Konsep Sanggar Tari Dan R Tinggal Fitri S
Konsep Sanggar Tari Dan R Tinggal Fitri S
DAN
RUMAH TINGGAL
PAPER INI DIBUAT DENGAN TUJUAN SEBAGAI PERSYARATAN KELULUSAN
MATA KULIAH STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 1
YANG DI BINA OLEH :
OLEH :
FITRI. S 1521040014
KELAS 01
1. Pengertian Sanggar
Salah satu pengertian ‘sanggar’ di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
tempat untuk kegiatan seni. Dengan kata lain, istilah sanggar juga dapat diartikan
sebagai sebuah tempat untuk berkesenian, baik untuk seni lukis, seni tari, seni musik,
maupun seni pertunjukkan. Di dalam sanggar individu-individu melakukan interaksi
secara berkesinambungan mulai dari hanya sekadar berwacana, beradu argumen,
sampai pada implementasi sintesis yang telah disepakati.
2. Pengertian Seni
seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan
untuk penggunaan medium itu, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang
pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik
kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk
medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain
masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap
gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang bermaksud
kematian dan mawar merah yang bermaksud cinta).
- Kata “seni” adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya,
walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kabarnya kata seni
berasal dari kata “SANI” yang kurang lebih artinya “Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan
jiwa”.
- menurut kajian ilimu di eropa mengatakan “ART” (artivisial) yang artinya kurang
lebih
adalah barang/ atau karya dari sebuah kegiatan.
2. Jenis-Jenis Seni
Terdapat beberapa jenis seni, antara lain sebagai berikut :
a. Seni rupa
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang
bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan
dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan
pencahayaan dengan acuan estetika.
Bidang seni rupa,yaitu:
1. Seni rupa murni
Seni lukis
Seni grafis
Seni patung
Seni instalasi
Seni keramik
Seni koreografi
Seni fotografi
2. Desain
Arsitektur
Desain grafis
Desain interior
Desain busana
Desain produk
3. Kriya
Kriya tekstil
Kriya kayu
Kriya keramik
Kriya rotan
Seni pertunjukan
b. Seni pertunjukan
Seni pertunjukan (Bahasa Inggris: performance art) adalah karya seni yang
melibatkan aksi individu atau kelompok di tempat dan waktu tertentu. Seni
pertunjukan terdiri dari, yaitu :
1. Seni music
2. Seni tari
3. Seni teater
4. Seni sastra
Dalam tugas ini penulis mendapat bagian profesi arsitektur Sanggar Tari, dan
dalam penyusunan paper ini penulis akan memaparkan mengenai konsep bangunan yang
terdapat pada bangunana sanggar tari.
Kebudayaan yang sangat beragam itu salah satunya adalah seni tari. Seni tari
merupakan salah satu jenis kesenian yang memiliki peranan penting serta nilai budaya
yang sangat kental terkandung di dalam unsur tari tersebut. Tari merupakan salah satu
cabang seni yang mendapat perhatian besar di masyarakat. Ibarat bahasa gerak, hal
tersebut menjadi alat ekspresi manusia dalam karya seni. Sebagai sarana atau media
komunikasi yang universal, tari menempatkan diri pada posisi yang dapat dinikmati oleh
siapa saja dan kapan saja. Bahkan pada setiap daerahnya Indonesia telah menetapkan tari
khas daerahnya. Perjalanan dan bentuk seni tari di Indonesia sangat terkait dengan
perkembangan kehidupan masyarakatnya, baik ditinjau dari struktur etnik maupun dalam
lingkungan negara kesatuan. Struktur etnik yang dimaksud yaitu suatu lingkungan yang
ditandai oleh suatu corak budaya tertentu.
Menurut survey terhadap beberapa tokoh yang bergelut dalam dunia tari
tradisional, dapat diketahui bahwa perkembangan kehidupan seni tari tradisional
menunjukkan gejala yang sangat memprihatinkan. Kemunduran ini dinilai oleh pakar seni
tari tradisi dikarenakan usaha pembinaan dan pengembangluasan tari yang terkesan
lambat serta minimnya ketersediaan lembaga yang mengajarkan tari secara formal.
Sebagai generasi penerus hanya mewarisi dan diharapkan agar menjaga dan melestarikan
kebudayaan tersebut. Namun di era sekarang ini nilai kebudayaan di dalam masyarakat
telah mulai meluntur bahkan ada sebagian yang mulai menghilang. Salah satu
penyebabnya adalah era globalisasi yang dapat menggeser nilai-nilai kebudayaan yang
telah melekat di dalam masyarakat Indonesia. Banyak para remaja sekarang ini yang tidak
suka dengan kebudayaan daerahnya sendiri, mereka lebih senang meniru budaya asing
yang sangat bertentangan dengan budaya Indonesia.
Sebagai generasi penerus yang baik, harus berani mengambil langkah untuk
mencintai dan melestarikan kebudayaan yang telah diwariskan dari dulu, agar nilai-nilai
kebudayaan yang telah ada dapat diwariskan pada anak cucu kita. Jika generasi muda
tidak mengenal nilai-nilai kebudayaan dari bangsanya, maka dengan mudah nilai
kebudayaan tersebut diklaim oleh Negara lain. Kita sebagai generasi penerus harus
berusaha sebisa dan sebaik mungkin menjaga nilai kebudayaan yang telah terbentuk.
Karena pembentukan kebudayaan membutuhkan waktu yang amat sangat luar biasa lama
sekali. Tidak hanya diciptakan dan dibentuk dalam waktu yang singkat dan pembentukan
kebudayaan tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan yakni melalui proses
waktu yang lama dan turun temurun dari nenek moyang kita.
Tujuan dari perancangan ini adalah untuk menarik kembali minat masyarakat
akan budaya lokal sehingga tercipta sebuah wadah yang dapat menampung kegiatan
pelestarian budaya dan pembelajaran seni tari tradisional Makassar.
A. Penerapan Konsep
1). Konsep
Konsep Desain yang dipakai pada revitalisasi perancangan interior sanggar tari
tradisional Jawa Timur di Surabaya ini adalah ―Spirit of Traditionalism". Konsep ini
berdasarkan latar belakang masalah yang ada, dimana pandangan masyarakat yang mulai
melupakan nilai-nilai serta unsur-unsur dari kebudayaan asli mereka, yaitu kebudayaan
kota Surabaya, karena itu melalui konsep ―Spirit of Traditionalism‖ ini perancang ingin
memberikan sebuah image / perspektif yang baru kepada masyarakat terhadap
kebudayaan-kebudayaan asli setempat, khusunya dalam seni budaya tari tradisional
sehingga dapat menjadi sebuah sarana pusat informasi dan pusat pelatihan yang bertujuan
untuk menarik kembali minat masyarakat Surabaya, agar nilai-nilai yang ditinggalkan
oleh nenek moyang kita tidak punah, sebaliknya semakin di kembang luaskan.
Perancangan ini juga ditujukan pada seluruh kalangan usia dan jenis kelamin
( dari anak – anak hingga dewasa), sesuai dengan konsep ―Spirit of Traditionalism‖ yang
berorientasi pada ‖nilai tradisional”. Dengan aplikasi desain seperti menggunakan bentuk
– bentuk geometris dan asimetris yang berangkat dari filosofi berbagai unsur tradisional,
dan juga menggunakan warna natural – netral, selain itu juga adanya aplikasi nature yang
ditinjau dari segi material. Untuk aplikasi materialnya menggunakan material – material
yang renewable seperti wood / bamboo.
B. Perspektif Ruang, Elemen Interior dan Perabot
Resepsionis area diracang dengan bentukan panel yang mengangkat unsur tari
darlambangkan kebahagiaan konsep open space untuk lebih menciptakan suasana taman
yang ingin dihadirkan, serta adanya permainan ketinggian pada lantai untuk membedakan
setiap area – area yang ada, pada area open space ini adanya gabungan beberapa area –
area seperti billiard area, control counter, rental area, lounge, dan reading area.
Lobby area dibuat berdeketan dengan Gallery area, agar pengunjung bisa bersantai
sambil menunggu pergantian kelas baik kelas belajar maupun studio tari / studio musik
agar pengunjung tidak merasa bosan saat menunggu, maka mereka dapat berkeliling dan
berjalan pada gallery area ini.
Kelas belajar teori ini terletak disamping studio tari tradisional, Kelas belajar teori ini
mempunyai kapasitas sekitar 30 orang sekali pertemuan. Digunakan secara bergantian
dengan jadwal dan jam yang berbeda.
5). Studio Tari
Studio tari tradisional merupakan salah satu ruang yang sangat di tonjolkan pada
perancangan ini, selain ruang pertunjukan utama. Studio tari ini terletak bersebelahan
dengan studio musik karawitan. Pada ruang ini, pola plafon menggunakan frame kayu
sebagai nilai estetika yang di ambil dari bentukan stilasi ekor merak sebagai icon / simbol
dalam tari ―Reog Ponorogo‖.
Ruang pertunjukan ini terletak tepat berada di tengah-tengah gedung perancangan. Ruang
ini dapat menampung 100 orang sekali pakai. Material yang digunakan pada ruang
pertunjukan ini banyak menggunakan material alami termasuk kayu solid dan bambu.
10).Sistem Penghawaan
Sistem penghawaan yang digunakan adalah sistem penghawaan alami dan sistem
penghawaan buatan. Untuk di dalam gebung yang tidak ada bukaan maka sistem
yang digunakan adalah AC central berupa AC Caset dan juga AC Split. Sedangkan
untuk penghawaan yang mengunakan penghawaan alami adalah bukaan pada dinding
di area pertunjukan dan mengunakan dinding tirai bamboo yang bisa dibuka dan
ditutup (ditutup tapi penghawaan masih secara alami).
11).Sistem Akustik
Sistem akustik yang digunakan adalah sistem peredam suara pada dinding yang
dimana mengunakan Glas Wool pada dinding partisi yang berada di dinding bagian
latihan tari. Selain itu juga mengunakan sound sistem untuk mengatur suara pada
music yang keluar dari soung.
12).Sistem Komunikasi
komunikasi yang digunakan adalah nmengunakan sistem manual dan sistem
moderen yang dimana sistem moderen mengunakan teknologi yang ada seperti telpon
dan juga computer, dll.
14).Sistem Keamanan
Sistem keamanan juga sangatlah penting dalam interior terutama apabila terjadi
perampokan di area Sanggar Tari Tradisional Jawa Timur. Sistem keamanan yang
digunakan adalah CCTV, Satpam (manual), dan detector Pintu.
BAB II
KONSEP MIKRO
1. KEBUTUHAN RUANG SANGGAR TARI
PENTAS TARIAN
GENSET/R.PE
NJAGA LOBBY
R.KARYAWA SANGGAR
N/PENGURUS TARI
R.RIAS/ISTIRAHAT
PENARI MUSOLLAH
AUDIENS
R.GANTI PENARI
GUDANG PAKAIAN LAVATORY/TOILET
PENTAS
TARI
TOILET PENARI
PANTRI GUDANG
PERLENGKAPAN
Publik
Semi Publik
Privasi
Servis
KONSEP MAKRO
Gambar peta Kota Makassar
ANALISIS STIE
KEBUTUHAN RUANG
Dalam perencanaan sebuah rumah tinggal standar, ruang dalam rumah antara lain
adalah :
1. Ruang tamu
2. Ruang keluarga
3. Kamar tidur utama
4. Kamar tidur anak
5. Ruang makan
6. Kamar mandi
7. Dapur
Aktifitas adalah kegiatan pelaku di dalam rumah tinggal tersebut. Contoh Pelaku
dalam rumah tinggal adalah sebagai berikut :
a. Ayah
b. Ibu
c. Anak
d. Pelaku tambahan (jika ada, pembantu, tamu dan lain-lain).
PARKIR
GARASI TERAS
R.KELUARGA KM/WC
KM.TIDUR ANAK 2 UTAMA
R.MAKAN
KM/WC DAPUR
TAMU
KM.TIDUR
PEMBANTU
Publik
Semi Publik
Privasi
Servis
a. Zoning
dalam pembuatan desain Sanggar Tari Tradisional Jawa Timur di Malang ini
terdapat bannyak masalah dalam desain yang dimana untuk menuju ke tujuan desain
yang ingin di capai. Penyelesaian masalah ini deselesaikan dengan konsep Tempo
Doeloe yang dimana dalam konsep ini mengunakan gaya desain Kolonial untuk
mengingat kesenian topeng malang tempo doeloe. Desain tempo doelue gaya colonial
abad ke-20 adalah desain yang lebih bannyak mengunakan bahan bahan natural untuk
membentuk suasana pada zaman dahulu kala karena dahulu kala saat penjajahan
belanda, topeng malang ini dugunakan untuk mumuja nenek moyang dan digunakan
untuk menjamu tamu tamu kerajaan pada zaman penjajahan belanda jadi terdapat
kesan kolonial lama pada zaman itu. Pada Tempo Doeloe, tarian merupakan gerak
yang dapat mengexpresikan sifat dan emosi manusia terutama wayang topeng malang
dan gerakan gerakannya sangatlah berirama dan membuat para tamu undangan masuk
didalam suatu suasana yang bersejarah dengan melihat tarian yang ada melalui
pemerannya.
Pengertian rumah tinggal dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Rumah
a. Bangunan untuk tempat tinggal
b. Bangunan yang dijadikan tempat tinggal selama jangka waktu tertentu.
Rumah dapat menjadi tempat tinggal manusia maupun hewan. Namun,
tempat tinggal khusus hewan biasa disebut sangkar, sarang, atau kandang.
2. Profesi juga sebagai pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan
terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi
profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang
profesi tersebut. Contoh profesi adalah pada bidang hukum, kedokteran,
keuangan, militer, teknik desainer, tenaga pendidik.
3. Berbagai jenis profesi dalam tataran kehidupan sosial manusia modern, antara
lain:
1. Akuntan
2. Aktuaris
3. Advokat
4. Arsitek
5. Dentist / Dokter Gigi
6. Engineer / Insinyur
7. Lawyer / Pengacara
8. Librarian / Pustakawan
9. Perawat
10. Apoteker
11. Dokter
12. Professor
13. Guru
14. Scientist / Ilmuwan
4. Secara geografis Kecamatan Wajo merupakan salah satu dari 14 Kecamatan di
Kota Makassar terletak di pesisir pantai barat Sulawesi Selatan pada koordinat
119°24'30,20" Bujur Timur dan 5°07'22,08" Lintang Selatan dengan luas
wilayah 1,99 km2, dengan batas-batas berikut :
- Batas utara dengan Kecamatan Ujung Pandang,
- Batas timur Kecamatan Mamajang,
- Batas selatan Kecamatan Tamalate
- Batas barat dengan Selat Makassar.
5. Data-Data yang diperlukan dalam perancangan yaitu mulai dari konsep makro
dan konsep mikro. pada
Konsep makro meliputi :
- Data lokasi,
- Zoning
- Utilitas
o Orientasi Matahari,
o Orientasi Angin,
o Topografi & Drainase,
B. SARAN