Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK(TAK)


PENINGKATAN HARGA DIRI

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa


Dosen Pembimbing: Wien Soelistyo Adi, SKM MHKes

Disusun Oleh :
1. Amalia Nur Utami (P1337420617024)
2. Hidayat Syam N. (P1337420617027)
3. Ibi Yulia Setyani (P1337420617032)
4. Nais Ziyan Millah (P1337420617059)
5. Atikah Khairiyah (P1337420617066)
6. Istinganatul M. (P1337420617083)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur bagi Allah SWT atas limpahan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan proposal dengan judul “Terapi Aktivitas Kelompok Peningkatan Harga
Diri“. Proposal ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan. Terimakasih
kepada Bapak Wien Soelistyo Adi, SKM MHKes selaku dosen Keperawatan Jiwa, yang
telah memberikan bimbingan serta pengarahan sehingga proposal ini dapat disusun dengan
baik. Semoga proposal ini dapat memberikan manfaat. Penulis mengharapkan kritik dan
saran demi kesempurnaan proposal ini.

Semarang, 23 November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................................... i


Daftar Isi ............................................................................................................................... ii
BAB I ....................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................1
A. Pengertian TAK.........................................................................................................1
B. Tujuan TAK...............................................................................................................1
C. Kerangka Teoritis TAK..............................................................................................1
D. Jenis TAK...................................................................................................................3
BAB II....................................................................................................................................6
TAK PENINGKATAN HARGA DIRI.................................................................................6
A. Latar Belakang...........................................................................................................6
B. Tujuan........................................................................................................................6
C. Waktu dan Tempat.....................................................................................................6
D. Metode........................................................................................................................6
E. Media dan Alat...........................................................................................................7
F. Setting........................................................................................................................7
G. Pengorganisasian TAK...............................................................................................8
H. Pasien.........................................................................................................................9
I. Konsep Harga Diri Rendah........................................................................................9
J. Langkah Kegiatan......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)


Terapi aktivitas kelompok (TAK) merupakan terapi yang bertujuan mengubah
perilaku pasien dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Cara ini cukup efektif
karena di dalam kelompok akan terjadi interaksi satu dengan yang lain, saling
memengaruhi, saling bergantung, dan terjalin satu persetujuan norma yang diakui
bersama, sehingga terbentuk suatu sistem sosial yang khas yang di dalamnya
terdapat interaksi, interelasi, dan interdependensi. Terapi aktivitas kelompok (TAK)
bertujuan memberikan fungsi terapi bagi anggotanya, yang setiap anggota
berkesempatan untuk menerima dan memberikan umpan balik terhadap anggota
yang lain, mencoba cara baru untuk meningkatkan respons sosial, serta harga diri.
Keuntungan lain yang diperoleh anggota kelompok yaitu adanya dukungan
pendidikan, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, dan meningkatkan
hubungan interpersonal

B. Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok


1. Terapeutik
Meningkatkan kemampuan pasien, memfasilitasi proses interaksi,
membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif, serta
mempelajari cara baru dalam mengatasi masalah dan melakukan sosialisasi.
2. Rehabilitatif
Meningkatkan kemampuan mengekspresikan diri, kemampuan berempati,
meningkatkan kemampuan sosial, serta tanggung jawabnya dalam hubungan
interpersonal.

