Anda di halaman 1dari 20

ADMINISTRASI KESISWAAN

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

Administrasi dan Supervisi Pendidikan

Yang dibina oleh Ibu Puri Selfi Cholifah, M.Pd

Oleh Kelompok 1

Aditiya Fajar Ichsani ( 180151602036 )


Firasafianingsih ( 180151600118 )
Ninda Chaesar Septarini ( 180151602080 )
Vivania Esa Putri ( 180151602009 )

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PRASEKOLAH

Januari 2020

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT,


atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang selalu
kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran,
sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah
sebagai tugas dari mata kuliah Administrasi dan Supervisi Pendidikan
dengan judul “Administrasi Kesiswaan”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Malang, 23 Januari 2020

Penulis,

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

PETA KONSEP...................................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................................2


1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................3
1.3 Tujuan Pembahasan Masalah............................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Administrasi Kesiswaan..................................................................4


2.2 Kegiatan Administrasi Kesiswaan.....................................................................7
2.3 Instrumen Administrasi Kesiswaan...................................................................10
2.4 Peran Guru Dalam Administrasi Kesiswaan.....................................................12

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan............................................................................................................16

DAFTAR RUJUKAN..........................................................................................................17

ii
PETA KONSEP

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Administrasi tersebut, padahal kalau administrasi dipegang sama orang-orang yang
kurang Sebagai anggota masyarakat sekolah, siswa mempunyai hak untuk memperoleh
pelajaran, mengikuti kegiatan-kegiatan yang terdapat di sekolah, menggunakan fasilitas,
memperoleh bimbingan, dan sebagainya. Di samping itu siswa juga mepunyai kewajiban
untuk hadir pada waktu pelajaran, mengikuti pelajaran, dan mentaati tata tertib yang
berlaku. Siswa dipandang sebagai makhluk yang unik yang secara wajar sedang dalam
masa pertumbuhan dan perkembangan sehingga proses pendidikan yang baik akan
berusaha membantu proses pertumbuhan dan perkembangan itu dengan tidak
mengesampingkan keunikan masing-masing serta potensi yang dipunyainya.
Administrasi kesiswaan ialah keseluruhan proses penyelenggaraan usaha kerja sama
dalam bidang kesiswaan dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan pendidikan di sekolah.
Tujuan administrasi kesiswaan adalah mengatur kegiatan-kegiatan dalam bidang
kesiswaan agar proses belajar mengajar di sekolah bisa berjalan lancar, tertib dan teratur,
tercapai apa yang menjadi tujuan-tujuan pendidikan di sekolah.
Administrasi sangat diperlukan bagi kelangsungan proses belajar mengajar dalam
dunia pendidikan. Semua itu tidak lepas dari keaktifan orang-orang yang menguasai
administrasi dalam sekolah. Orang sering menganggap enteng terampil maka administrasi
tersebut
akan berantakan. Orang yang memegang administrasi adalah orang yang sudah terlatih
dalam bidangnya (orang yang sudah mendapat ilmu/ pelatihan).
Administrasi tidak hanya dalam hal keuangan saja tetapi juga dalam
kerapian/keteraturan kita dalam pembukuan. Administrasi tidak hanya dilakukan dalam
waktu tertentu saja tetapi setiap hari secara sistematis. Keberhasilan pendidikan di
sekolah harus ditunjang oleh pelayanan administrasi sekolah yang teratur, terarah dan
terencana. Di mana dalam pelaksanaannya harus mengikuti arah jaman yang semakin
bersaing dan semakin modern. Untuk itu, perlu adanya pembagian tugas ketatausahaan
yang jelas dan terprogram di setiap sekolah.

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan administrasi kesiswaan?
2. Apa saja kegiatan dalam administrasi kesiswaan?
3. Apa saja instrumen dalam administrasi kesiswaan?
4. Bagaimana peran guru dalam administrasi kesiswaan?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian administrasi kesiswaan
2. Mengetahui kegiatan dalam administrasi kesiswaan
3. Mengetahui instrumen dalam administrasi kesiswaan
4. Mengetahui peran guru dalam admionistrasi kesiswaan

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Administrasi Kesiswaan

Secara etimologis, perkataan administrasi berasal dari bahasa latin ad dan minitrare
yang berarti melayani (to service). (M.E. Dimock: Public Administration, hal 3). Dari
perkataan itu terjadi kata benda administratio dan kata sifat administravus. Jadi apabila
sejumlah orang secara bersama-sama bekerja dalam bidang pendidikan di sekolah misalnya,
maka mereka ingin mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Antara penentuan tujuan
hingga tercapainya tujuan itu terdapat suatu proses penyelenggaraan atau disebut pula proses
administrasi (A. Sahertian, 1985:18)

Pengertian administrasi menurut beberapa ahli yaitu:


a. Arthur Grager, Administrasi adalah fungsi tata penyelenggaraan terhadap komunikasi
dan pelayanan warkat suatu organisasi.
b. George Terry, Administrasi adalah perencanaan, pengendalian, dan pengorganisasian
pekerjaan perkantoran, serta penggerakan mereka yang melaksanakannya agar
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
c. Sondang P. Siagian, Administrasi adalah keseluruhan proses kerjasama antara dua
orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya.
d. William Leffingwell dan Edwin Robinson, Administrasi adalah cabang ilmu
manajemen yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan perkantoran secara efisien,
kapan, dan di mana pekerjaan itu harus dilakukan.
e. Ulbert, Administrasi secara sempit didefinisikan sebagai penyusunan dan pencatatan
data dan informasi secara sistematis baik internal maupun eksternal dengan maksud
menyediakan keterangan serta memudahkan untuk memperoleh kembali baik
sebagian maupun menyeluruh. Pengertian administrasi secara sempit ini lebih dikenal
dengan istilah Tata Usaha.

4
Berdasarkan pengertian pengertian dan unsur-unsur administrasi tersebut diatas, dapat
disimpulkan bahwa administrasi adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan sebagai proses
pengendalian usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (Hadari Nawawi, 1993:7).

Siswa merupakan komponen input dalam proses pendidikan (H.Oemar Malik, 2008:115).
Dan selanjutnya Oemar Hamalik mengatakan Peserta didik adalah komponen masukan
dalam sistem pendidikan, yg selanjutnya diproses dalam proses pendidikan sehingga menjadi
manusia yg berkualitas sesuai dgn tujuan pendidikan nasional (Oemar Hamalik dalam Sukarti
dan Sururi,2009:205).

Sedangkan menurut Undang-Undang nomor: 20 Tahun 2003, tentang sistem pendidikan


pada Bab I pasal 1 ayat 4, Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang,
dan jenis pendidikan tertentu. Dan Mohammad Ali, (2009:309) mengemukakan, bahwa
"siswa adalah peserta didik yang memerlukan bekal agar dapat hidup dan menghadapi
kehidupan dengan layak pada masanya".

Berdasarkan pengertian diatas, peserta didik/siswa adalah orang/individu yg mendapatkan


pelayanan pendidikan sesua dengan bakat, minat,dan kemampuannya agar tumbuh dlm
menerima pelajaran yg diberikan pendidik.

Maka administrasi kesiswaan adalah suatu penataan atau pengaturan segala aktivitas yang
berkaitan dengan siswa, yaitu mulai dari masuknya siswa sampai dengan keluarnya siswa
tersebut dari suatu sekolah atau lembaga (Hendyat S dan Wasty S,1982:98).

Sama dengan apa yang diterangkan Surya Dharma, (2008). Administrasi kesiswaan
adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik dari mulai masuk sampai lulus sekolah.

Selanjutnya pendapat yang lain. Administrasi siswa adalah seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara continue terhadap
seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti
proses belajar mengajar (PBM) secara efektif dan efisien, demi tercapainya tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan (Gunawan, 1996:80). Begitu pula Sobari dan Soewarno,(1991:393)
mengemukakan, administrasi kesiswaan itu menunjuk pada tugas-tugas kependidikan di
sekolah sebagai kegiatan yang diawali dengan pencatatan siswa yang dilakukan sejak proses

5
penerimaan siswa baru sampai akhirnya siswa tersebut meninggalkan sekolah. Jelaslah dalam
administrasi kesiswaan yang diatur adalah siswa.

