Anda di halaman 1dari 3

A.

PENGERTIAN

Nyeri merupakan suatu kondisiyang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang disebabkan oleh stimulus
tertentu. Nyeri bersifat subjektif dan bersifat individual. Nyeri merupakan mekanisme fisiologis yang
bertujuan untuk melindungi untuk melindungi diri. Ketika suatu jaringan mengalami cedera,
ataukerusakan mengakibatkan dilepasnya bahan –bahan yang dapat menstimulus reseptor nyeriseperti
serotonin, histamin, ion kalium,bradikinin, prostaglandin, dan substansi P yangakan mengakibatkan
respon nyeri (Kozier dkk). Nyeri juga dapat disebabkan stimulus mekanikseperti pembengkakan jaringan
yang menekanpada reseptor nyeri. (Taylor C. dkk) (Potter&Perry, 2006).

Nyeri akut dalam NANDA (2011) merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan yang akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal
kerusakan sedemikian rupa , awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat
dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung <6 bulan. Nyeri kronis merupakan
pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang akibat kerusakan jaringan yang
aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa , awitan yang tiba-tiba
atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan
berlangsung > 6 bulan (NANDA, 2011).

B. ETIOLOGI

1. Agen cedera, misal biologis (penyebab nyeri karena kerusakan fungsi organ atau jaringan tubuh),
zat kimia (penyebab nyeri karena bahan / zat kimia), fisik (penyebab nyeri karena trauma fisik) , psikologi
(penyebab nyeri yang bersifat psikologik seperti kelainan organik, neurosis traumatik, skizofreniad).

2. Ketunadayaan fisik kronis.

3. Ketunadayaan psikososial kronis (NANDA, 2011).

C. FAKTOR PREDISPOSISI

Beberapa faktor penyerta nyeri seseorang yaitu faktor fisiologis dan faktor psikososial. Faktor fisiologis
tersebut berupa rangsang nyeri yang diterima oleh norireseptor berjalan melaluitulang

belakang dan naik ke spinotalamik lateral kemudian ke medulla, pons, dan mesenchepalon. Selanjutnya
rangsang nyeri tersebut dibawake serebrum sehingga individu menyadari akan adanya nyeri, lokasinya,
jenisnya dan intensitasnya.

Beberapa faktor psikososial yang dapat mempengaruhi individuterhadap persepsi nyeri seperti
pengalaman masa lalu, sistem nilai berkaitan dengan nyeri, harapan keluarga, lingkungan, emosi dan
budaya.

D. PATOFISIOLOGI
Terdapat 2 tahap konudksi impuls noriseptif yaitu mellaui system noriseptif reseptor di perifer, lewat
serabut afere, masuk medulla spinalis kemudian ke batang otak oleh mesenfalon. Kedua, melalui tingkat
pusat impuls noriseptif mesenfalon ke korteks serebri di korteks asosiasinya sensasi nyeri dapat
dikenalkarakteristiknya. Impuls-impuls nyeri disalurkan ke sumsum tulang belakang oleh 2 jenis serabut
bermielin A delta dan C dari saraf aferen ke spinal dan sel raat dan sel horn. Impuls nyeri menyebrangi
sumsum belakang pada interneuron-interneuronbersambung dengan jalur spinalis asenden. Paling
sedikit ada 6 jalur ascenden untuk impuls-impuls nosireseptor yang letak belahan vencral dari sumsum
belakang yang paling utama. Impuls-impuls ke batang otak dan sebagian ke thalamus mengaktifkan
respon automik dan limbuk pada otak. Kemudian afektif digerakan (Potter&Perry, 2006).

E. TANDA DAN GEJALA

Beberapa tanda dan gejala pada nyeri akut menurut NANDA (2011) yaitu perubahan selera makan,
perubahan tekanan darah, perubahan frekuensi jantung, perubahan frekuensi pernafasan, laporan
isyarat, diaforesis, perilaku distraksi, mengekspresikan perilaku, masker wajah (mata kurang bercahaya,
kacau, gerakan mata berpencar, satu fokus), perilaku berjaga-jaga/ melindungi area nyeri, fokus
menyempit, indikasi nyeri yang dapat diamati, perubahan posisi untuk menghindari nyeri, sikap tubuh
melindungi, dilatasi pupil, fokus pada diri sendiri, gangguan tidur, melaporkan nyeri secara verbal.

Tanda dan gejala pada nyeri kronis menurut NANDA (2011) adalah gangguan kemampuan untuk
meneruskan aktivitas sebelumnya , anoreksia, atrofi kelompok otot yang terserang, perubahan pola
tidur, isyarat laporan, depresi, letih, takut cedera berulang, perilaku melindungi/menjaga area nyeri,
iritabiltas, perilaku protektif yang dapat diamati, penurunan interaksi dengan orang lain, gelisah,
berfokus pada diri sendiri, respon yang diperantarai saraf simpatis, keluhan nyeri.

F. PENATALAKSANAAN

Penatalksanaan nyeri dilakukan dengan 2 cara yaitu terapi farmakologik dan nonfarmakologik. Terapi
farmakologik, menggunakan analgesik. terapi non farmakologik dilakukan dengan nafas dalam, guided
imaginary, distraksi.

DAFTAR PUSTAKA

McCloskey, J. & Gloria M. B. (2000). Nursing Outcome Classificatian (NOC). Second Ed. New York :
Mosby.
McCloskey, J. & Gloria M. B.. (2005). Nursing Intervention Classificatian (NIC). Second Ed. New York :
Mosby.

NANDA. (2011). Diagnosis Keperawatan 2009-2011. Jakarta : EGC.

Potter, P. A. & Perry, A. G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan vol.2. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai