Anda di halaman 1dari 8

PROSIDING

PERTEMUAN DAN PRESENTASI ILMIAH PENELITIAN DASAR


ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI NUKLIR
Pusat Sains dan Teknologi Akselerator
Yogyakarta, 28 November 2017

STUDI KOEFISIEN ATENUASI KULIT SINTETIS DENGAN BAHAN ISIAN


Pb(NO3)2 UNTUK BAHAN APRON PROTEKSI RADIASI PADA INSTALASI
RADIODIAGNOSTIK

Anung Muharini dan Widya Rosita


Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika, FT UGM, Jl. Grafika 2 Yogyakarta
e-mail: amuharini@ugm.ac.id

ABSTRAK
STUDI KOEFISIEN ATENUASI KULIT SINTETIS DENGAN BAHAN ISIAN PbNO3 UNTUK BAHAN
APRON PROTEKSI RADIASI PADA INSTALASI RADIODIAGNOSTIK. Salah satu alat untuk proteksi radiasi
di instalasi radiodiagnostik adalah apron. Apron tersebut harus mempunyai kemampuan untuk menyerap radiasi,
mempunyai kekuatan mekanik, dan nyaman digunakan. Telah dilakukan penelitian tentang kemampuan atenuasi
sampel kulit sintetis dengan bahan isian Pb(NO3)2 120, 140, dan 160 pphr terhadap sinar X dengan energy
maksimum 55, 65, 75, 80, dan 90 kV. Dari penelitian didapatkan koefisien atenuasi sinar X akan meningkat dengan
meningkatnya konsentrasi bahan isian Pb(NO3)2 dan akan menurun dengan naiknya tegangan tabung sinar X.
Koefisien atenuasi linear sampel kulit sintetik dengan bahan isian Pb(NO3)2 dengan konsentrasi 120 pphr terhadap
sinar X dengan tegangan tabung 55, 65, 75, 80, dan 90 kV berturut-turut 0,6911; 0,5590; 0,5119; 0,4098; dan
0,3926 mm-1, untuk konsentrasi Pb(NO3)2 140 pphr berturut-turut 0,7736; 0,6447; 0,5162; 0,4793; dan 0,4444 mm-1,
dan untuk konsentrasi Pb(NO3)2 160 pphr berturut-turut 0,8277; 0,7149; 0,6798; 0,5320; dan 0,4928 mm-1. Tebal
sampel kulit sintetik dengan bahan isian Pb(NO3)2 dengan konsentrasi 120 pphr yang setara dengan 0,5 mm Pb
pada paparan sinar X dengan tegangan tabung 55, 65, 75, 80, dan 90 kV berturut-turut 2,4642; 2,7119; 2,6626;
3,0529; dan 3,1909 mm, untuk konsentrasi Pb(NO3)2 140 pphr berturut-turut 2,2014; 2,3514; 2,6404; 2,6102; dan
2,8190 mm, untuk konsentrasi Pb(NO3)2 160 pphr berturut-turut 2,0557; 2,1205; 2,0050; 2,3517; dan 2,5421 mm.
Kata kunci : kulit sintetik, bahan isian Pb, koefisien atenuasi linear

ABSTRACT
THE STUDY OF ATENUATION COEFFICIENT OF SYNTHETIC LEATHER WITH PbNO3 FILLER
MATERIAL FOR RADIATION PROTECTION APRON MATERIALS IN RADIODIAGNOSTIC. One of the
radiation protections tool in radiodiagnostic installation is apron. The apron should have good radiation attenuation
ability, good mechanical strength, and convenient to use. A research on the attenuation ability of synthetic leather
composites samples using Pb(NO3)2 filler materials 120, 140, and 160 pphr to X-ray tube voltage of 55, 65, 75, 80,
and 90 kV was conducted. It was concluded that the X-ray attenuation coefficient increases with increasing Pb(NO3)2
concentration and will decrease with the increase of X-ray tube voltage. Linear attenuation coefficient of synthetic
leather samples with Pb(NO3)2 filler materials with concentration of 120 pphr to X-ray tube voltages of 55, 65, 75,
80, and 90 kV are 0.6911; 0.5590; 0.5119; 0.4098; and 0.3926 mm -1 respectively, for 140 pphr Pb(NO3)2 filler
materials are 0.7736; 0.6447; 0.5162; 0.4793; and 0.4444 mm-1 respectively and for 160 pphr Pb(NO3)2 filler
materials are 0.8277; 0.7149; 0.6798; 0.5320; and 0.4928 mm -1 respectively. The thickness of synthetic leather
samples with Pb(NO3)2 filler materials with concentration of 120 pphr that is equivalent with 0,5 mm Pb to X-ray
tube voltages of 55, 65, 75, 80, and 90 kV are 2,4642; 2,7119; 2,6626; 3,0529; and 3,1909 mm respectively, for 140
pphr Pb(NO3)2 filler materials are 2,2014; 2,3514; 2,6404; 2,6102; and 2,8190 mm respectively and for 160 pphr
Pb(NO3)2 filler materials are 2,0557; 2,1205; 2,0050; 2,3517; dan 2,5421 mm respectively.
Keyword : synthetic leather, Pb filler, linear attenuation coefficient

