Dosen pembimbing :
Yuyun Sarinenggsih, S.Kep., Ners., M.Kep
Di susun oleh :
SHANIA OCTAVIA DEWI
211FK04008
FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG
2021
1. Pengkajian
A. Anamnesa
1) Identitas Klien
Nama : By. N
Umur : 1 bulan
Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 18 September 2021
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Bandung
Tanggal Masuk : 07 November 2021
Tanggal Pengkajian : 09 November 2021
2) Penanggung Jawab
Nama : Tn. D
Umur : 24 tahun
Hub. Dengan klien : Ayah
2. Alasan datang ke Rumah Sakit
Ayah klien mengatakan anaknya mengalami batuk selama 2 minggu
disertai demam
3. Keluhan Utama
Ayah klien mengeluh anaknya batuk berdahak selama 2 minggu disertai
demam
4. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dibawa keluarga dengan keluhan batuk sejak 2 minggu
smrs. Keluhan disertai demam sejak 1 hari. Ayah By.N mengatakan
anaknya sulit minum ASI. BAB dan BAK normal.
5. Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu klien mengatakan By. N adalah anak pertamanya di usia 19 tahun. Saat
dikaji selama hamil ibu klien tidak ada sakit atau penyakit yang
membutuhkan pengobatan serius. Usia kandungan saat melahirkan yaitu 9
bulan. BB saat lahir 3kg. ASI sejak lahir namun kemampuan
menghisapnya kurang. Pada saat lahir By. N menangis kuat, imunisasi
yang sudah diberikan adalah Hepatitis dan Polio. Sebelum masuk rumah
sakit ini By. N sudah pernah dibawa atau pengobatan di beberapa Bidan,
Klinik, dan 3 Rumah Sakit. Ayah klien merokok.
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ayah klien mengatakan tidak pernah ada keluarga yang mengalami
penyakit TB Paru dan Bronkopneumonia.
7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Compos Mentis : GCS 15 (E4 M6 V5)
b. Antropometri
BB saat lahir : 3kg
BB sekarang : 3,4kg
PB : 52cm
Lingkar Kepala : 32cm
Lingkar Dada : 34cm
Lingkar Perut : 37cm
c. TTV
S : 38,4⁰C
RR : 48x/mnt
SPO2 : 95%
N : 146x/mnt
d. Kepala
Bentuk kepala normochepal, sutura belum menutup, terpasang O2
menggunakan nasal kanul, terpasang OGT hari ke 1
e. Mata
Kedua mata simetris, konjungtiva anemis, sklera ikterik, mata
cenderung seperti mengantuk
f. Hidung
Bentuk hidung simetris, ada pernapasan cuping hidung. Terpasang O2
menggunakan nasal kanul
g. Mulut
Mulut kering, reflek menghisap/sucking dan reflek rooting masih
kurang. Terpasang OGT hari ke 1
h. Thorax
Bentuk dada simetris, ada penggunaan otot bantu napas/retraksi dada,
ada ronchi, napas dangkal, bunyi napas irreguler, pola napas cepat
i. Kulit
Ketika menangis hebat warna kulit menjadi kebiruan/sianosis
j. Ekstremitas
Akral hangat, CRT <2 detik, reflek moro baik, reflek menggenggam
baik, reflek babinski baik,
8. Data Penunjang
a. Foto Thorax : 08/11/2021
Pulmo : Hili tertutup bayangan jantung dengan corakan paru
bertambah. Tempak infiltrat kiri-kanan atas-bawah. Ada gambaran
bronkopneumonia bilateral
b. Biokimia Darah
Hasil Nilai Rujukan
SGOT 259u/L 10-31
SGPT 246u/L 9-36
GDS 81mg/dl <120
Hb 9,7g/dl 12-16
Leukosit 19.200/mm3 3.600-11.000
Hematokrit 29% 35-45
c. Terapi medis
1. Infus KA-EN 3B 10cc/jam
2. Ceftriaxone 350mg/24 jam (IV)
3. Ampicilin 275mg/6 jam (IV)
4. Paracetamol 0,4ml/6 jam (oral)
5. Metilpredisolon 1bks/8 jam (oral)
6. Etambutol 70mg/24 jam (oral)
7. Amikasin 50mg/24 jam (IV)
2. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. DS: Virus, Bakteri, Jamur (D.0001) Bersihan
- Ayah klien mengeluh ↓ Jalan Napas Tidak
anaknya batuk selama Kuman berlebih di Efektif
dua minggu bronkus
DO: ↓
- S : 38,4⁰C Proses peradangan
