Persembahan ................................................................. iv
Prakata...................................................................... xviii
ix
1.4 Petunjuk Penggunaan Buku Ajar ............................ 3
x
3.1 Deskripsi singkat ..................................................... 34
3.5Rangkuman .............................................................. 61
xi
4.4 Teknik berbicara meyakinkan ................................. 69
Kelompok ...................................................................... 94
xii
5.6 Jenis – jenis diskusi dan penilaiannya .................... 96
5.8 Komite..................................................................... 99
xiii
6.2 Relevansi ...............................................................117
Glosarium ..................................................................136
Indeks .........................................................................143
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.8.1 ..................................................................75
Tabel 4.8.2 ..................................................................76
Tabel 4.8.3 ..................................................................77
Tabel 4.8.4 ..................................................................78
Tabel 4.8.5.1 ...............................................................79
Tabel 4.8.5.2 ...............................................................80
Tabel 4.8.5.3 ...............................................................81
Tabel 4.8.6 ..................................................................82
Tabel 4.8.7 ..................................................................83
Tabel 4.8.8 ..................................................................85
xv
BAB 1 PENDAHULUAN
1
berbicara memberikan pengetahuan dan keterampilan
dasar mengajar berbicara bagi mahasiswa bahasa dan
sastra Indonesia. Mata kuliah ini merupakan mata kuliah
wajib bagi mahasiswa program kependidikan selain
imata kuliah ini terintegrasi dengan mata kuliah
keterampilan berbahasa yang lainnya. Pada mata kuliah
ini mahasiswa dibekali teori berbicara sekaligus mampu
mempraktikkan berbicara.
2
serta membantu mahasiswa dalam arahan kegiatan
berbicara ini.
1.4 Petunjuk Penggunaan Buku Ajar
1.4.1 Penjelasan bagi mahasiswa
Tiap bab bahan ajar ini terdiri dari tiga subbab,
yakni pendahuluan, penyajian, dan penutup. Pada
subbab pendahuluan, berisi tentang deskripsi
materi pembelajaran, relevansi dan capaian
pembelajaran yang harus dicapai oleh mahasiswa.
Adapun subbab penyajian, berisi uraian materi
secara lengkap disertai dengan contoh. Sedangkan
bagian penutup berisi tentang rangkuman materi
pembelajaran dan tes formatif.
Sebelum pembelajaran di kelas, mahasiswa
diharapkan mampu mengeksplorasi secara
individual bahan ajar ini kemudian didiskusikan
saat tatap mukadi kelas sehingga terjadi
pembelajaran yang aktif di dalam kelas.
3
1.4.2Peran Dosen dalam Pembelajaran
Adapun peran dosen dalam proses pembelajaran
adalah sebagai fasilitator, yakni membantu,
membimbing, mengarahkan mahasiswa dalam
mengeksplorasi, mengelaborasi keterampilan
berbicara.
1.5 Bentuk Evaluasi atau Umpan Balik Aktivitas
Belajar
Setelah mempelajari setiap bab dalam bahan
ajar ini, diberikan umpan balik berupa pemberian tes
formatif yang terdiri dari soal Esai dan Praktik.
Dalam bahan ajar ini pula disediakan kunci jawaban
tes formatif agar memudahkan mahasiswa dalam
mengecek jawaban mereka.
4
BAB II KETERAMPILAN BERBAHASA
2.2 Relevansi
5
berbahasa lainnya serta fungsi bahasa sebagai sarana
komunikasi ilmiah dan komunikasi pendidikan.
2.4Keterampilan berbahasa
6
2.4.3 Percakapan (perkataan yang baik, sopan
santun, tingkah laku yang baik)
Widjono (2012 : 20) menjabarkan bahasa adalah
lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk
berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa
yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem,
yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh
pemakainya. Sedangkan keterampilan berbahasa
merupakan keterampilan yang sangat dibutuhkan
dalam kehidupan manusia. Seorang guru juga
memerlukan media bahasa dalam proses
pembelajaran dan upaya pembelajaran. Secara
optimal tujuan komunikasi akan lebih mudah tercapai
jika kita mampu mempelajari ketrampilan berbahasa
dengan baik. Namun, ada pula orang yang sangat
lemah tingkat keterampilan berbahasanya sehingga
menimbulkan salah pengertian dalam berkomunikasi.
7
2.4.4 Fungsi bahasa sebagai sarana komunikasi
8
kemudian disampaikan secara langsung maupun
tidak langsung menggunakan bahasa berbentuk
kode visual, kode suara, atau kode tulisan.
Berbicara bahasa tidak terlepas dari hakikat
komunikasi karena bahasa merupakan alat
komunikasi berupa simbol bunyi yang dihasilkan
oleh alat ucap manusia. Bahasa juga dapat
mengekspresikan diri sekaligus menunjukkan
identitas diri. Melalui bahasa, kita dapat mengukur
pemahaman kita atas suatu hal, asal usul bangsa
dan negara kita, pendidikan kita, bahkan sifat kita
karena bahasa menjadi cermin diri, baik sebagai
bangsa maupun sebagai diri sendiri. Agar
komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan
baik, penerima dan pengirim bahasa harus harus
menguasai bahasanya. Penggunaan bahasa sebagai
alat komunikasi, memiliki tujuan tertentu yaitu
agar kita dipahami oleh orang lain. Jadi dalam hal
ini respon pendengar atau lawan komunikan yang
menjadi perhatian utama kita. Bahasa sebagai
sarana komunikasi memiliki fungsi utama bahasa
sebagai penyampaian pesan atau makna oleh
9
seseorang kepada orang lain. Manusia dan bahasa
saling berkaitan satu sama lainnya karena bahasa
tidak tetap atau selalu berubah – ubah seiring
perubahan kegiatan manusia dalam kehidupannya
di masyarakat. Indonesia memiliki bahasa resmi
kenegaraan yang digunakan sebagai saran
berkomunikasi resmi yaitu Bahasa Indonesia.
10
situasi formal, lembaga – lembaga pendidikan,
sebagai alat perhubungan, dan pengembangan
kebudayaan nasional. Peran bahasa Indonesia
dalam perkembangan pengetahuan dan teknologi
modern ialah mengungkapkan proses pemikiran
dalam bidang ilmu, teknologi dan hubungan
antarmanusia.
11
2.4.5 Fungsi informasi
Bahasa berfungsi sebagai menyampaikan
informasi timbal balik antar keluarga maupun
masyarakat. Wujud fungsi bahasa sebagai fungsi
informasi misalnya : berita, pengumuman,
petunjuk pernyataan lisan ataupun tulisan melalui
media massa, baik media cetak ( koran, majalah,
dan lain-lain ) ataupun elektronik ( televisi, radio,
website/blog, dan lain-lain ).
2.4.6 Fungsi ekspresi diri
Bahasa berfungsi untuk menyalurkan ide,
perasaan, sikap, gagasan, dan emosi. Bahasa
sebagai alat untuk mengekspresikan diri ini dapat
menjadi media untuk menyatakan eksistensi diri,
membebaskan diri dari tekanan emosi, dan untuk
menarik perhatian orang lain
2.4.7 Fungsi adaptasi dan integrasi
Bahasa memiliki fungsi adaptasi dan
integrasi yaitu untuk menyesuaikan dan
membaurkan diri dengan masyarakat.
Melalui bahasa, seseorang dapat belajar
tentang adat istiadat, pola hidup,
12
perilaku, dan etika dalam masyarakat.
Jika seseorang mudah beradaptasi
dengan masyarakat, maka dengan
mudah juga dia berintegrasi dengan
kehidupan masyarakat tersebut.
2.4.8 Fungsi kontrol sosial
Bahasa berfungsi mempengaruhi sikap
dan pendapat orang lain. Apabila fungsi
ini berlaku dengan baik maka semua
kegiatan sosial akan berlangsung dengan
baik juga. Sebagai contoh, pendapat
seorang Kepala Desa akan ditanggapi
dengan baik oleh masyarakatnya apabila
pendapat tersebut disampaikan dengan
bahasa yang komunikatif dan persuasif.
Dengan bahasa, seseorang bisa
mengembangkan kepribadian dan nilai-
nilai sosial kepada tingkat yang lebih
berkualitas.
