Antidotum
Antidotum
blog_ku
Annyeong haseyo
terima kasih udah berkenan mengunjungi blog saya
semoga bermanfaat dan menghibur :)
MAKALAH
DISUSUN OLEH
NAMA KELOMPOK 4
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan
karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Keracunan
Antidepresan (Amfetamin) tepat pada waktunya. Shalawat beriring salam kami kirimkan kepada
junjungan alam yakni Nabi Muhammmad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan
ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan sekarang ini.
Melalui makalah ini, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen pembimbing yaitu dr. Irza Wahid Sp.PD yang telah membimbing kami dalam
penyelesaian makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu secara moril dan materil dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kami
memohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan. Dan semua saran serta kritik yang
sifatnya membangun akan kami terima dengan senang hati. Akhirnya, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keracunan dan penyalahgunaan obat mencakup porsi yang bermakna dari kedaruratan
medis yang dihadapi oleh dokter. Kira-kira 75% kasus di Amerika Serikat terjadi pada anak-anak
dibawah 5 tahun, tetapi 95% fatalitas terjadi pada orang dewasa.
Penyalahgunaan obat-obatan, termasuk narkotika dan alkohol telah menjadi masalah
serius, dan mengenai banyak kalangan, tanpa perduli akan status ekonomi seseorang. Sebagian
timbul dari segi keingintahuan, sebagian dari segi mudah mendapatkan, atau khusus karena
faktor psikologis seseorang atau juga dari sisi budaya yang mulai membuat keberadaan obat ini
’biasa’ dikonsumsi.
Ditinjau dari segi definisi, menurut Prof Dadang Hawari seorang Psikater dan Guru Besar
FK-UI yang telah menggeluti bidang penyalahgunaan dan ketergantungan obat selama 30 tahun,
mengatakana bahwa obat bukanlah istilah yang tepat, karena obat secara umum digunakan untuk
menyembuhkan. Jadi yang sesuai bukan istilah Drug Abuse tapi lebih tepat adalah Substace
Abuse yang diterjemahkan sebagai Penyalahgunaan Zat. Oleh karena itu istilah yang tepat adalah
Penyalahgunaan Narkotika, Alkohol dan Zat Adiktif (NAZA).
Pada orang-orang yang sering mengalami depresi, peyalahgunaan obat antidepresan
sering kali terjadi dan membuat hal yang fatal berupa keracunan. Penyalahgunaan obat
antidepresan ini membuat ketergantungan akan obat tersebut.
Untuk itu kami dari kelompok 4 akan mempelajari tentang keracunan antidepresan ini,
agar kami dapat menjabarkan dan memahami tentang keracunan antidepresan, khususnya
mengenai Amfetamin.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Dengan pembuatan makalah ini, kami dapat mengetahui segala hal mengenai keracunan
antidepresan. Sehingga kami dapat mengetahui bagaimana gejala klinis dari pasien yang
mengalami keracunan antidepresan, dan bisa menegakkan suatu diagnosanya serta pengobatan
bisa tercapai sesuai dengan indikasinya.
BAB II
PEMBAHASAN
Learning Objective :
1. Apa yang dimaksud dengan racun dan keracunan?
2. Bagaimana cara masuk racun ke dalalm tubuh serta cara kerjanya?
3. Jelaskan tentang klasifikasi racun!
4. Jelaskan tentang depresi!
5. Apa yang dimaksud dengan keracunan antidepresan dan jelaskan indikasi, farmakokinetik serta
farmakodinamik dari obat antidepresan itu!
6. Jelaskan tentang Amfetamin dan mainfestasi klinik keracunan antidepresan (amfetamin) !
7. Jelaskan diagnosis dari keracunan antidepresan!
8. Jelaskan tentang pengobatan serta penatalaksanaan keracunan antidepresan!
1. Racun dan Keracunan
Racun adalah zat atau bahan yang bila masuk ke dalam tubuh melalui mulut, hidung (inhalasi),
suntikan dan absorbs melalui kulit, atau digunakan terhadap organism hidup dengan dosis
relative kecil akan merusak kehidupan dan mengganggu dengan serius fungsi satu atau lebih
organ atau jaringan. (Mc Graw-Hill Nursing Dictionary)
Racun adalah setiap bahan atau zat yang dalam jumlah relatif kecil,bila masuk ke dalam tubuh
akan menimbulkan reaksi kimiawi yang menyebabkan penyakit dan kematian.
Racun adalah unsur dalam bentuk apapun yang dimasukkan ke dalam tubuh dengan cara apapun,
yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan, penyakit atau kematian
Keracunan adalah masuknya zat yang berlaku sebagai racun, yang memberikan gejala sesuai
dengan macam, dosis dan cara pemberiannya.