PENDAHULUAN kurang nyaman digunakan. Hal ini mendorong penelitian


mengenai eksplorasi bahan alternatif yang dapat
P ara pekerja radiasi termasuk pekerja radiasi di Rumah
Sakit harus dilindungi supaya radiasi yang
diterimanya di bawah NBD (Nilai Batas Dosis) yang
digunakan sebagai bahan apron yang nyaman namun
tanpa meninggalkan fungsi proteksinya. Beberapa
penelitian modifikasi apron telah dilakukan dengan
ditetapkan oleh BAPETEN. Salah satu alat proteksi
mencampur timbal dan bahan dasar lain sehingga
radiasi di instalasi radiodiagnostik adalah apron. Apron
membentuk komposit.
harus mampu menyerap radiasi dan harus nyaman
Penelitian pembuatan apron dengan bahan dasar
digunakan. Pb merupakan bahan shielding radiasi foton
dan isian beberapa jenis senyawa timbal telah dilakukan
yang sangat baik. Selama ini apron yang digunakan di
dan diuji koefisien atenuasinya terhadap sinar gamma
Rumah sakit berbahan timbal sehingga agak kaku dan
dari 137Cs. Koefisien atenuasi dipengaruhi oleh bahan
Anung Muharini dan Widya Rosita ISSN 0216-3128 375
STUDI KOEFISIEN ATENUASI KULIT SINTETIS DENGAN BAHAN ISIAN Pb(NO 3)2 UNTUK BAHAN
APRON PROTEKSI RADIASI PADA INSTALASI RADIODIAGNOSTIK