- RR : 48x/mnt ↓
- SPO2 : 95% Akumulasi sekret di
- N : 146x/mnt bronkus
- Napas dangkal ↓
- Ronchi Bersihan Jalan Napas
- Menggunakan otot bantu Tidak Efektif
napas
- Leukosit naik :
19.200/mm3
3. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d peningkatan produksi sputum
2. Hipertermia b.d proses penyakit (infeksi)
3. Risiko Aspirasi b.d ketidakmatangan koordinasi menghisap
4. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
1. D.0001 Bersihan Setelah dilakukan tindakan I. 01011 Manajemen Jalan
Jalan Napas keperawatan selama 3x24 Napas
Tidak Efektif b.d jam diharapkan: Observasi
peningkatan - Produksi sputum - Monitor pola napas
produksi sputum menurun (5) (frekuensi, kedalaman,
- Dispnea menurun (5) usaha napas)
- Sianosis menurun (5) - Monitor bunyi napas
- Frekuensi napas - Monitor sputum
membaik (5) Terapetik
- Pola napas membaik - Pertahankan kepatenan
(5) jalan napas
- Lakukan fisioterapi
dada
- Lakukan penghisapan
lendir
- Berikan oksigen
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
2. (D.0130) Setelah dilakukan tindakan I.15506 Manajemen
Hipertermia b.d keperawatan selama 3x24 Hipertermi
proses penyakit jam diharapkan: Observasi
(infeksi) - Suhu tubuh membaik - Identifikasi penyebab
(5) hipertermi
- Suhu tubuh membaik - Monitor suhu tubuh
(5) - Monitor kadar
elektrolit
- Monitor komplikasi
akibat hipertermi
Terapetik
- Sediakan lingkungan
yang dingin
- Longgarkan atau
lepaskan pakaian
- Berikan cairan oral
- Lakukan pendinginan
eksternal (water tepid
sponge)
- Berikan oksigen
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
3. (D.0149) Risiko Setelah dilakukan tindakan I.01018 Pencegahan
Aspirasi b.d keperawatan selama 3x24 Aspirasi
ketidakmatangan jam diharapkan : Observasi
koordinasi - Kemampuan menelan - Monitor tingkat
menghisap meningkat (5) kesadaran, batuk,
- Hisapan bayi kemampuan menelan
meningkat (5) - Monitor status
- Intake bayi meningkat pernapasan
(5) - Periksa kepatenan
selang NGT/OGT
sebelum memberi
asupan oral
Terapetik
- Pertahankan kepatenan
jalan napas
- Lakukan penghisapan
jalan napas jika
produksi sekret
meningkat
- Hindari memberi
makan melalui selang
gastrointestinal, jika
residu terlalu banyak
5. Implementasi Keperawatan
Tanggal & Jam Tindakan Dx Paraf
9/11/2021 Mengkaji TTV & memonitor pola napas
21.00 R: napas dangkal, masih menggunakan
otot bantu napas
S : 38,4⁰C 1
RR : 48x/mnt
SPO2 : 95%
N : 146x/mnt
22.30 Mengganti cairan infus KA-EN 3B
10cc/jam
2
R : tidak ada bengkak pada tangan, tidak
ada tanda tanda dehidrasi
23.52 Memberikan asupan asi melalui OGT
3
R: tidak menangis, tampak tenang
10/11/2021 Memberikan obat antibiotik
00.30 R: obat yang diberikan ampicilin 275mg/6 1
jam (IV), klien tampak masih batuk
03.00 Memberikan asupan asi melaui OGT
3
R: tidak menangis, tampak tenang
04.30 Mengkaji TTV klien
R:
S: 36,6
1
N : 95
RR : 32
SPO2 : 98
06.00 Memberikan kompres hangat (water tepid
sponge) 2
R: klien tampak nyaman
06.15 Melalukan fisioterapi dada
1
R: klien tampak tenang
6. Evaluasi
Hari & tanggal DX Evaluasi Paraf
10 Nov 2021 1 S : Ayah klien masih mengeluh batuk
O : terlihat napas dangkal, masih
menggunakan otot bantu napas, ronchi
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
10 Nov 2021 2 S : Ayah klien mengatakan demamnya
sudah berkurang
O : S : 36,6
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
10 Nov 2021 3 S : Ayah klien mengatakan belum mampu
menghisap
O : reflek sucking dan rooting masih
kurang
A : masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JKPBK
Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan, Vol 3 No 2, Desember 2020 pISSN : 2654-5241 eISSN : 2722-7537 1
Artikel Review
Abstrak
Latar belakang: Demam termasuk salah satu pemicu yang mengakibatkan kejang demam. Salah satu tindakan non-
farmakologis yang dapat diberikan untuk menurunkan suhu tubuh pada anak kejang demam adalah tindakan water
tepid sponge. Tujuan: Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk menganalisis efek penerapan tindakan water tepid sponge
terhadap penurunan suhu tubuh pada anak yang mengalami kejang demam. Metode: Penelitian ini mengeksplorasi
bukti kuantitatif yang diterbitkan dalam database elektronik seperti Pubmed, Google Scholar, dan Science Direct.
Dengan menggunakan strategi pencarian, peneliti mengidentifikasi 39 artikel yang berpotensi dan relevan dengan
tujuan penelitian, dan 1 artikel dimasukkan dalam analisis akhir. Hasil: Kita dapat melihat efek yang signifikan dari
penurunan suhu tubuh pada kelompok yang diberikan intervensi water tepid sponge daripada kelompok kompres
hangat. Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa tindakan water tepid sponge efektif dalam menurunkan suhu
tubuh pada anak kejang demam.
Abstract
Background: Fever belongs to one of the triggers that resulted in febrile seizures. One of the actions of the non-
pharmacological can be given to lower the body temperature in children with febrile seizure is the act of water tepid
sponge. Purpose: this literature Review aims to analyze the effect of the adoption of the act water tepid sponge to
decrease the body temperature in children who experienced febrile seizures. Methods: this Study explores quantitative
evidence, published in electronic database such as Pubmed, Google Scholar, and Science Direct. With the use of
search strategies, the researcher identified 39 articles that are potentially relevant to the purpose of the research, and
1 article included in the final analysis. Results: We can see a significant effect of decrease in body temperature in the
group given the intervention water tepid sponge than a group of warm compresses. Conclusion: this Study shows that
the actions of the water tepid sponge effective in lowering body temperature in children with febrile seizure.
Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan, JKPBK. 2020; 3(2): 1-9
http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JKPBK
Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan, Vol 3 No 2, Desember 2020 pISSN : 2654-5241 eISSN : 2722-7537 2
Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan, JKPBK. 2020; 3(2): 1-9
http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JKPBK
Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan, Vol 3 No 2, Desember 2020 pISSN : 2654-5241 eISSN : 2722-7537 3
rentang waktu 30 menit perhari sampai suhu dan 3 “body temperature AND febrile
tubuhnya menurun (Labir et al., 2017). seizures AND water tepid sponge”
Water tepid sponge dapat ditemukan 2.050 artikel. Selanjutnya
menurunkan suhu tubuh pada kejang dilakukan pembatasan jumlah artikel
demam sekitar 0.84oC (Nurlaili et al., 2018). menggunakan LIMIT to date (2015-2020)
Ketika tindakan ini dilakukan, suhu tubuh didapatkan 229 artikel, dan berdasarkan
akan menurun karena adanya seka pada relevansi didapatkan 107 artikel. Dari hasil
tubuh saat pemberian water tepid sponge artikel tersebut disaring untuk melihat
yang mempercepat pelebaran pembuluh relevansi dan kutipan berdasarkan judul
darah perifer di seluruh tubuh sehingga tersisa 15 artikel.
