Anda di halaman 1dari 4

1 — ALLAH MENYERTAI KITA

Sejak masa kekekalan Tuhan Yesus Kristus satu dengan Bapa; Ialah “gambar Allah,” peta
kebesaran dan keagungan-Nya, “cahaya kemuliaan-Nya.” Untuk menyatakan kemuliaan inilah Ia
datang ke dunia ini. Ke bumi yang sudah digelapkan oleh dosa ini Ia datang untuk menyatakan terang
kasih Allah. Karena itulah maka telah dinubuatkan tentang Dia, “Mereka akan menamakan Dia
Imanuel.” Yesus harus menyatakan Allah baik kepada umat manusia maupun kepada segala malaikat.
Ialah Firman Allah, buah pikiran Allah yang diperdengarkan. Baik umat tebusan maupun makhluk-
makhluk yang tidak jatuh ke dalam dosa akan mendapat ilmu pengetahuan serta nyanyian mereka itu
di salib Kristus.
Oleh kehidupan dan kematian-Nya, Kristus telah memperoleh jauh melebihi pemulihan dari
kebinasaan yang terjadi oleh dosa. Adalah maksud Setan untuk mengadakan perpisahan yang kekal
antara Allah dan umat manusia; akan tetapi dalam Kristus, kita dihubungkan lebih rapat lagi dengan
Allah daripada sekiranya kita tidak pernah berdosa. Kemuliaan orang-orang tebusan akan menjadi
sebuah kesaksian yang kekal bagi belas kasihan Allah. Oleh pekerjaan penebusan Kristus,
pemerintahan Allah dibenarkan. Yang Mahakuasa itu dinyatakan sebagai Allah kasih. Segala tuduhan
Setan terbukti salah dan tabiatnya dinyatakan. Pemberontakan tidak akan dapat timbul lagi. Dosa
bahkan tidak dapat lagi memasuki alam semesta. Sepanjang zaman yang kekal semua orang akan
terhindar dari bencana kemurtadan.
Oleh pengorbanan diri sendiri yang lahir dari kasih, penduduk bumi dan surga terikat kepada
Khaliknya dalam ikatan-ikatan persekutuan yang tidak dapat terurai lagi. Pekerjaan penebusan akan
sempuma. Di tempat dosa merajalela dahulu rahmat Allah akan lebih berkelimpahan lagi. Bumi
sendiri, justru ladang yang dikatakan Setan sebagai hak miliknya itu, bukan hanya akan ditebus tetapi
juga dimuliakan. Dunia kita yang kecil ini, yang akibat laknat dosa merupakan satu-satunya noda
hitam dalam semesta alam ciptaan-Nya yang mulia itu, akan dihormati melebihi segala dunia lain
yang ada di semesta alam Allah. Di sinilah tempat Anak Allah telah tinggal di antara manusia; tempat
Raja Kemuliaan hidup, menderita dan mati,—di sinilah apabila kelak Ia membarui segala sesuatu, bait
Allah akan ada di antara manusia “Ia akan diam bersama-sama dengan mereka.
Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.” Maka sepanjang zaman yang
kekal sementara orang-orang tebusan berjalan dalam cahaya Tuhan kelak, mereka akan memuji-muji
Dia karena Karunia-Nya yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata, Imanuel, “Allah menyertai
kita.”

