Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK

HIDROSEFALUS

DOSEN : Ns.ZULHARMASWITA, Sp.Kep.Anak

OLEH

KELOMPOK 3 KELAS 2A

1. CHINDY VEONA SARI 6. RAHMAN YAZID

2. FATMADILLA 7. RISKA KURNIA PUTRI

3. HELFIYAN DENNY .V. 8. SRITIWA HANDAYANA

4. MILENIA KARTIKA. P. 9. UTARI RIZKA. Y.

5. NINDY SAFNA DEWI 10. YULI JASMI

POLTEKKES KEMENKES PADANG

PRODI D-III KEPERAWATAN SOLOK

TAHUN 2020

1
DAFTAR ISI

Halaman judul 1

Kata pengantar 2

Daftar isi 3

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar belakang 4

2. Rumusan masalah 4

3. Tujuan penulisan 5

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian 6

2. Etiologi 6

3. Manifestasi Klinis 7

4. Patofisiologi 8

5. Penatalaksanaan 9

6. Komplikasi 9

7. WOC 11

8. Asuhan Keperawatan ……………………………………………………...11

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan 20

2. Saran ……………………………………………………………………….20

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................21

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Hormat kami,

Solok, 27 januari 2020

Kelompok 3

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hidrosefalus secara umum adalah kelebihan cairan serebrospinalis didalam


kepala, bisanya didalam sistem ventrikel; walaupun pada kasus hidrosefalus
eksternalpada anak-anak cairan akan berakumulasi di dalam rongga atakhnoid.

Ada beberapa istilah yang dipakai dalam kalsifikasi maupun sebutan diagnosis
kasus hidrosefalus. Hidrosefalus interna menunjukkan adanya dilatasi ventrikel;
sedangkan hidrosefalus eksternal cenderung menunjukkan adanya pelebaran rongga
subarakhnoid diatas permukaan korteks. Hidrosefalus komunikans adalah keadaan
hidrosefalus dimana ada hubungan antara sistem ventrikeldengan rongga
subarakhnoid otak spinnal; hidrosefalus nonkomunikans bila ada blok didalam sistem
ventrikel atau salurannya ke rongga subarakhnoid (Satyanegara,dkk.2010:347).

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan Pengertian Hidrosefalus?

2. Sebutkan Etiologi Hidrosefalus?

3. Sebutkan Manifestasi Klinis Hidrosefalus?

4. Jelaskan Patofisiologi Hidrosefalus?

5. Jelaskan Penatalaksanaan Hidrosefalus?

6. Sebutkan Komplikasi Hidrosefalus?

7. Jelaskan WOC Hidrosefalus?

8. Bagaimana Asuhan Keperawatan Hidrosefalus ?

4
C. Tujuan

1. Untuk ngetahui Pengertian Hidrosefalus?

2. Etiologi Hidrosefalus?

3. Manifestasi Klinis Hidrosefalus?

4. Patofisiologi Hidrosefalus?

5. Penatalaksanaan Hidrosefalus?

6. Komplikasi Hidrosefalus?

7. WOC Hidrosefalus?

8. Asuhan Keperawatan Hidrosefalus ?

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Hidrosefalus adalah suatu kondisi patologis dimana terjadi peningkatan tekanan intrakranial
akibat pengumpulan cairan serebro spinal pada sistem ventrikel (ruangan cairan otak ) yang
nomal.

Hidrosefalus bukan penyakit spesifik, melainkan terjadi akibat gangguan otak lain.
Hidrosefalus merupakan gangguan sistem saraf yang sering ditemukan, terjadi pada 0,5 hingga 4
per 1.000 kelahiran hidup. Hidrosefalus terjadi akibat ketidakseimbangan produksi dan absorpsi
CSS. Pada hidrofalus, terjadi akumulasi CSS di dalam sistem sentrikel dan menyebabkan
pembesaran ventrikel serta penigkatan TIK ( Kyle, Terri. 2015:549)

Implikasi dari istilah hidrosefalus adalah gangguan hidrodinamik cairan serebro spinal
sehingga menimbulkan peningkatan volume intraventrikel (ventrikulmegali) (Satyanegara,dkk.
2014:511).

Hidrosefalus adalah keadaan pathologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan


serebrospinal (CSS) dengan atau pernah dengan tekanan intrakranial yang meninggi sehingga
terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya CSS. Harus dibedakan dengan pengumpulan
cairan lokal tekanan intrakranial yang meninggi seperti pada kista porensefali atau pelebaran
ruangan CSS akibat tertimbunnya CSS yang menempati ruangan sesudah terjadinya atrofi otak
(Meihartati Tuti,dkk.2019:112).

B. Etiologi

Sebab sebab prenatal

Sebab prenatal merupakan faktor yang bertanggung jawab atas terjadinya hidrosefalus
kongenital yang timbul in-utero dan kemudian bermanifestasi baik in-utero ataupun setelah lahir.

6
Sebab sebab ini mencakup malinformasi (anomali perkembangan sporadis). infeksi atau kelainan
vaskular pada bagian besar pasien banyak yang etiologinya tidak dapat diketahui, dan untuk ini
diistilahkan sebagai hidrosefalus idiopatik.

Stenosis akuaduktus sylvius akibat malformasi

Stenosis ini bukan berasal dari tumor. Ada 3 tipe stenosis :

1. Gliosis akuaduktus: berupa pertumbuhan berlebihan dari gila fibriler yang menyebabkan
konstriksi lumen.

2. Akuaduktus yang berbilah (seperti “garpu”) menjadi kanal-kanalyang kadang dapat


tersumbat.

3. Obstruksi akuaduktus oleh septum ependim yang tipis (biasanya pada ujung kaudal).

a. Malformasi Dandy Walker

Hidrosefalus yang terjadi diakibatkan oleh hubungan antara dilatasi ventrikel IV dan rongga
subarakhnoid yang tidak adekuat dan hal ini dapat tampil pada saat lahir. Kasus ini biasanya
tampak pada 3 bulan pertama.

b. Malformasi Arnold Chairi (Tipe II)

Malformasi ini melibatkan kelainan sususan saraf pusat yang rumit (khas pada fosa
posterior). Batang otak tampak memanjang dan mengalami malformasi dan tonsil sereblum
memanjang dan ekstensi ke dalam kanalis spinalis.

Sebab sebab Postnatal

a. Lesi massa

Secara umum proses ekspansi ini menyebabkan peningkatan resistensi aliran cairan sebro
spinal, dan kebanyakan tumor berlokasi di fosa posterior.

b. Perdarahan

7
Yang disebabkan oleh berbagai kejadian seperti kelahiran prematur, cidera kepala, ruptura
malformasi vesikuler, dapat menyebabkan gangguan hidrodinamik cairan serebro spinal.
Pengentalan cairan cairan sebro spinal sendiri tampaknya tidak mencukupi untuk menyebabkan
terjadinya hidrosefalus. Pada stadium kronis biasanya hidrosefalus terjadi akibar fibrosis
leptomeningeal.

c. Meningitis

Semua meningitis bakterialis dapat menyebabkan hidrosefalus akibat dari fibrosis


leptomeningeal atau inflamasi akuaduktus.

d. Gangguan aliran vena

Biasanya terjadi akibat adanya sumbatan anatomis atau fungsional seperti: akhondroplasia
dimana terjadi gangguan drainase vena pada basis kranii, kraniostenosis, tumor yang menekan
atau invasi sinus-sinus vena, trombosis jugularis atau vena kava malformasi arterior-venosa.

e. Hidrosefalus iatrogenik

Jarang sekali hal ini dapat disebabkan oleh hipervitaminosis A yang akut atau kronis,
dimana keadaan tersebut dapat mengakibatkan sekresi cairan serebro menjadi meningkat atau
meningkatnya permeabilitas sawar darah otak (Satyanegara,dkk.2014:515-517).

C. Manifestasi Klinis

Gejala klinis bervariasi sesuai dengan usia, derajat dari hidrosefalus pada saat diketahui,
penyebab utama dan kecepatan waktu terjadinya hidrosefalus.