13
2.5 Komunikasi Pendidikan
Pada dunia pendidikan sangat dibutuhkan bahasa
sebagai sarana komunikasi demi menunjang
perkembangan pendidikan di Indonesia yang masih
memerlukan inovasi di bidang pendidikan. Bahasa
Indonesia adalah bahasa negara yang memiliki fungsi
sebagai bahasa resmi negara, bahasa pengantar di
lembaga-lembaga pendidikan, alat perhubungan pada
tingkat nasional bagi kepentingan menjalankan roda
pemerintahan dan pembangunan, dan alat pengembangan
kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, seni,
serta teknologi modern. Fungsi-fungsi ini tentu saja
harus dijalankan secara tepat dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik
dan benar akan menghasilkan buah pemikiran yang baik
dan benar pula. Kenyataan bahwa bahasa Indonesia
sebagai wujud identitas bahasa Indonesia menjadi sarana
komunikasi di dalam masyarakat modern. Bahasa
Indonesia bersikap luwes sehingga mampu menjalankan
fungsinya sebagai sarana komunikasi masyarakat
modern
14
2.6 Komunikasi Ilmiah
Pada dasarnya sarana ilmiah merupakan alat yang
membantu kegiatan ilmiah. Melalui sarana berpikir ini
manusia dapat melakukan penelaahan ilmiah secara
teratur dan cermat. Bahasa adalah salah satu saran
berpikir ilmiah memegang peran yang penting
mengingat bahasa merupakan alat komunikasi manusia
dalam perannya sebagai mahkluk sosial yang
berinteraksi dengan manusia lain.
Hakikat bahasa komunikasi ilmiah meliputi
kemampuan berpikir kritis, penguasaan bahasa, dan
pengetahuan umum yang luas. Penguasaan pengetahuan
umum dapat diperoleh dengan membaca buku, jurnal,
majalah, surat kabar, dan akses melalui internet.
Sedangkan kemampuan berpikir kritis, berdebat, beradu
argumentasi dalam bahasa komunikasi ilmiah tampaknya
sulit ditanamkan kepada kalangan masyarakat akademik,
dikarenakan tiga hambatan budaya yang masih ada
dikalangan masyarakat akademik kita. Hambatan
hambatan tersebut dapat berupa warisan budaya yang
biasa dilakukan turun termurun, kompetensi, performansi
linguistik dan masalah psikologis. Untuk memerangi
15
ketiga hambatan tersebut perlu dilakukan upaya
memperbaiki pendidikan secara formal pada jenjang
pendidikan dasar sampai perguruan tinggi.
Bahasa Indonesia, sebagai bidang ilmu yang
diajarkan sejak pendidikan dasar sampai perguruan
tinggi, berfungsi sebagai sarana komunikasi ilmiah,
sarana penalaran, dan berpikir kritis para peserta didik.
Oleh karena itu, dalam pertumbuhan dan
perkembangannya, bahasa Indonesia saling bersinergi
dengan perkembangan budaya, ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni, yang secara otomatis akan
memperoleh dampak pertumbuhan dan perkembangan
pengetahuan dan teknologi - informasi maju
16
memberi makna terhadap bahasa lisan yang disampaikan
penyampainya. Pada kegiatan menulis, pengirim pesan
mengirimkan pesan dengan menggunakan bahasa tulis
dan di dalam membaca penerima pesan berupaya
memberi makna terhadap bahasa tulis yang disampaikan
penulisnya. Bahasa seseorang dapat mencerminkan
pikirannya. semakin mahir seseorang dalam berbahasa
maka semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya.
Keterampilan berbahasa ini pula dapat diperoleh dan
dikuasai dengan jalan memperbanyak latihan.
2.7.1 Hubungan berbicara dan menyimak
Berbicara dan menyimak adalah keterampilan
berbahasa yang dilakukan dengan dua arah baik
secara langsung maupun dengan menggunakan
media. Menyimak adalah keterampilan memahami
bahasa lisan yang bersifat reseftif, bukan sekedar
mendengarkan bunyi – bunyi bahasa melainkan
sekaligus memahaminya. Pemerolehan bahasa ibu
kita mendengarkan melalui proses yang tidak kita
sadari. Situasi mendengarkan di bagi menjadi dua,
yaitu situasi mendengarkan secara interaktif dan
situasi mendengarkan secara non interaktif.
17
Mendengarkan secara interaktif terjadi dalam
percakapan tatap muka dan percakapan melalui
media telepon atau yang sejenis. Sedangkan dalam
situasi mendengarkan noninteraktif, yaitu
mendengarkan radio, TV, dan film, khotbah yang
dalam situasi ini kita tidak dapat meminta penjelasan
dari pembicara.
Menurut Dawson dalam Tarigan ada beberapa
hal yang dapat mempererat hubungan antara
berbicara dengan menyimak, diantaranya sebagai
berikut :
18
pelayanan dalam menyampaikan ide – ide atau
gagasan mereka.
19
2.7.1.7 Berbicara dengan bantuan alat – alat
peraga (visual aids) akan menghasilakan
penangkapan informasi yang lebih baik pada
pihak pihak penyimak. Umumnya sang anak
mempergunakan atau meniru bahasa yang
didengarnya. (Tarigan, 1990 : 4-5)
20
2.7.2.1 performansi atau penampilan membaca berbeda
sekali dengan kecakapan berbahasa lisan.
2.7.2.2 Pola – pola ijaran orang yang tuna aksara
mungkin menggangu pelajaran membaca bagi
anak – anak.
2.7.2.3 Kalau, pada tahun – tahun awal sekolah, ujaran
membentuk suatu dasar bagi pelajaran memabca,
maka membaca bagi anak – anak kelas yang
lebih tinggi turut membantu meningkatkan
bahasa lisan mereka ; misalnya : kesadaran
linguistik mereka terhadap istilah – istilah baru,
struktur kalimat yang baik dan efektif, serta
penggunaan kata – kata yang tepat.
2.7.2.4 Kosa kata khusus mengenai bahan bacaan
haruslah diajarkan secara langsung. Seandainya
muncul kata – kata baru dalam buku bacaan
siswa, maka sang guru hendaknya
mendiskusikannya dengan siswa agar mereka
memahami maknanya sebelum mulai
membacanya. (Tarigan, 1990 : 5-6)
21
Berbicara secara umum dapat dimaksudkan
sebagai sebuah keterampilan guna menyampaikan ide,
gagasan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan bahasa lisan. Menurut Tarigan (1990: 15),
berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi –
bunyi artikulasi atau kata – kata untuk mengekspresikan,
menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan
perasaan. Nurgiyantoro menambahkan bahwa berbicara
adalah aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan
manusia dalam kehidupan bahasa setelah mendengarkan.
Untuk dapat berbicara dalam suatu bahasa secara baik,
pembicara harus menguasaai lafal, struktur, dan kosakata
yang bersangkutan. Selain itu, diperlukan juga
penguasaan masalah atau gagasan yang akan
disampaikan serta kemampuan memahami bahasa lawan
bicara. Sedangkan wujud dari berbicara sendiri
dipandang sebagai sebuah alat berkomunikasi dengan
kebutuhan – kebutuhan penyimak penerimaan pesan
yang telah disusun dalam pikiran pembicara. Pada
intinya berbicara adalah sebuah kemampuan diri dalam
mengekspresikan pikiran atau ide melalui lambang –
lambang bunyi.
22
2.9 Tujuan berbicara
Tujuan berbicara dapat tercapai setelah kegiatan
berbicara selesai. Pada dasarnya tujuan utama seseorang
berbicara adalah untuk berkomuniasi secara langsung
antara pembicara dan pendengar guna mencari informasi
agar pendengar bisa mengambil dan mempergunakan
informasi tersebut. Esensi dari tujuan berbicara itu
sendiri adalah kegiatan berbicara untuk menghibur,
menginformasikan, menstimulasi, meyakinkan dan
menggerakkan. Agar dapat menyampaikan pikiran
secara efektif, pembicara harus memahami makna segala
sesuatu yang ingin dikomunikasikan. Pembicara harus
mampu mengevaluasi efek komunikasinya terhadap
pendengarnya dan harus mengetahui segala situasi
pembicaraan, baik secara umum maupun perorangan.
Tujuan belajar keterampilan berbicara adalah
2.9.1 Mampu memenuhi dan menata gagasan dengan
penalaran yang logis dan sistematis
2.9.2 Mampu menunagkan gagasan kedalam bentuk –
bentuk tuturan yang sesuai dengan kaidah Bahasa
Indonesia
2.9.3 Mampu mengucapkan dengan jelas dan lancar
23
2.9.4 Mampu memilih ragam Bahasa Indonesia
24
2.10.2 Berdasarkan tujuan
Berbicara dilihat dari tujuan yang ingin dicapai dapat
dibagi menjadi lima jenis, yaitu ; berbicara menghibur,
berbicara menginformasikan, berbicara menstimulasi,
berbicara meyakinkan, berbicara menggerakkan.
2.10.3 Berdasarkan metode dan teknik penyampaian
berbicara
Banyak macam metode dalam penyampaian
berbicara yang digunakan seseorang dalam
menyampaikan pembicaraannya, diantaranya adalah
metode penyampaian mendadak, metode penyampaian
naskah, metode penyampaian catatan kecil, metode
penyampaian hafalan.
