Anda di halaman 1dari 58

TEKNIK PENGUKURAN

(Mental Etika dan Profesi Teknik)

Oleh
Dr. Sumi Amariena Hamim, ST, MT
Ir. Anwar Arifai

1 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


PENGERTIAN
 ETIKA (ETHIKOS),YUNANI: TIMBUL DARI KEBIASAAN
 Cabang utama filsafat yg mempelajari nilai atau kualitas yang
menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral.
 Analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik dan
buruk, tanggungjawab
 Etika perlu sikap kritis, metode dan sistematis dalam
melakukan refleksi
 Objek etika  tingkah laku manusia, sudut pandang
normatif

2 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


Definisi
 Etika (Bertens, ) : nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi
pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur
tingkah lakunya
 Etika (KBBI) : Etika dirummuskan dalam 3 arti, yaitu tentang
apa yang baik dan apa yang buruk, nilai yang berkenaan
dengan akhlak dan nilai mengenai benar atau salah yang
dianut suatu golongan atau masyarakat.

3 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


CIRI-CIRI (KARAKTERISTIK) TEKNIK PROFESI
(PROFESSIONAL IDENTITY)
PROFESI CIRI & KARAKTERISTIK MOTTO
TUGAS
Teknik Arsitektur Merekayasa Ruang (Terbuka atau Teknik Seni Ruang Kehidupan
Tertutup) untuk mewadahi kehidupan manusia
manusia.
Perencanaan Wilayah dan Kota Pengelolahan & Pengendali Prasarana Prasarana Lingkungan Sehat,
Kehidupan Lingkungan bagi Kesehatan masyarakat Sehat.
Masyarakat (Public-Health).
Teknik Pengairan Teknik pengendalian tingkah laku air Jika air tidak dikendalikan kita
untuk kesejahteraan dan keamanan dikendalikan air.
lingkungan hidup.
Teknik Sipil Embahnya Profesi Teknik Indonesia Bangunan= Konstruksi identik
Zaman dahoeloe=Zaman Kolonial, Ada: kekokohan.
Teknisi Militer (Genie = Zeni) Sipil= Konstruktur
Teknisi Sipil (Bukan Militer)
Survei dan Pemetaan Menggambar Rona dan wajah kulit bumi Bahasa Teknik = Bahasa Peta dan
Ukur

4 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


SIKAP MENTAL DAN PROFESI TEKNIK
Pengertian KIPRAH ENJINIRING

Para Enjiniir (E)


memberi andil Pembangunan
dalam suatu Kesejahteraan &
sistem yang Peradaban Manusia
bessara (S) secara
Profesi lain Profesi lain
proporsional
kepada Dukungan Secara Proporsional
pembangunan
kesejahteraan dan
Suatu sistem yang besar
E (S) E
Bekerja bersama
E E
E E
E E

5 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


DEFINISI TEKNIK (ENGINEERING) menurut ABET:
(Accreditation Board for Engineering and
Technology)

Suatu profesi dimana pengetahuan matematika dan ilmu-


ilmu alam (natural sciences), yang diperoleh dengan studi,
pengalaman dan latihan, digunakan secara bijaksana untuk
mengembangkan cara-cara memanfaatkan bahan-bahan dan
sumber-sumber daya alam, secara ekonomis untuk
kesejahteraan manusia

6 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


PERBEDAAN SIKAP ANTARA ENGINEER
DENGAN SCIENTIST
PENGUNGK TEKNISI (ENGINEER) ILMUWAN (SCIENTIST)
APAN
Wimprey Problem Utama: Menentukan tindakan Mencari kebenaran
(1962) (Course of actions)
Tekanan pada : Bagaimana ? Tekanan pada: Mengapa ?

Resnick (1981)  Berorientasi pada masalah Lebih dimotivasi oleh Termotivasi oleh keinginantahuan
kebutuhan(need) curiousity)
Bekerja dg keterbatasan ilmu pengetahuan yang ada. Tak dibatasi oleh pertimbangan
Selalu mempertimbangkan batasan-batasan teknologi & pelaksanaan praktis &
ekonomi. pemanfaatan dalam waktu dekat.
Ruud & Watson Tidak menekan pada jawaban yang 100% benar, tapi
(1968) pada yang dapat di manfaatkan (useful) terutama untuk
menentukan tindakan.
Dari ungkapan-ungkapan diatas tak berarti (E) tak
memerlukan science (ilmu pengetahuan/teori)
Bahkan sebaliknya, peralatan (tools) yang perlu dipakai
oleh seorang insinyur sangat banyak & bervariasi,
termasuk yang sangat Penting science & matematika.