penyerap dan energi foton. Energi gamma dari 137Cs sebesar 0,0802 mm-1[8]. Untuk keperluan proteksi sinar
adalah 0,662 MeV sedangkan energi sinar X X, telah dilakukan penelitian penggunaan Pb 3O4 sebagai
radiodiagnostik maksimal 150 keV. Oleh karena itu perlu filler pada apron yang terbuat dari komposit kulit sintetis.
dilakukan penelitian untuk mengetahui daya serap kulit Penelitian ini memvariasi kadar Pb3O4 dan ADCM.
sintetis dengan bahan isian Pb terhadap sinar X Koefisien atenuasi terhadap sinar X 80 keV untuk kadar
radiodiagnostik. Pada penelitian ini akan diuji koefisien Pb3O4 140 pphr dan ADCM 0 pphr adalah 3,26 cm-1 dan
atenuasi kulit sintetis dengan isian Pb(NO3)2 terhadap lolos uji mekanik sesuai dengan SNI 1294-2009 [9].
sinar X radiodiagnostik pada tegangan 55 sampai 90 kV. Penelitian tentang pengaruh bahan isian Pb3O4,
Beberapa penelitian terkait pembuatan apron PbCl2, Pb(NO3)2, PbO, dan Fe dengan variasi 80, 100,
perisai radiasi yang telah dilakukan antara lain 120, dan 140 pphr telah dilakukan dan diuji dengan sinar
menggunakan komposit karet alam. Kristiyanti dkk gamma energi 0,662 MeV dari 137Cs dan dilakukan uji
merekayasa komposit lateks cair timbal oksida mekanis [10,11,12,13]. Kulit sintetis dengan kadar Pb 3O4
menggunakan teknologi ultrasonic dan suhu superkritis 140 pphr dan DOP 55 pphr mempunyai koefisien
untuk digunakan sebagai perisai radiasi tiroid pada atenuasi 0,0832 mm-1. Kulit sintetis tersebut mempunya
pemeriksaan gigi. Dari pengujian sifat fisik diperoleh kuat tarik melintang 379,28 N dan membujur 608,35 N;
hasil tingkat kekerasan 52 shore A, kuat Tarik 19 MPa, kemuluran melintang 20% dan membujur 17%,
perpanjangan tetap 9% dan perpanjangan putus 650. ketahanan sobek melintang 39,3 N dan membujur 36,43
Hasil pengujian daya serap menggunakan pesawat sinar N [10]. Kulit sintetis dengan bahan isian PbCl2 140 pphr
X pada tegangan 50 kV menunjukkan bahwa komposit dan DOP 55 pphr mempunyai koefisien atenuasi 0,08456
dengan komposisi 200 pphr mempunyai daya serap mm-1. Kulit sintetis tersebut memiliki kuat tarik sebesar
94,375% setara dengan daya serap pelat timbal setebal 457,83 N untuk pengujian melintang dan 560,80 N untuk
0,35 mm [1]. Penggunaan komposit karet alam dan pengujian membujur, kemuluran sebesar 20,67% untuk
timbal oksida untuk perisai radiasi Gamma untuk terapi melintang dan 14,67% untuk membujur, dan ketahanan
kanker telah diteliti oleh Sri Mulyono Atmojo dkk. sobek sebesar 28,09 N untuk melintang dan 30,12 N
Komposit dibuat dengan cara digiling, dibuat kompon untuk membujur. Nilai tersebut memenuhi persyaratan
dan divulkanisasi dengan belerang. Hasil uji daya serap mutu dari SNI 1294:2009 [11]. Kulit sintetis dengan
menunjukkan daya serap radiasi gamma sampel bahan isian Pb(NO3)2 140 pphr dan DOP 55 pphr
komposit dengan komposisi 700 pphr, ekivalen dengan mempunyai koefisien atenuasi 0,0831 mm-1, kuat tarik
daya serap pelat timbal tebal 0,75 mm [2]. dan kemuluran memenuhi syarat SNI 1294-2009 [12].
