Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KASUS

Otitis Media Supuratif Akut

Pembimbing :

dr. Nurlina Muchriar Rauf, Sp.THT

Disusun oleh :

Bella Aprillia Sarma

406182019

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT THT

RSUD CIAWI BOGOR

PERIODE 27 JANUARI – 1 MARET 2020

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA

JAKARTA

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Bella Aprillia Sarma


NIM : 406182019
Fakultas : Kedokteran
Universitas : Universitas Tarumanagara
BidangPendidikan : Program StudiProfesiDokter
PeriodeKepaniteraan Klinik : 27 Januari – 1 Maret 2020
Judul : Case Report Otitis Media Supuratif Akut
Diajukan : 19 Februari 2020
Pembimbing : dr. Nurlina Muchriar Rauf, Sp.THT

Telah diperiksa dan disahkan :

Mengetahui,

Ketua SMF THT Pembimbing

dr. Tenty, Sp.THT-KL, M.Kes dr. dr. Nurlina Muchriar Rauf, Sp.THT
REKAM MEDIS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. WT
Tanggal Lahir : 01 Juli 1983
Umur : 36 Tahun 7 Bulan 9 hari
JenisKelamin : Perempuan
Alamat : Kp. Tajur
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu RT
Pendidikan : Tamat SD
Status Pernikahan : Sudah Menikah
TanggalMasuk RS : 17 Februari 2020

II. ANAMNESIS
Dilakukan pada tanggal 17 Februari 2020, pukul 10:00 WIB secara autoanamnesis dan
alloanamnesis di Poli THT RSUD Ciawi

Keluhan Utama
Keluar cairan & penurunan pendengaran pada telinga kanan dan kiri

Riwayat Penyakit Sekarang


• Pasien mengeluhkan keluar cairan dari telinga kanan dan kiri sejak 1 bulan yang
lalu. Cairan berwarna bening dan tidak berbau. Selain itu pasien juga
mengeluhkan jika telinga kanan dan kirinya juga berdenging (+), panas (+), dan
nyeri (+). Pasien mengatakan jika dirinya sedang mengalami batuk pilek sejak 1
minggu yang lalu. Dan sempat demam 38oC yang hilang-timbul sejak 1 minggu
yang lalu. Pasien mengatakan jika ia sempat berobat ke puskesmas dan IGD 24
jam namun tidak ada perbaikan.

Riwayat Penyakit Dahulu


• Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya
• Riwayat batuk-pilek (+) 1 minggu lalu
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat keluhan serupa disangkal
• Riwayat darah tinggi disangkal
• Riwayat DM disangkal
• Riwayat asma disangkal

Riwayat Pengobatan
Pasien sudah pernah berobat ke puskesmas dan IGD 24 jam.

Riwayat Alergi
Tidak memilik riwayat alergi obat

III. PEMERIKSAANFISIK
Dilakukan pada tanggal 17 Februari 2020, pukul 10.10 WIB di Poli THT Ciawi
PemeriksaanUmum
 Keadaan Umum : Tampak Sakit Ringan
 Kesadaran : Compos mentis
 GCS : E4V5M6 = 15
 Tekanan Darah : 110/80 mmHg
 Nadi : 80 x/menit
 Pernafasan : 20 x/menit
 Suhu : 36 °C
 BB : 56 kg

Pemeriksaan Sistem
• Mulut : Gigi tampak karies, mukosa merah muda, tidak hiperemis
• Tonsil : T1-T1, tidak ada dendrites, kripta tonsil normal
• Leher : Tidak tampak pembesaran KGB
• Kepala : Tidak dilakukan
• Jantung : Tidak dilakukan
• Paru-paru : Tidak dilakukan
• Abdomen : Tidak dilakukan
• Ekstrimitas : Tidak dilakukan

Pemeriksaan THT
Telinga:
Inspeksi : Dalam batas normal
Palpasi : Nyeri tekan tragus ADS
Liang : Hiperemis ADS, Sekret (+) putih kekuningan
MT : Warna merah, Perforasi (+), Cone of light (-), Retraksi (-)
Hidung : Dalam Batas Normal

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan Penunjang tidak dilakukan
V. RESUME
 Telah diperiksa pasien perempuan berusia 36 tahun dengan keluhan keluar cairan dari
telinga kanan dan kiri sejak 1 bulan yang lalu. Cairan berwarna bening dan tidak
berbau. Selian itu pasien juga mengeluhkan telinga berdenging (+), panas (+), dan
nyeri (+). Batuk, pilek, dan sempat demam 38oC yang hilang timbul sejak 1 minggu
yang lalu
 Riwayat batuk-pilek (+) 1 minggu lalu.
 Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital dalam batas normal. Terdapat
nyeri tekan tragus pada telinga kanan dan kiri. . Pada liang telinga kanan dan kiri
pasien hiperemis dan terdapat sekret berwarna putih kekuningan. Pada membrane
timpani pasien kanan dan kiri berwarna merah, terdapat perforasi, cone of light (-),
retraksi (-).

VI. DIAGNOSIS KERJA


Otiti Media Supuratif Akut
VII. TATALAKSANA
 ....................................................................

 Cefadroxil 3 x 500 mg

 Dexamethasone 3 x 1 mg

 Asam mefenamat 3 x 500 mg

VIII. PROGNOSIS
 Advitam : dubia ad bonam
 Adsanationam : dubia ad bonam
 Adfunctionam : dubia ad bonam

IX. ANALISIS KASUS

• Teori :
• Penyakit OMSA adalah peradangan akut sebagian atau seluruh mukosa telinga
bagian tengah yang disertai dengan gejala lokal dan sistemi
• Otitis media akut dengan perforasi membran timpani menjadi otitis media
supuratif kronis apabila prosesnya sudah > 2 bula. Bila proses infeksi < 2 bulan,
disebut otitis media supuratif subakut. (FK UI)
• Faktor-faktor risiko terjadinya OMSA antara lain adalah usia (sering pada anak-
anak), riwayat alergi, riwayat batuk-pilek, sosial ekonomi rendah, kurangnya
asupan ASI yang seringkali dikaitkan dengan daya tahan tubuh yang rendah
• Penyebab OMSA adalah peradangan pada telinga tengah dapat dilihat dari
membran timpani dimana sumbatan pada tuba Eustachius merupakan faktor utama
penyebab terjadinya OMSA. Otitis media supuratif akut bisa disebabkan oleh
bakteri dan virus.
• Bakteri yang paling sering ditemukan adalah Streptococcus pneumaniae, diikuti
oleh Haemophilus influenza, Moraxella catarrhalis, Streptococcus grup A, dan
Staphylococcus aureus. Virus yang sering sebagai penyebab OMSA adalah virus
yang terutama menyerang saluran pernafasan. Infeksi bisa disebabkan oleh virus
sendiri atau kombinasi dengan bakteri lain
• Perjalanan Penyakit OMSA terjadi karena terganggunya faktor daya tahan tubuh.
Sumbatan pada tuba Eustachius yang menghubungkan telinga dengan bagian
belakang dari hidung merupakan faktor utama penyebab terjadinya penyakit ini.
Dengan terganggunya fungsi tuba Eustachius, pencegahan kuman masuk ke dalam
telinga tengah juga akan terganggu sehingga kuman masuk dan terjadi proses
peradangan di dalamnya. Gangguan fungsi tuba Eustachius ini menyebabkan
terjadinya tekanan negatif di telinga bagian tengah, sehingga terjadi transudasi
cairan hingga supurasi atau pembentukan nanah
• Ada 5 stadium OMSA berdasarkan pada perubahan mukosa telinga tengah, yaitu:

1) Stadium Oklusi Tuba: Stadium ini ditandai dengan gambaran retraksimembran


timpani / tertariknya gendang telinga akibat tekanan negatif telinga tengah
dikarenakan adanya sumbatan pada Tuba Eustachius karenaperadangan. Membran
timpani kadang tampak normal atau suram. Pada tahap ini biasanya pasien akan
mengeluh pendengaran pada telinga yang bermasalah sedikit berbeda dengan
telinga yang normal, pasien mulai tidak nyaman.
2) Stadium Hiperemi: Pada stadium ini tampak pembuluh darah yangmelebar di
sebagian atau seluruh membran timpani, sehingga membran timpani tampak
kemerahan, pada tahap ini biasanya sudah merasakan nyeri telinga dan mulai
muncul demam.
3) Stadium Supurasi: Stadium ini ditandai edema/ bengkak yang hebat disertai
hancurnya sel epitel permukaan mukosa telinga bagian tengah serta terbentuknya
eksudat purulen atau cairan nanah di telinga bagian tengah sehingga membran
timpani tampak menonjol (bulging) ke arah liang telinga luar. Pasien akan
merasakan sakit yang amat sangat dan sulit tidur karena tidak nyaman pada
telinganya
4) Stadium Perforasi: Pada stadium ini terjadi ruptur atau pecahnya membran
timpani sehingga nanah keluar dari telinga tengah ke liang telinga.Pasien akan
merasa lebih lega karena nyeri telinga sudah jauh berkurang.Kadang cairan yang
mengalir di telinga bisa bercampur dengan darah karena pembuluh darah yang
ada di membran telinga juga ikut pecah. Demam pada pasien juga sudah mulai
turun.
5) Stadium Resolusi: Pada stadium ini membran timpani berangsurnormal, perforasi
membran timpani dapat menutup, dan sekret purulen tidak ada lagi. Bila daya
tahan tubuh baik atau virulensi kuman rendah maka resolusi dapat terjadi tanpa
pengobatan.
• Kasus :
• Pada pemeriksaan fisik kedua liang telinga pasien hiperemis
• Ada riwayat sering mengorek telinga karena terasa gatal
• Pasien baru mengalami keluhan 1 hari
• Terdapat nyeri tarik dan nyeri tekan tragus pada telinga kanan.

Anda mungkin juga menyukai