MAKALAH
Tugas ini dibuat untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Pengantar Leksikografi
Dosen pembina
Dr. Agus Nero Sofyan, Drs, M.Hum
Oleh
Alya Madani 180110170003
Tri Nanda K. 180110170047
Avivatul Azizah 180110170075
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul “Pengetikan Naskah
Kamus”. Rasa terima kasih juga penulis ucapkan kepada dosen pengampu mata
kuliah Pengantar Leksikografi yaitu Bapak Dr. Drs. H. Agus Nero Sofyan M.hum.
Serta kepada pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
penulisan makalah ini.
Makalah ini merupakan hasil pemikiran penulis dengan arahan dosen
pengampu disertai referensi-referensi terkait dengan materi pembahasan di dalam
makalah. Oleh karena itu, penulis bertanggung jawab atas isi dari makalah ini.
Penulis pun berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dalam studi bahasa
Indonesia khususnya dalam bidang Leksikografi. Penulis menyadari bahwa makalah
ini jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan
saran yang membangun dari pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
4. Mengetahui tahapan-tahapan dalam pengetikan naskah kamus
BAB II
PEMBAHASAN
2
tetapi, apabila entri pokok itu berderivasi, akhir deskripsi derivasi (subentri)
terakhirlah y:mg tidak dibubuhi tanda terminal apa pun.
No Kata Fonemis
1 Makanan /makanan/
2 Dahaga /dahaga/
3 Kompleksitas /kompleksitas/
4 Agresi /agresi/
5 Kredibilitas /kredibilitas/
3
2.2.3 Singkatan dan Label
Singkatan
bd bandingkan dp daripada
dl dalam dr dari
dll dan lain-lain sbg sebagai
dsb dan sebagainya spt seperti
kpd kepada yg yang
krn karena thd terhadap
msl misalnya tsb tersebut
pd pada tt tentang
dng dengan
Catatan:
1. Lambang-lambang untuk label dan singkatan kata ini bersifat terbuka, artinya
dapat ditambah atau dikurangi atau diubah sesuai dengan keperluan dan
kesepakatan bersama.
2. Lambang singkatan kata dipakai di dalam deksripsi. Apabila di dalam deksripsi,
kata-kata yang disingkat itu dipakai bersama imbuhan, lambangg singkatan kata
itu tidak berlaku lagi dan kata berimbuhan itu ditulis penuh (tanpa disingkat).
Misalnya:
kepadanya tidak perlu ditulis kpdnya
di dalamnya tidak perlu ditulis di dlnya.
Label
a. Label Dialek Regional
Label Dialek Regional dipakai untuk menandai pemakaian atau variasi
pemakaian kata dalam suatu daerah dengan makna daerah. Misalnya:
Ab Ambon Bj Banjar
Ac Aceh Bl Bali
Bg Bugis Bt batak
4
b. Label Kelas Kata
Label kelas kata dipakai untuk menandai golongan kelas kata sesuai dengan
fungsinya dalam kalimat:
n nomina
v verba
a adjektiva
adv adverbia
num numeralia
p partikel
5
d. Label Lain-lain
akr akronim
ki kiasan
pb peribahasa
hor hormat
int ragam intim
kas ragam kasar
khus ragam khusus
cak ragam percakapan
Contoh:
1. ab.rit-ab.rit.an Jk v berlari tunggang lunggang.
2. abor.si n 1 Dok hal terpancarnya embrio yang tak mungkin lagi hidup
(sebelum habis bulan keempat dari kehamilan); 2 Biol keadaan terhentinya
pertumbuhan yang normal (tt bagian tumbuh-tumbuhan atau binatang).
6
1. Entri Pokok
2. Subentri
3. Gabungan Kata
7
4. Gabungan Kata Berimbuhan
5. Peribahasa
8
3. Gabungan kata atau frase (frasa) berimbuhan—diberi garis bawah ganda—
masing-masing ditik pada satu kartu (lihat contoh).
4. Peribahasa—diberi garis bawah tunggal—masing-masing ditik pada satu
kartu (lihat contoh).
2.3.2 Kartotek
Kartu manila yang berupa kartu induk kamus disusun menurut abjad
dan diatur sesuai dengan urutan susunan entri yang telah ditetapkan
sebelumnya sesuai dengan tujuan penyusunan kamus. Kartu itulah yang
dinamakan kartotek yang menjadi dasar pengetikan naskah kamus. Dengan
demikian, atas dasar kartotek itulah, disusunlah naskah kamus yang siap
untuk dicetak. Oleh karena itu, setelah tahap kegiatan itu selesai
dilaksanakan, kegiatan berikutnya, yaitu pengetikan naskah, dapat dilakukan.
1. Persiapan
Tahap awal yang dilakukan untuk pengetikan naskah kamus adalah
pengumpulan sumber referensi atau rujukan. Sumber-sumber ini dapat
berasal dari buku, media massa cetak, kamus sejenis serta ensiklopedi.
2. Pengumpulan dan pengolahan data
Tahap selanjutnya yakni pengumpulan data dari sumber referensi dan rujukan
tersebut. setelah data terkumpul maka dilakukan pengolahan data.
Pengolahan data dilakukan untuk mengecek keabsahan data. Pengolahan data
yang dilakukan seperti, pemeriksaan urutan abjad, penyeleksian data,
klasifikasi data, pemberian definisi, dan penyuntingan hasil pemberian
definisi.
3. Pengetikan kartu induk
Setelah data diolah maka tahap selanjutnya adalah dituangkan ke dalam kartu
induk.
4. Penyusunan kartotek
9
Kartu induk yang akan dibuat kartotek disusun berdasarkan abjad dan diatur
sesuai dengan urutan susunan entri yang telah ditetapkan sebelumnya sesuai
dengan tujuan penyusunan kamus.
5. Pengetikan naskah kamus
Tahap berikutnya adalah mengetik naskah kamus berdasarkan data yang
bersumber dari kartotek.
6. Pengoreksian naskah
Setelah naskah kamus selesai diketik maka diperlukan koreksi naskah untuk
menghindari kesalahan ketik dan memastikan jika kamus sudah siap dicetak
10
BAB III
PROBLEMATIKA MASALAH
11
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Leksikografi merupakan cabang ilmu linguistik yang membahas
mengenai teknik penyusunan kamus. Cabang ilmu bahasa tersebut membahas
mengenai cara-cara dan metode dalam penyusunan naskah kamus. Naskah
kamus itu sendiri merupakan hasil pengetikan yang didasarkan atas kartotek.
Dengan demikian, dapat pula dikatakan bahwa naskah kamus itu adalah
perwujudan kartotek dalam bentuk naskah sebagai perwujudan awal sebuah
kamus. Dalam makalah ini penulis membahas mengenai unsur-unsur yang
ada dalam naskah kamus hingga tahapan-tahapan yang dilakukan dalam
penyusunan naskah kamus. Makalah yang penulis susun ini diharapkan dapat
memberikan tambahan pandangan dalam bidang bahasa, khususnya cabang
ilmu leksikografi
12
DAFTAR PUSTAKA
13