Beberapa tahun setelah penggunaan perisai FeCl2 tidak bisa digunakan sebagai bahan isian kulit
radiasi, diprediksi terjadi penurunan kualitas dari perisai. sintetis. Kulit sintetis dengan bahan isian PbO 140 pphr
Untuk itu dilakukan penelitian untuk mengetahui kualitas dan DOP 55 pphr mempunyai koefisien atenuasi 0,08453
komposit karet timbal setelah setelah umur pembuatan 12 mm-1, Uji mekanik memenuhi persyaratan mutu dari
tahun. Evaluasi dilakukan dengan melakukan SNI 1294:2009 [13].
perbandingan hasil uji terhadap sifat mekanik dan daya Interaksi sinar X dan sinar gamma yang utama
serap radiasi pada saat baru dibuat dengan kondisi dengan materi adalah efek fotolistrik, hamburan
setelah berumur 12 tahun. Sifat mekanik yang diuji yaitu compton, dan produksi pasangan. Intensitas radiasi yang
sifat kekerasan bahan, kuat tarik bahan, perpanjangan melewati suatu material akan mengalami penurunan
putus dan perpanjangan tetap. Hasil evaluasi secara eksponensial akibat dari interaksi radiasi dengan
menunjukkan bahwa sifat mekanis serta sifat daya serap materi. Ketika foton pada intensitas I0 bertabrakan
terhadap radiasi produk karet timal setelah berumur 12 dengan suatu absorber yang memiliki ketebalan x,
tahun masih memenuhi standar yang diacu [3]. intensitas yang ditransmisikan kembali oleh absorber
Penggunaan kulit sintetis sebagai bahan dasar mengikuti suatu hukum exponensial sebagai berikut [14]:
komposit untuk apron didasari pada sifatnya yang
menyerupai kulit. Kulit antara lain memiliki sifat elastis
I o  e μ x (1)
dan plastis, kekuatan tarik yang tinggi, nyaman dipakai dimana  adalah koefisien atenuasi linear.
dan tahan abrasi [4, 5]. Permintaan terhadap kulit sintetis Dalam Perka BAPETEN no 8 th 2011 tentang
meningkat pesat dewasa ini karena terbatasnya pasokan Keselamatan Radiasi Dalam Penggunaan Pesawat Sinar-
kulit. Hal ini mendorong penelitian mengenai pembuatan X Radiologi Diagnostik Dan Intervensional disebutkan
kulit sintetis antara lain penggunaan kolagen dalam bahwa Radiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang
microfiber synthetic leather, biobased polyester polyol berhubungan dengan Penggunaan semua modalitas
dalam faux leather [6,7] yangmenggunakan Radiasi untuk diagnosis dan
Akhmad Aji Wijayanto melakukan optimasi prosedurterapi dengan menggunakan panduan
desain kulit sintesis dengan filler variasi konsentrasi PbO Radiologi,termasuk teknik pencitraan dan Penggunaan
dan PbCl2 serta variasi konsentrasi ADCM. Berdasarkan Radiasi dengan sinar-X dan zat radioaktif. Radiologi
hasil penelitian, kulit sintetis dengan komposisi PbO 120 Diagnostik adalah kegiatan yang berhubungan dengan
pphr dan ADCM 0 pphr menunjukkan Hasil pengujian Penggunaan fasilitas untuk keperluan diagnosis.
atenuasi yang terbaik terhadap sinar gamma 0,662 MeV Radiologi Intervensional adalah cabang ilmu Radiologi
dari 137Cs sebesar 0,081 mm-1 sedangkan yang berasal yang terlibat dalam terapi dan diagnosis pasien, dengan
dari komposisi PbCl2 120 pphr dan ADCM 0 pphr melakukan terapi dalam tubuh pasien melalui bagian luar

