Anda di halaman 1dari 9

Akuntansi Perpajakan

KEWAJIBAN

Kewajiban dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu Kewajiban Lancar dan Kewajiban Tidak
Lancar.

Kewajiban Lancar

1. Utang Bank
Utang bank tidak dibedakan antara utang bank maupun utang bank jangka panjang. Pada satu
pihak, bank dapat memberikan bunga atas tabungan atau deposito yang ada, tetapi dipihak lain
bank akan memungut biaya bunga atas pinjaman yang telah diberikan kepada nasabah.
2. Utang Usaha
a. Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Utang usaha dalam pihak ini merupakan saldo dari transaksi yang dilakukan dengan pihak
dimana perusahaan mempunyai hubungan istimewa. Utang usaha ini timbul karena terjadinya
pembelian, atau pengalihan barang/jasa, sewa, penjaminan, dan penyelesaian oleh perusahaan
atas nama pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Metode untuk menentukan penilaian harga wajar menurut peraturan perpajakan:
- Metode harga pasar bebas yang diperbandingkan (Comparable Uncontrolled Price
Method-CUPM).
- Metode harga penjualan kembali (Resale Price Method-RPM).
- Metode biaya-plus (Cost Plus Method-CPM).
b. Pihak Ketiga
Utang usaha umumnya muncul karena ada pembelian barang/jasa yang digunakan dalam
kegiatan usaha normal perusahaan. Utang usaha dapat dicatat berdasarkan metode bruto
ataupun neto.

Contoh:

Pada tanggal 31 Januari 2013 perusahaan melakukan pembelian barang dagang sebesar
Rp10.000.000 dan utang tersebut dilunasi pada tanggal 28 Februari 2013.

Jurnal Akuntansi:

31 Jan 2013 Pembelian 10.000.000

Utang usaha 10.000.000


28 Feb 2013 Utang usaha 10.000.000

Kas/Bank 10.000.000

Jurnal Akuntansi Pajak:

31 Jan 2013 Pembelian 10.000.000

Pajak Masukan (PM) 1.000.000

Utang usaha 11.000.000

28 Feb 2013 Utang usaha 11.000.000

Kas/Bank 11.000.000

3. Utang Pajak
Utang pajak merupakan pembayara pajak yang dilakukan dengan mekanisme pemotongan
dan/atau pemungutan pajak. Pemotongan pajak ini berkaitan dengan pihak yang membayarkan.
4. Pajak Penghasilan 21
Merupakan PPh yang dipotong atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan
yang diterima/diperoleh WP orang pribadi dalam negri. Pemotongan PPh 21 adalah: (1) pemberi
kerja, (2) bendahara atau pemegang kas Pemerintah, (3) dana pensiun, (4) orang pribadi yang
melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas badan yang membayar, (5) penyelenggaran
kegiatan.
Contoh:
Pada bulan April 2011, Aldi (memiliki NPWP) diterima bekerja pada PT Alexa dan memperoleh
gaji sebulan sebesar Rp12.500.000 dengan status menikah dan memiliki 2 orang. Premi asuransi
kecelakaan dan premi asuransi kematian sebesar Rp100.000 dan Rp50.000 per bulan. Uang
pensiun Rp75.000 per bulan.
Rincian penghitungan gaji setiap bulannya:
Gaji/bulan 12.500.000
Premi asuransi kecelakaan 100.000
Premi asuransi kematian 50.000 12.650.000
Dikurangi:
Biaya Jabatan (5%) 300.000
Iuran pensiun 75.000 (375.000)
Penghasilan neto/bulan 12.275.000
Penghasilan neto/tahun 147.300.000
PTKP:
Wajib Pajak 15.840.000
Status Kawin 1.320.000
Tanggungan 2.640.000 (19.800.000)
Penghasilan Kena Pajak 127.500.000
PPh 21/tahun: 5% x 50.000.000 = 2.500.000
15% x 77.500.000 = 11.625.000 14.125.000
PPh 21 per bulan 14.125.000/12 = 1.177.000
Uang yang dibawa pulang = 12.500.000-100.000-50.000-1.177.000 = 11.173.000

Jurnal Akuntansi:
30 April 2011 Beban gaji 12.500.000
Kas/Bank 12.500.000
Jurnal Akuntansi Pajak:
30 April 2011 Beban gaji 12.500.000
Premi asuransi 150.000
Kas/Bank 11.173.000
Utang PPh 21 1.177.000
Biaya yang masih harus dibayar 300.000

