Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Manajemen Dislokasi

Oleh
Jatmiko Dwi Purnomo
162310101237

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Manajemen Dislokasi

Sub Topik : Mengenalkan mengenai Manajemen dislokasi yang meliputi


pengertian dislokasi dan pentingnya penanganan saat dislokasi, jenis-
jenis dislokasi dan penanganan terhadap dislokasi

Sasaran : Mahasiswa Paguyuban MAMESO khususnya laki-laki

Hari/Tanggal : Selasa / 5 Juni 2018

Waktu : 09.30-10.00 WIB

Tempat : Ruang Pertemuan Rusunawa Putra UNEJ

Penyuluh : Jatmiko Dwi Purnomo

I. Analisis Data
a. Kebutuhan Peserta Didik
Dislokasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi
tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi) (Brunner &
Suddarth, 2010). Dislokasi dapat terjadi saat ligamen memberikan jalan
sedemikian rupa sehingga tulang dapat berpindah dari posisinya yang normal
di dalam sendi.
Sebuah penelitian di Amerika Serikat dilaporkan bahwa kasus
dislokasi yang banyak terjadi yaitu dislokasi sendi bahu, yaitu sekitar 95%
dislokasi sendi bahu anterior, 4% dislokasi posterior, 0.5% dislokasi superior.
Sedangkan pada pinggul sering ditemukan dislokasi pinggul anterior yaitu
sekitar 90% dari semua jenis dislokasi HIP. Di Indonesia , menurut penelitian
yang dilakukan di RSUP Dr.Mohammad Hoesien Palembang ditemukan
bahwa dari pasien yang terdiri dari 39 laki-laki dan 16 perempuan. Sebanyak
26.1% penderita berusia 14-24 tahun dan 70.9% diderita oleh laki-laki.
Dislokasi merupakan cedera yang umum dan dapat menyerang siapa
saja, akan tetapi olahragawan mempunyai resiko tinggi terjadinya dislokasi.
Selain itu orang yang beraktifitas berat serta berulang dapat juga menyebabkan
dislokasi. Sehingga dislokasi memerlukan penanganan yang tepat dan cepat.
Maka perlu adanya penyuluhan dan promosi kesehatan mengenai bagaimana
cara melakukan penanganan pertama pada saat dislokasi.

b. Karakteristik Peserta Didik


Paguyuban MAMESO merupakan suatu perkumpulan mahasiswa yang sedang
menempuh perkuliahan di Jember yang berasal dari Kabupaten Trenggalek.
Paguyuban MAMESO mempunyai salah satu program yaitu setiap satu kali
dalam seminggu mengadakan olahraga futsal bersama. Sehingga mahasiswa
MAMESO berisiko mengalami dislokasi sendi. Dengan adanya penyuluhan
ini diharapkan mahasiswa MAMESO mampu meningkatkan kesiapan dalam
melakukan manajemen dislokasi.
II. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan dan promosi kesehatan diharapkan mahasiswa
Paguyuban MAMESO mampu menerapkan manajemen dislokasi dalam
kehidupan sehari-hari khususnya ketika terjadi dislokasi saat berolahraga.
III. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti pendidikan dan promosi kesehatan selama 20 menit diharapkan
mahasiswa Paguyuban MAMESO mampu :
a. Mengetahui mengenai dislokasi dan pentingnya penanganan dislokasi
b. Mengetahui penyebab dan jenis-jenis dislokasi
c. Mengetahui penanganan saat terjadi dislokasi
IV. Materi (Terlampir)
a. Pengertian dislokasi dan pentingnya penanganan dislokasi
b. Penyebab dislokasi
c. Jenis-jenis dislokasi
d. Penanganan saat dislokasi
V. Media
Diskusi, ceramah dan leaflet
VI. Kegiatan Penyuluhan

