MAKALAH
Oleh Kelompok 1
Januari 2020
i
KATA PENGANTAR
Penulis,
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
PETA KONSEP...................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Simpulan............................................................................................................16
DAFTAR RUJUKAN..........................................................................................................17
ii
PETA KONSEP
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan administrasi kesiswaan?
2. Apa saja kegiatan dalam administrasi kesiswaan?
3. Apa saja instrumen dalam administrasi kesiswaan?
4. Bagaimana peran guru dalam administrasi kesiswaan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian administrasi kesiswaan
2. Mengetahui kegiatan dalam administrasi kesiswaan
3. Mengetahui instrumen dalam administrasi kesiswaan
4. Mengetahui peran guru dalam admionistrasi kesiswaan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologis, perkataan administrasi berasal dari bahasa latin ad dan minitrare
yang berarti melayani (to service). (M.E. Dimock: Public Administration, hal 3). Dari
perkataan itu terjadi kata benda administratio dan kata sifat administravus. Jadi apabila
sejumlah orang secara bersama-sama bekerja dalam bidang pendidikan di sekolah misalnya,
maka mereka ingin mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Antara penentuan tujuan
hingga tercapainya tujuan itu terdapat suatu proses penyelenggaraan atau disebut pula proses
administrasi (A. Sahertian, 1985:18)
4
Berdasarkan pengertian pengertian dan unsur-unsur administrasi tersebut diatas, dapat
disimpulkan bahwa administrasi adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan sebagai proses
pengendalian usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (Hadari Nawawi, 1993:7).
Siswa merupakan komponen input dalam proses pendidikan (H.Oemar Malik, 2008:115).
Dan selanjutnya Oemar Hamalik mengatakan Peserta didik adalah komponen masukan
dalam sistem pendidikan, yg selanjutnya diproses dalam proses pendidikan sehingga menjadi
manusia yg berkualitas sesuai dgn tujuan pendidikan nasional (Oemar Hamalik dalam Sukarti
dan Sururi,2009:205).
Maka administrasi kesiswaan adalah suatu penataan atau pengaturan segala aktivitas yang
berkaitan dengan siswa, yaitu mulai dari masuknya siswa sampai dengan keluarnya siswa
tersebut dari suatu sekolah atau lembaga (Hendyat S dan Wasty S,1982:98).
Sama dengan apa yang diterangkan Surya Dharma, (2008). Administrasi kesiswaan
adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik dari mulai masuk sampai lulus sekolah.
Selanjutnya pendapat yang lain. Administrasi siswa adalah seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara continue terhadap
seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti
proses belajar mengajar (PBM) secara efektif dan efisien, demi tercapainya tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan (Gunawan, 1996:80). Begitu pula Sobari dan Soewarno,(1991:393)
mengemukakan, administrasi kesiswaan itu menunjuk pada tugas-tugas kependidikan di
sekolah sebagai kegiatan yang diawali dengan pencatatan siswa yang dilakukan sejak proses
5
penerimaan siswa baru sampai akhirnya siswa tersebut meninggalkan sekolah. Jelaslah dalam
administrasi kesiswaan yang diatur adalah siswa.
1. Pupil Inventory
Pupil Inventory adalah berupa daftar yang mengambarkan data siswa yang akan
memasuki suatu lembaga pendidikan atau sekolah. Dengan adanya Pupil Inventory ini
maka akan dapat diketahui gambaran tentang keadaan-keadaan murid/siswa yang
akan memasuki sekolah tersebut, dan begitu juga akan dapat dilihat pertumbuhan
jumlah penduduk terutama mengenai anak-anak usia sekolah. Semua data itu harus
ada pada administrator pendidikan dan administrator sekolah yang dapat digunakan
untuk menyusun rencana jangka pancang, menengah, pendek.
2. Pupil Accounting
Pupil Accounting merupakan penyusunan keterangan-keterangan tentang tingkah laku
siswa/murid selama bersekolah. Keterangan-keterangan tersebut meliputi masalah-
masalah siswa yang tidak masuk belajar ke sekolah, siswa-siswa yang meninggalkan
pelajaran di sekolah, siswa yang sering terlambat dan sebagainya. Dengan demikian
masalah Pupil Accounting lebih banyak berhubungan dengan absensi siswa.
6
Pupil Personel Service merupakan semua layanan dan seluruh usaha-usaha yang
dilakukan oleh sekolah untuk kemajuan siswa/murid. Layanan dan usaha yang
dimaksud adalah berupa bimbingan dan konseling terhadap siswa/murid yang
membutuhkannya. Fungsi dari bimbingan kesiswaan ini salah satunya ialah
memberikan penyuluhan kepada para siswa sehingga para siswa dapat mengetahui
bagaimana langkah-langkah belajar dan pengaplikasian pelajaran yang tepat dalam
kehidupannya.
Penerimaan siswa adalah proses pencatatan dan layanan kepada siswa yang baru
masuk sekolah, setelah mereka memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh
sekolah itu. Dalam penerimaan siswa baru perlu dilakukan proses seleksi dan pencatatan
siswa yang memasuki sekolah atau lembaga pendidikan setelah para calon siswa tersebut
memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh sekolah.
Mengatur kegiatan penerimaan siswa baru ada beberapa kegiatan yang harus
dilakukan berkaitan dengan program penerimaan siswa baru itu, antara lain :
a) Pembentukan panitia penerimaan calon siswa
Panitia ini dibentuk oleh sekolah (kepala sekolah) yang bertugas untuk tahun yang
bersangkutan. Panitia ini bertugas untuk membuat publikasi tentang penerimaan
siswa, menyiapkan formulir pendaftaran, menerima pendaftaran,
menyelenggarakan testing dan penyampaian hasil tes.
b) Penetapan daya tampung
7
Sebelum sekolah menerima siswa baru terlebih dahulu harus ditetapkan daya
tampung sekolah yang bersangkutan. Hal ini dapat diketahui dengan menghitung
berapa banyak lokal yang tersedia untuk dapat menampung calon siswa baru dan
berapa jumlah daya tampung masing-masing lokal tersebut, dan setelah itu
dikurangi jumlah siswa yang tidak naik kelas. Dengan cara demikian akan dapat
diketahui berapa daya tampung dari sekolah dimaksud.
c) Penetapan persyaratan calon
Persyaratan calon siswa yang akan diterima pada suatu sekolah tergantung pada
jenis dan tingkatan sekolah yang bersangkutan. Pada umumnya ada beberapa
persyaratan yang ditetapkan oleh sekolah yang bersangkutan antara lain :
Persyaratan yang bersifat administrasif
STTB
Surat keterangan kelahiran
Surat keterangan kesehatan
Menisi formulir pendaftaran
Pas photo
Biaya pendaftaran
Seleksi calon
Untuk menetapkan calon yang akan diterima dapat dilakukan dengan jalan
melaksanakan seleksi terhadap calon-calon yang bersangkutan. Seleksi
tersebut dapat berupa seleksi persyaratan administratif yang harus dipenuhi
oleh calon. Semua bahan yang ada kaitannya dengan persyaratan
8
administratif harus diperiksa. Bagi calon yang tidak dapat memenuhi
persyaratan administratif maka calon tersebut dinyatakan gugur atau tidak
dapat diterima. Sesudah seleksi persyaratan administratif selesai dilakukan
maka seleksi selanjutnya berkenaan dengan persyaratan yang bersifat
akademik. Seleksi ini biasanya dilakukan dengan banyak cara antara lain
melalui tes dan melalui non tes. Cara non tes dapat dilakukan hanya
dengan melihat prestasi belajar calon sebelumnya dengan melihat STTB
atau nilai lapor terakhir yang mereka peroleh pada sekolah asal mereka.
1. Pembinaan Siswa
Yang dimaksud dengan pembinaan siswa adalah pemberian layanan kepada
siswa di suatu lembaga pendidikan, baik di dalam maupundi luar jam belajarnya di
kelas. Pembinaan kepada siswa dilakukan dengan menciptakan kondisi atau membuat
siswa sadar akan tugas-tugas belajarnya. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam
rangka pembinaan siswa ini adalah: (1) memberikan orientasi kepada siswa baru, (2)
mengatur dan atau mencatat kehadiran siswa, (3) mencatat prestasi dan kegiatan
siswa, dan (4) mengatur disiplin siswa di sekolah.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pembinaan siswa ini adalah:
1) Orientasi siswa baru
2) Pengaturan kehadiran siswa
Beberapa alat yang dapat digunakan untuk melakukan pencatatan
kehadiran siswa ini diantaranya adalah :
a. Papan absensi harian siswa
b. Buku absensi harian siswa
c. Rekapitulasi absensi siswa
9
3) Pencatatan siswa dikelas
Dalam rangka pembinaan siswa perlu juga dilakukan pencatatan di kelas.
Pencatatan itu dapat berupa: (a) daftar siswa di kelas, (b) grafik prestasi
belajar, dan (c) daftar kegiatan siswa
4) Pembinaan disiplin siswa
Disiplin merupakan suatu keadaan di mana sikap, penampilan, dan tingkah
laku siswa sesuai dengan tatanan nilai, norma, dan ketentuan-ketentuan
yang berlaku di sekolah dan/kelas di mana mereka berada.
5) Tata tertib sekolah
Tata tertib sekolah merupakan salah satu alat yang dapat digunakan oleh
kepala sekolah untuk melatih siswa agar dapat mempraktekkan disiplin di
sekolah.
6) Promosi dan mutasi
Promosi atau kenaikan kelas adalah perpindahan siswa dari suatu kelas ke
kelas lainnya yang lebih tinggi setelah memenuhi persyaratan-persyaratan
tertentu. Promosi/ kenaikan kelas dilaksanakan dengan berpedoman
kepada norma-norma kenaikan kelas yang ditetapkan bersama antara
semua guru dan kepala sekolah dalam rapat kenaikan kelas.
1. Buku Induk
Buku induk merupakan buku pokok, karena didalamnya memuat semua informasi
yang dianggap lengkap mengenai keadaan siswa. Informasi tersebut dapat meliputi identitas
pribadi siswa sampai pada informasi mengenai nilai-nilai hasil belajar yang diperoleh siswa
selama belajar di sekolah yang bersangkutan. Buku induk sangat penting dimiliki oleh setiap
sekolah karena melalui buku induk ini akan dapat diketahui berapa jumlah siswa yang
terdaftar dan identitas siswa secara lengkap.
10
2. Buku Klaper
Buku ini berfungsi untuk membantu buku induk memuat data murid yang penting-
penting. Pengisiannnya dapat diambil dari buku induk tetapi tidak selengkap buku induk
itu. Daftar nilai juga tercatat. Kegunaan utama buku klaper adalah untuk memudahkan
mencari data murid, apalagi belum diketahui nomor induknya. Hal ini mudah ditemukan
dalam buku klaper karena nama murid disusun menurut abjad.
11
Berkas-berkas yang sifatnya terlepas-lepas perlu diarsipkan dengan baik oleh sekolah,
misalnya foto copy STTB, akte kelahiran, surat keterangan pindah dan sebagainya.
Semua berkas itu sebaiknya dijadikan satu menurut kelompok masing-masing, sehingga
berkas akan mudah ditemukan bila diperlukan.
1. Pengelolaan Kelas
Keberhasilan guru melaksanakan kegiatan pembelajaran tidak hanya menuntut
kemampuan menguasai materi, strategi dan metoda mengajar, menggunakan media
atau alat pembelajaran . Tetapi juga dituntut untuk mempunyai kemampuan lain, yaitu
menyediakan atau menciptakan situas dan kondisi belajar yang kondusif dan
menyenangkan yang memungkinkan kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik
sesuai perencanaan dan mencapai tujuan sesuai yang dikehendaki (keterampilan
mengelola kelas).
Keterampilan mengelola kelas yang seyogyanya dimiliki oleh guru dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu
1) kemampuan belajar dan pemeliharaan kondisı belajar yang kondusif dan
optimal yang ditampakkan pada keterampilan dan bantuan yang didukung
pada kelompok belajar, memberikan petunjuk yang jelas bagi setiap siswa hal
belajar, menegur siswa yang berperilaku menyimpang dan memberi
penguatan.
2) keterampilan menciptakan kondisi belajar yang optimal, guru mampu dan
terampil merespon gangguan siswa yang berkelanjutan, respon guru tersebut
dalam bentuk mangadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi
belajar yang optimal.
2. Kepemimpinan Guru di Kelas
Dalam kegiatan belajar mengajar di klas, guru berperan sebagai seorang
pemimpin. Para guru di sekolah dalam melaksanakan tugasnya di kelas sebaiknya
cenderung menggunakan tipe kepemimpinan yang demokratis, hal ini dapat terlihat
dari perilaku guru yang tampak penuh persahabatan, saling mempercayai, dan dalam
memecahkan permasalahan kesulitan belajar siswa.
12
Tipe kepemimpinan yang dilakukan oleh guru tidak saja hanya menggunakan
tipe kepemimpinan demokratis, tetapi juga diperlukan digunakan pendekatan otoriter.
Tipe ini digunakan apabila siswa sudah tidak bisa diajak musyawarah atau bersifat
apatis. Dengan demikian tipe kepemimpinan yang digunakan bervariasi sesuai dengan
tuntutan atau kebutuhan sehingga apa yang dilakukan oleh guru benar-benar mampu
membangkitkan motivasi, semangat para siswa dalam melakukan kegiatan belajar.
3. Penciptaan Sosio-Emosional siswa
Kelas sebagai tempat berlangsungnya PBM diwarnai oleh berbagai perilaku siswa,
ada yang positif da nada pula yang negative.
1) Perilaku siswa yang positif di kelas, seperti: menghargai pendapat orang lain,
memberikan respon psikologis yang positif, memperhatikan guru yang sedang
mengajar. Bentuk perilaku seperti ini di perhatikan dengan memberikan
penguatan, seperti: memberikan perhatian. Dengan respon seperti ini
memungkinkan frekuensi di munculkan perilaku seperti itu akan lebih
meningkat pada setiap kegiatan belajar.
2) Sedangkan tingkah laku yang negatif ditemukan dari hasil observası seperti:
melanggar peraturan/tata tertib, membadut, ngobrol, memperolok-olok teman,
menunjukkan sikap yang sangat responsif (menjawab hal-hal yang tidak
perlu), ditemukan siswa yang ngobrol atau mengganggu, maka dengan segera
guru berupaya untuk menghentikan dengan cara yang manusiawi mengingat
perilaku seperti itu dapat mengganggu jalannnya PBM dan menjadi kendala
pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan demikian menghadapi hal yang
negatif guru menunjukkan sikap yang responsif untuk segera
menghentikannya, bersifat sabar, dan tetapi menunjukkan persahabatan
dengan mereka (murid). Guru beruasaha bertindak dengan adil dan berusaha
menciptakan suatu kondisi atau keadaan yang menyebabkan siswa menyadari
akan kesalahannya dan ada dorongan untuk memperbaiki kesalahannya.
Disinilah dipertaruhkan kewibawaan guru dan kemampuan perofesionalnya
sebagai pendidik.
13
memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk terlibat dalam segala kegiatan
yaang dilakukan dalam kelas sesuai dengan kemampuannya, guru dan murid
menciptakan suasana saling menghargai dan menghormati. Dengan adanya
hubungan yang baik antara guru dengan siswa kelihatan suasana kelas yang
hangat dan dinamis, siswa selama berada dalam kelas tidak merasa tertekan,
berani mengajukan pendapat atau bertanya dengan cara-cara yang beretika.
14
kaidah pendidikan. Dengan peringatan dan sanksi ini dimaksudkan agar murid
tidak lagi mengulangi perbuatan yang tidak sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Peringatan dan sanksi yang dilakukan guru-guru terutama untuk
menghentikan tingkah laku siswa yang menyimpang (efek jera), yang bersifat
mendidik dan bukan sanksi yang bersifat fisik, berupa teguran, sindiran, atau
peringatan yang langsung ditujukan kepada siswa yang berperilaku
menyimpang dengan harapan siswa tersebut menghentikan dengan segera
tingkah laku tersebut. Dalam memberikan penguatan yang positif serta sanksi
kepada siswa, para guru melakukannya secara terus menerus, yaitu setiap
ditampilkannya tingkah laku yang dimaksud (tingkah laku positif dan bersifat
negatif/menyimpang).
2) Pendekatan kelompok. Kegiatan belajar di sekolah tidak saja sifatnya
individual, tetapi guru dapat mengembangkan kelompok-kelompok belajar.
Dengan demikian ia mengembangkan kegiatan yang bisa mengikutsertakan
semua siswa atau memungkinkan siswa terlibat dalam kerja sama, seperti
tugas kelompok, diskusi, pembentukan kelompok belajar, cara ini
dikembangkan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Mengingat guru
berpendapat bahwa belajar berlangsung dalam kelompok cukup baik, dan juga
pengaruh kelompok ini besar sekali terhadap keberhasilan belajar siswa.
3) Guru dalam pengembangan kelas menggunakan pendekatan sosio emosional,
maksudnya di dalam kelas guru berusaha mengembangkan suasana hangat,
gembira, mengembangkan hubungan interpersonal yang harmonis antara guru
dan siswa, juga membina hubungan yang baik antara siswa dengan siswa, guru
menerima pendapat juga saran. Disamping itu dalam melaksanakan tugasnya
di kelas (mengajar) memberikan kesempatan pada setiap murid sesuai dengan
kemampuannya masing-masing dalam setiap kegiatan di kelas. Dengan
demikian selain menggunakan pendekatan tingkah laku, guru dalam
pengembangan kelas menggunakan pendekatan sosio emosional.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Administrasi kesiswaan merupakan bagian dari kegiataan administrasi yang
dilaksanakan di sekolah, berupa usaha kerjasama yang dilakukan oleh para pendidik
agar terlaksananya proses belajar mengajar yang relevan, efektif, efisien, guna
tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam administrasi kesiswaan meliputi dua
hal, yaitu penerimaan siswa baru dan pembinaan siswa.
Instrumen-instrumen dalam administrasi kesiswaan, yaitu buku induk, buku
klaper, daftar hadir siswa, buku nilai siswa, buku bimbingan dan penyuluhan, buku
tamu kelas serta file penyimpanan berkas siswa.
Peranan guru dalam administrasi kesiswaan, yaitu pengelolaan kelas,
kepemimpinan guru di kelas, penciptaan sosio-emosional siswa dan menciptakan
kondisi kelas yang demokratis.
16
DAFTAR RUJUKAN
Mulyadi, dkk. 1989. Administrasi Pendidikan. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
17