5. Pajak Penghasilan 23
Utang PPh 23 merupakan PPh 23 yang telah dipotong oleh pihak yang membayarkan meskipun
belum disetorkan ke Kas Negara pada akhir bulan pemotongan.
- Dividen
Merupakan bagian laba yang diperoleh pemegang saham atau pemegang pola asuransi atau
pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi yang diperoleh anggota koperasi.
Contoh:
Pada bulan April PT Karya melakukan pembayaran dividen tahun 2011 kepada pemiliknya
yaitu: PT Abadi (40%), PT Jaya (35%), PT Asih (15%) dan sisanya kepada masyarakat umum
(orang pribadi). Jumlah seluruh dividen yang dibayar sebesar Rp250.000.000.
Jurnal Akuntansi:
April 2011 Dividen – PT Abadi 100.000.000
Dividen – PT Jaya 87.500.000
Dividen – PT Asih 37.500.000
Dividen – Masyarakat 25.000.000
Kas/Bank 250.000.000
Jurnal Akuntansi Pajak:
April 2011 Dividen – PT Abadi 100.000.000
Dividen – PT Jaya 87.500.000
Dividen – PT Asih 37.500.000
Dividen – Masyarakat 25.000.000
Utang PPh 23 5.625.000
Utang PPh final 2.500.000
Kas/Bank 241.875.000
- Bunga
Bunga yang bukan merupakan objek PPh adalah bunga yang diterima bank karena dimasukkan
sebagai penghasilan bank.
Contoh:
Pada bulan Juni 2012 PT Aksara membayar bunga pinjaman kepada Bank BNI Rp50.000.000
dan kepada PT Jaya Asih (memiliki NPWP) sebesar Rp15.000.000.
Jurnal Akuntansi:
PT Aksara
Juni 2012 Biaya bunga 65.000.000
Kas/Bank 65.000.000
PT Jaya Asih
Juni 2012 Kas/Bank 15.000.000
Pendapatan bunga 15.000.000
Jurnal Akuntansi Pajak:
PT Aksara
Juni 2012 Biaya Bunga 65.000.000
Utang PPh 23 2.250.000
Kas/Bank 62.750.000
PT Jaya Asih
Juni 2012 Kas/Bank 12.750.000
PPh 23 dibayar dimuka 2.250.000
Pendapatan bunga 15.000.000
- Royalti/Imbalan atas Penggunaan Hak
Adalah suatu jumlah yang dibayarkan/terutang dengan cara atau perhitungan apapun, baik
dilakukan secara berkala maupun tidak.
Contoh:
PT Dilbi sebagai penerbit yang membayar royalti kepada Amanda (memiliki NPWP) salah
seorang pengarangnya sebesar Rp50.000.000 dan dipotong PPh 23 sebesar 15%.
Jurnal Akuntansi:
Beban royalti 50.000.000
Kas/Bank 50.000.000
Jurnal Akuntansi Pajak:
Beban royalti 50.000.000
Utang PPh 23 7.500.000
Kas/Bank 42.500.000
- Hadiah, Penghargaan, Bonus dan Sejenisnya
Hadiah yang termasuk objek pajak adalah hadiah perlombaan, penghargaan dan prestasi
tertentu, hadiah sehubungan dengan pekerjaan atau pemberian jasa selain yang telah dipotong
PPh 21 ayat (e), kecuali hadiah yang diberikan kepada semua pembeli tanpa undian.
- Sewa
Sewa kendaraan angkutan dan sewa lainnya dikenakan PPh 23 sebesar 2%.
Contoh:
PT Asmara menyewakan mobil kepada PT Asri untuk jangka waktu 3 bulan dengan biaya sewa
per bulan Rp5.000.000 pada 1 Maret 2012.
Jurnal Akuntansi:
PT Asmara
1 Maret Kas/Bank 5.000.000
Pendapatan sewa 5.000.000
PT Asri
1 Maret Sewa dibayar dimuka 5.000.000
Kas/Bank 5.000.000
Jurnal Akuntansi Pajak:
PT Asmara
1 Maret Kas/Bank 5.400.000
PPh 23 dibayar dimuka 100.000
Pajak Keluaran 500.000
Pendapatan sewa 5.000.000
PT Asri
1 Maret Sewa dibayar dimuka 5.000.000
Pajak Masukan 500.000
Utang PPh 23 100.000
Kas/Bank 5.400.000
- Imbalan Jasa
Imbalan jasa yang menjadi objek pajak adalah imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa
manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain yang ditetapkan oleh Dirjen Pajak.
6. Pajak Penghasilan 26
PPh 26 adalah PPh yang dikenakan/dipotong atas penghasilan yang bersumber dari Indonesia yang
diterima/diperoleh WP luar negeri selain BUT di Indonesia. Pada prinsipnya pemotongan pajak
atas WP luar negeri adalah bersifat final, namun atas penghasilan WP orang pribadi atau badan
luar negeri yang berubah status menjadi WP luar negeri atau BUT, maka pemotongan pajaknya
tidak bersifat final.
Contoh:
PT Adira membayar premi asuransi kepada Me Ltd yang berada di Malaysia dengan nilai
Rp20.000.000 pada tanggal 2 Januari 2012.
Jurnal Akuntansi:
2 Jan 2012 Asuransi dibayar dimuka 20.000.000
Kas/Bank 20.000.000
Jurnal Akuntansi Pajak:
2 Jan 2012 Asuransi dibayar dimuka 20.000.000
Utang PPh 26 2.000.000
Kas/Bank 18.000.000