Pada bayi, karena plastisitas otak bayi dan kemampuan tulang tengkorak bayi untuk meluas,
ventrikulomegali dapat berlangsung tanpa tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial yang
jelas. Pada anak-anak yang ubun-ubunnya telah menutup , gejala hidrosefalus dapat muncul
secara akut karena tidak adanya kemapuan kompensasi dari kepala terhadap pelebaran ventrikel
dan peningkatan tekanan ventrikel (Satyanegara,dkk.2010:347).

Gejala klinis hidrosefalus yang tampak adalah membesarnya lingkar kepala bayi atau anak
yang melebihi ukuran normal, utau ubun-ubun besar yang tetap terbuka disaat seharusnya sudah

8
menutup. Sering juga terlihat pembuluh darah disekitar kepala yang melebar, dan matanya
berbentuk seperti matari terbit. Bila kepalanya diketuk- ketuk, akan terdengar seperti kalau kita
mengetuk kendi rengat (retak). untuk mngetahui keadaan secara cermat, pemeriksaan dengan CT
Scan bahkan MRI adalah yang paling tepat. Untuk mengobati penyakit hidrosefalus, satu satunya
cara yang terbaik adalah operasi kepala (Satyanegara,.2011:67).

D. Patofisiologi

Hidrosefalus secara teoritis hal ini terjadi sebagai akibat dari tiga mekanisme yaitu
(1)produksi likuor yang berlebihan, (2) peningkatan resistensi aliran likuor, dan (3)
peningkatan tekanan sinus venosa. Namun hal ini bukanlah hal yang sederhana sebagaimana
akumulasi akibat dari ketidak seimbangan antara produksi dan absorpsi.dilatasi ini terjadi
sebagai akibat dari :

1. Kompresi sistem serebrovaskuler;

2. Redistribusi dari likuor serebrospinalis atau cairan ekstraseluler atau keduanya di dalam
sistem susunan saraf pusat.

3. Perubahan mekanis dari otak (peningkatan elastisitas otak, gangguan viskoelastisitas otak,
kelainan turgor otak).

4. Efek tekanan denyut likuor serebrospinalis (masih diperdebatkn)

5. Hilangnya jaringan otak

6. Pembesaran volume tengkorak (pada penderita muda) akibatnya adanya regangan


abnormal pada sutura kranial (Satyanegara,dkk.2014:348).

E. Penatalaksanaan Hidrosefalus

Untuk mengobati penyakit hidrosefalus, satu-satunya cara yang terbaik adalah operasi
kepala.Tindakan operasi pembuatan bypass bertujuan untuk mengurangi pengumpulan cairan
otak yang berlebihan di dalam tengkorak. Biasanya, operasi semacam itu dilakukan dengan
memasang pompa dan selang khusus untuk mengalirkan cairan tersebut dari bagian kepala ke
dalam rongga perut. Meskipun operasi semacam ini untuk bayi atau anak termasuk operasi yang

9
cukup besar, bila tidak ada komplikasi, penderita sudah di perbolehkan pulang 3 atau 4 hari
sesudah operasi. Untuk kasus hidrosefalus yang disebabkan oleh desakan tumor otak, selain
operasi pembuatan bypass, juga perlu tindakan lain untuk menghilangkan penyebab
itu( Satyanegara, 2011:68)

Dalam profesi kedokteran, kesadaran akan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sangat penting dalam upaya menyelamatkan kehidupan. Dalam bidang bedah saraf,
teknik neuroendoskopi yang dikenal sejak tahun 2003 telah memperbarui standar pengobatan
hidrosefalus. Tidak diperlukan lagi pemasangan selang dari ruangan cairan otak ke perut atau
jantung pada kasus-kasus hidrosefalus yang diakibatkan oleh hambatan aliran cairan otak, karena
teknik ini mampu menjangkau daerah yang sulit untuk membuka sumbatan, sehingga cairan otak
dapat mengalir kembali ( Satyanegara, 2011: 68-69).

