Anda di halaman 1dari 13

Prediksi

KIMIA

Informasi berikut digunakan untuk menjawab soal no-


Prediksi Paket 1 mor 4 sampai 6.
Pemurnian tembaga secara tradisional dilakukan dengan
cara melarutkan bijih tembaga sulfida (CuS) dengan asam
Informasi berikut digunakan untuk menjawab soal
nitrat (HNO3). Berikut adalah persamaan reaksi yang terjadi.
­nomor 1 sampai 3.
3CuS(s) + 8NO3–(aq) + 11H+(aq) → 3Cu2+(aq) + 8NO(g) +
Data nomor atom dan nomor massa untuk lima atom diberi­
3HSO4–(aq) + 4H2O(l)
kan dalam tabel berikut.
4. KISI-KISI SBMPTN: REDOKS
Nomor Atom Simbol Nomor Massa Jumlah elektron yang terlibat dalam reaksi stoikiome­
tris setara untuk setiap mol CuS adalah ....
4 M 9
A. 3 mol D. 9 mol
8 L 16 B. 4 mol E. 11 mol
9 Z 19 C. 8 mol
12 Q 24
5. KISI-KISI SBMPTN: LARUTAN
20 X 40 Pelarutan bijih tembaga sulfida pada umumnya
menggunakan asam nitrat pekat yang mengandung
1. KISI-KISI SBMPTN: STRUKTUR ATOM DAN TABEL 63%(w/w) HNO3 (massa molar 63 g/mol). Jika kerapa­
PERIODIK UNSUR tan larutan ini adalah 1,63 g/mL, molaritas asam nitrat
Pasangan atom yang dalam Tabel Periodik Unsur ter­ pekat ini adalah ....
letak dalam satu golongan adalah .... A. 1,63 M D. 15,00 M
A. M dan L D. Z dan X B. 6,30 M E. 16,30 M
B. L dan Z E. Q dan X C. 10,60 M
C. Z dan Q
6. KISI-KISI SBMPTN: LARUTAN
Dalam suatu percobaan di laboratorium, 3 g mineral
2. KISI-KISI SBMPTN: STRUKTUR ATOM DAN TABEL
yang mengandung 96% CuS (massa molar 96 g/mol)
PERIODIK UNSUR
dilarutkan dalam HNO3 1 M dengan volume akhir 100
Atom yang mempunyai energi ionisasi pertama
mL. Jumlah ion tembaga yang diperoleh adalah ....
­paling kecil adalah .... A. 0,01 mol D. 0,04 mol
A. L D. X B. 0,02 mol E. 0,05 mol
B. M E. Z C. 0,03 mol
C. Q
Informasi berikut digunakan untuk menjawab soal no-
3. KISI-KISI SBMPTN: STRUKTUR ATOM DAN TABEL
mor 7 dan 8.
PERIODIK UNSUR
Senyawa dengan L yang bersifat paling basa dalam air Freon merupakan kelompok senyawa klorofluorometana
adalah .... (CFM), yang bila bocor ke udara dan terkena radiasi UV ma­
A. ML D. ZL tahari dapat menyebabkan lepasnya atom klor dari senyawa
B. XL E. ZL2 ini. Atom klor bebas ini merupakan penyebab menipisnya
C. QL lapisan ozon di stratosfer. Reaksinya dapat digambarkan
dengan diagram berikut.

1
Pengukuran tekanan (P) suatu gas ideal sebagai
fungsi volume (V) pada temperatur tetap (T) dilaku­
kan pada berbagai temperatur yang berbeda, yaitu T1,
T2, T3 dan T4. Data yang didapat digambarkan dalam
grafik di atas. Berdasarkan grafik tersebut, maka ke­
simpulan yang tidak tepat adalah ....
A. T1 > T2 D. T4 > T1
B. T2 > T3 E. T1 > T3
C. T3 > T4
­­�268
11. KISI-KISI SBMPTN: TERMOKIMIA
Grafik berikut adalah diagram energi untuk suatu
reaksi yang berlangsung dua tahap.
Energi

R
7. KISI-KISI SBMPTN: TERMOKIMIA e
Perubahan entalpi untuk reaksi S
d
2O3(g) → 3O2(g) adalah ....
c
A. –126 kJ/mol D. +394 kJ/mol
b P+Q
B. +142 kJ/mol E. –394 kJ/mol PQ+Q
C. –142 kJ/mol PQ2
a
8. KISI-KISI SBMPTN: LAJU REAKSI
Pernyataan yang benar terkait diagram reaksi di atas Reaksi tahap kedua berlangsung lebih cepat diban­
adalah .... dingkan tahap pertama. Pernyataan yang mendu­
A. reaksi 2O3(g) + CI(g) → CIO(g) + 2O(g) + O(g) me­ kung pernyataan tersebut adalah ….
rupakan tahap penentu laju dan endoterm A. Energi kinetik yang diperlukan untuk terjadinya
B. reaksi CIO(g) + 2O2(g) + O(g) → CI(g) + 3O2(g) mer­ reaksi pada tahap pertama lebih besar diband­
upakan tahap penentu laju dan endoterm ingkan pada tahap kedua.
C. reaksi 2O3(g) + CI(g) → CIO(g) + 2O2(g) + O(g) mer­ B. Tumbukan pada reaksi tahap kedua lebih sering
upakan tahap penentu laju dan eksoterm terjadi dibandingkan pada tahap pertama.
D. reaksi CIO(g) + 2O2(g) + O(g) → CI(g) + 3O2(g) mer­ C. Semua tumbukan pada reaksi tahap kedua
upakan tahap penentu laju dan eksoterm menghasilkan produk, sedangkan reaksi pada ta­
E. berlangsungnya reaksi 2O3(g) + CI(g) → CIO(g) + hap pertama tidak.
2O2(g) + O(g) memerlukan energi sebesar 126 kJ/ D. Energi kinetik partikel pereaksi pada reaksi tahap
mol pertama lebih kecil dibanding energi kinetik par­
tikel pereaksi pada tahap kedua.
9. KISI-KISI SBMPTN: IKATAN KIMIA E. Partikel-partikel pereaksi pada reaksi tahap perta­
Diketahui nomor atom S = 16 dan O = 8. Geometri ma lebih sedikit dibanding partikel pereaksi pada
molekul S2O adalah .... tahap kedua.
A. linier D. bentuk V
B. planar segitiga E. piramida segitiga 12. KISI-KISI SBMPTN: KESETIMBANGAN KIMIA
C. bentuk T Perhatikan gambar berikut.
10. KISI-KISI SBMPTN: STOIKIOMETRI
Perhatikan gambar berikut.


