PENDAHULUAN
TINJAUAN TEORI
2.1 MANAJEMEN
1) PENGERTIAN
Manajemen diadopsi dari kata management. Adapun asal kata
management tersebut merupakan pengembangan dari kata asal bahasa latin
yaitu manus yang berati tangan, dan kemudian berkembang menjadi
maneggiare yang berati menangani. Perkembangan selanjutnya
manajemen didefinisikan secara beragam oleh para pakar, seperti yang
sering ditemukan dalam beberapa tulisan dan literatur-literatur tentang
studi manajemen. Beberapa pendapat menurut para ahli :
a) Malayu S. P. Hasibuan
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan
efisien unuk mencapai suatu tujuan tertentu
b) M. Manullang
Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan, pengarahan dan pengawasan sumber daya manusia untuk
mencapai tujuan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu
c) Stephen P. Robbins
Manajemen adalah proses menyelesaikan aktivitas secara efisien
dengan dan melalui orang lain
d) Harold koontz dan cyrii o. Donnel
“Management is getting thing done, through other people”
(manajemen adalah penyelesaian pegawai melalui orang lain
Dengan definisi diatas yang dikemukakan oleh para ahli tersebut
menujukan demikian pentingnya manajemen dalam mencapai tujuan
perusahaan,karyawan dan masyarakat.
2) FUNGSI MANAJEMEN
Berikut ada 4 fungsi manajemen yaitu :
a) Perencanaan(planning)
Perencanaan atau planning merupakan pemikiraan apa yang akan
dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan
untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara
terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai
rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian
melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan
untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses
terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan,
fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
b) Penataan / Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan
besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian
mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan
menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas
yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan
dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang
harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut
dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut,
pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
c) Actuating (Pelaksanaan)
Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak
diikuti dengan pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan kerja
keras, kerja cerdas dan kerjasama. Semua sumber daya manusia yang
ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja
organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang
telah disusun. Kecuali memang ada hal-hal khusus sehingga perlu
dilakukan penyesuian.Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas,
fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM
untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah
ditetapkan.
d) Controlling
Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan visi, misi, aturan dan program
kerja maka dibutuhkan pengontrolan. Baik dalam bentuk supervisi,
pengawasan, inspeksi hingga audit. Kata-kata tersebut memang
memiliki makna yang berbeda, tapi yang terpenting adalah bagaimana
sejak dini dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
Baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun
pengorganisasian. Sehingga dengan hal tersebut dapat segera
dilakukan koreksi, antisipasi dan penyesuaian-penyesuaian sesuai
dengan situasi, kondisi dan perkembangan zaman.
3) UNSUR-UNSUR MANAJEMEN
Adapun unsur-unsur manajemen itu sendiri terdiri dari atas:
Man (manusia)
Money (uang)
Method (metode)
Machine (mesin)
Materials (bahan)
Market (pasar)
2) FUNGSI MSDM
1. Perencanaan
2. Pengarahan
3. Pengendalian
4. Pengadaan
5. Pengembangan
6. Kompensasi
7. Pengintegrasian
8. Pemeliharaan
9. Kedisiplinan
10. Pemberhentian
3) TUJUAN AUDIT
Ada beberapa hal yang ingin dicapai melalui audit SDM yang merupakan
tujuan dari dilakukannya audit tersebut, antara lain :
1. Menilai efektivitas dari fungsi SDM
2. Menilai apakah program atau aktivitas SDM telah berjalan secara
ekonomis, efektif, dan efisien.
3. Memastikan ketaatan berbagai program atau aktivitas SDM terhadap
ketentuan hukum, peraturan dan kebijakan yang berlaku diperusahaan.
4. Mengidentifikasi berbagai hal yang masih dapat ditingkatkan terhadap
aktivitas manajemen dalam menunjang kontribusinya terhadap
perusahaan.
5. Merumuskan beberapa langkah perbaikan yang tepat untuk
meningkatkan ekonomisasi,efisien dan efektifitas berbagai program
atau aktivitas SDM
4) MANFAAT AUDIT
William B Wertther, Jr. dan Keith Davis menyeutkan beberapa manfaat
dari audit SDM antara lain :
1. Mengidentifikasi kontribusi dari departemen SDM terhadap organisasi.
2. Meningkatkan citra professional departemen SDM.
3. Mendorong tanggung jawab dan profesionalisme yang lebih tinggi
karyawan departemen SDM.
4. Memperjelas tugas-tugas dan tangung jawab departemen SDM.
5. Mendorong terjadinya keragaman kebijakan dan praktik-praktik SDM.
6. Menemukan masalah-masalah kritis dalam bidang SDM.
7. Memastikan ketaatan terhadap hukum dan peraturan, dalam praktik
SDM.
8. Menurunkan biaya SDM melalui prosedur SDM yang lebih efektif.
9. Meningkatkan keinginan untuk berubah dalam departemen SDM.
10. Memberikan evaluasi yang cermat terhadap sistem informasi SDM.
3) JENIS-JENIS PHK
Dalam literatur Hukum Perburuhan/Ketenagakerjaan dikenal ada
beberapa jenis PHK yaitu:
Pemutusan hubungan kerja oleh pengusaha
Pengusaha dapat memutuskan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh
dengan alasan pekerja/buruh telah melakukan kesalahan berat sebagai
berikut:
a. Melakukan penipuan, pencurian, atau penggelapan barang dan/atau
uang milik perusahaan.
b. Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga
merugikan perusahaan;
c. Mabuk, meminum-minuman keras yang memabukkan, memakai
dan/atau mengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya
di lingkungan kerja;
d. Melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja;
e. Menyerang, menganiaya, mengancam, atau mengintimidasi teman
sekerja atau pengusaha di lingkungan kerja;
f. Menbujuk teman sekerja atau pengusaha untuk melakukan perbuatan
yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan;
g. Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan
bahaya barang milik perusahaan yang menimbukan kerugian bagi
perusahaan;
h. Dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau
pengusaha dalam keadaan bahaya di tempat kerja;
i. Membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yang seharusnya
dirahasiakan kecuali untuk kepentingan negara; atau
j. Melakukan perbuatan lainnya di lingkungan perusahaan yang diancam
pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih (Pasal 158 ayat 1 Undang-
Undang No. 13 Tahun 2003).