2. Racun yang bekerja secara umum atau sistematik racun dalam golongan ini biasanya
mempunyai efak atau afinitas pada salah satu organ tubuh tertentu misalnya:
1.bersifat korosif
Misalnya:asam kuat dan basa kuat
2.bersifat iritan
a.anorganik
- nonmetalik seperti:pospor,bromida,yodium
- metalik seperti;arsenik,antimony,merkuri,tembaga,seng,perak,dan sebagainya.
b.organik
vegetable seperti castor oil,croton oil,akanda,aloes dan sebagainya
c. mekanikal
seperti abu permata dan lain lain.
4. Depresi
Depresi merupakan suatu penyakit yang heterogen. Kriteria depresi, ada yang membagi depresi
dalam 4 tipe yaitu:
1. Depresi situasional atau depresi reaktif
2. Depresi sekunder karena kondisi kesehatan atau keracunan.
3. Depresi karena sifatnya yang kronik.
4. Depresi otonom atau endogenous.
Depresi tipe “reaktif ” mempunyai ciri-ciri diagnostic yaitu : terjadi pada respon rangsangan
nyata seperti kesedihan, kesakitan dan lainnya. Depresi “endogen” merupakan suatu penyakit
biokimiawi yang ditentukan secara genetis dan diwujudkan dalam keridakmampuan untuk
mengalami kesenangan biasa atau untuk menghadapi kejadian sehari-hari. Depresi yang
berhubungan dengan gangguan afektif bipolar (manik-depresif), ditandai oleh episode mania.
Seperti ansietas, depresi juga dapat dipandang sebagai suatu yang normal atau sebagai penyakit.
Keracunan antidepresan adalah masuknya obat antidepresan misalnya amfetamin ke dalam tubuh
dengan berbagai cara, yang memberikan gejala sesuai dengan macam, dosis dan cara
pemberiannya.
Antidepresan trisiklik biasanya dapat menimbulkan efek yang merugikan bagi pasien yang
menggunakannya karena memiliki efek racun terhadap dirinya sendiri. Amitriptilin, dothiepin,
doxepin dan trimipramine selain sebagai antidepresan juga memiliki efek sedasi sedangkan
dengan kadar sedikit atau tidak terdapat efek sedasi seperti protriptyline, nortriptyline,
imipramine, domiprimine, iprindole, lofepramine dan butriptiline.
Antidepresan tetrasiklik termasuk maprotiline dan mianserin. Tipe lain seperti
penghambat Monoamine Oxide yang diketahui memiliki hubungan yang bila digunakan
bersama-sama dengan obat lain dan makanan, terutama yang memiliki efek simpatomimetik dan
yang mengandung tyramine seperti kaya akan keju, ekstrak ragi, anggur merah dan kacang.
Hipertensi yang berbahaya mungkin terjadi dengan resiko perdarahan cerebrovaskular. Obat
yang digunakan termasuk phenoxypropazine, tranylcypromine, isocarboxazid dan phenelzine.
Keadaan yang tidak sesuai dengan kehidupan yang bersangkutan disertai hambatan emosi
menyeluruh. Depresi berbeda denga skizoprenia yang menggangu dalam pemikiran. Penyakit
depresi mayor dan bipolar adalah penyakit alam perasan yang menyimpang, mengganggu energi,
pola tidur, napsu makan, libido dan kemampuan bekerja.
Gejala depresi yaitu, emosi yang jatuh, tanpa harapan, tiada nafsu makan, dan tidak bisa tidur.
Cara berfikir pasien itu2 aja berkisar hanya pada diri sendiri. Disertai gejala bandaniah rasa
penat, nyeri lambung, nyeri jantung. Bila ditutupi oleh keluhan2 organis disebut depresi
terselubung. Depresi berbahaya akan menyebabkan bunuh diri.
Depresi disebabkan karena defisiensi monoamin seperti norepinefrin dan serotonin otak pada
tempat2 penting di otak. Sementara manik (bipolar) disebabkan karena peningkatan
neurotransmiter diatas pada otak.
Kerja Semua golongan antidepresi bekerja dengan memperkuat langsung atau tidak langsung
kerja norepinefrin, dopamin dan atau serotonin otak,
Obat antidepresi
Viloksazin
Viloksazin merupakan senyawa bisiklik turunan tetrahidroksazin dengan struktur yang
berhubungan dengan beta_bloker, tapi tidak sifat farmakologiknya. Viloksazin mengalami
perubahan yang ekstensif dan cepat dikeluarkan tubuh.
Gejala klinis :
Gejala keracunan yang timbul, antara lain kepala pening,konvulsi, dan takikardia sinus dapat
terjadi.
Tindakan penanggulangan:
Tindakan penanggulangan bersifat suportif.