proses penguapan panas dari kulit ke Sedangkan pencarian melalui
lingkungan sekitar akan lebih cepat database science direct dimasukkan
dibandingkan dengan kompres hangat keyword 1 “body temperature” ditemukan
(Wardiyah et al., 2016). Tindakan water tepid hasil 987.053 artikel. Keyword 2 “febrile
sponge menghasilkan penurunan suhu seizures” ditemukan 20.913 artikel. Keyword
tubuh yang signifikan sehingga mencegah 3 “water tepid sponge” ditemukan 691 artikel.
terjadinya komplikasi (Nurlaili et al., 2018). Kemudian keyword 1, 2, dan 3 digabungkan
“body temperature AND febrile seizures AND
METODE water tepid sponge” ditemukan 56 artikel.
Literatur penelitian ini dari pencarian Selanjutnya dilakukan pembatasan jumlah
hasil publikasi ilmiah pada rentang tahun artikel menggunakan custom range (2015-
2015-2020 menggunakan database 2020) didapatkan 24 artikel, dan research
Pubmed, Google Scholar, dan Science articles didapatkan 6 artikel.
Direct. Pada database pubmed dimasukkan Berdasarkan database dari pubmed,
keyword 1 “body temperature” ditemukan google scholar, dan science direct
hasil 22.839 artikel. Keyword 2 “febrile didapatkan total 39 artikel dan artikel yang
seizures” ditemukan 5.125 artikel. Keyword 3 sesuai dengan judul berjumlah 1 artikel dari
“water tepid sponge” ditemukan 13 artikel. database google scholar. Dari database
Kemudian menggabungkan keyword 1, 2, pubmed artikel yang sesuai dengan judul
dan 3 “((body temperature AND febrile berjumlah 0 artikel dan dari database
seizures) AND water tepid sponge)” science direct berjumlah 0 artikel.
ditemukan 586 artikel. Setelah itu, dilakukan
pembatasan jumlah artikel menggunakan HASIL
LIMIT publication dates (2015-2020) Suhu Tubuh
didapatkan 357 artikel, open access Suhu tubuh merupakan
didapatkan 236 artikel, dan free full text keseimbangan antara tubuh menghasilkan
didapatkan 18 artikel. jumlah panas dengan hilangnya jumlah
Pencarian melalui database google panas dari tubuh (Windawati & Alfiyanti,
scholar dimasukkan keyword 1 “body 2020). Mekanisme kontrol suhu akan tetap
temperature” ditemukan hasil 3.380.000 konstan walaupun suhu permukaan berubah
artikel. Keyword 2 “febrile seizures” sesuai aliran darah ke kulit dan hilangnya
ditemukan 97.700 artikel. Keyword 3 “water jumlah panas ke lingkungan luar (Novikasari
tepid sponge” ditemukan 6.420 artikel. et al., 2019). Mekanisme termostat di
Kemudian menggabungkan keyword 1, 2, hipotalamus mengatur suhu tubuh, dimana
Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan, JKPBK. 2020; 3(2): 1-9
http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JKPBK
Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan, Vol 3 No 2, Desember 2020 pISSN : 2654-5241 eISSN : 2722-7537 4
Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan, JKPBK. 2020; 3(2): 1-9
http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JKPBK
Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan, Vol 3 No 2, Desember 2020 pISSN : 2654-5241 eISSN : 2722-7537 5
evaporasinya dari seka pada tubuh saat tubuh yang hampir sama dengan tindakan
dilakukan pengusapan sehingga terjadi kompres hangat.
