Anda di halaman 1dari 41

IDENTIFIKASI TUMBUHAN

DI UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS FMIPA

LAPORAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Ekologi Tumbuhan

Yang Dibina Oleh Bapak Drs. Fatchur Rohman, M.Si

Oleh:

Sukma Qumain

120342422472 / Offering G

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

Maret 2014
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Identifikasi adalah menentukan nama yang benar dan tempatnya


yang tepat dalam klasifikasi Identifikasi tumbuhan juga merupakan salah
satu cara yang digunakan untuk mempermudah mengenali makhluk hidup.
Klasifikasi merupakan susunan tingkatan taksonomi makhluk hidup yang
digunakan untuk mempermudah pengelompokkan makhluk hidup.
Identifikasi dan klasifikasi diawali dengan pengamatan ciri morfologi yang
sama dan dicari perbedaannya untuk mengelompokkan spesies satu
dengan spesies yang lain. Adanya klasifikasi dan identifikasi makhluk
hidup dapat digunakan untuk mempermudah melacak kekerabatan
makhluk hidup.
. Untuk mengidentifikasi tumbuhan yang telah dikenal oleh dunia
ilmu pengetahuaan, memerlukan sarana antara lain bantuan dari orang lain,
spesimen, herbarium, buku-buku flora, dan monografi kunci identifikasi
serta lembar identifikasi jenis. Melakukan identifikasi tumbuhan berarti
mengungkapkan atau menetapkan identitas suatu tumbuhan, yang dalam
hal ini tidak lain daripada menentukan namanya yang benar dan tempatnya
yang tepat dalam sistem klasifikasi. Tumbuhan yang ada di bumi ini
beranekaragam dan besar jumlahnya itu, tentu ada yang telah dikenal dan
ada pula yang tidak dikenal.

Penelitian kali ini dilakukan di kebun Biologi Universitas Negeri


Malang dan sekitar gedung Biologi serta disekitar wilayah Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang,
Lahan ini ditumbuhi berbagai jenis tanaman mulai dari lumut, paku,
semak, herba, hingga pohon. Kegiatan identifikasi ini mempermudah
dalam mengetahui nama tanaman tersebut dan untuk mengetahui nama
tanamannya maka dapat juga diketahui persebaran dan manfaat tanaman
tersebut.
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada laporan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana klasifikasi tumbuhan yang ditemukan di sekitar Fakultas


FMIPA dan kebun Biologi Universitas Negeri Malang?

2. Bagaimana ciri-ciri tanaman yang telah diidentifikasi di sekitar Fakultas


FMIPA dan kebun Biologi Universitas Negeri Malang?

3. Bagaimana sebaran atau habitat tanaman yang telah diidentifikasi di


sekitar Fakultas FMIPA dan kebun Biologi Universitas Negeri Malang?

4. Apakah manfaat tanaman yang telah diidentifikasi di sekitar Fakultas


FMIPA dan kebun Biologi Universitas Negeri Malang?

1.3 Tujuan

Tujuan disusunnya laporan ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui klasifikasi tumbuhan di sekitar Fakultas FMIPA dan kebun


Biologi Universitas Negeri Malang

2. Mengetahui ciri-ciri tanaman yang telah diidentifikasi di sekitar Fakultas


FMIPA dan kebun Biologi Universitas Negeri Malang

3. Mengetahui sebaran atau habitat tanaman yang telah diidentifikasi

4. Mengetahui manfaat tanaman yang telah diidentifikasi di sekitar Fakultas


FMIPA dan kebun Biologi Universitas Negeri Malang
BAB II

PEMBAHASAN

1. Ageratum conyzoides

Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
 Ordo : Asterales
 Famili : Asteraceae
 Genus : Ageratum
 Spesies : Ageratum conyzoides L.

Ciri khas: Batang bulat, tegak, hingga 90 cm, berbulu, bercabang, berumur
semusim. Ruas batang dan bagian yang berbulu. Daun berhadapan, bulat telur,
segi tiga hingga bulat telur atau belah ketupat hingga bulat telur, ujung lancip,
tepi daun bergerigi. Bunga berbentuk bongkol, mengelompok berwarna putih
sampai keunguan (Gambar A). Berkembang biak dengan biji. Tumbuh di tempat
terbuka atau agak terlindung (Tjokrowardojo, Tanpa Tahun).

Sebaran habitat: Tumbuhan ini menyebar luas di seluruh wilayah tropika, bahkan
hingga subtropika. Didatangkan ke Jawa sebelum 1860, kini gulma ini telah
menyebar luas di Indonesia.Di Amerika Selatan, tumbuhan ini malah
dibudidayakan; menurut catatan sejarah, bandotan memang didatangkan dari
Meksiko.
Gulma dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan bagi makanan ternak.
Misalnya jenis Pennisetum purpureum, Axonopus compressus, Panicum
maximum, dan Cynodon dactylon. sebagai obat luka, untuk obat demam;
ekstraknya obat tetes mata, untuk sakit perut, penyembuhan luka, dan untuk
menyembuhkan patah tulang.

2. Anacardium occidentale  L.

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Rosidae

Bangsa : Sapindales

Suku : Anacardiaceae

Marga : Anacardium

Jenis : Anacardium occidentale L.


Kulit kayu berbau lemah, rasanya kelat dan alam -kelamaan menimbulkan
rasa tebal di lidah. Khasiatnya sebagai pencahar, astringen dan memacu aktivitas
enzim pencernaan (alteratif). Daun berbau aromatik, rasanya kelat, berkhasiat
antiradang dan penurunan kadar glukosa darah (hipoglikemik). Biji berkhasiat
sebagai pelembut kulitdan penghilang nyeri (analgesik). Tangkaidaun berfungsi
sebagai pengelat daan akar berkhasiat sebagai pencahar (laksatif).

Habitat: Jambu mede atau jambu monyet berasal dari Brazil, tersebar di daerah
tropik dan ditemukan pada ketinggian antara 1-1.200 m dpl. Jambu mede akan
berbuah lebih baik di daerah beriklim kering dan curah hujan kurang dari 500 mm
per tahun.(Bojo AC, 1994)

3. Aquaria malarensis (Gaharu)

Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Sub Class : Dialypetalae
Ordo : Myrtales
Famili : Thymeleceae
Genus : Aquilaria
Spesies : Aquaria malarensis
Ciri khas Gaharu merupakan gumpalan berbentuk padat berwarna coklat
kehitaman samapai hitam, berbau harum jika dibakar. Gaharu terdapat pada
bagian kayu atau akar dari jenis pohon penghasil gaharu yang telah mengalami
proses perubahan kimia dan fisika akibat terinfeksi oleh sejenis jamur.
Sebaran habitat pada daerah tropis,pemanfaatan gaharu masih dalam
bentuk bahan baku (kayu bulatan, cacahan, bubuk, atau fosil kayu yang sudah
terkubur. Setiap bentuk produk gaharu tersebut mempunyai bentuk dan sifat yang
berbeda. Gaharu mempunyai kandungan resin atau dammar wangi yang
mengeluarkan aroma dengan keharuman yang khas. Dari aroman yaitu yang
sangat popular bahkan sangat disukai oleh masyarakat negara-negara di Timur
Tengah, Saudi Arabia, Uni Emirat, Yaman, Oman, daratan Cina, Korea, dan
Jepang sehingga dibutuhkan sebagai bahan baku industry parfum, obat-obatan,
kosmetika, dupa, dan pengawet berbagai jenis asesoris serta untuk keperluan
kegiatan keagamaan, gaharu sudah lama diakrabi bagi pemeluk agama Budha, dan
Hindu.

