KELOMPOK 1:
AMALIA NABILAH JULITA (01031181823044)
PINGKAN KANAYA (01031281823087)
ARMITHA PUTRI PRAMADHANTY (01031281823106)
INDAH SAHIRA (01031281823078)
DESCY KUSUMA WARDHANI (01031381823118)
MUHAMMAD RIFKI RAMADHAN (01031381823190)
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Piutang usaha adalah jumlah uang yang masih belum dibayar ke perusahaan oleh para
pelanggan yang telah membeli barang atau jasa secara kredit. Sebagai asset lancar, akun piutang
usaha juga disebut piutang. Walaupun pada dasarnya semua perusahaan dagang/industri
menginginkan penjualan cash, tetapi karena adanya keterbatasan daya beli masyarakat, atau
alasan lainnya dilakukan penjualan secara kredit. Penjualan secara kredit akan dapat
meningkatkan omset penjualan, akan tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas,
sehingga membutuhkan investasi yang lebih besar. Selain itu dapat juga mengakibatkan kerugian
karena menunggak atau bahkan tidak tertagih. Semakin lama piutang tertunggak akan semakin
besar investasi yang dibutuhkan.
Piutang, salah satu jenis transaksi akuntansi yang mengurusi penagihan konsumen yang
berhutang pada seseorang. Suatu perusahaan, atau suatu organisasi untuk barang dan layanan
yang telah diberikan pada konsumen tersebut. Pada sebagian besar entitas bisnis, hal ini biasanya
dilakukan dengan membuat tagihan dan mengirimkan tagihan tersebut kepada konsumen yang
akan dibayar dalam suatu tenggat waktu yang disebut termin kredit atau pembayaran.
2.2.1.1 Jenis-jenis piutang ada 3 macam yaitu :
1. Piutang Dagang (Account Receivables) Piutang yang timbul dari penjualan kredit barang atau
Jasa yang merupakan usaha pokok perusahaan. Piutang dagang merupakan suatu perluasan kredit
jangka pendek kepada pelanggan. Pembayaran-pembayarannya biasanya jatuh tempo dalam tiga
puluh sampai sembilan puluh hari. Perjanjian kreditnya merupakan persetujuan informal antara
penjual dan pembeli yang didukung oleh dokumen-dokumen perusahaan yaitu faktur dan
kontrak-kontrak penyerahan.
2. Piutang Wesel (Notes Receivables) Pengertian piutang wesel adalah piutang atau tagihan yang
timbul dari penjualan barang atau jasa secara tertulis, disertai dengan janji tertulis. Piutang wesel
mempunyai kekuatan hukum yang lebih mengikat karena disertai janji tertulis berupa surat wesel
atau surat promes. Surat wesel dan surat promes adalah istilah untuk perjanjian tertulis dalam
jual beli barang atau jasa secara kredit. Surat wesel adalah surat perintah yang dibuat oleh
kreditur yang ditujukan kepada debitur untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal
tertentu sebagaimana disebutkan dalam surat wesel tersebut.
3. Piutang bukan Dagang / Piutang Lain-lain (Others Receivables) Piutang bukan dagang ini
meliputi seluruh tipe piutang lainnya dan mempunyai beberapa transaksi. Piutang bukan dagang
umumnya didukung dengan persetujuan-persetujuan formal dan secara tertulis. Piutang bukan
dagang harus diikhtisarkan dalam perkiraan-perkiraan yang berjudul sesuai dan dilaporkan
secara terpisah dalam laporan keuangan.
Piutang disusun dalam laporan keuangan dimana kondisi keuangan suatu perusahaan
sangat menentukan kelancaran kegiatan pembiayaan dari perusahaan tersebut dan mengukur
kinerja perusahaan. Untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan dapat dilihat dari laporan
keuangan perusahaan setiap periodenya.
2.2.1.2 Pengelolaan Piutang
Piutang merupakan asset yang cukup material. Oleh karena itu diperlukan manajemen
pengelolaan piutang yang efektif dan efisien agar jumlah dana yang diinvestasikan dalam piutang
sesuai dengan tingkat kemampuan perusahaan sehingga tidak mengganggu aliran kas.
Pengertian Persediaan
Persediaan atau inventory adalah salah satu elemen utama dari modal kerja yang
terus menerus mengalami perubahan. Tanpa persediaan, perusahaan akan mengalami resiko,
yaitu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan atas barang produksi.
Hubungan antara Jumlah Kerugian Akibat Piutang Tidak Tertagih (Y) dan Pengeluaran
Penagihan (X) :
Titik Jenuh
Hubungan antara Penjualan, Periode Rata-rata Penagihan, Kerugian Akibat Piutang Tidak
Tertagih, dan Perbandingan Laba dengan Kualitas Kredit yang Ditolak :
PENJUALAN (Y) DAN KUALITAS KREDIT YANG DITOLAK (X)
X
KERUGIAN PIUTANG TIDAK TERTAGIH (Y) DAN KUALTAS KREDIT YANG
DITOLAK (Y)
0
X
Menganalisis Pemohon Kredit
Prosedur evaluasi kredit melibatkan 3 tahap, yaitu :
1. Mendapat informasi mengenai pemohon
2. Menganalisis informasi ini untuk menentukan layak tidaknya pemohon
3. Membuat keputusan kredit
a. Sumber Informasi
Sejumlah layanan memasok informasi kredit atas perusahaan, tetapi untuk beberapa
kredit, terutama yang kecil, biaya untuk mengumpulkan informasi ini mungkin melebihi potensi
profitabilitas kredit tersebut.
Jadi jumlah informasi yang dikumpulkan perlu dipertimbangkan dalam kaitannya dengan waktu
dan biaya yang dibutuhkan. Bergantung pada berbagai pertimbangan ini, analisis kredit dapat
menggunakan suatu atau lebih sumber-sumber informasi berikut.
a) Laporan Keuangan
Pada saat melakaukan prospek penjualan, penjual dapat meminta laporan keuangan, yang
merupakan salah satu sumber informasi untuk analisis kredit.
b) Peringkat dan Laporan Kredit
Selain laporan keuangan, peringkat kredit tersedia dari berbagai perusahaan pelaporan kredit.
Tujuannya memberikan analisis kredit petunjuk perkiraan ukuran kekayaan netto (petunjuk kasar
atas kemampuan keuangan) . selain layanan peringkat, perusahaan dapat memberikan laporan
kredit yang berisi sejarah singkat perusahaaan dan para pejabat utamanya, sifat bisnisnya,
informasi keuangan tertentu, dan pemeriksaan para pemasok, temasuk berapa lama mereka
berpengalaman dengan perusahaan tersebut dan apakah pembayaran dilakukan
denganmemanfaatkan diskon, tepat waktu, atau terlambat.
c) Pemeriksaan Bank
Sumber informasi kredit lainnya bagi pemeriksaaan analisis kredit atas perusahaan tertentu
adalah bank perusahaan tersebut. Kebanyakan bank memiliki bagian kredit yang akan
memberikan informasi atas para pelanggan komersial mereka sebagai layanan bagi para nasabah
yang mencoba mendapatkan kredit usaha (kredit yang diberikan dari satu perusahaan ke
perusahaan lain).
d) Pemeriksaan Mitra Dagang
Informasi kredit seringkali dipertukarkan antarperusahaan yang menjual ke pelanggan yang
sama. Melalui berbagai lembaga kredit, staff kredit dalam area tertentu menjadi kelompok yang
sangat dekat hubungannya. Perusahaan dapat menanyakan para pemasok lainnya pengalaman
mereka dengan sebuah permohonan kredit
e) Pengalaman Perusahaan Sendiri
Sering kali, bagian kredit akan membuat penilaian tertulis tentang kualitas manajemen
perusahaan yang akan menerima kredit. Penilaian ini sangat penting, karena berkaitan dengan
“3C” untuk analisis kredit, yaitu :
~ Character : kesediaan kreditur untuk memenuhi kewajibannya.
~ Capacity : kemampuan kreditur untuk menghasilkan kas guna memenuhi kewajibannya.
~ Capital : kekeayaan netto kreditur dan hubungan antara kekayaan neto dengan utang
Q adalah jumlah yang dipesan dan diasumsikan konstan untuk periode yang direncanakan.
Jadi total persediaan adalah jumlah dari total biaya penggudangan ditambah total biaya
pemesanan, atau
e. Just-in-Time
Just in time merupakan pendekatan manajemen dan pengendalian persediaan dimana persediaan
diperoleh dan dimasukkan ke bagian produksi tepat saat persediaan tersebut dibutuhkan.
Tujuan dari system ini bukan hanya mengurangi persediaan tetapi juga memperbaiki
produktivitas, kualitas produk, dan fleksibilitas produksi secara berkelanjutan.
EOQ dalam dunia JIT
Sebagai bagian dari JIT, ada beberapa langkah yang terus dilakukan untuk mengurangi biaya
tersebut, misalnya :
1) Truk pengirim berukuran kecil, dengan urutan penurunan barang yang telah ditetapkan
sebelumnya, digunakan untuk mengkonsumsi waktu dan biaya penerimaan barang.
2) Tekanan diberikan pada pemasok untuk memproduksi bahan baku yang “tanpa cacat”,
sehingga mengurangi (atau menghilangkan) biaya pemeriksaan.
3) Produk, peralatan, dan prosedur dimodifikasi untuk mengurangi waktu dan biaya
penyetelan.
Seberapa dekat suatu perusahaan ke JIT ideal bergantung pada jenis proses produksi dan jenis
industry pemasoknya,namun ini merupakan tujuan yang bemanfaat bagi perusahaan.
KESIMPULAN
Kebijakan kredit dan penagihan mencakup beberapa keputusan: (1) kualitas kredit yang
diterima, (2) panjang periode kredit, (3) besarnya diskon, (4) ketentuan khusus lainnya,
seperti perjanjian secara musiman dan (5) tingkat pengeluaran penagihan. Untuk masing
–masing hal tersebut, keputusan mencakup perbandingan antara hasil dari perubahan
kebijakan dengan biaya perubahan. Untuk memaksimalkan keuntungan dari kebijakan
kredit dan penagihan, perusahaan harus terus mengubah kebijakan tersebut hingga
mencapai solusi yang maksimal.
Kebijakan kredit dan penagihan di suatu perusahaan serta prosedur kredit dan
penagihannya, menentukan besar dan kualitas posisi piutangnya.
Dalam mengevaluasi pemohon kredit, seorang analis kredit harus memperoleh informasi
mengenai pemohon, menganalisis informasi ini untuk menentukan apakah pemohon
dapat diberikan kredit atau tidak, dan membuat keputusan kredit. Selanjutnya, keputusan
kredit menentukan apakah kredit perlu diperpanjang dan berapa jumlah maksimum
kredit, atau batas kredit yang seharusnya.
Persediaan membentuk hubungan antara produksi dan penjuaan produk. Persediaan
memberikan fleksibilitas bagi perusahaan dalam pembelian, penjadwalan produksi, dan
pelayanan permintaan pelanggan.
Dalam mengevaluasi tingkat persediaan, pihak manajemen harus menyeimbangkan
manfaat ekonomi dari produksi, pembelian, dan pemasaran dengan biaya untuk
persediaan tambahan. Perhatian khusus dari manajer keuangan adalah biaya dana yang
diinvestasikan dalam persediaan.
Perusahaan sering mengklasifikasi barang-barang persediaan dalam kelompok tertentu
untuk memastikan bahwa barang yang paling penting lebih sering ditinjau.
Jumlah pesanan optimal untuk barang tertentu dari persediaan bergantung pada perkiraan
penggunaan barang tersebut, biaya pemesanan, dan biaya penggudangan. Pemesanan
dapat berarti pembelian barang atau produksinya. Biaya pemesanan mencakup biaya
pengajuan pesanan, penerimaan, dan pemeriksaan pesanan. Biaya penggudangan
merupakan biaya penyimpanan persediaan, perawatan, dan asuransi serta imbal hasil atas
investasi yang dibutuhkan pada persediaan.
Model jumlah pesanan ekonomis (economic order quanitiy-EOQ) menyatakan bahwa
jumlah optimal dari barang persediaan yang dapat dipesan pada saat tertentu adalah
jumlah yang meminimalkan biaya persediaan total selama periode perencanaan.
Poin pemesanan suatu barang pesanan adalah jumlah persediaan yang menandakan
pemesanan ulang sejumlah pesanan ekonomis.
Di bawah kondisi yang tidak pasti, perusahaan biasanya harus memiliki persediaan
pengaman, untuk menghadapi fluktuasi permintaan persediaan dan waktu-waktu penting
proses produksi.
Pengendalian persediaan just-in-time (JIT) adalah hasil dari penekanan baru oleh
perusahaan untuk proses perbaikan yang berkelanjutan. Idenya adalah bahwa persediaan
diperoleh dan dimasukkan dalam produksi tepat pada waktu dibutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
Horne, J. C., & John M. Wachowicz, J. (2013). Prinsip- Prinsip Manajemen Keuangan . Jakarta Selatan:
Salemba Empat.