hibah Usaha
Pinjam Usaha Non
Permukiman dan
Kemasyarakatan
Perekonomian
Pinjam Usaha
Transportasi
Ketrampilan
Pemasaran
Pendidikan
Kesehatan
Kabupaten/ Pertanian
Pertanian
Produktif
No.
Kota
1. Karimun 61 39 54 11 30 41 23 9 2 7
2. Bintan 42 33 33 5 34 37 28 19 14 11
3. Natuna 75 61 61 17 56 70 31 7 2 4
4. Lingga 63 41 53 3 39 49 17 9 1 5
5. Kep. Anambas 45 36 31 5 19 37 10 12 2 7
6. Batam 60 31 52 16 18 26 9 27 10 12
7. Tanjungpinang 18 8 16 3 3 10 8 10 6 5
Jumlah 364 249 300 60 199 270 126 93 37 51
Sumber: BPS, Podes 2014
Pada bulan September tahun 2000, indonesia merupakan salah satu negara 189
negara anggota PBB yang terlibat dalam deklarasi pembangunan millennium atau yang
dikenal dengan nama Millennium Development Goals (MDGs). Pembangunan MDGs ini
bertujuan untuk melakukan pembangunan di berbagai aspek, baik ekonomi maupun
sosial, di negara-negara berkembang dalam rangka pemenuhan hak-hak dasar
manusia yang mengarah kepada peningkatan kualitas hidup. MDGs menetapkan 8
(delapan) tujuan pembangunan yang diuraikan menjadi 18 target dan 48 indikator untuk
pemantauan yang akan dicapai dalam kurun waktu 1990-2015. Sehingga atas deklarasi
MDGs tersebut semua negara memiliki komitmen untuk melaksanakannya dan menjadi
bagian dari program pembangunan nasional, termasuk Indonesia.
MDGs dengan delapan tujuan pembangunan, antara lain salah satunya adalah
menanggulangi kemiskinan dan kelaparan dengan target menurunkan Hingga
Setengahnya Proporsi Penduduk Dengan Tingkat Pendapatan Kurang dari USD 1,00
III - 121
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
(PPP) per Hari dalam Kurun Waktu 1990 – 2015. Pada tahun 2015, rentang waktu yang
ditetapkan dalam target MDGs telah berakhir. Secara nasional, persentase penduduk
yang hidup di bawah garis kemiskinan hingga akhir 2015 sebesar 11,22%, sedangkan
targetnya adalah sebesar 8-10% sampai tahun 2014 dari 15,10% pada tahun 1990.
Persentase penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan menunjukkan ke arah
yang lebih baik dengan tren menurun. Namun untuk mencapai 8-10%, masih
memerlukan kerja keras untuk mencapai sasaran yang ditetapkan, terutama pada
RPJMN 2015-2019, yang mana pada tahun 2019 diharapkan persentase penduduk
miskin mencapai sebesar 7-8% Sementara itu, capaian pada tahun 2017, kemiskinan
nasional masih diangka sebesar 10,64%.
Dalam rangka melanjutkan MDGs, saat ini telah dikembangkan menjadi SDGs
(Sustainable Development Goals) merupakan pembaharuan dari program MDGs
sebuah program yang memiliki maksud dan tujuan yang sama dan sudah berakhir pada
tahun 2015 ini. Dalam SDGs, ditetapkan 17 tujuan pembangunan yang mana indikator
dari 17 tujuan tersebut, kemiskinan masih menjadi bagian penting dalam pembangunan
berkelanjutan dengan tujuan yang ditetapkan yaitu Mengakhiri Segala Bentuk
Kemiskinan Dimanapun. Terdapat lima target yang ditetapkan dengan 14 indikator
dalam mencapai tujuan tersebut, yaitu :
1) Pada tahun 2030, mengentaskan kemiskinan ekstrim bagi semua orang yang saat
ini berpendapatan kurang dari 1,25 dolar Amerika per hari pada tahun 2030,
mengurangi setidaknya setengah proporsi laki-laki, perempuan dan anak-anak dari
semua usia, yang hidup dalam kemiskinan disemua dimensi, sesuai dengan definisi
nasional.
2) Pada tahun 2030, mengurangi setidaknya setengah proporsi laki-laki, perempuan
dan anak-anak dari semua usia, yang hidup dalam kemiskinan di semua dimensi,
sesuai dengan definisi nasional.
3) Menerapkan secara nasional sistem dan upaya perlindungan sosial yang tepat bagi
semua, termasuk kelompok yang paling miskin, dan pada tahun 2030 mencapai
cakupan substansial bagi kelompok miskin dan rentan.
4) Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan perempuan, khususnya
masyarakat miskin dan rentan, memiliki hak yang sama terhadap sumber daya
ekonomi, serta akses terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas
tanah dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam, teknologi baru, dan
jasa keuangan yang tepat, termasuk keuangan mikro
5) Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin dan mereka yang
berada dalam kondisi rentan, dan mengurangi kerentanan mereka terhadap
III - 122
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
kejadian ekstrim terkait iklim dan guncangan ekonomi, sosial, lingkungan, dan
bencana.
Dengan target yang sudah ditetapkan dalam SDGs di atas, maka upaya
penanggulangan kemiskinan yang sudah menjadi tugas bersama-sama antara
pemerintah pusat dan daerah perlu ditingkatkan kembali efektivitasnya. Provinsi
Kepulauan Riau memiliki dua kota yaitu Kota Tanjungpinang sebagai ibukota provinsi
dan Kota Batam, serta memiliki lima kabupaten, yaitu: Kabupaten Karimun, Kabupaten
Bintan, Kabupaten Natuna, Kabupaten Lingga dan Kabupaten Kepulauan Anambas.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2005 tentang Kode dan
Data Wilayah Administrasi Pemerintahan terakhir dengan perubahan Permendagri
Nomor 56 Tahun 2015, luas daratan Provinsi Kepulauan Riau seluas 8.201,72 km².
Berdasarkan data BPS pertengahan tahun 2017, jumlah penduduk Provinsi Kepulauan
Riau sebanyak 2.082.694 jiwa. Pertumbuhan penduduk Provinsi Kepulauan Riau
berdasarkan data BPS tergolong tinggi, dengan rata-rata dari 2013 sampai dengan
tahun 2017 sebesar 2,90%, terutama dikontribusikan dari pertumbuhan penduduk Kota
Batam yang mencapai rata-rata sebesar 4,14%. Pertumbuhan penduduk yang besar di
Kota Batam lebih disebabkan oleh migrasi masuk penduduk karena perkembangan
Kota Batam yang sangat pesat sehingga menarik perhatian bagi penduduk dari daerah
lain. Pertumbuhan penduduk terkecil berada di Kabupaten Lingga dengan rata-rata
sebesar 0,42%.
Tingkat kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau dilihat dalam lima tahun terakhir
(2013-2017) cenderung menurun, yaitu dari sebesar 6,35% pada tahun 2013 menjadi
6,13% pada tahun 2017 atau turun sebesar 0,22 poin. Namun dilihat dari kondisi tiga
tahun terakhir, tingkat kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau terus meningkat, yaitu
tahun 2015 sebesar 5,78%, tahun 2016 naik menjadi 5,84% dan tahun 2017 kembali
naik menjadi 6,13%. Selain itu secara absolut, jumlah penduduk miskin di Provinsi
Kepulauan Riau dalam lima tahun terakhir mengalami kenaikan, yaitu tahun 2015
sebanyak 125,02 ribu jiwa dan pada tahun 2017 menjadi sebanyak 128,43 ribu jiwa
atau naik sebanyak 3,41 ribu jiwa. Secara rinci perkembangan tingkat kemiskinan dan
jumlah penduduk miskin di Provinsi Kepulauan Riau dapat dilihat pada Gambar berikut.
III - 123
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
6,60 130,00
6,40
6,35
6,40
125,00
6,13
6,20
6,00 120,00
5,84
5,78
5,80 115,00
5,60
125,02
124,17
114,83
120,41
128,43
110,00
5,40
5,20 105,00
2013 2014 2015 2016 2017
Tingkat kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2017 sebesar 6,13%
berada di bawah tingkat kemiskinan Nasional sebesar 10,12%. Jika dilihat berdasarkan
provinsi di wilayah Sumatera, tingkat kemiskinan Provinsi Kepulauan Riau menempati
posisi terendah kedua setelah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (5,30%). Posisi
relatif tingkat kemiskinan Provinsi Kepulauan Riau dikemukakan pada gambar berikut.
18,00
16,00
14,00
12,00
10,00 10,12
15,92
15,59
8,00
13,10
13,04
6,00
9,28
7,90
7,41
4,00
6,75
6,13
5,30
2,00
0,00
Kepulauan Provinsi Sumatera Riau Jambi Sumatera Sumatera Lampung Bengkulu Aceh
Bangka Kepulauan Barat Utara Selatan
Belitung Riau
Provinsi Nasional
III - 124
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
besar dalam lima tahun terakhir (2013-2017), Badan Pusat Statistik (BPS)
mendefinisikan garis kemiskinan yaitu nilai rupiah yang diperlukan agar penduduk dapat
hidup layak secara minimum yang mencakup pemenuhan kebutuhan minimum pangan
dan non-pangan esensial. Garis Kemiskinan adalah harga yang dibayar oleh kelompok
acuan untuk memenuhi kebutuhan pangan sebesar 2.100 kkal/kapita/hari dan
kebutuhan non-pangan esensial seperti perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan,
transportasi dan lainnya.
Tren garis kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau menunjukkan peningkatan.
Tahun 2013 garis kemiskinan Provinsi Kepulauan Riau sebesar Rp 398.903,-
/kapita/bulan meningkat menjadi Rp 536.027,-/kapita/bulan pada tahun 2017. Jika
dibandingkan dengan garis kemiskinan Nasional sebesar Rp 387.160,-/kapita/bulan,
garis kemiskinan Provinsi Kepualaun Riau jauh lebih tinggi. Secara rinci dapat dilihat
pada Gambar dibawah ini.