C. Kerangka Teoritis Terapi Aktivitas Kelompok


1. Model Focal Conflict Menurut Whitakers dan Liebermen,
Terapi kelompok lebih berfokus pada kelompok daripada individu.
Prinsipnya adalah terapi kelompok ini dikembangkan berdasarkan konflik yang
tidak disadari. Pengalaman kelompok secara berkesinambungan muncul, yang
kemudian konflik dikonfrontir untuk pemecahan masalah. Tugas terapis
membantu anggota kelompok memahami konflik dan mencapai penyelesaian
1
konflik. Menurut model ini pimpinan kelompok (leader) harus memfasilitasi dan
memberikan kesempatan pada anggota untuk mengekspresikan perasaan dan
mendiskusikannya untuk penyelesaian masalah. Contohnya, adanya perbedaan
pendapat antaranggota, cara masalah (perbedaan) ditanggapi anggota, dan
pemimpin mengarahkan alternatif penyelesaian masalah.
2. Model Komunikasi
Model komunikasi menggunakan prinsip komunikasi dan komunikasi
terapeutik. Diasumsikan bahwa disfungsi atau komunikasi tidak efektif dalam
kelompok akan menyebabkan ketidakpuasan anggota kelompok, umpan balik
tidak adekuat, dan kohesi atau keterpaduan kelompok menurun. Dengan
menggunakan model ini, pemimpin berperan memfasilitasi komunikasi efektif,
masalah individu atau kelompok dapat diidentifikasi dan diselesaikan. Pemimpin
mengajarkan pada kelompok bahwa:
a. perlu komunikasi di dalam kelompok
b. anggota harus bertanggung jawab terhadap apa yang diucapkan
c. komunikasi berada dalam semua level, misalnya komunikasi verbal,
nonverbal, terbuka, dan tertutup
d. pesan yang disampaikan dapat dipahami orang lain
e. anggota dapat menggunakan teori komunikasi dalam membantu satu dan
yang lain untuk melakukan komunikasi efektif. Model ini bertujuan
membantu meningkatkan keterampilan interpersonal dan sosial anggota
kelompok. Selain itu, teori komunikasi membantu anggota merealisasikan
bagaimana mereka berkomunikasi secara nonverbal dan mengajarkan cara
berkomunikasi lebih efektif. Selanjutnya, pemimpin juga perlu menjelaskan
secara singkat prinsip-prinsip komunikasi dan cara menggunakan di dalam
kelompok, serta menganalisis proses komunikasi tersebut
3. Model Interpersonal Sullivan
Mengemukakan bahwa semua tingkah laku (pikiran, perasaan, dan tindakan)
digambarkan melalui hubungan interpersonal. Contohnya, interaksi dalam
kelompok dapat dipandang sebagai proses sebab akibat, yang perasaan dan
tingkah laku satu anggota merupakan akibat dari tingkah laku anggota lain. Pada
teori ini terapis bekerja dengan individu dan kelompok. Anggota kelompok
belajar dari interaksi antaranggota dan terapis. Melalui proses ini, kesalahan
persepsi dapat dikoreksi dan perilaku sosial yang efektif dipelajari. Perasaan
2
cemas dan kesepian merupakan sasaran untuk mengidentifikasi dan mengubah
perilaku. Contohnya, tujuan salah satu terapi aktivitas kelompok untuk
meningkatkan hubungan interpersonal. Pada saat konflik interpersonal muncul,
pemimpin menggunakan situasi tersebut untuk mendorong anggota untuk
mendiskusikan perasaan mereka dan mempelajari konflik yang membuat anggota
merasa cemas, serta menentukan perilaku yang digunakan untuk menghindari
atau menurunkan cemas pada saat terjadi konflik.
4. Model Psikodrama
Model ini memotivasi anggota kelompok untuk berakting sesuai dengan
peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang lalu. Anggota memainkan peran
sesuai dengan peristiwa yang pernah dialami. Contoh, pasien memerankan
ayahnya yang dominan atau keras. Psikodrama ini dilakukan secara spontan dan
memberi kesempatan pada anggota untuk berakting di luar situasi spesifik yang
pernah terjadi.

D. Jenis Terapi Aktivitas Kelompok(TAK)


1. TAK Stimulasi Sensori
Aktivitas digunakan untuk memberikan stimulasi pada sensori pasien.
Kemudian diobservasi reaksi sensori pasien berupa ekspresi emosi/perasaan
melalui gerakan tubuh, ekspresi muka, dan ucapan. Biasanya pasien yang tidak
mau berkomunikasi secara verbal akan terangsang sensoris emosi dan
perasaannya melalui aktivitas tertentu. Aktivitas tersebut berupa:
a. TAK stimulasi sensori suara, misalnya mendengar musik,
b. TAK stimulasi sensori menggambar,
c. TAK stimulasi sensori menonton TV/video.
2. TAK Orientasi Realitas
Pasien diorientasikan pada kenyataan yang ada di sekitar pasien yaitu diri
sendiri, orang lain yang ada di sekeliling pasien atau orang yang dekat dengan
pasien, serta lingkungan yang pernah mempunyai hubungan dengan pasien pada
saat ini dan masa yang lalu. Aktivitasnya adalah sebagai berikut.
a. Sesi I : pengenalan orang
b. Sesi II : pengenalan tempat
c. Sesi III : pengenalan waktu

3
3. TAK Sosialisasi
Pasien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada di
sekitar pasien. Sosialisasi dapat pula dilakukan secara bertahap dari
interpersonal, kelompok, dan massa. Aktivitas yang diberikan antara lain sebagai
berikut.
a. Sesi I : menyebutkan jati diri.
b. Sesi II : mengenali jati diri anggota kelompok.
c. Sesi III : bercakap-cakap dengan anggota kelompok.
d. Sesi IV : menyampaikan dan membicarakan topik percakapan.
e. Sesi V : menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi dengan orang
lain.
f. Sesi VI : bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok.
g. Sesi VII : menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAK sosialisasi
yang telah dilakukan.
4. TAK Stimulasi Persepsi
Pasien dilatih untuk mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus
yang pernah dialami. Kemampuan persepsi pasien dievaluasi dan ditingkatkan
pada tiap sesi. Dalam proses ini diharapkan respons pasien terhadap berbagai
stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif. Aktivitas yang diberikan antara lain
sebagai berikut.
a. Sesi I : menonton TV
b. Sesi II : membaca majalah/koran/artikel
c. Sesi III : gambar
d. Sesi IV :
1) Mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
2) Mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan fisik.
3) Mencegah perilaku kekerasan melalui interaksi asertif.
4) Mencegah perilaku kekerasan melalui kepatuhan minum obat.
5) Mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan ibadah.
5. TAK Stimulasi Persepsi Peningkatan Harga Diri
Pasien dilatih untuk mengidentifikasi hal-hal positif pada diri sehingga
mampu menghargai diri sendiri. Kemampuan pasien dievaluasi dan ditingkatkan
pada tiap sesi. Dalam proses ini, pasien diharapkan mampu merumuskan suatu
tujuan hidup yang realistis. Aktivitas yang diberikan adalah sebagai berikut:
4
a. Sesi I : identifikasi hal positif diri.
b. Sesi II : menghargai hal positif orang lain.
c. Sesi III : menetapkan tujuan hidup yang realistis.
6. TAK Stimulasi Persepsi Mengontrol Halusinasi
Pasien dilatih untuk dapat mengenal halusinasi yang dialaminya dan dilatih
cara mengontrol halusinasi. Kemampuan persepsi pasien dievaluasi dan
ditingkatkan pada tiap sesi. Dalam proses ini, respons pasien terhadap berbagai
stimulus dalam kehidupan diharapkan menjadi adaptif. Aktivitas yang diberikan
yaitu sebagai berikut :
a. Sesi I : mengenal halusinasi
b. Sesi II : mengontrol halusinasi dengan menghardik
c. Sesi III : mengontrol halusinasi dengan menyusun jadwal kegiatan
d. Sesi IV : mengontrol halusinasi dengan minum obat yang benar
e. Sesi V : mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap

5
BAB II
TAK PENINGKATAN HARGA DIRI

A. Latar Belakang
Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal diri
atau cita-cita dan harapan langsung menghasilkan perasaan bahagia (budi ana kaliat
2013-213)
Dapat disimpulkan hargadiri rendah adalah perasaan negatif harga diri
sendiri, hilangnnya kepercayaan diri dan gagal mencapai tujuan yang diekspresikan
secara langsung atau tidak langsung, penurunan harga diri bersifat situasional
maupun kronis ataupun menaun. Oleh karena itu tenaga kesehatan perlu menagambil
kebijakan sepesifik agar terciptanya terapi aktivitas kelompok yang optimal
(Budiana:2013:213).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien dapat menumbuhkan rasa percaya dirinya
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat mengenal dirinya
b. Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
c. Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
d. Klien dapat mengungkapkan perasaannya dan menyampaikan
masalah pribadinya kepada orang lain

C. Waktu dan Tempat


Terapi Aktifitas Kelompok ini dilaksanakan pada :
Hari, Tanggal : 25 November 2019
Waktu : Pukul 08.00 WIB s.d selesai
Tempat : Ruang kelas.

D. Metode
1. Dinamika Kelompok
2. Seminar dan tanya jawab

6
3. Berdialog dan konsultasi
4. Diskusi
5. Permainan

E. Media dan Alat


1. Spidol
2. Kertas HVS
3. Objek permainan

F. Setting
1. Klien dan terapis duduk bersama dalam satu lingkaran.
2. Ruangan yang nyaman dan tenang.

Ob 1

F K
O
L F b

C K
o O
b
K F

O
b

O O
b b
Keterangan :
L : Leader
Co : Co Leader
F : Fasilitator
O : Observer
K : Klien
Ob : Observer