Teknik berbicara dilaksanakan agar pembicaraan
lebih mudah dimengerti dan mencapai tujuan yang
diharapkan. Penyesuaian diri antara komunikator dan
komunikan sangat dibutuhkan.
2.10.4 Berdasarkan jumlah penyimak
Berdasarkan jumlah penyimaknya, berbicara
dapat dibagi atas tiga jenis ; berbicara antarpribadi,
berbicara dalam kelompok kecil, dan berbicara dalam
kelompok besar.
25
2.10.5 Rangkuman
26
2.10.5.4 Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi,
memiliki tujuan tertentu yaitu agar kita dipahami
oleh orang lain. Jadi dalam hal ini respon
pendengar atau lawan komunikan yang menjadi
perhatian utama kita.
2.10.5.5 Fungsi utama bahasa sebagai penyampaian
pesan atau makna oleh seseorang kepada orang
lain. Manusia dan bahasa saling berkaitan satu
sama lainnya karena bahasa tidak tetap atau
selalu berubah – ubah seiring perubahan kegiatan
manusia dalam kehidupannya di masyarakat.
2.10.5.6 Bahasa merupakan alat untuk
mengekspresikan diri, alat komunikasi, dan
sarana untuk kontrol sosial. Sebagai alat
komunikasi, bahasa memiliki empat fungsi
sebagai berikut :Fungsi informasi,Fungsi ekspresi
diri, Fungsi adaptasi dan integrasi, Fungsi kontrol
sosial
2.10.5.7 Berbicara dan menyimak adalah keterampilan
berbahasa yang dilakukan dengan dua arah baik
secara langsung maupun dengan menggunakan
media.
27
2.10.5.8 Berbicara adalah kemampuan mengucapkan
bunyi – bunyi artikulasi atau kata – kata untuk
mengekspresikan, menyatakan, serta
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
2.10.5.9 Tujuan berbicara dapat tercapai setelah
kegiatan berbicara selesai. Pada dasarnya tujuan
utama seseorang berbicara adalah untuk
berkomuniasi secara langsung antara pembicara
dan pendengar guna mencari informasi agar
pendengar bisa mengambil dan mempergunakan
informasi tersebut.
2.10.5.10 Metode dalam penyampaian berbicara yang
digunakan seseorang dalam menyampaikan
pembicaraannya, diantaranya adalah : Metode
penyampaian mendadak, Metode penyampaian
naskah,Metode penyampaian catatan kecil dan
Metode penyampaian hafalan
28
Daftar Pustaka
29
Hikmat, Ade dan Nani Solihati. 2015. Bahasa Indonesia
di Perguruan Tinggi. Jakarta : Gramedia.
30
Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga
Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.
31
TES FORMATIF
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai
materi di atas , kerjakanlah latihan berikut!
1) Berdasarkan pengalaman Anda berkomunikasi, di
lingkungan sekolah, keluarga atau dalam
pergaulan Anda sehari-hari, pernahkah lawan
bicara Anda salah paham terhadap perkataan (isi
pembicaraan) Anda?
Apa yang menjadi penyebab kesalahpahaman
tersebut? Jelaskan!
32
BAB III BERBICARA
3.2 Relevansi
33
3.3 Capaian Pembelajaran MK
34
3.5 Ragam seni berbicara
35
25) menjelaskan keunggulan dan kelemahan bahasa
tertulis dan lisan sebagai berikut :
36
komunikasi yang efektif adalah suatu usaha emosional
dalam mencapai keberhasilan setiap aktivitas kelompok
dan juga setiap individu pun memerlukan komunikasi
yang efektif untuk kebahagiaan dan keberhasilan
keluarga, persahabatan, dagang, pendidikan,
pemerintahan dan sebagainya. Jadi berbicara yang baik
adalah kunci keberhasilan setiap usaha. Jelaslah sekarang
bahwa berbicara dalam kehidupan sehari-hari sangat
diperlukan dengan bentuk yang bermacam-macam.
Ragam berbicara dikaitkan dengan informatif,
meyakinkan dan merundingkan diri. Berbicara dapat
dilakukan baik secara langsung maupun melalui media.
Jika secara langsung dapat berupa tatap muka
percakapan, menyampaikan cerita, nenyampaikan
pengumuman dan jika menggunakan media dapat berupa
bertelepon. Selanjutnya berdasarkan jumlah penyimak
terdiri atas jenis berbicara antarpirbadi, berbicara dalam
kelompok kecil, dan berbicara dalam kelompok besar.
Berdasarkan peristiwa khusus dikenal berbagia jenis
berbicara yang menyangkut berbicara didepan publik,
yaitu pidato, presentasi, penyambutan, perpisahan,
jamuan, perkenalan dan pertemuan rapat.
37
Pada kegiatan berbicara dibagi atas berbicara formal
dan berbicara informal. Berbicara informal dapat
meliputi bertukar pikiran, percakapan, penyampaian
berita, bertelepon dan memberi petunjuk. Sedangkan
berbicara formal antara lain, diskusi, ceramah, pidato,
wawancara, dan bercerita dalam situasi formal. Dalam
berbicara di bagi menjadi beberapa arah pembicaraan,
diantaranya adalah ;
3.5.1.1 Berbicara satu arah
Berbicara satu arah merupakan suatu
pembicaraan untuk mengungkapkan buah pikiran
gagasan dan perasaan kepada si pendengar tanpa
terjadinya proses interaksi timbal balik.
Contohnya antara lain, pidato, khotbah,
wawancara.
3.5.1.2 Berbicara dua arah
Berbicara dua arah terjadi jika pembicara
menyampaikan pikiran dan perasaan kepada
orang lain, kemudian orang tersebut memberikan
tanggapan balik dari pendengar secara langsung.
Jadi dalam proses berbicara dua arah ini terjadi
interaksi timbal balik antara pembicara dengan
38
lawan bicara. Pihak – pihak yang terlibat dalam
pembicaraan ini aktif berbicara secara bergantian.
Contohnya, diskusi, Tanya jawab, dan drama.
3.6 Berbicara dalam situasi formal
Kemampuan berbicara merupakan tuntutan utama
yang harus dikuasai oleh seorang guru. Jika
seorang guru menuntut peserta didiknya dapat
berbicara dengan baik, sesuai dengan situasinya
maka guru harus memberi contoh berbicara yang
baik. Guru, di samping harus menguasai teori
berbicara juga terampil berbicara dalam
kehidupan nyata. Guru yang baik juga harus dapat
mengekspresikan pengetahuan yang dikuasainya
dalam bahasa lisan yang baik.
Berbicara formal merupakan kegiatan berbicara
yang dilakukan di depan forum atau kumpulan
orang yang sedang berkumpul bersama dengan
tema tertentu dengan pencapaian bahasa yang
digunkan adalah bahasa resmi. Jadi, dalam
kegiatan berbicara resmi ini digunakan adalah
bahasa Indonesia baku
3.7 Berbicara di muka umum
39
Berbicara di muka umum merupakan salah satu
seni berkomunikasi. Salah satu hal yang paling kita
takuti sebagian orang adalah ketika diminta harus
berbicara di depan banyak orang, baik untuk acara
sosial, seminar, kuliah, presentasi bisnis, pidato
perpisahan, reuni sekolah, bahkan dalam acara
perkumpulan keluarga besar yang sebagian besar
hadirin telah kita kenal dengan baik. Berbicara di
muka umum bagi sebagian besar kita adalah
sesuatu yang menegangkan dan menakutkan,
seakan seluruh mata hadirin sedang menghakimi
kita. Kita seakan – akan menjadi terdakwa yang
sedang diadili dan dinilai bagus atau tidak apa
yang akan kita sampaikan. Anda sekarang
mungkin sering menderita demam panggung jika
mau tidak mau diperintah untuk berbicara di depan
umum. Gemetar, keringat dingin keluar, dan bicara
pun tergagap-gagap. berbicara di depan umum
merupakan keterampilan yang sangat berguna.
Berbicara di muka umum merupakan
keterampilan yang harus kita kuasai dalam
kehidupan kita, pastilah kita harus berbicara di
40
hadapan sejumlah orang untuk menyampaikan
pesan, pertanyaan, tanggapan atau pendapat kita
tentang sesuatu hal yang kita yakini, misalnya
berbicara di disaat presentasi menentukan karier
kita seperti mempresentasikan proposal proyek
atau tentang produk di hadapan sejumlah mitra
bisnis atau calon pembeli. Ada unsur penting
dalam komunikasi yang harus kita perhatikan.
Kelima unsur tersebut terdiri dari; pengirim pesan
(sender), pesan yang dikirimkan (message),
bagaimana pesan tersebut dikirimkan (delivery
channel atau medium), penerima pesan (receiver),
dan umpan balik (feedback).
Hal yang paling penting dalam persiapan kita
untuk berbicara di depan umum adalah
membangun rasa percaya diri, mengendalikan rasa
takut dan emosi. Kesiapan mental yang positif
merupakan syarat mutlak bagi kita dalam berbicara
di depan umum. Ada beberapa prinsip dalam
mempersiapkan mental kita sebelum berbicara di
depan umum:
41
3.7.1 Berusahalah untuk tetap tenang saat
berbicara di depan umum, tanamkan di hati
bahwa tidak akan ada hal yang buruk yang akan
terjadi setelah presentasi atau penyampaian
Anda. Jadi tenang dan santai saja.
3.7.2 Siapkan inti – inti pembicaraan atau
pertanyaan, karena pendengar Anda akan sulit
untuk mengingat atau memperhatikan lebih dari
tiga hal dalam satu waktu.
3.7.3 Memiliki tujuan atau sasaran yang jelas
dan terarah.
3.7.4 Jangan menganggap diri kita adalah
seorang pembicara publik tapi anggaplah sebagai
menyampaikan pesan kepada hadirin.
3.7.5 Tidak perlu harus sepenuhya menguasai
seluruh hadirin. Biarkan saja kalau ada beberapa
yang tidak menaruh perhatian. Fokuskan
perhatian kita pada mereka yang tertarik dan
mendengarkan presentasi kita.
3.7.6 Tanamkan didiri kita bahwa sebagian
besar hadirin menginginkan kita berhasil dalam
presentasi atau penyampaian pesan kita.
42
Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam
menyampaikan pesan di depan umum, diantaranya
adalah kualitas suara. Pastikan bahwa suara Anda cukup
keras dan jelas terdengar bahkan oleh hadirin yang
duduk paling jauh dari Anda sekalipun. Jika tersedia,
selalu gunakan pengeras suara, meskipun Anda merasa
suara anda sudah cukup keras. Cobalah dengan berlatih
mendengarkan suara anda sendiri. Caranya dengan
menutup mata, berbicaralah, kemudian perhatikan
kualitas, kekuatan dan kejelasan suara anda. Suara kita
merupakan aset kita yang paling berharga dalam
berkomunikasi secara lisan. Oleh karena itu memelihara
kualitas suara dan berlatih secara berkesinambungan
merupakan keharusan jika kita ingin menjadi pembicara
yang sukses. Jika suara kita kurang bagus dan sumbang,
kita dapat mencari pelatih suara profesional atau
mengikuti kursus atau pendidikan.
Bahasa dan kata-kata yang kita gunakan merupakan
faktor yang tidak kalah penting guna menentukan
kemampuan komunikasi kita. Bahasa yang baik dan
tepat dapat membantu memperjelas dan meningkatkan
kualitas presentasi atau pembicaraan kita. Oleh karena
43
itu perlu sekali bagi kita untuk memperhatikan kata –
kata dan bahasa yang kita pilih. Pikirkanlah kata – kata
yang akan anda gunakan, karena kemampuan berbahasa
yang buruk akan tercermin pada kualitas penyampaian
pesan kita. Hindari menggunakan kata – kata yang tidak
perlu, seperti: apa namanya…ehm….you know….
Eeeee..... eehh... ajaahh.....dll. Jangan mengucapkan kata
– kata : maaf…..Jika anda salah mengucap, cukup anda
ulangi sekali lagi kalimat tersebut dengan benar
Penampilan yang baik juga menjadi perhatian
karena saat kita maju atau berdiri untuk berbicara,
hadirin akan memperoleh kesan yang baik terhadap kita.
Pastikan bahwa penampilan kita membawa pesan yang
positif dan kita kelihatan lebih baik dan merasa lebih
baik. Gunakan pakaian yang sesuai jenis pertemuan dan
sesuai dengan jenis pakaian yang digunakan oleh para
hadirin lainnya. Berikut ini langkah – langkah praktis
yang mungkin dapat membantu untuk meningkatkan
kemampuan berbicara di depan umum :
3.7.7 Siap Sebelum Bicara
44
Enam hal yang perlu dipersiapkan, yaitu:
mengapa, siapa, di mana, kapan, apa dan
bagaimana.
3.7.8 Mengapa: Menetapkan Sasaran Pembicaraan
Penetapan sasaran sangat membantu dalam
menentukan arah pembicaraan dan juga
bermanfaat dalam memilih bahan yang sesuai
dengan sasaran.
3.7.9 Siapa: Pendengar
Mengetahui siapa pendengar Anda, dapat
membantu Anda dalam menetapkan bahan yang
akan disampaikan dan meyakinkan diri Anda
bahwa Anda menyampaikan bahan pembicaraan
kepada pendengar yang tepat. Hal yang perlu
diketahui dari siapa saja pendengar Anda antara
lain : Berapa banyak orang yang hadir?, Mengapa
mereka hadir di ruang tersebut?, Bagaimana
tingkat pengetahuan yang mereka miliki atas
topik pembicaraan?, Apa harapan mereka atas
topik pembicaraan?, Bagaimana usia, pendidikan,
dan jenis kelamin mereka?
45
3.7.10 Di Mana: Tempat dan Sarana
Tempat dan sarana berbicara perlu Anda ketahui.
Berikut ini beberapa hal yang perlu menjadi
perhatian bagi Anda sebagai pembicara ;
Melakukan praktek,
Apabila pembicaraan dilaksanakan pada ruang
yang besar dan luas, maka akan lebih baik untuk
mencoba suara terlebih dahulu, sebelum betul-
betul berbicara di depan sidang pendengar.
Mempelajari sarana yang tersedia
Sangat bermanfaat, bila Anda lebih dahulu
melakukan latihan untuk dapat mengoperasikan
tombol-tombol lampu, slide projector, dan OHP
(Over Head Projector).
Meneliti gangguan yang mungkin timbul
Anda perlu mewaspadai gangguan yang mungkin
timbul, misalnya pembicaraan dilakukan dekat
jalan raya sehingga suaramu harus dapat
mengalahkan suara kendaraan yang lewat.
46
Tata letak tempat duduk
Tata letak tempat duduk perlu diperhatikan,
diatur, dipersiapkan, dan dikaitkan dengan
sasaran pembicaraan.
3.7.11 Kapan: Waktu
Mengukur lama waktu Anda dalam berbicara
dengan melakukan manajemen waktu.
Waktu penyelenggaraan sangat
mempengaruhi
Biasanya, waktu sesudah makan siang suasana
akan hening karena pendengar sudah mulai
mengantuk.
Berapa lama waktu yang digunakan
Memperhatikan waktu Anda dalam berbicara,
misalnya waktu untuk pembahasan, waktu
istirahat, atau waktu tanya jawab.
Masalah konsentrasi
Pada umumnya seseorang dapat berkonsentrasi
penuh pada 20 menit di awal pembicaraan,
setelah itu konsentrasi akan menurun sedikit
demi sedikit.
47
3.7.12 Apa: Bahan yang Akan Digunakan
Persiapan bahan perlu dilakukan agar sasaran
pembicaraan tercapai. Berikut ini beberapa saran
dalam pemilihan bahan:
Menyusun dan memilih bahan
Susunlah pokok-pokok pembicaraan pada 45
menit pertama dan jangan terlalu banyak yang
akan disampaikan. Dalam pemilihan bahan perlu
diperhatikan: sasaran pembicaraan, waktu yang
tersedia, pendengar, mana bahan yang harus
diberikan dan bahan yang tidak perlu diberikan.
Gunakan contoh
Sederhanakan informasi yang sulit dan kompleks.
Gunakan juga contoh-contoh yang benar-benar
terjadi dan kaitkan dengan pokok-pokok yang
ingin disampaikan.
Membuka dan menutup pembicaraan
Dalam membuka pembicaraan perlu dirancang
agar dapat menimbulkan minat pendengar, dapat
menimbulkan rasa butuh dari pendengar, dapat
menjelaskan garis besar dan sasaran
pembicaraan. Dalam menutup pembicaraan,
48
Anda harus dapat menyimpulkan hal-hal yang
telah dibicarakan.
Membuat catatan-catatan apa yang ingin
dibicarakan.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk
mengingat urut-urutan dalam pembicaraan adalah
membuat catatan tertulis dengan menggunakan
kartu-kartu atau kertas kecil. Hal yang dituliskan
dalam kartu sebaiknya kata-kata kunci saja dan
waktu yang digunakan untuk membicarakan apa
yang tertulis di setiap kartu.
