PROFESI NERS
MAKASSAR 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat, rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
proposal yang berjudul “Ronde Keperawatan Dengan Pasien Covid-19”
“Tak ada gading yang tak retak” begitu pula kami menyadari bahwa
proposal ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
proposal ini. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta membantu kami dalam menyelesaikan proposal ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, makadapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa definisi dari ronde keperawatan?
2. Apa karakteristik dari ronde keperawatan?
3. Apa tujuan dari ronde keperawatan?
4. Apa manfaat dari ronde keperawatan?
5. Bagaimana kriteria pasien dari ronde keperawatan?
6. Bagaimana peran dari ronde keperawatan?
7. Bagaimana langkah-langkah dari ronde keperawatan?
8. Bagaimana kriteria evaluasi dari ronde keperawatan?
9. Bagaimana rencana kegiatan dari ronde keperawatan?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan pada Program Studi Profesi
Ners Keperawatan di STIK Stella Maris Makassar.
2. Tujuan khusus
Diharapkan Mahasiswa mampu :
a. Untuk mengetahui definisi dari ronde keperawatan.
b. Untuk mengetahui karakteristik dari ronde keperawatan.
c. Untuk mengetahui tujuan dari ronde keperawatan.
d. Untuk mengetahui manfaat dari ronde keperawatan.
e. Untuk mengetahui kriteria pasien dari ronde keperawatan.
f. Untuk mengetahui peran dari ronde keperawatan.
g. Untuk mengetahui langkah-langkah dari ronde keperawatan.
h. Untuk mengetahui kriteria evaluasi dari ronde keperawatan.
i. Untuk mengetahui rencana kegiatan dari ronde keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Ronde keperawatan (Nursing Rounds) merupakan proses interaksi antara
pengajar dan perawat atau siswa perawat dimana terjadi proses pembelajaran.
Ronde keperawatan dilakukan oleh teacher nurse atau head nurs dengan
anggota stafnya atau siswa untuk pemahaman yang jelas tentang penyakit dan
efek perawatan untuk setiap pasien (Saleh, 2012).
Ronde Keperawatan adalah suatu tindakan yang dilaksanankan oleh
perawat, di samping klien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan
asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh
perawat primer dan atau konselor, kepala ruangan, perawat assosciate, dan
perlu juga melibatkan seluruh anggota tim (Nursalam, 2014).
Beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan ronde
keperawatan adalah suatu tindakan yang dilaksanankan oleh perawat di dalam
suatu tim untuk mengetahui, membahas, dan melaksanakan asuhan
keperawatan untuk pemahaman yang jelas tentang penyakit dan efek
perawatan untuk setiap pasien.
B. Karakteristik
Menurut Nursalam (2011), karakteristik ronde keperawatan sebagai berikut :
1. Klien dilibatkan secara langsung.
2. Klien merupakan fokus kegiatan.
3. Perawat assosciate, perawat primer, dan konsuler melakukan diskusi
bersama.
4. Konselor memfasilitasi kreatifitas.
5. Konselor membantu mengembangkan kemampuan perawat assosciate,
perawat primer untuk meningkatkan kemampuan dala mengatasi masalah.
E. Kriteria Pasien
Menurut Nursalam (2014), mengatakan Pasien yang dipilih untuk dilakukan
ronde keperawatan adalah pasien yang memiliki kriteria sbb:
1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan.
2. Pasien dengan kasus baru atau langka.
F. Peran
Menurut Nursalam (2002), dalam ronde keperawatan setiap perawat memiliki
peran masing-masing diantaranya :
1. Perawat primer dan perawat assosciate
Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan yang bisa
untuk memaksimalkan keberhasilan, antara lain:
a. Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.
b. Menjelaskan masalah keperawatan utama.
c. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan.
d. Menjelaskan tindakan selanjutnya.
e. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.
2. Perawat primer lain atau konsuler
a. Memberikan justifikasi.
b. Memberikan reinforcement.
c. Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta
tindakan yang rasional.
d. Mengarahkan dan koreksi.
e. Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari.
G. Tipe-Tipe Ronde Keperawatan
Berbagai macam tipe ronde keperawatan dikenal dalam studi kepustakaan.
Diantaranya ada empat tipe ronde keperawatan yaitu (Nursallam, 2011)
1) Metron nurse menurut Close dan Castledine (2005) seorang perawat
berkeliling ke ruangan-ruangan, menanyakan kondisi pasien sesuai jadwal
rondenya. Yang dilakukan perawat ronde ini adalah memeriksa standart
pelayanan, kebersihan, kerapihan, dan menilai penampilan dan kemajuan
perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien
2) Nurse management rounds menurut Close dan Castledine (2005) ronde ini
adalah ronde manajerial yang melihat pada rencana pengobatan dan
implementasi pada sekelompok pasien. Untuk melihat prioritas tindakan
yang telah dilakukan serta melibatkan pasien dan keluarga pada proses
interaksi. Pada ronde ini tidak terjadi proses pembelajaran antara perawat
dan head nurse.