Administrasi kesiswaan merupakan usaha dan kegiatan yang meliputipengaturan tentang


administrasi yang berkaitan dengan siswa dalam upaya mengembangkan potensi siswa.
Administrasi Kesiswaan berhubungan dengan Tata Usaha dalam penyimpanan data-data
siswa.

Administrasi kesiswaan merupakan bagian dari kegiataan administrasi yang dilaksanakan


di sekolah, berupa usaha kerjasama yang dilakukan oleh para pendidik agar terlaksananya
proses belajar mengajar yang relevan, efektif, efisien, guna tercapainya tujuan pendidikan
yang diharapkan.

Secara garis besar A. Gaffer MS mengelompokkan administrasi kesiswaan tersebut


kepada tiga bidang: (Asnawir, Administrasi Pendidikan, (Padang : IAIN IB Press, 2005) hlm
167).

1. Pupil Inventory
Pupil Inventory adalah berupa daftar yang mengambarkan data siswa yang akan
memasuki suatu lembaga pendidikan atau sekolah. Dengan adanya Pupil Inventory ini
maka akan dapat diketahui gambaran tentang keadaan-keadaan murid/siswa yang
akan memasuki sekolah tersebut, dan begitu juga akan dapat dilihat pertumbuhan
jumlah penduduk terutama mengenai anak-anak usia sekolah. Semua data itu harus
ada pada administrator pendidikan dan administrator sekolah yang dapat digunakan
untuk menyusun rencana jangka pancang, menengah, pendek.

2. Pupil Accounting
Pupil Accounting merupakan penyusunan keterangan-keterangan tentang tingkah laku
siswa/murid selama bersekolah. Keterangan-keterangan tersebut meliputi masalah-
masalah siswa yang tidak masuk belajar ke sekolah, siswa-siswa yang meninggalkan
pelajaran di sekolah, siswa yang sering terlambat dan sebagainya. Dengan demikian
masalah Pupil Accounting lebih banyak berhubungan dengan absensi siswa.

3. Pupil Personel Service

6
Pupil Personel Service merupakan semua layanan dan seluruh usaha-usaha yang
dilakukan oleh sekolah untuk kemajuan siswa/murid. Layanan dan usaha yang
dimaksud adalah berupa bimbingan dan konseling terhadap siswa/murid yang
membutuhkannya. Fungsi dari bimbingan kesiswaan ini salah satunya ialah
memberikan penyuluhan kepada para siswa sehingga para siswa dapat mengetahui
bagaimana langkah-langkah belajar dan pengaplikasian pelajaran yang tepat dalam
kehidupannya.

Tujuan administrasi kesiswaan adalah untuk mengatur semua kegiatan yang


berhubungan dengan kesiswaan, agar proses pembelajaraan siswa di sekolah dapat
berlangsung dengan baik dan lancar, serta tertib danteratur, sehingga tujuan pendidikan dapat
tercapai secara efektif ndan efisien.Menurut Mantja dan Sutisna administrasi kesiswaan
adalah proses pengurusan segalahal yang berkaitan dengan siswa, pembinaan selam siswa
berada di sekolah, sampai siawamenamatakan pendidikannya melalui penciptaan suasana
yang kondusif terhadap berlangsungnya proses pembelajaran yang efektif.

2.2 Kegiatan Administrasi Kesiswaan

1. Penerimaan Siswa Baru

Penerimaan siswa adalah proses pencatatan dan layanan kepada siswa yang baru
masuk sekolah, setelah mereka memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh
sekolah itu. Dalam penerimaan siswa baru perlu dilakukan proses seleksi dan pencatatan
siswa yang memasuki sekolah atau lembaga pendidikan setelah para calon siswa tersebut
memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh sekolah.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam administrasi kesiswaan tersebut antara lain :

