Anda di halaman 1dari 3

Honda Jazz bermesin i-DSI memang sudah terbukti sebagai salah satu kendaraan yang memliki

tingkat efisiensi bahan bakar terbaik di Indonesia. Tapi sudah pada tahukah, ternyata sistem
kerjanya memang agak sedikit ribet. Mau tahu ribet-nya dimana? yuk baca ulasan berikut ini.

i-DSI adalah intelligent Dual Sequential Ignition. Mesin ini dirancang oleh Honda untuk
mengejar efisiensi tinggi dan rendahnya emisi gas buang. Untuk mengejar target itu, mesin i-
DSI ini dibekali dengan rasio kompresi udara yang tinggi dibandingkan dengan mesin yang lain
dikelasnya, yaitu 10,8:1.

Dengan rasio kompresi sebesar itu, otomatis mesin bakal mengalami knocking. Ini adalah
proses di mana udara dan bahan bakar secara spontan terbakar sebelum api dari pengapian (busi)
mulai tiba. Knocking ini dapat mengakibatkan getaran mesin yang berlebihan, kebisingan, daya
tahan, dan menghasilkan daya yang kecil.
Agar dapat menggunakan rasio kompresi tinggi tetapi tetap tidak terjadi knocking, Honda
mengembangkan mesin dengan sistem i-DSI yang dapat mengontrol dua busi per-cylinder yang
funsinya dapat mempercepat proses pembakaran dan menghindari knocking. Alhasil, i-DSI dapat
memberikan torsi yang baik di semua rpm (Revolution Per Minute), efisiensi bahan bakar tinggi
dan emisi yang bersih.
Kok bisa?

Jadi mesin i-DSI ini membantu mempercepat pembakaran dengan menggunakan dua api (dari
busi) untuk membakar campuran udara dan bahan bakar. Setelah udara dan bahan bakar terbakar,
akan terjadi ledakan yang dapat mendorong piston kebawah. Untuk mendapatkan tenaga yang
besar kita membutuhkan tekanan dorong piston ke bawah yang besar. Jadi waktu optimum
penting ketika menentukan titik pembakaran.

Karena mesin berputar tidak hanya 1 atau 2 putaran per menit, maka waktu pembakaran sangat
penting untuk menjaga tenaga pada setiap putaran mesin. Meningkatnya rpm maka laju
pembakaran akan meningkat, maka semakin tinggi rpm maka waktu pembakaran akan semakin
maju (lebih awal) dari sebelumnya. Namun dengan memajukan waktu pembakaran, ada
kemungkinan terjadinya pembakaran dini yang mengakibatkan piston diposisi sebelum TMA
(titik mati atas atau TDC (top dead centre): Posisi piston berada pada titik paling atas dalam
silinder mesin atau piston berada pada titik paling jauh dari poros engkol (crankshaft) ) yang
akan mengganggu piston berkompresi dengan campuran udara dan bahan bakar. Atau
sebaliknya, akan terjadi knocking apabila terlalu maju waktu pembakarannya .
Jadi intinya sistem kerja mesin i-DSI adalah untuk mengurangi waktu dari pembakaran yang
terlalu dini. Untuk itu, i-DSI menempatkan dua busi dengan posisi diagonal berlawanan. Posisi
diagonal berlawanan dapat meminimalkan jarak awal terbakarnya bahan bakar sampai terbakar
sempurna. i-DSI cukup menggunakan 8 klep atau 2 klep per cylinder.
Urutan pembakaran i-DSI :

Keterangan :

1) Busi 1 menyala

2) Busi 2 menyala

3) Api pembakaran busi 1 mulai mendekati api pembakaran busi 2

4) Masing-masing pembakaran mulai menyatu

5) Seluruh campuran udara dan bahan bakar terbakar sempurna

Setiap busi mengeluarkan percikan listrik, salah satu bagian dari campuran udara dan bahan
bakar akan terbakar, dan karena mereka diposisikan secara diagonal berlawanan, maka dua
bagian diagonal berlawanan satu demi satu campuran bahan bajar akan terbakar. Api
mengembang dan bertemu di tengah dan akan terbakar dengan sempurna di waktu yang jauh
lebih singkat.