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. Pembukaan a. Memberikan salam a. Menjawab salam
5 menit b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan
c. Menyampaikan maksud dan
dan tujuan materi memperhatikan
pendidikan dan promosi c. Peserta
kesehatan mendengarkan
d. Menyampaikan kontrak dan
waktu dan tempat memperhatikan
dilaksanakan pendidikan pemateri
dan promosi kesehatan d. Peserta
menyetujui
kontrak waktu dan
tempat
2. Penyajian a. Menanyakan a. Peserta menjawab
Materi pengetahuan peserta pertanyaan dari
10 menit tentang dislokasi. pemateri
“teman-teman apakah b. Peserta terlihat
tahu apa itu dislokasi sangat senang
dan kenapa kita harus dengan pujian
melakukan penanganan tersebut
yang tepat pada c. Peserta
dislokasi? ” mendengarkan
b. Memberikan apresiasi dan mencoba
terhadap jawaban yang memahami materi
diberikan oleh peserta yang disampaikan
c. Menjelaskan materi pemateri
pengertian dislokasi dan d. Peserta menjawab
pentingnya penanganan dengan antusias
yang tepat pada kasus e. Peserta terlihat
dislokasi sangat senang
d. Menanyakan pada dengan pujian
peserta tentang dislokasi tersebut
apa yang pernah dialami. f. Peserta sangat
“Apakah temen-temen kooperatif ketika
ada yang pernah diberikan materi
mengalami dislokasi?
Kalau pernah pada
bagian mana yang
mengalami dislokasi?”
e. Mengapresiasikan
jawaban peserta
f. Mengajarkan peserta
cara melakukan
penanganan terhadap
dislokasi
3. Penutup a. Menanyakan a. Peserta menjawab
5 menit pemahaman peserta terkait materi
setelah diberikan materi yang telah
b. Menanyakan diberikan
kesanggupan peserta b. Peserta bersedia
untuk melakukan untuk melakukan
tindakan/penanganan tindakan tersebut
saat dislokasi c. Peserta
c. Menyimpulkan materi mendengarkan
d. Mengucapkan salam pemateri
penutup d. Peserta menjawab
salam dari
pemateri

Evaluasi Outcome :
1. Peserta mengerti tentang dislokasi dan pentingnya penanganan dislokasi
2. Peserta memahami jenis-jenis dislokasi yang sering terjadi
3. Peserta dapat menerapkan penanganan dislokasi yang efektif
MATERI

A. Definisi Dislokasi

Dislokasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak


lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi) (Brunner &
Suddarth,2010). Dislokasi sendi merupakan keadaan di mana tulang-tulang yang
membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis. Dislokasi ini dapat terjadi
pada komponen tulangnya saja yang bergeser atau seluruh komponen tulang terlepas
dari tempat yang seharusnya (Mansjoer, 2008).

Jadi, dislokasi adalah tulang-tulang yang berhubungan dengan sendi tidak


berhubungan secara normal bisa terjadi karena tulangnya bergeser ataupun terlepas
baik sebagian maupun seluruhnya.

B. Penyebab Dislokasi

Dislokasi disebabkan oleh :

a. Cedera Olahraga
b. Kecelakaan kendaraan
c. Trauma akibat benturan dengan benda keras

C. Jenis Dislokasi

Dislokasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Dislokasi Kongenital
Suatu bentuk kelainan pada persendian yang ditemukan pada bayi baru
lahir. Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan
b. Dislokasi Patologik
Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi. misalnya tumor,
infeksi, atau osteoporosis tulang. Ini disebabkan oleh kekuatan tulang yang
berkurang
c. Dislokasi Traumatik
Terjadi karena trauma yang kuat sehingga dapat mengeluarkan tulang dari
jaringan disekeilingnya dan mungkin juga merusak struktur sendi,
ligamen, syaraf, dan system vaskular. Kebanyakan terjadi pada orang
dewasa.

Berdasarkan tempat terjadinya :


a. Dislokasi sendi rahang (mandibula)
b. Dislokasi sendi bahu
c. Dislokasi sendi siku
d. Dislokasi panggul
e. Dislokasi patella (tempurung lutut)

D. Penatalaksanaan Dislokasi

Penanganan dislokasi meliputi penanganan secara medis dan non medis.