Sedangkan yang termasuk generasi II, turrunan dibenzoksazepin(amoksapin) dan turunan
tetrahidroisokuinolon (nomifensin).generasi dari generasi I,imipramin dan ampitripilin
merupakan obat-obat yang telah lama digunakan.
Gejala klinis:
Jika terjadi keracunan, gejala yang timbul terutama koma, konvulsi, dan aritmia jantung. Selain
itu, hipotensi, depresi pernapasan, takikardia, pupil membesar, penglihatan kabur, delirium,
mulut kering dan retensi urin.
Tindakan penanggulangan:
Tindakan gawaat darurat:
1. Usaha untuk tetap hidup,jika perlu dibuat saluran arus udara.
2. Jika penderita masih sadar, usahakan untuk muntah. Laksanakan pengurasan lambung dengan
obat cuci perut.
3. Monitor dengan ECG
Tindakan umum:
a. Untuk mengatasi gejala efek antikolinergik, berikan fisos tigmin
b. Berikan larutan natrium dan kalium bikarbonat secara IV, supaya tekanan dan pH darah arteri
tetap normal,untuk memperkecil kemungkinan terjadi aritmia. Fisostigmin, fenitoin, propanolol,
dan tidokain, digunakan untuk aritmia yang spesifik.
c. Jika timbul hipotensi dan aritmia, agar diatasi dengan segera
d. Monitor dengan ECG diteruskan, sampai gejala sudah hilang selama 24 jam.
e. Dengan beberapa pengecualian, hindari pemberian atropine,prokainamid,dan kinidin.
Amoksapin
Amoksapin merupakan turunan dibenzoksazepin dengan struktur kimia,dan efek timbul
terutama, gejala yangi yang sama dengan imipramin dan golongan trisiklik lainnya. Amoksapin
termasuk golongan obat anti depresi generasi II, yang dinyatakan bekerja cepat dengan oksisitas
yang rendah.
Gejala keracunan:
Jika terjadi keracunan, gejala yang timbul terutama konvulsi dan gagal ginjal. Mortalitas lebih
tinggi dibandingkan dengan keracunan obat imipramin atau amitriptilin, meskipun efek
kardiotoksik dinyatakn rendah. Selain itu, dapat terjadi kerusakann neurologic,tanpa didahului
hipotensi atau hipoksia.
Tindakan penanggulangan:
Tindakan penanggulangan bersifat suportif (lihat lampiran imipramin dan amitriptilin).
Nomifensin
Merupakan turunan tetrahidroisokuinolin dengan struktur trisiklik,dan dan daya kerja yang
menghambat reuptake dopamine dan noradrenalin. Nomifensin mudah diabsorpsi,dan setelah
mengalami metabolisme hanya metabolit turunan 4-hidroksifenil yang aktif.
Gejala klinis:
Gejala keracunan yang timbul ringan,antara lain mual, tinnitus, mengantuk,kepala
pening,takikardi sinus, hipotensi, dan dispneu. Tapi mungkin juga terjadi gagal ginjal dan
hemolisa akut.
Tindakan penanggulangan:
Tindakan penanggulangan yang bersifat suportif
3 Golongan tetrasiklik
Obat antidepresan yang termasuk golongan tetrasiklik, antara lain maprotilin, dan mianserin.
Maprotilin
Maprotilin merupakan modifikasi dari struktur 6-6-6 trisiklik yang diabsorbsi dari usus dengan
sempurna. Maproptilin mengalmi metabolisme menjadi desmetilmaproptilin dan maproptilin-N-
oksida yang memounyai sifat seprti maprotilin.
Mianserin
Mainserin merupakan senyawa golongan tetrasiklik turunan piperazin-diabenzepin yang
antagonis terhadap efek 5-HT dan hstamin, serta tidak mempunyai aktifitas anikolinergik.
Mianserin mudah diabsorpsi dan juga akan terurai menjadi desmetilmianserin dan 8-
hidroksimianserin yang juga aktif seperti nyawa induknya.
- Gejala klinis:
Dibandingkan dengan golongan trisiklik generasi I, gejala keracunan mianserin lebih ringan,
termasuk koma (tingkat 1-2),takikardia sinus dan hipotensi, serta blockade jantung tingkat 1
( tidak biasa terjadi)
- Tindakan penanggulangan:
Tindakan penanggulangan bersifat suportif.
Indikasi :
Depresi
Farmakokinetik dan Farmakodinamik :
Pada awalnya, mekanisme kerja heterosiklik / obat antidepresan merupakan suatu peningkatan
keberadaan norepinefrin atau serotonin yang terbentuk oleh suatu penumpulan ambilan balik ke
dalam neuron prasinaptik. Amin tersier diduga secara predominan menyekat serotonin dan amin
sekunder secara predominan menyekat norepinefrin. Sekarang, tampak mekanisme kerjanya
lebih kompleks dan berperan utama dalam efek antidepresi.
