PENDAHULUAN
1
Maka dari itu Laporan ini dibuat sebagai bahan pembelajaran
mengeanai hal-hal yang telah disebutkan diatas.
Permasalah yang dapat diambil dari latar belakang pada 1.1 tersebut adalah:
2
BAB II
KAJIAN TEORI
3
BAB III
PEMBAHASAN
Setiap sorang yang melakukan hidup bersama sebagai suami istri di luar
perkawinan yang sah, dipidana penjara paling lama 1 tahun atau pidana
dena paling banyak kategori II.
Jadi hukum pidan kumpul kebo pada dasarnya belum dicantumkan dalam
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang berlaku di Indonesia. Terkhusus
untuk hubungan antar perempuan dan laki-laki yang keduanya diketahui
belum menikah.
3.2.1. Hukum pidana adat kumpul kebo (cohabitation) di adat batak toba
4
Dalam hukum adat Batak Toba, keberadaan pasangan kumpul
kebo sangat ditentang. Perbuatan tercela tersebut dianggap menyalai
norma-norma yang ada khususnya norma kesopanan dan kesusilaan.
Pada hukum adat Batak Toba sendiri dikenal sebagai daerah atau suku
yang sangat tegas dalam memberikan sanksi sehingga seseorang yang
melanggar peraturan harus berpikir dua kali lipat. Begitu pun dengan
kumpul kebo, adanya kumpul kebo yang terjadi di suku adat Batak
Toba akan dikenai sanksi adat.apabila ada yang melakukan praktik
kumpul kebo di daerah teritorial mereka maka langkah yang pasti
akan ditempuh adalah dinikahkan. Namun sebelum dinikahkan para
pelanggar aturan yakni pasangan kumpul kebo akan diberikan sanksi
sebagai berikut :
5
7. Untuk menandai bahwa pasangan kumpul kebo tersebut setuju
dengan adanya hukuman baru yang harus dijalani maka tanda
persetujuan tersebut berupa pemberian ulos(kain) yang
diserahkan oleh kerabat mempelai perempuan kepada mempelai
laki-laki dan kerabatnya , dan dari mereka ini, pihak mempelai
perempuan mendapatkan piso pertama.
8. Setelah itu hukuman selanjutnya akan ditentukan sesuai dengan
kesepakatan pada saat itu.
Begitulah tahapan-tahapan sanksi yang harus dijalani oleh
pasangan kmpul kebo yang melanggar aturan adat Batak Toba. Kasus
ini benar-benar pernah terjadi dan hukuman atau sanksinya juga telah
diterapkan pada saat itu. Pengaturan tentang penyimpangan sosial atau
tindakan yang menyalahi norma adat pada suku Batak Toba memang
telah diterapkan dan dipelihara sejak zaman dahulu oleh masyarakat
adat Batak Toba. Dan terbukti sangat efektif karena semua pihak atau
pun aparat hukum adat yang bertugas menjalankan wewenang dan
amanat dengan sangat konsisten. Apapun dan siapapun yang
melanggar aturan pasti akan mendapatkan balasannya. Bahkan hal
yang belum diatur pada hukum positif pun telah ada pengaturannya
pada hukum adat yang salah satunya adalah pengaturan tentang
hukuman bagi pasangan kumpul kebo yakni dimana seorang pasangan
yang hidup bersama layaknya suami istri tapi tidak melangsungkan
pernikahan secara sah.
3.2.2. Hukum pidana adat kumpul kebo (cohabitation) di adat Pematang Reba,
Kecamatan Rengat Barat
6
Hal ini dapat dilihat dari kasus yang dilakukan seorang oknum sipir
yang membawa wanita bukan istrinya kedalam kost-kostannya dan
diinapkan selama beberapa hari. Keduanya diarak warga ke balai desa
karena diduga telah melakukan perbuatan mesum disaat warga sedang
menunaikan ibadah shalat tarawih.
Setelah diketahui keduanya bukan suami istri warga membawanya
ke Polsek Rengat Barat kemudian dibawa kembali ke balai desa untuk
di selesaikan secara adat.