Anda di halaman 1dari 10

3.

TMV (Penyebab Mosaik pada Daun Tembakau)

Tobacco mosaic virus (TMV)

Tobacco mosaic virus (TMV) adalah virus penyebab penyakit mosaik pada tumbuhan tembakau.
Virus ini populer karena merupakan cikal bakal dari nama “virus” dan virologi (cabang ilmu yang
mempelajari tentang virus). TMV termasuk dalam kelompok (+)ssRNA, family Virgaviridae, genus
Tobamovirus. Gejala pertama dari penyakit ini adalah warna hijau muda di antara urat-urat daun
muda. Hal ini diikuti dengan cepat oleh perkembangan pola “mosaik” atau belang-belang warna
hijau terang dan hijau gelap pada daun. Kerutan juga dapat dilihat di mana daun tumbuhan yang
terinfeksi menampilkan keriput-keriput acak kecil. Gejala-gejala ini berkembang dengan cepat dan
terlihat lebih jelas pada daun muda. Infeksi tidak mengakibatkan kematian pada tumbuhan, tetapi
jika infeksi terjadi di awal musim, tumbuhan menjadi kerdil. Daun pada lokasi yang lebih rendah
dapat terkena “mosaic burn” terutama selama periode cuaca panas dan kering. Dalam kasus ini,
daerah daun yang “terbakar” berkembang membesar, dan ini merupakan salah satu tahapan yang
paling merusak dari infeksi TMV. [2]
Virus mosaik tembakau (Tobacco mosaic virus, TMV) adalah virus yang menyebabkan penyakit pada
tembakau dan tumbuhan anggota suku terung-terungan (Solanaceae) lain. Gejala yang ditimbulkan
adalah bercak-bercak kuning pada daun yang menyebar, seperti mosaik. TMV adalah virus pertama
yang ditemukan orang.
Adolf Meyer (1883) menunjukkan pertama kali bahwa gejala mosaik ini dapat menular, seperti
penyakit bakteri. Keberadaan adanya substansi non-bakteri pertama kali ditunjukkan oleh Dmitri
Ivanovsky, biologiwan Rusia, pada tahun 1892. Daun sehat yang diolesi ekstrak daun tembakau yang
menunjukkan gejala mosaik dapat tertular. Ketika ekstrak itu disaring dengan saringan keramik --
yang sangat halus sehingga bakteri pun tidak dapat menembus -- dan dioleskan pada daun sehat,
daun itu pun tetap tertular. Ivanovski berpendapat ada substansi super kecil yang bertanggung
jawab atas gejala tersebut. Martinus Beijerinck mengonfirmasi hal ini. Isolasi pertama kali dilakukan
oleh Wendell M. Stanley (1935) dari Institut Rockefeller AS.Virus ini biasanya menyerang tumbuhan
tembakau

Virus mosaik tembakau (Tobacco mosaic virus, TMV) adalah virus yang menyebabkan
penyakit pada tembakau dan tumbuhan anggota suku terung-terungan (Solanaceae) lain.
Gejala yang ditimbulkan adalah bercak-bercak kuning pada daun yang menyebar, seperti
mosaik. TMV adalah virus pertama yang ditemukan orang.

Adolf Meyer (1883) menunjukkan pertama kali bahwa gejala mosaik ini dapat menular,
seperti penyakit bakteri. Keberadaan adanya substansi non-bakteri pertama kali ditunjukkan
oleh Dmitri Ivanovsky, biologiwan Rusia, pada tahun 1892. Daun sehat yang diolesi ekstrak
daun tembakau yang menunjukkan gejala mosaik dapat tertular. Ketika ekstrak itu disaring
dengan saringan keramik -- yang sangat halus sehingga bakteri pun tidak dapat menembus --
dan dioleskan pada daun sehat, daun itu pun tetap tertular. Ivanovski berpendapat ada
substansi super kecil yang bertanggung jawab atas gejala tersebut. Martinus Beijerinck
mengonfirmasi hal ini. Isolasi pertama kali dilakukan oleh Wendell M. Stanley (1935) dari
Institut Rockefeller AS.Virus ini biasanya menyerang tumbuhan tembakau
SISTEM REPLIKA PADA VIRUS TMV

BENTUK VIRUS TMV


GAMBAR VIRUS TMV
GAMBAR TUMBUHAN YANG TERKENA VIRUS TMV

1. Virus Penyebab Penyakit Mosaik


Penyakit mosaik biasanya disebabkan oleh Tobacco Mozaic Virus atau virus TMV. Virus ini
mempunyai hospes (inang) utama yaitu jeniss tanaman tembakau.

