Anda di halaman 1dari 1

Menurut Pedoman Umum Katekese art.

105, katekese adalah proses penerusan kabar gembira


(Injil). Berita Gembira yang dimaksud adalah berita gembira yang telah diterima, dimengerti,
dirayakan, dihidupi, dan dikomunikasikan oleh komunitas Kristiani dari generasi ke generasi
dengan berbagai macam cara. Sedangkan menurut Catechesi Trandendae, katekese merupakan
proses penerusan iman, terutama dalam bentuk aktivitas untuk menggemakan iman yang telah
tertanam agar orang-orang beriman memasuki hidup Kristiani yang menyatu dengan Yesus
Kristus yang diimani. Dalam seruan apostolik Evangelii Gaudium, Paus Fransiskus tidak
menerangkan arti katekese secara khusus (EG art. 163), namun Paus Fransiskus menemukan ada
peran pokok pewartaan pertama atau kerygma dalam katekese yakni menjadi pusat dari semua
kegiatan evangelisasi dan seluruh upaya untuk pembaruan Gereja (EG art. 164).
Evangelisasi merupakan upaya pemberitaan Injil dalam tahap awal proses beriman yang
membantu orang sampai pada keputusan pertama untuk mengimani Yesus. Dalam evangelisasi,
Gereja memberitakan Injil kepada mereka yang belum mengenal Kristus. Sedangkan katekese
adalah tahap pendalam pendidikan iman yang telah dipilih. Maka, dari definisi tersebut, pusat
dari proses evangelisasi dan kateksese adalah Yesus Kristus sendiri. Namun, kegiatan
evangelisasi sebenarnya lebih luas dibandingkan dengan katekese. Artinya, evangelisasi
diperlukan untuk membangkitkan iman sehingga mengenal lebih dalam iman Katolik, dan proses
katekese akan menuntun seseorang pada kepenuhan hidup kristiani yang dimanifestasikan dalam
sakramen inisiasi. Tujuan Akhir katekese adalah membawa masuk orang-orang ke dalam
persekutuan dengan Yesus Kristus (KGK art. 426).

Insight yang saya temukan dari studi tentang pengertian katekese yakni bahwa Yesus Kristus
melalui Gereja-Nya terus menerus hidup dalam hidup semua orang. Ia yang telah wafat dan
bangkit tetap menegakkan kerajaan-Nya hingga hari ini. Saya sebagai umat beriman dan kelak
menjadi pewarta kabar gembira pula, merasa memiliki tanggungjawab yang besar pula dalam
proses evangelisasi dan katekese dimanapun berada. Bekal ilmu di fakultas teologi kiranya
berdaya guna jika orang lain bisa memperolehnya pula, bukan hanya untuk milik pribadi.

Anda mungkin juga menyukai