2 — UMAT PILIHAN

Lebih seribu tahun lamanya bangsa Yahudi telah menantikan kedatangan Juruselamat. Allah telah
memilih Israel, Ia telah memanggil mereka untuk memelihara di antara manusia pengetahuan tentang
hukum-Nya, dan tentang lambang-lambang dan nubuatan-nubuatan yang menunjuk kepada
Juruselamat. Ia menghendaki agar mereka menjadi mata air keselamatan bagi dunia. Sekalipun
sesudah Israel dilemahkan oleh peperangan dan perhambaan, masih juga janji itu milik mereka. Tetapi
bangsa Israel menetapkan harapan mereka pada kebesaran duniawi. Sejak mereka masuk ke negeri
Kanaan, mereka telah menyimpang dari hukum-hukum Allah, lalu mengikut jalan bangsa-bangsa
kafir. Sia-sialah Allah mengirim amaran kepada mereka dengan perantaraan nabi-nabi-Nya. Sia-sialah
mereka menderita kesengsaraan akibat penindasan bangsa-bangsa kafir. Setiap reformasi disusul oleh
kemurtadan yang lebih besar.
Sekiranya Israel sudah setia kepada Allah, niscaya Ia sudah akan dapat melaksanakan maksud-Nya
oleh kehormatan dan kemuliaan mereka. Sekiranya mereka sudah berjalan pada jalan-jalan penurutan,
niscaya Ia sudah akan mengangkat mereka “di atas segala bangsa yang telah dijadikan-Nya untuk
menjadi terpuji, ternama dan terhormat. Akan tetapi karena mereka tidak setia, maka maksud Allah
dapat dilaksanakan hanya dengan kesusahan dan kehinaan yang tiada habis-habisnya. Mereka
terpaksa tunduk ke bawah kekuasaan Babel, dan terceraiberai di seluruh negeri bangsa-bangsa kafir.
Banyak orang dari buangan itu yang menderita aniaya. Oleh penawanan Babel orang-orang Israel
sudah betul-betul bertobat dari penyembahan patung-patung ukiran. Setelah pulang dari Babel,
besarlah perhatian yang dicurahkan pada pendidikan agama. Selama dalam tawanan, banyak dari
antara bangsa itu sudah menerima pendapat-pendapat serta adat-adat kekafiran, dan semuanya ini
dimasukkan ke dalam upacara keagamaan mereka. Dalam banyak hal mereka meniru kebiasaan-
kebiasaan para penyembah berhala. arena menyimpang dari Allah, orang-orang Yahudi pun lupa
pada ajaran upacara korban. Mereka mengukur kesucian mereka oleh upacara-upacara mereka yang
tidak terkira banyaknya, sedangkan hati mereka penuh kesombongan dan kemunafikan. Dengan
segenap perintah mereka yang rumit dan berat itu, adalah suatu kemustahilan untuk memelihara
hukum itu.
Sementara bangsa Yahudi merindukan kedatangan Mesias, mereka tidak mempunyai pengertian
yang benar tentang pekerjaan-Nya. Mereka bukannya mencari penebusan dari dosa, melainkan
kebebasan dari bangsa Romawi. Mereka mengharap Mesias datang selaku seorang penguasa perang,
untuk menghancurkan kekuasaan penindas, dan mengangkat Israel menjadi pemerintah seluruh dunia.
Demikianlah jalan disediakan bagi mereka itu untuk menolak Juruselamat. Mereka telah mempelajari
segala nubuatan, tetapi tanpa pengertian rohani. Demikianlah mereka melihat dengan berlebihan
segala nubuatan yang menunjuk pada kehinaan kedatangan Kristus yang pertama kali, dan salah
mengartikan nubuatan-nubuatan yang berbicara tentang kemuliaan kedatangan-Nya yang kedua kali.
Kecongkakan mengaburkan pandangan mata mereka. Mereka menafsirkan nubuatan sesuai dengan
keinginan-keinginan hati yang mementingkan diri itu.

3 — “SETELAH GENAP WAKTUNYA”

Kedatangan Juruselamat telah dinubuatkan di Eden. Ketika Adam dan Hawa pertama kali
mendengar janji itu, mereka sangat mengharapkan kegenapannya yang segera. Abad demi abad lalu
dan lenyap; suara nabi-nabi berhenti. Tangan penindas menekan Israel dengan berat, dan banyak
orang yang sudah bersedia mengatakan, “Sudah lama berselang, tetapi satu penglihatan pun tak jadi.”
Akan tetapi seperti bintang-bintang di angkasa luas lepas menuruti peredarannya masing-masing,
demikianlah maksud-maksud Allah tidak pernah mengenal gesa atau kelambatan. Dalam musyawarah
di surga jam kedatangan Kristus sudah diten-tukan. Manakala jarum jam besar itu menunjuk kepada
waktu tersebut, maka Yesus pun lahir di Betlehem. Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah
mengutus Anak-Nya. Karena bangsa Yahudi telah meninggalkan Allah, iman sudah makin pudar, dan
pengharapan telah hampir berhenti menerangi masa depan. Di luar bangsa Yahudi ada orang-orang
yang meramalkan datangnya seorang guru Ilahi. Orang-orang ini mencari kebenaran, dan kepada
mereka itu Roh Ilham dikaruniakan. Seorang demi seorang, laksana bintang-bintang di langit yang
gelap gulita, guru-guru serupa itu telah muncul. Perkataan nubuatan mereka telah menghidupkan
harapan dalam hati ribuan orang di dunia kafir. Beratus-ratus tahun lamanya Alkitab telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani, kemudian ramai dipercakapkan orang di seluruh kerajaan
Romawi. Ahli-ahli filsafat berusaha mempelajari rahasia peraturan-peraturan keagamaan Ibrani.
Tetapi kedegilan orang-orang Yahudi merintangi tersebarnya terang itu. Dengan perantaraan alam
kejadian, dengan perantaraan bayangan dan simbol, dengan perantaraan segala nenek moyang dan
nabi-nabi, Allah telah berbicara kepada dunia. Di kalangan orang Yahudi masih ada jiwa-jiwa yang
tetap kuat, para keturunan keluarga kudus yang olehnya pengetahuan tentang Allah telah terpelihara
selama ini. Orang-orang ini masih mengharapkan janji yang telah diberikan kepada nenek moyang.
Masanya sudah tiba. Manusia yang telah menjadi lebih merosot kea-daannya sepanjang zaman-zaman
pelanggaran, memerlukan kedatangan Penebus itu. Setan berusaha hendak menyembunyikan dari
manusia pengetahuan tentang Allah, mengalihkan perhatian mereka dari Bait Suci Allah, dan
mendirikan kerajaannya sendiri. Oleh kekafiran, Setan sudah berabad-abad lamanya menyesatkan
manusia dari Allah; tetapi ia memperoleh kemenangannya yang besar dalam memutarbalikkan iman
orang Israel. Kabar keselamatan disampaikan kepada manusia dengan perantaraan alat-alat manusia.
Akan tetapi orang Yahudi berusaha hendak memonopoli kebenaran, yaitu hidup yang kekal. Mereka
menimbun manna yang hidup, dan manna itu menjadi busuk. Bangsa yang telah dipanggil Allah
untuk menjadi tiang dan landasan kebenaran, sudah menjadi wakil-wakil Setan. Penipuan dosa sudah
mencapai puncaknya. Dosa sudah menjadi suatu ilmu pengetahuan, dan kejahatan disucikan sebagai
bagian dari agama. Tepat pada masa krisis tatkala Setan tampaknya hampir memperoleh kemenangan,
Anak Allah datang membawa rahmat Ilahi. Dalam segenap zaman, dalam setiap jam, kasih Allah
selalu diberikan kepada makhluk-makhluk yang telah jatuh ke dalam dosa. Setan bergembira karena ia
telah berhasil merendahkan peta Allah dalam manusia. Kemudian Yesus datang untuk memulihkan
dalam manusia peta Penciptanya. la datang untuk mengangkat kita dari debu, untuk membentuk
kembali tabiat yang telah bernoda itu sesuai dengan contoh tabiat-Nya yang Ilahi, serta untuk
menjadikannya indah dengan kemuliaan-Nya sendiri.