4. Araucaria heterophylla

Klasifikasi:
Kingdom : Plantae

Divisi : Coniferophyta

Kelas : Pinopsida

Bangsa : Pinales

Suku : Araucariaceae
Marga : Araucaria

Jenis : Araucaria heterophylla

Kurang lebih ada 550 spesies anggotanya, dengan bentuk berupa semak,
perdu, atau pohon. Kebanyakan anggotanya memiliki tajuk berbentuk kerucut dan
memiliki daun yang memanjang (lanset) atau berbentuk jarum (sehingga dikenal
juga sebagai tumbuhan berdaun jarum). Bentuk daun semacam ini dianggap
sebagai adaptasi terhadap habitat hampir semua anggotanya yang banyak dijumpai
di wilayah bersuhu relatif sejuk, seperti sekeliling kutub (circumpolar) atau di
dataran tinggi.

Tumbuhan runjung kebanyakan tersebar di daerah beriklim sedang.


Bentuk daunnya yang sempit sangat adaptif dengan suhu yang rendah yang
menjadi ciri khas daerah tersebut.

Tanaman ini dapat menyembuhkan penyakit-penyakit sebagai berikut:


Radang akut usus buntu. Ambil herba segar segenggam, dicuci
bersih lalu ditumbuk dan diperas sampai terkumpul 30 ml. Tambahkan gula putih
secukupnya dan air matang yang sudah dingin sampai menjadi 100 ml,
minum, Lakukan 3 kali sehari. Krokot dan jornbang (Taraxacum officinale)
rnasing-masing 60 gr, digodok dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Dibagi
untuk 3 kali minum. Luka digigit lipan. Herba segar setelah dicuci bersih,
ditumbuk halus, lalu diperas. Airnya dipakai untuk mengoles luka bekas gigitan,
dan lain sebagainya. (Anonim, 2014)

5. Artocarpus heterophyllus Lam


Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae (suku nangka-nangkaan)
Genus : Artocarpus
Spesies : Artocarpus heterophyllus Lam

Nangka tumbuh dengan baik di iklim tropis sampai dengan lintang 25˚ utara
maupun selatan, walaupun diketahui pula masih dapat berbuah hingga lintang 30˚.
Tanaman ini menyukai wilayah dengan curah hujan lebih dari 1500 mm pertahun
di mana musim keringnya tidak terlalu keras. Nangka kurang toleran terhadap
udara dingin, kekeringan dan penggenangan (Wikipedia, Tanpa Tahun).
Pohon nangka yang berasal dari biji, mulai berbunga pada umur 2-8 tahun.
Sedangkan yang berasal dari klon mulai berbunga di umur 2-4 tahun. Di tempat
yang cocok, nangka dapat berbuah sepanjang tahun. Akan tetapi di Thailand dan
India panen raya terjadi antara Januari – Agustus, sementara di Malaysia antara
April – Agustus atau September – Desember. Varian nangka amat banyak
jenisnya, baik dengan melihat perawakan pohon dan bagian-bagian tanamannya,
rasa dan sifat-sifat buahnya, maupun sifat-sifat yang tak mudah dilihat seperti
kemampuan tumbuhnya terhadap variasi-variasi lingkungan (Wikipedia, Tanpa
Tahun).
Nangka terutama dipanen buahnya. "Daging buah" yang matang seringkali
dimakan dalam keadaan segar, dicampur dalam es, dihaluskan menjadi minuman
(jus), atau diolah menjadi aneka jenis makanan daerah: dodol nangka, kolak
nangka, selai nangka, nangka-goreng-tepung, keripik nangka, dan lain-lain.
Nangka juga digunakan sebagai pengharum es krim dan minuman, dijadikan
madu-nangka, konsentrat atau tepung. Biji nangka, dikenal sebagai "beton", dapat
direbus dan dimakan sebagai sumber karbohidrat tambahan (Wikipedia, Tanpa
Tahun). Buah nangka muda sangat digemari sebagai bahan sayuran. Di Sumatera,
terutama di Minangkabau, dikenal masakan gulai cubadak (gulai nangka). Di
Jawa Tengah dikenal berbagai macam masakan dengan bahan dasar buah nangka
muda (disebut gori), seperti sayur lodeh, sayur megana, oseng-oseng gori, dan
jangan gori (sayur nangka muda). (Wikipedia, Tanpa Tahun).

6. Axonopus compressus

Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Axonopus (Steud.) Chase ex P.Beauv. 1911
Spesies : A. compressus (Sw.) P.Beauv. 1812

Tumbuh menjalar dan menanjak hinga 50 cm. Batang berbuku, padat, tiap
buku berakar, berumur tahunan. Daun berbentuk lanset, tepinya berbulu halus,
permukaan atas berbulu jarang, permukaan bawah gundul, lidah daun pendek,
berbulu pendek (Gambar E). Bunga berbentuk malai, mirip bulir, bercabang dua
hingga banyak, anak bulir jorong. Berkembang biak dengan biji dan setek batang.
Tumbuh di tempat terbuka/agak terlindung hingga 1.400 m dpl (Tjokrowardojo,
Tanpa Tahun).
Gulma dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan bagi makanan ternak.
Misalnya jenis Pennisetum purpureum, Axonopus compressus, Panicum
maximum, dan Cynodon dactylon.

7. Cyperus killingia

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Famili : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Spesies : Cyperus kyllingia Endl.

Teki-tekian tumbuh tegak hingga 55 cm, berimpang, tidak berumbi,


berumur tahunan. Daun berbentuk pita bersegi tiga permukaan licin dan kaku,
pada pangkalnya berwarna kemerahan. Bunga berbentuk bongkol, terdapat di
ujung tangkai bunga, berwarna putih (Gambar J). Berkembang biak dengan biji.
Tumbuh di tempat terbuka atau agak terlindung hingga 1.300 m dpl
(Tjokrowardojo, Tanpa Tahun).
Cyperus kyllingia banyak memiliki manfaat terutama di umbi dan akarnya.
Hal ini dikarenakan dalam umbi dan akar mengandung senyawa alkaloid,
flavonoid, sineol, pinen, siperon, rotunal, siperenon, dan siperol.
(www.sobatbumi.com). Umbi teki mengandung alkaloid, flavonoid dan
minyak atsiri sebanyak 0,3 – 1 % yang isinya bervariasi, tergantung daerah
asal tumbuhnya (Achyad dan Rasyidah, 2000). Adapun pemanfaatan umbi
yang kaya khasiat diantaranya adalah (1) sebagai bahan makanan yaitu umbi
emping teki (Sudarsono dkk, 1996), (2) tepung umbi teki sebagai bedak dingin
beraroma menthol, berkhasiat pengusir nyamuk, (3) obat herbal, seperti rebusan
umbi teki bersama jahe berkhasiat mengatasi nyeri haid, mengatasi kejang perut,
dan pelancar air seni; umbi segar yang digeprak kemudian diseduh dengan air
panas dapat digunakan sebagai obat kencing batu (Suhartiningsih, 1996), (4)
perangsang ASI, umbi yang ditumbuk dapat digunakan untuk perangsang ASI dan
penghenti pendarahan rahim, (5) Diuretik, umbi rumput teki yang diramu dengan
daun pegagan dan alang-alang bisa memperlancar buang air kecil.

