Anda di halaman 1dari 23

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Laporan Keuangan

2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan

Kasmir (2017) menyatakan bahwa “laporan keuangan adalah laporan

yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam

suatu periode tertentu.1

Irham Fahmi (2018) menyatakan bahwa “Laporan keuangan adalah

suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan,

dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja

keuangan perusahaan tersebut”.2

Berdasarkan pengertian diatas menurut pendapat penulis yang

dimaksud dengan laporan keuangan adalah suatu hasil dari apa yang telah

dikerjakan selama beberapa waktu untuk mengetahui hasil dari apa yang

telah dikerjakan untuk mencapai hasil yang diharapkan.

2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan

Kasmir (2017) menyatakan bahwa : Tujuan pembuatan atau

penyusunan laporan keuangan yaitu:

1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang

dimiliki perusahaan pada saat ini

1
Kasmir, 2017, Analisis Laporan Keuangan, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, hal 7
2
Irham Fahmi, 2018, Analisis Laporan Keuangan, Alfabeta, Bandung, hal 2

7
8

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal

yang dimiliki perusahaan pada saat ini

3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang

diperoleh pada suatu periode tertentu

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang

dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu

5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi

terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan

6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam

suatu periode

7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan

8. Informasi keuangan lainnya.3

2.1.3 Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Kasmir (2017) menyatakan bahwa ada lima macam jenis laporan

keuangan yang biasa disusun, yaitu :

1. Neraca

Neraca merupakan laporan yang menujukkan posisi perusahaan

pada tanggal tertentu

2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan yang

menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu.

3
Kasmir, 2017, Analisis Laporan Keuangan, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, hal 11
9

3. Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi

jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini

4. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua

aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang

berpengaruh lagsung ataupun yang tidak berpengaruh langsung

terhadap kas.

5. Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan

Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan arus

kas harus disusun bedasarkan konsep kas selama periode laporan.4

2.1.4 Pihak-Pihak Yang Memerlukan Laporan Keuangan

Irham Fahmi (2018) menyatakan bahwa :

1. Kreditur

Kreditur adalah pihak yang memberikan pinjaman baik dalam

bentuk uang (money), barang (goods) maupun dalam bentuk jasa

(service). Contoh kreditur yang memberikan pinjaman dalam bentuk

uang adalah perbankan atau leasing.

2. Investor

Investor di sini bisa mereka yang membeli saham tersebut atau

bahkan komisaris perusahaan. Seorang investor berkewajiban untuk

mengetahui secara dalam kondisi perusahaan dimana ia akan

berinvestasi atau pada saat ia sudah berinvestasi, karena dengan

4
Ibid, hal 28
10

memahami laporan keuangan perusaahn tersebut artinya ia akan

mengetahui berbagai informasi keuangan perusahaan.

3. Akuntan Publik

Akuntan public adalah mereka yang ditugaskan untuk

melakukan audit pada sebuah perusahaan dan yang menjadi bahan

audit seorang akuntan public adalah laporan keuangan perusahaan,

untuk selanjutnya pada hasil audit ia akan melaporkan dan

memberikan penilaian dalam bentuk rekomendasi.

4. Karyawan Perusahaan

Karyawan merupakan mereka yang terlibat secara penuh di

suatu perusahaan. Secara ekonomi mereka mempunyai

ketergantungan yang besar yaitu pekerjaan dan penghasilan yang

diterima dari perusahaan tempat bekerja telah begitu berperan dalam

membantu kehidupannya, terutama jika karyawan tersebut telah

berkeluarg.

5. Bapepam

Bapepam adalah Badan Pengawas Pasar Modal. Bagi suatu

oerusahaan yang akan go public maka perusahaan tersebut

berkewajiban untuk memperlihatkan laporan keuangannya kepada

Bapepam dalam hal ini PT Bursa Efek Indonesia.