7. PPN Keluaran (Pajak Keluaran)


Adalah PPN terutang yang wajib dipungut oleh PKP yang melakukan penyerahan BKP,
penyerahan JKP, atau ekspor BKP. Tarif umunya adalah 10%.
Contoh:
PT Vanno melakukan penyerahan BKP Rp10.000.000 secara tunai pada tanggal 27 Juni 2012 yang
sebelumnya telah melakukan pembelian sebesar Rp8.000.000 pada tanggal 9 Juni 2012.
Jurnal Akuntansi:
9 Juni 2012 Pembelian 8.000.000
Kas/Bank 8.000.000
27 Juni 2012 Kas/Bank 10.000.000
Penjualan 10.000.000
Jurnal Akuntansi Pajak:
9 Juni 2012 Pembelian 8.000.000
Pajak Masukan 800.000
Kas/Bank 8.800.000
27 Juni 2012 Kas/Bank 11.000.000
Pajak Keluaran 1.000.000
Penjualan 10.000.000
8. Utang Dividen
Pengumuman pengambilan laba akan menimbulkan utang dividen. Terutangnya dividen akan
menimbulkan kewajiban pemotongan PPh 23 sebesar 15% dari jumlah bruto apabila penerima
dividen adalah WP dalam negeri dan BUT sebesar 20%.
Contoh:
22 Desember 2011 PT Ceci mengumumkan akan membatar dividen tunai sebesar Rp15.000.000
pada tanggal 6 Januari 2012 kepada PT Laz (25%), PT Lily (30%) dan PT Holan (20%).
Jurnal Akuntansi:
22 Des 2011 Dividen 15.000.000
Utang dividen 15.000.000
6 Jan 2012 Utang dividen 15.000.000
Kas/Bank 15.000.000
Jurnal Akuntansi Pajak:
22 Des 2011 Dividen 15.000.000
Utang dividen 15.000.000
Utang dividen 2.250.000
Utang PPh 23 2.250.000
6 Jan 2012 Utang dividen 12.750.000
Kas/Bank 12.750.000
10 Jan 2012 Utang PPh 23 2.250.000
Kas/Bank 2.250.000

9. Utang Wesel
Merupakan suatu surat utang yang disertai dengan dokumen perjanjian. Utang wesel uncul akibat
utang usaha yang tidak dibayar pada jatuh tempo.
Contoh:
1 Juli 2007 PT Mutya meminjam uang dari bank dengan menyerahkan promes dengan nominal
Rp8.000.000, bunga diskonto 15% dan jangka waktu 12 bulan.
Jurnal Akuntansi:
1 Juli 2007 Bank 8.000.000
Wesel bayar 8.000.000
31 Des 2007 Biaya bunga 600.000
Utang bunga 600.000
Pelunasan Wesel bayar 8.600.000
Bank 8.000.000
Utang bunga 600.000
Jurnal Akuntansi Pajak:
1 Juli 2007 Bank 8.000.000
Wesel bayar 8.000.000
31 Des 2007 Biaya Bunga 600.000
Diskonto wesel bayar 600.000
Saldo laba 600.000
Biaya bunga 600.000
Pelunasan Wesel bayar 8.000.000
Bank 8.000.000

10. Pendapatan Diterima Dimuka


Merupakan penghasilan yang diterima dari penjualan barang ataupun penyerahan jasa yang
diterima sebelum terjadinya penyerahan barang/jasa maka akan dilaporkan dalam kelompok
kewajiban.

Kewajiban Tidak Lancar

1. Utang Obligasi
Obligasi merupakan janji tertulis untuk membayar bunga secara periodik dan sejumlah nilai
nominal pada tanggal jatuh tempo. Pada obligasi dapat terjadi adanya agio (premium) dan juga
disagio (discount).
Contoh:
PT Rhiz menjual obligasi nilai nominal Rp300.000.000 dengan bunga 20% per tahun kepada PT
Smith seharga Rp320.000.000. PPh atas premium obligasi sebesar Rp20.000.000 terutang PPh
pasal 4 ayat (2) sebesar 15% x Rp20.000.000 = Rp3.000.000.
Jurnal Akuntansi:
Diterbitkan : Kas/Bank 320.000.000
Utang obligasi 300.000.000
Premium obligasi 20.000.000
Pembayaran : Biaya bunga obligasi 60.000.000
Kas/Bank 60.000.000
Lunas : Utang Obligasi 300.000.000
Kas/Bank 300.000.000
Jurnal Akuntansi Pajak:
Diterbitkan : Kas/Bank 317.000.000
PPh Pasal 4 ayat (2) 3.000.000
Utang obligasi 300.000.000
Premium obligasi 20.000.000
Pembayaran : Biaya bunga obligasi 60.000.000
Utang PPh 23 9.000.000
Kas/Bank 51.000.000
Lunas : Utang Obligasi 300.000.000
Kas/Bank 300.000.000

2. Utang Hipotek
Utang Hipotek pada umumnya hampir sama dengan obligasi, tetapi utang hipotek tidak memiliki
agio maupun diskonto.

Anda mungkin juga menyukai