Anda di halaman 1dari 6

PENGERTIAN OBAT TRADISIONAL

Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun-temurun, berdasarkan


resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik
bersifat magic maupun pengetahuan tradisional. (https://id.wikipedia.org/wiki/Obat_tradisional //
MENURUT WHO )

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun
telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat. ( MENURUT PERMENKES NOMOR 007 TAHUN 2012 //
http://jdih.pom.go.id/produk/PERATURAN%20MENTERI/Permenkes_007-
2012_Registrasi_Obat_Tradisional1.pdf )

BENTUK SEDIAAN OBAT TRADISIONAL


Menurut Undang-undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan,
yang dimaksud dengan obat tradisional adalah bahan ataupun ramuan
bahan yang berupa bahan tumbuhan, hewan, bahan mineral, sediaan
galenik, atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun-temurun
telah digunakan untuk pengobatan dan telah diterapkan sesuai dengan
norma yang berlaku di masyarakat.

Berbagai macam varian obat tradisional telah diproduksi, untuk


mempermudah pengawasan dan perizinan maka BPPOM telah
mengklasifikasikan obat tradisional ke dalam tiga bentuk sediaan yaitu
jamu, obat herbal terstandar dan produk fitokimia.Berikut ini adalah
perbedaan antara jamu, obat herbal erstandar, dan fitofarmaka :
Jamu merupakan  obat tradisional Indonesia yang berasal dari
pengetahuan masyarakat (fakta empiris) dan diwariskan secara turun-
temurun. Oleh karena itu dalam kemasan jamu sering kita temukan kata
“dipercaya berkhasiat untuk mengobati…..” Klaim khasiat ramuan jamu
diperoleh bukan dari kegiatan percobaan atau penelitian yang bersifat
ilmiah, namun diperoleh dari pengetahuan yang berkembang di
masyarakat dan diwariskan secara turun temurun.  Contoh produk jamu
yang sudah kita kenal adalah jamu sido muncul, bintang toejoeh, air
mancur dan lain-lain.
Obat herbal terstandar adalah sediaan obat bahan alam yang telah telah
dibuktikan kemanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan praklinis serta
telah dilakukan standarisasi pada bahan baku yang digunakan. Uji
praklinis yang dilakukan diantara adalah uji eksperimental in vitro, uji
eksperimental in vivo, uji toksisitas akut, uji toksisitas subkronik, dan uji
toksisitas khusus. Obat herbal terstandar memiliki ciri logo tertentu yang
berbeda dengan logo produk jamu dan fitofarmaka, contoh produk yang
beredar di masyarakat diantaranya tolak angin, diapet, lelap, reumaker,
dan lain-lain.
Fitofarmaka merupakan sediaan bahan alam yang telah dibuktikan
keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji klinis dan praklinis.
Uji klinis tanaman obat dilakukan untuk memperoleh bukti klinis bahwa
obat tersebut bermanfaat, sehingga konsumen yakin akan klaim obat
tersebut dari awal. Sebagai contoh produk X mengklaim bahwa
produknya mampu menyembuhkan gejala sakit hepatitis, maka uji klinis
yang dirancang dengan menghadirkan penderita hepatitis pada stadium
dan persyaratan kesehatan tertentu untuk diuji menggunakan produk  X.
Pada obat herbal terstandar selain standarisasi bahan baku,  produk
jadinya pun distandarisasi untuk memastikan kualitas produk yang
diharapkan. Logo pada produk fitofarmaka berbeda dengan logo produk
jamu dan obat herbal terstandar. Produk fitofarmaka yang terdapat di
Indonesia diantaranya : Stimuno, Nodiar, X-gra, Tensigard, dan lain-lain.
(https://theadiokecenter.wordpress.com/2016/07/30/sediaan-obat-
tradisional-di-indonesia/ )

Anda mungkin juga menyukai