Pada temperatur tertentu, terjadi reaksi kesetimbang­
an antara A, B, dan C. Data perubahan konsentrasi ter­
hadap waktu reaksi diberikan pada diagram di atas.

2
Reaksi kesetimbangan yang terjadi adalah .... 18. KISI-KISI SBMPTN: ELEKTROKIMIA
A. 2A  B + C D. A + C  B Beberapa sel Volta dibuat dengan katoda Cu dan
B. A  B + C E. 2A + C  2B beberapa logam lain sebagai anoda. Jika kedua elek­
C. 3A + B  2C troda dihubungkan dengan sebuah lampu yang di­
pasang sedemikian rupa, lampu akan menyala paling
13. Alat masak yang terbuat dari bahan logam aluminium terang apabila digunakan anoda ….
tampak tidak berkarat karena …. A. Ag D. Al
A. logam AI mempunyai potensial reduksi yang besar B. Ni E. Mg
B. logam AI bersifat amfoter C. Zn
C. logam AI mempunyai kerapatan tinggi
D. logam AI bersifat konduktif 19. KISI-KISI SBMPTN: KIMIA ORGANIK
E. oksida AI yang transparan melapisi permukaan Berikut ini beberapa senyawa turunan hidrokarbon.
logam AI (1) etanol
(2) propanal
Informasi berikut digunakan untuk menjawab soal no-
(3) 2-propanol
mor 14 sampai 17.
(4) 2-metil-2-propanol
Sebanyak 25 mL larutan asam format (HCOOH) 0,020 M (ka Senyawa yang dapat dioksidasi dengan ion dikromat
HCOOH = 2,0 x 10–4) dititrasi dengan larutan basa kuat KOH dalam suasana asam adalah ....
0,01 M. A. (1), (2), dan (3) D. (4)
14. KISI-KISI SBMPTN: TITRASI ASAM-BASA B. (1) dan (3) E. (1), (2), (3) dan (4)
pH larutan asam format sebelum dititrasi adalah …. C. (2) dan (4)
A. 12 D. 3 – log 2
B. 6 – 2 log 2 E. 2 – log 3 20. KISI-KISI SBMPTN: MAKROMOLEKUL
C. 4 – log 2

15. KISI-KISI SBMPTN: TITRASI ASAM-BASA


pH larutan setelah dititrasi dengan 25 mL KOH adalah
….
A. 1 – log 5 D. 10
B. 2 – 2 log 2 E. 12
C. 4 – log 2

16. KISI-KISI SBMPTN: TITRASI ASAM-BASA


pH larutan pada titik ekivalen adalah ….
A. sama dengan 7
B. lebih kecil dari 7
C. lebih besar dari 7
D. sama dengan pKh HCOOK
E. sama dengan pKa HCOOH

17. KISI-KISI SBMPTN: KELARUTAN DAN HASIL KALI



KELARUTAN
Pada 25oC, nilai Ksp untuk garam kalsium dan barium Gula yang memberikan uji positif dengan pereaksi
diberikan pada tabel berikut. Benedict adalah ….
A. glukosa
Garam Ksp Garam Ksp B. fruktosa
C. sukrosa
CaSO4 10–5 CaCO3 10–9 D. glukosa dan fruktosa
BaSO4 10–10 BaCO3 10–9 E. glukosa, fruktosa, dan sukrosa

Pernyataan yang benar terkait informasi di atas adalah


….
A. Ca2+ dan Ba2+ dapat dipisahkan dengan menam­
bahkan larutan Na2CO3
B. Ca2+ dan Ba2+ dapat dipisahkan dengan menam­
bahkan larutan H2CO3
C. Ca2+ dan Ba2+ dapat dipisahkan dengan menam­
bahkan larutan Na2SO4
D. endapan BaSO4 dalam air akan larut jika ditam­
bahkan ion Ca2+
E. endapan BaSO4 dalam air akan larut jika ditam­
bahkan larutan Na2CO3

3
kan dengan mengoksidasi aluminium (Eo O2/H2O =
Prediksi Paket 2 +1,23 V; Eo Fe2+/Fe = -0,44 V; Eo AI3+/AI = -1676 V)
Gunakan PETUNJUK A untuk menjawab soal nomor 6
sampai dengan nomor 15!
Gunakan PETUNJUK C utuk menjawab soal nomor 1 sam-
pai dengan nomor 3! 6. KISI-KISI SBMPTN: STOIKIOMETRI
Campuran CaO (Ar : Ca = 40, O = 16) dan H2O (Kalor
1. KISI-KISI SBMPTN: IKATAN KIMIA
jenis spesifik = 4 J K-1 g-1) berlebih memberikan reaksi:
Di antara molekul-molekul yang disusun dari atom-­
atom 7N, 8O, 9F, 16S, dan 17Cl, yang bersifat polar adalah …. CaO(s) + H2O (ℓ) → Ca(OH)2 (s) ; ∆H = -64 kJ
(1) CINO (3) HCN Bila panas yang dihasilkan reaksi ini mampu
(2) SF4 (4) NO menaikkan suhu 100 gram air sebesar 0,1K, maka
jumlah CaO yang bereaksi adalah ….
2. KISI-KISI SBMPTN: SIFAT KOLIGATIF LARUTAN A. 0,045 g C. 0,105 g E. 3,500 g
Percobaan penentuan titik beku larutan ­garam NaCl dan B. 0,080 g D. 0,035 g
larutan urea CO(NH2)2 menghasilkan data sebagai berikut:
7. KISI-KISI SBMPTN: STOIKIOMETRI
Larutan Konsentrasi (molal) Titik beku (oC) Pembakaran sempurna 6,0 gram cuplikan yang
NaCl 0,1 -0,372 mengandung senyawa hidrokarbon menghasilkan
NaCl 0,2 -0,744 4,4 gram gas karbon dioksida (Ar : C = 12, O = 16).
Persentase (%) massa karbon dalam cuplikan tersebut
CO(NH2)2 0,1 -0,186 adalah …
CO(NH2)2 0,2 -0,372 A. 10,0 C. 26,6 E. 60,6
B. 20,0 D. 50,0
Data tersebut menunjukkan bahwa penurunan titik
beku larutan … 8. KISI-KISI SBMPTN: STRUKTUR ATOM
(1) berbanding lurus dengan konsentrasi Dalam Sistem Berkala Unsur, unsur X terletak pada pe­
(2) elektrolit lebih tinggi dari non elektrolit dengan riode ketiga dan golongan 15 atau VA. Dalam keadaan
konsentrasi yang sama ion, unsur ini isoelektronik dengan unsur gas mulia
(3) bergantung pada jenis ikatan kimia senya­wa ter­ periode ketiga. Muatan ion X adalah …
larut A. 1 – C. 3 – E. 3 +
(4) bergantung pada jenis unsur penyusun senyawa B. 2 – D. 2 +
terlarut
3. KISI-KISI SBMPTN: TERMOKIMIA 9. KISI-KISI SBMPTN: STOIKIOMETRI
Reaksi pembentukan H2O dari unsur-unsurnya ber­ Tahapan reaksi dalam analisis kandungan NiS (Mr =
langsung sebagai berikut: 90) dari suatu batuan sebagai berikut:
O2 (g) + 2H2 (g) → 2H2O (g) NiS(s) + 4HNO3(aq)
Energi pembentukan O(g), H(g) masing-masing → Ni(NO3)2(aq) + S(s) + 2NO2(g) + 2H2O(ℓ)
adalah 248 kJ/mol, dan 227 kJ/mol, sedangkan energi Ni(NO3)2(aq) + 2C4H8N2O2(aq)
ikat O-H adalah 464 kJ/mol. Pernyataan yang benar → Ni(C4H7N2O2)2(s) + 2HNO2(aq)
untuk reaksi tersebut adalah …
(1) perubahan entalpi reaksi adalah -452 kJ Bila analisis 0,450 gram batuan memberikan 0,144
(2) perubahan entalpi pembentukan O2 adalah 248 kJ gram endapan Ni(C4H7N2O2)2 (Mr = 288), maka
(3) perubahan entalpi pembentukan standar H2O (g) persentase (%) NiS dalam batuan tersebut adalah …
adalah -226 kJ A. 10,00 C. 0,50 E. 0,04
(4) perubahan entalpi pembentukan H2(g) adalah 870 kJ B. 5,00 D. 0,05
Gunakan PETUNJUK B untuk menjawab soal nomor 4 dan
nomor 5! 10. KISI-KISI SBMPTN: LAJU REAKSI
Dalam reaksi:
4. KISI-KISI SBMPTN: KESETIMBANGAN KIMIA
2HgCl2 + C2O42-→2Cl− + 2CO2 + Hg2Cl2
Penurunan temperatur pada reaksi kesetim­bangan:
diperoleh data sebagai berikut.
N2O4(g)  2NO2(g) ∆H o = +57,9 kJ
akan memperbesar harga tetapan kesetimbangan Waktu
Percobaan [HgCl2]0 (M) [C2O42-]0 (M)
(detik)
reaksi tersebut
SEBAB 1 0,01 0,1 144
Nilai tetapan kesetimbangan (K) bergantung pada
temperatur. 2 0,02 0,4 36

5. KISI-KISI SBMPTN: REAKSI REDOKS 3 0,03 0,5 18


Korosi pada aluminium tidak menyebabkan logam
tersebut keropos seperti korosi pada besi. 4 0,04 0,8 9
SEBAB Berdasarkan data tersebut, maka persama­
an laju
Oksigen lebih mudah mengoksidasi besi dibanding­ reaksinya adalah . . . .

4
A. ν = k [HgCl2]2 [C2O42-]2 16. KISI-KISI SBMPTN: REDOKS
B. ν = k [HgCl2] [C2O42-] Jumlah mol elektron yang terlibat untuk setiap mol
C. ν = k [HgCl2]2 NaI adalah ....
D. ν = k [C2O42-]
A. 3 mol D. 6 mol
E. ν = k [HgCl2]2 [C2O42-]
B. 4 mol E. 7 mol
11. KISI-KISI SBMPTN: SIFAT KOLIGATIF LARUTAN C. 5 mol
Larutan 0,01 M dari suatu garam MY2 mempunyai
tekanan osmosis 0,22 atm. Pada suhu yang sama, 17. KISI-KISI SBMPTN: LARUTAN
larutan glukosa 0,05 M mempunyai tekanan osmo­ Konsentrasi larutan HOCl yang diperoleh sebagai
sis 0,5 atm. Dalam larutan, garam tersebut mengion ­hasil pengenceran adalah ....
sebanyak .... A. 0,03 M D. 0,30 M
A. 20% C. 50% E. 80% B. 0,05 M E. 0,50 M
B. 40% D. 60% C. 0,15 M

12. KISI-KISI SBMPTN: REAKSI SENYAWA ORGANIK 18. KISI-KISI SBMPTN: REDOKS
Pada suhu 100oC, 2-butanol direaksikan dengan asam Jika reaksi redoks tersebut berlangsung secara stoiki­
sulfat pekat. Hasil reaksi ini direaksikan dengan gas hi­ ometris dan sempurna, konsentrasi HCl yang diper­
drogen berbatuan katalis Pt. Senyawa yang diperoleh oleh dalam larutan adalah ....
dari reaksi tersebut adalah … A. 0,015 M D. 0,050 M
A. butana D. metil-propana B. 0,025 M E. 0,075 M
B. 1-butana E. metil-propena
C. 2-butana C. 0,030 M

13. KISI-KISI SBMPTN: ELEKTROKIMIA 19. KISI-KISI SBMPTN: ELEKTROKIMIA


Diketahui potensial reduksi standar berikut: Perhatikan reaksi di bawah ini!
Cu(s) + H+(aq) → tidak bereaksi
Cr3+(aq) + 3e- → Cr(s) Eo = −0,74 V
Pb(s) + 2H+(aq) → Pb2+ + H2(g)
MnO4-(aq) + 8H+ + 5e- → Mn2+(aq) + 4H2O Pb(s) + H2O(l) → tidak bereaksi
Eo = + 1,51 V Ca(s) + 2H2O+(l) → Ca2+(aq) + H2(g) + 2OH− (aq)
Potensial sel standar dari sel Galvani yang dibuat
dengan menggabungkan kedua setengah reaksi di Berdasarkan reaksi di atas, urutan kereaktifan logam
atas adalah … berdasarkan kemudahan teroksidasi adalah . . . .
A. −2,25 V C. +0,75 V E. +3,25 V A. Ca > Cu > Pb D. Cu > Pb > Ca
B. −0,75 V D. +2,25 V B. Pb > Ca > Cu E. Ca > Pb > Cu
C. Pb > Cu > Ca
14. KISI-KISI SBMPTN: LARUTAN ASAM-BASA
Sebanyak 100 mL larutan NaOH 0,1 M dicampur 20. KISI-KISI SBMPTN: KESETIMBANGAN KIMIA
dengan 100 mL larutan asam sitrat H3C6H5O7 0,1 M. Dua gas diatomik, X2 dan Y2 bereaksi sesuai persa­
Setelah terjadi kesetimbang­an, ion-ion berikut yang maan berikut:
mempunyai konsentrasi paling besar adalah …
A. H2C6H5O7- D. OH-
X2(g) + Y2(g)  2XY(g)
B. HC6H5O72- E. H+ Suatu campuran X2 dan Y2 masing-masing mengand­
C. C6H5O73-
ung 0,5 mol dan dipanaskan dalam wadah tertutup
15. KISI-KISI SBMPTN: REAKSI SENYAWA ORGANIK 1 liter hingga reaksi mencapai kesetimbangan. Grafik
berikut ini menunjukkan hubungan antara jumlah
Reaksi antara senyawa 2–butena dengan HCl
masing-masing gas dan perubahan waktu.
menghasilkan senyawa X. Senyawa X dapat bereaksi
dengan larutan NaOH pekat menghasilkan senyawa XY
Y. Pernyataan berikut benar, kecuali .... 0,6
0,5
A. reaksi 2–butena dengan HCl merupakan reaksi adisi
mol

0,4
B. senyawa X adalah 2–klorobutana 0,3 X2 dan Y2
0,2
0,1
C. senyawa Y dapat dioksidasi menjadi butanal 0
D. senyawa Y berisomer fungsi dengan dietil eter waktu
E. senyawa X dapat memutar bidang cahaya terpo­
larisasi Berdasarkan grafik di atas, berapa nilai konstanta kes­
etimbangan, Kc, untuk reaksi tersebut?
Informasi berikut digunakan untuk menjawab soal no- A. 1,5
mor 16 sampai 18. B. 3
Diketahui reaksi: C. 9
3HOCl + NaI → NaIO3 + 3HCl D. 12
E. 18
Dalam suatu larutan 100 mL NaI 0,05 M dan 100 mL HOCl
hasil pengenceran dari 5 mL larutan HOCl 3 M.

5
Pembahasan
Kimia

3. Pembahasan SMART:
Prediksi Paket 1 ingat! ingat!
kecil
1. Pembahasan SMART:
JaReLoBa
ingat!
besar
ingat! Jari-jari
Reduktor
Atom-atom segolongan memiliki elektron va- Logam
lensi sama. Basa

Konfigurasi elektron masing-masing atom. Senyawa dengan L yang bersifat paling basa dalam air
4
M:22 9
Z:27 20
X:2882 adalah XL.
8
L:26 12
Q:282
Jawaban: B
Maka, pasangan atom yang dalam Tabel Periodik
Unsur terletak dalam satu golongan adalah Q dan X.
Jawaban: E 4. Pembahasan SMART:
Reaksi redoks yang terjadi:
2. Pembahasan SMART:
3CuS + 8NO3– + 11H+ → 3Cu2+ + 8NO + 3HSO4– + 4H2O
ingat! ingat! –2 +5 +2 +6

besar –2 × 3 = –6 +6 × 3 = +18
naik 24 × 1e– = 24 e–
kecil

PiANO +5 × 8 = +40 +2 × 8 = +16


Potensial ionisasi
turun 24 × 1e– = 24 e–
Afinitas elektron
Keelektronegatifan mol e − koefisien e −
=
Oksidator mol CuS koefisien CuS
mol e − 24
Berikut ini letak lima atom dalam tabel periodik unsur =
beserta kecenderungan potensial ionisasinya. 1mol 3
besar
mol e − = 8 mol
Jumlah elektron yang terlibat dalam reaksi stoikiome-
kecil

M L Z
Q tris setara untuk setiap mol CuS adalah 8 mol.
X Jawaban: C

Maka, atom yang mempunyai energi ionisasi pertama


­ aling kecil adalah unsur X.
p
Jawaban: D

6
5. Pembahasan SMART: Berdasarkan diagram reaksi, reaksi 2O3(g) + CI(g) →
CIO(g) + 2O2(g) + O(g) merupakan tahap penentu laju
Trik Praktis! dan eksoterm.

10 ⋅ % ⋅ρ Jawaban: C
M=
Mr 9. Pembahasan SMART:

=
10 ⋅ 63 ⋅1,63
63
= 16,3 M ingat! ingat!
Setiap molekul harus memenuhi kaidah oktet
Maka, molaritas asam nitrat pekat adalah 16,30 M.
(8 e− pada kulit terluar) atau duplet (2 e− pada
Jawaban: E kulit terluar) untuk mencapai kestabilannya.

6. Pembahasan SMART: S2O → ikatan kovalen (pemakaian e− bersama)


96 S = 2 8 6 → membutuhkan 2 elektron
massa CuS dalam mineral = × 3 g = 2,88 g 16
O = 2 6 → membutuhkan 2 elektron
100 8

2,88 g Total elektron= (2 × S) + O = (2 × 6e−) + (1 × 6e−) = 18


mol CuS = = 0,03 mol elektron valensi.
96 g / mol
Sulfur menjadi atom pusat, karena keelektronegatifan­
mol HNO3 = M × V = 1 M × 0,1 L = 0,1 mol nya lebih lemah daripada oksigen. Struktur Lewis S2O
Reaksi: CuS + 2HNO3 → Cu(NO3)2 + H2S sebagai berikut.
m : 0,03 mol 0,1 mol
r : 0,03 mol 0,06 mol 0,03 mol 0,03 mol S S O
s : - 0,04 mol 0,03 mol 0,03 mol
Cu(NO3)2 → Cu2+ + 2NO3–
0,03 mol 0,03 mol 0,06 mol
Maka, jumlah ion Cu yang diperoleh adalah 0,03 mol.
Maka, geometri molekulnya adalah bengkok (bentuk V).
Jawaban: C
Jawaban: D
7. Pembahasan SMART:
10. Pembahasan SMART:
ingat! ingat! ingat! ingat!
Menurut Hukum Hess, jika suatu reaksi ­ ber­
Grafik tersebut merupakan grafik hubungan
langsung dalam dua tahap reaksi atau lebih,
volume dan tekanan gas pada suhu konstan
maka perubahan entalpi u
­ ntuk reaksi tersebut
(isotermal).
sama dengan jumlah perubahan entalpi dari
P⋅V P⋅V
semua tahapan. = k atau k =
T k
Berdasarkan diagram, diperoleh persamaan reaksi
termokimia sebagai berikut.
2O3(g) + Cl(g) → ClO(g) + 2O2(g) + O(g) ∆H = −126 kJ
ClO(g) + 2O2(g) + O(g) → Cl(g) + 3O2(g) ∆H = −268 kJ
T1 > T2 > T3 > T4
2O3(g) → 3O2(g) ∆H = −394 kJ
Maka, perubahan entalpi untuk reaksi:
2O3(g) → 3O2(g) adalah −394 kJ.
Jawaban: E

8. Pembahasan SMART:

ingat! ingat!
• Reaksi lambat merupakan reaksi penentu laju Berdasarkan grafik, ke­
simpulan yang tidak tepat
reaksi. adalah T4 > T1.
• Reaksi lambat dilihat dari tingginya Energi Jawaban: D
aktivasi (Ea).

7
11. Pembahasan SMART: Aluminium terkenal sebagai bahan yang tahan terha-
ingat! ingat! dap korosi. Sebenarnya, aluminium berkarat d ­ engan
cepat membentuk aluminium oksida (Al2O3). Hal ini
Energi aktivasi (Ea) adalah energi minimum disebabkan oleh fenomena pasivasi, yaitu proses
yang dibutuhkan agar reaksi kimia tertentu pembentukan lapisan aluminium oksida (Al2O3) di
dapat terjadi. permukaan logam aluminium segera setelah logam
terpapar oleh udara bebas. Lapisan aluminium oksida
• Energi aktivasi (Ea) kecil, maka tumbukan ini mencegah terjadinya oksidasi lebih jauh. Namun,
efektif lebih banyak terjadi dan laju reaksi pasivasi dapat terjadi lebih lambat jika dipadukan
semakin cepat. dengan logam yang bersifat lebih katodik, karena
• Energi aktivasi (Ea) besar, maka tumbukan dapat mencegah oksidasi aluminium.
efektif lebih sedikit terjadi dan laju reaksi
semakin lambat. Jawaban: E

14. Pembahasan SMART:


Reaksi tahap kedua berlangsung lebih cepat diban­
dingkan tahap pertama, karena energi aktivasinya
lebih kecil, sehingga tumbukan pada reaksi tahap
ingat! ingat!
kedua lebih sering terjadi dibandingkan pada tahap asam format (HCOOH) adalah asam lemah, maka:
pertama. H+  = K a × M
Jawaban: B
12. Pembahasan SMART: H+  = K a × M

ingat! ingat! = 2 × 10 −4 × 2 × 10 −2

= 4 × 10 −6 = 2 × 10 −3
Reaksi disebut setimbang jika tidak terjadi pe-
rubahan konsentrasi produk dan reaktan. pH = −log [H+] = −log 2 × 10−3 = 3 − log 2
Jawaban: D
Dari grafik dapat disimpulkan bahwa [A] dan [B]
berkurang, sedangkan [C] bertambah. Maka, A dan B 15. Pembahasan SMART:
sebagai reaktan, sedangkan C sebagai produk. mol HCOOH = 0,02 M × 25 mL = 0,5 mmol
Maka persamaan reaksi kesetimbangannya: mol KOH = 0,01 M × 25 mL = 0,25 mmol
xA + yB ⇋ zC HCOOH + KOH  HCOOK + H2O
m : 0,7 0,4 - m : 0,5 mmol 0,25 mmol - -
r : 0,3 0,1 0,2 r : 0,25 mmol 0,25 mmol 0,25 mmol 0,25 mmol
s : 0,4 0,3 0,2
s : 0,25 mmol - 0,25 mmol 0,25 mmol
Keterangan:
tersisa asam lemah dan garam, maka larutan mem-
Nilai di dalam lingkaran = diambil dari kurva
bentuk larutan penyangga.
Gunakan nilai pada baris reaksi (r) untuk menentukan mol asam lemah
koefisien. H+  = K a ×
mol basa konj.
x : y : z = 0,3 : 0,1 : 0,2 = 3 : 1 : 2
Maka, persamaan reaksinya adalah 3A + B ⇋ 2C. 0,25
= 2 × 10 −4 ×
0,25
Jawaban: C
= 2 × 10 −4
13. Pembahasan SMART: pH = −log [H+] = −log 2 × 10−4 = 4 − log 2

ingat! ingat! Maka, pH larutan setelah dititrasi dengan 25 mL KOH


adalah 4 − log 2.
Korosi atau perkaratan adalah proses perusa- Jawaban: C
kan pada permukaan logam yang disebabkan
oleh terjadinya reaksi kimia (reaksi elektrokim-
ia) pada permukaan logam. Pada reaksi ini,
terjadi oksidasi pada suatu logam akibat dari
pengaruh lingkungan seperti air, oksigen, dan
oksida asam yang terlarut dalam air.

8
16. Pembahasan SMART: Ba2+(aq) + SO42−(aq) ⇋ BaSO4(s)

ingat! ingat! BaSO4 adalah garam yang sukar larut dalam air, se-
hingga mudah mengendap.
Titrasi asam-basa adalah proses penentuan Jawaban: C
kadar suatu larutan basa dengan larutan
standar asam yang diketahui konsentrasinya,
atau sebaliknya. Penambahan larutan standar 18. Pembahasan SMART:
dilakukan sampai mencapai titik ekivalen, yaitu
suatu keadaan pada saat asam dan basa tepat
ingat! ingat!
habis bereaksi. Titik ekivalen dapat ditentukan Pada sel galvani terjadi reaksi secara spontan
dengan menggunakan suatu indikator yang
karena energi potensial selnya ( E sel ) bernilai
harus berubah warna di sekitar titik tersebut.
positif sehingga menghasilkan energi listrik.
Berikut kurva titrasi asam lemah oleh basa kuat.
Sel Volta yang dibuat dengan katoda Cu dan Mg
s­ ebagai anode menghasilkan lampu yang akan me-
nyala paling terang karena memiliki harga energi po-
tensial sel ( E sel ) paling besar (dalam deret Volta letak
Mg paling kiri dibandingkan dengan bahan anode
yang lain).
Jawaban: E

19. Pembahasan SMART:


(1) Etanol, merupakan senyawa alkohol, jika dioksi-
dasi akan menghasilkan senyawa aldehida.
(2) Propanal, merupakan senyawa aldehid, jika dioksi-
dasi akan menghasilkan senyawa asam karboksilat.
(3) 2-propanol, merupakan alkohol sekunder, jika
dioksidasi akan menghasilkan senyawa keton.
(4) 2-metil-2-propanol, merupakan alkohol tersir se-
Titrasi dilakukan mengunakan senyawa yang berasal
hingga tidak dapat dioksidasi.
dari asam lemah dengan basa kuat. Maka, pH larutan
pada titik ekivalen adalah lebih besar dari 7. Maka, senyawa yang dapat dioksidasi dengan ion dik-
romat dalam suasana asam adalah (1), (2), dan (3).
Jawaban: C
Jawaban: A

17. Pembahasan SMART: 20. Pembahasan SMART:

ingat! ingat! ingat! ingat!


Suatu ion dapat dipisahkan larutannya melalui Larutan Benedict digunakan untuk menguji ke-
reaksi pengendapan. beradaan gula pereduksi dalam suatu sampel.
Hubungan Ksp terhadap kelarutan terbesar atau Gula pereduksi yang dapat diuji berupa mono-
terkecil suatu senyawa kimia sebagai berikut. sakarida, disakarida kecuali sukrosa. Larutan
• Semakin besar Ksp, semakin besar kelarutan Benedict akan meng­uji keberadaan gugus al-
suatu zat dan susah mengendap. dehida dan keton pada gula aldosa dan ketosa.
• Semakin kecil Ksp, semakin kecil kelarutan • Monosakarida yang termasuk aldosa anta-
suatu zat dan mudah mengendap. ra lain: erithrosa, threosa, ribosa, arabinosa,
xilosa, glukosa, manosa, dan galaktosa.
Pernyataan yang benar terkait informasi data Ksp be- • Monosakarida yang termasuk ketosa an-
berapa larutan adalah Ca2+ dan Ba2+ dapat dipisahkan tara lain: erithrulosa, ribulosa, fruktosa,
dengan menambahkan larutan Na2SO4. CaSO4 memi- psikosa, dan sedoheptulosa.
liki harga Ksp yang besar (tidak mudah mengendap).
Sedangkan BaSO4 memiliki harga Ksp yang kecil (mu- Gula yang memberikan uji positif dengan pereaksi
dah mengendap) sehingga ion Ca2+ dan Ba2+ dapat Benedict adalah glukosa dan fruktosa.
dipisahkan.
Jawaban: D
Ca2+(aq) + SO42−(aq) ⇋ CaSO4(aq)
CaSO4 adalah garam yang sedikit larut dalam air, se-
hingga sukar mengendap.

9
O2(g) + 2H2(g) → 2H2O(g)
Prediksi Paket 2 ½ O2(g) → O(g) ∆H = 248 kJ/mol
½ H2(g) → H(g) ∆H = 227 kJ/mol
∆Hr = ƩEI reaktan (kiri) − ƩEI produk (kanan)
1. Pembahasan SMART:
∆Hr = (2 ⋅ ½ O=O + 2 ⋅ ½ H–H) − (2 ⋅ 2 ⋅ O–H)
ingat! ingat! = (2 ⋅ 248 + 2 ⋅ 227) − (4 ⋅ 464)
= −452 kJ
Ciri-ciri ikatan kovalen polar : −452 kJ
- Memiliki perbedaan keelektro­ negatifan ∆HfH2O = = −226 kJ
2
yang besar (contoh: HCl, HBr, HI).
- Pasangan elektron ikatan (PEI) tertarik lebih Jawaban: B
kuat ke salah satu atom (contoh: H2O, NH3,
PCl3). 4. Pembahasan SMART:
- Terdapat pasangan elektron bebas (PEB)
pada atom pusat, sehingga menyebabkan
ingat! ingat!
bentuk molekul menjadi asimetris, misal­ Pada kesetimbangan kimia,
nya: H2O. - Jika suhu dinaikkan, kesetim­ bangan
bergeser ke arah reaksi endoterm.
Pada molekul: - Jika suhu diturunkan, kesetim­ bangan
• CINO → terdapat satu PEB (bersifat polar) bergeser ke arah reaksi eksoterm.
• SF4 → terdapat satu PEB (bersifat polar)
• HCN → terdapat satu PEB dan memiliki perbedaan Pada reaksi:
keelek­tronegatifan besar → bersifat polar N2O4(g)  2NO2(g) ∆H° = +57,9 kJ
• NO → terdapat satu PEB (bersifat polar)
- jika temperatur diturunkan, reaksi bergeser ke
Jawaban: E ­eksotermis (ke kiri) se­hingga harga Kc makin kecil;
- nilai tetapan kesetimbangan (Kc) bergantung
2. Pembahasan SMART: pada temperatur.
ingat! ingat! Jawaban: D
5. Pembahasan SMART:
Penurunan titik beku larutan non elektrolit:
∆ Tf = m ⋅ K f ingat! ingat!
dengan:
m : molalitas Oksigen lebih mudah mengoksidasi unsur
Kf : tetapan titik beku dengan harga E yang lebih kecil.
∆Tf : selisih titik beku pelarut dengan titik beku
larutan Korosi pada Al tidak menyebabkan logam tersebut
Untuk penurunan titik beku larutan elektrolit: keropos seperti korosi pada besi. Hal ini dikarenakan
∆ Tf = m ⋅ K f ⋅ i nilai E ° Al < E ° O2 sehingga oksigen lebih mudah
mengoksidasi Al.
Dari persamaan tersebut, maka dapat disimpulkan:
 penurunan titik beku larutan berbanding lurus Jawaban: C
dengan konsentrasi;
6. Pembahasan SMART:
 penurunan titik beku larutan elektrolit lebih ting- massa air = 100 gr
gi dari nonelektrolit dengan konsentrasi sama. ∆t = 100 K
 Penurunan titik beku larutan merupakan salah c = 4 JK-1gr-1
satu sifat koligatif larutan dan hanya tergantung Mr CaO = 56
pada jumlah partikel zat pelarut bukan pada jenis Kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 100
unsur penyusun senyawanya.
gram air sebesar 0,1 K:
Jawaban: A Q = m. c. ∆t = 100 ⋅ 4. 0,1 = 40 J = 0,04 kJ
Q = 0,04 kJ → ∆H = -Q = -0,04kJ
3. Pembahasan SMART: mol CaO yang bereaksi =
ingat! ingat! 0,04 kJ
.1mol = 6,25.10 −4 mol
64 kJ
Jika diketahui harga Energi Ikatan (EI) rata-rata
massa CaO yang bereaksi = n ⋅ Mr
untuk setiap ikatan yang ada dalam suatu reak-
= 6,25 ⋅ 10-4 ⋅ 56 = 0,035 g
si, maka perubahan entalpi reaksinya (∆Hr):
∆Hr = ƩEI reaktan (kiri) − ƩEI produk (kanan) Jawaban: D

10
7. Pembahasan SMART: masa NiS = mol × Mr = 5 ×10-4 × 90 = 0,045 gram

Trik Praktis! % massa NiS =


0,045
× 100% = 10%
0, 450
∑ atom X ⋅ Ar X Jawaban: A
massa zat X = × massa senyawa
Mr senyawa
10. Pembahasan SMART:
massa unsur
% massa unsur =
massa cuplikan
× 100% ingat! ingat!
∑ atom C ⋅ Ar C Laju reaksi berbanding terbalik dengan
massa atom C = × massa CO2
Mr CO2  1
waktu  ν = 
1⋅12   t
= × 4, 4 gram = 1,2 gram
44 ν = k [HgCl2]x [C2O42−]y
massa atom C
% massa C = × 100%
massa cuplikan menghitung orde x ⇒ percobaan 1 dan 2:

=
1,2 g
× 100% = 20% ( 1t )
2
=
k [ 0,02] [ 0,4 ]
x y

( 1t )
6g
k [ 0,01] [ 0,1]
X y

Jawaban: B 1

144
8. Pembahasan SMART: = 2x ⋅ 4 y
36
ingat! ingat! 22 = 2x ⋅ 22y
2 = x + 2y ..... (1)
Isoelektron  memiliki menghitung orde y ⇒ percobaan 2 dan 4:
jumlah elektron yang sama
( 1t )
4
=
k [ 0,04 ] [ 0,8 ]
x y

( 1t )
2
k [ 0,02] [ 0,4 ]
X y

Konfigurasi elektron unsur 15X : 2 8 5 (periode 3 36


= 2x ⋅ 2y
golongan VA) 9
Unsur X agar isoelektron dengan unsur gas mulia 22 = 2 x ⋅ 2 y
periode 3 → harus menangkap 3e- → membentuk X3-
2=x+y
Jawaban: C
x = 2 − y ..... (2)
9. Pembahasan SMART: substitusikan persamaan (2) ke persamaan (1):
ingat! ingat! 2 = x + 2y
2 = (2 − y) + 2y
massa unsur y=0
% massa unsur = × 100%
massa cuplikan maka x = 2, sehingga persamaan lajunya adalah:
ν = k [HgCl2]2
Diketahui: Jawaban: C
masasa batuan = 0,450 gram
Mr NiS = 90 11. Pembahasan SMART:
massa Ni(C4H7N2O2)2 = 0,144 gram (Mr = 288)
Ditanya: persentase (%) NiS dalam batuan? ingat! ingat!
Jawab:
mol Ni(C4H7N2O2)2 p non elektrolit = M × R × T
gr Ni(C 4H7N2 O2 )2 0,144 p elektrolit = M × R × T × i
= = = 5.10 −4 mol
Mr Ni(C 4H7N2 O2 )2 288 i = 1 + (n − 1) α
Ni(NO3)2 + 2C4H8N2O2 → Ni(C4H7N2O2)2 + 2HNO2 (n = jumlah ion; α = derajat ionisasi)
5.10 −4 mol ~ 5.10 −4 mol MY2 adalah elektrolit dengan 3 ion
NiS + 4HNO3 → Ni(NO3)2 + S + 2NO2 + 2H2O MY2 → M2+ + 2Y–
5.10 −4 mol ~ 5.10 −4 mol

11
p MY2 M × R × T × i 0,22 0,01 × i 15. Pembahasan SMART:
= = i = 2,2 CH3 – CH = CH – CH3 + HCl → CH3 – CH – CH2 – CH3
p glukosa M × R × T 0,5 0,05
I
p MY2 M × R × T × i 0,22 0,01 × i Cl
= = i = 2,2
p glukosa M × R × T 0,5 0,05 2–butena 2−klorobutana (X)
i = 2,2
CH3 – CH – CH2 – CH3 + NaOH → CH3 – CH – CH2 – CH3 + NaCl
i = 1 + (n – 1) α
I I
2,2 = 1 + (3 – 1) α
Cl OH
2α = 1,2
2–butanol (Y)
α = 0,6 = 60%
- reaksi 2−butena dengan HCl adalah reaksi adisi
Jawaban: D - senyawa X adalah 2−klorobutana yang dapat ber-
12. Pembahasan SMART: sifat optis aktif (me­mutar bidang cahaya terpolar-
ingat! ingat!
isasi)
H
I
H2 SO 4 pekat
alkohol  100%
→ alkena (reaksi eliminasi) CH3 – *C – CH2 – CH3
alkena 
→ alkana (reaksi adisi) I
Cl
H2 SO 4 pekat
2 − butanol  → 2 − butena Atom *C merupakan C asimetris (C yang mengikat 4
100%
gugus berbeda) yaitu:
2 − butena 
→ butana + H2 −CH3, −H, −Cl, dan –CH2CH3.
- senyawa Y adalah 2-butanol yang merupakan
Jawaban: A
alkohol sekunder dan dapat dioksidasi meng-
13. Pembahasan SMART: hasilkan
2−butanon
ingat! ingat! - senyawa Y (2−butanol) berisomer
fungsi dengan dietil eter
Harga E0 kecil → mudah teroksidasi (anode)
Jawaban: C
Harga E0 besar → mudah tereduksi (katode)
Diagram sel reaksi:
A|An+||Km+|K 16. Pembahasan SMART:
E0sel = E0K – E0A
Reaksi berlangsung spontan jika E0sel > 0 Trik Praktis!
Cr3+(aq) + 3e- → Cr(s) E0 = –0,74 V→ anode 3HOCl + NaI → NaIO3 + HCl
MnO4-(aq) + 8H+ + 5e- → Mn2+(aq) + 4H2O –1 +5
E0 = +1,51 V→ katode
naik 6
E0sel = E0K – E0A −
mol e = mol × Perubahan Bilangan Oksidasi (PBO)

= +1,5 V – (–0,74 V)
= +2,25 V = 1mol × 6 = 6 mol

Jawaban: D
Jawaban: D
14. Pembahasan SMART:
ingat! ingat! 17. Pembahasan SMART:

- Garam yang berasal dari asam lemah dan ingat! ingat!


basa kuat mengalami hidrolisis parsial atau
sebagian. Rumus Pengenceran:
- Spesi yang akan bereaksi dengan air adalah M1 . V1 = M2 . V2
ion dari asam lemah. Keterangan:
CH3COONa(aq) → CH3COO-(aq) + Na+(aq) M1 : molaritas sebelum pengenceran
M2 : molaritas sesudah pengenceran
Setelah terjadi kesetimbangan, ion yang memiliki V1 : volume sebelum pengenceran
konsentrasi paling besar adalah ion H2C6H5O7- yang V2 : volume sesudah pengenceran
berasal dari hidrolisis ion H3C6H5O7- membentuk ion
H2C6H5O7- dan ion H+.
Jawaban: A

12
Diketahui:
M HOCl sebelum pengenceran = 3 M
V HOCl sebelum pengenceran = 5 mL
V larutan setelah pengenceran = 100 mL
ditanya: M HOCl setelah pengenceran = ?
Jawab:
M1 ⋅ V1 = M2 ⋅ V2
3 ⋅ 5 = M2 ⋅100
15 = M2 ⋅100
M2 = 0,15 M

Jawaban: C

18. Pembahasan SMART:


mol HOCl = M × V = 3 M × 5 mL = 15 mmol
Volume total larutan = 100 mL + 100 mL = 200 mL
Reaksi: 3HOCl + NaI → NaIO3 + 3HCl
mol HCl = 15 mol (koefisien reaksi sama)
n 15
MHCl = = = 0,075 M
V 200

Jawaban: E

19. Pembahasan SMART:


Dari reaksi 1 dan 2 dapat diambil kesimpulan: Pb lebih mudah teroksidasi dibandingkan Cu (Pb > Cu).
Dari reaksi 3 dapat diambil kesimpulan bahwa Pb tidak dapat dioksidasi oleh H2O, sedangkan dari reaksi 4 diambil
kesimpulan bahwa Ca dapat dioksidasi oleh H2O sehingga Ca lebih mudah teroksidasi dibandingkan dengan Pb. Dengan
demikan, urutan kereaktifan logam berdasarkan kemudahan teroksidasi adalah Ca> Pb > Cu.
Jawaban: E

20. Pembahasan SMART:


X2(g) + Y2(g)  2XY(g)
m : 0,5 mol 0,5 mol
r : 0,3 mol 0,3 mol 0,6 mol
s : 0,2 mol 0,2 mol 0,6 mol

Kc =
[XY ]2 = (0,6)2 = 36 ⋅10 −2 = 9
[X 2 ][Y2 ] (0,2)(0,2) 4 ⋅10 −2
Jawaban: C

13

Anda mungkin juga menyukai