600.000,00 536.027
502.653
480.812
500.000,00
425.967
398.903
400.000,00
387.160
300.000,00
312.328 309.314 322.748
292.951
200.000,00
100.000,00
0,00
2013 2014 2015 2016 2017
III - 125
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
700.000,00
600.000,00
500.000,00
400.000,00 387.160
607.927
536.027
300.000,00
465.181
462.768
455.797
454.124
423.696
396.361
390.183
378.248
200.000,00
100.000,00
0,00
Provinsi Kepulauan Lampung Bengkulu Sumatera Jambi Riau Sumatera Sumatera Aceh
Kepulauan Bangka Selatan Barat Utara
Riau Belitung
Provinsi Nasional
III - 126
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
1,30
1,183
1,20
1,10 1,02
1,00
0,86
0,90
0,80 0,74 0,714
0,70
0,60
0,50
0,40
2013 2014 2015 2016 2017
3,50
3,00
2,50
2,00
1,790
2,917
1,50
2,76
2,402
2,114
1,00
1,499
1,183
0,992
0,990
0,565
0,959
0,50
0,00
Provinsi Kepulauan Lampung Bengkulu Sumatera Jambi Riau Sumatera Sumatera Aceh
Kepulauan Bangka Selatan Barat Utara
Riau Belitung
Provinsi Nasional
III - 127
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Kepulauan riau dan dibawah Nasional yaitu Kota Tanjungpinang (1,43); dan Kabupaten
Karimun (0,92), dan yang berada di bawah Provinsi Kepulauan Riau dan Nasional ada
Kabupaten Bintang(0,71); Kabupaten Natuna (0,22); Kabupaten Kep.Anambas (0,56);
dan Kota Batam (0,49).
2,50
2,00
1,74
1,50
1,00
0,714
0,50
0,92
0,71
0,22
2,07
0,56
0,49
1,43
-
Karimun Bintan Natuna Lingga Kep. Anambas Kota Batam Kota
Tanjungpinang
III - 128
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
0,35
0,313
0,30
0,26
0,25 0,23
0,20 0,18
0,147
0,15
0,10
2013 2014 2015 2016 2017
0,90
0,80
0,70
0,60
0,50
0,460
0,40
0,71
0,187
0,192
0,626
0,781
0,532
0,30
0,111
0,366
0,313
0,20
0,233
0,10
0,00
Provinsi Kepulauan Lampung Bengkulu Sumatera Jambi Riau Sumatera Sumatera Aceh
Kepulauan Bangka Selatan Barat Utara
Riau Belitung
Provinsi Nasional
III - 129
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
dengan Nasional, selanjutnya capaian yang berada di atas Provinsi Kepulauan Riau
dan Nasional yaitu Kabupaten Karimun (0,22); dan Kota Tanjungpinang (0,29)
sedangkan untuk capaian yang berada di Bawah Provinsi Kepulauan Riau dan Nasional
yaitu Kabupaten Bintan (0,12); Kabupaten Natuna (0,02); Kabupaten Kep. Anambas
(0,08); dan Kota Batam (0,1).
0,5
0,45 0,44
0,4
0,35
0,3
0,25
0,2
0,15 0,147
0,1
0,22
0,12
0,02
0,44
0,08
0,29
0,05
0,1
0
Karimun Bintan Natuna Lingga Kep. Anambas Kota Batam Kota
Tanjungpinang
Dengan melihat tren penurunan pada Grafik P1 dan P2 di atas, masih perlu
perhatian serius karena tren P1 dan P2 walaupun menunjukkan peningkatan dalam lima
tahun terakhir (2013-2017) akan tetapi kinerja tahunannya tidak konsisten. Kondisi P1
dan P2 menunjukkan kinerja yang fluktuatif sehingga akan berpengaruh besar terhadap
kenaikan angka kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau.
Pada tahun 2017, Nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks
Keparahan Kemiskinan (P2) di daerah perdesaan lebih tinggi daripada di daerah
perkotaan. Pada September 2017, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk
daerah perkotaan sebesar 0,599 sementara di daerah perdesaan jauh lebih tinggi, yaitu
mencapai 1,275. Sementara itu nilai Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) untuk
perkotaan adalah 0,107 sedangkan di daerah perdesaan mencapai sebesar 0,324.
Pada dasarnya, kemiskinan adalah tidak adanya kemampuan untuk mencapai
kehidupan yang layak. Permasalahan kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau tidak
hanya mendasarkan pada persoalan pendapatan dan daya beli masyarakat serta
kepemilikan modal. Sisi lain persoalan kemiskinan juga dikarenakan lemahnya
masyarakat dalam mencukupi kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan,
pendidikan dan pelayanan kesehatan. Persoalan kemiskinan bersifat lintas sektor untuk
III - 130
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Tabel III. 40
Target Penurunan Angka Kemiskinan dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017-2021
3.3.6 Kesempatan Kerja Terkini : Investasi SDM Tenaga Kerja Melalui Peningkatan
Pendidikan dan Pelatihan, serta Peningkatan Infrastruktur Pendidikan dan
Pelatihan akan Meningkatkan Produktivitas Tenaga Kerja, Difusi Teknologi, dan
Pertumbuhan Usaha Mikro Kecil (UMK) Berbasis Potensi Lokal.
1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Menurut BPS, TPAK adalah banyaknya angkatan kerja terhadap banyaknya
penduduk usia 15 tahun ke atas. Angkatan kerja sendiri adalah penduduk usia kerja
(15 tahun ke atas) yang melakukan kegiatan bekerja secara aktif atau sedang
III - 131
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
67 66,77
66,61 66,67
66,5 66,34
66,41
66 65,76
65,95 65,93
65,5
65,58
65
65,07
64,5
64
2013 2014 2015 2016 2017
III - 132
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
70,00
69,00
68,00
67,00
66,00 66,67
65,00
64,00
63,00
62,00
63,74
63,74
64,00
66,29
66,41
67,52
67,83
68,80
69,30
69,50
61,00
60,00
Kepulauan Aceh Riau Sumatera Kepulauan Jambi Lampung Sumatera Bengkulu Sumatera
Bangka Barat Riau Utara Selatan
Belitung
Provinsi Nasional
III - 133
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
0,40
7,86
17,45
13,05 Tidak Sekolah
Tidak Tamat SD
SD
SLTP
15,88
SLTA
Perguruan Tinggi
45,36
64
62,81
63
62
60,77
61
60 59,22
59 58,5
58,14
58
57
56
55
2012 2013 2014 2015 2016
III - 134
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Sementara itu, pencari kerja yang terdaftar di Kepulauan Riau selama 2013-
2016 juga didominasi oleh pendidikan SLTA ke atas dibandingkan pendidikan SLTA
ke bawah.
120
83,6
80
60 SLTP ke Bawah
49,0150,99 SLTA Ke atas
40
20 16,4
3,67 3,46
0
2013 2014 2015 2016
III - 135
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
10 9,67
9,58 9,63 9,64 9,65
9,5
8,5
8
8,08 8,14
7,95
7,5 7,84
7,73
7
2012 2013 2014 2015 2016
Kepulauan Riau Nasional
Gambar 3. 58
Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah Provinsi Kepulauan Riau dan Nasional
Tahun 2012-2016
10 9,67
2
5,85
6,63
7,75
8,33
8,46
9,96
11,1
0
Lingga Kepulauan Karimun Bintan Natuna Kota Kota Batam
Anambas Tanjungpinang
Gambar 3. 59
Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016
III - 136
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
90
85
85,17
80
81,79 82,23
75
75,1
70
65
60 63,5 64
55
50
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Gambar 3. 60
Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMA/MA/SMK/Paket C
Tahun 2011-2016
80
74,59
75 71,58 71,98
70 67,61
65 61,78 62
60
55
50
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Gambar 3. 61
Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA/SMK
di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2012-2017
III - 137
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
SMK/MAK
Diploma I dan Diploma II
Akademi/Diploma III
Diploma IV/S1/S2/S3 33,24
17,09
Gambar 3. 62
Penduduk Berumur 15 Tahun Ke atas menurut Ijazah/STTB Tertinggi yang dimiliki
Tahun 2017
III - 138
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
saat survei orang tersebut sedang mencari pekerjaan baik yang belum pernah
bekerja maupun sudah pernah bekerja namun karena suatu hal berhenti atau
diberhentikan dan sedang berusaha mencari pekerjaan.
d. Sudah mempunyai pekerjaan akan tetapi belum mulai bekerja seminggu yang
lalu.
(konsep ILO tahun 2001, hal 97 “An ILO Manual on Concept and Method)
III - 139
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
banyak angkatan kerja yang tidak terserap pada pasar kerja. TPT Provinsi
Kepulauan Riau pada Agustus 2017 mencapai 7,16%, kondisi ini menurun
dibandingkan dengan TPT Agustus 2016 sebesar 7,69%, seperti terlihat pada
Gambar berikut ini.
8,00 7,69
7,50 7,16
7,00 6,69
6,00
6,18
5,94
5,50 5,63
5,61
5,50
5,00
2013 2014 2015 2016 2017
8,00
7,00
6,00
5,50
5,00
4,00
7,16
6,57
6,22
3,00
5,58
5,6
4,39
4,33
3,87
3,78
3,74
2,00
1,00
0,00
Kepulauan Kepulauan Lampung Bengkulu Sumatera Jambi Riau Sumatera Sumatera Aceh
Riau Bangka Selatan Barat Utara
Belitung
Provinsi Nasional
III - 140
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
1.200.000
1.000.000
800.000
1.053.415
985.619
600.000
966.091
931.435
912.904
895.443
896.931
891.988
859.813
836.670
830.438
814.427
400.000
200.000
-
Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus
2015 2016 2017
Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Riau
Gambar 3. 65
Jumlah Angkatan Kerja dan Tenaga Kerja di Kepulauan Riau Tahun 2012-2016
III - 141
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
95
94,37
94,5
94 93,8
93,31
93,5
92,84
93
92,31
92,5
92
91,5
91
2013 2014 2015 2016 2017
Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Riau
Gambar 3. 66
Tingkat Kesempatan Kerja Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013-2017
Tabel III. 41
Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Provinsi
Kepulauan Riau, 2015 – 2017
III - 142
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Tabel III. 42
Jumlah Tenaga Kerja Usaha/Perusahaan Menurut Skala Usaha dan Kabupaten/Kota di
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 (BPS, SE2016-L)
Skala Usaha
No. Kabupaten/Kota Jumlah
Mikro Kecil Menengah Besar
1. Karimun 29.124 11.226 8.355 12.901 61.606
2. Bintan 23.694 8.472 6.671 13.120 51.957
3. Natuna 13.409 5.632 1.420 238 20.699
4. Lingga 14.701 4.952 1.080 19 20.752
5. Kep. Anambas 8.300 4.481 1.267 1.563 15.661
6. Batam 105.192 51.805 110.313 144.215 411.525
7. Tanjungpinang 27.608 12.011 15.286 5.070 59.975
Jumlah 222.028 98.579 144.392 177.126 642.125
III - 143
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
III - 144
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
daya ekonomi lokal menjadi salah satu fokus pemerintah saat ini. Tidak hanya
untuk pemerataan ekonomi, tetapi juga ditujukan untuk pemerataan kualitas SDM.