Mengatur kegiatan penerimaan siswa baru ada beberapa kegiatan yang harus
dilakukan berkaitan dengan program penerimaan siswa baru itu, antara lain :
a) Pembentukan panitia penerimaan calon siswa
Panitia ini dibentuk oleh sekolah (kepala sekolah) yang bertugas untuk tahun yang
bersangkutan. Panitia ini bertugas untuk membuat publikasi tentang penerimaan
siswa, menyiapkan formulir pendaftaran, menerima pendaftaran,
menyelenggarakan testing dan penyampaian hasil tes.
b) Penetapan daya tampung

7
Sebelum sekolah menerima siswa baru terlebih dahulu harus ditetapkan daya
tampung sekolah yang bersangkutan. Hal ini dapat diketahui dengan menghitung
berapa banyak  lokal yang tersedia untuk dapat menampung calon  siswa  baru dan
berapa jumlah daya tampung masing-masing lokal tersebut, dan setelah itu
dikurangi jumlah siswa yang tidak naik kelas. Dengan cara demikian akan dapat
diketahui berapa daya tampung dari sekolah dimaksud.
c) Penetapan persyaratan calon
Persyaratan calon siswa yang akan diterima pada suatu sekolah tergantung pada
jenis dan tingkatan sekolah yang bersangkutan. Pada umumnya ada beberapa
persyaratan yang ditetapkan oleh sekolah yang bersangkutan antara lain :
 Persyaratan yang bersifat administrasif
 STTB
 Surat keterangan kelahiran
 Surat keterangan kesehatan
 Menisi formulir pendaftaran
 Pas photo
 Biaya pendaftaran

Meskipun demikian dalam kenyataannya tidak semua sekolah


menetapkan persyaratan yang sama tergantung pada keadaan dan tingkatan
sekolah bersangkutan. (Asnawir, Op. Cit., hlm 172).

 Persyaratan yang bersifat akademik


Persyaratan yang bersifat akademik berkenaan dengan mutu yang harus
dimiliki oleh calon siswa. Untuk melihat mutu ini dapat diketahui dengan
beberapa cara antara lain memilih calon yang memiliki prestasi yang baik
ketika masih duduk di bangku sekolah sebelumnya. Dapat pula dilakukan
dengan melalui tes.

 Seleksi calon
Untuk menetapkan calon yang akan diterima dapat dilakukan dengan jalan
melaksanakan seleksi terhadap calon-calon yang bersangkutan. Seleksi
tersebut dapat berupa seleksi persyaratan administratif yang harus dipenuhi
oleh calon. Semua bahan yang ada kaitannya dengan persyaratan

8
administratif harus diperiksa. Bagi calon yang tidak dapat memenuhi
persyaratan administratif maka calon tersebut dinyatakan gugur atau tidak
dapat diterima. Sesudah seleksi persyaratan administratif selesai dilakukan
maka seleksi selanjutnya berkenaan dengan persyaratan yang bersifat
akademik. Seleksi ini biasanya dilakukan dengan banyak cara antara lain
melalui tes dan melalui non tes. Cara non tes dapat dilakukan hanya
dengan melihat prestasi belajar calon sebelumnya dengan melihat STTB
atau nilai lapor terakhir yang mereka peroleh pada sekolah asal mereka.

 Pengumuman hasil tes


Penguguman dapat melalui media massa seperti surat kabar dan
sebagainya, tetapi dapat juga hanya menggunakan papan penguguman di
sekolah atau dengan mengirimkan hasil seleksi tersebut kepada calon
siswa yang bersangkutan. Adapun maksud atau tujuan penguguman ini
ialah agar diketahuinya siswa yang dapat diterima di sekolah tersebut
maupun yang tidak.

1. Pembinaan Siswa
Yang dimaksud dengan pembinaan siswa adalah pemberian layanan kepada
siswa di suatu lembaga pendidikan, baik di dalam maupundi luar jam belajarnya di
kelas. Pembinaan kepada siswa dilakukan dengan menciptakan kondisi atau membuat
siswa sadar akan tugas-tugas belajarnya. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam
rangka pembinaan siswa ini adalah: (1) memberikan orientasi kepada siswa baru, (2)
mengatur dan atau mencatat kehadiran siswa, (3) mencatat prestasi dan kegiatan
siswa, dan (4) mengatur disiplin siswa di sekolah.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pembinaan siswa ini adalah:
1) Orientasi siswa baru
2) Pengaturan kehadiran siswa
Beberapa alat yang dapat digunakan untuk melakukan pencatatan
kehadiran siswa ini diantaranya adalah :
a. Papan absensi harian siswa
b. Buku absensi harian siswa
c. Rekapitulasi absensi siswa