Dan penularan virus dari tumbuhan yang sakit ke tumbuhan sehat dengan cara membasmi
agensia penyebab penyakit yang lain.

Penyakit mozaik yang biasanya menyerang daun tanaman tembakau disebabkan oleh virus.
Keberadaan virus mozaik ini mulai diteliti pertama kali pada tahun 1883 oleh seorang ilmuwan
terkenal dari jerman bernama Adolf Meyer.

Akan tetapi peneltian Meyer itu belum mampu membuktikan keberadaan virus tersebut. 

Tahun 1935, ilmuwan Amerika Serikat bernama Wendell M. Stanley bisa berhasil membuktikan
keberadaan virus yang menyebabkan penyakit pada tanaman tembakau.

Akan tetapi karena virus TMV mampu bermutasi, ia juga dapat menginfeksi tumbuhan yang lainnya.
Contohnya seperti labu, buncis, tebu, mentimun, gandum, kentang, tomat, kacang kedelai dan
sebagainya.
 

Gejala yang timbul jika tumbuhan terkena virus TMV adalah:

 Warna daun akan berubah menjadi belang kuning-hijau,


 Timbul bintik-bintik atau bercak-bercak pada daun,

 Nekrosis atau kematian sel jaringan pada lokasi-lokasi tertentu,

 Ukuran daun menjadi terlihat lebih kecil dan tubuh kerdil karena pertumbuhan yang
terhambat.

Virus mosaik dapat saja menular melalui benih ataupun secara mekanis melalui vektor serangga
penular atau dari tangan manusia.
Terutama dari tangan para pekerja di kebun tembakau yang telah terkontaminasi oleh cairan
tembakau yang telah terinfeksi penyakit mosaik tersebut.

 Cara untuk pencegahan penyakit mozaik dapat dilakukan dengan cara :

 Melakukan sanitasi,
 Memotong bagian tanaman yang telah terinfeksi agar virus tidak segera menyebar,

 Mensterilkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk memotong dan juga jangan
merokok sambil menangani tanaman karena cerutu,

 Rokok dan pipa tembakau dapat terinfeksi virus mozaik.

Tomat, adalah salah satu tanaman yang rentan terkena penyakit yang diakibatkan oleh
serangan virus, virus pada tanaman tomat dikelompokkan pada penyakit penting di berbagai
negara. Neinhaus (1981) mengungkapkan bahwa di negara tropis dan subtropis dilaporkan
ada 18 jenis virus yang menyerang. Sedangkan Kranz at al (1977) melaporkan ada sekitar 12
jenis dengan menimbulkan gejala yang berbeda tergantung jenis virusnya. Kasus lain terjadi
di Jepang dimana menurut Oshima (1979) menyebutkan ada enam jenis virus yang sering
menyerang tanaman tomat di Jepang diantaranya : virus mosaic tembakau (TMV), virus
mosaik ketimun atau cucumber mosaic virus (CMV), virus streak ganda atau double streak
virus (DSV), virus bercak layu tomat atau tomato spotted wilt virus (TSWV) , virus kerupuk
tomat atau leaf curl virus (TLCV) dan virus kentang Y atau potato virus Y (PVY). Meskipun
demikian, tidak semua penyakit yang disebabkan virus tersebut dapat dijumpai di seluruh
negara baik tropik maupun sub tropik. Terkadang serangnnya hanya pada daerah tertentu
saja.
Karenanya virus termasuk salah satu penyakit penting atau utama yang menyerang tanaman
tomat. Hampir semua tomat yang ada saat ini belum ada yang memiliki daya tahan kuat bila
sudah terserang. Selama ini, penyakit virus yang dominan dan seringkali menyerang tanaman
tomat adalah TMV (Tobacco Mozaic Virus). Kehadiran TMV yang berat dapat menekan
produktifitas hingga 0,2 sampai 50% tergantung varietas. Sedangkan di Jepang, mampu
menekan produktifitas hingga 20 – 50% .
Gejala
Pada daun terjadi bercak-bercak hijau muda atau kuning yang tidak teratur. Bagian yang
berwarna muda tidak dapat berkembang secepat bagian hijau yang biasa, sehingga daun
menjadi berkerut atau terpuntir. Jika semai trinfeksi segera setelah muncuk, semai dapat mati.
Jika tanaman trifeksi setelah dewasa pengaruhnya dapat lemah sekali. Infeksi mosaic pada
buah mungkin tidak menimbulkan gejala. Namun jika tanaman terinfeksi sejak awal, buah
hanya menjadi kecil, bentuknya menyimpang, dan pada dinding buah mungkin terjadi
bercak-bercak nekrotik.
Jika mosaik tembakau dan mosaik mentimun mengdakan infeksi secara bersamaaan, pada
batang dan buah akan terjadi garis-garis hitam yang terdiri atas jaringn mati.