3.7.13 Bagaimana: Teknik Penyampaian
Keberhasilan dalam pembicaraan tidak hanya
ditentukan dari penggunaan kata saja, tetapi
justru penggunaan nonkata. Bicara di depan
umum yang berhasil seharusnya memenuhi
persentase kontribusi sebagai berikut :
7%: penggunaan kata
38%: penggunaan nada dan suara
55%: penggunaan ekspresi muka, bahasa tubuh,
dan gerakan tubuh
49
3.8 Metode penyampaian berbicara
50
yang dipersiapkan terlebih dahulu saat diminta
untuk berbicara di depan umum. Misalnya saat
seorang tokoh masyarakat yang datang di suatu
acara ramah tamah warga lalu diminta sambutan
atas acara yang digelar tanpa adanya konfirmasi
terlebih dahulu.
51
menuliskan dalam teks berupa apa saja yang akan
disampaikan di depan siswa dan para undangan.
52
3.8.4.1 Metode jika
Ubahlah "pernyataan pembatasan" Anda, menjadi
"pernyataan strategi".
"Saya tidak akan naik jabatan."
Ubah batasan itu menjadi:
"Saya bisa naik jabatan suatu hari, JIKA Saya
bisa berprestasi dan menonjol di suatu sisi."
3.8.4.2 Metode bertanya
Belajarlah untuk merubah setiap keluhan Anda
dan orang di sekitar Anda menjadi suatu
pertanyaan. Keluhan adalah tanda kekalahan.
Pertanyaan di sisi yang lain, adalah tuntutan
untuk suatu jawaban. Dan jawaban itu, bermuara
pada solusi.
"Setiap orang jelek sekali moodnya hari ini!"
Ubah kekalahan itu menjadi:
"Apa yang bisa Saya lakukan untuk menceriakan
suasana?"
3.8.4.3 Metode bahasa
Berhati – hatilah dengan bahasa Anda karena
bahasa dan bicara adalah sesuatu yang teramat
53
penting untuk dijaga. Anda mungkin bisa
mengatakan ini:
"Dasar idiot! Kamu selalu saja melakukannya!"
Berhentilah seketika, saat Anda mulai melukai
orang lain secara pribadi. Ubah serangan itu
menjadi:
"Ya sudahlah. Dalam situasi ini, kamu sudah
mencoba sebisanya."
Wahya dan Ernawati Walidah (2017 : 259)
memberikan pengertian tentang cara berbicara
yang dicontohkan dengan pidato yaitu dengan
suara yang menjadi bagian terpenting saat
berbicara, dengan suara yang baik, informasi
akan tersampaikan secara utuh serta dapat
memberikan kesan yang baik bagi pendengarnya.
Unsur – unsur yang perlu diperhatikan saat
berbicara : Intonasi (Sampaikan pidato dengan
suara yang berirama dan tidak datar), Artikulasi
(Ucapkan setiap kata dengan jelas dan benar
sehingga mudah dipahami), Jeda (Gunakan
penjedaan kata atau kalimat dengan baik agar
pendengar memahami maksud yang ingin
54
disampaikan), Penekanan (Berikan tekanan yang
baik dalam suara agar tidak menimbulkan kesan
lemas)
3.9 Hambatan dan cara penanggulangan berbicara
55
Komunikasi dan berkomunikasi itu punya banyak
kendala. Kendala ini biasa disebut dengan noise atau
distorsi. Penyebabnya ada bermacam-macam. Ada
yang teknis dan ada yang non teknis. Berapa sering
Anda mencoba berkomunikasi dan terkendala oleh
hal-hal yang non teknis, seperti ; etnis, ras, gender,
generasi, agama, pangkat atau status, kelompok atau
golongan, kesenjangan usia.
56
3.9.1 Menarik atau mengarahkan perhatian kepada
suatu butir yang belum terpikirkan : “Apakah ada
seseorang yanbg telah meikirkan fase masalah
ini?”
57
3.9.6 Menyadarkan bahwa belum ada informasi baru
yang ditambahkan : “Dapatkah seseorang di
antara hadirin menambahkan sesuatu kepada
informasi yang telah diberikan pada butir ini?”,
58
3.9.10 Memberi kesan bahawa tidak ada keuntungan
duperoleh dari penundaan yang berlarut – larut :
“Betapapun, apakah masih ada informasi yang
belum kita miliki sampai kini?”
59
menyebabkan kita melupakan kepentingan –
kepentingan kelompok – kelompok lainnya ?”
3.10 Rangkuman
60
3.10.5 Ada unsur penting dalam komunikasi yang harus
kita perhatikan. Kelima unsur tersebut terdiri
dari; pengirim pesan (sender), pesan yang
dikirimkan (message), bagaimana pesan tersebut
dikirimkan (delivery channel atau medium),
penerima pesan (receiver), dan umpan balik
(feedback).
61
yang dipersiapkan terlebih dahulu saat diminta
untuk berbicara di depan umum.
62
atau topik pembicaraan, Memilih bahasa yang
tepat agar menghindari dari kesalahpahaman,
Berusaha untuk bertatap muka saat berbicara agar
lebih efektif
Daftar Pustaka
63
Hendrikus, Dori Wuwur. 2009. Retorika (terampil
berpidato, berdiskusi, berargumentasi,
bernegosiasi). Yogyakarta : Kanisius
Hikmat, Ade dan Nani Solihati. 2015. Bahasa Indonesia
di Perguruan Tinggi. Jakarta : Gramedia.
Hs, Widjono. 2012. Bahasa Indonesia (Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi). Jakarta : Grasindo
Mulyadi, Yadi. 2017. Ejaan Bahasa Indonesia. Bandung
: Yrama Widya
Nurgiyantoro, Burhan. 2016. Penilaian Pembelajaran
Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta :
Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM
Puspita, Ristina Yani, 2017. Cara Praktis Belajar
Pidato, MC dan Penyiar Radio. Yogyakarta :
Komunika
Sugono, Dendy. 2009. Mahir Berbahasa Indonesia
dengan Benar. Jakarta : Kompas Gramedia.
Suhartono. 2005. Pengembangan Keterampilan Bicara
Anak Usia Dini. Jakarta : Departemen Pendidikan
Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
64
Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga
Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.
Tarigan, Henry Guntur. 1981 Berbicara Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa
TES FORMATIF
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai
materi di atas , kerjakanlah latihan berikut!
1) Berdasarkan pengalaman Anda melakukan
keterampilan berbicara, jelaskan ragam
bahasa apa yang lebih sering Anda gunakan
sehari – hari, berikan contoh!
2) Sebutkan beberapa hambatan – hambatan
Anda dapatkan saat melakukan keterampilan
berbicara di tengah masyarakat yang telah di
aplikasikan, lalu jabarkan cara Anda
menanggulanginya!
65
BAB IV TEKNIK BERBICARA
4.2 Relevansi
66
4.3 Capaian Pembelajaran MK
67
Meyakinkan pada dasarnya adalah suatu usaha
membujuk seseorang akan kebenaran yang diyakini
pembicara. Biasanya pada pendengat dirangsang untuk
membuat aksi dengan daya tarik emosional. pendengar
harus tertanam keyakinan kuat agar proses berjalan
dengan baik. Pendengar akan tertarik dengan pembicara
yang memiliki daya tarik berkarakter kuat.
68
sebelumnya guna menentukan tindakan – tindakan
selanjutnya.
69
4.6.2 Menjelaskan suatu proses
70
mendengarkan. Untuk dapat berbicara dalam suatu
bahasa secara baik, pembicara harus menguasaai
lafal, struktur, dan kosakata yang bersangkutan.
Selain itu, diperlukan juga penguasaan masalah atau
gagasan yang akan disampaikan serta kemampuan
memahami bahasa lawan bicara.
71
4.8 Bentuk Tabel Penilaian
Tingkat Capaian
No. Aspek yang Dinilai Kerja
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian dengan
gambar
2. Ketepatan logika
urutan cerita
3. Ketepatan makna
72
keseluruhan cerita
4. Ketepatan kata
5. Ketepatan kalimat
6. Kelancaran
Jumlah Skor :
Nilai :
Tabel 4.8.1
Contoh Rubrik Penilaian Berbicara Berdasarkan Rangsang Gambar
Tingkat Capaian
No. Aspek yang Dinilai Kerja
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian isi
pembicaraan
2. Ketepatan logika
urutan cerita
3. Ketepatan makna
keseluruhan cerita
4. Ketepatan kata
5. Ketepatan kalimat
6. Kelancaran
Jumlah Skor :
Nilai :
Tabel 4.8.2
Contoh Rubrik Penilaian Berbicara Berdasarkan Rangsang
Suara
73
4.8.3 Berbicara Berdasarkan Rangsang Visual dan
Suara
Tingkat Capaian
Aspek yang
No. Kerja
Dinilai
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian isi
pembicaraan
2. Ketepatan logika
urutan bicara
3. Ketepatan detil
peristiwa
4. Ketepatan makna
keseluruhan
bicara
5. Ketepatan kata
6. Ketepatan
kalimat
7. Kelancaran
Jumlah Skor :
Nilai :
Tabel 4.8.3
Contoh Rubrik Penilaian Berbicara Berdasarkan Rangsang Suara
74
4.8.4 Bercerita
Tingkat Capaian
Aspek yang
No. Kerja
Dinilai
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian isi
cerita
2. Ketepatan
penunjukan detil
cerita
3. Ketepatan logika
cerita
4. Ketepatan makna
keseluruhan
cerita
5. Ketepatan kata
6. Ketepatan
kalimat
7. Kelancaran
Jumlah Skor :
Nilai :
Tabel 4.8.4
Contoh Rubrik Penilaian Tugas Menceritakan kembali Buku Cerita
75
4.8.5 Wawancara
Tingkat Capaian
Aspek yang
No. Kerja
Dinilai
1 2 3 4 5
1. Keakuratan dan
keaslian gagasan
2. Ketepatan
argumentasi
3. Keruntutan
penyampaian
gagasan
4. Ketepatan kata
5. Ketepatan kalimat
6. Kelancaran
7. Pemahaman
Jumlah Skor :
Nilai :
Tabel 4.8.5.1
Contoh Rubrik Penilaian Wawancara
76
Deskripsi
1 2 3 4 5 6 Jumlah
Kefasihan
Tekanan 0 1 2 2 3 4
Tata 3
6 12 18 24 30
Bahasa 6
2
Kosa Kata 4 8 12 16 20
4
1
Kelancaran 2 4 6 8 10
2
2
Pemahaman 4 8 12 15 19
3
Jumlah Skor
Tabel 4.8.5.2
Pembobotan Penilaian Wawancara
Sumber: Oller, 1979:333, Valette, 1977:160
77
4.8.6 Berdiskusi dan berdebat
Tingkat Capaian
No. Aspek yang Dinilai Kerja
1 2 3 4 5
1. Keakuratan dan
keaslian gagasan
2. Ketepatan
argumentasi
3. Keruntutan
penyampaian gagasan
4. Pemahaman
5. Ketepatan kata
6. Ketepatan kalimat
7. Kelancaran
Jumlah Skor :
Nilai :
Tabel 4.8.6
Contoh Rubrik Penilaian Berdiskusi dan Berdebat
78
4.8.7 Berpidato
Tingkat
Aspek yang
No. Capaian Kerja
Dinilai
1 2 3 4 5
1. Keakuratan dan
keluasan gagasan
2. Ketepatan
argumentasi
3. Keruntutan
penyampaian
gagasan
4. Ketepatan kata
5. Ketepatan kalimat
6. Kelancaran dan
kewajaran
7. Kebermaknaan
Penuturan
Jumlah Skor :
Nilai :
Tabel 4.8.7
Contoh Rubrik Penilaian Tugas Berpidato
79
Menurut Soenardi Tujuan berbicara adalah agar
lawan bicara dapat menangkap dan memahami pesan
yang disampaikan. Oleh karena itu, seorang yang
berbicara dapat memperhatikan bahwa orang yang
berbicara perlu memiliki sesuatu pesan, masalah, atau
topik topik tertentu tertentu yang ingin disampaikan.
Disamping itu, perlu juga isi pesan disampaikan secara
jelas berdasarkan pemilihan kata-kata yang tepat,
disusun menurut susunan dan kaidah gramatika, serta
dilafalkan dengan ucapan yang jelas dan intonasi yang
sesuai.
80
menurut suatu pola
tertentu.
3. Penggunaan bahasa Wacana diungkapkan
yang baik dan benar dalam bahasa dengan
susunan kalimat yang
gramatikal, pilihan
kata yang tepat, serta
intonasi yang sesuai
dan pelafalan yang
jelas.
Tabel 4.8.8
81
4.8.8.3 penggunaan bahasa yang baik dan benar
serta sesuai dengan isi, tujuan wacana,
keadaan nyata termasuk pendengar.
4.8 Rangkuman
4.8.1 Meyakinkan pada dasarnya adalah suatu
usaha membujuk seseorang akan
kebenaran yang diyakini pembicara.
4.8.2 Berbicara merundingkan adalah
bermusyawarah untuk mencapai
kesepakatan dengan jalan merundingkan
atau berkompromi satu sama lain dengan
mempertimbangkan perndapat semua
anggota kelompok.
4.8.3 Berbicara melaporkan dengan membawa
misi untuk memberikan informasi kepada
salah satu pihak yang semestinya
diberikan konfirmasi.
4.8.4 Penilaian berbicara berguna untuk
mengetahuai sejauh mana siswa mampu
berbicara adalah dengan mengukurnya
melalui tes dan non tes.
82
4.8.5 Faktor – faktor yang dapat menjadi acuan
dalam penilaian berbicara adalah kosa
kata yang digunakan, lafal , kelancaran
berbicara, materi, intonasi, artikulasi dan
gaya berbicara.
Daftar Pustaka
83
Hikmat, Ade dan Nani Solihati. 2015. Bahasa Indonesia
di Perguruan Tinggi. Jakarta : Gramedia.
84
Teori Sastra dan Keterampilan Berbahasa).
Jakarta : Bmedia Imprint Kawan Pustaka
TES FORMATIF
85
BAB V DISKUSI KELOMPOK
5.2 Relevansi
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa
diharapkan dapat memahami diskusi kelompok, jenis –
jenis diskusi kelompok, tujuan diskusi kelompok, serta
kelebihan dan kekurangan diskusi kelompok. Mahasiswa
pun dapat memahami macam – macam keterampilan
berbicara seperti diskusi kelompok resmi, diskusi panel,
negosiasi, konferensi, simposium dan pidato serta dapat
melakukan penilian kelompok diskusi.
86
5.3 Capaian Pembelajaran MK
87
dalam pembelajaran keterampilan berbicara, diantaranya
ada debat, diskusi kelompok, dan simposium.
88
cara berpikir secara bersama-sama dan saling
mengutarakan pendapat hingga menghasilkan pemikiran
– pemikiran sama yang di inginkan. Oleh karena itu,
ketika akan memulai suatu diskusi secara berkelompok
hendaknya terlebih dahulu mereka memperkenalkan diri
secara keseluruhan anggota kelompok dan mengetahui
kalau mereka berkerja sama dalam kegiatan yang
berhubungan dengan kelompok untuk mencapai tujuan
bersama, yang paling penting ialah sebelum memulai
diskusi hendaknya ada seorang anggota yang dijadikan
sebagai ketua atau pemimpin diskusi.
89
5.4.2 Diskusi sebagai alat untuk menghasilkan ide-ide.
90
Pemimpin diskusi bertugas menengahi diskusi jika
terjadi kesenjangan pendapat antar anggota diskusi
lalu membantu membuat kesimpulan dari hasil
diskusi, notulen berugas mencatat seluruh
gagagasan dan keputusan hasil diskusi yang
penting.
91
Kekurangan metode diskusi :
92
5.6.2 Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes
praktik atau tes kinerja.
93
Berikutnya, kelompok pembentukan kebijaksanaan
merupakan suatu kelompok yang mendiskusikan
suatu karya – karya seorang pengarang, apakah
karya – karya tersebut dapat dimasukkan kedalam
kurikulum dan kalau ternyata dapat, dimana
sebaiknya yang paling tepat ditempatkan. Untuk
menentukan kebijaksanaan dalam hal ini, pendapat
para anggota sangat menentukan ketepatan dan
kesepahaman gagasan atau pendapat, sehingga
pendapat para ahli tersebut di simpan.
5.8 Komite
94
5.8.1 Ketua komite harus membagi secara adil tugas-
tugas para anggotanya
95
berjalan suatu tindakan. Para anggota diskusi panel
membuat persiapan-persiapan terlebih dahulu,
sehingga mereka harus menelaah pokok
pembicaraan sepenuhnya khususnya yang menjadi
ahli dalam bidang itu
5.10 Negosiasi
96
5.11 Konferensi
5.12 Simposium
97
mengambil bagian dalam diskusi. Diskusi secara
simposium smerupakan suatu pertemuan sosial
yang berfungsi sebagai wadah pertukaran ide-ide
secara bebas. Di bawah ini adalah langkah –
langkah yang dapat Anda cermati dalam presentasi
saat menjadi pembicara dalam simposium :
5.12.1 Berpikirlah
5.12.1.4
98
5.12.2 Kemudian Berbicara :
5.12.2.1 Berikanlah sedikit kata-kata pembuka
Andas memerlukan kata pengantar untuk
membuka pembicaraan Anda yang dapat berguna
untuk menenangkan diri Anda sendiri.
5.12.2.2 Buatlah komentar-komentar singkat,
seperti ; “Terima kasih Bapak Ibu ,,,, saya
merasa senang berada disini untuk memberikan
beberapa informasi. Saya merencanakan suatu
presentasi dengan senang hati dan akan saya
jelaskan proyek yang sedang saya kerjakan”.