1. Medis
a. Farmakologi
Pemberian obat-obatan : analgesik non narkotik
- Analsik
Berfungsi untuk mengatasi nyeri otot, sendi, nyeri pinggang. Efek
samping : granulosit.
- Bimastan
Berfungsi untuk menghilangkan nyeri ringan atau sedang, kondisi
akut atau kronik termasuk nyeri persendian,nyeri otot, maupun
nyeri persalinan. Efek samping : mual,muntah, agranulositosis,
leukopenia.
b. Pembedahan (Operasi orthopedi)
Operasi orthopedik adalah operasi yang dilakukan oleh dokter spesialis
ortopedi untuk menangani kondisi-kondisi yang berhubungan dengan
tulang, maupun persendian.
Jenis-jenis operasi orthopedi :
a. Reduksi terbuka : melakukan reduksi dan membuat kesejajaran
tulang yang patah setelah terlebih dahulu dilakukan diseksi dan
pemajanan tulang yang patah
b. Fiksasi interna : stabilisasi tulang patah yang telah direduksi
skrup,plat,paku,dan pin logam
c. Graft tulang : penggantian jaringan tulang (graft autolog maupun
heterolog) untuk memperbaiki penyembuhan untuk menstabilisasi
atau mengganti tulang yang berpenyakit
d. Penggantian sendi total : penggantian kedua permukaan artikuler
dalam sendi dengan logam atau sintesis.

2. Non Medis
a. Dislokasi reduksi
Reposisi ketempat semula dengan menggunakan anestesi jika terjadi
dislokasi
b. Dengan RICE (Rest, Ice, Compression, elevation)
-R : Rest (istirahat)
Mengistirahatkan sendi yang mengalami dislokasi. Jangan terlalu
banyak mengerakkan sendi yang cedera dan hindari gerakan yang
memicu rasa sakit
-I : Ice (kompres dingin)
Letakkan es pada sendi yang teruka untuk mengurangi rasa sakit dan
peradangan.
-C : Compression (kompresi)
Kompresi adalah tindakan pembalutan cedera dengan alat perban atau
bandage untuk menghindari penumpukan cairan yang disebabkan oleh
pembengkakan. Selain untuk menghindari pembengkakan, metode
kompresi dapat juga sebagai penyangga atau pengfiksasi gerakan
ekstremitas yang mengalami dislokasi
-E : Elevation (elevasi)
Elevasi bertujuan sebagai fasilitator suplai darah melalui pembuluh
darah. Pembengkakan pada ekstremitas biasanya terjadi karena tidak
lancarnya pembuluh darah vena ke jantung.

E. Pentingnya Penanganan Dislokasi

Seseorang yang mengalami dislokasi sendi harus segera mendapatkan


pertolongan secara tepat. Dengan adanya penundaan penanganan pada dislokasi sendi
hanya akan membuat proses penanganan medisnya menjadi sulit. Jika dislokasi tidak
segera diobati, kondisi ini bisa menyebabkan beberapa komplikasi, seperti :

- Kerusakan saraf dan pembuluh darah di sekitar sendi


- Sobeknya otot, ligamen, dan jaringan penghubung otot dengan tulang
(tendon) pada sendi
- Peradangan pada sendi yang mengalami dislokasi
Dan yang lebih berbahaya lagi jika mengalami nekrosis avaskular dimana
sendi dapat hancur.

Oleh karena itu, dislokasi sendi tidak boleh diremehkan atau hanya dianggap
sebagai memar atau terkilir biasa. Penanganan yang keliru dan terlambat dapat
merugikan kesehatan bagi penderita.
Daftar Pustaka

Brunner, Suddarth, (2001) Buku Ajar Keperawatan-Medikal Bedah, Edisi 8 Volume 3.


Jakarta: Penerbit Buku EGC.

Mansjoer, A., (2008) Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal, Jakarta: EGC
Lampiran :

Anda mungkin juga menyukai