3) Patient comport nurse menurut Close dan Castledine (2005) ronde disini
berfokus pada kebutuhan utama yang diperlukan pasien di rumah sakit.
Fungsi perawat dalam ronde ini adalah memenuhi semua kebutuhan
pasien. Misalnya ketika ronde dilakukan dimalam hari, perawat
menyiapkan tempat tidur untuk pasien tidur.
4) Teavhing rounds menurut Close dan Castledine (2005) dilakukan antara
teacher nurse dengan perawat atau mahasiswa perawat, dimana terjadi
proses pembelajaran. Teknik ronde ini biasa dilakukan oleh perawat atau
mahasiswa perawat.Dengan pembelajaran langsung. Perawat atau
mahasiswa dapat langsung mengaplikasikan ilmu yang didapat langsung
pada pasien
Daniel (2004) walking round yang terdiri dari nursing round, physician-
nurse rounds atau interdisciplinary rounds. Nursing rounds adalah ronde
yang dilakukan antara perawat dengan perawat. Physician- nurse adalah
ronde pada pasien yang dilakukan oleh dokter dengan perawat, sedangkan
interdisciplinary rounds adalah ronde pada pasien yang dilakukan oleh
berbagai macam tenaga kesehatan meliputi dokter, perawat, ahli gizi serta
fisioterapi, dan sebagainya (Nursalam, 2011)
1. Penepatan
Persiapan pasien :
Informed concent
Hasil pengkajian/ validasi data
6. Kesimpulan dan
rekomendasi 5. Lanjutan diskusi
solusi masalah di nurse station
Tahap Pelaksanaan
di kamar pasien
Keterangan :
1. Persiapan
a. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
b. Menentukan tim ronde.
c. Mencari sumber atau literature.
d. Membuat proposal.
e. Pemberian informed consent dan pengkajian kepada klien/keluarga.
f. Diskusi : Apa diagnosis keperawatan?, Apa data yang mendukung?,
Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan?, dan Apa hambatan
yang ditemukan selama perawatan?
2. Pelaksanaan Ronde
a. Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan
difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang
akan atau telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu
didiskusikan.
b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor/kepala
ruangan tentang masalah klien serta rencana tindakan yang akan
dilakukan.
d. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang
akan ditetapkan.
3. Pasca Ronde
a. Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta
menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.
b. Evaluasi, revisi dan perbaikan.
c. Kesimpulan dan rekomendasikan penegakan diagnosis, intervensi
keperawatan selanjutnya.
H. Kriteria Evaluasi
Menurut Nursalam (2014), kriteria evalusi yang dapat diambil yaitu :
1. Struktur
a. Persyaratan administratif (informed consent, alat, dan lainnya).
b. Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde
keperawatan.
c. Persiapan dilakukan sebelumnya.
2. Proses
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran
yang telah ditentukan.
3. Hasil
a. Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan.
b. Masalah pasien dapat teratasi.
c. Perawat dapat:
d. Menumbuhkan cara berpikir yang kritis.
e. Meningkatkan cara berpikir yang sistematis.
f. Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
g. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
h. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien.
i. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
j. Meningkatkan kemampuan justifikasi.
k. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
BAB III
RENCANA KEGIATAN
RENCANA PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN PADA PASIEN TAHUN
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
PADA DIAGNOSIS MEDIS PNEUMONIA ( PDP COVID-19)
Sasaran :
Hari/tanggal :
Waktu :
A. Pengorganisasian
1. Kepala Ruangan :
2. PP 1 :
3. PP 2 :
4. PA 1 :
5. PA 2 :
6. Konselor :
dr. :
Ahli Gizi :
Perawat Konselor :
7. Pasien :
8. Keluarga :
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah pasien yang belum teratasi, yaitu
2. Tujuan Khusus
a. Menjustifikasi masalah yang belum teratasi.
b. Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat primer, tim
kesehatan lain.
c. Menemukan alasan ilmiah terhadap masalah pasien
d. Merumuskan intervensi keperawatan yang tepat sesuai masalah pasien.
C. Sasaran
Pasien
D. Materi
E. Metode
Diskusi dan Tanya Jawab
F. Media
1. Dokumen/status pasien.
2. Sarana diskusi: kertas, bulpen.
3. Materi yang disampaikan secara lisan.
perlu didiskusikan
menentukan tindakan
keperawatan pada masalah
prioritas yang telah
ditetapkan.
3. Evaluasi dan rekomendasi
intervensi keperawatan
4. Penutup
H. Kriteria Evaluasi
1. Struktur:
a. Ronde keperawatan dilaksanakan di
b. Peserta ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde
keperawatan.
c. Persiapan dilakukan sebelumnya.
2. Proses:
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang
telah ditentukan.