7 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


SIKAP MENTAL DASAR Ruud & Watson
Konsep proses = komoditas yang sangat tidak tahan lama (perishable)
Tahap perancangan terlalu lama usang sebelum diproduksi /operasi.
Rancangan tergesa-gesa (tidak telaten), mungkin dapat beroperasi, tapi
tak cukup handal secara ekonomis dalam medan persaingan.
Engineer memiliki kemampuan untuk bertindak bijaksana seberapa
teliti suatu tindakan perlu dikalkulasi & dipertimbangkan dan mana
yang lebih besar.
Kemampuan menentukan prioritas, harus inheren bagi insinyur dalam
profesi teknik maupun pada kehidupan sehari-hari.

8 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


SIKAP MENTAL DASAR Wimprey

Sejumlah sikap & kebiasaan-kebiasaan yang dimiliki seorang insinyur:


Kesediaan untuk bekerja dengan data & pengetahuan yang kurang dan
bahkan kadang-kadang berlawanan.
Kesadaran perlunyan mengembangkan & memanfaatkan
pertimbangan- pertimbangan teknis.
Mempertanyakan keandalan setiap informasi, spesifikasi, metode dan
hasil. Kesadaran bahwa experimen = arbiter tertinggi (dibanding
perhitungan teoritis, analogi, perkiraan, logika dll.)
Kesediaan mempertanggung jawabkan suatu hasil yang bermanfaat.
(exper.no 4): jika upaya lain, seperti studi pusaka, teori dll.
 tak bisa dipakai: karena exper. Mahal & memakan waktu

9 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


KATA KUNCI (DEFINISI ABET)

Dukungan
Studi
Teori yg cukup mantap
Pengalaman Real Problem solving
Teori aspek lain yang
Latihan relevan

Tugas Utama
Engineer
(develop
ways)

10 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


Kemampuan/keahlian +
MANFAAT
pendukung-pendukung yang
SEORANG
relevan; Sikap mental yang
ENGINEER
mendukung ; Etika

MASYARAKAT

KEMAUAN + + - -
KEMAMPUAN + - + -
Aktif Self made man Stimulans Hopeless
Produktif (dibimbing)

11 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


KRITERIA ABET
 ABET mencoba merangkum kemampuan/keahlian dan sikap
mental seorang teknisi untuk mengevaluasi kualitas sebuah
Perguruan Tinggi Teknik apakah mampu menghasilkan lulusan yang
mempunyai kemampuan untuk:
 1-mengaplikasikan matematika & IPTEK.
 2-merancang & menjalankan experimen, menganalisa &
menginterprestasikan data.
 3-merancang suatu sistem, komponen atau proses untuk
memenuhi sesuatu kebutuhan.
 4-berperan pada suatu tim yang bersifat multisiplin.
 5-mengidentifikasi, memformulasi & menyelesaikan masalah
teknik.
 6-memahami tentang tanggung jawab profesional & etika.
12
 7-berkomunikasi secara efektif.
 8-mencakup pengetahuan cukup luas untuk dapat memahami
pengaruh tindakan teknis yang diambilnya terhadap masyarakat &
dunia global.
 9-menyadari akan pentingnya belajar seumur hidup dan
kemampuan untuk menjalankannya.
 10-memiliki pengetahuan tentang isu-isu kontemporer. (a.l. via
internet)
 11-memanfaatkan teknik-teknik, keahlian-keahlian, dan peralatan-
peralatan teknik modern yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas-
tugas keteknikannya.

 Nomor 1 s/d 11: menyatu & sama pentingnya.

13 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


Kapan EKSPERIMEN diperlukan ?
(ABET 2)
 ENGINEER harus mengetahui data yang akan dihailkan oleh
eksperimen
MASALAH
TDK
TEPECAHK
3 AN

2
DATA METODE
MASALAH
TERPECA
1 7 HKAN
6
MASALAH
ADD
EKSPERIMEN
DATA
4 5

14 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


Multi disiplin: Tim yang bagaimana?
(ABET:4)

Orang-orang dengan penguasaan yang


ENGINEER mantap pada disiplin-disiplin
tertentu’(para profesional atau spesialis)

Bukan orag-orang berkemampuan multi disiplin


(dangkal)

15 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


Bagaimana cara penyelesaian
masalah? (ABET:5)
• Kumpulan dari kasus
Masalah • Faktor-faktor yang menimbulkan masalah

• Identifikasi awal
pahami • Memilah persoalan yang ada

• Masalah yang spesifik


Formulasi • Jadikan beberapa penyebab

Pemecahan • Masalah terselesaikan


masalah

16 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


Pentingnya Etika dibanding aturan
(Law) (ABET:5)

 Cakupannya lebih luas.