9
3) Pencatatan siswa dikelas
Dalam rangka pembinaan siswa perlu juga dilakukan pencatatan di kelas.
Pencatatan itu dapat berupa: (a) daftar siswa di kelas, (b) grafik prestasi
belajar, dan (c) daftar kegiatan siswa
4) Pembinaan disiplin siswa
Disiplin merupakan suatu keadaan di mana sikap, penampilan, dan tingkah
laku siswa sesuai dengan tatanan nilai, norma, dan ketentuan-ketentuan
yang berlaku di sekolah dan/kelas di mana mereka berada.
5) Tata tertib sekolah
Tata tertib sekolah merupakan salah satu alat yang dapat digunakan oleh
kepala sekolah untuk melatih siswa agar dapat mempraktekkan disiplin di
sekolah.
6) Promosi dan mutasi
Promosi atau kenaikan kelas adalah perpindahan siswa dari suatu kelas ke
kelas lainnya yang lebih tinggi setelah memenuhi persyaratan-persyaratan
tertentu. Promosi/ kenaikan kelas dilaksanakan dengan berpedoman
kepada norma-norma kenaikan kelas yang ditetapkan bersama antara
semua guru dan kepala sekolah dalam rapat kenaikan kelas.

2.3 Instrumen Administrasi Kesiswaan

Untuk mempermudah dan memperlancar jalannya administrasi kesiswaan maka perlu


ditunjang oleh berbagai instrumen atau alat kelengkapan yang diperlukan. Instrumen yang
dimaksud antara lain berupa buku-buku serta format-format yang digunakan untuk merekam
semua data dan informasi yang berhubungan dengan siswa. Adapun instrumen-instrumen
yang dimaksud antara lain : 

1. Buku Induk
Buku induk merupakan buku pokok, karena didalamnya memuat semua informasi
yang dianggap lengkap mengenai keadaan siswa. Informasi tersebut dapat meliputi identitas
pribadi siswa sampai pada informasi mengenai nilai-nilai hasil belajar yang diperoleh siswa
selama belajar di sekolah yang bersangkutan. Buku induk sangat penting dimiliki oleh setiap
sekolah karena melalui buku induk ini akan dapat diketahui berapa jumlah siswa yang
terdaftar dan identitas siswa secara lengkap. 

10
2. Buku Klaper
Buku ini berfungsi untuk membantu buku induk memuat data murid yang penting-
penting. Pengisiannnya dapat diambil dari buku induk tetapi tidak selengkap buku induk
itu. Daftar nilai juga tercatat. Kegunaan utama buku klaper adalah untuk memudahkan
mencari data murid, apalagi belum diketahui nomor induknya. Hal ini mudah ditemukan
dalam buku klaper karena nama murid  disusun menurut abjad. 

2. Daftar Hadir Siswa


Buku presentase kelas yang diisi setiap hari, guna untuk mencatat keadaan murid
yang masuk dan yang tidak masuk sekolah untuk selanjutnya dihitung persentase absensi
pada setiap akhir bulan.

3. Buku Nilai Siswa


Salah satu adaministrasi yang harus disediakan dalam penilaian adalah adanya buku
nilai. Buku nilai berfungsi sebagai dokumentasi nilai siswa mulai penilaian harian (PH),
penilaian tengah semester (PTS) dan penilain akhir semester (PAS).

4. Buku Bimbingan dan Penyuluhan


Kegiatan bimbingan dan penyuluhan dimaksud untuk memberikan bantuan kepada
setiap murid agar selama mengikuti pelajaran di sekolah tidak merasa dirugikan dan
dapat mencapai hasil yang maksimal. Pandangan yang selama ini tersebar adalah
kegiatan bimbingan dan penyuluhan hanya diperuntukan bagi murid-murid yang
memiliki permasalahan saja. Murid-murid akan merasa malu untuk dating sendiri ke
tempat bimbingan atau merasa terhina jika dipanggil oleh guru pembimbing. Padahal
secara konseptual kegiatan bimbingan dan penyuluhan tersebut diperuntukan bagi semua
murid, dengan tujuan untuk membantu tujuan mereka secara maksimal.