4 — BAGIMU SEORANG JURUSELAMAT

Raja kemuliaan sangat merendahkan diri untuk menjelma menjadi manusia. la menghindarkan
segala pertunjukan secara lahiriah. Kekayaan, kemuliaan duniawi, dan kebesaran kemanusiaan sekali-
kali tidak akan dapat menyelamatkan satu jiwa pun dari maut; Yesus bermaksud supaya tidak ada satu
pun penarikan yang bersifat duniawi menarik orang ke samping-Nya. Hanya keindahan kebenaran
semawilah yang mesti menarik orang-orang yang mau mengikut Dia. Malaikat-malaikat bertanya-
tanya dalam hati mengenai rencana penebusan yang mulia itu. Mereka menanti-nantikan untuk
mengetahui bagaimana umat Allah akan menyambut Putra-Nya, yang berpakaikan jubah
kemanusiaan. Namun dengan sangat heran utusan-utusan semawi itu melihat kenyataan bahwa sikap
masa bodoh bangsa yang telah dipanggil Allah itu untuk menyampaikan terang kebenaran suci ke
dunia ini. Hanya sedikit orang yang rindu hendak melihat Yang Tidak Kelihatan itu. Kepada mereka
inilah duta surga diutus. Malaikat-malaikat menyertai Yusuf dan Maria dalam perjalanan dari rumah
mereka di Nazaret ke kota Daud. Tetapi di kota di mana mereka menjadi keturunan raja, Yusuf dan
Maria tidak dikenal dan dihormati. Dalam keadaan penat dan tidak mendapat tempat menginap
mereka menyusuri jalan kota yang sempit dari ujung ke ujung, dari pintu gerbang kota sampai ke
ujung sebelah timur kota, dengan sia-sia belaka mencari tempat beristirahat malam itu. Tidak ada
tempat bagi mereka dalam rumah penginapan yang sudah penuh sesak. Di dalam sebuah bangunan
yang reyot di mana hewan-hewan ditempatkan, mereka akhirnya mendapat perlindungan, dan di
sanalah Penebus dunia dilahirkan. Manusia tidak mengetahuinya, akan tetapi berita itu memenuhi
surga dengan sukacita. Namun bagi mereka yang mencari terang dan yang menerimanya dengan
sukacita, cahaya terang dari takhta Allah akan bersinar. Di padang-padang rumput tempat Daud
menggembalakan kawanan dombanya dahulu, gembala-gembala masih tetap berjaga pada malam itu.
Sepanjang saat-saat hening itu mereka bersama-sama mempercakapkan hal Juruselamat yang
dijanjikan itu, serta mendoakan kedatangan Raja itu ke takhta Daud. “Tiba-tiba berdirilah seorang
malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat
ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: Jangan takut, sebab sesungguhnya aku
memberitahukan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa. Hari ini telah lahir bagimu
Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.” Dengan kegirangan besar, berangkatlah mereka
hendak menyiarkan segala perkara yang telah mereka lihat dan dengar itu. Ceritera tentang Betlehem
merupakan sebuah pokok pembicaraan yang tidak habis-habisnya. Hati bapa manusia penuh rasa
kasih sayang dan iba akan anaknya. Ia memandangi wajah anaknya yang kecil itu, serta gemetar
membayangkan ancaman nyawa anak itu. Ia ingin melindungi anak yang sangat dikasihinya itu dari
kuasa Setan, menghindarkan dia dari pencobaan dan pergumulan. Untuk menghadapi pertentangan
yang lebih pahit lagi serta bahaya yang lebih ngeri, Allah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,
supaya jalan hidup dapat dipastikan bagi anak-anak kita.

5 — PENYERAHAN

Anda mungkin juga menyukai