Sekarang diketahui bahwa sebagian besar antidepresi mempunyai efek terhadap norepinefrin
maupun serotonin dan di sampan itu mempunyai kemampuan untuk menyekat beberapa reseptor,
termasuk reseptor H1 dan H2, reseptor adrenergic α1 dan α2, dan reseptor muskarinik. Blokade
reseptor ini berkorelasi dengan suatu rentang efek samping.
Setelah absorbsi oral yang cepat, obat didistribusi secara luas pada janringan tubuh dan sebagian
besar terikat protein, dengan kadar kurang dari 1% di dalam plasma. Toksisitas berkaitan dengan
blokade ambilan kembali norepinefrin, dan tibul suatu efek antikolinergik yang menyerupai
atropin dan efek depresi miokardium direk.
Efek Samping :
1. Sedasi = berkorelasi dengan blokade reseptor histamine.
2. Efek antikolinergik = mulut kering, penglihatan kabur, dan keraguan berkemih, berkorelasi
dengan blokade muskarinik.
3. Hipotensi ortostatik = berhubungan dengan interaksi kompleks dari reseptor dan blokade
ambilan balik.
4. Efek jantung = peningkatan nadi, hantaran diperlambat dari berkas His melalui cabang berkas
dan serat purkinye, yaitu efek antiritmik tipe I, serta perubahan pada EKG.
5. Efek sampan lainnya : Tremor dan hentakan mioklonik, berkeringat, impotensi, gangguan
gastrointestinal seperti konstipasi, pertambahan berat badan, kejang, mulut kering, penglihatan
kabur , dan lainnya.
6. Amfetamin
Karena kemungkinan untuk disalahkan, penggunaan amfetamin dalam terapi sudah berkurang.
Keracunan umumnya terjadi karena penyalahgunaan pada penderita ketergantungan amfetamin.
Gejala klinis :
Keracunan yang disebabkan oleh amfetamin ditandai dengan peningkatan kewaspadaan dan
percaya diri, euforia, perilaku ekstrovert, banyak bicara, berbicara cepat, kehilangan keinginan
makan dan tidur, tremor, dilatasi pupil, takikardi dan hipertensi. Pada keracunan berat, juga
menyebabkan eksitabilitas, agitasi, delusi paranoid, halusinasi dengan perilaku bengis,
hipertonia, dan hiperrefleksia. Konvulsi, rhabdomiolisis, hiperthermia, dan aritmia jantung, tidak
biasa terjadi, tapi dihubung- hubungkan dengan peningkatan mortalitas
Tindakan penanggulangan :
1. pengurasan lambung dapat dilakukan dalam jam pertama setelah keracunan karena overdosis,
meskipun belum tentu efektif. Sebagai alternatif, dapat diberi karbon aktif 50-100 g
2. sebagai tindakan suportif, dapat diberi obat sedativa seperti Klorpromazin 50-100 mg secara IM,
atau diazepam 5-10 mg secara IV
Amfetamin adalah kelompok narkoba yang dibuat secara sintetis dan akhir-akhir ini menjadi
populer di Asia Tenggara. Amfetamin biasanya berbentuk bubuk putih, kuning atau coklat dan
kristal kecil berwarna putih. Cara memakai amfetamin yang paling umum adalah dengan
menghirup asapnya. Nama-nama lain: Shabu, SS, Ubas, Ice dll.Stimulan-stimulan seperti
amfetamin mempengaruhi sistem saraf pusat dengan mempercepat kegiatan bahan-bahan kimia
tertentu di dalam otak. Contoh stimulan lain misalnya kafein dan kokain. Pengaruh langsung
pemakaian amfetamin yaitu :
* Nafsu makan berkurang.
* Kecepatan pernafasan dan denyut jantung meningkat.
* Pupil mata membesar.
* Merasa nyaman; energi dan kepercayaan diri meningkat secara tidak normal.
* Susah tidur.
* Hiperaktif dan banyak bicara.
* Mudah panik.
* Mudah tersinggung, marah dan agresif.
Tindak kejahatan
Pemakai seringkali terpaksa melakukan tindak kejahatan untuk menyokong ketagihan mereka
pada amfetamin. Mereka mungkin mencuri uang dan barang-barang lain yang dapat mereka jual
dari orangtua atau saudara-saudara mereka. Mereka juga mungkin terlibat dalam tindak
kejahatan yang lebih berat yang dapat membuat mereka dipenjara atau menempatkan mereka ke
dalam keadaan yang sangat berbahaya.Narkoba dan hukum
Memiliki, memakai atau menjual amfetamin secara bebas, di Indonesia merupakan pelanggaran
hukum dan dapat dikenakan hukuman pidana berupa penjara dan/atau denda yang berat.
Barangsiapa dihukum atas tuduhan yang berkenaan dengan narkoba akan memiliki catatan
kriminal. Hal ini dapat menimbulkan masalah-masalah lain dalam hidup; dari kesulitan
mendapatkan pekerjaan atau visa perjalanan sampai kesulitan mendapat kesempatan pendidikan,
di dalam dan di luar negeri.Gejala-gejala awal over dosis:
* Kulit pucat atau membiru.
* Hilang kesadaran.
* Melemahnya denyut jantung.
* Sawan.
* Kesulitan bernapas.
Apabila Anda menemukan salah satu dari gejala diatas, carilah pertolongan secepatnya.
Meninggalkan seseorang dalam kondisi ini dapat berakibat fatal. Langkah-langkah yang dapat
diambil sebelum adanya bantuan:
* Bebaskan jalan pernafasannya (pada hidung dan mulut).
* Baringkan dia pada sisi tubuhnya - jika terlentang, dia dapat tercekik bila muntah.
* Periksa pernafasannya.
* Periksa detak jantungnya.
Pada saat bantuan datang, informasikan kepada petugas medis tentang kecanduan yang
dideritanya. Informasi ini dapat menyelamatkan nyawa korban.
Manifestasi keracunan Antidepresan Trisiklik (TCA)
- Kardiotoksisitas merupakan penyebab utama kematian dan menimbulkan depresi miokardium,
pemanjangan kondukssi His-Purkinje dan Disaritmia akibat dari aktivitas antikolinergik.
- Dapat timbul depresi pernapasan, serangan kejang grand mal, hipotensi, hipertensi, , renjatan,
reflex tendon abnormal, hipotermi, hipertermi, koreoatetosis, mioklonus, koma dan kematian.
1. Autoanamnesis
2. Alloanamnesis
Pemeriksaan fisik:
Inspeksi : Pasien kelihatan lemah, bisa tercium bau obat-obat an apabila keracunan
melalui oral,konvulsi,muka pucat dan tremor
Palpasi : nadi rendah
Auskultasi ; tekanan darah darah (hipotensi )
Perkusi : -
Pemeriksaan penunjang :
Analisis toksikologi harus dilakukan sedinik mungkin hal ini selain dapat penegakkan diagnosis
juga berguna untuk penyidikan polisi dan kasus kejahatan. Sempel yang dikirim ke laboratorium
adalah 50 ml urin, 10 ml serum, bahan muntahan, feses.
Pemeriksaan radiologi :
Pemeriksaan radiologi perlu dilakukan terutama bila dicurigai adanya aspirasi zat racun melalui
inhalasi atau dugaan adanya perforasi lambung.
Pemeriksaan klinik :
Pemeriksaan ini penting penting terutama analisis gas darah. Beberapa gangguan gas darah dapat
membantu penegaka diagnosis penyebab keracunan.
Pemeriksaan fungsi hati , ginjal dan sedimen urin harus pula dilakukan karena selain berguna
unutuk mengetahui dampak keracunan juga dapat dijadikan sebagai dasar diagnosis penyebab
keracunan seperiti keracunan paracetamol atau makanan yang mengandung asam
jengkol.pemeriksaan gula darah sewaktu dan darah perifer lengkap juga harus dilakukan.
Pemeriksaan EKG
Pemeriksaan ini perlu dulakukan pada kasus keracunan karena sering diikuti terjadinya gangguan
irama jantung yang berupa sinus takikardi, sinus bradikardi, takikardia supraveitikular, takikardia
ventricular, torsade the pointes, fibrilasi, asistol, disosiasi elektromekanik. Beberapa factor
pridisposisi timbulnya aritmia pada keracunan adalah karacunan obat kardiotoksik,
hipoksia,nyeri dan ansietas, hiperkarbia, gangguan elektrolik darah, hipovolemia, dan penyakit
dasar jantung iskemik.
- Antidotum
Berikan atropin 2 mg secara IV perlahan-lahan dan diulangi secara IM setiap 24 jam, sampai
kesukaran bernapas dapat dilatasi.
- Infus Na 1-1,5 mmol/ kgBB/hari apabila ada gangguan elektrolit dan asam basa
- Encerkan racun yang ada di dalam lambung sekaligus menghalangi penyerapannya. Cairan yang
dapat dipakai :
1. Air biasa
2. Susu dan / atau telur mentah
3. Universal antidote terdiri dari ;
- Dua bagian Activated charcoal (dapat diganti dengan roti yang dibakar hangus)
- Satu bagian asam tanat (dapat diganti dengan teh pekat)
- Satu bagian MgO (dapat diganti dengan antasida)
Penanganan suportif
Pasien harus ditangani di ruangan yang dilengkapi dengan bed side monitor dan alat resusitasi,
termasuk defibrillator (misalnya ruang ICU).