376 ISSN 0216-3128 Anung Muharini dan Widya Rosita


STUDI KOEFISIEN ATENUASI KULIT SINTETIS DENGAN BAHAN ISIAN Pb(NO 3)2 UNTUK BAHAN
APRON PROTEKSI RADIASI PADA INSTALASI RADIODIAGNOSTIK

tubuh dengan kawat penuntun, stent, dan lain-lain dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan sinar-X [15].
Langkah pertama penelitian ini adalah membuat lapisan
Apron proteksi radiadi berupa bahan yang
tengah komposit kulit sintetis untuk apron. Lapisan
mampu mengatenuasi radiasi. Dalam perka BAPETEN
tengah komposit dalam penelitian ini dibuat dari bahan
no 8 th 2011 disebutkan bahwa salah satu peralatan
dasar PVC dengan isian Pb(NO3)2 120, 140, dan 160 pphr
proteksi radiasi adalah apron yang setara dengan 0,2 mm
sebagai pengatenuasi foton sinar X. Tebal sampel lapisan
Pb, atau 0,25 mm Pb untuk Penggunaan pesawat sinar-X
tengah komposit yang dihasilkan 0,2 mm. Sampel
Radiologi Diagnostik, dan 0,35 mm (nol koma tiga puluh
tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.
lima milimeter) Pb, atau 0,5 mm (nol koma lima
milimeter) Pb untuk pesawat sinar-X Radiologi
Intervensional. Tebal kesetaran timah hitam harus diberi
tanda secara permanen dan jelas pada apron tersebut
[15].
Kulit sintetis merupakan suatu lembaran yang
kenampakannya dibuat menyerupai kulit asli dan
tersusun dari bahan penguat dan dilapisi oleh satu, dua
atau lebih lapisan bahan plastik. Kulit sintetis dapat
dibuat dari komposisi bahan dasar PVC dan bahan
campuran lainnya dan dapat diisi dengan filler misalnya
filler Pb [16]. Gambar 1. Sampel lapisan tengah komposit kulit dengan
isian Pb(NO3)2 120, 140, 160 pphr
TATA KERJA
Kemampuan atenuasi sampel lapisan tengah
Pembuatan kulit sintetis ini berbahan dasar PVC dengan komposit kulit bahan apron terhadap sinar X dilihat dari
bahan campuran epoxy, DOP, ADCM, kickers, dan densitas film radiograf hasil pemaparan sinar X. Pada
stabilizer. Lapisan yang dibuat adalah lapisan tengah penelitian ini tegangan sinar X yang digunakan adalah
(middle coat). Formulasi bahan lapisan tengah kulit 55, 65, 75, 80, dan 90 kV. Tegangan tersebut merupakan
sintesis dalam satuan pphr (percent per hundred ratio) tegangan tabung sinar X yang biasa digunakan untuk
disajikan pada Tabel 1. keperluan radiodiagnostik. Besarnya arus yang
Tabel 1. Formulasi bahan lapisan tengah kulit sintesis digunakan adalah 100 mA dan waktu pemaparan 0,08
dalam satuan pphr (percent per hundred ratio) detik. Sampel kulit disusun 1 lapis sampai 5 lapis.
Contoh radiograf hasil paparan sinar X terhadap sampel
Bahan kulit bahan apron dengan isian Pb(NO3)2 dapat dilihat
PVC 100 pada Gambar 2 untuk tegangan tabung sinar X 55 kV dan
DOP 55 Gambar 3 untuk tegangan tabung sinar X 80 kV.
Epoxy 2,5 Semakin tebal lapisan tengah komposit bahan
Stabilizer 5 apron maka atenuasi terhadap sinar X semakin banyak
Filler Pb(NO3)2 * atau sinar X yang lolos dan mengenai film semakin
Kickers 3 sedikit. Hal ini ditunjukkan dengan semakin putihnya
ADCM 3 radiograf atau densitasnya semakin kecil. Demikian juga
Pigmen - semakin besar kadar Pb(NO3)2 semakin besar serapan
*: divariasikan 120, 140, dan 160 pphr sinar X-nya.
Pembuatan lapisan tengah dilakukan dengan cara
mencampur DOP, stabilizer serta epoxy. PVC, kickers,
filler timbal, dan ADCM dimasukkan ke campuran
pertama sedikit demi sedikit sambil diaduk selama 30
menit. Tahap selanjutnya, butir-butirnya dihaluskan
selama ± 1 jam, dijaga jangan sampai terbentuk
gelembung. Setelah itu, dibuat lapisan dengan roll,
kemudian dipanaskan dengan oven bersuhu 195ºC
selama 4 menit, dan didinginkan.
Untuk pengujian koefisien atenuasi sampel kulit
sintetis dipapari sinar X radiodiagnostik dengan tegangan
tabung 55 – 90 kV. Radiograf diukur densitasnya dengan
densitometer. Untuk menentukan kesetaraan tebal kulit
sintetik dengan 0,5 mm Pb, lempeng Pb tebal 0,5 mm Gambar 2. Radiograf dari sampel kulit dengan isian
dipapari sinar X dengan tegangan tabung yang sama Pb(NO3)2 hasil paparan sinar X 55 kV
dengan yang digunakan pada sampel kulit sintetik.
dari atas ke bawah: 120, 140, 160 pphr
dari kiri ke kanan: 1, 2, 3, 4, 5 lapis

Anung Muharini dan Widya Rosita ISSN 0216-3128 377


STUDI KOEFISIEN ATENUASI KULIT SINTETIS DENGAN BAHAN ISIAN Pb(NO 3)2 UNTUK BAHAN
APRON PROTEKSI RADIASI PADA INSTALASI RADIODIAGNOSTIK

Pada tegangan sinar X yang lebih tinggi atenuasi


semakin kecil, atau sinar X yang menembus bahan apron
semakin besar sehingga radiograf lebih hitam
(densitasnya besar). Hal ini terlihat pada radiograf hasil
paparan sinar X dari tegangan tabung 80 kV lebih hitam
(Gambar 3) dibandingkan dengan radiograf hasil paparan
sinar X dengan tegangan tabung 55 kV (Gambar 2).
Densitas radiograf hasil paparan sinar X
terhadap sampel kulit dengan bahan isian Pb(NO3)2 dapat
dilihat pada Tabel 2. Semakin tebal lapisan sampel kulit
densitas radiograf semalin kecil karena intensitas sinar X
yang mencapai film semakin sedikit. Pengurangan
paparan sinar X dengan shielding kulit sintetik dapat
dilihat dari selisih densitas radiograf hasil paparan sinar
X pada sampel kulit sintetik dengan densitas background
(tanpa sampel). Grafik tersebut dapat dilihat pada
Gambar 3. Radiograf dari sampai kulit dengan isian
Gambar 4 sampai dengan Gambar 6.
Pb(NO3)2 hasil paparan sinar X 80 kV

Tabel 2. Densitas radiograf hasil paparan sinar X pada sampel bahan apron dengan bahan isian Pb(NO3)2 120, 140, dan
160 pphr.

Pb(NO3)2 120 pphr


V tabung Jumlah lapisan sampel
1 2 3 4 5 0
55 kV 1,52 1,21 0,93 0,70 0,50 2,14
65 kV 1,59 1,36 1,12 0,88 0,65 2,20
75 kV 1,70 1,49 1,17 0,98 0,75 2,22
80 kV 1,71 1,57 1,35 1,12 0,89 2,22
90 kV 1,76 1,58 1,37 1,16 0,94 2,20

Pb(NO3)2 140 pphr


V tabung Jumlah lapisan sampel
1 2 3 4 5 0
55 kV 1,47 1,23 0,91 0,63 0,45 2,14
65 kV 1,52 1,35 1,09 0,79 0,56 2,20
75 kV 1,64 1,38 1,11 0,93 0,73 2,22
80 kV 1,67 1,57 1,32 1,05 0,80 2,22
90 kV 1,76 1,63 1,38 1,13 0,89 2,20

Pb(NO3)2 160 pphr


V tabung Jumlah lapisan sampel
1 2 3 4 5 0
55 kV 1,42 0,94 0,68 0,47 0,37 2,14
65 kV 1,48 1,11 0,86 0,61 0,46 2,20
75 kV 1,64 1,23 0,94 0,72 0,53 2,22
80 kV 1,63 1,33 1,12 0,87 0,68 2,22
90 kV 1,73 1,39 1,19 0,95 0,76 2,20

Dari Gambar 4 sampai Gambar 6 dapat dilihat mencapai film radiograf semakin sedikit maka film
bahwa semakin besar kadar Pb(NO3)2 dalam sampel radiograf semakin putih atau densitas semakin kecil
lapisan tengah komposit kulit bahan apron maka (selisih dengan densitas background semakin besar).
kemampuan bahan dalam mengatenuasi sinar X semakin Semakin tinggi energi sinar X semakin besar
besar atau sinar X yang bisa menembus bahan semakin kemampuannya menembus bahan sehingga densitas
sedikit. Karena sinar X yang bisa menembus bahan dan

378 ISSN 0216-3128 Anung Muharini dan Widya Rosita


STUDI KOEFISIEN ATENUASI KULIT SINTETIS DENGAN BAHAN ISIAN Pb(NO 3)2 UNTUK BAHAN
APRON PROTEKSI RADIASI PADA INSTALASI RADIODIAGNOSTIK

radiograf semakin besar (selisihnya dengan densitas


background semakin kecil).
Koefisien atenuasi linear sampel kulit sintetik
bahan apron dengan bahan isian Pb(NO3)2 ditentukan
berdasarkan persamaan 1. Grafik penentuan koefisien
atenuasi linear bisa dilihat pada Gambar 7 untuk sampel
kulit sintetis dengan konsentrasi bahan isian Pb(NO3)2
120 pphr dan tegangan tabung pesawat sinar X 55 kV.
Selanjutnya koefisien atenuasi linear untuk untuk sampel
kulit sintetis dengan konsentrasi bahan isian Pb(NO3)2
120, 140, dan 160 pphr dan tegangan tabung pesawat
sinar X 55, 65, 75, 80, dan 90 kV dapat dilihat pada
Gambar 8.