Ketersediaan infrastruktur seperti sarana transportasi dan komunikasi
mendukung peningkatan produktivitas dari dua sisi, baik dari input maupun output.
Dari sisi output, infrastruktur merupakan hal penting dalam menunjang proses
produksi dan distribusi yang nantinya akan berdampak pada peningkatan output.
Dari sisi input tenaga kerja, infrastruktur transportasi dan komunikasi juga
merupakan sarana untuk meningkatkan mobilitas dan konektivitas tenaga kerja.
Sayangnya, keberadaan infrastruktur tersebut di Kepulauan Riau cukup bervariasi
antarkabupaten/ kota. Di wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas, Kabupaten
Natuna, dan Kabupaten Lingga masih jauh ketertinggalan dari segi infrastruktur
dibandingkan dengan wilayah Kota Batam, Kota Tanjungpinang, Kabupaten Bintan,
dan Kabupaten Karimun. Hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk meningkatkan
produktivitas dari sisi produksi.
Dari sisi pembangunan keterampilan tenaga kerja, infrastruktur pendidikan
dan pelatihan sangat vital dalam peningkatan produktivitas. Sayangnya, aspek-
aspek geografis yang kepulauan dan juga ketidakmerataan pembangunan
infrastruktur ini menjadi permasalahan lain dalam pembangunan ekonomi di
Kepulauan Riau.
Sementara itu, indikator yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk
menggambarkan keberadaan sarana pendidikan dan pelatihan adalah jumlah
lembaga penyelenggara pelatihan kerja seperti Balai Latihan Kerja (BLK). Idealnya,
BLK ini tersedia sampai tingkat kabupaten/kota dengan jumlah yang cukup, namun
sampai saat ini di Kepulauan Riau hanya memiliki 3 unit saja, yaitu: BLK Batam
(kewenangan Pemerintah Kota batam), BLK Natuna (kewenangan Pemerintah
Kabupaten Natuna), dan BLK Kepulauan Riau (kewenangan Pemerintah Provinsi
Kepulauan Riau). Untuk wilayah Sumatera, jumlah BLK di Kepulauan Riau masih
jauh lebih sedikit dibandingkan dengan Aceh atau Sumatera Utara. Padahal,
saranasarana tersebut sangat membantu dalam meningkatkan skill atau kapabilitas
pekerja di Kepulauan Riau.
III - 145
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
18 17
16
16
14
12 12
12
10
8
6 6 6
6 5
4 3
2
2
0
Aceh Sumatera Sumatera Sumatera Jambi Bengkulu Lampung Riau Kepulauan Kepulauan
Utara Barat Selatan Riau Bangka
Belitung
Tabel III. 43
Target TPT Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021
Dari tabel di atas terlihat bahwa target TPT selama tahun 2017-2021 cukup
moderate yaitu berada pada kisaran 7,8%, sedangkan realisasi pada tahun 2017
TPT sebesar 7,16% sama dengan target tahun 2017, capaian pada tahun 2018
belum diketahui namun diproyeksikan pada kisaran 7,02%. Melihat perilaku data
past performance di atas target TPT 2018 maupun target-target tahun berikutnya
sampai dengan akhir perencanaan RPJMD tahun 2021 optimistis akan tercapai.
Jika TPT Provinsi Kepulauan Riau dibandingkan dengan target TPT
Pemerintah Pusat di dalam RPJMN sebesar 4,0% - 5%, pada tahun 2019, maka
III - 146
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
target yang ditetapkan jauh dari yang ditetapkan Pemerintah Pusat. Ada kesan
bawa dengan target sebesar 6,60% pada tahun 2021, Pemerintah Provinsi
Kepulauan Riau mencari aman agar target yang ditetapkan tercapai. Seharusnya
Provinsi Kepulauan Riau mampu menetapkan target TPT minimal sama dengan
target TPT nasional yaitu 4% – 5%.
III - 147
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Tabel III. 44
Analisis SOAR Dalam Penguatan SIDa, Berdasarkan Hasil Desk
Internal
Strengths Opportunities
(Daftar Faktor Kekuatan Internal) (Daftar Peluang Eksternal)
Eksternal
• Peningkatan kemudahan investasi dalam • Peningkatan investasi kawasan industri pada
pemanfaatan potensi sumberdaya kelautan dan wilayah Free Trade Zone, termasuk perdagangan
perikanan, potensi pulau dengan keindahan alam dan jasa-jasa lainnya dan investasi sektor
pantai dalam pengembangan wisata, produktivitas Kelautan dan Perikanan, serta pariwisata melalui
sektor industri pengolahan, sektor konstruksi, implementasi Peraturan Gubernur Nomor 31
sektor pertambangan dan pengaggalian, dan Tahun 2018 tentang Perubahan Atas peraturan
sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Gubernur Kepulauan Riau Nomor 51 Tahun 2017
Limbah dan Daur Ulang, serta Potensi keunggulan tentang penyelenggaraan Pelayanan Terpadu
budaya daerah, nilai adat istiadat dan seni budaya Satu Pintu Provinsi Kepulauan Riau,
Melayu melalui peningkatan promosi investasi pembentukan tim teknis verifikasi perijinan, dan
dengan peran aktif Kabupaten/Kota, implementasi mengoptimalkan SOP dalam memberikan
Peraturan Gubernur Nomor 31 Tahun 2018 tentang rekomendasi perijinan.
Perubahan Atas peraturan Gubernur Kepulauan
• Peningkatan peluang investasi melalui Pemetaan
Riau Nomor 51 Tahun 2017 tentang
Aspirations Titik-titik Peluang Investasi melalui Sistem
penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(Daftar Faktor Harapan Dari Internal) Informasi berbasis GIS (Geographical Information
Provinsi Kepulauan Riau, pembentukan tim teknis
System) pada portal FTZ, Pembuatan Digital
verifikasi perijinan, mengoptimalkan SOP dalam
Marketplace Perdagangan Perikanan,
memberikan rekomendasi perijinan,
Mengembangkan Sistem Perizinan Bisnis
pengintegrasian Aplikasi Sistem Informasi
Akuakultur, Mengembangkan SDM Startup untuk
Perizinan Pelayanan Terpadu Satu dengan
dapat mengembangkan Ekonomi Digital,
Aplikasi OSS (One Single Submission) dan aplikasi
Penambahan BTS didaerah-daerah terpencil,
SPIPISE (Badan Koordinasi Penanaman Modal)
Informasi Peluang Usaha Pengembangan
dan SIP-DPMPTSP, peningkatan aksesibilitas
Kelistrikan dengan Energi Terbarukan dan
transportasi darat dan transportasi perairan.
Pemasaran Produk Domestik melalui E-
• Peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam Commerce.
bidang Kelautan dan Perikanan, pariwisata, dan
• Peningkatan kapasitas aparatur dalam pelayanan
budaya daerah, nilai adat istiadat dan seni budaya
perijinan dan SDM Tenaga Kerja yang Terampil,
Melayu melalui pengembangan usaha mikro kecil
Kompeten, Profesionalisme dan Berdaya Saing
berbasis masyarakat, kemudahan akses
III - 148
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Internal
Strengths Opportunities
(Daftar Faktor Kekuatan Internal) (Daftar Peluang Eksternal)
Eksternal
permodalah usaha, pengembangan unit inkubator dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
bisnis sebagai sarana pendampingan dan fasilitasi (MEA).
bagi pengusaha pemula, usaha mikro kecil dan
• Peningkatan ketepatan sasaran Program
menengah dan pengembangan unit latihan kerja
Pembangunan Pemerintah baik Pusat dan Daerah
dan technopark sebagai pusat pelatihan kerja
di Provinsi Kepulauan Riau.
berbasis teknologi dan pusat inkubasi bisnis
berbasis teknologi, serta sebagai unit hilirisasi
teknologi hasil riset, unit intermediasi, unit
konsultasi teknologi dan bisnis, unit promosi bisnis
berbasis teknologi, dan unit pengembangan
kawasan industri berbasis teknologi.
• Peningkatan promosi investasi di dalam negeri
maupun di luar negeri berbasis sistem informasi
melalui pengembangan e-ocean fisheries
government (sistem informasi tentang kelautan dan
perikanan berbasis sistem informasi
geospasial/SIG), Promosi Wisata Alam Domestik
Secara Digital, Pengenalan Warisan Budaya dan
Nilai Adat menggunakan media ICT.
• Peningkatan Kualitas Mutu Pendidikan dan
Pelatihan SDM Tenaga Kerja yang Terampil,
Kompeten, Profesionalisme dan Berdaya Saing
melalui Peningkatan Sarana dan Prasaranan
Pendidikan dan Pelatihan, Revitalisasi UPT/BLK
Bertaraf Internasional dan kemudahan informasi
dan akses pendidikan dan pelatihan pada
UPT/BLK, serta kemudahan informasi bursa kerja
bagi pencari kerja.
• Peningkatan kualitas data sasaran program
pembangunan Pemerintah Daerah melalui
pemutakhiran data yang terpadu dan
berkelanjutan.
III - 149
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Internal
Strengths Opportunities
(Daftar Faktor Kekuatan Internal) (Daftar Peluang Eksternal)
Eksternal
• Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Mutu
Pendidikan Berbasis Kelautan dan Perikanan,
serta pariwisata melalui peningkatan sarana dan
prasarana sekolah kejuruan, memasukkan
kurikulum pendidikan kelautan dan perikanan,
pariwisata, seni dan budaya pada pendidikan
formal dan non formal, pendirian Sekolah
Menengah Kejuruan Kelautan dan Perikanan, dan
inhouse training pendidikan kelautan dan
perikanan, pariwisata, seni dan budaya bagi guru
sekolah kejuruan, serta peningkatan kerjasama
antara Pemeritah Daerah dan Pelaku Bisnis
Kepariwisataan/Dunia Usaha/Industri tentang
Praktik Kerja Siswa SMK.