6. Konsumen

Konsumen adalah pihak yang menikmati produk dan jasa yang

dihasilkan oleh sebuah perusahaan. Dari sudut marketing konsumen


11

dibagi dua yaitu ada yang dimaksud dengan konsumen actual dan

konsumen potencial.5

2.2 Analisis Rasio Keuangan

2.2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Kasmir (2017) menyatakan bahwa “Rasio keuangan merupakan

kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya”.6

Wiratna Sujarweni (2017) menyatakan bahwa :“Analisis rasio

keuangan merupakan aktivitas untuk menganalisis laporan keuangan

dengan cara membandingkan satu akundengan akun lainnya yang ada

dalam laporan keuangan, perbandingan tersebut bisa antar akun dalam

laporan keuangan neraca maupun rugi laba”.7

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Rasio keuangan

merupakan suatu alat analisis yang digunakan oleh perusahaan untuk

menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandngan masing-masing

pos yang terdapat di laporan keuangan seperti neraca, Laba/Rugi Dan Arus

Kas dalam jangka waktu tertentu.

2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan

Kasmir (2017) mmenyatakana bahwa :Ada beberapa tujuan dan

manfaat analisis laporan keuangan diantaranya yaitu :

5
Irham Fahmi, 2018, Analisis Laporan Keuangan, Alfabeta, Bandung, hal 30-33
6
Kasmir, 2017, Analisis Laporan Keuangan, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, hal 104
7
Wiratna Sujarweni, 2017, Manajemen Keuangan, Pustaka Baru Press,Yogyakarta, hal 109
12

1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode

tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah

dicapai untuk beberapa periode.

2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi

kekurangan perusahaan.

3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.

4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu

dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan

saat ini.

5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu

penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.

6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis

tentang hasil yang mereka capai.8

2.2.3 Macam-Macam Rasio Keuangan

1. Rasio Profitabilitas

Irham Fahmi (2018) menyatakan bahwa rasio Profitabilitas

merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Rasio ini

juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu

perusahaan yang ditunjukan dari laba yang dihasilkan dari penjualan

atau dari pendapatan investasi.9

Tujuan dari rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun pihak

lain :
8
Kasmir, 2017, Analisis Laporan Keuangan, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, hal 10
9
Fahmi, Irham, 2018. Analisis Kinerja Keuangan. Alfabeta, Bandung, hal 68
13

a. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh

perusahaan dalam satu periode tertentu.

b. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan

tahun sekarang.

c. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu

d. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal

sendiri.

Rasio ini secara bersama-sama menunjukkan efektivitas Rasio

Profitabilitas dalam hubungannya antara penjual dengan laba dapat

dibedakan sebagai berikut :

a. Gross Profit Margin

Merupakan perbandingan penjualan bersih dikurangi harga

pokok penjualan dengan penjualan bersih atau rasio antara laba

kotor dengan penjualan bersih10.

Gross Profit Margin = Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan

Penjualan Bersih

b. Net Profit Margin

Merupakan keuntungan penjualan setelah menghitung

seluruh biaya dan pajak penghasilan. Margin ini menunjukan

perbandingan laba bersih setelah pajak dengan penjualan.

Net Profit Margin = Laba Bersih setelah Pajak

Penjualan Bersih

10
D. Agus Harjito, Martono 2018. Manajemen Keuangan Ekonisia, Yogyakarta, hal 60
14

c. ROI dan Pendekatan Dupont

Perusahaan Dupont menggunakan pendekatan tertentu dari

analisis rasio untuk mengevaluasi efektivitas perusahaan. Dupont

menganalisis Return on Investement (ROI) dengan mengalihkan

natara Net Profit Margin (NPM) dengan Total Asset Turnover

(TATO). Dengan demikian ROI = NPM x TATO. Skema Dupont

dilihat sebagai berikut11 :

Net Profit Margin = EAT


Penjualan Bersih EAT
ROI = Total Aktiva
Perputaran Aktiva = Penjualan Bersih
Total Aktiva

2. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan

( penjualan, persediaan, penagihan hutang, dan lainnya ) atau rasio

untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas

sehari – hari.

