Aspek Hukum Dalam Pelecehan Seksual Ditempat Kerja
Aspek Hukum Dalam Pelecehan Seksual Ditempat Kerja
TEMPAT KERJA
Siti Awaliyah
Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, Universitas Negeri Malang
Jl. Semarang No.5 Malang
email:siti.awaliyah.fis@um.ac.id
Abstract: Sexual harassment has wide meaning. It is from seeing someone in such a way, to physical
abuse. Sexual harassment is susceptible occurred in workplace; coming from the employers and also
other employees. Sexual harassment is very disturbing. Therefore, legal protection is crucial for
employees. This writing is discussing kind of sexual harassment in workplace and legal protection
on victims of sexual harassment.
Abstrak: Pelecehan seksual memiliki makna yang sangat luas, mulai dari melihat yang sedemikian
rupa sampai dengan tindakan fisik yang disertai kekerasan. Tempat kerja sangat rentan terhadap
terjadinya pelecehan seksual yang berasal dari sesama teman pekerja maupun atasan. Pekerjaan
sangat penting bagi kehidupan seseorang, sementara pelecehan seksual sangat mengganggu dalam
melaksanakan pekerjaan. Perlindungan hukum terhadap pekerja sangat dibutuhkan. Tulisan ini
berusaha untuk membahas bentuk-bentuk pelecehan seksual di tempat kerja dan perlindungan hukum
terhadap korban pelecehan seksual.
Keamanan dan kenyamanan dalam bekerja tempat aktivitas kerja selama delapan jam dalam
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi satu hari, seperti kantor atau pabrik, namun juga
produktivitas kerja. Pelecehan seksual di tempat lokasi yang berkaitan dengan pelaksanaan
kerja merupakan suatu perilaku yang menjurus pekerjaan karena adanya tanggung jawab dalam
pada hal-hal yang bersifat seksual (verbal: bicara hubungan kerja, seperti acara- acara sosial yang
atau humor porno, memperlihatkan gambar porno terkait dengan pekerjaan, konferensi dan pelatihan,
ataupun fisik misalnya menyentuh bagian tubuh) perjalanan dinas, makan siang, makan malam
yang tidak disetujui oleh korban. Perilaku tersebut bisnis, atau kampanye promosi yang
terjadi dalam rangka hubungan kerja. Hubungan diselenggarakan untuk menjalin usaha resmi
kerja memiliki pengertian di tempat kerja atau di dengan klien dan calon rekanan, maupun
luar tempat kerja (Suziani, 2010). percakapan lewat telepon dan komunikasi lewat
Tempat kerja menurut Pasal 1 Ayat (1) UU media elektronik (Kementransker, 2011:5).
No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja Sehingga tempat kerja tidak hanya meliputi ruang
adalah “tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau fisik dimana kerja dilakukan selama delapan jam
terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja sehari tetapi juga mencakup semua jam kerja diluar
bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja delapan jam di lokasi-lokasi di luar ruang fisik
untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat kantor.
sumber atau sumber-sumber bahaya, termasuk Pelecehan seksual yang terjadi di tempat
tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, kerja sering terjadi pada para pekerja. Menurut
halaman dan sekelilingnya yang merupakan UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
bagian-bagian atau yang berhubungan dengan Istilah pekerja sama dengan buruh. Hal ini
tempat tersebut”. sebagaimana yang terdapat dalam Pasal 1 ayat
Dari pengertian tersebut, cakupan tempat (3) bahwa buruh adalah “setiap orang yang
kerja tidak hanya ruangan secara fisik sebagai bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam
43
44 Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Th. 27, Nomor 1, Pebruari 2014
bentuk lain”. Kata pekerja atau buruh menurut ment harassment, dan (3) third party of sexual
UU ketenagakerjaan tersebut, menunjukkan harassment (other forms of sexual harassment
bahwa keduanya memiliki makna yang sama. (Papu, 2002). Quid pro quo (something for
Pemaknaan yang sama ini dilahirkan melalui something) adalah pelecehan seksual yang
perdebatan yang panjang, mulai undang-undang dilakukan oleh majikan kepada karyawannya,
tahun 1947 sampai dengan 1969 menggunakan perbuatan ini dilakukan karena kedudukan yang
istilah buruh, selanjutnya istilah tenaga kerja, berbeda, majikan memanfaatkan kekuasaannya
karyawan mewarnai berbagai peraturan yang untuk melakukan pelecehan seksual. Perbuatan
berkaitan dalam bidang ketenagakerjaan sampai yang dilakukan majikan biasanya disertai dengan
dengan tahun 2003 disepakati kesamaan iming-iming kenaikan jabatan, upah, atau fasilitas
pengertian antara buruh dan pekerja lainnya. Selain itu dapat juga sebaliknya, misalnya
(Kementransker, 2011:4). ancaman akan diturunkan jabatannya atau akan
Kasus pelecehan seksual yang pernah terjadi dikeluarkan dari pekerjaannnya.