• Peningkatan investasi pada sub sektor kelautan • Peningkatan kerjasama antara Pemerintah Daerah
dan perikanan, wisata bahari, sektor industri dan Pelaku Bisnis Kepariwisataan/Dunia
pengolahan, sektor konstruksi, sektor Usaha/Industri Dalam Bidang Pendidikan,
pertambangan dan pengaggalian, dan sektor Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja Lokal.
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan
• Peningkatan jejaring informasi bursa kerja antara
Daur Ulang, serta wisata budaya daerah, nilai adat
Pemerintah Daerah dan Dunia Usaha/Industri
istiadat dan seni budaya Melayu di Kabupaten/Kota
Dalam Penyerapan Tenaga Kerja Lokal.
• Peningkatan kapasitas aparatur pelayanan
Results perijinan yang berkelanjutan, infrastruktur
(Daftar Hasil yang Terukur Untuk pelayanan perijinan yang representatif, integrasi
Diwujudkan) antar sistem pelayanan dan terbentuknya tim
teknis verifikasi perijinan sesuai standard.
• Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Infrastruktur
(termasuk laboratorium produktivitas) dan SDM
Pengelola Pendidikan dan Pelatihan sesuai
standard.
• Peningkatan produktivitas tenaga kerja pada sektor
sektor industri pengolahan, sektor konstruksi,
III - 150
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Internal
Strengths Opportunities
(Daftar Faktor Kekuatan Internal) (Daftar Peluang Eksternal)
Eksternal
sektor pertambangan dan pengaggalian, dan
sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang.
• Peningkatan Kerjasama Melalui Mekanisme
Sharing Budgeting Antara Pemerintah Provinsi dan
Kabupaten/Kota Dalam Rangka pemutakhiran data
yang terpadu dan berkelanjutan.
• Peningkatan Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan
yang terampil dalam Bidang kelautan dan
perikanan, pariwisata, seni dan budaya.
• Peningkatan ketersediaan dan akses informasi
potensi dan keunggulan daerah.
• Peningkatan usaha mikro kecil pengolahan produk
perikanan dan usaha pariwisata berbasis
masyarakat.
III - 151
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
BAB IV
TANTANGAN DAN PELUANG
Tantangan dan peluang dalam pengembangan dan penguatan SIDa Povinsi Kepulauan
Riau yang akan dihadapi dan dapat dimanfaatkan secara optimal, diantaranya kebijakan
pembangunan ekonomi berkelanjutan, inklusif dan stabil dengan perekonomian secara nasional
yang tumbuh antara 6-8 persen per tahun, adanya ASEAN Free Trade Area (AFTA) hingga
kepada pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, akselerasi pembangunan konsep
Dual Track Strategy, kebijakan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Galang Batang, Bonus
Demografi, kemiskinan dan kerentanan, keragaman karakter dan jatidiri bangsa (bahasa, adat,
tradisi, dan nilai-nilai kearifan lokal), wilayah kepulauan dengan luas wilayah laut yang
mendominasi, pengembangan kawasan perbatasan yang diarahkan pada pengembangan Pusat
Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)
1. Pada tahun 2013, pendapatan perkapita Indonesia telah mencapai USD 3.500 yang
menempatkan Indonesia berada pada lapis bawah negara-negara berpenghasilan
menengah. Agar Indonesia mampu menjadi negara berpendapatan tinggi, tentu memerlukan
pertumbuhan yang lebih tinggi dari pertumbuhan global. Untuk mencapai negara
berpenghasilan tinggi pada tahun 2030, perekonomian nasional dituntut tumbuh rata-rata
antara 6 – 8 persen per tahun. Agar berkelanjutan, pertumbuhan yang tinggi tersebut harus
bersifat inklusif, serta tetap menjaga kestabilan ekonomi. Upaya mencapai tujuan tersebut
memerlukan peran Pemerintah Daerah termasuk Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dalam
penetapan dan penerapan strategi yang cermat dan tepat, serta memerlukan optimalisasi
pemanfaatan seluruh potensi ekonomi yang ada dalam peningkatan produktivitas sektor-
sektor dominan, unggulan dan potensial, serta pengembangan sektor-sektor non basis.
Kebijakan pembangunan wilayah Provinsi Kepulauan Riau difokuskan pada upaya
mempercepat pengurangan kesenjangan pembangunan antar wilayah dengan mendorong
akselerasi pembangunan pada kabupaten/kota yang tertinggal melalui konsep Dual Track
Strategy, yaitu (1) Kawasan BBK, terdiri dari Kota Batam, Kabupaten Bintan dan Kabupaten
Karimun serta Kota Tanjungpinang. Kawasan BBK dibangun untuk pempercepat
pelaksanaan pembangunan wilayah BBKT agar sejajar dengan kawasan-kawasan sejenis
yang sudah lebih maju dan sejahtera; (2) Kawasan NAL terdiri dari Kabupaten Natuna,
Kabupaten Kepulauan Anambas dan Kabupaten Lingga Kawasan ini dibangun untuk
mengembangkan sentra-sentra ekonomi di wilayah Natuna, Anambas dan Lingga (NAL)
sesuai dengan potensi/ agro ekosistem dominan. Akseslerasi pembangunan konsep Dual
Track Strategy bertumpu pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia, peningkatan
IV - 1
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
produktivitas, efisiensi dan nilai tambah sumber daya alam, penguatan kapasitas ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta penyediaan infrastruktur yang terpadu dan merata.
Kehadiran KEK diharapkan dapat membangun kemampuan dan daya saing ekonomi pada
level nasional melalui industri-industri bernilai tambah dan berantai nilai. Pengembangan KEK
diharapkan mampu membentuk daya saing ekonomi nasional di pasar domestik dan
internasional. Pengembangan KEK dilandasi oleh pemanfaatan instrumen penanaman modal
dan pengembangan infrastruktur yang diletakkan dalam kerangka pembangunan ekonomi
wilayah. Untuk mencapai maksud manfaat keekonomian dari KEK, Pemerintah berkomitmen
memfasilitasi pengembangan KEK dengan insentif fiskal dan non fiskal. Pengembangan KEK
diarahkan untuk memberikan kontribusi optimal dalam pencapaian setidaknya 4 (empat)
agenda prioritas nasional yang tertuang di Nawacita, yaitu: 1. Membangun Indonesia dari
pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan; 2.
Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia; 3. Meningkatkan produktivitas rakyat dan
daya saing di pasar internasional; 4. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan
menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019 menargetkan untuk
membentuk 25 KEK di Indonesia hingga tahun 2019 yang terdiri atas 15 KEK industri dan 10
KEK pariwisata. Hingga tahun 2014 telah ditetapkan 8 KEK. Dengan demikian target
tambahan KEK baru dalam periode 2015-2019 ialah sejumlah 17 KEK yang terdiri atas 10
KEK industri/ non-pariwisata dan 7 KEK pariwisata. Melalui Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 42 Tahun 2017, KEK Galang Batang resmi ditetapkan dan telah
diundangkan pada tanggal 12 Oktober 2017. KEK yang berlokasi di Kecamatan Gunung
Kijang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau tersebut memiliki luas lahan sebesar
IV - 2
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
2.333,6 Ha. PT Bintan Alumina Indonesia sebagai Badan Usaha Pengusul juga akan menjadi
Badan Usaha Pembangun dan Pengelola KEK tersebut. KEK Galang Batang akan terdiri atas
4 zona yaitu: Zona Pengolahan Ekspor, Zona Logistik, Zona Industri, dan Zona Energi. KEK
ini akan dikembangkan sebagai kawasan basis industri pengolahan dan pemurnian bijih
bauksit (refining) menjadi alumina, pengolahan alumina menjadi aluminium ingot (smelting),
energi, pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), logistik, pengembangan
pelabuhan bongkar muat dan lainnya.
Sektor pertambangan dan penggalian telah memberikan kontribusi yang cukup besar bagi
perekonomian Kabupaten Bintan. Dengan ditetapkannya KEK Galang Batang sebagai tempat
pemusatan kegiatan industri dengan pengolahan produk dari hulu ke hilir, KEK ini
diperkirakan akan menarik investasi senilai Rp 36,25 triliun selama 6 tahun ke depan. Selain
itu, KEK Galang Batang juga diproyeksikan untuk menyerap tenaga kerja sebanyak 23.200
orang. Adapun keunggulan geokonomi KEK Galang Batang adalah berada pada lokasi
strategis Kepulauan Riau yang dilintasi oleh Selat Malaka yang dilalui 94.000 kapal setiap
tahunnya. KEK Galang Batang juga berada pada Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I
yang melintasi Laut Cina Selatan. Dengan orientasi pasar internasional, KEK Galang Batang
diharapkan dapat memberikan nilai tambah yang tinggi pada sektor industri. Keunggulan
geostrategi wilayah Kepulauan Riau merupakan bagian dari kerjasama Segitiga Pertumbuhan
Ekonomi Indonesia – Malaysia – Singapura melalui Growth Triangle Singapura – Johor –
Riau dan Kepulauan Riau. KEK Galang Batang akan berkembang bersamaan dengan
pengembangan wiayah beberapa kawasan di Indonesia seperti Kawasan Perdagangan
Bebas dan Pelabuhan Bebas Bintan, Batam dan Karimun
3. Pemberlakuan The ASEAN Community pada tahun 2015, peningkatan integrasi ini di satu
pihak akan menciptakan peluang yang lebih besar bagi perekonomian nasional, tetapi di lain
pihak juga menuntut daya saing perekonomian nasional yang lebih tinggi; Pada tingkat
regional, kerjasama ekonomi ASEAN semakin meningkat sejak dimulainya integrasi ekonomi
regional dalam ASEAN Free Trade Area (AFTA) hingga kepada pembentukan Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, ASEAN akan menjadi pasar tunggal dan satu kesatuan basis
produksi, sehingga akan terjadi aliran bebas barang, jasa, investasi, modal, dan tenaga kerja
terampil antarnegara ASEAN. Hal ini merupakan peluang sekaligus tantangan yang perlu
disikapi secara cermat dan terintegrasi. Kesiapan daerah perlu dilakukan di segala bidang
secara menyeluruh, baik di tingkat Provinsi maupun di tingkat Kabupaten/Kota. Edukasi
masyarakat tentang peluang MEA 2015, peningkatan daya saing perekonomian nasional dan
daerah, serta peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kerja lokal akan menjadi aset
berharga bagi daerah untuk meraih keberhasilan MEA 2015 bagi kepentingan pembangunan
nasional secara umum.