Tujuan yang hendak dicapai perusahaan dari penggunaan Rasio

Aktivitas antara lain :

a. Untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu

periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini

berputar dalam satu periode.

11
D. Agus Harjito, Martono 2018. Manajemen Keuangan Ekonisia, Yogyakarta, hal 61
15

b. Untuk menghitung hari rata – rata penagihan piutang (days of

receivable), dimana hasil perhitungan ini menunjukan jumlah hari

( berapa hari ) piutang tersebut rata – rata tidak dapat ditagih.

c. Untuk menghitung berapa hari rata – rata sedian tersimpan dalam

gudang.

d. Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam modal

kerja berputar dalam sutu periode atau berapa penjualan yang

dapat dicapai oleh setiap modal kerja yang digunakan (working

capital turn over)

e. Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva

tetap berputar dalam satu periode.

f. Untuk mengukur penggunaan semua aktivitas perusahaan

dibandingkan dengan penjualan.

Rasio ini diukur dengan istilah perputaran unsur-unsur aktiva

yang dihubungkan dengan penjualan.

a. Inventory Turnover (Perputaran Persediaan)

Dihitung dengan cara membagi harga pokok penjualan (cost of

good sold) dengan rata-rata persediaan. Rasio ini digunakan untuk

mengukur efektivitas manajemen perusahaan dalam mengelola

persediaan12.

Inventory turnover (tahun 1999) = Harga Pokok Penjualan

Rata-rata Persedian

b. Total Assets Turnover (Perputaran Aktiva)

12
D. Agus Harjito, Martono 2018. Manajemen Keuangan Ekonisia, Yogyakarta, hal 58
16

Total assets turnover (TATO) mengukur perputaran dari semua

asset yang dimiliki perusahaan. Total assets turnover dihitung dari

pembagian antara penjualan dengan total asetnya.

Total assets turnover (TATO) = Penjualan Bersih

Total Aktiva

Rasio aktivitas menggunakan rasio total asset turn over,

standarnya yaitu13 :

≥ 3,5 kali = Sangat Baik


2,5 kali s/d < 3,5 kali = Baik
1,5 kali s/d < 2,5 kali = Cukup Baik
1 kali s/d < 1,5 kali = Kurang Baik
< 1 kali = Tidak Baik

2.3 Kinerja keuangan

2.3.1 Pengertian Kinerja Keuangan

Irham Fahmi (2018) menyatakan bahwa “Kinerja keuangan adalah

suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan

telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan

keuangan secara baik dan benar.14

2.3.2 Tahapan Dalam Menganalisis Kinerja Keuangan

Irham Fahmi (2018) menyatakan bahwa “5 (lima) tahap dalam

menganalisis kinerja keuangan perusahaan yaitu:

13
Peraturan Menteri Negara Kipersi dan Usaha Kecil Menengah RI Nomor
06/Per/M.KUKUM/V/2006 Tentang Standar Rasio Keuangan Koperasi Menengah
14
Irham Fahmi, 2018, Analisis Kinerja Keuangan, Alfabeta, Bandung, hal2
17

a. Melakukan review terhadap data laporan keuangan.

Review di sini dilakukan dengan tujuan agar laporan keuangan yang

sudah di buat tersebut sesuai dengan penerapan kaidah-kaidah yang

berlaku umum dalam dunia akuntansi, sehingga dengan demikian hasil

laporan keuangan tersebut dapat dipertanggungjawabkan.

b. Melakukan perhitungan.

Penerapan metode perhitungan di sini adalah disesuaikan dengan

kondisi dan permasalahan yang sedang dilakukan sehingga hasil dari

perhitungan tersebut akan memberikan suatu kesimpulan sesuai

dengan analisis yang diinginkan.

c. Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh

Dari hasil hitung yang sudah diperoleh tersebut kemudian dilakukan

perbandingan dengan hasil hitungan berbagai perusahaan lainnya.