Jaga kondisi jalan nafas; lakukan intubasi bila terjadi penurunan tingkat kesadaran atau
hilangnya reflek muntah.
Berikan oksigen aliran tinggi dengan sungkup non-rebreathing.
Monitoring: EKG dan tanda-tanda vital.
Pasang jalur intravena prefer
Pilihan cairan intravena adalah NaCl
Pemeriksaan laboratorium : darah lengkap, ureum, kreatinin, elektrolit dan uji saring obat-
obatan.
Catatan:
Jangan meminta pemeriksaan kadar obat antidepresan dalam plasma, karena hasilnya tidak akan
mengubah prosedur tata laksana pengobatan.
Lakukan pemeriksaan analisis gas darah untuk memonitor pH seiring perjalanan terapi.
Pasien dilakukan pemeriksaan foto thoraks untuk membuktikan adanya edema paru, pneumonia
dan ARDS.
Pasang kateter urine untuk mengawasi produksi urin dan status kecukupan cairan.
Lakukan bilas lambung jika diindikasikan dan kirimkan hasil bilasan pertama ke bangsal
bersama dengan pasien.
Terapi medikamentosa
Arang aktif bisa diberikan dengan dosis 1 mg/kg BB. Berikan melalui pipa orogastrik
Alkalinisasi darah sampai nilai pH 7,45 – 7,50. Cara terbaik untuk mencapainya adalah dengan
kombinasi hiperventilasi dan pemberian natrium bikarbonat:
1. Jika pasien diintubasi, ventilasi mekanis dengan kecepatan 20x/menit umumnya memadai
untuk sebagian besar orang dewasa.
2. Natrium bikarbonat 1-2 mmol/kgBB diberikan secara bolus IV pelan selama 20-30 menit.
3. Terapi bikarbonat diindikasikan jika komplek QRS melebar.
Jika racun masuk dengan cara inhalasi, maka pindahkan pasien dari lingkungan tersebut,
misalnya pada keracunan karbonmonoksida.
Pada beberapa kasus di mana racun masuk melalui suntikan subkutan atau melalui gigitan
secepat mungkin dibuat ikatan sebelah proksimal dari luka, kompres dengan es atau menghisap
luka untuk mencagah absorbsi racun.
Pembilasan dengan air cukup berguna jika masuknya racun melalui vagina, rektum atau
kandung kemih. Tetapi jika jenisnya diketahui, pemberian larutan anti-racun tersebut akan lebih
berguna
a. Masukkan jari ke dalam mulut korban dan dirangsang dinding posterior faring
b. Minum sebanyak mungkin air hangat
c. Natrium klorida sebanyak 2 sendok makan dalam segelas air hangat bisa merangsang
muntah
d. Seng sulfat 20-30 grain dalam 4 oz air. Jika perlu bisa diulangi.
e. 20-30 grain ipepac dalam air
f. Tembaga sulfat sebanyak 5-10 grain dalam 1 oz air.
Cara ini jangan digunakan pada keracunan arsen, karena akan terbentuk senyawa tembaga
dengan arsen yang lebih berbahaya dari arsen
g. Injeksi apomorfin 1/120 sampai 1/10 grain secara subkutan, berfungsi merangsang pusat
muntah
Efek suntikan akan terjadi dalam 3-4 menit. Efek samping yang bisa membahaykan pasien
adalah terjadinya gangguan irama jantung. Keadaan ini harus segera ditanggulangi dengan
pemberian suntikan nalorfin atau atropin. Apomorpin jangan digunakan pada korban yang dalam
keadaan koma.
Selang untuk pembilasan lambung adalah selang sepanjang 1,5 m yang mempunyai tanda pada
jarak 50 cm, yaitu tanda yang menunjukkan bahwa selang telah masuk ke dalam lambung.
Salah satu ujung selang tersebut berbentuk corong dan ujung lainnya bulat dengan lubang kecil.
Cara pemakaian :
Pasien dibaringkan dengan posisi miring kekiri atau terlentang, selang direbus dengan air
hangat lalu dilumasi dengan parafin, kemudian dimasukkan ke melalui bagian posterior lidah
atau orofaring. Jika selang ini masuk ke dalam trakea akan merangsang batuk.
Pertama-tama dimasukkan air biasa melalui corong yang letaknya lebih tinggi dari posisis
kepala pasien. Kemudian corong tersebut direndahkan agar cairan mengalir keluar, lalu cairan
yang keluar itu diambil untuk pemeriksaan laboratorium. Pembilasan selanjutnya bisa
menggunakan larutan Kalium permanganas, atau kadar ini bisa diperkirakan secara kasar yaitu
jika larutan menjadi berwarna merah jambu.
