Manajemen Keuangan Lanjutan PENILAIAN SEKURITAS
Manajemen Keuangan Lanjutan PENILAIAN SEKURITAS
3 Saham Biasa
(Wikipedia.com) Saham biasa (adalah surat berharga dalam bentuk piagam atau
sertifikat yang memberikan pemegangnya bukti atas hak-hak dan kewajiban
menyangkut andil kepemilikan dalam suatu perusahaan. Saham biasa mempunyai
sifat kebalikan dari Saham Preferen (Prefered Stock) dalam hal pengambilan suara,
pembagian deviden dan hak-hak yang lain.
Perhitungan harga wajar saham atau valuasi saham dilakukan dalam tahap sebagai
berikut :
Nilai PER
Nilai PBV
Nilai Rata-rata pertumbuhan laba selama 5 tahun belakangan (Average
Growth Rate)
Nilai EPS di setahunkan = Laba bersih kuartal terakhir / Jumlah saham
beredar. Jika laporan keuangan yang anda dapatkan adalah laporan keuangan
kuartal 1, maka nilai EPS x 4 / 1, jika kuartal 2 maka EPS x 4 / 2, jika
kuartal 3 maka EPS x 4 / 3, jika kuartal 4 maka EPS x 4 / 4
Dividen yang dibagikan tahun terakhir, lalu dihitung dividen payout ratio
atau ratio nilai dividen dengan laba bersih perusahaan. Dividen Payout
Ratio = Dividen / Laba bersih
Nilai Risk Premium, saat ini untuk Indonesia mayoritas memakai angka
12.88%.
2. Menghitung EPS next year
EPS next year adalah nilai EPS yang diharapkan (prediksi & ekspektasi) di tahun-
tahun mendatang dengan memperhitungkan persentase pertumbuhan laba
perusahaan.
EPS year+1 = EPS year 0 + (EPS 0 year x Growth Rate), kita ambil asumsi growth
rate 15% sehingga:
EPS year 0 adalah EPS saat ini yang ada di laporan keuangan sedangkan EPS y10
adalah EPS prediksi pada tahun ke 10
Total EPS adalah jumlah total EPS dari tahun 1 (y1) hingga tahun ke 10 (y10)
Dengan mempertimbangkan PER pada saat ini kita memprediksi nilai saham pada
tahun ke 10 dengan mengalikan EPS y10 dengan PER sehingga, Harga saham y10
= EPS y10 x PER
Kita asumsikan perusahaan selalu membagi dividen dengan persentase yang sama
setiap tahunnya hingga tahun ke 10 maka kumulatif Dividen yang kita terima di
tahun ke 10 adalah Total Dividen = Dividen Payout Ratio x Total EPS
Rumusnya menjadi:
Margin of Safety (MOS) adalah tingkat keamanan yang terdapat dalam harga
saham saat ini dengan nilai wajarnya.
Nilai MOS untuk perusahaan menengah adalah >29% dan perusahaan big-cap
adalah >9%. Mengapa cukup kecil? karena di saat kondisi ekonomi membaik dan
cenderung stabil seperti ini cukup sulit untuk menemukan perusahaan bagus
dengan laba tumbuh bagus yang memiliki harga terdiskon lebih dari 30%.
2.3.3 Penilaian Saham Biasa Berdasarkan Asumsi Dividen
Dividend Discount Model (DDM) adalah salah satu metode klasik yang digunakan
untuk menentukan harga wajar saham. Idenya sederhana, harga wajar dari suatu
saham merupakan present value dari seluruh dividen yang akan didapatkan di masa
datang. Pemikirannya cukup logis karena memang jika seorang investor membeli
suatu saham dan memegangnya selama-lamanya, maka hasil investasinya hanyalah
dividen yang diberikan oleh perusahaan. Value perusahaan adalah present value
dari potensi keseluruhan dividen yang akan diterimanya.
Di mana:
Untuk cost of equity sendiri bisa didapatkan dengan menggunakan formula CAPM:
Di mana:
k = cost of equity
Dari formula DDM di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa growth harus
konsisten untuk waktu yang sangat panjang bahkan kalau bisa selamanya. Tentu
saja hal ini hampir tidak mungkin dalam kehidupan nyata. Namun yang agak
mendekati mungkin adalah apabila suatu perusahaan yang berada dalam tahap
mature dan cenderung memiliki growth yang konsisten.
Saya memilih UNVR karena memang bisnisnya sudah berada dalam tahap mature
dan secara historis, dividen yang dibagikan cukup konsisten baik jumlah maupun
pertumbuhannya.
D0 adalah dividend per share untuk tahun 2009, yaitu sebesar Rp 320 per lembar
saham.
Yang cukup tricky adalah mencari nilai cost of equity (k). Mungkin penjelasannya
membutuhkan satu artikel tersendiri karena melibatkan analisis regresi. Dari hasil
regresi diperoleh nilai β untuk UNVR adalah 0.32. Untuk nilai Rf, saya
menggunakan BI rate yaitu 6.75%. Return pasar (RM) adalah 46.13%.
Dengan demikian cost of equity (k) UNVR adalah sebesar 6.75% + 0.32(46.13% –
6.75%) = 19.35%.
Sebagai catatan, jika menggunakan metode yang biasa saya gunakan di blog ini,
maka hasilnya adalah sebagai berikut:
Tampak bahwa dengan menggunakan metode yang biasa saya gunakan, fair value
UNVR adalah 8,827. Hasilnya hanya sedikit berbeda dengan metode DDM
sebelumnya (8,460). Mengapa bisa hampir sama hasilnya? Kuncinya adalah karena
UNVR adalah perusahaan yang stabil membagikan dividen sehingga kedua metode
valuasi tersebut dapat diaplikasikan.
Metode DDM sendiri sebenarnya sudah sangat jarang digunakan karena sangat
sulit untuk mencari perusahaan yang memenuhi persyaratan agar metode tersebut
dapat digunakan. Selain itu, DDM memiliki kelemahan mendasar yaitu saat cost of
equity lebih kecil daripada growth, valuasi akan memberikan hasil yang negatif.
Apabila cost of equity sama dengan growth, maka harga wajar sahamnya menjadi
tak terhingga.
Walaupun begitu, metode DDM ini cukup bagus untuk memberikan insight awal
bagi Anda yang ingin mempelajari tentang valuasi saham.
Tingkat pengembalian atas saham preferen/saham biasa tergantung dari kebijakan manajer
keuangan,karena manajer lebih mengetahui ekspektasi dari investor yang nantinya dapat
mempengaruhi pembiayaan atas proyek baru.
Kcs = D1/P0 + g