Share on Facebook
Share on Twitter
Pelajaran TAUHID mengenai hal ini cukup penting diketahui, bahwa dalam
kehidupan hamba di dunia ini perlu menggabungkan
antara mahabbah (cinta), khauf (rasa takut) dan raja’ (berharap).
َ ك َك
ان َ ون َع َذا َب ُه إِنَّ َع َذ
َ اب َر ِّب َ َرب ِِّه ُم ْال َوسِ يلَ َة أَ ُّي ُه ْم أَ ْق َربُ َو َيرْ جDون إِلَى
َ ُُون َرحْ َم َت ُه َو َي َخاف Dَ ُون َي ْب َت ُغ Dَ ك الَّذ
Dَ ِين َي ْدع َ ِأُولَئ
َمحْ ُذورً ا
“Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada
Tuhan mereka, siapakah di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan
mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya. Sesungguhnya azab
Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti.” (QS. Al-Isra’: 57)
Dalam setiap perbuatan dan ibadah seorang hamba harus ada ketiga hal ini.
Sebagaimana seseorang dalam urusan dunianya, ada tiga hal ini. Misalnya
seorang mahasiswa yang mengikuti ujian, maka ada:
Karenanya dua hal ini dimisalkan seperti sayap burung, tidak boleh ada yang
lebih berat atau rusak sebelah. Syaikh Abdul Aziz bin Baz berkata,
يخاف هللا ويرجوه،والعبد يسير إلى هللا بين الرجاء والخوف كالجناحين للطائر
قال،” فال يغلب الخوف وال يغلب الرجاء،ً خوفه ورجاؤه واحداD أن يكونD “ينبغي:فقال اإلمام أحمد رحمه هللا
وإن غلبD، مكر هللاD في األمن منD غلب الرجاء وقع اإلنسانD ألنه إنD،” “فأيهما غلب هلك صاحبه:رحمه هللا
وتغليب الخوفD، تغليب الرجاء عند فعل الطاعةD “ينبغي: وقال بعض العلماء.الخوف وقع في القنوط من رحمة هللا
وإذاD، القبولD أن يغلب الرجاء وهوD فينبغيD، الظنD بموجب حسنD ألنه إذا فعل الطاعة فقد أتى،”عند إرادة المعصية
D، للصحيح أن يغلب جانب الخوفD ينبغيD: وقال آخرون.هم بالمعصية أن يغلب الخوف لئال يقع في المعصية
والمريض إذا غلبD، إذا غلب جانب الخوف تجنب المعصيةD الصحيحD ألنD،وللمريض أن يغلب جانب الرجاء
وأنه، والذي عندي في هذه المسألة أن هذا يختلف باختالف األحوال.جانب الرجاء لقي هللا وهو يحسن الظن به
وإذا خاف، رحمة هللا وجب عليه أن يرد ويقابل ذلك بجانب الرجاءD يقنط منDإذا خاف إذا غلب جانب الخوف أن
D، قلبه ح ًّياD في الحقيقة طبيب نفسه إذا كانD واإلنسان، مكر هللا فليرد ويغلب جانب الخوفD يأمنDإذا غلب الرجاء أن
أما صاحب القلب الميت الذي ال يعالج قلبه وال ينظر أحوال قلبه فهذا ال يهمه األمر.
Imam Ahmad rahimahullah berkata:
“Apabila salah satu dari keduanya mendominasi, orang tersebut akan binasa”
Karena ketika rasa berharap kepada Allah lebih besar, seseorang akan merasa
aman dari makar (azab) Allah, dan jika rasa takut lebih besar maka ia akan
putus asa dari rahmat Allah
“Hendaknya orang yang sehat lebih dominasi rasa takut, sedangkan orang
yang sakit lebih dominasi rasa harap”
Karena orang yang sehat ketika ia mengedepankan rasa takut maka ia akan
terhindar dari maksiat, sedangkan orang yang sakit ketika ia mengedepankan
rasa harap maka ia akan bertemu Allah dalam keadaan berprasangka baik
kepada Allah.
Menurutku yang tepat dalam masalah ini adalah jawabannya berbeda
tergantung keadaannya:
Seseorang itu pada hakikatnya adalah dokter bagi dirinya sendiri, apabila
hatinya sehat. Adapun orang yang hatinya mati, maka ia tidak akan berusaha
mengobati hatinya, tidak akan menimbang-nimbang hatinya ada pada kondisi
apa sekarang, dan ia tidak akan memperhatikan perkara ini. [3]
Artikel www.muslim.or.id
Catatan kaki:
[3] Majmu’ Fatawa war Rasail Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, 1/100-
101