IV - 3
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
4. Pemerintah menetapkan Batam, Bintan dan Karimun di Provinsi Kepri sebagai kawasan
perdagangan dan pelabuhan bebas (Free Trade Zone/FTZ) yang diatur melalui 3 Peraturan
Pemerintah. Ketiga PP itu adalah PP No 46 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan
Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, PP No 47 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan
Bebas dan Pelabuhan Bebas Bintan. Dan PP No 48 Tahun 2007 Kawasan Perdagangan
Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun. Wilayah Batam meliputi Pulau Batam, Pulau Tonton,
Pulau Setokok, Pulau Nipah, Pulau Rempang, Pulau Galang, dan Pulau Galang Baru. Untuk
wilayah Bintan di Kabupaten Bintan, meliputi kawasan industri Galang Batang, kawasan
industri maritim dan Pulau Lobam. Sebagian kota Tanjungpinang meliputi kawasan industri
Senggarang dan kawasan industri Dompak Darat. Untuk kawasan Karimun meliputi sebagian
Pulau Karimun, dan seluruh Pulau Karimun Anak. Kegiatan yang diselenggarakan dalam FTZ
Bintan dan Karimun, yaitu kegiatan sektor ekonomi yang meliputi sektor perdagangan,
maritim, industri, perhubungan, perbankan, pariwisata dan bidang lainnya. Kawasan yang
ditetapkan sebagai FTZ Bintan meliputi sebagian dari wilayah Kabupaten Bintan serta seluruh
Kawasan Industri Galang Batang dan Kawasan Industri Maritim dan Pulau Lobam. Kawasan
FTZ Bintan juga mencakup sebagian wilayah Kota Tanjungpinang yang meliputi Kawasan
Industri Senggarang dan Kawasan Industri Dompak Darat. Sedangkan wilayah di Karimun
yang dijadikan FTZ adalah sebagian wilayah Pulau Karimun dan seluruh Pulau Anak
Karimun.
5. Indonesia mempunyai peluang untuk dapat menikmati ‘bonus demografi’, yaitu percepatan
pertumbuhan ekonomi akibat beru-bahnya struktur umur penduduk yang ditandai dengan
menurunnya rasio ketergantungan (dependency ratio) penduduk non-usia kerja kepada
penduduk usia kerja. Perubahan struktur ini memungkinkan bonus demografi tercipta karena
meningkatnya suplai angkatan kerja (labor supply), tabungan (saving), dan kualitas sumber
daya manusia (human capital). Di Indonesia, rasio ketergantungan telah menurun dan
melewati batas di bawah 50 persen pada tahun 2012 dan mencapai titik terendah sebesar
46,9 persen antara tahun 2028 dan 2031. Indonesia mempunyai potensi untuk
memanfaatkan bonus demografi baik secara nasional maupun regional. Penduduk usia
produktif Indonesia sendiri menyumbang sekitar 38 persen dari total penduduk usia produktif
di ASEAN. Apabila tidak didukung dengan kebijakan yang tepat, bonus demografi tidak akan
dapat diraih, bahkan dapat menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan. Penduduk
yang besar akan meningkatkan tekanan pada kebutuhan pangan dan energi serta kelestarian
dan kualitas lingkungan. Pertumbuhan penduduk lanjut usia (population ageing) memerlukan
jaminan perlindungan sosial, perlindungan hari tua dan pelayanan penyakit ketuaan
(senecsent diseases) dan degeneratif. Urbanisasi dan migrasi menuntut ketersediaan
infrastruktur perkotaan yang memadai dan pada saat yang sama berpotensi memunculkan
IV - 4
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
7. Kemajuan teknologi informasi yang semakin pesat, perlu diimbangi dengan dengan
pembangunan SDM dalam rangka memperkukuh atau setidaknya mempertahankan karakter
dan jatidiri bangsa dengan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengadopsi
budaya global yang positif dan produktif serta meningkatkan pemahaman dan kesadaran
akan pentingnya bahasa, adat, tradisi, dan nilai-nilai kearifan lokal yang bersifat positif
sebagai perekat persatuan bangsa; meningkatkan promosi budaya antar daerah dan
diplomasi budaya antarnegara; dan meningkatkan kualitas pelindungan, pengembangan dan
pemanfaatan warisan budaya. Selain itu, adanya kecenderungan pengalihan ruang publik ke
ruang privat yang mengakibatkan terbatasnya ruang/wadah penyaluran aspirasi masyarakat
dan ekspresi inovasi karya budaya; belum optimalnya advokasi dan sosialisasi karya dan
inovasi budaya kepada masyarakat sehingga apresiasi terhadap hasil karya seni dan inovator
karya budaya rendah; (iterbatasnya regenerasi dan hasil inovasi karya budaya serta
pemanfaatan teknologi di dalam pengemasan karya budaya; terbatasnya HKI dan regulasi
pasar yang mendukung karya seni dan budaya; belum optimalnya dokumentasi dan
pengarsipan karya budaya; dan pemberian penghargaan bagi maestro dan pelaku budaya
dalam rangka peningkatan apresiasi dan karya budaya. Kedepan diperlukan ke depan yang
dihadapi adalah meningkatkan pemahaman dan apresiasi masyarakat terhadap seni, karya
budaya dan tradisi sebagai kekayaan budaya bangsa, danmeningkatkan pelindungan
terhadap hak atas kekayaan intelektual (HKI) terutama karya cipta seni dan budaya kreatif
baik yang bersifat individual maupun komunal.
IV - 5
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
8. Provinsi Kepulauan Riau sebagai wilayah kepulauan dengan luas wilayah laut yang dominan,
percepatan pembangunan kelautan merupakan tantangan yang harus diupayakan untuk
kesejahteraan masyarakat. Tantangan utama lainnya adalah pengembangan industri
kelautan, industri perikanan, perniagaan laut dan peningkatan pendayagunaan potensi laut
dan dasar laut bagi kesejahteraan masyarakat. Sejalan dengan itu, upaya menjaga daya
dukung dan kelestarian fungsi lingkungan laut juga merupakan tantangan dalam
pembangunan kelautan.
10. Indonesia memasuki era Revolusi Industri 4.0. Itu setidaknya yang tercermin dari peluncuran
program Making Indonesia 4.0 oleh presiden awal April lalu. Revolusi Industri 4.0 tak hanya
menawarkan sisi positif (“the promises”) tapi juga negatif (“the perils”). Revolusi yang
ditopang oleh teknologi-teknologi abad 21 seperti machine learning, artificial intelligence,
internet of things, hingga 3D printing Pemerintah dan Pemerintah Daerah harus
mempersiapkan diri, merencanakan, dan menyusun strategi di tingkat pusat dan daerah
untuk menghadapinya. Untuk bisa mengelola Revolusi Industri 4.0 diperlukan gaya
pemerintahan yang kreatif, adaptif, cepat, dan mumpuni dalam mengelola perubahan
eksponensial yang dihasilkan oleh Revolusi Industri 4.0. Dalam menghadapi Revolusi Industri
4.0 perlu adanya kolaborasi secara intens dengan seluruh elemen stakeholders (bisnis,
akademis, komunitas, masyarakat) dalam menuntun proses transformasi digital di level
pemerintah, industri, dan masyarakat secara luas.
IV - 6
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
BAB V
KONDISI SIDa YANG AKAN DICAPAI
V-1
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
PEMERINTAH
KELITBANGAN INOVASI DAERAH
DAERAH
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Periode tahun 2015-2025/periode pematangan diharapkan masyarakat dapat melakukan
Periode Pematangan usaha produksi secara kewilayahan dan diharapkan masyarakat dan wilayah provinsi
telah menjadi tegar dan maju.
Pada tahun 2015-2020 diharapkan masyarakat atau SDM yang
Wilayah Bisa Usaha telah dibina akan dapat mengembangkan kegiatan ekonomi,
Produksi dimana produksi keluarga dapat menjadi produksi wilayah
kemudian produksi menyeluruh.
S O A R
STRENGTHS OPPORTUNITIES ASPIRATIONS RESULTS
TANTANGAN PELUANG
Gambar 5. 1
Dasar Penetapan Tema dan Sub Tema Pengembangan dan Penguatan
Provinsi Kepulauan Riau
V-2
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Tabel V. 1
Tujuan Pengembangan dan Penguatan SIDa Provinsi Kepulauan Riau
V-3
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
V-4
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Tabel V. 3
Target Kinerja SIDa Yang Akan Dicapai Berdasarkan Sub Tema, Tujuan, dan Sasaran
Pengembangan dan Penguatan SIDa Provinsi Kepulauan Riau
Tema : “Pengembangan Sektor Kelautan Dan Perikanan, Serta Sektor Pariwisata Berbasis Kemaritiman dan Ekonomi
Kerakyatan yang Berdaya Saing dan Berbudaya“
V-5
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
V-6
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
V-7
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
V-8
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Pendukung
Utama DKPTAN
KESWAN
DINLUTKAN
DINSOS
DINPERINDAG
PRODUK
UNGGULAN DINDIK
DAERAH
DINKOP UKM BERBASIS
IPTEK
Penunjang
DINPAR
BARENLITBANG
DINBUD
UNGGULAN
DINKOMINFO
PARIWISATA
DISPERMADES
DUKCAPIL DLHK
DPM PTSP
DESDM
DINAKERTRANS EKONOMI
KREATIF DINPERKIM
DISHUB
DPUPRP
PERGURUAN
Pendukung TINGGI
Gambar 5. 2
Bagan Forum Inovasi Daerah Dalam Rangka Pengembangan dan Penguatan SIstem
Inovasi Daerah (SIDa) Provinsi Kepulauan Riau
V-9
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Tabel V. 4
Forum Inovasi Daerah Pengembangan dan Penguatan SIDa Provinsi Kepulauan Riau
Sektor-Sektor Terkait
Sub Tema
Utama Pendukung Penunjang
Pengembangan 1. Dinas Kelautan dan 1. Dinas Ketahanan 1. Badan Perencanaan,
Produk Unggulan Perikanan; Pangan, Pertanian Penelitian dan
Daerah Berbasis 2. Dinas Perindustrian dan Kesehatan Pengembangan;
IPTEK dan Perdagangan; Hewan; 2. Dinas Komunikasi
3. Dinas Koperasi 2. Dinas dan Informasi;
Usaha Kecil Pemberdayaan 3. Dinas Lingkungan
Menengah; Masyarakat Desa, Hidup;
4. Dinas Penanaman Kependudukan 4. Dinas Energi dan
Modal dan PTSP; dan Catatan Sipil; Sumber Daya
5. Dinas Tenaga Kerja 3. Dinas Sosial; Mineral;
dan Transmigrasi; 4. Dinas Pariwisata; 5. Dinas Perumahan
6. Dinas Perhubungan. 5. Dinas dan Kawasan
Kebudayaan; Permukiman;
6. Dinas Pendidikan. 6. Dinas Pekerjaan
Umum, Penataan
Ruang dan
Pertanahan;