Waktu nyalanya busi 1 dan 2 berbeda. Pada saat rpm rendah, busi 1 menyala dan busi 2 menyala
dengan jeda waktu yang sedikit lama, pada saat putaran tengah, waktu pembakaran kedua busi
akan semakin maju (nyala busi 1 dan 2 hampir bersamaan), dan saat putaran tinggi, kedua busi
akan lebih maju lagi (busi 2 bisa menyala bersamaan dengan busi 1). Dengan ini akan
mendapatkan pembakaran yang sangat sempurna pada setiap putaran dan menghasilkan tenaga
dan torsi yang besar serta emisi gas buang yang rendah.

i-DSI memberikan kontrol yang presisi dari waktu pengapian untuk semua kondisi mengemudi,
mengoptimalkan untuk kondisi seperti pada rpm tinggi dan beban tinggi (misal: saat tanjakan),
atau rpm tinggi dan beban rendah, ataupun saat kecepatan tinggi. Agak ribet yah, tapi hasilnya
adalah efisiensi bahan bakar dan pendapatan torsi yang cukup besar walaupun diputaran rendah
sekalipun. Honda mengatakan bahwa proses pembakaran di mesin L -series adalah sekitar 30 %
lebih intensif dibandingkan dengan mesin dengan sistem busi tunggal.

Enggak sampai disitu aja, untuk menyempurnakan lagi, manifold dan piston sengaja dirancang
untuk membantu membuat pusaran. Pusaran ini akan membantu pencampuran pembakar menjadi
lebih sempurna. Lagi-lagi, pembakaran sempurna ini dapat meningkatkan torsi dan efisiensi
bahan bakar dan juga mengurangi emisi gas buang. Dari kedua hal inilah kunci dari hematnya
mesin i-DSI.

Selain 2 hal tersebut, ada lagi sistem penunjang yang lainnya, seperti ditambahkan Exhaust Gas
Reciculator (EGR) yang dimana sistem ini memasukkan kembali gas buang yang telah keluar
dari ruang bakar untuk memanaskan udara baru yang masuk keruang bakar. Sistem ini menyala
hanya pada saat rpm tertentu dan kondisi berkendara tertentu untuk meningkatkan efisiensi dan
performa. Teknologi EGR ini tak banyak dijumpai, hanya beberapa mesin i-DSI yang dipasangi
teknologi ini. Selain EGR, pada sensor gas buang terdapat 2 sensor lambda sebelum dan sesudah
tabung catalyst, untuk pembacaan sensor gas buang yang lebih akurat agar pembakaran lebih
sempurna, tenaga lebih besar dan juga emisi gas buang yang sangat rendah.

Karena desain mesin seperti diatas, maka pada putaran bawah dan tengah, mesin i-DSI ini telah
menghasil daya yang cukup besar karena desain dari pusaran udara dan bahan bakar 8 klep dan
juga sistem 2 busi setiap cyilinder. Pada putaran 2.700 RPM mesin ini sudah menghasilkan torsi
sebesar 128 N.m dan tenaga tertinggi 87Hp pada 5.800 RPM. Namun karena desain 8 klep ini,
mulai sekitar putaran 4.500-5.000 dan keatas mesin ini sudah terasa seperti kehabisan nafas
karena hanya terdapat 1 lubang intake per silinder. Meski demikian, mesin ini hanya cukup
dengan berputar pada rpm rendah untuk memindahkan transmisi, membawa beban besar bahkan
melaju dijalan yang menanjak. Teknologi i-DSI ini hanya terdapat pada mesin Honda L series.

Anda mungkin juga menyukai