proses penguapan panas menjadi keringat
(Haryani et al., 2018). Dari pemberian water KESIMPULAN
tepid sponge dapat diperoleh manfaat Salah satu tindakan yang dapat
seperti menurunkan suhu tubuh yang tinggi, dilakukan dalam menurunkan suhu tubuh
memberikan rasa nyaman, mengurangi pada anak yang mengalami kejang demam
nyeri, mengurangi atau mencegah kontraksi adalah dengan memberikan obat antipiretik,
pada otot, dan memperlancar sirkulasi darah walaupun terbukti obat antipiretik efektif
(Isneini et al., 2015). dalam menurunkan suhu tubuh namun juga
memiliki efek samping seperti tekanan darah
PEMBAHASAN rendah, oliguria, alergi, gangguan pada
Penelitian terbaru dilakukan oleh fungsi hati dan ginjal. Sehingga diperlukan
(Rizky Nurlaili, Hurun Ain, dan Supono, tindakan yang bisa dilakukan dalam
2018) bertujuan untuk mengetahui menurunkan suhu tubuh pada anak yang
perbandingan antara pemberian kompres mengalami kejang demam tanpa ada efek
hangat daerah temporalis dengan tepid samping yaitu dengan menggunakan water
sponge dalam menurunkan suhu tubuh pada tepid sponge. Hal ini juga telah dibuktikan
anak dengan kejang demam di RSUD dr. dari review artikel yang sudah dibahas
Soedarsono Pasuruan, pada 30 responden diatas. Adapun keuntungan melakukan
dibagi menjadi 2 kelompok (15 kelompok water tepid sponge yaitu tindakan ini dapat
menggunakan kompres hangat dan 15 dilakukan oleh semua orang, caranya yang
kelompok menggunakan tepid sponge) mudah, dan praktis untuk dilakukan.
dilakukan dengan teknik purposive sampling. Diharapkan kepada pihak institusi
Penelitian ini menggunakan desain Quasi agar dapat memfasilitasi petugas pelayanan
Eksperimental dengan rancangan penelitian khususnya perawat, dengan memberikan
Pre-Test and Post-Test Design With pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan
Comparison Treatment. Hasil penelitian dan keterampilan mengenai tindakan untuk
menunjukkan ada perbedaan rerata (mean) pasien anak kejang demam khususnya
suhu tubuh sebelum dan sesudah tindakan tindakan water tepid sponge. Kepada
kompres hangat daerah temporalis (sebelum perawat kesehatan masyarakat dan tenaga
38.360oC dan sesudah 38.013oC sehingga kesehatan lain dapat menerapkan intervensi
ada penurunan sebesar 0.347oC; p value = water tepid sponge dalam menurunkan suhu
0,000 < α = 0,05) pada kelompok kompres tubuh pada anak yang mengalami kejang
hangat. Sedangkan pada kelompok tepid demam. Adapun saran untuk orang tua yang
sponge ada perbedaan rerata (mean) suhu mempunyai anak yang mengalami kejang
tubuh sebelum dan sesudah tindakan tepid demam diharapkan menerapkan tindakan
sponge (sebelum 38.540oC dan sesudah water tepid sponge dalam menurunkan suhu
37.700oC sehingga ada penurunan sebesar tubuh anaknya.
0.84oC; p value = 0,000 < α = 0,05), maka
dapat disimpulkan perbedaan efektivitas DAFTAR PUSTAKA
penurunan suhu tubuh yang lebih signifikan Adachi, S., Inoue, M., Kawakami, I., & Koga,
terdapat pada kelompok tepid sponge. H. (2020). Short-term
Tindakan ini telah terbukti menurunkan suhu Neurodevelopmental Outcomes of
Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan, JKPBK. 2020; 3(2): 1-9
http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JKPBK
Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan, Vol 3 No 2, Desember 2020 pISSN : 2654-5241 eISSN : 2722-7537 6
Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan, JKPBK. 2020; 3(2): 1-9
http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JKPBK
Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan, Vol 3 No 2, Desember 2020 pISSN : 2654-5241 eISSN : 2722-7537 7
Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan, JKPBK. 2020; 3(2): 1-9
http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JKPBK
Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan, Vol 3 No 2, Desember 2020 pISSN : 2654-5241 eISSN : 2722-7537 8
Ogino, M., Kashiwagi, M., Tanabe, T., Oba, Camfield, P. R. (2015). Febrile
C., Nomura, S., Shimakawa, S., Seizures. Encyclopedia of the
Kidokoro, H., Natsume, J., Okumura, Neurological Sciences, 2, 281–282.
A., Tamai, H., & Ashida, A. (2020). https://doi.org/10.1016/B978-0-12-
Clinical Findings in Patients with Febrile 385157-4.00298-0
Seizure After 5 Years of Age: A Sundari, J. (2015). Analisis Praktik Klinik
Retrospective Study. Brain and Keperawatan Anak Kesehatan
Development, 1–8. Masyarakat Perkotaan Pada Pasien
https://doi.org/10.1016/j.braindev.2020. Kejang Demam di RSUP Fatmawati.