Gambar 6. Grafik selisih densitas radiograf dengan


densitas background (tanpa sampel) hasil
paparan sinar X pada sampel bahan apron
dengan bahan isian Pb(NO3)2 160 pphr.

Gambar 4. Grafik selisih densitas radiograf dengan


densitas background (tanpa sampel) hasil
paparan sinar X pada sampel bahan apron
dengan bahan isian Pb(NO3)2 120 pphr.

Gambar 7. Grafik ln Io/It terhadap tebal sampel kulit


sintetis dengan bahan isian Pb(NO3)2 120
pphr pada tegangan tabung sinar X 55 kV

Gambar 5. Grafik selisih densitas radiograf dengan


densitas background (tanpa sampel) hasil
paparan sinar X pada sampel bahan apron
dengan bahan isian Pb(NO3)2 140 pphr. Gambar 8. Koefisien atenuasi linear sampel kulit sintetis
dengan bahan isian Pb(NO3)2 120, 140, dan
160 pphr terhadap sinar X dari tegangan
tabung 55, 65, 75, 80, dan 90 kV

Anung Muharini dan Widya Rosita ISSN 0216-3128 379


STUDI KOEFISIEN ATENUASI KULIT SINTETIS DENGAN BAHAN ISIAN Pb(NO 3)2 UNTUK BAHAN
APRON PROTEKSI RADIASI PADA INSTALASI RADIODIAGNOSTIK

Dari Gambar 8 dapat dilihat koefisien atenuasi Tebal sampel kulit sintetik dengan bahan isian
linear (µ) naik dengan naiknya konsentrasi bahan isian Pb(NO3)2 pada penelitian ini yang setara dengan tebal 0,5
Pb dan turun dengan naiknya energi sinar X. Koefisien mm Pb dapat dihitung dengan persamaan 1, dimana
atenuasi linear merupakan pengurangan intensitas radiasi pengurangan intensitas radiasi dengan kedua jenis
setelah melalui bahan per satuan panjang. Semakin besar shielding tersebut sama.
energi foton semakin besar kemampuannya menembus
 μ sampel x sampel
materi atau yang teratenuasi semakin sedikit. Semakin Io eμ Pb x Pb  Io e
besar konsentrasi Pb(NO3)2 semakin besar kemampuan
materi dalam mengatenuasi foton atau koefisien μ sampel x sampel
atenuasinya semakin besar. eμ Pb x Pb  e
Koefisien atenuasi terhadap foton akan
meningkat dengan meningkatnya nomor atom dan μ Pb x Pb  μ sampel x sampel
densitas bahan. Foton akan berinteraksi dengan elektron
atom materi. Semakin besar nomor atom dan densitas
μ Pb x Pb
bahan maka semakin besar densitas elektronnya sehingga
x sampel 
interaksi foton dengan materi semakin besar dan semakin
kecil jumlah foton yang lolos. Pb merupakan materi
μ sampel
dengan nomor atom yang tinggi yaitu 82, nomor massa Dari data koefisien atenuasi linear lempeng Pb
207, dan densitas yang besar yaitu 11,34 g/cm3. Pb pada Tabel 3 dan koefisien atenuasi linear sampel kulit
sangat banyak dipakai sebagai shielding sinar X dan sintetik pada Gambar 8 dihitung tebal sampel yang setara
sinar gamma. Oleh karena itu semakin banyak dengan tebal 0,5 mm Pb dan disajikan dalam Tabel 4.
kandungan Pb dalam suatu bahan akan semakin besar Ketebalan yang diperlukan masih cukup tinggi. Untuk
kemampuannya dalam mengatenuasi foton. Tetapi jika memperoleh pengurangan intensitas sinar X yang sama
konsentrasi bahan isian ditambah kekuatan bahan akan dengan pengurangan menggunakan apron Pb yang
menurun. Pada penelitian Finny Pratama Putera telah disyaratkan Bapeten dengan bahan isian Pb(NO3)2 160
diteliti kekuatan tarik dan ulur sampel kulit sintetik pphr diperlukan 4 kali lipat untuk tegangan 55 kV dan
dengan bahan isian Pb(NO3)2 140 pphr dan DOP 55 pphr mencapai 5 kali lipat untuk tegangan 90 kV.
memenuhi standar SNI [8]. Koefisien atenuasi linear
terbesar dalam penelitian didapatkan pada sampel kulit Tabel 4. Ketebalan sampel kulit sintetik yang setara
sintetik dengan konsentrasi senyawa Pb 160 pphr. dengan 0,5 mm Pb
Apron proteksi radiasi yang digunakan dalam
unit radiodiagnostik untuk penggunaan pesawat sinar X Tegangan Tebal sampel kulit sintetik (mm)
intervensional menurut perka BAPETEN no 8 th 2011 tabung 120 pphr 140 pphr 160 pphr
adalah apron yang setara dengan 0,35 mm (nol koma
tiga puluh lima milimeter) Pb, atau 0,5 mm (nol koma 55 kV 2,4642 2,2014 2,0575
lima milimeter) Pb [11]. Untuk menentukan kesetaraan 65 kV 2,7119 2,3514 2,1205
tebal kulit sintetik dengan 0,5 mm Pb, lempeng Pb tebal
0,5 mm dipapari sinar X dengan tegangan tabung yang 75 kV 2,6626 2,6404 2,0050
sama dengan yang digunakan pada sampel kulit sintetik. 80 kV 3,0529 2,6102 2,3517
Koefisien atenuasi dihitung dari persamaan 1. Densitas
radiograf hasil paparan sinar X terhadap sampel kulit 90 kV 3,1909 2,8190 2,5421
dengan lempeng Pb tebal 0,5 mm dan koefisien
atenuasinya dapat dilihat pada Tabel 3. KESIMPULAN
Tabel 3. Densitas radiograf hasil paparan sinar X Dari penelitian kemampuan atenuasi sampel kulit sintetis
lempeng Pb 0,5 mm dan Koefisien atenuasi dengan bahan isian Pb(NO3)2 120, 140, dan 160 pphr
linear Pb terhadap sinar X dengan tegangan tabung 55, 65, 75, 80,
dan 90 kV didapatkan kesimpulan bahwa koefisien
Tegangan Do* D** Koefisien atenuasi atenuasi sinar X akan meningkat dengan meningkatnya
tabung linear lempeng Pb konsentrasi bahan isian Pb(NO3)2 dan akan menurun
(kV) (/mm) dengan naiknya tegangan tabung sinar X. Koefisien
55 2,91 0,53 3,4061 atenuasi linear sampel kulit sintetik dengan bahan isian
65 2,96 0,65 3,0319 Pb(NO3)2 dengan konsentrasi 120 pphr terhadap sinar X
dengan tegangan tabung 55, 65, 75, 80, dan 90 kV
75 2,97 0,76 2,7260 berturut-turut 0,6911; 0,5590; 0,5119; 0,4098; dan
80 2,97 0,85 2,5022 0,3926 mm-1, untuk konsentrasi Pb(NO3)2 140 pphr
berturut-turut 0,7736; 0,6447; 0,5162; 0,4793; dan
90 3,08 0,88 2,5055 0,4444 mm-1, dan untuk konsentrasi Pb(NO3)2160 pphr
*densitas radiograf background (tanpa lempeng Pb) berturut-turut 0,8277; 0,7149; 0,6798; 0,5320; dan
**densitas radiograf dengan Pb 0,5 mm 0,4928 mm-1. Tebal sampel kulit sintetik dengan bahan
isian Pb(NO3)2 dengan konsentrasi 120 pphr yang setara