5.12.3 Sampaikan inti presentasi Anda
Mulailah berbicara setiap pokok dari kalimat
pendahuluan Anda tersebut satu persatu sampai
selesai. Bila apa yang Anda bicarakan adalah
masalah yang sedang diperdebatkan, terimalah
kasus lawan Anda tetapi selesaikanlah dengan
cara Anda sehingga Anda dapat mengakhirinya
dengan menunjukkan posisi Anda.
99
5.12.4 Tinjaulah pokok – pokok yang utama
Kuatkan gagasan utama Anda dengan
mengulangi penjelasan tentang mereka secara
singkat.
5.12.5 Kesimpulan presentasi
Berikanlah simpulan presentasi tersebut dengan
pernyataan yang kuat dan positif.
5.13 Pidato
5.13.1 Faktor-faktor yang harus diperhatikan agar
dapat berpidato dengan baik :
5.13.1.1 Mempunyai tekad dan keyakinan bahwa
si pembicara mampu meyakinkan orang lain
5.13.1.2 Memiliki pengetahuan yang luas,
sehingga dapat menguasai materi dengan baik
5.13.1.3 Memiliki perbendaharaan kata yang
cukup
5.13.1.4 Melakukan latihan yang intensif.
5.13.2 Tata Krama Berpidato
5.13.2.1 Jika berpidato di hadapan umum, perhatikan
hal-hal berikut ini : berpakaian dengan rapi dan
bersih, tidak berlebihan; gunakan kata – kata
100
yang sopan, jika pidati panjang, selingi dengan
humor
5.13.2.2 Jika pendengar sebagian besar wanita,
gunakan bahasa yang tidak menyinggung
perasaan
5.13.2.3 Jika berpidato dihadapan orang terkemuka,
persiapkan materi dengan matang dan tidak perlu
minder.
5.13.2.4 Jika berpidato dihadapan sesama golongan,
harus terbuka dan terus terang
5.13.2.5 Jika yang medengarkan pidato kita itu pelajar
atau mahasiswa, kita harus mampu meyakinkan
mereka dengan argumentasi yang logis
5.13.2.6 Jika berpidato didepan suatu pemeluk agama,
harus menjaga jangan sampai ada satu ucapan
pun yang dapat menyinggung martabat suatu
agama
5.13.2.7 Jika yang mendengar pidato kita itu
masyarakat desa, gunakan kata – kata yang
sederhana dan mudah dimengerti.
101
5.13.3 Posisi Berpidato
102
5.13.5.1 Pembicara dituntut seseorang yg bermoral
103
Pemikirannya dengan sikap yang baik dan etika yang
santun. Penyampaian pemikirannya baik salah ataupun
benar terlihat pada bagaimana dia mengemukakan
gagasan – gagasan yang menyangkut fakta atau bukti
empiris dengan referensi yang valid agar argumen yang
diajukan kuat dasar pendapatnya. Diskusi kelompok
dapat dikatakan bentuk kegiatan berbicara dengan tujuan
untuk mencari kesepakatan. Misalnya, melakukan
diskusi kelompok ialah suatu dialog yang dilakukan
beberapa orang dengan tujuan untuk saling bertukar
pikiran, pengalaman, informasi, dan pendapat sehingga
menghasilkan keputusan pemecahan masalahan karena
memiliki pemikiran dan tujuan yang sama.
5.15 Rangkuman
5.15.1 kelompok diskusi ---- yang berbeda dari public
speaking (berbicara di muka umum) di mana para
pribadi menjelaskan ide – ide mereka kepada
kelompok – kelompok dan juga berbeda dari
berdebat (atau debating) dimana para pembicara
mempertahankan pro dan kontra tetapi justru
tidak mengarahkan pemikiran kelompok benar –
benar diinginkan.
104
5.15.2 Tujuan diskusi adalah saling bertukar informasi,
gagasan, dan unsur – unsur pengalaman untuk
memperoleh kesepakatan bersama mengenai
sesuatu keputusan bersama.
5.15.3 Tujuan diskusi kelompok secara umum yaitu :
Suatu metode untuk memecahkan suatu
permasalahan melalui proses berpikir kelompok,
Diskusi sebagai alat untuk menghasilkan ide-ide,
Diskusi sebagai forum terbuka untuk tanya
jawab, Diskusi sebagai forum terbuka untuk
menyampaikan informasi dan memperoleh
informasi yang lebih rinci, Diskusi sebagai forum
terbuka untuk mengemukakan bahan tambahan,
misalnya menyampaikan pendapat dan
mengajukan pertanyaan.
5.15.4 Permendiknas No.20 tahun 2007 tentang Standar
Penilaian Pendidikan dijelaskan mengenai teknik
penilaian hasil belajar yaitu : Penilaian hasil
belajar oleh pendidik menggunakan berbagai
teknik Penilaian berupa tes, observasi, penugasan
perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain
105
yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan
tingkat perkembangan peserta didik.
5.15.5 Diskusi panel adalah suatu kelompok yang terdiri
dari tiga sampai enam orang ahli yang ditunjuk
untuk mengemukakan pandangannya dari
berbagai segi mengenai suatu masalah.
5.15.6 Kemampuan bernegosiasi, yang memperbaiki
kemampuan orang mengenal posisi orang lain,
kemampuan menetapkan posisinya dan
mengembangkan cara yang pantas untuk
menanggulangi berbagai perbedaan yang
dimilikinya dengan orang lain.
5.15.7 Konferensi merupakan suatu bentuk kelompok
diskusi resmi yang mengacu pada pengambilan
tindakan yang berusaha untuk membuat suatu
keputusan dan bertindak berdasarkan keputusan
tersebut.
5.15.8 Simposium adalah suatu kelompok yang terdiri
dari tiga atau lebih para ahli dengan pandangan-
pandangan yang berbeda mengenai suatu pokok
pembicaraan yang tampil mengemukakan
106
pendapatnya dan para pendengar ikut
berpartisipasi mengambil bagian dalam diskusi.
5.15.9 Faktor-faktor yang hrs diperhatikan agar dpt
berpidato dg baik; Mempunyai tekad dan
keyakinan bhw si pembicara mampu meyakinkan
org lain, Memiliki pengetahuan yg luas, shg dpt
menguasai materi dg baik, Memiliki
perbendaharaan kata yg cukup, Melakukan
latihan yg intensif.
Daftar Pustaka
107
Hendrikus, Dori Wuwur. 2009. Retorika (terampil
berpidato, berdiskusi, berargumentasi,
bernegosiasi). Yogyakarta : Kanisius
108
Suhartono. 2005. Pengembangan Keterampilan Bicara
Anak Usia Dini. Jakarta : Departemen Pendidikan
Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga
Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.
TES FORMATIF
1. Buatlah sebuah simposium dengan mengundang
beberapa orang dan menetapkan tema yang
menarik saat ini sebagai bahan ulasan. Setelah itu
jawablah pertanyaan – pertanyaan di bawah ini
109
sebagai parameter keberhasilan kegiatan yang
Anda laksanakan !
Analisis
1) Apakah Anda memberikan pengertian kepada
pendengar?
2) Apakah Anda memberi penekanan ulang
kepada pendengar?
3) Apakah para pendengar terpancing dengan
materi yang Anda sampaikan?
4) Apakah dalam pembicaraan Anda
menyertakan selingan gambar (slide, audio
visual atau OHP) ?
5) Apakah Anda memperhatikan cara
berpakaian untuk tampil dalam pembicaraan?
6) Apakah Anda memperhatikan cara berdiri
dan menempatkan diri di depan pendengar?
7) Apakah pandangan mata Anda menyapu
menyeluruh dan berganti-gantian di depan
pendengar?
8) Apakah Anda telah menguasai materi atau
bahan pembicaraan?
110
9) Apakah Anda mampu menunjukkan raut
muka dan wajah dengan seulas senyum di
depan pendengar?
10) Apakah suara Anda terdengar jelas kepada
semua pendengar?
11) Apakah Anda telah menjelaskan dengan tepat
dan benar?
12) Apakah waktu berbicara Anda tidak
menggunakan kata seperti “eng …, eee …?
13) Apakah para pendengar berminat dengan
pembicaraan Anda?