misalnya adalah kasus yang menimpa Rieke ketika Hostile environment harassment adalah
menjalankan tugasnya mengunjungi suatu rumah pelecehan yang didasarkan karena beberapa hal,
sakit di Makasar. Salah satu dokter di rumah sakit salah satunya karena jenis kelamin, dan lebih
tersebut memegang pundaknya tanpa ijin dan khususnya adalah perempuan. Bentuk pelecehan
merangkulnya, kemudian dokter tersebut berbisik karena jenis kelamin ini ditunjukkan dalam
ketelinganya meminta kecupan. Rieke marah berbagai bentuk, diantaranya rekayasa untuk
kepada dokter tersebut, akan tetapi dokter tersebut mengucilkan seseorang atau kelompok tertentu,
menyatakan bahwa Rieke tidak boleh marah sikap merendahkan, tidak hormat, berkata kasar,
karena sebagai public figure (Kementransker, penghinaan, dan lain sebagainya sehingga dapat
2011:5). Berdasarkan kasus pelecehan seksual menimbulkan permusuhan (Papu, 2002).
yang terjadi ketika seseorang sedang menjalankan Other forms of sexual harassment atau
pekerjaannya, baik di tempat kerja atau di luar third party of sexual harassment adalah
tempat kerja tersebut maka penulis berusaha untuk pelecehan seksual yang biasanya dilakukan oleh
mendeskripsikan perlindungan hukum dan prosedur klien terhadap karyawan yang sedang bertugas,
penyelesaian kasus pelecehan seksual terhadap baik di tempat kerja tertutup ataupun di lapangan,
pekerja. seperti marketer, sales promotion girl oleh kliennya,
Beberapa hal yang akan dibahas dalam wartawan, peneliti lapangan oleh responden atau
tulisan ini adalah: (1) bentuk-bentuk pelecehan pihak ketiga lainnya (Papu, 2002).
seksual yang terjadi di tempat kerja, dan (2) bentuk Secara lebih konkrit pelecehan seksual dapat
perlindungan hukum terhadap korban kasus dibedakan dalam lima bentuk (Kementransker,
pelecehan seksual yang terjadi di tempat kerja. 2011), yaitu:
a. pelecehan fisik termasuk sentuhan yang tidak
BENTUK-BENTUK PELECEHAN SEK- diinginkan mengarah ke perbuatan seksual
SUAL YANG TERJADI DI TEMPAT seperti mencium, menepuk, mencubit, melirik
KERJA atau menatap penuh nafsu,
b. pelecehan lisan termasuk ucapan verbal/
Ciri utama dari pelecehan seksual di tempat komentar yang tidak diinginkan tentang
kerja adalah: (1) tidak dikehendaki oleh individu kehidupan pribadi atau bagian tubuh atau
yang menjadi sasaran, (2) dilakukan dengan janji, penampilan seseorang, lelucon dan komentar
iming-iming, atau ancaman, (3) tanggapan bernada seksual,
(menolak atau menerima) terhadap tindakan c. pelecehan isyarat termasuk bahasa tubuh dan
sepihak tersebut dijadikan pertimbangan dalam atau gerakan tubuh bernada seksual, kerlingan
penentuan karir atau pekerjaan, (4) dampak dari yang dilakukan berulang-ulang, isyarat dengan
tindakan sepihak tersebut menyebabkan berbagai jari, dan menjilat bibir,
gejolak psikologis, misalnya malu, marah, benci, d. pelecehan tertulis atau gambar termasuk
dendam, hilangnya rasa aman dan nyaman dalam menampilkan bahan pornograû , gambar,
bekerja dan lain sebagainya (Papu, 2002). screensaver atau poster seksual, atau
Tipe-tipe pelecehan seksual ada 4, yaitu: (1) pelecehan lewat email dan moda komunikasi
quid pro quo harassment, (2) hostile environ- elektronik lainnya,
Awaliyah, Aspek Hukum dalam Pelecehan Seksual di Tempat Kerja 45
melakukan, tidak melakukan atau membiarkan dengan kekerasan pada fisik yang meninggalkan
sesuatu dengan memakai kekerasan, sesuatu bekas maka dapat diselesaikan melalui jalur hukum
perbuatan lain maupun perlakuan yang tak pidana sebagaimana diatur dalam KUHP.