02.009 Tanaka, M., Natsume, J., Hamano, S. ichiro,
Pratiwi, L., Wulandari, R. Y., & Mariah. Iyoda, K., Kanemura, H., Kubota, M.,
(2016). Efektivitas Kompres Hangat Mimaki, M., Niijima, S. ichi, Tanabe, T.,
dengan Tepid Water Sponge Terhadap Yoshinaga, H., Kojimahara, N., Komaki,
Penurunan Demam pada Pasien Yang H., Sugai, K., Fukuda, T., Maegaki, Y.,
Mengalami Kejadian Demam Di & Sugie, H. (2020). The Effect of the
Ruangan ICU RSUD Arjawinangun Guidelines for Management of Febrile
Kabupaten Cirebon. Seizures 2015 on Clinical Practices:
Puspita, R. I., Maghfirah, S., & Sari, R. M. Nationwide Survey in Japan. Brain and
(2019). Penyuluhan Kesehatan Development, 42(1), 28–34.
Menggunakan Media Video Terhadap https://doi.org/10.1016/j.braindev.2019.
Pengetahuan Ibu Dalam Pencegahan 08.009
Kejang Demam Balita Di Dukuh Thébault-Dagher, F., Deguire, F., Knoth, I.
Ngembel Desa Baosan Lor Kecamatan S., Lafontaine, M. P., Barlaam, F., Côté,
Ngrayun Kabupaten Ponorogo. Jurnal V., Agbogba, K., & Lippé, S. (2020).
Ilmiah Mahasiswa Universitas Prolonged And Unprolonged Complex
Muhammadiyah Ponorogo Health Febrile Seizures Differently Affect
Science Journal, 3(April). Frontal Theta Brain Activity. Epilepsy
http://studentjournal.umpo.ac.id/ Research, 159(November 2019), 1–12.
Safitri, R. A., Romadonika, F., & Hariyani. https://doi.org/10.1016/j.eplepsyres.20
(2019). Efektifitas Tindakan Teknik 19.106217
Tepid Sponge Untuk Menurunkan Suhu Wardiyah, A., Setiawati, & Romayati, U.
Tubuh pada Anak Mengalami (2016). Perbandingan Efektifitas
Hipertermi Di Rumah Sakit Umum Pemberian Kompres Hangat dan Tepid
Daerah Kota Mataram Tahun 2019. Sponge terhadap Penurunan Suhu
Journal of the Japan Welding Society, Tubuh Anak yang Mengalami Demam
88(5), 427–434. Di Ruang Alamanda Rsud Dr . H . Abdul
https://doi.org/10.2207/jjws.88.427 Moeloek. Jurnal Kesehatan Holistik,
Saputra, R., Wulandini, P., & Frilianova, D. 10(Januari), 36–44. https://www.e-
(2019). Tingkat Pengetahuan Ibu journal.unper.ac.id/index.php/PHARMA
Tentang Kejang Demam Pada Anak COSCRIPT/article/view/105
Usia 6 Bulan Sampai 5 Tahun Di Windawati, & Alfiyanti, D. (2020). Penurunan
Puskesmas Kampar Timur 2018. Jurnal Hipertermia Pada Pasien Kejang
Keperawatan Abdurab, 2(Januari). Demam Menggunakan Kompres
Shellhaas, R. A., Camfield, C. S., & Hangat. Ners Muda, 1(2015), 59–67.
Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan, JKPBK. 2020; 3(2): 1-9
http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JKPBK
Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan, Vol 3 No 2, Desember 2020 pISSN : 2654-5241 eISSN : 2722-7537 9
https://doi.org/10.26714/nm.v1i1.5499
Yunianti SC, N., Astini, P. S. N., & Sugiani,
N. M. D. (2019). Pengaturan Suhu
Tubuh dengan Metode Tepid Water
Sponge dan Kompres Hangat pada
Balita Demam. Jurnal Kesehatan,
10(April), 10–16.
https://doi.org/10.26630/jk.v10i1.897
Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan, JKPBK. 2020; 3(2): 1-9
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vo. 2 No.2 /Desember 2015
ABSTRAK
Fisioterapi dada merupakan kumpulan teknik atau tindakan pengeluaran sputum yang digunakan
baik secara mandiri maupun kombinasi agar tidak terjadi penumpukan sputum yang
mengakibatkan tersumbatnya jalan napas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
fisioterapi dada terhadap pengeluaran sputum pada anak di RSUD Kota Depok. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Juni 2015 yang bertempat di RSUD Kota Depok. Jenis penelitian ini
menggunakan quasi experimental design dengan pendekatan one group pretest posttes, jumlah 11
responden. hasil analisis secara paired sample t-test didapatkan p value 0,000 < α 0,025, dapat
diartikan ada pengaruh fisioterafi dada terhadap pengeluaran sputum pada anak deegan penyakit
gangan pernafasan di RSUD Kota Depok ; serta ada perbedaan natara pengeluaran sputum
sebelum dan sesudah dilakukan fisioterafi dada dibuktikan dengan perbedaan mean antara ada
sputum dan tidak ada sputum adalah sebesar -0,73 yang mempunyai perbedaan range antara lower
sebesar -1,04107 (tanda negative berarti pengeluaran sputum sebelum fisioterapi dada lebih kecil
dari sesudah tindakan fisioterapi dada) sampai upper yaitu -0,41347. Disarankan kepada
perawat anak dengan adanya pengaruh tindakan fisioterapi dada dapat menjadi pilihan alternative
dalam mengatasi pengeluaran sputum pada anak.
PENDAHULUAN
Angka kesakitan anak di Indonesia tahun 2010 menjadi 1,310 per 1000
masih tinggi berdasarkan data Depkes dengan proporsi terbesar penderita.
2011 di Indonesia masih menjadi (Departemen Kesehatan 2011).
salah satu masalah kesehatan utama Penyakit yang diderita oleh anak dan
dalam masyarakat. Hal ini disebabkan sering terjadi adalah gangguan sistem
masih tingginya angka kesakitan dan pernafasaan beberapa penyakit
menimbulkan kejadian luar biasa. gangguan pernafasaan diantaranya
Pada tahun 2000 angka kesakitan adalah ISPA, Pneumonia, Asma dan
balita 1,278 per 1000 sedangkan pada TB. Menurut WHO tahun 2013 di
34
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vo. 2 No.2 /Desember 2015
35
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vo. 2 No.2 /Desember 2015
36
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vo. 2 No.2 /Desember 2015
yang digunakan, baik secara mandiri pendekatan one group pretest posttest
maupun kombinasi agar tidak terjadi Pemilihan responden dilakukan
penumpukan sputum yang dengan teknik purposive sampling.
mengakibatkan tersumbatnya jalan Kriteria inklusi dalam penelitian ini
napas dan komplikasi penyakit lain adalah: 1) Anak yang berobat di Poli
sehingga menurunkan fungsi ventilasi Anak RSUD Kota Depok 2) Anak
paru-paru. (Hidayati,dkk.2014). berusia 6 – 12 Tahun 3) Anak yang
mengalami gangguan pernafasaan. (
TB, ISPA, ASMA, Pneumonia) 4)
Fisioterapi dada merupakan tindakan
Anak bersedia menjadi responden
drainase postural, pengaturan posisi,
secara sukarela dengan
serta perkusi dan vibrasi dada yang
menandatangani persetujuan sebagai
merupakan metode untuk
responden yang didampingi
memperbesar upaya klien dan
orangtua/keluarga. Jumlah sampel
memperbaiki fungsi paru. (Jauhar
berdasarkan rumus yang disampaikan
2013). Teknik fisioterapi dada
Satroasmoro (2011). Berdasarkan
berhasil meningkatkan volume
hasil penelitian Soemarno (2006)
pengeluaran sputum pada klien
diperoleh dengan standar deviasi
seperti yang sudah dilakukan oleh
1,446 sehingga didapat sampel
Soemarno (2006) dengan judul“
sebanyak 11 anak.
Pengaruh penambahan MWD pada
terapi inhalasi, chest fisioterapi
(postural drainage, huffing, caughing,
tapping/clapping) dalam
meningkatkan volume pengeluaran
Instrumen yang digunakan adalah
sputum pada penderita asma”. Dari
lembar observasi yang terbagi 2
penelitian ini ada pengaruh yang
bagian yaitu lembar standar prosedur
bermakna antara pemberian intervensi
operasional fisioterapi dada dan
terhadap pengeluaran sputum.
identitas klien. Metode pengumpulan
METODE PENELITIAN data dengan cara pengamatan sputum
Pada penelitian ini menggunakan pada anak dan wawancara pada
quasi experimental design dengan orang tua serta pengisian angket.
37
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vo. 2 No.2 /Desember 2015
38
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vo. 2 No.2 /Desember 2015
Hasil penelitian ini sejalan dengan sebesar -5,893 dengan P value 0,000
penelitian yang telah dilakukan oleh < 0,05 yang berarti Ho ditolak Ha
Soemarno (2006) tentang pengaruh diterima, sehingga dapat disimpulkan
penambahan MWD terapi inhalasi, bahwa ada pengaruh pemberian
chest fisioterapi (postural drainage, fisioterapi dada terhadap kebersihan
huffing, coughing, tapping dan jalan napas. Fisioterapi dada yang
clapping) dalam meningkatkan digunakan untuk memperbesar upaya
volume pengeluaran sputum pada klien dan memperbaiki fungsi paru.
penderita asma bronchiale. Melalui Fisioterapi dada merupakan kumpulan
uji T-test dengan nilai p Value 0,000 teknik atau tindakan pengeluaran
< 0,05. yang berarti bahwa ada sputum yang digunakan, baik secara
peningkatan penumpukkan sputum mandiri maupun kombinasi agar tidak
akan mengganggu kebersihan jalan terjadi penumpukan sputum yang
napas klien menurut Ariasti (2010) mengakibatkan tersumbatnya jalan
bahwa pengaruh fisioterapi dada napas dan komplikasi penyakit lain
terhadap kebersihan jalan napas pada sehingga menurunkan fungsi ventilasi
pasien ISPA di Desa Pucung paru-paru. (Hidayati. 2014).
Eromoko Wonigiri. Dimana dari hasil
penelitian pengaruh fisioterapi dada KESIMPULAN
terhadap kebersihan jalan napas, hasil a. Ada pengaruh fisioterapi dada
uji dengan paired t-test, t-hitung terhadap pengeluaran sputum pada
39
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vo. 2 No.2 /Desember 2015
anak di Poli Anak RSUD Kota b. Penelitian ini bagi rumah sakit
Depok. Dengan p value 0,000 < α dapat digunakan oleh perawat
0,025. khususnya perawat anak dan
b. Ada perbedaan yang bermakna dapat menjadi masukan dalam
antara pengeluaran sputum proses memberikan asuhan
sebelum dan sesudah di lakukan keperawatan melalui tindakan
fisioterapi dada pada anak dengan fisioterapi dada sebagai salah
gangguan pernafasan di Poli Anak satu alternatif pilihan dalam
RSUD Kota Depok, dibuktikan mengatasi pengeluaran
dengan perbedaan mean antara ada sputum pada anak. Untuk
sputum dan tidak ada sputum c. Bagi para peneliti selanjutnya
adalah sebesar -0,73 yang dapat menambah jumlah
mempunyai perbedaan range penelitian tentang pengaruh
antara lower sebesar -1,04107 fisioterapi dada terhadap
(tanda negative berarti pengeluaran pengeluaran sputum pada
sputum sebelum fisioterapi dada anak. Menjadi landasan awal
lebih kecil dari sesudah tindakan penelitian selanjutnya dengan
fisioterapi dada) sampai upper pendekatan yang berbeda. Dan
yaitu -0,41347. disarankan peneliti untuk
menggunakan 2 kelompok
SARAN yaitu kelompok kontrol.
40
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vo. 2 No.2 /Desember 2015
41
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Vo. 2 No.2 /Desember 2015
42