Metode yang paling umum dipergunakan untuk melakukan

perbandingan ini ada dua yaitu :

1) Time series analysis, yaitu membandingkan secara antarwaktu atau

antar periode, dengan tujuan itu nantinya akan terlihat secara

grafik.

2) Cross sectional approach, yaitu melakukan perbandingan terhadap

hasil hitungan rasio-rasio yang telah dilakukan antara satu

perusahaan dan perusahaan lainnya dalam ruang lingkup yang

sejenis yang dilakukan secara bersamaan.

Dari hasil penggunaan kedua metode ini diharapkan nantinya akan

dapat dibuat satu kesimpulan yang menyatakan posisi perusahaan


18

tersebut berada dalam kondisi sangat baik, baik, sedang/normal, tidak

baik, dan sangat tidak baik.

d. Melakukan penafsiran (interpretation) terhadap berbagai permasalahan

yang ditemukan.

Pada tahap ini analisis melihat kinerja keuangan perusahaan

adalah setelah dilakukan ketiga tahap tersebut selanjutnya dilakukan

penafsiran untuk melihat apa-apa saja permasalahan dan kendala-

kendala yang dialami oleh perbankan tersebut.

e. Mencari dan memberikan pemecah masalah (solution) terhadap

berbagai permasalahan yang ditemukan

Pada tahap terakhir ini setelah ditemukan berbagai permasalahan

yang dihadapi maka dicarkan solusi guna memberikan suatu input atau

masukan agar yang menjadi kendala dan hambatan selama ini dapat

terselesaikan.15

2.4. Tinjauan Umum Tentang BUMDes

2.4.1 Pengertian BUMDes

BUMDes adalah sebuah lembaga usaha desa yang dikelolah oleh

pemerintah desa juga masyarakat desa tersebut dengan tujuan untuk

15
Ibid, hal 3-4
19

memperkuat perekonomian desa dan dibentuk berdasarkan kebutuhan dan

potensi yang ada di desa tersebut.16

2.4.2 Ciri-Ciri dan Tujuan Utama BUMDes

Ciri-ciri BUMDes yaitu :

1. Kekuasaan penuh di tangan desa,dan dikelola bersama masyarakat

desa.

2. Modal bersama yakni bersumber dari desa sebesar 51% dan dari

masyarakat 49% dilakukan dengan cara penyerahan modal (saham

atau andil).

3. Mengguanakan falsafah bisnis yang berakar dari budaya lokal untuk

melakukan kegiatan oprasional.

4. Untuk bidang yang dipilih bagi badan usaha desa disesuaikan dengan

potensi dan informasi pasar.

5. Keuntungan yang diperoleh dari produksi dan penjualan ditunjukan

untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat desa

melalui kebijakan desa.

6. Pemberian fasilitas dan pengawasan dilakukan oleh pemerintah

Provinsi, pemerintah Kabupaten, dan pemerintah Desa.

Tujuan utama didirikan BUMDes adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan perekonomian masyarakat desa

2. Meningkattkan pendapatan masyarakat desa

3. Mengoptimalkan potensi sumber daya alam untuk kebutuhan

masyarakat

16
Wiratna Sujarweni, 2019, Akuntansi BUMDes, Pustaka Baru Press, Yogyakarta, hal 7
20

4. Menjadi alat pemerataan dan pertumbuhan ekonomi desa.17

2.4.3 Prinsip-Prinsip Pengelolaan BUMDes

Prinsip-prinsip pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

mengacu pada pedoman umum Good Corporate Governance (GCG)

Indonesia tahun 2006 sebagai berikut :

1. Transparansi (Transparency)

Untuk menjaga obyektivitasnya dalam menjalankan bisnis,

perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relavan

dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku

kepentingan.

2. Akuntabilitas (accounntabbility)

Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya

secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara

benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap

memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku

kepentingan lain.

3. Responsibilitas (Responsibility)

Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta

melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan

17
Ibid, hal 8
21

sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang

dan mendapat pangkuan sebagai good corporate citizen.