 Lebih bersifat filosofis; prinsip berfikir dan bersikap
 Rambu tugas yang efektif.
 Makin intelek makin komit  law kalah cepat terhadap
perkembangan masa.
 Bekal mengkaji suatu tindakan walau aturan formal tidak
ada.

17 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


Pentingnya wawasan luas
 Tidak cukup hanya ilmu-ilmu teknik saja
 Appresiasi terhadap bidang-bidang ilmu yang lain
 Komunikasi dengan banyak pihak
 Pentingnya Tim-Multidisiplin

Life long learning


 Kesediaan & kemampuan belajar seumur hidup
 Bukan hanya bekal selama kuliah

Sulit & tak mungkin lulusan pendidikan teknik secara


langsung dapat bekerja  pengembangan diri sambil bekerja
LEARNING BY DOING

18 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


 Art = Seni
Manusia cenderung mempunyai kebutuhan artistik atas segala hal, maka sejauh
tidak mungkin aspek fungsi, faktor artistik baik untuk dipertimbangkan
 Karl Terzaghi  lebih umum, manfaat bagi profesi lain
 Enginnering = suatu olahraga (sport) perlu sportifitas.
Membuat kesalahan = bagian dari permainan (game).
Memiliki ambisi untuk menjadi orang pertama yang menemukan kesalahan diri
sendiri dan mengumumkannya jika orang lain lebih dahulu menemukannya
senyum & terima kasih atas perhatiannya.
 kebiasaan paling buruk tidak kritis terhadap konsep-konsep sendiri, skeptis
terhadap konsep-konsep orang lain anda dalam keadaan pikun.
 Tunjukkanlah setiap aspek kontroversi yang anda temukan pada tesis anda
anda akan dihargai pembaca membukakan diri terhadap penyempurnaan lebih
jauh.
 Anda selalu dapat belajar sesuatu dari semua orang, karena sedikit orang yang
sedemikian bodoh atau tidak jujur

19 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


Menyikapi Kegagalan (KT.1)
 Jangan putus asa, kehilangan semangat, dll.
 Kegagalan = modal mencapai keberhasilan
 Orientasi pada usaha, tidak terpengaruh oleh berhasilnya atau gagalnya usaha
tsb.

Charles Swindoll : menjabarkanya ; betapa besar pengaruh sikap terhadap


kehidupan; sebagai berikut ;
“Saya yakin bahwa kehidupan adalah 10% apa yang terjadi pada diri
saya dan 90% adalah bagaimana sikap saya terhadap hal tersebut
dan kita mempunyai wewenang atas sikap kita”.
Banyak contoh : Hal yang sama yang menimpa orang yang berbeda,
akan memberikan efek yang berbeda dan efek ini sangat
ditentukan oleh sikap orang tersebut “.

20 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


Open Ended Problem
 Problem-problem riil yang dihadapi seorang enginner umumnya
bersifat open ended yang berarti mempunyai sejumlah kemungkinan
jawaban yang berbeda. Tugas utama seorang engineer adalah
mencari jawaban yang paling layak (feasible) baik dari segi teknik,
ekonomi,kokoh,murah,dll.
Metode sistematis pemecahan problem-problem teknik yang
bersifat open ended; penjabaran kriteria 5-ABET; berdasarkan
langkah-langkah yang disarankan Rudd & Watson sebagai berikut;
1. Definisikan problem primitif (primitif problem),
2. Kumpulkan informasi & data-data relevan,
3. Ciptakan problem-problem spesifik (specific problem)
4. Seleksi (screen) penyelesaian-penyelesaian spesifik
5. Temukan suatu penyelesaian.

Jawaban Kemungkinan
Engineer Problem riil
A, B,C berbeda-beda

21 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


Langkah-langkah Penyelesaian Problem Teknik
(Open Ended Problem) (Skema Rudd & Watson )

Definisikan Kumpulkan Ciptakan Seleksi Temukan


problem informasi & problem penyelesaian suatu
primitif data relevan spesifik yang spesifik penyelesaian
I II III IV V

22 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


Langkah I
 Mengidentifikasikan permasalahan dan mendefinisikannya secara
jelas
 Contoh-contoh problem primitif :
1. Bagaimana seorang petualang menyeberangi sungai yang
deras alirannya di tengah suatu hutan belantara?
2. Bagaimana mencegah atau meminimalisasi limbah pabrik
kertas (Black Liquor) yang mencemari lingkungan?
3. Bagaimana memanfaatkan gas alam Natuna yang mengandung
ikutan CO₂ yang terlalu tinggi (70%)
4. Bagaimana mengatasi terjadinya kekurangan air di Gunung
Kidul pada musim kemarau?