5. Buku Tamu Kelas


Buku tamu ini diisi padaa saat wali murid datang ke sekolah (kelas) untuk menemui
guru kelas. Biasanya buku tamu ini digunakan pada saat rapat kelas dan pengambilan
rapot siswa.

6. File Penyimpanan Berkas Siswa

11
Berkas-berkas yang sifatnya terlepas-lepas perlu diarsipkan dengan baik oleh sekolah,
misalnya foto copy STTB, akte kelahiran, surat keterangan pindah dan sebagainya.
Semua berkas itu sebaiknya dijadikan satu menurut kelompok masing-masing, sehingga
berkas akan mudah ditemukan bila diperlukan.

2.4 Peran Guru dalam Administrasi Kesiswaan

1. Pengelolaan Kelas
Keberhasilan guru melaksanakan kegiatan pembelajaran tidak hanya menuntut
kemampuan menguasai materi, strategi dan metoda mengajar, menggunakan media
atau alat pembelajaran . Tetapi juga dituntut untuk mempunyai kemampuan lain, yaitu
menyediakan atau menciptakan situas dan kondisi belajar yang kondusif dan
menyenangkan yang memungkinkan kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik
sesuai perencanaan dan mencapai tujuan sesuai yang dikehendaki (keterampilan
mengelola kelas).
Keterampilan mengelola kelas yang seyogyanya dimiliki oleh guru dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu
1) kemampuan belajar dan pemeliharaan kondisı belajar yang kondusif dan
optimal yang ditampakkan pada keterampilan dan bantuan yang didukung
pada kelompok belajar, memberikan petunjuk yang jelas bagi setiap siswa hal
belajar, menegur siswa yang berperilaku menyimpang dan memberi
penguatan.
2) keterampilan menciptakan kondisi belajar yang optimal, guru mampu dan
terampil merespon gangguan siswa yang berkelanjutan, respon guru tersebut
dalam bentuk mangadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi
belajar yang optimal.
2. Kepemimpinan Guru di Kelas
Dalam kegiatan belajar mengajar di klas, guru berperan sebagai seorang
pemimpin. Para guru di sekolah dalam melaksanakan tugasnya di kelas sebaiknya
cenderung menggunakan tipe kepemimpinan yang demokratis, hal ini dapat terlihat
dari perilaku guru yang tampak penuh persahabatan, saling mempercayai, dan dalam
memecahkan permasalahan kesulitan belajar siswa.

12
Tipe kepemimpinan yang dilakukan oleh guru tidak saja hanya menggunakan
tipe kepemimpinan demokratis, tetapi juga diperlukan digunakan pendekatan otoriter.
Tipe ini digunakan apabila siswa sudah tidak bisa diajak musyawarah atau bersifat
apatis. Dengan demikian tipe kepemimpinan yang digunakan bervariasi sesuai dengan
tuntutan atau kebutuhan sehingga apa yang dilakukan oleh guru benar-benar mampu
membangkitkan motivasi, semangat para siswa dalam melakukan kegiatan belajar.
3. Penciptaan Sosio-Emosional siswa
Kelas sebagai tempat berlangsungnya PBM diwarnai oleh berbagai perilaku siswa,
ada yang positif da nada pula yang negative.
1) Perilaku siswa yang positif di kelas, seperti: menghargai pendapat orang lain,
memberikan respon psikologis yang positif, memperhatikan guru yang sedang
mengajar. Bentuk perilaku seperti ini di perhatikan dengan memberikan
penguatan, seperti: memberikan perhatian. Dengan respon seperti ini
memungkinkan frekuensi di munculkan perilaku seperti itu akan lebih
meningkat pada setiap kegiatan belajar.
2) Sedangkan tingkah laku yang negatif ditemukan dari hasil observası seperti:
melanggar peraturan/tata tertib, membadut, ngobrol, memperolok-olok teman,
menunjukkan sikap yang sangat responsif (menjawab hal-hal yang tidak
perlu), ditemukan siswa yang ngobrol atau mengganggu, maka dengan segera
guru berupaya untuk menghentikan dengan cara yang manusiawi mengingat
perilaku seperti itu dapat mengganggu jalannnya PBM dan menjadi kendala
pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan demikian menghadapi hal yang
negatif guru menunjukkan sikap yang responsif untuk segera
menghentikannya, bersifat sabar, dan tetapi menunjukkan persahabatan
dengan mereka (murid). Guru beruasaha bertindak dengan adil dan berusaha
menciptakan suatu kondisi atau keadaan yang menyebabkan siswa menyadari
akan kesalahannya dan ada dorongan untuk memperbaiki kesalahannya.
Disinilah dipertaruhkan kewibawaan guru dan kemampuan perofesionalnya
sebagai pendidik.