111
BAB VI DEBAT
6.2 Relevansi
112
6.3 Capaian Pembelajaran MK
113
6.5.1.5 Kemampuan menemukan hasil pemikiran yang
keliru dengan penalaran
6.5.1.6 Memiliki kemampuan dalam pembuktian
kesalahan
6.5.1.7 Memahami pertimbangan dalam persuasi
6.5.1.8 Keterarahan, kelancaran dan kekuatan dalam
menyampaikan pesan
6.5.2 Norma – norma bertanya :
6.5.2.1 Memiliki pengetahuan tentang usul atau
proposisi yang akan didiskusikan sebelum
mengajukan pertanyaan kepada pembicara
6.5.2.2 Bersungguh – sungguh dalam pencarian
informasi
6.5.2.3 Jangan menguji pembicara
6.5.2.4 Rumuskan dahulu pertanyaan yang akan diajukan
dengan singkat dan tepat
6.5.2.5 Jangan membuat pertanyaan yang tidak tertuju
pada fokus pertanyaan
6.5.2.6 Jangan memberikan pertanyaan dengan
prasangka emosional
114
6.5.2.7 Jangan bertanya dengan menuduh, menyalahkan,
menggoda, menakut – nakuti atau
membingungkan pembicara
6.5.2.8 Pertanyaan harus mempunyai tujuan memperoleh
informasi, menjernihkan suatu masalah dan
mencari penjelasan penalaran
6.5.2.9 Hindari pertanyaan yang menyesatkan dan tidak
masuk akal
6.6 Sikap debat
Dalam debat terlihat jelas pertimbangan – pertimbangan
yang dilakukan anggota yang melakukan pengkajian
serta penganjuran suatu permasalahan. Debat dengan
jelas membicarakan yang pro dan kontra sebagai suatu
pembelajaran menghadapi sengketa. Pada masyarakat
demokratis, debat memegang peranan penting dalam
perundang-undangan, dalam politik, dalam perusahaan
(bisnis), dalam hukum, dan dalam pendidikan.
6.6.1 Perundang-undangan
Debat sangat dibutuhkan saat perundang –
undangan diketengahkan dan perlu tidaknya
mengenai isi undang – undang yang akan
diterapkan agar tidak mendahului tindakan yang
115
akan diambil terhadapnya. Kalau dalam
perdebatan kedua belah pihak mengemukakan
suatu analisis yang lengkap mengenai kegunaan
dan kelemahan rencana undang – undang itu,
maka para pembuat undang-undang (legislator)
haruslah siap melaksanakan pemungutan
suara(voting) terhadap masalah itu.
6.6.2 Politik
Dunia Politik tidak dapat dipisahkan dengan
debat. Contohnya saja dalam masa kampanye –
kampanye politik berlangsung, debat – debat
memudahkan pra pemilih atau pemberi suara
mendengar para calon yang bertentangan saling
mempertahankan pendapat dan menyerang
kelemahan lawan.
6.6.3 Hukum
Ranah Hukum yang ada di kantor – kantor
pengadilan, kehidupan seseorang tergantung pada
debat yang terjadi anatara pihak penuntut dan
pembela, dimuka dewan hakim, hak – hak milik,
hak – hak penduduk, tuntutan-tuntutan kerugian,
116
dan banyak lagi masala h kewarganegaraan yang
membutuhkan keputusan hakim.
6.6.4 Bisnis
Bisnis dengan dewan pimpinan dan komite –
komite eksekutif dalam suatu perusahaan,
disamping diskusi, mempergunakan juga debat
untuk memperoleh keputusan dalam berbagai
kebijakan
6.6.5 Perusahan perniagaan
Dalam perniagaan ada beberapa perusahaan yang
menjadikan debat sebagai sarana
memperkenalkan komunitas perniagaan. Debat
yang demikian bermanfaat sekali apabila
dibarengi oleh komentor-komentor yang jelas,
analisis oleh suatu panel
6.6.6 Pendidikan
Pendidikan pada beberapa kampus perguruan
tinggi di universitas, debat telah menjadi suatu
sarana penting untuk memperkenalkan komunitas
atau masyarakat tersebut dengan masalah-
masalah yang hangat diperbincangkan kehidupan
sehari-hari. Debat yang demikian bermanfaat
117
sekali apabila dibarengi oleh komentor-komentor
yang terperinci, analitis oleh suatu panel yang
terdiri dari tiga atau empat orang ahlidan dilanjut
dengan forum tanya jawab. (Mulgrave, 1954 :64-
65)
6.7 Teknik debat
Menurut Zaenal Arifin dan Anung Haryono (2016 :
75) debat merupakan salah satu metode pengajaran
yang sangat penting untuk meningkatkan
kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan
disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi
ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok
terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknnya,
siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua
orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan
perdebatan tentang topik yang ditugaskan.
6.8 Jenis – jenis debat
Berdasarkan bentuk, variasi, dan metodenya, dapat
diklasifikasikan atas tipe – tipe debat :
6.8.1 Parlementer/majlis
6.8.2 Pemeriksaaan ulangan
6.8.3 Formal, konvensional
118
6.8.4 debat pendidikan
119
usul menjadi tidak praktis dan menyebabkan
salah pengertian.
6.9.4 Susunan kata afirmatif
Usul yang negative seakan-akan dapat
memutarbalikan posisi-posisi afirmativ dan
negative. Susunan kata suatu usul hendaklah
bersifat afirmativ atau mengiyakan jangan
bersifat negative atau meniadakan.
6.9.5 Pernyataan Deklaratif
Suatu pernyataan yang tegas lebih disukai, lebih
baik daripada suatu pertanyaan. Pertanyaan pada
umumnya dipergunakan bagi diskusi karena
maksud dan tujuannya adalah menyelidiki.
Pernyataan diperlukan bagi debat karena maksud
dan tujuan adalah untuk menyokong dan
membela.
6.9.6 Kesatuan
Sebuah gagasan tunggal sudah cukup bagi satu
perdebatan. Misalnya usul “ Badan pembuat
undang-undang haruslah mengadakan pemilihan
120
wajib dan haruslah membuat regristrasi tetap”
mengadung dua pokok perdebatan yang berbeda:
“pemilihan wajib” dan “registrasi tetap”.
6.9.7 Usul Khusus
Usul-usul yang bersifat umum akan
mengakibatkan perdebatan-perdebatan yang
terpencar dan tidak memuaskan
6.9.8 Bebas dari Prasangka
Bahasa yang berprasangka akan memperkenalkan
asumsi-asumsi atau praanggaran yang tidak tepat
ke dalam usul.
6.9.9 Tanggung Jawab untuk Memberikan Bukti yang
Memuaskan
Susunan kata usul hendaknya dibuat sebaik dan
secepat mungkin sehingga pembicara afirmatif
akan menganjurkan serta menyokong suatu
perubahan
6.10 Rangkuman
6.10.1 Debat merupakan ungkapan pendapat, ide,
gagasan untuk menentukan baik tidaknya suatu
usul tertentu.
121
6.10.2 Norma dalam berdebat : Memiliki pengetahuan
mendalam tentang pokok pembicaraan, Memiliki
kompetensi menganalisa, memahami mengenai
prinsip-prinsip argumentasi, Apresiasi terhadap
kebenaran fakta – fakta , Kemampuan
menemukan hasil pemikiran yang keliru dengan
penalaran, Memiliki kemampuan dalam
pembuktian kesalahan, Memahami pertimbangan
dalam persuasi, Keterarahan, kelancaran dan
kekuatan dalam menyampaikan pesan
6.10.3 debat merupakan salah satu metode pengajaran
yang sangat penting untuk meningkatkan
kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih
dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa
dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap
kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam
kelompoknnya, siswa (dua orang mengambil
posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi
kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang
ditugaskan.
6.10.4 Berdasarkan bentuk, variasi, dan metodenya,
dapat diklasifikasikan atas tipe – tipe debat :
122
Parlementer/majlis, Pemeriksaaan ulangan, ,
Formal, konvensional, atau debat pendidikan
6.10.5 Pembicara hendaklah meneliti agar usulnya
sudah jelas memenuhi tuntutan-tuntutan atau
syarat-syarat tersebut, diantaranya ;
Kesederhanaan, Kejelasan, Kepadatan, Susunan
kata afirmatif, Pernyataan Deklaratif, Kesatuan,
Usul Khusus, Bebas dari Prasangka, Tanggung
Jawab untuk Memberikan Bukti yang
Memuaskan, Susunan kata usul hendaknya dibuat
sebaik dan secepat mungkin sehingga pembicara
afirmatif akan menganjurkan serta menyokong
suatu perubahan.
Daftar Pustaka
123
Arsjad, G Mandar 1988. Pembinaan Kemampuan
Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga
124
Mulyadi, Yadi. 2017. Ejaan Bahasa Indonesia. Bandung
: Yrama Widya
125
Teori Sastra dan Keterampilan Berbahasa).
Jakarta : Bmedia Imprint Kawan Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Fungsi_bahasa
TES FORMATIF
126
Daftar Pustaka
127
Hikmat, Ade dan Nani Solihati. 2015. Bahasa Indonesia
di Perguruan Tinggi. Jakarta : Gramedia.
128
Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga
Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.
https://id.wikipedia.org/wiki/Fungsi_bahasa
129