Penyebab Penyakit
Penyakit disebabkan oleh virus mosaic tembakau (tobacco mosaic virus, tobamovirus =
TMV), yang dahulu dikenal sebagai Marmor tabaci Holmes, yang juga disebut sebagai
Nicotana virus 1 (Mayer) Smith. Virus yang terdapat pada toma biasa juga di sebut sebagai
virus mosaic tomat (Tomato mosaic virus = ToMV), dan dikatakan ToMV memiliki
hubungan yang erat dengan strain-strain TMV (Bos, 1983;Lange, 1984 dalam Semangun,
2007).
Virus memiliki titik inaktivasi pemanasan 94ºC, titik pengenceran terahir 1 : 1.000.000.
dalam daun tembakau virus sanggup bertahan sampai puluhan tahun. Zarahzarah (virion)
virus mosaic tembakau berbentuk batang-batang yang panjangnya 280 nmdan tebalnya 15nm.

Adapun klasifikasi tobacco mosaic virus (TMV) adalah sbagai  berikut:

Virus classification
Group:    Group IV ((+)ssRNA)
Genus:    Tobamovirus
Species:Tobacco mosaic virus

(sumber wikipedia.org)

Daur Penyakit
Kebanyakan tembakau mengandung penyakit , kalau mereka yang bekerja di pertanaman
tomat merokok atau mengunyah tembakau, maka mereka inilaha yang menularkan tanaman
dengan TMV. Virus menular secara mekanis, oleh tangan para pekerja, ternak, atau alat-alat
pertanian. Virus tidak ditularkan oleh serangga. Selain pada tembakau, virus jiga dapat
betahan pada sisa-sisa tanaman sakit selama 4 bulan. Virus jug adapt bertahan dari musim ke
musim pada gulma yang termasuk suku terungan (Solanaceae), misalnya kecubung dan
ceplukan.
Pengenlolaan penyakit
1.    Tidak merokok selama bekerja di pertanaman tomat, khususnya pada waktu bekerja di
persemaian dan pada waktu memindahkan tanaman. Pada waktu ini pekerja dapat
menularkan virus ke banyak tanaman, dan infeksi pada tanaman masih kecil akan sangan
menekan produksi. Meskipun virus yang melekat di tangan tidak dapat sama sekali hilang di
cuci, tetapi membasuh tangna dengan sabun atau deterjen akan banyak mengurangi infeksi.
2.    Persemaian diperiksa denga teliti, bibit yang sakit di cabut agar tidak menjadi sumber
infeksi. Sekitar persemaia di bersihkan dari gulma, terutama gulma yang dapat menjadi inang
sekunder seperti dari suku terung-terungan (Solanaceae)
3.    Diusahankan tanaman, khususnya yang masih muda tidak terlalu banyak di pegang dan
tidak dipegang terlalu keras, misalnya pada saat memanjatkan tanaman dan pada waktu
memangkas.
4.    Proteksi silang atau premunisasi. Tanaman ditulasi dengan strain virus yang lemah untuk
melindunginya terhadap infeksi strain virus yang kuat (Sulyo, 1988 dalam Semangun 2007).
Hiruki (1980) di Canada membuktikan bahwa tanaman tomat yang diinfeksi dengan virus
mosaic tembakau yang dilemahkan (dipanaskan dengan suhu 35ºC selama 15 hari dalam
batanga tembakau) terlindungi dari infeksi virus yang virulen.

Sejarah penemuan virus dimulai tahun 1883 oleh ilmuwan Jerman bernama Adolf Meyer.
Adolf  meneliti tanaman tembakau. Adolf  menemukan tembakau dengan daun yang tidak
normal. Daun tersebut berwarna kekuning-kuningan dan setelah diamati terdapat cairan atau
lendir. Daun tersebut menderita penyakit mosaik. Penyakit ini menyebabkan tanaman kerdil
dan daunnya belang-belang. Menurut Adolf  Meyer, penyakit mosaik tembakau dapat
menular. Adolf membuktikan dengan menyemprotkan ekstrak daun tembakau yang terkena
penyakit mosaik ke tanaman yang normal. Hasilnya, daun yang semula normal menjadi
berwarna hijau kekuning-kuningan. Berdasarkan hasil penelitiannya penyakit ini disebabkan
oleh mikroba yang kecil sekali dan untuk melihatnya harus menggunakan mikroskop
elektron.

Dimitri Ivanovsky melakukan penelitian yang serupa. Dimitri  berhasil menemukan alat
penyaring bakteri. Dalam penelitiannya, Ivanovsky mengoleskan hasil saringan daun
tembakau yang terkena penyakit mosaik ke daun tanaman yang normal. Hasilnya, tanaman
tersebut tertular. Dimitri menyimpulkan mikroba penyebab penyakit tersebut bersifat patogen
dan ukurannya lebih kecil daripada bakteri. Pada tahun 1987, M. Beljerinck, menemukan
fakta bahwa mikroorganisme yang menyerang tembakau tersebut dapat melakukan
reproduksi dan tidak dapat dibiakkan pada medium untuk bakteri serta mikroorganisme
tersebut tidak mati walaupun dimasukkan ke dalam alkohol. Pada tahun 1935, ilmuwan
Amerika, Wendell M. Stanlye, berhasil mengkristalkan mikroorganisme penyebab penyakit
mosaik pada tembakau. Makhluk itu kemudian dinamakan TMV (Tobaco Mosaic Virus) atau
Virus Mosaik Tembakau. (Kurnia 2012)

Ciri-ciri TMV

Tobacco mosaic virus atau TMV mempunyai partikel berbentuk batang panjang dengan
ukuran 300 x 18 nm. Memiliki genom RNA saja. Meskipun kisaran inang yang luas telah
dilaporkan untuk TMV (199 spesies dari 30 famili) , selain host Solanaceae mungkin satu-
satunya yang penting dalam sumber-sumber oculum untuk tanaman tembakau. Beberapa
serangga mampu menularkan TMV, tetapi tidak efisien. Karena virus TMV mempunyai
ketahanan yang tinggi dan sangat mudah ditularkan secara mekanik dengan sap tanaman
sakit, serangga tidak dianggap penting dalam penyebaran virus. Sampai sekarang belum
diketahui vektor penular TMV. (Shew 1990)

Kisaran Inang

Penyakit mosaik pada tembakau di pertanaman dapat ditemukan pada berbagai jenis
tembakau. Salah satu tanaman yang menjadi inang TMV adalah dari famili solanaceae,
amaranthaceae, azoaceae dan scrophulariaceae. Selain menyerang tanaman tembakau, TMV
mempunyai cukup banyak inang antara lain tomat, cabai, mentimun, terong, dan ceplukan.

Bioekologi
TMV diketahui salah satu virus yang stabil terhadap panas, dan memiliki titik panas aktivasi
hingga 93º C dalam cairan perasan tanaman. Virus pada daun yang terinfeksi, pada kondisi
kering masih mampu menginfeksi walaupun telah dipanaskan sampai pada suhu 120º C
selama 30 menit. TMV yang menginfeksi tanaman tembakau berisi 4 g virus per liter cairan
perasan tanaman, dan virus masih infektif walaupun telah diencerkan hingga perbandingan
1:1.000.000. Virus menjadi tidak aktif setelah 4-6 minggu dalam cairan perasan biasa, tetapi
pada cairan perasan virus yang bebas bakteri (steril) mungkin dapat bertahan hingga 5 tahun,
dan TMV pada daun terinfeksi yang dikeringkan di laboratorium selama lebih dari 50 tahun
masih infektif. Pada tanaman yang terinfeksi, beberapa menit setelah virus menginfeksi
jaringan tanaman, RNA mulai disintesis dan partikel baru berkembang dalam sitoplasma dan
menyebar dari sel ke sel melalui plasmodesmata.

TMV merupakan parasit oblige atau jaringan sel yang hidup. Virus ini menginfeksi tanaman
melalui luka. Bagian tanaman yang rentan jika kontak dengan TMV akan segera terinfeksi.
TMV dapat bertahan selama berbulan-bulan pada tanah bekas penanaman, di air dan tanah di
hutan. Sejumlah strain TMV pada tanaman obat-obatan telah diuraikan hampir diseluruuh
dunia, dimana virus ini dapat dibedakan dari yang lainnya melalui reaksi inang, tetapi tidak
pada tembakau. (Wardanah 2007)

Cara Penularan

Penularan virus dapat berlangsung secara kontak langsung, melalui aphid, tanah dan benih.
Kontaminasi langsung terjadi melalui luka pada tanaman akibat aktivitas pemeliharaan
tanaman, binatang, dan pelaksana di lapangan, ataupun sebab yang lain. Kontaminasi secara
langsung dapat disebabkan oleh alat-alat pertanian yang digunakan dalam pemangkasan,
pengendalian gulma, dan pembajakan. Kontaminasi pada benih dapat terjadi pada buah yang
sakit. Lokasi virus terdapat pada external mucilage, testa, dan endosperma. Virus juga
bersifat stabil dan mudah ditularkan dari benih ke pembibitan maupun pertanaman.

TMV masih menular walalupun setelah penyimpanan 50 tahun di laboratorium di 4 ° C/40 °


F. TMV memasuki sel tanaman melalui luka-luka ringan. Setelah TMV memasuki sel,
partikel virus membongkar dengan cara yang terorganisasi untuk mengekspos TMV
RNA. Virus RNA positif, atau “+ “, dan menyajikan secara langsung messenger RNA
(mRNA) yang diterjemahkan menggunakan host ribosom. Terjemahan dari replicase-terkait
protein dimulai dalam beberapa menit setelah infeksi. Segera setelah protein ini telah
disintesis, replicase mengaitkan dengan 3′ akhir TMV RNA positif untuk produksi RNA
Negatif. RNA negatif adalah template untuk menghasilkan keduanya full-length genom +
RNA serta + subgenomic RNA (sgRNAs). SgRNAs yang diterjemahkan oleh ribosom inang
untuk menghasilkan protein dan mantel protein. Mantel protein kemudian berinteraksi
dengan disintesis +TMV RNA untuk perakitan progeni virion. Partikel-partikel virus ini
sangat stabil dan di beberapa titik ketika sel-sel rusak atau daun mengering, mereka
dibebaskan untuk menginfeksi tanaman baru. Sebagai alternatif, + TMV RNA dibungkus
dalam protein, dan kompleks ini dapat menginfeksi sel-sel yang berdekatan. TMV
menggunakan protein yang menyebar dari sel-sel melalui plasmodesmata, yang
menghubungkan sel. Biasanya plasmodesmata terlalu kecil untuk bagian partikel TMV utuh.

Pergerakan protein (mungkin dengan bantuan inang belum teridentifikasi protein) membesar
bukaan plasmodesmatal sehingga TMV RNA dapat pindah ke sel-sel yang berdekatan,
melepaskan gerakan protein dan host protein, dan memulai babak baru infeksi. Seperti virus
bergerak dari sel ke sel, akhirnya mencapai sistem vaskular tanaman (vena) untuk cepat
sistemik menyebar melalui phloem ke akar dan tips tanaman tumbuh. Siklus penyakit TMV
dan epidemiologi yang saling berkait karena virus sepenuhnya tergantung pada host untuk
replikasi dan menyebar. Ada variasi luas dalam insiden penyakit, tergantung pada waktu
memempelnya penyakit di bidang dan tanam praktek. TMV tanaman menghubungi tanaman
yang sehat, atau oleh peralatan atau pekerja. TMV juga dapat bertahan hidup. Praktek-
praktek pertanian, seperti tanam terus-menerus, memiliki potensi untuk menjadi masalah
tertentu, terutama di fasilitas rumah kaca, di mana TMV inoculum mungkin meningkat pada
lebih dari satu jenis tanaman.