7. Perguruan Tinggi.
Unggulan 1. Dinas Pariwisata; 1. Dinas Kelautan 1. Badan Perencanaan,
Pariwisata 2. Dinas Kebudayaan; dan Perikanan; Penelitian dan
3. Dinas Penanaman 2. Dinas Pengembangan;
Modal dan PTSP; Perindustrian dan 2. Dinas Komunikasi
4. Dinas Tenaga Kerja Perdagangan; dan Informasi;
dan Transmigrasi; 3. Dinas Koperasi 3. Dinas Lingkungan
5. Dinas Perhubungan. Usaha Kecil Hidup;
Menengah; 4. Dinas Energi dan
4. Dinas Sumber Daya
Pemberdayaan Mineral;
Masyarakat Desa, 5. Dinas Pekerjaan
Kependudukan Umum, Penataan
dan Catatan Sipil; Ruang dan
5. Dinas Sosial; Pertanahan;
6. Dinas Pendidikan. 6. Perguruan Tinggi.
Ekonomi Kreatif 1. Dinas Perindustrian 1. Dinas Kelautan 1. Badan Perencanaan,
dan Perdagangan; dan Perikanan; Penelitian dan
2. Dinas Koperasi 2. Dinas Pariwisata; Pengembangan;
Usaha Kecil 3. Dinas 2. Dinas Komunikasi
Menengah; Kebudayaan; dan Informasi;
3. Dinas 4. Dinas Ketahanan 3. Dinas Lingkungan
Pemberdayaan Pangan, Pertanian Hidup;
Masyarakat Desa, dan Kesehatan 4. Dinas Energi dan
Kependudukan dan Hewan; Sumber Daya
Catatan Sipil; 5. Dinas Sosial; Mineral;
4. Dinas Penanaman 6. Dinas Pendidikan. 5. Dinas Perumahan
Modal dan PTSP; dan Kawasan
5. Dinas Tenaga Kerja Permukiman;
V - 10
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Sektor-Sektor Terkait
Sub Tema
Utama Pendukung Penunjang
dan Transmigrasi. 6. Dinas Pekerjaan
Umum, Penataan
Ruang dan
Pertanahan;
7. Dinas Perhubungan;
8. Perguruan Tinggi.
Tabel V. 5
Jejaring Inovasi Daerah
Pengembangan dan Penguatan SIDa Provinsi Kepulauan Riau
Pemangku Kepentingan
No. Institusi
SIDa
1 Perangkat Daerah • Barenlitbang Provinsi Kepri (koordinator pengembangan
SIDa;
• Bagian Organisasi Sekretariat Daerah (Bagian
Organisasi) sebagai koordinator dalam Sinovik);
• Bappeda Kabupaten/Kota.
2 Universitas/Akademisi/ Universitas Maritim Raja Alihaji; Politeknik Negeri Batam;
Politeknik Universtas Putera Batam; Universitas Batam; Universitas
Riau Kepulauan dan 30 perguruan tinggi lainnya yang
memiliki LPPM dan pusat kajian/ penelitian)
3 Lembaga Swadaya Dewan Riset Daerah (DRD); Lembaga Adat Melayu (LAM);
Masyarakat dan Lembaga Paguyuban Seni dan Budaya Melayu; Kadinda; PHRI;
Non Pemerintah Lainnya FEDEP Provinsi Kepri; Kelompok UMKM Kepri; dan FEDEP
Kabupaten/Kota
4 Dunia Usaha/Dunia Industri PT. Pertamina (Persero); PT Angkasa Pura; kalangan
perbankan; Pos dan Giro; Perum Pegadaian dan
perusahaan swasta
5 Komunitas Kreatif di Kelompok Ilmiah Remaja (KIR); Komunitas Kreatif
Provinsi Kepri dan Pengembangan Wisata Kepri; Pengususah Kuliner dan
sekitarnya Ekonomi Kreatif
6 Media Massa (termasuk Kantor Berita Antara; RRI dan TVRI; Radio Swasta Niaga;
media massa online) Radar Kepri; Perwakilan TV Swasta (koresponden) dan
media on line (Kompas.com; Detik.com; Youtube)
Kondisi umum SIDa berdasarkan Kerangka Kerja Inovasi (KKI) yang pencapaian
perlu dikawal melalui Jejaring Inovasi Daerah Provinsi Kepulauan Riau dalam rangka
pengembangan dan penguatan SIDa Provinsi Kepulauan Riau sebagai berikut:
V - 11
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Tabel V. 6
Kondisi Umum SIDa yang Akan Dicapai Berdasarkan Kerangka Kerja Inovasi (KKI)
V - 12
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
V - 13
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian target indikator SIDa
melalui Jejaring Inovasi Daerah Provinsi Kepulauan Riau dilihat dari aspek kebijakan,
kelembagaan, jaringan, sumberdaya dan pengembangan SIDa sebagai berikut:
1. Kebijakan SIDa
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian target kinerja SIDa
pada aspek kebijakan sebagai berikut:
1. Menetapkan Roadmap SIDa Provinsi Kepulauan Riau dalam bentuk Peraturan
Gubernur;
2. Mensosialisasikan Roadmap SIDa Provinsi Kepulauan Riau kepada perangkat
daerah, pelaku usaha, perguruan tinggi, dan unsur masyarakat untuk berpartisipasi
dalam implementasi SIDa;
3. Mengintregrasikan program dan kegiatan SIDa dalam dokumen rencana
pembangunan jangka menengah yaitu RPJMD dan Rencana Strategis (Renstra)
Perangkat Daerah agar sinergi dalam peningkatan daya saing daerah berbasis
sumberdaya daerah melalui sistem inovasi daerah;
4. Mengkoordinasikan implementasi program dan kegiatan penguatan SIDa di daerah
kedalam rencana pembangunan tahunan yaitu Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) dan Rencana Kerja (Renja) perangkat daerah;
5. Menyusun pedoman serta mekanisme monitoring, evaluasi, dan pelaporan dalam
pelaksanaan penguatan SIDa di Provinsi Kepulauan Riau.
2. Kelembagaan SIDa
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian target kinerja SIDa
pada aspek kelembagaan sebagai berikut:
1. Melakukan Penataan Lembaga atau Organisasi untuk meningkatkan kapasitas
kelembagaan atau organisasi sehingga mempunyai kemampuan untuk meningkatkan daya
saing daerah dalam mendukung penguatan SIDa, sebagai berikut:
1) Membentuk unit sentra HKI dibawah koordinasi Barenlitbang Provinsi Kepulauan Riau
untuk mengelola dan mendayagunakan kekayaan intelektual, sekaligus sebagai pusat
informasi pelayana HKI, termasuk memasarkan hasil-hasil litbangnya.
2) Meningkatkan kapasitas dan ketertiban dewan riset daerah dalam penguatan SIDa di
Provinsi Kepulauan Riau.
3) Meningkatkan kapasitas dan pelibatan lembaga litbang perguruan tinggi dalam
berbagai penelitian yang mengarah pada penguatan SIDa pada perbagai sektor sesuai
dengan keunggulan masing-masing perguruan tinggi.
V - 14
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
V - 15
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
3. Jaringan SIDa
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian target kinerja SIDa
pada aspek jaringan SIDa sebagai berikut:
1) Membangun komunikasi intensif antar stakeholders
Komunikasi intensif antar stakeholders dimaksudkan untuk membangun konsensus,
menyamakan persepsi, berbagi ide dan gagasan, menyusun strategi bersama,
menetapkan tujuan dan sasaran bersama, menyusun program/kegiatan, serta melakukan
monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan/program yang disepakati. Fasilitasi
komunikasi tersebut dikoordinasikan oleh tim koordinasi SIDa yang pelaksanaannya
melalui Barenlitbang Provinsi Kepulauan Riau , antara lain:
a. menyelenggarakan kelompok diskusi terfokus, seminar, lokakarya, dan kegiatan
sejenisnya yang dilaksanakan rutin bulanan/dua bulanan untuk membahas tema/isu
tertentu yang memerlukan intervensi teknologi ataupun kegiatan kelitbangan untuk
menyelesaikannya dengan melibatkan seluruh stakeholder SIDa, termasuk forum-
forum kelitbangan, dan forum-forum klaster industri.
b. menjalin kerjasama kelitbangan antar stakeholders dengan membentuk konsorsium
kelitbangan dengan melibatkan lembaga kelitbangan perguruan tinggi dan pengguna
hasil litbang (koperasi, UKM, industri dll), dimana masing-masing pihak memiliki
tujuan yang sama, serta terikat dengan komitmen termasuk dalam hal sharing
pendanaan yang dituangkan dalam Kesepakan Bersama (MoU) dan Perjanjian Kerja
Sama.
c. membentuk dan memberdayakan forum komunikasi penelitian dan pengembangan
daerah. Pembentukan forum dimulai dengan menginventarisasi institusi di daerah yang
memiliki aktifitas kelitbangan, atau potensial untuk melakukan kelitbangan.
d. Mobilisasi sumber daya manusia, yaitu perpindahan, maupun penempatan sementara
SDM litbang dari suatu lembaga/organisasi SIDa ke lembaga/organisasi SIDa yang lain.