Guru-guru dalam melaksanakan pengelolaan kelas berkaitan dengan


penciptaan kondisi sosio emosional yang kondusif, juga berusaha melakukan
pembinaan "raport", artinya ia berusaha dengan sungguh-sungguh mengadakan
pembinaan yang baik dengan siswa dalam kelas saat pelaksanaan PBM. Guru

13
memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk terlibat dalam segala kegiatan
yaang dilakukan dalam kelas sesuai dengan kemampuannya, guru dan murid
menciptakan suasana saling menghargai dan menghormati. Dengan adanya
hubungan yang baik antara guru dengan siswa kelihatan suasana kelas yang
hangat dan dinamis, siswa selama berada dalam kelas tidak merasa tertekan,
berani mengajukan pendapat atau bertanya dengan cara-cara yang beretika.

4. Iklim kelas yang demokratis


Iklim dapat dipandang pada satu pihak sebagai karakteristik abadi yang
mencirikan suatu kelas tertentu, yang membedakannya dari kelas yang lain, dan aha
mempengaruhi perilaku guru dan siswa. Dilain pihak, iklim kelas sebagai gan
perasaan yang dipunyai oleh guru dan siswa terhadap suasana belajar di kelas itu.
Iklim belajar yang nyaman dan menyenangkan di kelas penting, karena gan iklim
yang sehat membuat para guru leluasa untuk bekerja sepenuhnya dan siswa dapat
menumbuhkan motif berprestasi dalam kegiatan belajar dan mengajar.
Model kepemimpinan kelas yang dikembangkan oleh guru yang dapat
mengembangkan potensi siswa kearah belajar yang lebih dinamis cenderung bersifat
demokratis. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Rudolf Dreikurs yang
menekankan pentingnya suasana kelas yang demokratis, dimana siswa diajar
bertanggung jawab, siswa diperlakukan sebagai manusia yang mampu, berharga,
adanya saling menghargai dan mempercayai.
Dalam melakukan pengelolaan kelas cenderung guru menggunakan tiga
pendekatan, yaitu pendekatan pengubahan tingkah laku, pendekatan proses kelompok
dan pendekatan sosio emosional. Memang sulit bagi guru dalam melakukan
pengelolaan kelas hanya berdasarkan atas satu pendekatan saja. Hal ini mengingat
masalah yang terjadi dalam kelas cukup kompleks, jadi digunakannya pendekatan-
pendekatan tersebut disesuaikan dengan tujuan dan masalah yang muncul dalam
pengelolaan kelas.
1) Guru menggunakan pendekatan pengubahan tingkah laku, pada saat guru
ingin membina tingkah laku yang dikehendaki, yaitu tingkah laku yang positif
digunakan pendekatan perubahan tingkah laku, yakni dengan cara
memberikan penguatan (reinforcement) yang bersifat positif, sedangkan untuk
menghilangkan atau menghentikan. tingkah laku yang tidak diinginkan
digunakan peringatan, jika tidak memadai digunakan sanksi sesuai kaidah-