Setelah itu maka larutan yang disebutkan berikut ini bisa dibiarkan berada dalam
lambung : Magnesium sulfat atau Natrium sulfat dalam 250 ml air; Natrium bikarbonat 2 gram
dalam 300 ml; 10 gram zat arang aktif
a. Mekanis
b. Kimia
c. Fisiologis
Jenis racun apapun yang masuk kedalam tubuh bisa keluarkan dengan memberikan cairan intra
vena dan sekaligus diberikan diuretik yang aman seperti furosemid, manitol atau klortiazid. Jika
pasien dalam keadaan uremia, bisa dilakukan dengan alat cuci ginjal atau dialisis peritoneal
Hati-hati memberikan cairan agar jangan sampai berlebihan dan membebani sirkulasi karena bisa
menyebabkan edema pulmonal.
Obat antidepresi
Meskipun pengertian depresi masih kurang jelas dan belum ada kata sepakat antar pakar
tentang criteria depresi, ada yang membagi depresi dalam 4 tipe yaitu:
9. Depresi situasional atau depresi reaktif
10. Depresi sekunder karena kondisi kesehatan atau keracunan.
11. Depresi karena sifatnya yang kronik.
12. Depresi otonom atau endogenous.
Seperti ansietas, depresi juga dapat dipandang sebagai suatu yang normal atau sebagai penyakit.
Obat yang digunakan dapat dibagi dalam golongan bisiklik, trisiklik, tetrasiklik, dan golongan
lain-lain.
3. Golongan bisiklik
Termasuk dalam golongan bisiklik, antara lain viloksazin. Viloksazin termasuk obat anti
depresan generasi II.
Viloksazin
Viloksazin merupakan senyawa bisiklik turunan tetrahidroksazin dengan struktur yang
berhubungan dengan beta_bloker, tapi tidak sifat farmakologiknya. Viloksazin mengalami
perubahan yang ekstensif dan cepat dikeluarkan tubuh.
Gejala klinis :
Gejala keracunan yang timbul, antara lain kepala pening,konvulsi, dan takikardia sinus dapat
terjadi.
Tindakan penanggulangan:
Tindakan penanggulangan bersifat suportif.
Sedangkan yang termasuk generasi II, turrunan dibenzoksazepin(amoksapin) dan turunan
tetrahidroisokuinolon (nomifensin).generasi dari generasi I,imipramin dan ampitripilin
merupakan obat-obat yang telah lama digunakan.
Gejala klinis:
Jika terjadi keracunan, gejala yang timbul terutama koma, konvulsi, dan aritmia jantung. Selain
itu, hipotensi, depresi pernapasan, takikardia, pupil membesar, penglihatan kabur, delirium,
mulut kering dan retensi urin.
Tindakan penanggulangan:
Tindakan gawaat darurat:
4. Usaha untuk tetap hidup,jika perlu dibuat saluran arus udara.
5. Jika penderita masih sadar, usahakan untuk muntah. Laksanakan pengurasan lambung dengan
obat cuci perut.
6. Monitor dengan ECG
Tindakan umum:
f. Untuk mengatasi gejala efek antikolinergik, berikan fisos tigmin
g. Berikan larutan natrium dan kalium bikarbonat secara IV, supaya tekanan dan pH darah arteri
tetap normal,untuk memperkecil kemungkinan terjadi aritmia. Fisostigmin, fenitoin, propanolol,
dan tidokain, digunakan untuk aritmia yang spesifik.
h. Jika timbul hipotensi dan aritmia, agar diatasi dengan segera
i. Monitor dengan ECG diteruskan, sampai gejala sudah hilang selama 24 jam.
j. Dengan beberapa pengecualian, hindari pemberian atropine,prokainamid,dan kinidin.
Amoksapin
Amoksapin merupakan turunan dibenzoksazepin dengan struktur kimia,dan efek timbul
terutama, gejala yangi yang sama dengan imipramin dan golongan trisiklik lainnya. Amoksapin
termasuk golongan obat anti depresi generasi II, yang dinyatakan bekerja cepat dengan oksisitas
yang rendah.
Gejala keracunan:
Jika terjadi keracunan, gejala yang timbul terutama konvulsi dan gagal ginjal. Mortalitas lebih
tinggi dibandingkan dengan keracunan obat imipramin atau amitriptilin, meskipun efek
kardiotoksik dinyatakn rendah. Selain itu, dapat terjadi kerusakann neurologic,tanpa didahului
hipotensi atau hipoksia.
Tindakan penanggulangan:
Tindakan penanggulangan bersifat suportif (lihat lampiran imipramin dan amitriptilin).
Nomifensin
Merupakan turunan tetrahidroisokuinolin dengan struktur trisiklik,dan dan daya kerja yang
menghambat reuptake dopamine dan noradrenalin. Nomifensin mudah diabsorpsi,dan setelah
mengalami metabolisme hanya metabolit turunan 4-hidroksifenil yang aktif.
Gejala klinis:
Gejala keracunan yang timbul ringan,antara lain mual, tinnitus, mengantuk,kepala
pening,takikardi sinus, hipotensi, dan dispneu. Tapi mungkin juga terjadi gagal ginjal dan
hemolisa akut.
Tindakan penanggulangan:
Tindakan penanggulangan yang bersifat suportif
Gejala klinis:
Akibat keracunan maprotilin,sama seperti keracunan obat antidepresan trisiklik generasi I dan
yang biasa terjdi konvulsi.
Tindakan penanggulangan:
Tindakan penang
Gulangn bersifat suportif.hemoperfusi tidak efektif. Sedangkan fisostigmin merupakan kontra
indikasi karena akan meningkatkan gejala.
Mianserin
Mainserin merupakan senyawa golongan tetrasiklik turunan piperazin-diabenzepin yang
antagonis terhadap efek 5-HT dan hstamin, serta tidak mempunyai aktifitas anikolinergik.
Mianserin mudah diabsorpsi dan juga akan terurai menjadi desmetilmianserin dan 8-
hidroksimianserin yang juga aktif seperti nyawa induknya.
Gejala klinis:
Dibandingkan dengan golongan trisiklik generasi I, gejala keracunan mianserin lebih ringan,
termasuk koma (tingkat 1-2),takikardia sinus dan hipotensi, serta blockade jantung tingkat 1
( tidak biasa terjadi)
Tindakan penanggulangan:
Tindakan penanggulangan bersifat suportif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Racun adalah unsur dalam bentuk apapun yang dimasukkan ke dalam tubuh dengan cara
apapun, yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan, penyakit atau kematian Keracunan
adalah masuknya zat yang berlaku sebagai racun, yang memberikan gejala sesuai dengan
macam, dosis dan cara pemberiannya. Pada pembahsan ini, kami membahas tentang keracunan
antidepresan khusunya tentang amfetamin.
Keracunan umumnya terjadi karena penyalahgunaan pada penderita ketergantungan
amfetamin. Gejala klinis berupa : peningkatan kewaspadaan dan percaya diri, euforia, perilaku
ekstrovert, banyak bicara, berbicara cepat, kehilangan keinginan makan dan tidur, tremor,
dilatasi pupil, takikardi dan hipertensi. Dimana keracunan ini membutuhkan diagnosis,
penatalaksanaan atau pengobatan yang tepat, agar tidak terjadi hal yang fatal.
B. Saran
Dalam penggunaan obat hendaknya harus hati-hati agar tidak terjadi ketergantungan
ataupun keracunan. Terutama dalam penggunaan obat psikotropika, karena akan berdampak pada
kerusakan fungsi organ tubuh dikarena keracunan. Hendaknya menggunakan obat tersebut sesuai
dengan anjuran dokter dan resep yang telah dibuat dokter.
DAFTAR PUSTAKA
Sartono. 2001. Racun dan Keracunan. Jakarta : Widya Medika
Chadha; Hutauruk, Johan.1995. Catatan Kuliah Ilmu Forensik dan Toksikologi. Jakaarta : Widya
Medika
Guze, Barry; dkk. 1997. Buku Saku Psikiatri. Jakarta : EGC
Katzung, Bertram G. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta : Salemba Medika
http:// Penatalaksanaan-Keracunan. html
http:// 1427-Amfetamin. html
http:// Penatalaksanaan Keracunan Antidepresan Trisiklik.html
Chyntia
ChyntiaBlog
Medan, Indonesia
mari saling berbagi informasi yang berguna.. selamat membaca :)
Lihat profil lengkapku
Total Pengunjung
45404
Pengikut
Arsip Blog
► 2013 (16)
o ► Juni (3)
o ► Mei (3)
o ► April (5)
o ► Maret (4)
o ► Februari (1)
► 2012 (77)
o ► Desember (1)
o ► November (5)
o ► September (2)
o ► Agustus (1)
o ► Juli (39)
o ► Juni (11)
o ► Mei (11)
o ► April (3)
o ► Februari (1)
o ► Januari (3)
▼ 2011 (22)
o ► September (2)
o ► Juli (3)
o ► Juni (8)
o ▼ Januari (9)
SKILL LAB......
Modul Psikiatri
nuliiiisssss.....
cerpenku yg lama-lama diterbit ulang :)
Cerpenku again...
Karya Ilmiah semasa SMA
Cerpenku...
Drama SMA
Modul Kesehatan Anak, Trigger 2 Sesak Napas
Share
It