LP Askeb DDST Pada Anak Balita
LP Askeb DDST Pada Anak Balita
TINJAUAN TEORI
A. TEORI MEDIS
1. Definisi
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang terjadi pada
tiap makhluk. Pada manusia terutama anak-anak, proses tumbuh kembang
ini terjadi dengan sangat cepat, terutama pada periode tertentu.
(Depkes RI : 2004)
Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran – ukuran tubuh yang
meliputi BB, TB, LK, LD, dan lain-lain atau bertambahnya jumlah dan
ukuran sel – sel pada semua sistem organ tubuh.
(Vivian nanny, 2010 : 48)
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan yang bersifat kuantitas,
yang mengacu pada jumlah, besar, dan luas, serta bersifat konkret yang
menyangkut ukuran dan struktur biologis.
(Mansur, 2009 : 25)
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan sebagai hasil proses pematangan.
(Soetjiingsih, 2005 : 1)
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan atau fungsi semua
system organ tubuh sebagai akibat bertambahnya kematangan fungsi-
fungsi system organ tubuh.
(Vivian nanny, 2010 : 49)
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam kemampuan gerak, gerak halus, bicara dan bahasa
serta sosialisasi dan kemandirian.
(Pemkot Malang Dinkes, 2007 : 4)
2. Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang
a) Ciri – ciri tumbuh kembang anak
1) Perkembangan menimbulkan perubahan
Perkembangan terjadi bersama dengan pertumbuhan. Setiap
pertumbuhan disertai perubahan fungsi.
2) Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan
perkembangan selanjutnya. Setiap anak tidak akan bisa melewati
satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan
sebelumnya.
3) Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang
berbeda sebagaimana pertumbuhan dan perkembangan mempunyai
kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik
maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada
masing-masing anak.
4) Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan
Anak sehat, bertambah umur, bertambah besar dan tinggi badannya
serta bertambah kepandaiannya.
5) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
Tahap-tahap perkembangan tidak bisa menjadi terbalik.
6) Perkembanagn mempunyai pola yang tetap.
Perkembanagn fungsi organ tubuh mempunyai dua pola, yaitu pola
sefalokaudal dan pola proksimodistal.
b) Prinsip – prinsip tumbuh kembang
1) Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar.
Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan
sendirinya sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar
merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha
melalui belajar. Anak memperoleh kemampuan menggunakan
sumber yang diwariskan dan pola potensi yang dimiliki anak.
2) Pola perkembanagn dapat diramalkan.
Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan
demikian perkembangan seorang anak dapat diramalkan.
Perkembangan berlangsung dari tahapan spesifik dan terjadi
berkesinambungan.
(Pemkot Dinkes Malang, 2007 : 4)
4. Periode Perkembangan
Perkembangan anak secara umum terdiri dari :
a) Periode prenatal
Terjadi pertumbuhan yang cepat dan sangat penting karena terjadi
pembentukan organ dan system organ anak. Selain itu hubungan
antara kondisi itu memberi dampak pada pertumbuhannya.
b) Periode bayi
Periode ini terdiri dari neonatus (0-28 hari) dan bayi (28-12 bulan).
Pada periode ini pertumbuhan dan perkembangan yang cepat terutama
pada aspek kognitif, motorik dan social.
c) Periode kanak-kanak awal
Terdiri atas anak usia 1-3 tahun yang disebut toddler dan pra sekolah
3-6 tahun. Toddler menunjukkan perkembangan motorik yang lebih
lanjut pada usia pra sekolah. Perkembangan fisik lebih lambat dan
relative menetap.
d) Periode kanak-kanak pertengahan
Periode ini dimulai pada usia 6-11 tahun dan pertumbuhan anak laki-
laki sedikit lebih meningkat daripada perempuan dan perkembangan
motorik lebih sempurna.
e) Periode kanak-kanak akhir
Merupakan fase transisi yaitu anak mulai masuk usia remaja pada usia
11-18 tahun. Perkembangannya yang mencolok pada periode ini
adalah kematangan identitas seksual dengan perkembangannya organ
reproduksi.
(Donna L. Wong, 2000)
VII. EVALUASI
Pada langkah ini dievaluasi keefektifan asuhan yang telah diberikan,
apakah telah memenuhi kebutuhan asuhan yang telah teridentifikasi
dalam diagnosis maupun masalah. Pelaksanaan rencana asuhan tersebut
dapat dianggap efektif apabila anak menunjukkan pertumbuhan dan
perkembangan yang lebih baik, terjadi pencapaian dalam tugas
perkembangan sesuai dengan batasan ideal anak.
Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut terlaksana
dengan efektif dan mungkin sebagian belum efektif. Karena proses
manajemen asuhan ini merupakan suatu kegiatan yang
berkesinambungan maka perlu dievaluasi, kenapa asuhan yang diberikan
belum efektif. Dalam hal ini mengulang kembali setiap asuhan yang
belum efektif, melalui proses manajemen untuk mengidentifikasi
mengapa proses tersebut tidak efektif serta melakukan penyesuaian dan
modifikasi apabila memang diperlukan. Langkah-langkah proses
manajemen umumnya merupakan pengkajian yang memperjelas proses
berfikir yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses
klinis karena proses manajemen tersebut berlangsung di dalam situasi
klinik.
Manajemen kebidanan yang terdiri atas tujuh langkah ini merupakan
proses berfikir dalam mengambil keputusan klinis dalam memberikan
asuhan kebidanan yang dapat diaplikasikan/diterapkan dalam setiap
situasi.