23 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


 Langkah I : Mengidentifikasi permasalahan & mendefinisikannya secara jelas.
Contoh problem-problem primitif :
Contoh problem primitif ini mungkin diselesaikan dengan banyak alternatif.
Tugas Enginner = menemukan penyelesaian yang paling layak dari banyak aspek
,yaitu teknis,ekonomi,lingkungan,sosial,dll. Problem primitif umunya masih
sukar dijawab.
 Langkah II : Mencari data & informasi yang relevan.
- Sangat penting dalam penyelesaian problem-problem riil
- Enginner harus siap bekerja dengan data & informasi yang tidak lengkap,
bahkan berlawanan
• Langkah III : Menciptakan problem-priblem spesifik
- Memerlukan kreativitas yang tinggi+data & informasi
- jawabannya dapat merupakan penyelesaian prob.primitif
- Bersifat spesifik  lebih mudah dijawab

24 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


A. Bagaimana seorang petualang menyeberangi sungai
yang deras alirannya di tengah suatu hutan belantara?
 Contoh : Probllem primitif : diciptakan problem-problem spesifik sbb :
 Gali terowongan dibawah sungai tersebut
 Buatlah sebuah perahu
 Robohkan pohon digunakan untuk meniti sungai

B. Bagaimana mencegah atau meminimalisasi limbah pabrik kertas


(Black Liquor) yang mencemari lingkungan?
 Rancangan suatu pabrik deterjen dengan bahan baku black liqour
Rancangan suatu recovery unit yang dapat memungut senyawa natrium dalam
balck liqour untuk dipakai dalam pabrik kertas sekaligus membakar zat-zat
organik dalam balck liqour untuk menghasilkan energi, Rancangan suatu pabrik
vanili dengan bahan baku black liqour.
Pada tahap ini sangat diperlukan keterbukaan terhadap ide-ide jangan sampai ada
problem spesifik prospektif yang terlupakan. Ingat alternatif-alternatif masa
lampau yang kurang layak, saat ini dapat menjadi layak (feasible), akibat kemajuan
teknologi atau kondisi-kondisi baru.
25 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM
 Langkah IV ; Seleksi jawaban kasar dari problem-problem
spesifik(PS)
- Singkirkan jawaban-jawaban tidak layak berikut p.snya.
- saat ini perlu pertimbangan-pertimbangan teknis, ekonomi,
sosial,dll
- Satu atau sejumlah kecil p.s yang diperkirakan layak pada
umumnya problem primitif(a) untuk kondisi saat itu & ditempat
itu, analisis dapat meniympulkan p.s III = paling feasible.

LangkahV : menjawab cukup mendetail p.s paling layak dari


langkah IV
- Jawaban p.s tersebut diharapkan dapat menyelesaikan prob.prim
- Jika lebih dari satu p.s  cari lagi yang lebih feasible.

26 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


PEDOMAN ETIKA PROFESI SEMUA BIDAN TEKNIK TERJEMAHAN & RANGKUMAN
BEBAS & UMUM KAEDAH POKOK ETIKA TEKNIK WAJIB DALAM TUGAS PROFESI

1. Menjunjung tinggi keselamatan, kesehatan & kesejahteraan masyarakat.


2. Memberikan jasa-jasa profesi hanya pada bidang-bidang yang sesuai dengan kompetensinya.
3. Memberikan pernyataan-pernyataan kepada umum hanya secara objektif & jujur.
4. Bertindak sebagai pelaku yang jujur dan terpercaya terhadap pemberi tugas ataupun klien,
dan menghindarkan diri dari konflik-konflik kepentingan (conflicts of interest).
5. Meningkatkan reputasi profesionalnya melalui unjuk kerja yang baik, dan bukan melalui
persaingan secara curang
6. Berprilaku terhadap kehormatan, reputasi, kemanfaatan profesi.
7. Secara terus menerus meningkatkan kemampuan profesionalnya sepanjang karir dan
memberi kesempatan enginners bimbingannya untuk mengembangkan kemampuan
profesionalnya

27 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


Analisis & Sintesis
 Penyelesaian open ended problem, umumnya dilakukan proses
analisis dan sintesis
 Contoh : problem prmitif (a): selesai dengan langkah-langkah:

Menyeberang I. ......... Meniti pohon


sungai deras Data II.......... Seleksi menyeberang
Problem hutan informasi isungai
primitif (a) III. Robohkan
belantara II pohon IV
I III V

 I, II, III proses analisis


 IV, V proses sintesis
 P.p = problem primitif. Ps = problem spesifik

28 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


PEDOMAN ETIKA PROFESI SEMUA BIDANG TEKNIK
TERJEMAHAN & RANGKUMAN BEBAS & UMUM
KAEDAH POKOK ETIKA TEKNIK WAJIB DALAM
TUGAS PROFESI
 MENJUNJUNG TINGGI KESELAMATAN, KESEHATAN DAN
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
 MEMBERIKAN JASA-JASA PROFESI HANYA PADA BIDANG-
BIDANG YANG SESUAI DENGAN KOMPETENSINYA
 MEMBERIKAN PERNYATAAN-PERNYATAAN KEPADA
UMUM HANA SECARA OBJEKTIF DAN JUJUR
 BERTINDAK SEBAGAI PELAKU YANG JUJUR DAN
TERPERCAYA TERHADAP PEMBERI TUGAS ATAUPUN
KLIEN, DANMENGHINDARKAN DIRI DARI KONFLIK-
KONFLIK KEPENTINGAN
29 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM
 MENINGKATKAN REPUTASI PROFESIONALNYA
MELALUI UNJUK KERJA YG BAIK DAN BUKA
PERSAINAGAN SECARA CURANG
 BERPERILAKU TERHORMAT, BERTANGGUNG JAWAB,
ETIS DAN TAAT ATURAN UNTUK ENINGKATKAN
KEHORMATAN, EPUTASI DA KEMANFAATAN PROFESI
 SECARA TERUS MENERUS MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PROFESIONALNYA SEPANJANG KARIR
DAN MEMBERI KESEMPATAN ENGINEERS
BIMBINGANNYA UNTUK MENGEMBANGKAN
KEMAMPUAN PROFESIONALNYA

30 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


Pedoman no. 1 Kepentingan
Masyarakat
 Engineer diwajibkan berorientasi pada kepentingan
masyarakat bukan mengabaikannya
 Tidak melibatkan diri/atau mengijinkn namanya dimasukan
dalam kegiatan suatu perusahaan atau perseorangan yang
melakukan aktivitas yang merugikan masyarakat
 Jika mengetahui adanya pelanggaran etika profesi, wajib
melaporkannya kepad lembaga profesional yang relevan, atau
penguasa publik dan bersedia membantu informasi

31 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


Pedoman No. 2
 Masyarakat akan dirugikan atau bahkn terancam bahaya jika
suatu jasa teknik diberikan oleh orang yang tidak kompeten

32 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


Pedoman 3
 Ahli teknik professional sangat dipercaya oleh masyarakat.
Banyak keputusan dan tindakan masyarakat diambil berdasar
informasi dari ahli teknik profesional.
Oleh karena itu objektifitas dan kejujuran seorang enginner dalam
memberika pernyataan adalah sangat esensial.
 Selanjutnya, dalam suatu masaah teknik, enginner tidak boleh
memberikan pernyataan,kritik atau argumentasi yang didorong
komitmennya pada suatu pihak yang berkepentingan kecuali jika
sudah menyatakan sebelumnya bahwa ia telah mempunyai
komitmen terhadap pihak-pihak tersebut dalam masalah tersebut

33 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


Pedoman no.4 : Conflicts of Interest
 Menekan pentingnya sifat jujur dan terpercaya sangat luas
cakupannya termasuk diantaranya menghindarkan diri dari konflik-
konflik kepentingan (Conflicts of Interest)
 Seorang enginner menjabat tugas menseleksi pengadaan barang
pada suatu tender pengadaan barang dari beberapa perusahaan
supplier. Jika si engineer ini pejabat, ini merangkap atau ada kaitan
usaha/bisnis dengan salah satu supplier tersebut; dalam posisi
rangkap tersebut ia akan terlibat pada posisi konflik kepentingan.
Sebagai pejabat penyeleksi, ia harus memilih bahan yang baik &
murah tapi sebaiknya dipihak perusahaannya akan berusaha cari
sebesar-besarnya untung. Seorang engineer harus menghindari
posisi konflik ini.