menyenangkan atau memakai ancaman
kekerasan, sesuatu perbuatan lain maupun SIMPULAN
perlakuan yang tak menyenangkan baik terhadap
orang itu sendiri maupun orang lain.” Perbuatan Pelecehan seksual di tempat kerja adalah
pelecehan seksual sebagaimana sebelumnya perilaku yang menjurus pada hal-hal yang bersifat
dijelaskan dapat dijerat dengan pasal ini yaitu seksual yang dilakukan di tempat kerja atau di luar
sebagai perbuatan yang tidak menyenangkan. tempat kerja (saat menjalankan pekerjaan),
Akan tetapi frasa kata “sesuatu perbuatan lain perbuatan tersebut tidak diinginkan oleh korban.
maupun perlakuan yang tak menyenangkan” pada Bentuk-bentuk pelecehan seksual yang terjadi di
tahun 2013 diuji materi oleh Mahkamah Konstitusi tempat kerja dapat berupa pelecehan fisik,
(MK). MK menyatakan bahwa frasa perbuatan pelecehan lisan, pelecehan isyarat, pelecehan
tidak menyenangkan memiliki makna kabur tertulis atau gambar, dan pelecehan psikologis/
sehingga tidak memberikan kepastian hukum emosional.
kepada masyarakat. Akibatnya pasal tersebut Perlindungan hukum terhadap pekerja dari
dapat melahirkan kesewenang-wenangan dari tindakan pelecehan seksual diatur dalam berbagai
penegak hukum atau seseorang dapat dengan peraturan yang ada, diantaranya yang secara
mudah menuntut seseorang dengan dasar pasal langsung memberikan perlindungan adalah UU
335 tersebut. Akhirnya MK mengabulkan gugatan No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, UU
dengan membatalkan frasa tersebut, jadi bukan No. 2 tahun 2004 tentang Penyelesaian
pasalnya, tetapi hanya sebagian kata. Keputusan Perselisihan Hubungan Industrial, Kitab Undang-
ini dituangkan dalam Putusan No.1/PUU-XI/2013 Undang Hukum Pidana. Prosedur penyelesaian
(Ash, 2014). kasus pelecehan seksual di tempat kerja dalam
Dengan demikian cukup sulit untuk menggunakan UU No.13 Tahun 2003 Tentang
membuktikan bahwa seseorang telah melakukan Ketenagakerjaan yaitu dengan langkah
pelecehan seksual. Perlindungan hukum terhadap musyawarah, perundingan, jika tidak ada
pekerja sebagaimana diatur dalam UU kespakatan maka terakhir dengan melakukan
ketenagakerjaan akan lebih dapat diterapkan untuk gugatan PHK terhadap pelaku melalui pengadilan
kasus pelecehan seksual yang sulit untuk hubungan industrial. Selain itu prosedur
menunjukkan buktinya sebagaimana diatur dalam penyelesaian juga dapat melalui jalur pengadilan
KUHAP. Sedangkan untuk kasus yang disertai sebagaimana diatur dalam KUHAP.
DAFTAR RUJUKAN
Ash. MK Cabut Aturan Delik Perbuatan Tidak Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi,
Menyenangkan. On line http:// Organisasi Perburuhan Internasional. 2011.
www.hukumonline.com/ber ita/baca/ Pedoman Pencegahan Pelecehan
lt52d80ab053501/mk-cabut-aturan-delik- Seksual di Tempat Kerja.
perbuatan-tidak-menyenangkan. Diakses Jakarta:Kementerian Tenaga Kerja dan
tanggal 19 Mei 2014. Transmigrasi.
Budiono, Abdul R. 2011. Hukum Perburuhan. Safaat, Rachmad, Munir, Danu Rudianto,
Indeks:Jakarta. Chamsiah Djamal, Suwarto, Nursyahbani
Jenny Suziani. 2010. Social and Culture. Katjasungkana. 1998. Buruh Perempuan,
Pelecehan Seksual di Tempat Kerja, Perlindungan Hukum dan Hak Asasi
Kasus Rieke dan Anand. Online http:// Manusia. IKIP MALANG:Malang.
w w w. t h e g l o b a l - r e v i e w. c o m / Sugandhi, R. 1980. KUHP dengan Penjelas-
content_detail.php?lang=en&id=1912 annya. Surabaya:Usaha Nasional.
&type=9#.U4cTlfmSySo. Diakses tanggal Undang-Undang No.1 Tahun 1970 Tentang
10 Mei 2014. Keselamatan Kerja. Online http://
48 Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Th. 27, Nomor 1, Pebruari 2014