Seperti halnya hematoma subdural,diagnose hidrosefalus sering diabaikan. Pencitraan


otak yang layak esensial untuk mengidentifikasi kondisi ini. Pengobatannya dilakukan dengan
cara memasukkan tabung ke dalam otak dan mengeluarkan cairan yang berkumpul. Tabung ini
berlaku sebagai penglasir,memberi rute keluar bagia cairan. Tabung membentang dari ruang-
ruang dalam otak yang berisi jumlah cairan terbesar ( ventrikel ), keluar lubang kecil dalam
tengkorak,ke bawah kulit, dan turun ke perut, di mana cairan diserap( Marilyn, dkk, 2010: 250)

F. Komplikasi Hidrosefalus

Komplikasi dan ketidakberhasilan tindakan ETV ini bisa terjadi segera saat atau setelah
tindakan, atau belakangan. Komplikasi yang terjadi dapat berupa cedera hipotalamus, gangguan
nervus kranialis III dan VI , bahkan sampai henti jantung. Kegagalan lain di mana ada
pembesaran ventrikel namun tekanannya normal. Kriteria diagnostic klinis yang saat ini dibuat
sebagai patokan adalah sindroma yang terdiri dari trias gejala: gangguan berjalan, demensia dan
inkontensia urin. Trias gejala ini dapat diingat menggunakan jembatan kedelai:
wet( inkontenensia), wacky( demensia), dan wobbly( gangguan berjalan) ( Satyanegara, 2014:
528-529).

Sebagian besar hidrosefalus normotensif tidak diketahui sebabnya ( disebut Hidrosefalus


Normotensif Idiopatik). Ada beberapa sabutan lain untuk kasus-kasus demikian seperti:

10
Hidrosefalus okulta, Demensia hidrosefalik, hidrosefalus low- pressure, sindroma hakim,
sindroma hakim-adam, dilatasi ventrikel, dan abnormalitas berjalan( Satyanegara, 2014: 529).

F. WOC Hidrosefalus
Prenatal

Postnatal

Infeksi
Perdarahan

Perlekatan

Fibrosis
liptomeningens
terutama padadaerah Kelainan Obliterasi
basal otak kongenital Subasakhnoi

Hidrosefalus

Kepala CSS berlebih Peningkatan


membesar TIK

Kulit meregang Penekanan Gangguan


hingga tipis/ pasien saraf lokal aliran darah
tidak dapat bergerak
atau menggerakkan
Gangguan
Sekresi
Kerusakan perfusi
prostagladi
jaringan
Krisis
padakeluarga Nyeri Saraf tertekan
( vagus)
11
Kurang Mual/ Anoreksi
pengetahuan muntah

Deficit
Kurang info nutrisi
Deficit volume
cairan tubuh
Kecemasan

I. Asuhan Keperawatan Hidrosefalus

A.Pengkajian Keperawatan

Riwayat kesehatan

Gali riwayat kehamilan dan riwayat medis di masa lalu untuk:

1. Infeksi intrauterus
2. Prematuritas dengan perdarahan intracranial
3. Meningitis
4. Ensefalitis Gondong

Kaji deskripsi penyakit dan keluhan utama saat ini. Tanda dan gejala yang umum
dilaporkan selama pengumpulan riwayat kesehatan untuk anak yang belum terdiagnosis
dapat meliputi:

1. Iritabilitas
2. Letargi
3. Pemberian makan buruk
4. Muntah
5. Keluhan sakit kepala pada anak yang lebih besar
6. Gangguan, penurunan, atau perubahan tingkat kesadaran.

12
Anak yang diketahui mengalami hidrosefalus sering kali dibawa ke rumah sakit untuk
mengatasi malfungsi pirau atau komplikasi lain penyakit tersebut. Riwayat kesehatan
harus meliputi pertanyaan yang berkaitan dengan:

1. Status neurologis, apakah terjadi perubahan atau penurunan tingkata kesadaran,


perubahan kepribadian, atau perburukan performa di sekolah?
2. Keluhan sakit kepala
3. Muntah
4. Gangguan penglihatan
5. Semua perubahan lain pada status fisik atau kognitif

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada bayi atau anak penderita hidrosefalus meliputi inspeksi dan
observasi, palpasi dan perkusi

a. Inspeksi dan observasi


Observasi penampilan umum dan afek. Beri perhatian khusus terhadap ukuran
tengkorak dan catat adanya ketidaksimetrisan. Catat tingkat kesadaran dan fungsi
motorik. Perubahan atau penurunan tingkat kesadaran dapat terlihat, dengan refleks
yang cepat serta spastisitas ekstremitas bawah. Gejala yang timbul beragam sesuai
usia, terutama akibat fakta bahwa tengkorak bayi dapat mengakomodasi akumulasi
CSS karena sutura belum menutup. Pada bayi, indikasi yang paling terlihat sering kali
berupa lingkar kepala yang membesar di luar parameter normal. Pada anak yang lebih
besar, kegagalan perkembangan dan perubahan kepribadian dapat terlihat. Tanda dan
gejala yang berkaitan dengan peningkatan TIK dapat terlihat.
b. Palpasi
Pada bayi, palpasi terhadap fontanel dapat mengungkap fontanel yang cembung
dan terbuka lebar. Fontanel tidak berdenyut dan teras keras serta sangat penuh
c. Perkusi
Melalui perkusi tengkorak oleh dokter atau perawat praktisi, dapat ditemukan
tanda Macewen positif. Tanda tersebut, yaitu terdengar suara “ pot pecah “ pada saat
perkusi dan dapat menandakan perpisahan sutura( Kyle, Terri. 2015: 530-531)

13
B.Diagnosis/ Masalah Keperawatan

1. Penurunan kapasitas adaptif intracranial berhubungan dengan obstruksi aliran cairan


serebrospinalis

2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik( mis, abses, amputasi, prosedur
operasi)

3. Deficit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme

C. Intervensi / Perencanaan Keperawatan

DIAGNOSA INTERVENSI LUARAN


D.0019 Intervensi utama Luaran Utama
Deficit nutrisi Manajemen nutrisi Status nutrisi
- Porsi makan yang
Factor risiko: Defenisi dihabiskan meningkat
Peningkatan kebutuhan Mengidentifikasi dan - Pengetahuan tentang
metabolisme mengelola asupan nutrisi yang pilihan makanan yang
seimbang sehat
Observasi - Berat badan membaik
- Identifikasi status - IMT membaik
nutrisi - Nafsu makan membaik
- Monitor asupan - Frekuensi makan
makanan membaik
- Identifikasi makanan
yang disukai
Terapeutik
- Sajikan makanan
secara menarik dan
suhu yang sesuai.
- Berikan suplemen
makanan
D. 0066 Intervensi utama Luaran Utama

14
Penurunan kapasitas Manajemen peningkatan Kapasitas adaptif intracranial
adaptif intracranial tekanan intracranial
- Tingkat kesadaran
Factor risiko : Observasi meningkat
Obstruksi aliran cairan - Identifikasi penyebab - Fungsi kognitif
serebrospinalis peningkatan TIK ( mis. menurun
edema serebral) - Muntah menurun
- Monitor tanda/ gejala - Gelisah menurun
peningkatan TIK( mis.
kesadaran menurun)
- Monitor ICP ( intra
cranial pressure ) ,
jika tersedia
- Monitor gelombang
ICP
Terapeutik
- Pertahankan suhu
tubuh normal
D.0077 Intervensi utama Luaran utama
Nyeri Akut Manajemen nyeri Tingkat nyeri

Factor risiko Observasi - Keluhan nyeri menurun


Agen pencedera fisik - Identifikasi lokasi, - Kesulitan nyeri
karakteristik, durasi, menurun
frekuensi, kualitas, - Meringis menurun
intensitas nyeri - Gelisah menurun
- Identifikasi respons
nyeri non verbal
- Identifikasi factor yang
memperberat dan
memperingan nyeri

15
- Monitor efek samping
penggunaan analgesic
Terapeutik
- Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

D. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Diagnos Intervensi Luaran Implementasi Evalua Par


a si af
Deficit Intervensi utama Luaran Utama Manajemen nutrisi
nutrisi Manajemen Status nutrisi - Mengidentifika
nutrisi - Porsi si status nutrisi
makan yang - Memonitor
Defenisi dihabiskan asupan
Mengidentifikasi meningkat makanan
dan mengelola - Pengetahua - Mengidentifika
asupan nutrisi yang n tentang si makanan
seimbang pilihan yang disukai
Observasi makanan - Menyajikan
- Identifikasi yang sehat makanan secara
status - Berat badan menarik dan
nutrisi membaik suhu yang
- Monitor - IMT sesuai.
asupan membaik - Memberikan
makanan - Nafsu suplemen
- Identifikasi makan makanan
makanan membaik