Gejala Penyakit

Gejala penyakit mosaik adalah klorotik di sekitar tulang daun, semakin lama daun menajdi
berwarna belang (mosaik), daun yang berwarna hijau akan lebih tua warnanya, dan
pertumbuhan daun terhambat (ukurannya menjadi lebih kecil). Pada daun terjadi bercak-
bercak hijau muda atau kuning yang tidak teratur. Bagian yang berwarna muda tidak dapat
berkembang secepat bagian hijau yang biasa, sehingga daun menjadi berkerut atau terpuntir.
Jika semai terinfeksi segera setelah muncuk, semai dapat mati. Jika tanaman terinfeksi setelah
dewasa pengaruhnya dapat lemah sekali. Infeksi mosaik pada buah mungkin tidak
menimbulkan gejala. Namun jika tanaman terinfeksi sejak awal, buah hanya menjadi kecil,
bentuknya menyimpang, dan pada dinding buah mungkin terjadi bercak-bercak nekrotik.
Jika mosaik tembakau dan mosaik mentimun mengdakan infeksi secara bersamaaan, pada
batang dan buah akan terjadi garis-garis hitam yang terdiri atas jaringn mati.

Upaya Pengendalian

Usaha pengendalian penyakit mosaik dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:

1. Pemilhan lahan, menghindari lahan-lahan bekas tanaman inang yang terserang


penyakit TMV.

Sanitasi bertujuan membersihkan inokulum dengan mencabut tanaman yang sakit, tanaman
inang lain, dan membersihkan peralatan. Tembakau yang terkena penyakit kemudian dicabut,
dikumpulkan, dan dibakar, tanahnya diberi campuran ZA : kapur tohor (1:10) dan disiram air
(Hartana, 1998 dalam buku Prosiding Semiloka Teknologi Tembakau). Pencabutan tanaman
sakit dan gulma inang mampu menekan serangan TMV.

Untuk mengurangi infeksi tanaman dengan TMV semua alat harus dicuci dengan sabun atau
larutan 10% disinfektan untuk menonaktifkan virus. Tanah terkontaminasi oleh TMV harus
dibuang. Untuk menghindari memancarkan virus dari tanaman terinfeksi ke tanaman yang
sehat, selang penyiraman atau pengairan seharusnya tidak boleh kontak langsung dengan
tanaman. Perawatan harus lebih intensif yakni membuang dari dedaunan mati dan tanaman
tua, karena daun kering, terinfeksi TMV dapat tertiup yang kemudian dapat menginfeksi
tanaman yang sehat jika mereka terluka.

3. Disinfeksi tangan para pekerja

Dianjurkan pemakaian sabun hijau, rinso 0,4-0,6%, atau detergent fosfat 1% (Trinatrium
fospat) secara intensif untuk pencuci tangan semua orang yang memasuki area perkebunan
tembakau serta para pekerja pada waktu penggantian petak atau pekerjaan, terutama bagi
yang pekerjaannya berhubungan langsung dengan penyakit tembakau mozak.

4. Varietas tahan.

Memilih varietas-varietas yang tahan akan penyakit TMV. Seperti yang telah dilakukan oleh
Balitas Malang telah mengidentifikasi beberapa tanaman tembakau yang tahan akan serangan
penyakit TMV. Beberapa varietas tanaman tembakau yang tahan TMV yakni Coker 51,
Coker 86, dan SC 72.

5. Rotasi dengan tanaman bukan inang.

Rotasi bertujuan untuk memutus rantai makanan atau memberi kondisi lingkungan yang tidak
cocok bagi patogen sehingga populasinya turun. Beberapa tanaman yang untuk rotasi
pengendalian penyakit TMV yaitu jagung, kapas, Fescue, kacang tanah, kentang, kedelai, dan
ketela rambat.

6. Penyemprotan vektor Myzus persicae dengan insektisida, antara lain imidakloprid,


dimetoat.

7. Vaksinasi dengan vaksin carna-5 untuk pengendalian CMV.

Untuk tindakan pengamanan pada bibit dilakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Merumput dan menyiang bibit

Dilakukan sewaktu bibit masih muda, pekerja yang berhubungan dengan pekerjaan ini
diusahakan selalu mencuci tangan dengan larutan sabun, jangan menyisip bibit, jangan
mencari ulat tapi semprot saja dengan insektisida.

2. Pemberantasan penyakit dan hama

Pemberantasan penyakit dan hama dipertanaman dilakukan juga dengan hal sama seperti
point 1. Usahakan sesedikit mungkin kontak dengan tanaman, apalagi bila di sekitar tanaman
telah terserang penyakit mosaik. Lakukan pencabutan pada daun atau tanaman yang terserang
penyakit mosaik.

Anda mungkin juga menyukai