8. Cyperus rotundus

Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Commelinidae
Ordo: Cyperales
Famili: Cyperaceae
Genus: Cyperus
Spesies: Cyperus rotundus L.

Batang tumbuh berumpun, tegak hingga 50 cm, berumbi batang, banyak


membentuk rangkaian umbi dengan stolon, tiap umbi mempunyai beberapa mata
tunas, berumur tahunan. Daun berbentuk pita bersegi tiga, permukaan licin,
mengelompok dekat pangkal batang. Bunga bulir tunggal atau majemuk,
mengelompok atau membuka, berwarna cokelat (Gambar I). Berkembang biak
dengan umbi dan biji. Tumbuh di tempat terbuka atau agak terlindung hingga
1.000 m dpl (Tjokrowardojo, Tanpa Tahun).

9. Chrysophyllum cainito L. (Kenitu)

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Ebenales
Famili : Sapotaceae
Genus : Chrysophyllum
Spesies : Chrysophyllum cainito L.
Tumbuhan berbentuk pohon, berumur menahun (perenial), tinggi 15 –
20m. Akar tunggang. Batang berkayu, silindris, tegak, warna cokelat,
permukaan kasar. Daun tunggal, warna permukaan atas hijau - bawah cokelat,
panjang 9 - 14 cm, lebar 3 - 5 cm, helaian daun agak tebal, kaku, bentuk
lonjong (elliptica), ujung runcing (acutus), pangkal meruncing (acuminatus),
tepi rata, pertulangan menyirip (pinnate), buah buni, bulat, warna hijau
keputih-putihan, dengan biji hitam, pipih, panjang sekitar 1 cm, berkeping
dua. Pohon yang selalu hijau dan tumbuh cepat, tinggi hingga 30 m, dengan
batang berkayu, silindris, tegak, pepagan berpermukaan kasar berwarna
cokelat, abu-abu gelap sampai keputihan; dengan banyak bagian pohon yang
mengeluarkan lateks (getah putih yang pekat) jika dilukai.
Kenitu umumnya dikonsumsi sebagai buah segar, meski juga dapat
digunakan sebagai bahan baku es krim atau serbat (sherbet). Pohon kenitu
menghasilkan buah setelah berumur 5-6 tahun, dan biasanya musim puncak
buah itu di Jawa terjadi pada musim kemarau. Banyak bagian pohon yang
berkhasiat obat; misalnya kulit kayunya, getah, buah dan biji. Rebusan
daunnya dipakai untuk menyembuhkan diabetes dan rematik. Dari
pepagannya (kulit kayu) dihasilkan obat kuat dan obat batuk. Pohonnya kerap
digunakan sebagai tanaman hias dan peneduh di taman-taman dan tepi jalan.
Kayunya cukup baik sebagai bahan bangunan. Dan cabang-cabangnya yang
tua dimanfaatkan untuk menumbuhkan anggrek (Wikipedia, Tanpa Tahun).

10. Randu (Ceiba pentandra L. Gaertn)

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Famili : Bombacaceae
Genus : Ceiba
Spesies : Ceiba pentandra L. Gaertn
Kapuk randu atau kapuk (Ceiba pentandra) adalah pohon tropis yang
tergolong ordo Malvales dan famili Malvaceae (sebelumnya dikelompokkan
ke dalam famili terpisah Bombacaceae), berasal dari bagian utara dari
Amerika Selatan, Amerika Tengah dan Karibia, dan (untuk varitas C.
pentandra var. guineensis) berasal dari sebelah barat Afrika. Kata "kapuk"
atau "kapok" juga digunakan untuk menyebut serat yang dihasilkan dari
bijinya. Pohon ini juga dikenal sebagai kapas Jawa atau kapok Jawa, atau
pohon kapas-sutra.
Pohon ini tumbuh hingga setinggi 60-70 m dan dapat memiliki batang
pohon yang cukup besar hingga mencapai diameter 3 m. Pohon ini banyak
ditanam di Asia, terutama di pulau Jawa, Malaysia, Filipina, dan Amerika
Selatan. Pada umumnya pembudidayaan tanaman ini bertujuan untuk
memanfaatkan buahnya saja. Buah randu biasanya dimanfaatkan secara
trdisional untuk isi bantal atau tempat tidur (kasur).
Daun tanaman ini juga memiliki berbagai manfaat menguntungkan
bagi manusia. Sayangnya karena kurangnya pengetahuan mengenai manfaat
dan kegunaan menyebabkan daun tanaman ini hanya dimanfaatkan sebagai
makanan ternak. Daun randu majemuk dengan 5 sampai 9 tangkai panjang,
helai daunya berbentuk lanset atau memanjang namun tidak berbulu. Panjang
helai daun randu bisa mencapai 5 cm sampai 16 cm. Daun randu berbau
lemah, terasa pahit, dan kelat. Daun tanaman ini mengandung hidrat arang,
zat penyamak dan damar sehingga terasa pahit.
11. Kenari (Canarium indicum)

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Burseraceae
Genus : Canarium
Spesies : Canarium indicum
Kenari adalah tumbuhan berpotensi ekonomi yang merupakan anggota
suku Burseraceae. Tumbuhan ini berasal dari kawasan Malesia timur dan
diambil buahnya untuk dimakan, terutama bagian dalam bijinya. Daerah
asalnya terutama adalah Maluku sampai Vanuatu. Paling tidak ada dua
spesies yang biasa menghasilkan buah kenari (bahasa Inggris: canarium nut),
yaitu Canarium vulgare Leenh. dan C. indicum L. Selain itu, dari luar
Indonesia juga diperdagangkan buah dari spesies Canarium lainnya, yaitu C.
harveyi dan C. solomonense, yang biasa disebut galip nut dan agak mirip
bentuk buahnya (Wikipedia, Tanpa Tahun).
Produksi buah adalah yang diharapkan dari kenari. Buahnya berisi biji
yang terbungkus cangkang (endokarp) yang keras dengan isi "daging" yang
mengandung lemak dan protein tinggi dan dapat dimakan. Bagian dalam
cangkang ini seringkali dipakai sebagai pengganti amandel (almond) untuk
menghias kue. Minyak bijinya, yang diekstrak, dapat menggantikan minyak
kelapa (Wikipedia, Tanpa Tahun).
Keempat spesies menghasilkan buah yang bermiripan meskipun
ukurannya agak berbeda. Perbedaan keempatnya paling jelas terletak pada
daun penyangga (stipula). C. indicum memiliki daun penyangga besar dengan
tepi bergerigi. C. vulgare juga memiliki daun penyangga besar tetapi tepinya
rata. C. harveyi dan C. solomonense hanya memiliki daun penyangga kecil.
Batangnya mengeluarkan resin yang diperdagangkan untuk campuran vernis
dan melicinkan perahu. Resin ini juga dapat digunakan sebagai balsem.
Kayunya berkualitas baik dan dipergunakan sebagai bahan pembuat perahu
serta dayungnya.