16
yang - Frekuensi
disukai makan
Terapeutik membaik
- Sajikan
makanan
secara
menarik
dan suhu
yang
sesuai.
- Berikan
suplemen
makanan
Penurun Intervensi utama Luaran Utama Perfusi serebral
an Manajemen Kapasitas adaptif
kapasitas peningkatan intracranial - Mengidentifika
adaptif tekanan si penyebab
intracran intracranial - Tingkat peningkatan
ial kesadaran TIK
Observasi meningkat - Memonitor
- Identifikasi - Fungsi tanda/gejala
penyebab kognitif peningkatan
peningkata menurun TIK
n TIK - Muntah - Memonitor ICP
( mis. menurun - Memonitor
edema - Gelisah gelombang ICP
serebral) menurun - Mempertahanka
- Monitor n suhu tubuh
tanda/ normal
gejala
peningkata

17
n TIK( mis.
kesadaran
menurun)
- Monitor
ICP ( intra
cranial
pressure ) ,
jika
tersedia
- Monitor
gelombang
ICP
Terapeutik
- Pertahanka
n suhu
tubuh
normal
Nyeri Intervensi utama Luaran utama Manajemen nyeri
Akut Manajemen nyeri Tingkat nyeri - Mengidentifika
si lokasi,
Observasi - Keluhan karakteristik,
- Identifikasi nyeri durasi,
lokasi, menurun frekuensi,
karakteristi - Kesulitan kualitas,
k, durasi, nyeri intensitas nyeri
frekuensi, menurun - Mengidentifika
kualitas, - Meringis si respons nyeri
intensitas menurun non verbal
nyeri - Gelisah - Mengidentifika
- Identifikasi menurun si factor yang
respons memperberat

18
nyeri non dan
verbal memperingan
- Identifikasi nyeri
factor yang - Memonitor efek
memperber samping
at dan penggunaan
mempering analgesic
an nyeri - Memberikan
- Monitor teknik
efek nonfarmakologi
samping s untuk
penggunaa mengurangi
n analgesic rasa nyeri
Terapeutik
- Berikan
teknik
nonfarmak
ologis
untuk
mengurangi
rasa nyeri

Evaluasi

Setelah tindakan keperawatan dilaksanakan evaluasi proses dan hasil mengacu pada criteria
evaluasi yang telah ditentukan masing-masing diagnose keperawatan sehingga:

1. Masalah teratasi atau tujuan tercapai


2. Masalah teratasi atau tercapai sebagian
3. Masalah tidak teratasi atauu tujuan tidak tercapai

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hidrosefalus adalah keadaan pathologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan


serebrospinal (CSS) dengan atau pernah dengan tekanan intrakranial yang meninggi sehingga
terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya CSS. Sebab prenatal merupakan faktor yang
bertanggung jawab atas terjadinya hidrosefalus kongenital yang timbul in-utero dan kemudian
bermanifestasi baik in-utero ataupun setelah lahir. Sebab sebab ini mencakup malinformasi
(anomali perkembangan sporadis). infeksi atau kelainan vaskular pada bagian besar pasien
banyak yang etiologinya tidak dapat diketahui, dan untuk ini diistilahkan sebagai hidrosefalus
idiopatik.

B. Saran

Semoga makalah yang dibuat kelompok dapat bermanfaat bagi pembaca dan menambah ilmu
bagi yang membacanya.

20
DAFTAR PUSTAKA

Satyanegara, dkk. 2010. Ilmu Bedah Syaraf Satyanegara. Edisi IV. Jakarta: Gramedia

Meihartati, Tuti, dkk. 2019. 1000 Hari Pertama Kehidupan. Yogyakarta: Deepublish
Publisher

Satyanegara, dkk. 2014. Ilmu Bedah Saraf Satyanegara. Edisi V. Jakarta: Gramedia

Marilyn, dkk. 2010. Keep Your Brain Young. Yogyakarta: Media Pressindo

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat PPNI
Kyle, Terri.2015. Buku Ajar Keperawatan Pediatri, Jakarta: EGC

21

Anda mungkin juga menyukai