34 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


Pedoman no.5& 6 :
Kehormatan Profesi
 Engineer wajib menjunjung tinggi kehormatan
profesinya.
 Dilarang bekerjasama melibatkan diri melakukan
kegiatan yang mrugikan kehormatan profesi teknik.
 Tidak mengijinkan namanya dimanfaatkan kegiatan
seperti itu.

35 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


Pedoman no.7 : Pengembangan

 Engineer wajib selalu mengembangkan kemampuan


profesionalnya
 Mendukung usaha pengembangan diri engineer
 Dilarang mengambil kredit atau suatu keberhasilan/
prestasi orang lain.
 Wajib memberikan penghargaan yang pantas & wajar
atas keberhasilan/prestasi engineer lain.

36 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


Kesadaran Etika
 Selain yang telah dijelaskan terdahulu banyak lagi
etika-etika profesional lain yang perlu dipahami
dan diikuti, dengan kemampuan intelektualnya,
seorang engineer akan dapat menemukan etika-
etika tsb selama mengembangkan karirnya

37 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


Entrepreneurship

 Bekal lain yng perlu dimiliki seorang engineer = kemampuan


entrepreneurship.
 Stoner & Freeman : Entrepreneurship berkaitan dengan
kemampuan memanfaatkan faktor-faktor produksi dan
mempergunakannya untuk menghasilkan produk atau jasa yang
bermutu.
 Entrepreneuship : dapat memanfatkan kesempatan yang tidak
dapat dilihat atau tidak diperdulikan orang lain.
 Sejumlah entrepreneur dapat memanfaatkan informasi-informasi
yang secara umum telah tersedia untuk menghasilkan sesuatu yang
baru.

38 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


 Contoh : Henry Ford, bukan penemu mobil & bukan
penemu spesialisasi kerja, tetapi dia berhasil
mengkombinasikan keduanya untuk menemukan cara
baru memproduksi mobil yang lebih efisien yaitu sistem
ban berjalan. Pada pinsipnya melihat suatu kebutuhan
kebutuhan (need), kemduian memanfaatkan tenaga
kerja+material+modal untuk memenuhi kebutuhan

ENTREPRENEURSHIP = JIWA PROFESI TEKNIK

39 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


Menyikapi aturan
 Seorang engineeer diharapkan tidak menjadi seorang
oportunis, yaitu yang memanfaatkan kelemahan-
kelemahan untuk kepentingan pribadi, tetapi berusaha
menjadi orang yang mengerti mengapa suatu peraturan
itu diadakan, dan berprilaku positif terhadap peraturan
itu.
 Contoh : Saat kita melaksanakan kontrak kerja biasanya
apa yang hendak dikerjakan diatur dalam TOR ( Term of
Reference), maka sikap kita berusaha agar TOR dapat
terlaksana secara baik dan benar & bukan mengutak-
atiknya agar memenuhi & menguntungkan kita.

40 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


Waktu
 Ahli teknik selalu berlomba dengan waktu
 Kebiasaan menunda-nunda pekerjaan sangat merugikan

Grand Tradition (Said Irandoust)


Akhir-akhir ini teramati bahwa peran engineer cenderung
menyempit, yakni hanya selaku :
1. Pembantu dari orang yang memunculkan & menyaring ide-ide.
2. Pembantu bagi orang yang mengontrol pasar
3. Pembantu bagi orang yang mengendalikan ekonomi.

41 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


Idealnya ? .......... mewarisi
“GRAND ENGINEERING TRADITION”

 Manajer inovasi
 Entrepreneur
 Pemimpin perusahanaan
 Pemimpin bangsa

42 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


Humanisme
 Dalam menjalankan tugas profesinya, seorang engineer tidak hanya
berhubungan dengan peralatan-peralatan, tetapi juga dengan
manusia
 Keberhasilan tugas yang dijalankannya akan juga ditentukan oleh
kemampuannya bersama bekerja dengan orang lain. Oleh karena
itu ia perlu mempunyai sikap humanis, dalam arti memperlakukan
manusia sesuai dengan kodratnya sebagai manusia. Engineer perlu
mmpunyai pemahaman yang cukup terhadap manusia lain.
 Cara yang sederhana mengenali karakter-karakter orang dengan
banyak bergaul. Banyak pula buku & teori-teori guna pemahaman
tersebut.

