Anda di halaman 1dari 10

APRESIASI PROSA FIKSI INDONESIA

(ANALISIS CERITA ANAK BERDASARKAN UNSUR EKSTRINSIK)

“GADIS MAWAR DAN PERMATA”

OLEH

KELOMPOK III

1. JEYSIKA P. TUPAMAHU (201835048)


2. ELSON S.H. AKIHARY (201835054)
3. LANA LATUE (201835068)
4. FRANS A. MANSABY (201835046
5. MEITY WATTIMENA (201635094)
6. PRANGKY TAHYA (201835078)
7. SITI N. TUBAKA (201835016)
8. MEYSKE SELSILY (201835062)
9. NOVITA LUTLUTUR (201835034)
10. RUKIA TAHAPARI (201835042)
11. INDAH KAITIAN (201835052)
12. AGUSTINUS IYARMASA (201835088)
13. FATIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunianNya sehingga makalah tentang “Analisis Cerita Anak
Berdasarkan Unsur Ekstrinsik” dapat terselesaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Apresiasi Prosa Fiksi Indonesia. Penulis berharap semoga makalah ini dapat membantu dalam
rangka menambah wawasan dan pengetahuan kita terhadap mata kuliah Apresiasi Prosa Fiksi
Indonesia. Penulis menyadari bahwa, dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan
makalah ini agar dalam penulisan makalah selanjutnya bisa lebih baik. Akhir kata penulis
sampaikan terima kasih.

Ambon, 5 Desember 2019

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam perkembangannya, ilmu sastra pengaruhnya dalam masyarakat sangatlah
berpengaruh dan sering perkembangannya muncullah kajian sastra dengan menggunakan
pendekatan psikologi, dan semakin meluas karena adanya pengaruh teori
psikoanalisisnya dari Freud yang mulai muncul tahun 1905 dengan semakin meluas teori
psikoanalisis tersebut. Tidak terelakan lagi meluasnya pengaruh ke dalam berbagai sisi
kehidupan, seperti agama, etika, adukatif, sosial, dan dunia sastra.
Ilmu psikoanalisis sangat erat kaitannnya dengan Freud karena, teori ini berawal
dari konsep dasar pemikirannya dan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Freud, dalam
psikoanalisis di tuntut untuk mengungkapkan apakah teks sastra merupakan hal yang
dapat menyebabkan faktor kejiwaan yang dominan dalam teks sastra. Psikoanalisis juga
tidak terpaku pada kajian narasi dalam karakter tokoh saja, melainkan perlu mencermati
apakah ada hubungan dengan realitas atau tidak. Teori psikoanalisis yaitu, sebagai teknik
terapi dan aliran psikologi. Sebagai aliran psikologi, psikoanalisis juga berbicara
mengenai kepribadian, khusunya dari segi struktur, dinamika dan perkembangannya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan psikoanalisis ?
2. Bagaimana kajian psikoanalisis dalam karya sastra cerita anak?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui tentang Psikoanalisis.
2. Untuk dapat mengkaji sebuah karya sastra dengan berdasarkan teori Psikoanalisis.
D. MANFAAT
1. Agar pembaca bisa mengetahui apa yang dimaksud dengan Psikoanalisis.
2. Pembaca dapat mengenal sifat dan emosional dalam cerita anak tersebut.
BAB II

KAJIAN TEORITIS
BAB III
PEMBAHASAN

Nilai Religiusitas dalam cerita anak “gadis mawar dan permata”


1. Akhlak (budi pekerti)
a. Akhlak baik
 Halaman 2
“Jeane, ambil air!” kata seorang ibu pada anak gadisnya.
“Baik bu,” sahut gadis bernama Jeane sambil membawa guci.
Neko dan Peoni mengikuti gadis itu.
“Kakak baik-baik saja?” tanya Peoni.
“Tidak apa, hanya sedikit lelah,” katanya.
“Kami temani, kak,” kata Peoni.
Penjelasan: Pada penggalan percakapan tersebut dapat menggambarkan
akhlak baik yang dimiliki oleh tokoh Jeane yang menuruti dan
membantu ibunya. Tidak hanya itu pada penggalan dialog anatara
Peoni dan Jeane menggambarkan sikap tokoh Peoni yang baik
hati ingin menemani Jeane.
Sikap menuruti, membantu ibu (orang tua) dan baik hati
merupakan sikap yang menggambarkan ajaran Allah.
 Halaman 3
“Tugasku mengambil air dan membersihkan rumah,” kata Jeane.
Setelah lama berjalan, mereka tiba di mata air. Jeane mengisi gucinya.
Tiba-tiba ada nenek yang meminta air minum. Jeane langsung
memberikannya.
“Kau tidak hanya cantik, tapi juga baik hati. Aku akan memberikan hadiah”
kata wanita tua itu.
“Tidak usah, nek” sahut jeane.
Penjelasan: Pada kutipan cerita tersebut menggambarkan sikap tokoh Jeane
yang suka menolong dan rendah hati atau tidak sombong. Sikap
yang terdapat pada tokoh Jeane tersebut menggambarkan ajaran
Allah mengenai perbuatan baik yang dikehendakiNya.
 Halaman 9
Jeane pergi sambil menangis.
“Aku tidak tahu harus pergi ke mana,” katanya.
“Jangan takut, kak. Aku dan Neko akan menemani,” kata Peoni
Jeane pun merasa tenang.
Penjelasan: Pada kutipan cerita menggambarkan tokoh Peoni yang menemani
Jeane melewati masalah yang dihadapi oleh Jeane. Sehingga
Jeane pun tidak merasa ketakutan dan sendiri.
Hal ini menggambarkan perbuatan baik yang dilakukan oleh
Peoni, inilah yang menggambarkan ajaran Allah mengenai
perbuatan baik.
b. Akhlak buruk
 Halaman 5
Esoknya, ibu menyuruh Aima mengambil air.
Aima semula tidak mau.
“Kau harus dapat hadiah seperti Jeane,” kata ibu.
Aima pun pergi ke mata air sendirian.
Diam_diam Peoni dan Neko mengikuti.
“Huuuh berat!” gerutu Aima sepanjang jalan.
Penjelasan: Pada penggalan cerita tersebut menggambarkan tokoh Aima yang
tidak meu membantu dan menuruti apa yang di bicarakan oleh
ibunya. Tidak hanya itu Aima juga bekerja dengan tidak ikhlas
sambil mengeluh.
Pada penggalan cerita tersebut juga menggambarkan tokoh ibu
memaksakan kehendaknya kepada anaknya.
Hal ini menggambarkan sikap-sikap yang bertentangan dengan
ketaatan terhadap Allah.
 Halaman 6
Aima mengisi guci dengan air.
“Boleh aku minta minum? Aku haus,” kata seorang putri cantik.
“Ambil saja sendiri!” bentak Aima yang merasa letih
Penjelasan: Pada penggalan cerita tersebut menggambarakan watak dari tokoh
Aima yang bersikap kasar atau tidak sopan terhadap orang lain.
Hal ini menggambarkan sikap yang bertentangan dengan ketaatan
terhadap Allah.

Nilai moral dalam cerita anak “gadis mawar dan permata”


1. Hubungan manusia dengan diri sendiri
 Sikap patuh dari Jeane
“Jeane ambil air” kata seorang ibu pada anak gadisnya. “Baik Bu” sahut gadis
bernama Jeane sambil membawa guci”. (halaman 2)
Penjelasan : sikap patuh yang ditunjukan dari Jeane merupakan sikap yang taat
dan selalu dijalani dengan penuh kesabaran dari gadis tersebut. Hal ini merupakan
salah satu nilai yang baik yang bisa diambil dari Jeane.
 Sikap peduli dari Peony dan Neko
“Neko dan Peony mengikuti gadis itu “kakak baik-baik saja?”. Tanya Peony.
“tidak apa hanya sedikit lelah” katanya. “kami temani kak” kata Peony.”
(halaman 2).

“jangan takut kak, Aku dan Neko akan menemani” kata Peony (halaman 9)

Penjelasan : sikap peduli yang ditunjukan merupakan sikap baik dari Peony dan
Neko kepada Jeane mmenunjukan rasa kemanusiaan yang baik antara sesama
manusia.
 Sikap jujur Jeane
“tidak apa hanya sedikit lelah”. Katanya.” (halaman 2)

Penjelasan : sikap ini menunjukan bahwa Jeane sedang mengungkapkan apa


yang memang benar-benar ia rasakan saat itu dan ia menyampaikan hal tersebut
dengan penuh rasa kejujuran. Sikap berbohong dari Jeane
“Jeane pura-pura bisu. Ia takut orang tahu keanehannya.” (halaman 10).

Penjelasan : sikap ini memang bukan merupakan sikap yang baik dalam nilai
moral namun hal ini dibuat dengan keadaan terpaksa oleh Jeane karena takut
oraang-orang akan tau keanehan yang ada pada dirinya.
 Sikap berbohong Ibu Jeane dan Aima
“mereka hampir tak percaya mendengar cerita Jeane, lalu mereka pun bersikap
baik pada Jeane”. (halaman 4)

Penjelasan : sikap ini menunjukan keburukan yang dimiliki oleh Ibu Jeane dengan
anaknya Aima sebagai saudara Jeane yang sudah merusak moral mereka.

2. Hubungan manusia dengan manusia lain


 Suka tolong menolong
“Tiba-tiba ada nenek yang meminta air minum. Jeane langsung memberikannya”.
(halaman 3).
Penjelasan : Kutipan diatas menunjukan bahwa sikap tolong menolong yang
dilakukan oleh Jeane terhadap seorang nenek tua merupakan salah satu bentuk
kepedulian terhadap sesama manusia.

 Peduli terhadap orang lain


“Kalian menginap disini ya, nanti kubereskan”. (halaman 4)
Penjelasan : Kutipan diatas merupakan salah satu bentuk kepedulian yang
diungkapkan oleh Jeane untuk Peony dan Neko karena mereka sudah mau
menemani Jeane saat bekerja.

 Kasih sayang
“Pangeran marah melihat kucing yang nakal. Namun ia tidak marah ketika
melihat Jeane, ia langsung menyukai Jeane”. (halaman 12)

Penjelasan : dari kutipan diatas telah terjadi pertemuan yang menimbulkan rasa
cinta dari sang pangeran kepada kecantikan dari Jeane. Hal ini yang membuat
sehingga pangeran membangun hubungan kasih sayang dengan Jeane hingga pada
akhirnya mereka menikah dan hidup bahagia. Bentuk kasih sayang yang diberikan
oleh pangeran menunjukan nilai moral yang baik.
 Rasa iri hati
“Kau harus dapat hadiah seperti Jeane”. Kata Ibu”. (halaman 5)

Penjelasan : Dari kutipan di atas kita boleh melihat nilai moral yang kurang baik
dimiliki oleh Ibu Jeane karena merasa tidak suka dengan keajaiban yang didapat
oleh Jeane sedangkan anaknya Aima tidak, untuk itu ia meminta anaknya untuk
melakukan hal yang serupa dengan yang diakukan oleh Jeane.
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Psikoanalisis pertama kali di kenalkan oleh Sigmund Freud. Psikoanalisis adalah
sebuah kajian yang berbicara tentang kejiwaan dalam sebuah karya sastra dan kajian ini
juga, pembaca bisa mengetahui kejiwaan tokoh atau sifat tokoh-tokoh dalam sebuah
cerita seperti apa, dan menganalisis secara terperinci emosional dari tokoh yang terdapat
dalam karya sastra tersebut dan juga dapat membawa pembaca kepada kejelasan dan
pandangan tentang penokohan atau sikap tokoh dalam kerya sastra yersebut, dan seolah-
olah pembaca larut dalam cerita yang ada.
B. SARAN
Makalah ini masih terdapat kekurangan dalam pembuatannya. Jika dalam
penulisan dan penyajian makalah ini terdapat kesalahan, kritik dan saran dari
pembaca sangat kami terima sebagai masukan dan pengajaran dalam pembuatan
makalah. supaya selanjutnya bisa lebih di tingkatkan lagi dan semua ini demi
kesempurnaan kedepannya. mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua kita yang membacanya.

Anda mungkin juga menyukai