Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

INSTALASI PENERANGAN SISTEM HUBUNG PERIKSA


LENGKAP DENGAN KWH METER
UNIT P-5

4.1. Tujuan Percobaan


1. Untuk mengetahui apakah disuatu tempat masih ada lampu-lampu yang
masih menyala dengan menggunakan hantaran bantu.
2. Praktikan memahami dan mempraktekkan hubungan tersebut.

4.2. Alat dan Bahan


 Kabel penghubung
 Tang potong
 Tang
 Obeng
 Multimeter
 Panel percobaan unit P-5

4.3. Teori Singkat


Pada hubungan ini menggunakan penghantar/hantaran bantu (H) dan
lampu periksa (Lo) adalah lampu periksa yang diletakkan pada ruang khusus
(ruang jaga). Saklar periksa dan lampu periksa akan bekerja atau berfungsi
bila pada suatu tempat atau ruangan ada lampu yang menyala, ini disebabkan
karena sumber tegangan atau arus listrik yang masuk ke saklar periksa
didapat dari output saklar-saklar yang berada di ruangan lain.
Dengan adanya hubungan ini kita dapat menyelidiki apakah disuatu tempat
atau ruangan masih ada lampu yang menyala atau tidak. Jadi hantaran (H)
akan menjadi hantaran fase bila ada lampu disuatu tempat atau ruangan yang
masih meyala. Hubungan rangkaian seperti ini banyak digunakan digedung-
gedung besar, seperti perkantoran, rumah sakit, pabrik, dan lain sebagainya.
Gambar 4.1 Pengawatan Tunggal

Gambar 4.2 Pengawatan Instalasi Penerangan Sistem Hubung Periksa

Keterangan :
SKo = saklar tunggal atau saklar satu kutub sebagai saklar periksa
SK1 = saklar ganda atau saklar dua kutub
SK2 = saklar ganda atau saklar dua kutub
L0 = lampu pijar 60 Watt
L1,L2 = lampu pijar 100 Watt
H = Hantaran bantu
Cara kerja dari hubungan berikut adalah bila salah satu saklar dalam
keadaan terhubung ( saklar 1 ON dan saklar 2 ON ) maka saklar periksa
( SK0) akan bekerja dan lampu periksa ( L0 ) menyala, kemudian hantaran
bantu ( H ) menjadi hantaran fase. Sedangkan bila saklar 1 OFF dan saklar 2
OFF maka saklar periksa ( SK0 ) tidak bekerja dan lampu periksa ( L0 ) mati.
KWH meter ( Alat Ukur Watt Jam )
Alat ukur watt jam ( watthour meter ) tidak sering kali digunakan
dilaboratorium dimana banyak digunakan untuk pengukuran energi listrik
komersial. Kenyataannya jelas bahwa disemua tempat dimanapun perusahaan
listrik menyalurkan energi listrik ke industri dan pemakaian setempat.
Kumparan arus dihubungkan dengan hantaran, dan kumparan tegangan
dihubungkan paralel. Kedua kumparan yang dililitkan pada sebuah kerangka
logam dengan melengkapi 2 rangkaian magnet. Sebuah piringan alumunium
ringan digantung didalam senjang udara medan kumparan arus yang
menyebabkan arus pusar mengalir kedalam piringan. Reaksi arus dan medan
kumparan tegangan membangkitkan sebuah torsi ( aksi motor ) terhadap
piringan yang menyebabkan berputar. Torsi yang dibangkitkan sebanding
dengan kuat medan kumparan tegangan arus pusardan didalam piringan yang
berturut adalah fungsi kuat medan kumparan arus. Berarti jumlah putaran
piringan sebanding denngan energi yang telah dipakai oleh beban dalam
selang waktu tertentu, dan diukur dalam kilowatt jam.poros yang menopang
alumunium dihubugkan melalui susunan roda gigi ke mekanisme jam dipanel
alat ukur, melengkapi alat ukur KWH terkalibrasi dalam desimal.
Gambar 4.3 Rangkaian KWH meter 1 Fase

Gambar 4.4 Rangkaian Boks Sekering 1 Fase 3 Kelompok


4.4. Langkah Percobaan
1. Memasukkan kabel kedalam pipa sesuai dengan jumlahnya pada gambar
pengawatan.
2. Menyambung kabel ke titik percabangan.
3. Menyambung ujung kabel dengan fitting lampu dan saklar.
4. Mengukur hambatan isolasi antar fase-netral, fase-hantaran, fase-ground,
netral-hambatan, netral-ground, dan hantaran-ground pada posisi saklar
yang berbeda sesuai dengan lembar data ( beban belum terpasang ).

Anda mungkin juga menyukai