Anda di halaman 1dari 1

NAMA : DIANISSA CHIKITA PUSPARANI

KELAS : IKM A
DINAS : ADKESMA
SAJAK KARHUTLA

NEGERIKU MENGHITAM

Kala aku menelusuri negeriku,

Batu gunung tak lagi berlumut,hewan-hewan seperti kehilangan arah,


Pohon tumbang pun tak lagi berjamur. Hidup pun perlahan, dalam ancam
Diantara kabut asap pekat yang menyelimuti, aku berjalan menyusuri jalan setapak yang baru
saja ditebaskan diantara jejak jejak langkah menembus belantara hutan.
Aroma udara berpadu panas yang menyesakkan terhirup menembus masker yang sudah mulai
menghitam saat sesekali aku membilas peluh.
Tatkala asap yang makin memekat tetiba dibenderangkan oleh pijaran api yang menjilati apa saja
yang ada didekatnya.

Hutan gunung sudah habis terbakar, hutan tak lagi bergema karena tak rimbun
Monyetpun lari meninggalkan hunian, memasuki dapur warga mencari makan, pohon telah
menjadi arang
Namun semangat perjuangan tak akan pernah memadam, meskipun mual, sesak tersedak,
terbatuk, terus mencoba menaklukan kedigjayaan merahnya nyala api itu.
Diantara bekas jejak menghitam itu, betapa aku sesenggukan menangis diantara airmata
kepedihan yang sudah terkontaminasi karena pedihnya polusi udara yang menusuk hingga
tenggorokan.

Namun kini tatkala aku tersadar

Negeriku kudapatkan tak seindah dahulu lagi


Paras hutanku berubah berganti kelabu, melahap pepohonan sisakan ganasnya api
Tak ada lagi rumput yang menari dan perdu yang tampak kini
Ketika sang bayu mengelus dengan syahdu, sesak nafasku yang kini hanyalah aku rasa
Karna atmosfir langitku terkontaminasi virus dan debu

Betapa pilunya tatakala menyaksikan tragedi pepohonan mengarang rata dengan tanah yang
menghitam bekas terbakar, betapa semakin terhiris ketika menyaksikan hewan-hewan menjadi
abu dan mati meregang nyawa.
Betapa memilukan dan memalukan ketika Kearifan negeri itu layaknya sedang terbakar, hingga
keelokanpun disirnakan,
Entah siapa yang harus disalahkan,
Negeriku sudah menghitam

Semoga esok yang akan datang cukuplah sudah tragedi negeri yang sedang terbakar ini dan tak
pernah terulang lagi.

Anda mungkin juga menyukai