3. Hasil:
a. Pasien puas dengan hasil kegiatan.
b. Masalah pasien dapat teratasi.
c. Perawat dapat:
1) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis dan sistematis.
2) Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien.
4) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
5) Meningkatkan kemampuan justifikasi.
6) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
Lampiran
RONDE KEPERAWATAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : …………………………..
Umur : ……………………..........
Alamat : ……………………..........
Nama : ……………………………
Umur : ……………………………
Alamat : ……………………………
Ruang : …………………………..
No RM : …………………………..
………………………………… ……………………………………
1. ……………………. 1. …………………………
2. …………………….
2. …………………………
LAMPIRAN
Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak
- Alpha Coronavirus
- Beta Coronavirus
- Delta Coronavirus
- Gamma Coronavirus.
C. PATOFISIOLOGI
D. MANIFESTASI KLINIS
E. KLASIFIKASI
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
3. Bronkoskopi
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Pasien dengan hasil pemeriksaan positif yang dirawat di rumah dan di fasilitas
khusus/RS darurat maka obat diberikan secara oral. Dilarang menggunakan
kortikosteroid, kecuali pada kasus dengan komorbid tertentu. Untuk pasien anak
dosis obat disesuaikan.
Cara terbaik untuk mencegah infeksi adalah menghindari terkena virus corona
ini.
H. KOMPLIKASI
1. Pneumonia Ringan
Gejala utama dapat muncul seperti demam, batuk, dan sesak. Namun tidak
ada tanda pneumonia berat. Pada anak-anak dengan pneumonia tidak berat
ditandai dengan batuk atau susah bernapas atau tampak sesak disertai napas
cepat atau takipneu tanpa adanya tanda pneumonia berat.
2. Pneumonia Berat
Pada pasien dewasa
Gejala yang muncul diantaranya demam atau curiga infeksi saluran napas
Tanda yang muncul yaitu takipnea (frekuensi napas: >30x/menit), distress
pernapasan berat atau saturasi oksigen pasien <90% udara luar.
Pada pasien anak-anak: Gejala: batuk atau tampak sesak, ditambah satu
diantara kondisi berikut:
Anak :
Bilevel NIV atau CPAP ≥5 cmH2O melalui masker full wajah:
PaO2/FiO2 ≤ 300 mmHg atau SpO2/FiO2 ≤264
ARDS ringan (ventilasi invasif): 4 ≤ oxygenation index (OI) <8 or 5 ≤
OSI < 7.5
ARDS sedang (ventilasi invasif): 8 ≤ OI < 16 atau 7.5 ≤ oxygenation
index using SpO2 (OSI) < 12.3
ARDS berat (ventilasi invasif): OI ≥ 16 atau OSI ≥ 12.326
4. Sepsis
Sepsis merupakan suatu kondisi respons disregulasi tubuh terhadap suspek
infeksi atau infeksi yang terbukti dengan disertai disfungsi organ. Tanda
disfungsi organ perubahan status mental, susah bernapas atau frekuensi
napas cepat, saturasi oksigen rendah, keluaran urin berkurang, frekuensi nadi
meningkat, nadi teraba lemah, akral dingin atau tekanan darah rendah, kulit
mottling atau terdapat bukti laboratorium koagulopati, trombositopenia,
asidosis, tinggi laktat atau hiperbilirubinemia.
5. Syok Septik
Definisi syok septik yaitu hipotensi persisten setelah resusitasi volum
adekuat sehingga diperlukan vasopressor untuk mempertahankan MAP ≥ 65
mmHg dan serum laktat > 2 mmol/L. Definisi syok septik pada anak yaitu
hipotensi dengan tekanan sistolik < persentil 5 atau >2 SD dibawah rata rata
tekanan sistolik normal berdasarkan usia atau diikuti dengan 2-3 kondisi
berikut :
Perubahan status mental
Bradikardia atau takikardia
Pada balita: frekuensi nadi <90 x/menit atau >160x/menit
Pada anak-anak: frekuensi nadi <70x/menit atau >150x/menit26
Capillary refill time meningkat (>2 detik) atau vasodilatasi hangat
dengan bounding pulse
Takipnea
Kulit mottled atau petekia atau purpura
Peningkatan laktat
Oliguria
Hipertemia atau hipotermia
7. Rhabdomyolisis
Penyakit ini sebenarnya sangat jarang terjadi. Namun, para dokter dan
peneliti menilai penyakit ini perlu dimonitor pada pasien-pasien berisiko
tinggi yang positif Covid-19.
Pada rhabdomyolisis, jaringan otot akan rusak dan mati. Hal ini
menyebabkan protein dalam sel yang disebut myoglobin menjadi tumpah
memenuhi aliran darah. Jika ginjal tidak bisa menyaring myoglobin dengan
baik, maka akan terjadi kerusakan fungsi di tubuh dan mengakibatkan
kematian.
DAFTAR PUSTAKA