43 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


Pemberdayaan manusia
 Jean Florman : Kepemimpinan itu lebih daripada hanya memimpin
atau mengkoordinir tetapi juga mendorong orang lain untuk
mencapai puncak kemampuannya (Membangkitkan Motivasi)
 Teori-teori modern membangkitkan motivasi berbasis pada teori-
teori psikologi kebutuhan manusia, dari Abraham Maslow yang
mencakup 3 asumsi penting :
 Manusia selalu berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhannya
 Hanya kebutuhan yang tidak terpenuhi yang akan mempengaruhi
prilaku.
 Ada hirarki (tingkatan) kebutuhan, dan manusia selalu berusaha
memenuhi kebutuhannya menurut urutan yang paling dasar.

44 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


Hirarki kebutuhan (Maslow) diurut dari
yang paling dasar
 Kebutuhan fisik (physiological need)
 Kebutuhan keselamatan (safety need)
 Kebutuhan sosial (social need)
 Kebutuhan esteem (esteem need)
 Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization need)

 Kebutuhan fisik (1), meliputi makan minum, hunian, pakaian dll. Untuk
hidup (2) meliputi perlindungan fisik, perasaan aman, bebas dari
ancaman sakit penyakit. (3) kebutuhan individu untuk menjadi bagi suatu
kelompok ingin dapat diterima orang lain, berteman, mendapat
perhatian dll. (4) ingin dapat pengakuan/penghargaan, perasaan dari
berharga/penting. (5) ini adalah tertinggi kebutuhan untuk dapat
memanfaatkan bakat-bakat & kemampuan secara penuh.

45 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


PENUTUP
 Apakah seorang engineer perlu menempuh jalan yang lebih
sulit demi menjunjung tinggi kepeningan masyarakat dan
bukan hanya kepentingan sendiri saja? Jawabnya “perlu”
karena itulah jalan yang lurus.

Seorang engineer akan dapat bermanfaat


sebesar-sebesarnya bagi masyarakat apabila ia
mampu menyelaraskan kepentingan pribadinya
dengan kepentingan masyarakat

46 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


KODE ETIK PROFESI
 Suatu tutunan etika yang telah disepakati oleh suatu
kelompok masyarakat tertentu.
 Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun
bila ada kode etik yang memiliki sanksi yang agak berat,maka
masuk dalam kategori norma hukum yang didasari kesusilaan
 Kode etik, pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan.
 Kode etik, pola aturan atau tata cara sebagai pedoman
berperilaku dan berbudaya

47 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


UU RI nomor 11 tahun 2014 tentang
KEINSINYURAN
 Profesionalitas
 Integritas
 Etika
 Keadilan
 Keselarasan
 Keanfaatan
 Keamanan dan kselamatan
 Kelestarian lingkungan hidup
 Keberlanjutan

48 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


KODE ETIK INSINYUR INDONESIA
 CATUR KARSA, PRINSIP DASAR:
 Mengutamakan keluhuran budi
 Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk
kepeningan kesejahteraan umat manusia
 Bekerja secara sungguh-sunguh untuk kepentingan
masyarakat, sesuai dengan tugas dn tanggungjawabnya
 Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian
profesional keinsinyuran

49 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


Kep men Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional
no 8 tahun 1998 tentang Ketentuan Pelaksanaan Permen no 2 tahun
1998 Surveyor Berlisensi
 Lisensi, wewenang yang diberikan pemerintah kepada
surveyor pemegang lisensi untuk melakukan pengukuran dan
pemetaan kadastral engan batasan-batasan tertentu seperti
daerah kerja dan wewenag penggunaan alat.
 Ujian Surveyor (Bag 3, pasal 5 Pelaksanaan Ujian Surveyor
berlisensi)
 Materi: Ujian teori dan praktek
 Materi ujian teori kadastral (hukum agraria, pengetahuan
mengenai peralatan pengukuran dan pemetaan kadastral,
teori dan analisa penguuran dan pemetaan kadastral, kendali
mutu pengukuran dan pemetaan kadastral)

50 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


 Materi ujian teori Asisten Surveyor kadastral (hukum agraria,
pengetahuan mengenai peralatan pengukuran dan pemetaan
kadastral, Prosedur teknis pengukuran dan pemetaan
kadastral)
 Materi ujian praktek adalah:
 Praktek menggunakan peralatan pengukuran dan pemetaan
kadastral, praktek pengukuran dan pemetaan kadastral.
 Surveyor yg lulus diberi SK oleh mentri/pejaba yang
berwenang

51 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


Pelaksanaan kendali mutu atas hasil pekerjaan Surveyor
berlisensi sebagai usaha jasa pelayanan masyarakat
Pasal 32 (2)
 Komponen teknis yang diperiksa:
 Sas kontradiktur delimitasi
 Spesifikasi pembuatan dan pemasangan tugu batas
 Kesesuaian peralatan yang dipakai dengan lisensi yang dimiliki
 Prosedur teknis pengukuran dan pemetaan kadastral sesuai dengan
Permen Negara Agraria nomoe 3 tahun 1997
 Pembuatan dan penandatangan gambar ukur dan konsep bidang
tanah
 Dapat tidaknya hasil ukuran dipetakan pada peta pendaftaran
 Penghitungan luas
 Format dan kualitas bahan yang digunakan

52 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


 Komponen administrasi yang diperiksa:
 Kelengkapan dokumen yang dibuuhukan
 Kebenaran pengisian daftar-daftar isian
 Ketepatan waktu penyelesaian

53 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


KODE ETIK ISI ( isi.or.id)
 Menyadari bahwa profesi SI adalah profesi perintis pembangunan,
maka SI perlu membekali dirinya dengan cita-cita luhur dlm
mengemban profesi
 Bahwasanya HAI NURANI, yaitu perpaduan kejujuran, keadilan
dan santun merupakan falsafah moral yang dalam kanan
kepentingan timbal balik antar manusia, seyogyanya menjadi
pokok-pokok yangmelandasi etik; maka para SI:
 Wajib menjunjung tinggi Falsafah dan UUD Negara
 Harus memiliki kesadaran integritas nasional
 Setiap saat, dalam kedudukan apapun hendaknya berperilaku
terpuji, sehingga dengan demikian menjunjung kehormatan profesi
surveyor Indonesia

54 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


 Setiap saat, dalam kedudukan apapun hendaknya berperilaku
terpuji, sehingga dengan demikian enjunjung kehormatan
profesi surveyor Indonesia
 Harus yakin akan kebenaran dan kecukupan tentang data dan
informasi yang ia sajikan
 Harus yakin akan kebenaran dan kecukupan tentang,
metoda, sarana dan tenaga yang ia pergunakan dalam
pengumpulan data informasi dalam pengeolahan serta
penyajiannya

55 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


 Hendaknya berusaha memperkokoh profesi surveyor
dengan:Mencapai prestasi optimum dengan mengarahkan
kecakapan dan ketrampilannya ; Pertukaran informasi dan
pengalaman dengan orang-orang yang berminat akan survey
dan pemetaan serta para pemakai jasa survey dan pemetaan
dengan profesi lain,dengan para mahasiswa dan umum;
Berusaha untuk memberikan kesempatan kepada karyawan
yang bekerja di bawah pengawasannya utnuk memperoleh
kemajuan dan pengembangan; Memberikan imbalan
penghargaan yang wajar sesuai prestasi kepada karyawannya
yang bekerja di bawah pengawasannya

56 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


 Hendaknya mawas diri dengan: Hanya menerima penugasan yang ia tahu
orang-orangnya mampu melaksanakan didasari oleh pendidikan, latihan
dan pengalaman; mengerahkan para ahli danspesialis bila dipandang
perlu, agar dengan demikian pemberi tugas dapat dilayani dengan sebaik
mungkin; bersedia menerima saran/kritik; mengakui/menghargai
pemilikan serta kpentingan dan hak-hak orang lain.
 Tidak akan bersaing secara curang dengan siapapun dalam profesi ini
dengan : mengiklankan diri secara tidak terhormat; menyalahgunakan
jabatannya atau jabatan orang lain untuk memperoleh keuntungan;
mencela orang lain terutama yang seprofesi; melakukan penekanan atau
mempengaruhi secara tidak patut, atau meminta karunia dengan
menjanjikan/memberikan ibalan uang atau bentuk lain;
 Hendaknya memberikan penghargaan yang layak terhadap orang lain
dan/atau perusahaan atas sumbangan profesionalnya.

57 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM


SAPTA DHARMA, 7 tuntunan sikap
 Insinyur Indonesia senantiasa mengutamakan keselamatan,
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
 Insinyur Indonesia senantiasa bekerja sesuai dengan kompetensinya
 Insinyur Indonesia hanya menyatakan pendapat yang dapat
dipertanggungjawabkan
 Insinyur Indonesia senantiasa enghindari terjadinnya pertentangan
kepentingan dalam tanggungjawab tugasnya
 Insinyur Indonesia setia membangun reputasi profesi berdasarkan
kemampuan masing-masing
 Insinyur Indoenesia senantiasa memegang teguh kehormatan,
integritas dan martabat profesi
 Insinyur Indonesia senantias mengembangkan kemapuan
profesionalnya

58 Hamim & Arifai, 2016 Fakultas Teknik UGM

Anda mungkin juga menyukai