4. Independensi (Independecy)

Untuk melancarkan pelaksanaan GCG, perusahaan harus dikelola

secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak

saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.

5. Kewajaran dan kesetaraan (Fairness)

Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa

memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku

kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.18

2.4.4 Penelitian Terdahulu

Nama dan Variabel


Judul Alat
No Tahun Yang Hasil
Penelitian Analisis
Penelitian Digunakan
1 Ach. Analisis Kinerja Rasio
Hasil penelitian ini
Qosjim(201 Kinerja Keuangan
menunjukkan bahwa
7) BUMDes di
(1). Tata kelola
Kabupaten
kelembagaan
Lumajang
merupakan faktor

kunci penentu

keberhasilan usaha

dari setiap jenis

BUMDes. Hal ini

18
Ibid, hal 31
22

disebabkan karena

setiap jenis usaha

BUMDes tidak

berdiri sendiri tetapi

memiliki kaitan

mata rantai dengan

faktor lain yang

sangat

mempengaruhi

keberlanjutan usaha.

Keterkaitan ini

bagaikan sebuah

mata rantai dan

apabila rantai ini

putus maka usaha

yang dilakukan oleh

BUMDes akan

terpengaruh, (2).

Keberlanjutan

BUMDes sangat

dipengaruhi oleh

skala dan jangkuan

usaha. BUMDes

yang menjalankan
23

bisnis internal

(melayani kebutuhan

warga setempat

(seperti kebutuhan

pokok, persewaan

hand traktor) dengan

jangkauan dan

berskala lokal,

umumnya

menghadapi risiko

yang rendah

sehingga bisa

berjalan sehat dan

berkelanjutan.

BUMDes yang

tumbuh dari

solidaritas sosial dan

kearifan lokal jauh

lebih kuat dan

berkelanjutan

ketimbang BUMDes

yang lahir karena

intervensi

pemerintah dari atas.


24

Hal ini disebabkan

karena kearifan

lokal yang paralel

dengan kekayaan

modal sosial dan

modal politik,

merupakan faktor

yang sangat

berpengaruh

terhadap daya tahan

dan keberlanjutan

BUMDes.
2 Purnama Analisis Kinerja Rasio Hasil penelitian

Sari dan Sri Kinerja Keuangan menunjukkan pada

Wahyuni Badan Kinerja Pelayanan,

Ummur Usaha Milik Keuntungan dan

(2019) Desa Keberlanjutan

(Bumdes) terkait standar

Didesa operasional sudah

Pohuwato baik, maka perlu

Kabupaten ditingkatkan kualitas

Pohuwato dan kuantitas

pelatihanpelatihan

manajemen dan

administrasi untuk
25

para pengelola atau

pengurus juga

dilakukan

pengawasan dari

pihak di Badan

Pemberdayaan

Masyarakat Desa

(BPMD),

agar tetap tercipta

standar pelayanan

yang tetap fleksibel

namun memiliki

wibawa,

batasan-batasan

tegas dan selektif

serta mampu

mencari solusi

terbaik dari setiap

kasus.
3 Kadek Analisis Kinerja Rasio penelitian
menunjukkan (1)
Yudha Kinerja Keuangan
kinerja keuangan
Sutardi, Keuangan
badan usaha milik
Made Arie Badan desa dalam proses
penyaluran kredit
Wahyuni, Usaha Milik
Desa Tajun tahun
Ni Kadek Desa
2011 sampai tahun
26

Sinarwati (Bumdes) 2015 belum efektif.