12. Maja (Crescentia cujete L.)

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Scrophulariales
Famili : Bignoniaceae
Genus : Crescentia
Spesies : Crescentia cujete L.
Maja (Aegle marmelos L.) termasuk suku jeruk-jerukan atau Rutaceae
adalah tumbuhan berbentuk pohon yang tahan lingkungan keras tetapi mudah
luruh daunnya dan berasal dari daerah Asia tropika dan subtropika. Tanaman
ini biasanya dibudidayakan di pekarangan tanpa perawatan dan dipanen
buahnya. Maja masih berkerabat dekat dengan kawista. Tanaman ini mampu
tumbuh dalam kondisi lingkungan yang keras, seperti suhu yang ekstrem;
Maja mampu beradaptasi di lahan berawa, di tanah kering, dan toleran
terhadap tanah yang agak basa (salin).
Warna kulit luar buah maja berwarna hijau tetapi isinya berwarna kuning
atau jingga. Aroma buahnya harum dan cairannya manis, bertentangan
dengan anggapan orang bahwa rasa buah maja adalah pahit. Sebagaimana
jeruk, buah maja dapat diolah menjadi serbat, selai, sirop, atau nektar.
Kulitnya dibuat marmalade.
Buah Maja mempunyai rasa manis, harum, dan tajam di tenggorokan.
Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam maja di antaranya zat lemak
dan minyak terbang yang mengandung linonen. Daging buah maja
mengandung substansi semacam minyak balsem, 2-furocoumarins-psoralen,
dan marmelosin (C13H12O). Namun, daun disebutkan dapat menyebabkan
aborsi dan steril bagi wanita. Sementara ranting digunakan sebagai racun
ikan. Tanin yang digunakan dalam jangka waktu lama bersifat antinutrisi dan
menyebabkan kanker. Efek farmakologis akar maja diantaranya mengobati
demam. Kulit batang dan akar maja untuk obat jantung, stomakikum, dan
sedatif. Daun maja untuk borok, kudis, eksim, bisul, abortif, demam, dan
radang selaput lendir hidung. Buah maja untuk disentri dan diare, sedangkan
kulit buahnya untuk pewangi. Sudah saatnya buah ini dilestarikan karena
pohon buah maja ini mulai langka dan sulit ditemukan, karena bisa jadi
dikemudian hari kandungan kimia buah maja ini bisa menjadi obat buat obat
penyakit yang sulit disembuhkan dan diobati.
13. Cyathula prostata

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

 Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

 Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Hamamelidae

Ordo : Caryophyllales

Famili : Amaranthaceae (suku bayam-bayaman)

Genus : Cyathula

Spesies : Cyathula prostrata (L.) Bl

Sebuah ramuan yang terus berkembang dari tahun ke tahun. Hal ini dapat
tegak atau tergantung di atas. tumbuh hingga 50-100 cm., Batang adalah
ramping,kaku dan rapuh.. batang diwarnai merah.. Ini memiliki banyak cabang.
menebal dan sering membentuk akar pada node. Daun 1.5-10 cm panjang 1-5 cm
lebar menyempit di bawah tengah. Tangkai daun 2-12 mm lama sehingga daun
tampak terpasang langsung ke tangkai Daun sering memiliki rambut merah di
bawah dan dekat pembuluh darah. Bunga-bunga sebagian besar dalam satu
tangkai. dari axils daun atas. Ini rangkaian bunga adalah 5-25 cm long. 5-25 cm
Sepanjang itu bunga-bunga berada di cluster dengan 1-3 subur bunga dan
beberapa yang steril. Buah atau biji oval dan sekitar 1.5 mm long and shiny
brown. 1,5 mm panjang dan mengkilat coklat. bunga memiliki kait dan kecil
melampirkan ini untuk hal-hal memindahkan biji sekitar. Catatan. Hal ini
digunakan dalam pengobatan.

14. Cynidrea nudiflora

Klasifikasi:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Synedrella
Spesies : Synedrella nodiflora (L.) Gaertn

Ciri khas Synedrella nodiflora merupakan tanaman herba satu tahun dengan
tinggi 0,2-1,5 m, tegak atau berbaring pada pangkalnya dan bercabang
menggarpu.batang massif, ke atas berambut halus. Daun berhadapan, tangkai
berbenruk talang, helaian berbentuk bulat telur memanjang dengan pangkal
berangsur mnyempit sampai sepanjang tangkai dan ujung runcing, bergerigi
lemah, berambut. Bunga berbentuk bongkol kecil pada bagian terminal atau dalam
ketiak daun. Daun merupakan daun duduk atau bertangkai pendek. Dasar bunga
dengan sisikjerami. Bunga tepi terdiri dari 4-8 bunga Bettina dan berwarna
kuning, melekuk ke dalam ujung. Bunga cakram berjumlah 6-18, bunga tabung
berwarna kuning dengan keempat tajunya kuning cerah. Tabung kepala sari
berwarna coklat kehitaman. Dua cabang tangkai putik panjang dan langsing.
Memiliki keras. Di Indonesia umumnya tumbuh pada tempat yang terlindung
sedang (Steenis, 1975). Memiliki kegunaan sebagai tanaman pakan ternak.

15. Digitaria ciliaris

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Digitaria
Spesies : Digitaria ciliaris

Batang menjalar kemudian menanjak hingga 60 cm, berumur semusim. Daun


bebentuk pita, lunak, berambut pada permukaannya, lidah daun rata (Gambar 1G).
Bunga berbentuk bulir majemuk menjari. Anak bulir berpasangan dua-dua,
berbentuk lanset. Berkembang biak dengan biji, dapat juga dari potongan buluh
(ruas batang).(Anonim, 2011)

16. Ficus lanata Blume


Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Urticales
Suku : Moraceae
Marga : Ficus
Jenis : Ficus lanata Blume
Jambu monyet memiliki manfaat yang sangatlah istimewa. Dimana
tanaman ini dikembangkan terlebih untuk dipungut buah sejatinya. Yang dikenal
umum sebagai buah, yaitu sisi lunak yang membengkak berwarna kuning atau
merah, sebenarnya yaitu dasar bunga (receptaculum) yang mengembang sesudah
berlangsungnya pembuahan. Buah sebenarnya yaitu bagian monyetnya yang
keras, coklat kehitaman dan berisikan biji yang bisa diolah jadi makanan ; yaitu
kacang mete yang lezat. Dengan tradisional kacang ini umumnya digoreng
sebagai nyamikan rekan minum teh atau kopi ; namun dengan modern saat ini
umum didapati sebagai pengisi serta penghias penganan sejenis coklat serta kue-
kuean. Dari kacang mete juga bisa diekstrak minyak yang berkwalitas tinggi.
Hasil sampingnya, yaitu kulit biji, digunakan untuk pakan unggas. Sejenis minyak
juga dihasilkan dari cangkang buah mete (cnsl, cashew nut shell liquid), yang
digunakan didalam industri serta juga sebagai bahan untuk mengawetkan kayu
atau jala.(Anonim, 1980)