14
kaidah pendidikan. Dengan peringatan dan sanksi ini dimaksudkan agar murid
tidak lagi mengulangi perbuatan yang tidak sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Peringatan dan sanksi yang dilakukan guru-guru terutama untuk
menghentikan tingkah laku siswa yang menyimpang (efek jera), yang bersifat
mendidik dan bukan sanksi yang bersifat fisik, berupa teguran, sindiran, atau
peringatan yang langsung ditujukan kepada siswa yang berperilaku
menyimpang dengan harapan siswa tersebut menghentikan dengan segera
tingkah laku tersebut. Dalam memberikan penguatan yang positif serta sanksi
kepada siswa, para guru melakukannya secara terus menerus, yaitu setiap
ditampilkannya tingkah laku yang dimaksud (tingkah laku positif dan bersifat
negatif/menyimpang).
2) Pendekatan kelompok. Kegiatan belajar di sekolah tidak saja sifatnya
individual, tetapi guru dapat mengembangkan kelompok-kelompok belajar.
Dengan demikian ia mengembangkan kegiatan yang bisa mengikutsertakan
semua siswa atau memungkinkan siswa terlibat dalam kerja sama, seperti
tugas kelompok, diskusi, pembentukan kelompok belajar, cara ini
dikembangkan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Mengingat guru
berpendapat bahwa belajar berlangsung dalam kelompok cukup baik, dan juga
pengaruh kelompok ini besar sekali terhadap keberhasilan belajar siswa.
3) Guru dalam pengembangan kelas menggunakan pendekatan sosio emosional,
maksudnya di dalam kelas guru berusaha mengembangkan suasana hangat,
gembira, mengembangkan hubungan interpersonal yang harmonis antara guru
dan siswa, juga membina hubungan yang baik antara siswa dengan siswa, guru
menerima pendapat juga saran. Disamping itu dalam melaksanakan tugasnya
di kelas (mengajar) memberikan kesempatan pada setiap murid sesuai dengan
kemampuannya masing-masing dalam setiap kegiatan di kelas. Dengan
demikian selain menggunakan pendekatan tingkah laku, guru dalam
pengembangan kelas menggunakan pendekatan sosio emosional.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Administrasi kesiswaan merupakan bagian dari kegiataan administrasi yang
dilaksanakan di sekolah, berupa usaha kerjasama yang dilakukan oleh para pendidik
agar terlaksananya proses belajar mengajar yang relevan, efektif, efisien, guna
tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam administrasi kesiswaan meliputi dua
hal, yaitu penerimaan siswa baru dan pembinaan siswa.
Instrumen-instrumen dalam administrasi kesiswaan, yaitu buku induk, buku
klaper, daftar hadir siswa, buku nilai siswa, buku bimbingan dan penyuluhan, buku
tamu kelas serta file penyimpanan berkas siswa.
Peranan guru dalam administrasi kesiswaan, yaitu pengelolaan kelas,
kepemimpinan guru di kelas, penciptaan sosio-emosional siswa dan menciptakan
kondisi kelas yang demokratis.

16
DAFTAR RUJUKAN

Asnawir. 2005. Administrasi Pendidikan, (Online)


(http://www.sarjanaku.com/2013/04/makalah-administrasi-kesiswaan.html?m=1),
diakses 25 Januari 2020.

Harahap, H. P. & Lestari, W. 2014. Administrasi Kesiswaan, (Online),


(https://www.academia.edu/11598737/ADMINISTRASI_KESISWAAN), diakses 23
Januari 2020.

Harris, T. 2012. Administrasi Kesiswaan, (Online),


(http://mismojopahit.blogspot.com/2012/11/administrasi-kesiswaan.html?m=1),
diakses 23 Januari 2020.

Mulyadi, dkk. 1989. Administrasi Pendidikan. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

Mulyono. 2017. Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan. Jakarta: Ar-Ruzz


Media.

Radili, L. 2009. Administrasi Kesiswaan, (Online),


(http://lenyradili89.blogspot.com/2009/12/administrasi-kesiswaan.html?m=1), diakses
23 Januari 2020.

Sagala, S. 2012. Administrasi pendidikan kontempore. Bandung : ALFABETA.

17

Anda mungkin juga menyukai