380 ISSN 0216-3128 Anung Muharini dan Widya Rosita


STUDI KOEFISIEN ATENUASI KULIT SINTETIS DENGAN BAHAN ISIAN Pb(NO 3)2 UNTUK BAHAN
APRON PROTEKSI RADIASI PADA INSTALASI RADIODIAGNOSTIK

dengan 0,5 mm Pb pada paparan sinar X dengan [9] F. R. NINGSIH, I. D. ARIROHMAN, M. R.


tegangan tabung 55, 65, 75, 80, dan 90 kV berturut-turut OKTAVIAN, A. NURIANI, F. MUNAWAROH.
2,4642; 2,7119; 2,6626; 3,0529; dan 3,1909 mm, untuk “Penggunaan Komposit Kulit Dengan Filler Timbal
konsentrasi Pb(NO3)2 140 pphr berturut-turut 2,2014; Oksida Sebagai Bahan Pakaian Proteksi Radiasi
2,3514; 2,6404; 2,6102; dan 2,8190 mm, untuk Sinar-X”, Laporan PKM, Universitas Gadjah
konsentrasi Pb(NO3)2 160 pphr berturut-turut 2,0557; Mada, Yogyakarta (2015).
2,1205; 2,0050; 2,3517; dan 2,5421 mm. [10] F. R. NINGSIH. “Pengaruh Komposisi Filler Pb3O4
dan Dioctyl phthalate (DOP) terhadap Daya Serap
UCAPAN TERIMA KASIH Radiasi Kulit Sintetis Sebagai Bahan Proteksi pada
Apron”, Skripsi, Jurusan Teknik Fisika, Universitas
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Gadjah Mada, Yogyakarta (2015).
Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika FT UGM,
[11] N. I. PRIBADI. “Pembuatan Kulit Sintetis Dengan
Balai Kulit Yogyakarta, Ibu Ihda Novi Indrajati, S.T.,
Variasi Filler Timbal (II) Klorida (PbCl2) Dan
M.T., RS PDHI Klaten, STTN - BATAN, serta Bagus Dioctyl Phthalate (DOP) Sebagai Perlengkapan
Kharisma Nusantara dan Rizki Mahardika Subangun Proteksi Radiasi (Apron) di Unit Radiodiagnostik,
sebagai asisten peneliti.
Skripsi, Jurusan Teknik Fisika, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta (2015).
DAFTAR PUSTAKA [12] F. P. PUTERA. “Pengaruh Komposisi Filler
[1] KRISTIYANTI, IRIANTO, SUMARMO, S. Timbal (II) Nitrat dan DOP terhadap Koefisien
PRAPTOYO. “Perekayasaan Perisai Radiasi Atenuasi Gamma, Kuat Tarik, dan Kemuluran Kulit
Tiroid Menggunakan komposit lateks Cair Timbal Sintesis Bahan Apron Proteksi Radiasi”, Skripsi,
Oksida dengan Teknologi Ultrasonic dan Suhu Jurusan Teknik Fisika, Universitas Gadjah Mada,
Superkritis”, Prosiding PPI-PDIPTN, Yogyakarta Yogyakarta (2015).
(2010): 63-67. [13] WIDYA ROSITA DAN ANUNG MUHARINI,
[2] S.M. ATMOJO, IRIANTO, A. JALIL. “Rekayasa Ekplorasi Bahan Filler Pada Fabrikasi Komposit
Perisai Radiasi Gamma pada Pemanfaatn Isotop Kulit Sintetis Untuk Bahan Apron Proteksi Radiasi
137
Cs dan 60Co Untuk Terapi Kanker”, Prosiding Pekerja Di Rumah Sakit, Laporan Penelitian,
Pertemuan Ilmiah Nasional Rekayasa Perangkat Jurusan Teknik Fisika FT UGM, Yogyakarta, 2015
Nuklir, Serpong (2007): 130-141. [14] GLENN F KNOLL, Radiation Detection and
[3] T. HARJANTI DAN KRISTIYATI. “Kualitas Measurement, 3rd ed, John Willey and Son, USA,
Lembaran Komposit Karet Timbal Untuk Proteksi 2000.
Radiasi Setelah Umur Pembuatan 12 Tahun”, [15] BAPETEN, Perka BAPETEN no 8 th 2011 tentang
Prosiding Pertemuan Ilmiah Rekayasa Perangkat Keselamatan Radiasi Dalam Penggunaan Pesawat
Nuklir PRPN-Batan, Serpong (2012). Sinar-XRadiologi Diagnostik Dan Intervensional,
[4] P. KESARWANI, S. JAHAN, K. KESARWANI, Jakarta, 2011.
“A Review on Leather Processing”, international [16] NADILAH, SRI dkk., Penelitian Pembuatan
journal of applied research, (2015):977-982. Lembaran Kulit Imitasi untuk Atasan Sepatu
[5] NASHWA MOSTAFA HAFEZ MOHAMED, Umum. Yogyakarta: Balai Besar Penelitian dan
NESREEN NASR ELDEEN HASSAN, an Pengembangan Industri Barang Kulit, Karet dan
investigation into physical and faunctional Plastik, 1985.
properties and sew ability of faux leather,
international design journal, volume 5, issue 2, pp
375-383, 2015. TANYA JAWAB
[6] XUECHUAN WANG, XIAOQIN WANG,
TAOTAO QIANG, LONGFANG REN, PEIYI Nazaroh
WANG, modification of microfiber synthetic 1. Dari hasil penelitian apakah dapat diketahui perisai
leather base and model by collagen, journal of dengan kandungan Pb yang berbeda-beda tetapi
engineering fibers and fabrics, volume 10, issue 2, masih memenuhi proteksi radiasi untuk tegangan
2015, pp 78- 84, http://www.jeffjournal.org kV yang digunakan?
[7] ANONIM, bio-based polyester polyol used to make 2. Pengguna bisakah memilih perisai yang lebih
new synthetic leather, bioplastics world, vol 3 issue murah, tapi memenuhi persyaratan BAPETEN?
thirteen, 15 july 2015, pp 2-3.
Anung M.
[8] A. A. WIJAYANTO. “Pengaruh Komposisi Filler
1. Ya, karena koefisiensi atenuasi dipengaruhi oleh E
Timbal (II) Oksida dan ADCM (azodicarbonamide)
radiasi jika E (tegangan sinar X) kecil akan
terhadap Nilai Koefisien Atenuasi Gamma, kuat memerlukan perisai dengan ketebalan atau
tarik dan Kemuluran Kulit Sintetis Bahan Apron kandungan Pb yang lebih kecil daripada untuk E
Proteksi Radiasi”, Skripsi, Jurusan Teknik Fisika,
yang besar.
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada,
2. Secara teori begitu.
Yogyakarta (2014).

Anung Muharini dan Widya Rosita ISSN 0216-3128 381


STUDI KOEFISIEN ATENUASI KULIT SINTETIS DENGAN BAHAN ISIAN Pb(NO 3)2 UNTUK BAHAN
APRON PROTEKSI RADIASI PADA INSTALASI RADIODIAGNOSTIK

382 ISSN 0216-3128 Anung Muharini dan Widya Rosita

Anda mungkin juga menyukai