17. Melinjo (Gnetum gnemon L.)

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Gnetophyta
Kelas : Gnetopsida
Ordo : Gnetales
Famili : Gnetaceae
Genus : Gnetum
Spesies : Gnetum gnemon L.
Tanaman melinjo dapat tumbuh pada tanah-tanah liat/lempung, berpasir dan
berkapur, tetapi tidak tahan terhadap tanah yang tergenang air atau yang berkadar
asam tinggi dan dapat tumbuh dari ketinggian 0 - 1.200 m dpl. Lahan yang akan
ditanami melinjo harus terbuka atau terkena sinar matahari, lubang tanam
berukuran 60 X 60 X 75 cm, dengan jarak tanam 6 - 8 m. Melinjo dapat
ditemukan di daerah yang kering sampai tropis. Untuk tumbuh dan berkembang,
melinjo tidak memerlukan tanah yang bernutrisi tinggi atau iklim khusus. Melinjo
dapat beradaptasi dengan rentang suhu yang luas. Hal inilah yang menyebabkan
melinjo sangat mudah untuk ditemukan di berbagai daerah kecuali daerah pantai
karena tumbuhan ini tidak dapat tumbuh di daerah yang memiliki kadar garam
yang tinggi. Di Indonesia tumbuhan melinjo tidak hanya dapat dijumpai di hutan
dan perkebunan saja. Di beberapa daerah tumbuhan melinjo ditumbuhkan di
pekarangan rumah atau kebun rumah dan dimanfaatkan oleh penduduk secara
langsung.
Melinjo jarang dibudidayakan secara intensif. Kayunya dapat dipakai sebagai
bahan papan dan alat rumah tangga sederhana. Daun mudanya (disebut sebagai so
dalam bahasa Jawa) digunakan sebagai bahan sayuran (misalnya pada sayur
asem). Bunga (jantan maupun betina) dan bijinya yang masih kecil-kecil (pentil)
maupun yang sudah masak dijadikan juga sebagai sayuran. Biji melinjo juga
menjadi bahan baku emping. Kulitnya bisa dijadikan abon kulit melinjo.
Penelitian yang sudah dilakukan pada melinjo menujukkan bahwa melinjo
menghasilkan senyawa antioksidan. Aktivitas antioksidan ini diperoleh dari
konsentrasi protein tinggi, 9-10 persen dalam tiap biji melinjo. Protein utamanya
berukuran 30 kilo Dalton yang amat efektif untuk menghabisi radikal bebas yang
menjadi penyebab berbagai macam penyakit.
18. Hedyotis corymbosa

Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Hedyotis
Spesies : Hedyotis corymbosa L
Rumput tumbuh rindang berserak, agak lemah, tinggi 15 - 50 cm, tumbuh
subur pada tanah lembab di sisi jalan, pinggir selokan, mempunyai banyak
percabangan. Batang bersegi, daun berhadapan bersilang, tangkal daun
pendek/hampir duduk, panjang daun 2 - 5 cm, ujung runcing, tulang daun satu di
tengah. Ujung daun mempunyal rambut yang pendek. Bunga ke luar dari ketiak
daun, bentuknya seperti payung berwarna putih, berupa bunga majemuk 2-5,
tangkai bunga (induk) keras seperti kawat, panjangnya 5 10 mm. Buah built,
ujungnya pecah-pecah. Rumput ini mempunyai khasiat sama seperti Hedyotis
diffusa Willd. = Rumput Iidah ular = Baihua she she cao.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Tonsilis, Bronkhitis, Gondongan, Pneumonia, Radang usus buntu;
Hepatitis, Radang panggul, Infeksi saluran kemih, Bisul, Borok; Kanker:
Lymphosarcoma, Ca lambung, Ca cervix, kanker payudara, rectum, fibrosarcoma,
dan Ca nasophar;
19. Ipomoea cairica

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Solanales
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea
Spesies : Ipomoea cairica

Tumbuhan seri pagi jalar (Ipomoema cairica) merupakan tanaman yang


tumbuh menjalar. Tumbuhan ini tumbuh liar di berbagai tempat, seperti tumbuh
merambat dan membelit pagar, tumbuhan lain serta tumbuh merambat di tanah.
Seri pagi jalar dapat tumbuh liar dan banyak pada daerah tropis dan subtropis
dengan berbunga sepanjang tahun.
Tumbuhan Ipomoea cairica dapar bermanfaat sebagai tanaman hias, karena
tanaman ini memilki bunga bunga yang menarik serta bentuk struktur morfologi
tumbuhan yang unik. Disamping itu, tanaman ini dapat hidup menjalar dan liar,
sehingga tidak membutuhkan perawatan yang lebih untuk memelihara tanaman
ini. Tanaman ini biasanya tumbuh menjalar pada pagar (Berg, 2008). Disamping
itu, tanaman ini dapat digunakan sebagai obat alami dengan memanfaatkan
seluruh bagian dari tanaman ini
20. Mimusops elengi L.

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Ebenales
Famili : Sapotaceae
Genus : Mimusops
Spesies : Mimusops elengi L.
Berukuran sedang, tumbuh hingga ketinggian 15 m. Daun-daun tunggal,
tersebar, bertangkai panjang; daun yang termuda berambut coklat, yang segera
gugur. Helaian daun bundar telur hingga melonjong, panjang 9–16 cm, seperti
jangat, bertepi rata namun menggelombang.
Bunga berkelamin dua, sendiri atau berdua menggantung di ketiak daun,
berbilangan-8, berbau enak semerbak. Kelopak dalam dua karangan, bertaju
empat-empat; mahkota dengan tabung lebar dan pendek, dalam dua karangan, 8
dan 16, yang terakhir adalah alat tambahan serupa mahkota, putih kekuning-
kuningan. Benang sari 8, berseling dengan staminodia yang ujungnya bergigi.
Buah seperti buah buni, berbentuk gelendong, bulat telur panjang seperti peluru,
2–3 cm, akhirnya merah jingga, dengan kelopak yang tidak rontok. Biji
kebanyakan 1, gepeng, keras mengilat, coklat kehitaman. Bunganya yang wangi
mudah rontok dan dikumpulkan di pagi hari untuk mengharumkan pakaian,
ruangan atau untuk hiasan. Bunga ini, dan aneka bagian tumbuhan lainnya, juga
memiliki khasiat obat. Buahnya dapat dimaka. Air rebusan pepagannya digunakan
sebagai obat penguat dan obat demam. Rebusan pepagan beserta bunganya
digunakan untuk mengatasi murus yang disertai demam. Daun segar yang digerus
halus digunakan sebagai tapal obat sakit kepala; daun yang dirajang sebagaimana
tembakau, dicampur sedikit serutan kayu secang dan dilinting dengan daun
pisang, digunakan sebagai rokok untuk mengobati seriawan mulut. Kulit akarnya
mengandung banyak tanin dan sedikit alkaloid yang tidak beracun. Minyak yang
diekstrak dari biji tumbuhan ini mengandung beberapa asam lemak. Akarnya yang
dicampur dengan cuka dapat digunakan untuk mengobati sakit tenggorokan.
(Anonim, 2011)