7
G. Pengorganisasian TAK
1. Pemimpin kelompok (leader)
Tugas pemimpin kelompok adalah sebagai berikut.
a. Memimpin jalannya acara terapi aktivitas kelompok
b. Memperkenalkan anggota terapi aktivitas kelompok
c. Menetapkan jalannya tata tertib
d. Menjelaskan tujuan diskusi
e. Dapat mengambil keputusan dengan menyimpulkan hasil diskusi pada
kelompok terapi diskusi tersebut
f. Kontrak waktu
g. Menimpulkan hasil kegiatan
h. Menutup acara
2. Pembantu pemimpin kelompok (co-leader)
a. Mendampingi leader jika terjadi bloking
b. Mengoreksi dan mengingatkan leader jika terjadi kesalahan
c. Bersama leader memecahkan penyelesaian masalah
3. Fasilitator
Tugasnya adalah sebagai berikut.
a. memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan memotivasi anggota.
b. Memfokuskan kegiatan.
c. Membantu mengoordinasi anggota kelompok.
d. Membantu klien meluruskan dan menjelaskan tugas yang harus dilakukan
e. Mendampingi peserta TAK
f. Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan
4. Observer
Tugas observer antara lain sebagai berikut.
a. Mencatat semua aktifitas dalam terapi aktifitas kelompokdan semua
perubahan perilaku pasien.
b. Memberikan umpan balik pada kelompok.
c. Mengobservasi persiapan dan pelaksanaan TAK dari awal sampai akhir

8
Susunan Pelaksana
Susunan TAKS sebagai berikut :
1. Leader : Amalia Nur Utami
2. Co. Leader : Ibi Yulia Setyani
3. Fasilitator 1 : Atikah Khairiyah
4. Fasilitator 2 : Hidayat Syam N.
5. Fasilitator 3 : Nais Ziyan Millah
6. Observer : Istinganatul M., Dosen, Anggota kelompok lain

H. Pasien
1. Kriteria pasien
a. Klien dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah
b. Klien sehat secara fisik
c. Klien Kooperatif
2. Proses seleksi
a. Mengidentifikasi pasien yang masuk kriteria
b. Mengumpulkan pasien yang masuk kriteria
c. Memubuat kontrak dengan pasien yang setuju ikuti
TAK,meliputi:Menjelaskan tujuan TAK pada pasien , rencana kegiatan
kelompok dan antara main dalam kelompok

I. Konsep Harga Diri Rendah


Harga diri rendah adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri (Eko prabowo :
2014:102).
Penyebab lain dari masalah harga diri rendah diperkirakan juga sebagai akibat
dari masa lalu yang kurang menyenangkan, misalnya terlibat NAPZA. Berdasarkan
hasil dari over view dinyatakan bahwa pecand NAPZA biasanya memiliki konsen
diri yang negative dan harga diri rendah. Perkembangan emosi yang terhambat,
dengan ditandai oleh ketidakmampuan mengekspresikan emosinya secara wajar,
mudah cemas, pasif, agresif dan cenderung depresi (Samoke2012pdf:1).
Terapi keperawatan yang dapat diberikan pada klien sendiri bisa dalam
bentuk terapi kognitif. Terapi ini bertujuan untuk merubah pikiran negative yang
dialami oleh klien dengan harga diri rendah kronis kearah berfikir yang positif.
9
Pada keluarga terapi yang diperlukan dapat berupa triangle terapy yang bertujuan
untuk membantu keluarga dalam mengungkapkan perasaan mengenai permasalahan
yang dialami oleh anggota keluarga sehingga diharapkan keluarga dapat
mempertahankan situasi yang mendukung pada pengembalian fungsi hidup
klien. Pada masyarakat juga perlu dilakukan terapi psikoedukasi yang bertujuan
untuk meningkatkan pengeathuan masyarakat tentang masalah harga diri rendah
kronis yang merupakan salah satu bagian dari masalah gangguan jiwa dimasyarakat
(Samoke2012pdf.1)