Mobilisasi SDM dilakukan melalui kerjasama kepakaran, keahlian, kompetensi, maupun
keterampilan SDM.
2) Optimalisasi pendayagunaan HKI, informasi, serta sarana dan prasarana ilmu pengetahuan
dan teknologi melalui pemanfaatan informasi SIDa, dan pemanfaatan sarana-prasarana
SIDa .
Hal ini dimaksudkan untuk mendorong komersialisasi HKI, optimalisasi dan efisiensi
pemanfaatan sarpras litbang, serta membangun dan memanfaatkan basis data iptek
terpadu di Provinsi Kepulauan Riau. Untuk mengoptimalkan pendayagunaan HKI,
V - 16
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
informasi, serta sarana dan prasarana ilmu pengetahuan dan teknologi, beberapa langkah
yang perlu dilakukan yaitu:
a. Melakukan analisis atas HKI yang potensial untuk dikomersialisasikan,
b. Mempromosikan HKI potensial ke Industri, melalui kegiatan temu bisnis atau investor
forum.
c. Memfasilitasi pendayagunaan HKI dan pemanfaatan sarpras litbang sesuai dengan
aturan pelaksanaan yang dibuat.
4. Sumberdaya SIDa
Penataan sumberdaya SIDa dimaksudkan untuk meningkatkan daya guna dan nilai
guna sumber daya SIDa yang ada pada kelembagaan SIDa. Langkah-langkah yang perlu
dilakukan dalam rangka pencapaian target kinerja SIDa pada aspek sumberdaya SIDa sebagai
berikut:
1. Melakukan inventarisasi dan membuat basis data SDM, HKI dan sarana-prasarana litbang
yang tersedia di Provinsi Kepulauan Riau, baik yang dikelola oleh pemerintah, lembaga non
pemerintah, perguruan tinggi, maupun swasta.
2. Mempublikasikan basis data SDM, HKI dan sarana-prasarana litbang Provinsi Kepulauan
Riau secara luas ke masyarakat, baik melalui media brosur maupun website.
5. Pengembangan SIDa
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian target kinerja SIDa
pada aspek pengembangan SIDa sebagai berikut:
1. Membangun komitmen dan konsensus unsur-unsur SIDa di daerah terhadap peningkatan
kesejahteraan masyarakat melalui daya saing daerah sumber daya lokal dalam kerangka
Sistem Inovasi Daerah.
2. Melakukan evaluasi dan analisis penguatan SIDa untuk mendapatkan data hasil
pelaksanaan penguatan SIDa selama 1 tahun periode dengan mengukur capaian indikator
kinerja.
3. Mengadakan rencana aksi tindak lanjut berdasarkan hasil evaluasi bagi peningkatan daya
guna dan hasil guna penguatan SIDa.
V - 17
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
BAB VI
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
VI - 1
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Tabel VI. 1
Strategi dan Arah Kebijakan Berdasarkan Tema dan Sub Tema, Tujuan dan Sasaran Pengembangan dan Penguatan SIDa Provinsi Kepulauan Riau
Pengembangan Produk Peningkatan Kemampuan Ekonomi Meningkatnya Produktivitas Meningkatkan Peningkatan Produktivitas
Unggulan Daerah Berbasis Industri Usaha Perikanan Produktivitas Usaha Usaha Perikanan
Perikanan dan Usaha difokuskan pada
Berbasis IPTEK Skala Mikro Lainnya Produktivitas, Investasi dan
Melalui Pengembangan Penyerapan Tenaga Kerja
Unggulan Budidaya dan di Sektor Perikanan
Pengolahan Hasil
Perikanan, Pengembangan
UMKM Berbasis IPTEK,
dan Pengembangan
Kerajinan dan Kuliner
Unggulan Pariwisata Peningkatan Kemampuan Ekonomi Meningkatnya Pertumbuhan Meningkatkan Peningkatan Pertumbuhan
Berbasis Sumber Daya Alam Kawasan dan Industri Pertumbuhan Kawasan Kawasan dan Industri
Pariwisata dan Industri Pariwisata Pariwisata difokuskan pada
Melalui Pengembangan Produktivitas, Investasi dan
Wisata Bahari Dan Wisata Penyerapan Tenaga Kerja
Alam, Pengembangan di Sektor Pariwisata
Wisata Religi, Seni,
Budaya Dan Tradisi
Melayu (Warisan Budaya
Benda Dan Warisan Tak
Benda), dan
Pengembangan Wisata
Buatan
Ekonomi Kreatif Peningkatan Kemampuan Ekonomi Meningkatnya Tata Kelola Meningkatkan Tata Kelola Peningkatan Tata Kelola
Berbasis Inovasi Perekonomian Berorientasi Perekonomian Berorientasi Perekonomian Berorientasi
Inovasi dan Kreatifitas Lokal Inovasi dan Kreatifitas Inovasi dan Kreatifitas
Lokal Melalui Lokal difokuskan pada
Pengembangan Produktivitas, Investasi dan
Perdagangan dan Hiburan Penyerapan Tenaga Kerja
di Pusat Pengembangan di Sektor Perdagangan dan
Pariwisata, Jasa
VI -2
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
VI -3
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
BAB VII
FOKUS DAN PROGRAM PRIORITAS
Fokus dan program prioritas pengembangan dan penguatan SIDa Provinsi Kepulauan
Riau dengan memperhatikan faktor-faktor strategis yang merupakan kebutuhan perangkat daerah
dalam rangka pengembangan dan penguatan SIDa guna kesejahteraan masyarakat di Provinsi
Kepulauan Riau disesuaikan dengan arah kebijakan pengembangan dan penguatan SIDa Provinsi
Kepulauan Riau pada peningkatan produktivitas, investasi dan peyerapan tenaga kerja sektor
perikanan, pariwisata, perdagangan dan jasa, sebagai berikut:
VII - 1
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
13) Peningkatan Kapasitas Guru Sekolah Kejuruan Dalam Bidang Kelautan dan Perikanan,
Pariwisata dan Budaya.
14) Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan Bidang Kelautan dan Perikanan.
4) Peningkatan Kemudahan Informasi dan Akses Pendidikan dan Pelatihan Pada UPT/BLK.
VII - 2
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
8) Peningkatan Kerjasama Penempatan Tenaga Kerja Lokal Antara Pemerintah Daerah dan
Pelaku Bisnis Kepariwisataan/Dunia Usaha/Industri.
9) Peningkatan Jejaring Informasi Bursa Kerja antara Pemerintah Daerah dan Pelaku Bisnis
Kepariwisataan/Dunia Usaha/Industri.
VII - 3
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
BAB VIII
RENCANA AKSI DAERAH
Rencana aksi daerah dalam rangka pengembangan dan penguatan SIDa Provinsi
Kepulauan Riau merupakan fokus dan program prioritas yang memperhatikan faktor-faktor
strategis sebagai kebutuhan perangkat daerah guna meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di Provinsi Kepulauan Riau melalui peningkatan produktivitas, investasi dan
penyerapan tenaga kerja di sektor perikanan, pariwisata, perdagangan dan jasa. Tabel
rencana aksi daerah pengembangan dan penguatan SIDa Provinsi Kepulauan Riau sebagai
berikut:
VIII - 4
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Tabel VIII. 1
Rencana Aksi Daerah Pengembangan dan Penguatan SIDa Provinsi Kepulauan Riau
VIII - 1
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
VIII - 2
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
VIII - 3
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
VIII - 4
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Pengembangan Kurikulum
Pendidikan Formal dan Non ⬤ ⬤ ⬤ ⬤ ⬤ ⬤ 1. Dinas Pendidikan
2. Dinas Kelautan dan
Formal Bidang Kelautan dan Perikanan;
Perikanan, Pariwisata dan Budaya. 3. Dinas Perindustrian dan
Perdagangan;
VIII - 5
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
VIII - 6
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
VIII - 7
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
VIII - 8
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
BAB IX
SISTEM MONITORING DAN EVALUASI
9.1 PENGANTAR
Monitoring dan evaluasi merupakan satu kegiatan dalam rangka pengawasan dan
penilaian terhadap proses dan hasil suatu program dan kegiatan. Monitoring dan evaluasi
merupakan hal yang penting dalam menilai sebuah pencapaian untuk menjadi input terhadap
proses berikutnya. Beberapa pengertian berkaitan dengan monitoring seperti yang disampaikan
oleh Unesco adalah upaya yang dilakukan secara rutin untuk mengidentifikasi pelaksanaan dari
berbagai komponen program sebagaimana telah direncanakan, waktu pelaksanaan program
sebagaimana telah dijadwalkan, dan kemajuan dalam mencapai tujuan program. Monitoring
adalah mekanisme yang sudah menyatu untuk memeriksa yang sudah untuk memeriksan bahwa
semua berjalan untuk direncanakan dan memberi kesempatan agar penyesuaian dapat dilakukan
secara metodologis (Oxfam 1995). Monitoring dilaksanakan dengan maksud agar program dapat
mencapai tujuan secara efektif dan efisien dengan menyediakan umpan balik bagi pengelola
proyek pada setiap tingkatan.
Evaluasi merupakan tindakan penilaian terhadap suatu untuk melihat satu pencapaian
keberhasilan atas apa yang sudah dulakukan. Hasil penilaian ini dituangkan dalam sebuah catatan
informasi untuk diketahui dan disampaikan sejauh mana kegiatan itu telah dicapai. Berdasarkan
pengertian beberapa ahli, seperti yang disampaikan oleh oleh Sudijono (1996) yang mengatakan
bahwa pengertian evaluasi ialah penafsiran atau interpretasi bersumber pada data kuantitatif,
sedangkan, data kuantitatif berasal dari hasil pengukuran. Suharsimi Arikunto (2004 : 1) evaluasi
adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya
informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.
Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi
pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang
telah dilakukan.
Sistem monitoring dan evaluasi diperlukan dalam rangka mengetahui informasi kemajuan
dan kualitas pelaksanaan program, mengidentifikasi masalah dan potensi masalah dalam
pelaksanaannya, memberikan penilaian keberhasilan dari sisi keluaran, kegunaan, dan
dampaknya. Monitoring dan evaluasi juga akan membantu dalam memutuskan apakah kebijakan
dan program yang ada layak dilanjutkan, dikembangkan, atau dihentikan. Selain itu, sistem
monitoring dan evaluasi juga membantu mengidentifikasi masalah dan kesulitan dalam
pelaksanaan program yang sudah direncanakan. Manfaat lain dari pelaksanaan monitoring dan
IX - 1
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
2. Mengidentifikasi berbagai permasalahan masalah yang timbul baik pada proses maupun
setelah program dilakukan agar langsung dapat di atasi sebelum pelaksanaan program
berikutnya.
3. Melakukan penilaian terhadap indikator perencanaan yang menjadi target dalam sebuah
program, apakah sudah tepat dan sesuai untuk mencapai tujuan.
4. Mengetahui konsistensi kaitan antara program dengan tujuan yang sudah ditetapkan untuk
memperoleh informasi seberapa besar ukuran kemajuan untuk pencapaian target.
5. Melakukan penyesuaian baik pada bentuk progam maupun pada proses pencapaian target jika
terjadi perubahan situasi maupun lingkungan tanpa menyimpang dari tujuan yang sudah
ditetapkan.
9.3 METODE
Metode yang dapat digunakan dalam melakukan monitoring dan evaluasi antara lain:
1. Survey, yaitu mengumpulkan informasi yang relevan dari responden yang diperoleh dari
sampel yang representatif.
2. Metode Partisipatif, yaitu mendapatkan informasi dengan cara pelibatan secara intensif dan
observasi langsung dalam kurun waktu tertentu.
IX - 2
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
4. Kunjungan Lapangan (Spot Check/Rapid Appraisal), yaitu perolehan informasi secara cepat
dari penerima program dan pemangku kepentingan lainnya.
9.4 PELAKSANAAN
Monitoring dan evaluasi dapat dilakukan oleh Tim Koordinasi Penguatan SIDa Provinsi
Kepulauan Riau sesuai tugasnya yang tertuang pada Keputusan Gubernur Provinsi Kepulauan
Riau Nomor ….. Tahun 2018 tentang Tim Koordinasi Penguatan Sistem Inovasi Daerah Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2018, yaitu bertanggungjawab dan melaporkan hasil pelaksanaannya
kepada Gubernur Provinsi Kepulauan Riau.
Tim Koordinasi Penguatan SIDa dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi
bekerjasama dengan Forum Inovasi Daerah dan Jejaring Inovasi Daerah yang menjadi pelaksana
dari setiap program pengembangan dan penguatan SIDa. Tim Koordinasi Penguatan SIDa dapat
memanfaatkan instrumen dan tools yang biasa digunakan dalam proses evaluasi program dan
kegiatan reguler, mengingat Road Map Pengembangan dan Penguatan SIDa merupakan
dokumen yang berisikan rencana program sesuai dengan masa kepemimpinan daerah. Unsur-
unsur yang akan dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan SIDa mengacu pada
Peraturan bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia Dan Menteri Dalam
Negeri Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2012 dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Penguatan
Sistem Inovasi Daerah, meliputi:
1) Kebijakan SIDa
2) Kelembagaan SIDa
3) Jaringan SIDa
4) Sumberdaya SIDa
5) Pengembangan SIDa
Sedangkan standar yang akan menjadi dasar evaluasi adalah sebagai berikut :
Tabel IX. 1
Keterkaitan Unsur Dalam Sida Dengan Standar yang Harus Dilakukan Dalam Pelaksanaan SIDa
Jenis Unsur
Ruang Penjelasan Standar yang Harus
Unsur yang
Lingkup Atas Unsur Dilakukan
Ditetapkan
Kebijakan • Roadmap Sinkronisasi, Kebijakan Melakukan identifikasi dan
penguatan penguatan harmonisasi dan inventarisasi kebijakan
SIDa SIDa sinergi penguatan SIDa
kebijakan Melakukan analisis potensi
• RPJMD penguatan SIDa
• RKPD sinergi kebijakan penguatan
SIDa
Memadukan kebijakan-
IX - 3
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Jenis Unsur
Ruang Penjelasan Standar yang Harus
Unsur yang
Lingkup Atas Unsur Dilakukan
Ditetapkan
kebijakan kota dengan
provinsi dan pemerintah untuk
penguatan SIDa
Penataan Kelembagaan Lembaga/ Pemerintahan Membentuk dinas/instansi
unsur SIDa Organisasi Daerah yang menangani urusan
SIDa penelitian dan
pengembangan, serta
meningkatkan kapasitas dan
peran dinas/instansi yang
menangani urusan penelitian
dan pengembangan sebagai
koordinator dalam penguatan
SIDa
Lembaga Meningkatkan kapasitas dan
Kelitbangan peran ilmu pengetahuan dan
teknologi
IX - 4
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Jenis Unsur
Ruang Penjelasan Standar yang Harus
Unsur yang
Lingkup Atas Unsur Dilakukan
Ditetapkan
mendukung
terciptanya
kondisi yang
kondusif bagi
penguatan
SIDa
Jaringan Jaringan SIDa Komunikasi Penyelenggaraan kelompok
SIDa merupakan intensif antara diskusi terfokus, seminar,
interaksi antar lembaga SIDa lokakarya, dan kegiatan
lembaga/ sejenisnya
organisasi
dalam SIDa Menjalin kerjasama
untuk kelitbangan antar
mensinergikan lembaga/organisasi SIDa
kemampuan Forum komunikasi penelitian
yang dimiliki dan pengembangan daerah
masing-masing Mobilisasi Kerjasama kepakaran,
lembaga dalam sumber daya keahlian, kompetensi,
satu rantai manusia keterampilan sumber daya
kegiatan manusia untuk penguatan
SIDa antardaerah
Kerjasama kepakaran,
keahlian, kompetensi,
keterampilan sumber daya
manusia untuk penguatan
SIDa antarkabupaten/kota
dalam satu provinsi
Kerjasama kepakaran,
keahlian, kompetensi,
keterampilan sumber daya
manusia untuk penguatan
SIDa antara lembaga
pemerintahan dan lembaga
non pemerintahan
Optimalisasi Pemanfaatan HKI
pendayagunaa Pemanfaatan informasi SIDa
n HKI, Pemanfaatan sarana dan
informasi prasarana SIDa
sarana dan
prasarana ilmu
pengetahuan
dan teknologi
Sumber daya • Kepakaran, Meningkatkan Pemanfaatan keahlian dan
SIDa. keahlian, daya guna dan kepakaran yang sesuai
kompetensi, nilai guna dengan tematik dan/atau
sumber daya spesifik sumber daya SIDa
keterampilan
SIDa Pengembangan kompetensi
manusia dan SDM dan
pengorganisas pengorganisasiannya
iannya Pengembangan struktur dan
strata keahlian jenjang karir
IX - 5
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
Jenis Unsur
Ruang Penjelasan Standar yang Harus
Unsur yang
Lingkup Atas Unsur Dilakukan
Ditetapkan
• Kekayaan Peningkatan pengelolaan dan
intelektual dan pemanfaatan kekayaan
informasi intelektual
Pemanfaatan data dan
• Karana dan
informasi
prasarana Pengembangan sarana dan
ilmu prasarana ilmu pengetahuan
pengetahuan dan teknologi
dan teknologi
IX - 6
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021
BAB X
PENUTUP
Pengembangan dan penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) merupakan salah satu
strategi dalam penguatan sistem inovasi nasional yang diwadahi melalui Undang Undang Republik
Indonesia Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan
Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah disebutkan pada pasal 386 bahwa Pemerintah Daerah dapat melakukan
inovasi sebagai bentuk pembaharuan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Pemerintah
juga telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah dan
Peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi dan Menteri Dalam Negeri Nomor 03
Tahun 2012 dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah.
Dalam mendukung penguatan sistem inovasi nasional, Pemerintah Provinsi Kepulauan
Riau membentuk Tim Koordinasi Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Provinsi Kepulauan
Riau dengan Keputusan Gubernur Provinsi Kepulauan Riau Nomor ….. Tahun 2018 tentang Tim
Koordinasi Penguatan Sistem Inovasi Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2018. Tim
Koordinasi Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Provinsi Kepulauan Riau dalam
melaksanakan tugasnya bertanggungjawab dan melaporkan hasil pelaksanaannya kepada
Gubernur Provinsi Kepulauan Riau. Salah satu tugas Tim Koordinasi Penguatan Sistem Inovasi
Daerah (SIDa) Provinsi Kepulauan Riau, yaitu penyusunan dokumen roadmap penguatan Sistem
Inovasi Daerah Provinsi Kepulauan Riau.
Dalam rangka mendukung target kinerja SIDa yang akan dicapai dalam rangka
pengembangan dan penguatan SIDa di Provinsi Kepulauan Riau dibentuk Forum Inovasi Daerah
Provinsi Kepulauan Riau. Forum ini terdiri dari perangkat daerah Provinsi Kepulauan Riau/sektor-
sektor yang berpengaruh terhadap keberhasilan tema dan sub tema dalam pengembangan dan
penguatan SIDa Provinsi Kepulauan Riau. Selain itu dalam pencapaian kondisi umum SIDa
berdasarkan Kerangka Kerja Inovasi (KKI) dikembangan Jejaring Inovasi Daerah yang meliputi
enam pilar pemangku kepentingan pengembangan dan penguatan SIDa Provinsi Kepulauan Riau.
Secara keseluruhan, optimalisasi pencapaian pelaksanaan pengembangan dan
penguatan SIDa Provinsi Kepulauan Riau yang dilakukan antar institusi pemerintah, lembaga
kelitbangan, lembaga pendidikan, lembaga penunjang inovasi, dunia usaha dan masyarakat
memerlukan dukungan penuh dan komitmen dari Pemerintah Daerah baik Pemerintah Provinsi
Kepulauan Riau dan Pemerintah Kabupaten/Kota Se Provinsi Kepulauan Riau.
X -1
LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGUATAN SIDa PROVINSI KEPRI
TAHUN 2018-2021