21. Singkong (Manihot esculenta)

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot esculenta Crantz
Perdu, bisa mencapai 7 meter tinggi, dengan cabang agak jarang. Akar
tunggang dengan sejumlah akar cabang yang kemudian membesar menjadi
umbi akar yang dapat dimakan. Ukuran umbi rata-rata bergaris tengah 2-3 cm
dan panjang 50-80 cm, tergantung dari klon/kultivar. Bagian dalam umbinya
berwarna putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong tidak tahan simpan
meskipun ditempatkan di lemari pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan
keluarnya warna biru gelap akibat terbentuknya asam sianida yang bersifat
meracun bagi manusia.
Umbi ketela pohon merupakan sumber energi yang kaya karbohidrat
namun sangat miskin protein. Sumber protein yang bagus justru terdapat pada
daun singkong karena mengandung asam amino metionina. Umbi singkong
dapat dimakan mentah. Kandungan utamanya adalah pati dengan sedikit
glukosa sehingga rasanya sedikit manis. Pada keadaan tertentu, terutama bila
teroksidasi, akan terbentuk glukosida racun yang selanjutnya membentuk
asam sianida (HCN). Sianida ini akan memberikan rasa pahit. Umbi yang
rasanya manis menghasilkan paling sedikit 20 mg HCN per kilogram umbi
segar, dan 50 kali lebih banyak pada umbi yang rasanya pahit. Proses
pemasakan dapat secara efektif menurunkan kadar racun. Dari pati umbi ini
dibuat tepung tapioka (kanji).

22. Mikania cordata

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Mikania
Spesies : Mikania cordata (Burm.f.) (Bl.)
Semprotan ( Mikania cordata ) adalah tanaman merambat yang
tersebar luas di Asia dan Pasifik, Australia Selatan, Amerika Utara dan
Tengah. Biasanya tumbuh melilit dan merambat di pohon maupun di atas
permukaan tanah. Tanaman ini memiliki ukuran panjang hingga 10 m dan
memiliki ruas 7,5 – 21,5 cm , daun berbentuk bulat telur dengan ukuran
sekitar 6-15 x 3-9 cm, berbentuk dasar hati dan memiliki ujung daun yang
runcing. Tumbuhan ini juga memiliki garis tepi daun yang berbentuk delta,
tepi daun juga bergerigi, gundul dikedua sisinya, sedangkan tangkai daun
berukuran antara 3 – 7 cm. Mikania cordata memiliki bentuk rangkai bunga
yang berada di bawah ketiak daun dan dapat juga berada diantara tangkai
atau batang daun. Tumbuhan ini juga memiliki capitula atau tonjolan kecil
pada tangkai yang membundar berbentuk silinder dengan ukuran 1,5 cm dan
terdapat empat bunga per capitula dan dilindungi oleh empat daun pelindung.
Bunga memilki warna putih dengan sedikit warna ungu ukuran panjang 4 -5
mm dengan mahkota 5 lobed ( belahan ) dan dikelilingi oleh bunga kecil sinar
( kapiler pappus ) yang muncul secara bersamaan di pangkal bunga yang
memiliki panjang 3 mm yang berwarna putih pada awalnya lalu menjadi
coklat kemerahan. Tanaman ini juga memiliki buah yang muncul setelah
berbunga.
Tanaman ini cukup banyak memiliki manfaat yang baik dalam dunia
pengobatan. Tanaman ini dapat memberikan khasiat sebagai antibakteri
(Rabin, 2000), antikanker (Bishayee dan Chatterjee, 1994), dan antiinflamasi
(Battacharya , 1987). Selain itu juga telah diteliti oleh Ahmed (1990) dan
Shaatri (1962) bahwa Mikania cordata dapat mengobati masalah pada
lambung. Mikania cordata juga dapat menjadi penawar racun gigitan
kalajengking di Assam (New Delhi, India) tepatnya digunakan oleh suku
Kabi. Daun Mikania cordata juga mampu mengobati sakit perut dan gatal -
gatal yang digunakan oleh masyarakat Malaysia. Di Afrika daunnya dapat
digunakan sebagai sup. Selain itu gulma ini digunakan untuk menutupi
perkebunan karet di Malaysia. Tanaman ini juga sengaja ditanam di lereng –
lereng untuk mencegah adanya erosi tanah. Dilaporkan pula dari Mizoram,
India Mikania cordata dapat digunakan sebagai pupuk hijau untuk
meningkatkan hasil padi yang baik. Namun tanaman ini tidak dapat
digunakan sebagai bahan campuran kompos karena kadar airnya yang tinggi
(Sankaran, 2010).
23. Pinus (Pinus merkusii)

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Coniferophyta
Kelas : Pinopsida
Ordo : Pinales
Famili : Pinaceae
Genus : Pinus
Spesies : Pinus merkusii Jungh.& De Vr

Hampir semua bagian tumbuhan ini bisa dimanfaatkan yang paling


umum adalah dengan menyadap batang untukkemudian diolah menjadi
terpentin maupun gondorukem. Terpentin sebagaimana anda ketahui
merupakan bahan industri parfum, obat-obatan, dan disinfektan. Sedangkan
gondorukem merupakan bahan untuk membuat sabun, resin dan cat. Kayu
Pinus merkusii juga bisa dimanfaatkansebagai bahan konstruksi korek api,
pulp, tiang listrik, sutra tiruan, kayu lapis, dan kertas serat panjang. Selain itu
bagian kulitnya dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan dan kemudian abunya
dipakai menjadi campuran pupuk karena kandungan kaliumnya yang cukup
tinggi. Buahnya juga sudah diteliti untuk diolah menjadi bahan pembuatan
briket.
Pinus merkusii memiliki daerah penyebaran mulai dari bagian timur
Burma, Indo-China, China Selatan, bagian utara Thailand, Filippina
(Mindoro, Luzon barat), Sumatra (Aceh, Tapanuli, gunung Kerintji).
Umumnya ditanam di kawasan Asia Tenggara. Pinus merkusii umum tumbuh
di Sumatra utara hingga ketinggian 2000 m dpl.

24. Surukan (Peperomia pellucida)

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Magnoliidae
 Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae (suku sirih-sirihan)
 Genus : Peperomia
Spesies : Peperomia pellucida (L.) H.B.K
Tumpangan air (Peperomia pellucida) adalah terna kecil semusim dan
berakar dangkal yang mudah ditemukan tumbuh liar di tepi saluran air atau
pematang dan taman. Ukurannya 15 sampai 45 cm. Batangnya sukulen
(berair), cerah, berdaging, demikian pula daunnya yang agak tebal tapi lunak.
Sebaran habitat: Tumbuhan yang tumbuh sepanjang waktu di bagian agak
teduh dan lembap. Ia dikenal di Asia dan Amerika. Kegunaan: seduhan
tumbuhan ini dipakai untuk mengurangi asam urat dan mengobati gangguan
kemih. Ia juga digunakan sebagai pembalur untuk jerawat, analgesik
(pengurang rasa sakit) dan anti radang.
25. Pseudo-elephantopus spicatus

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Asterales
Suku : Asteraceae
Marga : Pseudo-elephantopus
Jenis : Pseudo-elephantopus spicatus
Nama Indonesia: Tapak liman

Tanaman yang dikenal dengan julukan Viagra Jawa  karena


kemampuannya memicu hormon kaum Adam. Ini disebabkan tapak liman
mengandung stigmaterol yang membentuk hormon progesteron, memacu gairah
pria, dan melancarkan peredaran darah. Penggunaan tapak liman adalah untuk
berbagai penyakit biasanya dilakukan dengan cara pengobatan dalam, yaitu
dengan cara meminum air dari hasil rebusannya. Lebih menarik lagi dari daun ini
adalah hampir seluruh anggota atau struktur tumbuhan ini, baik akar, batang, dan
tentunya daunnya sendiri bisa digunakan sebagai obat untuk beberapa penyakit.
Jenis penyakit yang dapat diatasi dengan tapak liman ini antara lain berbagai
radang, seperti peradangan amandel, influenza, radang tenggorokan, radang mata,
radang ginjal yang akut dan kronis, serta radang rahim atau keputihan. Dan hidup
di daerah tropis Asia. (Anonim, 2011)
26. Portulaca oleracea L.

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dycotiledonae
Bangsa : Caryophyllales
Suku : Portulacaceae
Marga : Portulata
Jenis : Portulaca oleracea L
Manfaat: Daunnya bisa dimakan sebagai sayur. Daun krokot kaya akan
omega tiga (ω 3). Dalam 100 gram daun krokot segar mengandung 225 – 300 mg
asam linolenat (ω 3, 18:3, ∆9,12,15). Senyawa ini dapat menurunkan kholesterol
darah, karena untuk membuang kholesterol diperlukan diantaranya omega tiga ini.
Omega tiga juga dapat mencegah fatty liver (dalam hepar tertimbun lemak
trigliserida), karena omega tiga diperlukan untuk membuat kulit (shell) dari
VLDL, suatu lipoprotein yang mengangkut triasilgliserol dari hepar keseluruh
tubuh. Dalam satu cangkir (one cup) daun krokot yang sudah direbus,
mengandung 90 mg kalsium, 560 mg kalium, 2000 IU vit. A, dan beberapa asam
amino yang berguna untuk kesehatan. Namun dalam satu cangkir daun krokot
rebus tadi mengandung 910 mg asam oksalat, yang bisa menyebabkan kencing
batu bagi mereka yang mempunyai resiko tinggi (ada diantara familinya kena
kencing batu). Sebagai obat alternatif biasanya dipakai untuk kelainan kulit
seperti: radang, gigitan serangga, infeksi kulit, luka bakar, herpes zoster, penyakit
saluran cerna seperti, sakit mag, desentri, dysuria (sakit kalau kencing),
melancarkan air kencing, datang bulan tidak teratur, mengurangi kejang otot
(muscle relaxant), diabetes Mellitus, penenang bagi yang suka cemas,
menurunkan demam. Habitat: Tanaman ini diperkirakan berasal dari Brazil yang
dapat tumbuh dari dataran rendah sampai ketinggian 1.800 m di atas permukaan
laut.

27. Juwet (Syzygium cumini (L.) Skeels)

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae (suku jambu-jambuan)
Genus : Syzygium
Spesies : Syzygium cumini (L.) Skeels
Jamblang atau juwet dapat ditemui di baik dibudidayakan/liar di Asia tropis
dan Australia. Pohon jamblang mempunyai daerah persebaran alaminya di
Himalaya bagian subtropis, India, Sri Lanka, Malesia dan Australia. Saat ini telah
ditanam diseluruh kawasan tropika dan subtropika. Di Pulau Jawa, tumbuh liar di
hutan jati dan dibudidayakan sebagai pohon buah di pekarangan, dari dataran
rendah hingga 500 mdpl. Walaupun demikian, tanaman ini dapat tumbuh pada
ketinggian 1800 mdpl. Curah hujan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang
bagus adalah lebih dari 1000 mm per tahun dengan musim kering yang nyata.
Jamblang tumbuh di dataran banjir. Jenis ini toleran terhadap kekeringan dan
dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah yang tidak subur, lahan basah dan tanah
yang berdrainase bagus (tanah lempung, tanah liat berkapur, tanah berpasir dan
tanah-tanah berkapur). Umumnya, juwet diperbanyak dengan biji, namun
kultivar-kultivar yang unggul bisa diperbanyak dengan cangkok (Wikipedia,
Tanpa Tahun).
Buah jamblang biasa dimakan segar. Di India dan Filipina, seperti juga
kebiasaan di beberapa daerah di Indonesia, buah jamblang yang masak dicampur
dengan sedikit garam dan kadang-kadang ditambahi gula, lalu dikocok di dalam
wadah tertutup (biasanya dua mangkuk ditangkupkan) sehingga lunak dan
berkurang sepatnya. Buah yang kaya vitamin A dan C ini juga dapat dijadikan sari
buah, jeli atau anggur. Di Filipina, anggur jamblang diusahakan secara komersial
(Wikipedia, Tanpa Tahun).
Beberapa bagian tumbuhan juga dipergunakan sebagai bahan obat,
tradisional maupun modern. Kulit batang, daun, buah dan bijinya acapkali
digunakan sebagai obat kencing manis, murus (diare), dan beberapa penyakit lain.
Bahkan simplisia dari kulit batang (dikenal sebagai Syzygii cortex) dan biji
jamblang (disebut Syzygii semen) dahulu dianjurkan sebagai sediaan apotek yang
tidak wajib. Di samping tanin, bahan aktif yang dikandungnya antara lain adalah
glukosida yambolin (jamboline).

28. Setaria palmifolia


Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus : Setaria
Spesies : Setaria palmifolia (J. Koenig) Stapf

Herba rerumputan perennial, menegak, merumbai, mencapai 1,5 meter.