Berdasarkan analisis
(2017) Dalam
ratio yang dilakukan
Proses
menunjukkan bahwa
Penyaluran dari persentase nilai
loan to deposit ratio
Kredit Desa
adalah tidak efektif,
asset to loan ratio
adalah tidak efektif,
interest margin on
loan ratio adalah
sangat efektif, rate
of return on loan
ratio adalah tidak
efektif, capital ratio
adalah tidak efektif
dan credit risk ratio
adalah sangat
efektif, (2)
permasalahan yang
dihadapi BUMDes
Desa Tajun dalam
penyaluran kredit
adalah (a) wilayah
yang terbatas, (b)
persaingan dengan
lembaga keuangan
lainnya, (c)
kemampuan nasabah
dalam membayar
kredit, (3) solusi
yang diberikan agar
27

penyaluran kredit
efektif yaitu (a)
memberikan
nasabah desa lain
mencari kredit
dengan jaminan
yang sesuai, (b)
menyederhanakan
proses penyaluran
kredit, (c)
memberikan
kelonggaran didalam
pembayaran pokok
maupun bunga
kredit.

Sumber : Data Sekunder

2.5 Kerangka Pemikiran

Kinerja merupakan hasi dari kerja, baik secara kualitas maupun kuantitas

yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung

jawab yang telah dibebankannya. Maka dari itu perlu dilakukannya pengukuran

kinerja untuk dapat menunjang tumbuh kembangnya BUMDes yang memiliki

peran dalam penggerak perekonomian desa. Dengan membandingkan kinerja

keuangan dari beberapa periode maka akan membantu pihak-pihak yang

berkepentingan untuk menganalisis perkembangan keuangan BUMDes tersebut.

Irham Fahmi (2018) menyatakan bahwa kinerja keuangan adalah suatu

analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah
28

melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara

baik dan benar.

Tujuan analisis kinerja keuangan itu sendiri yaitu untuk mengetahui

seberapa jauh perkembangan usaha BUMDes tersebut dari tahun ke tahun.

Untuk mengukur kinerja keuangan, perlu dilakukan analisis terhadap laporan

keuangan suatu lembaga atau perusahaan tersebut.

Kasmir (2017) mengemukakan bahwa laporan keuangan adalah laporan

yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu

periode tertentu.

Setiap perusahaan atau suatu lembaga, tentunya harus memiliki laporan

keuangan. Laporan keuangan itu sendiri dapat dijadikan dasar dalam

pengambilan keputusan dimasa yang akan datang. Selain itu laporan keuangan

juga dapat memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan,

serta dapat dijadikan bahan peninjauan kembali dalam mengembangkan suatu

lembaga atau perusahaan tersebut. Laporan keuangan dapat digunakan apabila

telah dianalisis dengan rasio keuangan.

Kasmir (2017) menyatakan bahwa “Rasio keuangan merupakan kegiatan

membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara

membagi satu angka dengan angka lainnya.

Gambar

Paradigma kerangka pemikiran

BUMDes Payung Agung

BUMDes merupakan pilar kegiatan


ekonomi di desa yang berfungsi
sebagai lembaga sosial dan komersial.
29

1. Ach. Qosjim(2017)
Pendapatan BUMDes
Analisis kinerja
Payungagung mengalami naik
BUMDes di
BUMDes diatur dalam turun dari Tahun 2018-2019
Kabupaten Lumajang
UU No. 32 tahun 2004 2. Purnama Sari dan Sri
tentang Pemerintahan Wahyuni Ummur
Daerah dan Peraturan (2019)
Pemerintah (PP) No. 72 Analisis Kinerja Keuangan Analisis Kinerja
Tahun 2005 tentang Desa. BUMDes Payungagung Tahun Badan Usaha Milik
2018-2019 Desa (Bumdes) di
Desa Pohuwato
Kabupaten Pohuwato
3. Kadek Yudha
Analisis Rasio keuangan yang Sutardi, Made Arie
digunakan di BUMDes Payungagung : Wahyuni,Ni Kadek
Sinarwati (2017)
1. Rasio Profitabilitas Analisis Kinerja
2. Rasio Aktivitas Keuangan Badan
Milik Desa
(BUMDes) Dalam
Proses Penyaluran
Kinerja Keuangan BUMDes
Kredit Desa
1. Sangat Baik
2. Baik
3. Cukup Baik
4. Kurang Baik
5. Tidak Baik

Anda mungkin juga menyukai