J. Langkah Kegiatan
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
PENINGKATAN HARGA DIRI
SESI I : Identifikasi positif pada diri

a. Tujuan:
1) Klien dapat mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan
2) Klien dapat mengidentifikasi hal positif pada dirinya.
b. Setting:
1) Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2) Ruangan nyaman dan tenang.
c. Alat:
1) Spidol sebanyak jumlah klien yang mengikuti TAK
2) Kertas putih HVS dua kali jumlah klien yang mengikuti TAK
d. Metode:
1) Diskusi
2) Permainan
e. Langkah Kegiatan
1) Persiapan
a) Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan gangguan
konsep diri: harga diri rendah
b) Membuat kontrak dengan klien
c) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2) Orientasi
a) Salam terapeutik
10
(1) Salam dari tapis kepada klien
(2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
(3) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
b) Evaluasi/Vasilidasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c) Kontrak
(1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu bercakap-cakap tentang
hal positif diri sendiri
(2) Terapis menjelaskan aturan main berikut:
(a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis
(b) Lama kegiatan 45 menit
(c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3) Tahap Kerja
a) Terapis memperkenalkan diri: nama lengkap dan nama panggilan serta
memakai papan nama
b) Terapis membagikan kertas dan spidol kepada klien
c) Terapis meminta tiap klien menulis pengalaman yang tidak
menyenangkan
d) Terapis memberi pujian atas peran serta klien e. Terapis membagikan
kertas yang kedua
e) Terapis meminta tiap klien menulis hal positif tentang diri sendiri:
kemampuan yang dimiliki, kegiatan yang biasa dilakukan dirumah dan
dirumah sakit
f) Terapis meminta klien membacakan hal positif yang sudah ditulis
secara bergiliran sampai semua klien mendapatkan giliran
g) Terapis memberi pujian pada setiap peran serta klien
4) Terminasi
a) Evaluasi
(1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah klien mengikuti TAK
(2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b) Tindak Lanjut
Terapis meminta klien menulis hal positif lain yang belum tertulis
c) Kontrak yang akan datang
11
(1) Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu melatih hal positif diri
yang dapat diterapkan dirumah sakit dan dirumah
(2) Menyepakati waktu dan tempat

5) Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi:
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk
TAK harga diri rendaj sesi 1, kemampuan klien yang diharapkan adalah menuliskan
pengalaman yang tidak menyenangkan dan aspek positif (kemampuan) yang dimiliki.
Formulir evaluasi sebagai berikut:

Sesi 1
Stimulasi persepsi: Harga diri rendah
Kemampuan menulis pengalaman yang tidak menyenangkan dan hal positif diri sendiri

Menulis pengalaman yang tidak Menulis hal


No Nama Klien
menyenangkan positif
1. diri
2.
3.
4.
5.
6.
7.

12
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
PENINGKATAN HARGA DIRI
SESI II : Menghargai Positif Orang Lain

a. Tujuan
1) Klien dapat memahami pentingnya menghargai orang lain
2) Klien dapat mengidentifikasi hal-hal positif orang lain
3) Klien dapat memberikan umpan balik positif kepada orang lain
b. Setting
1) Klien duduk melingkar
2) Tempat tenang dan nyaman
c. Alat
1) Spidol sejumlah klien yang menjadi pasien TAK
2) Kertas sejumlah klien yang menjadi pasien TAK
d. Metode
1) Diskusi
2) Permainan
e. Langkah-langkah kegiatan
1) Persiapan
a) Terapis mempersiapkan alat dan tempat
b) Terapis mengingatkan kontrak kepada klien
2) Orientasi
a) Salam terapeutik : terapis mengucapakan salam
b) Evaluasi/ validasi :
Terapis menanyakan perasaan klien hari ini
Terapis menanyakan apakah klien pernah menghargai orang lain
c) Kontrak
(1) Terapis menjelaskan tujuan TAK
(2) Terapis menjelaskan aturan main
(a) Masing-masing klien mengikuti kegiatan TAK dari awal smapai
akhir.
(b) Jika ada klien yang akan keluar dari kelompok, harus meminta
izin kepada terapis
(c) Kegiatan akan berlangsung selama 60 menit
13
3) Kerja
a) Terapis membagikan kertas dan spidol, masing-masing sebuah untuk
setiap klien
b) Terapis meminta klien untuk membagi kertas menjadi sejumlaj klien
yang ikut TAK
c) Terapis meminta klien menuliskan nama klien yang lain di sudut kanan
atas kertas. Satu kertas untuk satu klien.
d) Terapis meminta klien menuliskan hal-hal positif temannya, sebanyak-
banyaknya yang bisa ditulis
e) Terapis meminta klien menyerahkan hasil tulisannya ke klien sesuai
nama di masing-masing kertas.
f) Terapis meminta masing-masing klien secara berurtan searah jarum jam,
dimulai dari klien yamg ada di kiri terapis membacakan kertas yang telah
diberikan dan mengungkapkan perasaan klien setelah membaca kertas
tersebut.
g) Terapis memberikan pujian, dan meminta klien bertepuk tangan, setiap
satu klien selesai membacakan kertas yang ada di tangannya
4) Terminasi
a) Evaluasi
(1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai mengikutin TAK
(2) Terapis memberikan pujian atas pencapaian kelompok
b) Tindak Lanjut
(1) Meminta klien untuk menyimpan kertas tersebut dan membaca ulang
jika sedang muncul rendah dirinya
c) Kontrak yang akan datang
(1) Terapis menyepakati kegiatan TAK berikutnya
(2) Terapis menyepakati tempat, dan waktu TAK

