Anda di halaman 1dari 2

NAMA : Muhammad Zanu Rahmadhani

NIM : 14036170127

PRODI : Pend. Sejarah

KELAS : Sejarah C 2017

Dosen : Dr. ABDUL SYUKUR, M.Hum

Fernand Braudel
Fernand Braudel lahir pada tahun 1902 di Prancis, di sebuah desa kecil, yaitu Lumeville-en-
Ornois. Saat berusia 20 tahun ia menjadi seorang agrege dalam bidang sejarah. Saat mengajar
pada sebuah sekolah menengah di Aljazair dari tahun 1923 hingga 1925, ia menemukan masalah
Laut Tengah. Hal ini merupakan bidang penelitian utamanya yang paling terkenal,

The Mediterranean and Mediterranean World in the Age of Philip II.

Pada tahun 1925, Braudel menyelesaikan dinas militernya di Rhineland dan kemudian kembali
ke Aljazair sampai tahun 1932. Ia menghabiskan waktunya untuk mengumpulkan bahan-bahan
doctorat d'etat nya tentang masalah wilayah Laut Tengah. Dari tahun 1932 sampai 1935, ia
mengajar di Lycee, Pasteur, Condorcet. Setelah itu ia pindah ke Sao Paulo, Brasil, selama tiga
tahun. Selama di Brasil, ia mengembangkan konsepnya tentang waktu yang jamak Suatu konsep
yang sebagian dibangkitkan oleh oleh pengertian tentang longue duree (rentang waktu yang
panjang).

Braudel juga mendirikan jurnal sejarah, Annales. Bagi Braudel, sejarah merupakan akibat yang
berlangsung perlahan dan tidak segera terasakan dari pengaruh ruang, waktu, dan iklim, serta
teknologi dan tindakan manusia pada waktu yang lampau.

Braudel merupakan sturukturalis historis, ia mengkritik penulisan sejarah yang hanya berhenti
pada tataran courte durée yang mengacu pada l’événement (histoire événementielle) seperti
sejarah politik dan diplomasi negara. Kelemahan penulisan sejarah tradisional yaitu hanya
melibatkan satu sudut pandang saja. Setelah courte durée, penulisan sejarah dapat dilakukan
melalui menggunakan histoire conjonture(moyenne durée) di mana berfokus pada sitauasi
ekonomi dan sosial yang dipengaruhi oleh keadaan mentalitas dan masyarakat. Tidak berhenti
sampai di sana, Braudel menyatakan bahwa penulisan sejarah harus sampai pada tataran longue
durée, di mana terdapat conjucture danstructure yang menjadi penting sebagai unsur pembentuk
sejarah menjadi suatu yang utuh. Penelitian sejarah harus dilakukan secara total, begitu kata
Braudel. Jika dihubungkan dengan strukturalisme, Setelah courte durée terletak pada tataran
langue yang berpedoman padal’événement, sedangkan structure et conjucture terletak pada
tataran parole. (Braudel, 1985:44-61)

Braudel menganalogikan ciri sosial sebagai konsep penulisan sejarah seperti sebuah lautan. Pada
tataran courte durée, dampak yang terjadi di masyarakat cenderung besar, sama seperti lautan
yang bergelombang di bagian atas. Lalu, moyenne durée bergelombang namun tidak sebesar
courte durée. Sementara itu, longue durée est toujours immobile, dalam tataran ini, peristiwa
sejarah tidak nampak seperti courte durée karena terjadi sangat lamban namun memiliki
pengaruh besar dalam penelitian sejarah. Mengutip Lucian Febvre dan March Bloch bahwa
manusia adalah individu dengan struktur watak dengan perubahan paling sedikit atau cenderung
stagnan (mentalité), maka dari itu penelitian sejarah sampai tahap longue durée mutlak
dilakukan melihat dampak sosial yang terjadi seperti pada pengandaian Braudel tersebut.

Braudel tidak bisa dipisahkan dari perkembangan historiografi di Eropa, terutama diPrancis.
Pada dekade 1920-an,di Prancis mulai berkembang “sejarah jenis baru” yangmenjadi alternatif
terhadap sejarah “tradisional”. Gerakan “sejarah baru” ini dipelopori oleh guru besar Universitas
Strasbourg, March Bloch dan Lucian Febvre. Dalam jurnal yangmereka terbitkan,
Annalesd’historieéconomique et social.

Mereka mengkritik dominasi politik dalam dimensi sejarah. Secara lebih detail, mereka ingin
mengganti sejarah politikdengan sejarah yang lebih “manusiawi”, yakni sejarah yang tidak hanya
membincangkan orang-orang besar saja, akan tetapi juga berbicara tentang semua aspek kegiatan
yang dialami oleh masyarakat seperti aspek sosial, budaya, ekonomi, lingkungan, geografi, dan
lainsebagainya. Lebih lanjut para sejarawan saat itu hingga sejarawan masa sekarangmemberikan
julukan kepada“sejarah baru” ini sebagai “Mazhab Annales”.

Pemikiran Bloch dan Febvre jelas mempengaruhi Braudel sebagai penerus Mazhab Annales.
Sebagai seorang yang membuat gaya jenis baru, pemikiran tentang aspek sejarahsosial masuk ke
dalam pemikiran Braudel. Menurutnya, sejarah yang ditulis secara tradisional seperti menyinari
masa lalu sebagaimana kunang-kunang menerangi malam. Analogi ini dapat dipahami bahwa
sejarah yang ditulis sebelumnya hanya memberi nyala sekilas, cenderung fokus secara khusus
pada peristiwa, tindakan individual, dan perkembangan jangka pendek.

Anda mungkin juga menyukai