Daun dengan ligula dipenuhi rambut halus yang rapat.bentuk menyerupai palm,
linear eliptik, lebar 30-120 mm, apeks akuminatus, tepi kasar. Perbungaan malai
mencapai 80 cm panjang, berlepasan. Bulir dapat dibuat bubur makanan sebagai
pengganti nasi bagi para survival. Dapat dimasak seperti beras atau tepungnya
dapat dibuat roti, bubur dan pudding. Jeraminya dijadikan pakan ternak yang
potensial. (Anonim, 1980)

29. Seiba pentandra


Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Subdivisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Ceiba
Spesies : Ceiba pentandra L
Ciri khas:
Randu atau kapuk (Ceiba pentandra L.) merupakan pohon tropis yang
banyak ditanam di Asia. Kapuk merupakan pohon yang menggugurkan bunga
dengan tinggi pohon 8-30 m dan dapat memiliki batang pohon yang cukup besar
hingga mencapai diameter 3 m. Pada batangnya terdapat duri-duri tempel besar
yang berbentuk kerucut. Daunnya bertangkai panjang dan berbilang 5-9. Bunga
terkumpul di ketiak daun yang sudah rontok (dekat ujung ranting). Kelopak
berbentuk lonceng, berlekuk pendek dengan tinggi 1-2 cm. Daun mahkota bulat
telur terbalik dan memanjang dengan panjang 2,5-4 cm. Benang sari jumlahnya 5,
bersatu menjadi bentuk tabung pendek, serta memiliki kepala sari berbelok-belok.
Bakal buah beruang 5 dengan bakal biji yang cukup banyak. Pohon kapuk
memiliki buah yang bentuknya memanjang dengan panjang 7,5-15 cm,
menggantung, berkulit keras dan berwarna hijau jika masih muda serta berwarna
coklat jika telah tua. Dalam buahnya terdapat biji yang dikelilingi bulu-bulu halus,
serat kekuning-kuningan yang merupakan campuran dari lignin dan sellulosa.
Bentuk bijinya bulat, kecil-kecil, dan berwarna hitam
Sebaran habitat: daerah tropis
Kegunaan: Tumbuhan randu merupakan salah satu tanaman yang
dimanfaatkan dibidang pengobatan antara lain: minyak dari biji untuk obat kudis
dan membantu pertumbuhan rambut, sari daun yang masih muda dipergunakan
untuk membantu pertumbuhan rambut dengan cara digosokkan pada kulit kepala
kemudian dipijit-pijit (Heyne, 1987). Infus daun digunakan untuk batuk, radang
selaput lendir pada hidung, suara serak, usus dan uretritis. Daun muda diberikan
untuk mengobati gonore. Kulit digunakan sebagai obat untuk mengatasi muntah,
diuretik, demam dan diare. Hal ini juga diterapkan pada pengobatan luka dan jari
bengkak. Infus dari kulit kayu digunakan sebagai obat kumur. Rebusan bunga
digunakan untuk mengatasi sembelit
30. Tridax procumbens L.
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Bangsa : Asterales
Suku : Asteraceae
Marga : Tridax L.
Jenis : Tridax procumbens L.
 Tridax procumbens mengandung zat aktif seperti tannin, saponin, dan
flavanoid yang bekerja secara simultan menghasilkan efek analgetik dan juga
mempunyai efek anti-inflamasi atau mengurangi radang dan pembengkakan pada
sendi. Daunnya juga dipakai untuk mnyembuhkan diare, disentri, bronchial
catarrh, dan mencegah rambut rontok. Tanaman ini juga kaya akan kandungan zat
mineral diantaranya kalium (K), magnesium (Mg), dan kalsium (Ca) yang baik
untuk menjaga kondisi tulang dan jaringannya. Maka songgolangit dapat
digunakan sebagai obat untuk menghilangkan rasa nyeri, kaku, dan
pembengkakan di persendian karena rematik. Tumbuh di daerah tropis, banyak
ditemukan di lereng gunung, dan terutama tumbuh saat musim hujan (Anonim,
1980).

31. Ketapang (Terminalia catappa L.)

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Combretaceae
Genus : Terminalia
Spesies : Terminalia catappa L.
Ketapang merupakan tumbuhan asli Asia Tenggara dan umum
ditemukan di wilayah ini, kecuali di Sumatra dan Kalimantan yang agak
jarang didapati di alam. Pohon ini biasa ditanam di Australia bagian utara dan
Polinesia; demikian pula di India, Pakistan, Madagaskar, Afrika Timur dan
Afrika Barat, Amerika Tengah, serta Amerika Selatan (Wikipedia, Tanpa
Tahun).
Pohon ini cocok dengan iklim pesisir dan dataran rendah hingga
ketinggian sekitar 400 m dpl.; curah hujan antara 1.000–3.500 mm pertahun,
dan bulan kering hingga 6 bulan[2]. Ketapang menggugurkan daun hingga
dua kali setahun, sehingga tumbuhan ini bisa tahan menghadapi bulan-bulan
yang kering[5]. Buahnya yang memiliki lapisan gabus dapat terapung-apung
di air sungai dan laut[3] hingga berbulan-bulan, sebelum tumbuh di tempat
yang cocok. Buahnya juga disebarkan oleh kelelawar (Wikipedia, Tanpa
Tahun).
Pepagannya dan daun-daunnya dimanfaatkan orang untuk menyamak
kulit, sebagai bahan pewarna hitam, dan juga untuk membuat tinta
(Wikipedia, Tanpa Tahun).
Kayu terasnya merah bata pucat hingga kecoklat-coklatan, ringan
sampai sedang, BJ-nya berkisar antara 0,465–0,675; cukup keras dan ulet,
namun tidak begitu awet. Kayu ini dalam perdagangan dikenal sebagai red-
brown terminalia, dan digunakan sebagai penutup lantai atau venir. Di
Indonesia, kayu ini digunakan dalam pembuatan perahu dan juga untuk
ramuan rumah (Wikipedia, Tanpa Tahun)
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian kali ini adalah sebagai
berikut:

1. Tanaman yang telah diamati, ada 32 jenis yang dapat diidentifikasi


pada laporan kali ini.

2. Habitat rata-rata tanaman yang telah diidentifikasi adalah daerah


tropis dan subtropis

3. Manfaat tanaman yang telah diidentifikasi bermacam-macam


banyak dijadikan sebagai obat penyembuhan penyakit.

1.2 Saran

Saran untuk laporan ini adalah

1. Agar menggunakan referensi yang lebih banyak lagi agar mendapat


hasil yang maksimal.

2. Dan kurang nya kamus berjalan agar dapat mempercepat waktu dan
tidak memakan waktu yang lama.

Daftar Rujukan

Anonim, 1980. Materia Medika Indonesia V. Jakarta: Departemen Kesehatan


Indonesia
Anonim. 2011.Taman sari. http://tamansafari.com/flora/preview.php?id=19
(online). Diakses pada 15 Maret 2014

Anonim. 2012. Laporan kkl kebun raya purwodadi. (online)


http://rahmamuslimah.wordpress.com/2012/07/06/laporan-kkl-kebun-raya-
purwodadi/. Diakses pada tanggal 15 Maret 2014

Bojo AC, Albano-Garcia E, Pocsidio GN. 1994.Aktivitas antibakteri Peperomia


pellucida (L.) HBK (Piperaceae). Asia Hidup Sci. 1994; 3:35-44.

Anonim. 2014. Plantamor. Http//www.plantamor.com/index.php?plant=1049

http://www.plantamor.com/condex.php?plant=1260

http://www.plantamor.com/condex.php?plant=1479

http://www.plantamor.com/condex.php?plant=1717

http://www.plantamor.com/condex.php?plant=301

http://www.plantamor.com/condex.php?plant=353

http://www.plantamor.com/condex.php?plant=525. Diakses pada tanggal 15


Maret 2014

PROSEA. 1995. Plant Resources of South- East Asia 5 (2) Timber Trees : Minor
Commercial Timbers. Bogor : Prosea Foundation

Steenis, C. G. G. J.. 1975. Flora untuk Sekulah di Indonesia. Jakarta: Pradnya


Paramita.

Anda mungkin juga menyukai