14
f. Evaluasi dan Dokumentasi
Nama Peserta TAK
No Aspek yang dinilai
1 Mengikuti kegiatan dari
awal sampai akhir
2 Membagi kertas menjadi
sejumlah klien yang ikut
TAK
3 Menuliskan nama klien lain
di masing-masing kertas
4 Menuliskan hal-hal positif
klien
5 Menyerahkan kertas yang
diisi
6 Membaca kertas yang telah
Dibagikan
7 Mengungkapkan perasaan
setelah membaca hal-hal
positif diri
Petunjuk : Dilakukan : 1 Tidak dilakukan : 0
Llilik MA :2011:274-276).

15
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
PENINGKATAN HARGA DIRI
SESI III : Menetapkan Tujuan Hidup Yang Realitas

a. Tujuan
1) Klien mengetahui pentingnya menetapkan tujuan hidup
2) Klien menetapkan tujuan hidup yang realistis
b. Setting
1) Klien duduk melingkar
2) Klien berada diruang yang tenang dan nyaman
c. Alat
1) Spidol sebanyak klien yang ikut TAK
2) Kertas HVS sebanyak klien yang ikut TAK
d. Metode
1) Diskusi
2) Tanya jawab
e. Langkah-langkah kegiatan
1) Persiapan
a) Terapis menyiapkan alat dan tempat
b) Terapis mengingatkan kontrak dengan klien
2) Orientasi
a) Salam terapeutik : terapis mengucapakan salam
b) Evaluasi/vasilidasi : terapis menanyakan perasaan klien hari ini
c) Kontrak:
(1) Terapis menjelaskan tujuan TAK
(2) Terapis menjelaskan aturan main TAK:
(a) Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
(b) Apabila klien akan meninggalkan kelompok, harus meminta
izin kepada terapis
(c) Lama kegiatan 60 menit
3) Kerja
a) Terapis membagikan kertas HVS dan spidol, masing-masing satu buah
untuk setiap klien

16
b) Terapis menjelaskan pentingnya memiliki tujuan hidup, agar
bersemangat berusaha mewujudkan dan optimis
c) Terapis meminta klien menuliskan masing-masing tujuan hidup klien di
kertas yang telah dibagikan
d) Terapis meminta klien untuk membacakan tujuan hidup yang telah
ditulisnya, berurutan dari klien yang berada di sebelah kiri terapis,
searah jarum jam sampai semua mendapatkan giliran
e) Terapis memberikan pujian dan mengajak tepuk tangan klien lain jika
satu orang klien telah selesai membacakan
f) Terapis meminta klien melihat lagi tujuan hidupnya, mencoret tujuan
yang sulit (tidak mungkin) dicapai
g) Terapis meminta klien membaca ulang tujuan hidup yang benar-benar
realistis(seperti langkah d)
h) Terapis memberikan pujian kepada klien setiap selesai membaca
tujuan hidupnya
4) Terminasi
a) Evaluasi:
(1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai TAK
(2) Terapis memberikan pujian kepada kelompok
b) Tindak lanjut: terapis menganjurkan klien menuliskan lagi tujuan
hidup yang mungkin masih ada
c) Kontrak yang akan dating
(1) Terapis membuat kesepakatan kegiatan TAK berikutnya
(2) Terapis menyepakati tempat dan waktu TAK
f. Evaluasi dan Dokumentasi

Aspek yang Nama peserta TAK


No
dinilai
1.
2.
3.
4.

Petunjuk: dilakukan = 1 tidak dilakukan = 0


Llilik MA :2011:274-276).

17
DAFTAR PUSTAKA

- MA, Llilik. (2011). Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Graha ilmu
https://samoke2012.wordpress.com
- AK, Budi .2013). Prinsip dan praktik keperawatan kesehatan jiwa. Elsevier
- Yusuf AH, Rizky Fitryasari PK, Hanik Endang Nihayati. (2015). Buku Ajar
Kesehatan Jiwa. Salemba Medika: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai