Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH IMUNOTERAPI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Imunoserologi

Disusun Oleh :

MARKANI PUTRI BUDIARNI (P1337434118003)


MAR’ATUN NURHASANAH (P1337434118004)
MELLY AGUSTIN (P1337434118008)
FARAH DYAH FA’NI (P1337434118017)
RIDWAN ARGA NIRWANTO (P1337434118019)
MASITA (P1337434118025)
NGIZZA AULIA S. (P1337434118029)
SITI FATIMAH (P1337434118031)
FEBE CINDY CINTYA DEWI (P1337434118035)
ERRINA SEPTIYASARI. L (P1337434118036)
ISTIKHAROH (P1337434118039)
NUR APRILIANTININGSIH (P1337434118042)
PUTRI ANGRAENI N (P1337434118043)
WAHYU ANITA KHOIRIN (P1337434118050)
IGA HUMAIRA. F (P1337434118055)
RETNO WIDIASTRI MUSRIFAH (P1337434118057)

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN


POLTEKKES KEMENKES
SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat, dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Imunoserologi materi “Imunoterapi” tanpa suatu
halangan yang berarti. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Imunologi-
Serologi Prodi DIII Teknologi Laboratorium Medik, Reguler A Semester IV.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar
besarnya kepada :
1. Selaku dosen pengampu Mata Kuliah Imunologi-Serologi yang telah banyak membantu
dan memberi motivasi kepada penulis.
2. Teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,saran
dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi terciptanya kesempurnaan. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Semarang, 31 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN.................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii

DAFTAR ISI.............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2

C. Tujuan ............................................................................................. 2

BAB II ISI
A. Pengertian Imunoterapi ................................................................... 3

B. Imunoterapi kanker ......................................................................... 3

C. Peran Imunoterapi Kanker di Dalam Tubuh ................................... 10

D. Macam-macam Imunoterapi Kanker...............................................10

BAB III PENUTUP

A. Simpulan.......................................................................................... 15
B. Saran................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 16

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Imunoterapi sebagai pengobatan kanker merupakan strategi yang telah lama ada dan
terus berkembang hingga saat ini. Kebutuhan adanya molekul terapeutik baru, meningkatnya
pengetahuan mengenai pengaturan gen dan interaksi protein, dan perkembangan teknologi
yang pesat telah mempertahankan pendekatan terapi ini pada garis terdepan pengobatan
kanker. Berbagai hasil dan observasi dari uji klinis memungkinkan pengertian yang lebih
mendalam mengenai mekanisme in vivo dan jalur yang terlibat dalam respon anti-tumoral;
dan karena itu, berkontribusi dalam peningkatan imunoterapi kanker.
Ide untuk menggunakan imunoterapi untuk membasmi kanker bermulai pada pada
abad ke-19 ketika Dr. William Coley menemukan efek bakteri pada regresi tumor. Beberapa
tahun kemudian, Drs. Richet dan Hericourt menginjeksi pasien dengan “serum antitumor”
yang didapatkan dari hewan untuk memberikan antibodi terhadap protein terkait tumor
(tumor associated protein), sebuah teknologi yang disebut imunoterapi pasif. Pada awalnya,
vaksin BCG juga digunakan untuk menstimulasi sistem imun aktif (imunoterapi aktif) dan
mengeradikasi kanker. Lebih lanjut, imunoterapi kanker telah memasukkan penggunaan sel
imun yang diinfuskan selama transplantasi sumsum tulang (imunoterapi adoptif), antibodi,
dan sitokin. Hal ini telah dihubungkan dengan kombinasi dari berbagai pendekatan, seperti
terapi sel dan gen. Terapi berbasis sel punca (stem cell), engineering dan targeting jaringan
juga berkontribusi terhadap keberhasilan terkini pada studi imunoterapi pre-klinik.
Pada tahun 2012, kanker telah mengakibatkan kematian pada lebih dari 8 juta orang
di seluruh dunia setiap tahun dan jumlah kasus kanker diduga menjadi hampir 2 kali lipat
pada dua dekade berikutnya. Pembedahan, radioterapi, kemoterapi, dan terapi target
merupakan terapi umum kanker, tetapi banyak pasien mengalami kekambuhan atau refrakter
terhadap terapi. Selain itu, pasien dan dokter harus berhadapan dengan berbagai efek
samping yang memiliki pengaruh bermakna terhadap kualitas hidup pasien, yang pada
akhirnya membatasi penggunaan terapinya. Oleh karena itu, terapi lain yang termasuk kelas

1
terapi sistemik, imunoterapi dikembangkan dengan menggunakan sel T spesifik tumor aktif
sehingga dapat melisis sel tumor dan eradikasi kanker.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Imunoterapi?
2. Apa pengertian imunoterapi kanker?
3. Bagaimana peran dari imunoterapi kanker di dalam tubuh?
4. Apa saja macam macam dari imunoterapi kanker?
5. Apa saja jenis – jenis dari imunoterapi?
6. Apa perbedaan dari setiap jenis imunoterapi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari imunoterapi
2. Untuk mengetahui pengertian dari imuniterapi kanker
3. Untuk mengetahui peran imunoterapi kanker di dalam tubuh
4. Untuk mengetahui macam-macam imunoterapi kanker
5. Untuk mengetahui jenis jenis dari imunoterapi
6. Untuk mengetahui perbedaan dari setiap jenis imunoterapi

BAB II

2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Imunoterapi

Imunoterapi adalah jenis pengobatan yang mendorong kerja sistem imun atau
kekebalan tubuh agar lebih efektif dalam melawan penyakit, termasuk
kanker. Pengobatan ini dapat diberikan lewat infus, obat minum, krim oles, atau
disuntikkan langsung ke kandung kemih penderita kanker.

Imunoterapi dikatakan dapat memperlambat, menghentikan perkembangan sel


kanker, serta mencegahnya menyebar ke organ lain. Sejumlah jenis kanker, seperti
kanker kulit, paru, ginjal, kandung kemih, dan limfoma, telah terbukti dapat ditangani
dengan imunoterapi. Beberapa jenis kanker stadium lanjut, seperti kanker serviks stadium
4, juga terkadang dapat diberikan penanganan dengan imunoterapi.

B. Imunoterapi Kanker

Imunoterapi kanker berupaya membuat sistem kekebalan tubuh mampu


mengalahkan keganasan sel-sel kanker, dengan cara meningkatkan atau mengarahkan
reaksi kekebalan tubuh terhadap sel kanker, atau mengembalikan kemampuan tubuh
dalam menaklukkan kanker (body response modifiers).
Kaitan antara sistem imun dan kanker bersifat kompleks dan dinamis. Dikenal
suatu paradigma imunologi tumor, yaitu cancer immunoediting. Cancer immunoediting
terdiri dari 3 tahapan yaitu eliminasi, ekuilibrium, dan escape. Tahap eliminasi
diperkirakan dilaksanakan oleh sistem imun alamiah dan adaptif, sel natural killer (NK),
sel sitotoksik cluster of differentiation (CD)8+, limfosit CD4+, makrofag, dan sel
dendritik yang berperan dalam presentasi, pengenalan, dan lisis sel dengan antigen tumor.
Eliminasi sering terbatas dan beberapa sel tumor masih tersisa karena profil antigenik dan
ekspresi gen terkait imun yang memungkinkan sel untuk bertahan hidup. Tahapan
berikutnya adalah ekuilibrium, terdapat keseimbangan dinamis antara imunitas anti-
tumor dan sel tumor. Tahapan ekuilibrium diperkirakan dipertahankan oleh imunitas
adaptif. Tahapan terakhir adalah escape, sel tumor tidak terdeteksi oleh sistem imun atau

3
mengembangkan mekanisme agar terhindar dari pengenalan sistem imun dan kemudian
bertumbuh menjadi lesi yang simtomatik.
Imunoterapi untuk kanker dapat dibagi menjadi imunoterapi pasif atau aktif.
a. Imunoterapi pasif adalah berdasarkan transfer adoptif imunomodulator, antibodi
spesifik tumor, atau sel-sel imun. Substansi-substansi atau selsel ini diberikan pada
pasien untuk memulai kerja anti-tumor. Yang termasuk imunoterapi pasif antara lain
terapi sel T adoptif, menggunakan virus onkolotik, Bi- and multispecific antibody,
antibodi monoklonal dengan target tumor. „
b. Imunoterapi aktif merangsang sistem imun pasien dengan menggunakan efek anti-
tumor spesifik antigen. Selain itu, imunoterapi aktif menghasilkan respons anti-tumor
yang berlangsung lama, yang memberikan perlindungan terhadap penyakit residual
dan rekurensi tumor. Yang termasuk imunoterapi aktif antara lain vaksin kanker,
sitokin, antibodi monoklonal imunomodulator.

Salah satu alasan yang membuat sel kanker sulit ditangani adalah karena sistem
imun terkadang tidak dapat mengenalinya sebagai benda asing. Beberapa sel kanker
sangat mirip dengan sel normal, sehingga sistem imun tidak menyerangnya.

Meskipun sistem imun dapat mengenali sel kanker, responsnya terkadang tidak
cukup kuat untuk dapat membasminya. Apalagi, perkembangan sel kanker sangat cepat
dan tidak terkontrol.

Pengobatan dengan imunoterapi dilakukan agar sistem imun lebih cerdas


mengenali sel kanker serta memperkuat respons sistem imun terhadap sel kanker,
sehingga perkembangan sel-sel yang ganas dapat diperlambat, bahkan dihentikan.

Imunoterapi dipilih sebagai penanganan kanker dengan berbagai alasan berikut


ini:

a) Imunoterapi dinilai lebih efektif dibandingkan pengobatan kanker lainnya,


seperti radiasi atau kemoterapi, terutama pada kanker kulit.
b) Imunoterapi dapat membantu efektivitas pengobatan lain yang sedang dilakukan.
Contohnya, kinerja kemoterapi bisa lebih baik saat pasien juga menjalani
imunoterapi.

4
c) Imunoterapi memiliki efek samping lebih kecil dibandingkan pengobatan lain,
karena imunoterapi membuat sistem imun hanya menyerang sel kanker secara
spesifik.

d) Imunoterapi dapat meminimalkan kanker muncul kembali, karena pengobatan ini


memicu imunomemori, yaitu kemampuan sistem imun untuk mengingat sel
kanker, sehingga akan segera diserang bila muncul kembali.

Gambar 1. Proses Imunoterapi

Kanker Imunoterapi aktivasi

Imunoterapi kanker berupaya merangsang sistem imun untuk menghancurkan


tumor. Berbagai strategi sedang digunakan atau sedang menjalani penelitian dan
pengujian. Studi terkontrol secara acak pada kanker yang berbeda menghasilkan
5
peningkatan yang signifikan dalam kelangsungan hidup dan periode bebas penyakit telah
dilaporkan dan kemanjurannya meningkat sebesar 20-30% ketika imunoterapi berbasis
sel dikombinasikan dengan metode pengobatan konvensional.

Salah satu bentuk imunoterapi kanker tertua adalah penggunaan vaksin BCG,


yang awalnya untuk vaksinasi terhadap tuberkulosis dan kemudian ditemukan bermanfaat
dalam pengobatan kanker kandung kemih.

Ekstraksi limfosit G-CSF dari darah dan dibiakkan in vitro melawan antigen


tumor sebelum menginjeksi kembali sel dengan sitokin stimulasi yang tepat,
menunjukkan sel dapat menghancurkan sel-sel tumor yang
mengekspresikan antigen. Imunoterapi topikal menggunakan krim peningkat kekebalan
(imiquimod) yang menghasilkan interferon, menyebabkan sel T pembunuh penerima
menghancurkan kutil, keratosis actinic, kanker sel basal, neoplasia intraepitel
vagina, kanker sel skuamosa, limfoma kulit, dan melanoma ganas yang dangkal. 

Imunoterapi injeksi ("intralesional" atau "intratumoral") menggunakan cacar,


candida, vaksin HPV atau injeksi antigen trichophytin untuk mengobati kutil (tumor yang
diinduksi HPV). Transfer sel adoptif telah diuji pada paru-paru dan kanker lainnya,
dengan keberhasilan terbesar dicapai pada melanoma.

a) Priming pompa berbasis sel dendritic

Sel dendritik dapat distimulasi untuk mengaktifkan


respon sitotoksik terhadap antigen. Sel dendritik diambil dari orang yang membutuhkan
imunoterapi. Sel-sel ini kemudian dimuati dengan antigen atau tumor lisat atau
ditransfeksi dengan vektor virus, menyebabkan mereka menyajikan antigen. Setelah
ditransfusikan kemabli ke orang tersebut, sel-sel yang teraktivasi ini menyajikan antigen
ke limfosit efektor (sel T pembantu CD4+, sel T pembunuh CD8+, dan sel B). Hal ini
memulai respons sitotoksik terhadap sel-sel tumor yang mengekspresikan antigen (yang
dengannya respons adaptif kini telah diprioritaskan). Vaksin kanker Sipuleucel-T
merupakan salah satu contoh dari pendekatan ini. 

6
b) Transfer adoptif sel T

Transfer sel yang diadopsi secara in vitro menumbuhkan sel T yang


diekstraksi secara autologus untuk transfusi selanjutnya. 

Atau, sel T yang direkayasa secara genetika dibuat dengan memanen sel T dan
kemudian menginfeksi sel T dengan retrovirus yang berisi salinan gen reseptor sel
T (TCR) yang khusus dikenali untuk mengenali antigen tumor. Virus mengintegrasikan
reseptor ke dalam genom sel T. Sel-sel dibiakkan secara tidak spesifik dan/atau
distimulasi. Sel-sel tersebut kemudian diinfuskan kembali dan menghasilkan respon imun
terhadap sel-sel tumor. Teknik ini telah diuji pada melanoma metastasis
kambuhan dan kanker kulit lanjut 

Apakah sel T direkayasa secara genetis atau tidak, sebelum diinfusi ulang,
limfodeplesi penerima diperlukan untuk menghilangkan sel T regulator dan juga limfosit
endogen yang tidak dimodifikasi yang bersaing dengan sel yang ditransfer untuk sitokin
homeostatik. Penyelesaian limfod dapat dicapai dengan kemoterapi mieloablatif, dengan
iradiasi total tubuh dapat ditambahkan untuk efek yang lebih besar. Sel-sel yang
ditransfer membelah in vivo dan bertahan dalam darah perifer pada banyak orang,
kadang-kadang mewakili tingkat 75% dari semua sel T CD8 + pada 6-12 bulan setelah
infus. Pada 2012, uji klinis untuk melanoma metastasis sedang berlangsung di beberapa
lokasi. Respon klinis terhadap transfer sel T yang teramati diamati pada pasien dengan
melanoma metastatik yang kebal terhadap beberapa imunoterapi. 

c) Terapi peningkatan kekebalan tubuh.

Terapi peningkatan kekebalan secara autolog menggunakan sel pembunuh alami


yang berasal dari darah seseorang, limfosit T sitotoksik, dan sel imun terkait lainnya yang
telah dibiakkan in vitro dan kemudian diinfuskan kembali. Terapi ini telah diuji
terhadap Hepatitis C, sindrom kelelahan kronis, dan infeksi HHV6.

7
Imunoterapi penekan

Penekan imun bekerja dengan menghambat respons imun yang abnormal


pada penyakit autoimun atau mengurangi respons imun normal untuk
mencegah penolakan organ atau sel yang ditransplantasikan.

a) Obat imunosupresif

Obat imunosupresif membantu mengatur transplantasi organ dan penyakit


autoimun. Respons imun tergantung pada proliferasi limfosit. Obat sitostatik bersifat
imunosupresif. Glukokortikoid merupakan inhibitor aktivasi limfosit yang agak lebih
spesifik, sedangkan inhibitor imunofilin lebih khusus menargetkan aktivasi limfosit
T. Antibodi imunosupresifmenyasar langkah-langkah dalam respons imun. Obat
lain yaitu memodulasi respons imun.

b) Toleransi kekebalan tubuh

Tubuh secara alami tidak mengerahkan serangan sistem imun pada jaringannya
sendiri. Terapi toleransi imun berusaha untuk mengatur ulang sistem imun sehingga
tubuh berhenti secara keliru menyerang organ atau selnya sendiri dalam penyakit
autoimun atau menerima jaringan asing dalam transplantasi organ. Dengan menciptakan
kekebalan akan mengurangi atau menghilangkan kebutuhan imunosupresi seumur hidup
dan efek samping yang menyertai. Teknik ini telah diuji pada transplantasi dan diabetes
tipe 1 atau gangguan autoimun lainnya.

c) Alergi

Imunoterapi digunakan untuk mengobati alergi. Sementara perawatan alergi


(seperti antihistamin atau kortikosteroid) mengobati gejala alergi, imunoterapi dapat
mengurangi sensitivitas terhadap alergen dam mengurangi keparahannya.

8
Imunoterapi dapat menghasilkan manfaat jangka panjang. Imunoterapi sebagian
efektif pada beberapa orang dan tidak efektif pada orang lain, tetapi menawarkan
kesempatan pada penderita alergi untuk mengurangi atau menghentikan gejala.

Terapi diindikasikan untuk orang yang sangat alergi atau yang tidak dapat
menghindari alergen tertentu. Imunoterapi umumnya tidak diindikasikan untuk alergi
makanan atau obat. Terapi ini sangat berguna untuk penderita rinitis alergi atau asma.
Dosis pertama mengandung sejumlah kecil alergen atau antigen. Dosis meningkat seiring
waktu ketika orang menjadi peka. Teknik ini telah diuji pada bayi untuk mencegah alergi
kacang.

d) Terapi cacing

Cacing cambuk ovum (Trichuris suis) dan cacing tambang (Necator


americanus) telah diuji untuk penyakit imunologi dan alergi. Terapi cacing telah
diselidiki sebagai pengobatan untuk kambuh remisi multiple sclerosis, penyakit
Crohn, alergi, dan asma. Bagaimana mekanisme cacing memodulasi respon imun, tidak
diketahui. Hipotesis mekanisme meliputi re-polarisasi respons Th1/Th2 dan modulasi
fungsi sel dendritik. Cacing menurunkan sitokin Th1 pro-inflamasi, interleukin-12 (IL-
12), Interferon-Gamma (IFN-γ), dan Tumor Necrosis Factor-Alpha (TNF-ά), juga
mempromosikan produksi sitokin Th2 pengatur seperti IL-10, IL-4, IL-5, dan IL-13. 

Ko-evolusi dengan cacing telah membentuk beberapa gen yang terkait dengan
ekspresi interleukin dan gangguan imunologis, seperti penyakit Crohn, kolitis ulserativa,
dan penyakit seliak. Hubungan cacing dengan manusia sebagai inang harus
diklasifikasikan sebagai mutualistik atau simbiotik.

C. Peran Imunoterapi Kanker di Dalam Tubuh

Sistem imun (kekebalan tubuh) memiliki kemampuan untuk mengenali dan


menghancurkan sel-sel kanker. Namun, sel-sel kanker pun memiliki kemampuan untuk
menghindari paparan sistem imun, sehingga sulit untuk dihancurkan. Oleh karena itu,
muncul salah satu metode terapi kanker yang cukup baru, yaitu imunoterapi kanker.
9
Imunoterapi kanker (terapi biologis) adalah suatu prosedur terapi yang bertujuan
memperkuat atau mengembalikan fungsi sistem imun (sistem kekebalan tubuh) untuk
melawan sel-sel kanker.

Prosedur imunoterapi dilakukan untuk memperkuat sistem imun atau membantu


sistem imun mengenali sel-sel kanker sehingga sel-sel kanker dapat diserang. Berikut ini
adalah beberapa peran imunoterapi :

a. Menghentikan dan memperlambat pertumbuhan sel-sel kanker


b. Mencegah kanker untuk menyebar ke bagian tubuh lain

c. Membantu sistem imun bekerja lebih baik untuk menghancurkan sel-sel


kanker

d. Membantu mengantarkan zat-zat toksik seperti efek radiasi dan tindakan


kemoterapi ke sel-sel kanker.

D. Macam-macam Imunoterapi Kanker

Saat ini, terdapat beberapa tipe imunoterapi untuk mengatasi kanker:

1. Antibodi monoklonal

Antibodi adalah suatu jenis protein yang diproduksi oleh sistem imun
sebagai respons terhadap antigen (molekul yang dapat memicu antibodi) asing.
Ikatan antibodi-antigen ini bersifat spesifik. Artinya, hanya ada satu jenis antibodi
yang secara khusus mengenali satu jenis antigen saja yang masuk ke dalam tubuh.
Saat ini, antibodi untuk mengenali kanker telah dapat diproduksi dan
dikembangkan di laboratorium. Antibodi semacam ini dikenal dengan sebutan
antibodi monoklonal.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, beberapa sel kanker memiliki


kemampuan untuk “bersembunyi” dari deteksi sistem imun. Terapi dengan
10
antibodi monoklonal ini bertujuan untuk secara aktif “menandai” sel kanker sel
kanker sehingga sistem imun menjadi aktif dan bisa mengeliminasi sel-sel kanker.
Sebagai contoh, alemtuzumab adalah antibodi yang mengenali CD52, suatu
antigen spesifik pada sel leukemia (kanker darah). Ada pula trastuzumab, antibodi
yang mengenali HER2, suatu antigen yang memegang peran penting dalam
pertumbuhan dan penyebaran sel kanker payudara serta kanker lambung.

Selain itu, jenis lain dari antibodi monoklonal adalah antibodi yang secara
spesifik mengenali antigen penghambat kerja sistem imun, misalnya antigen
CTLA4 dan PD1. Antibodi terhadap CTLA4 dan PD1 akan me-nonaktifkan
kedua molekul ini sehingga sistem imun dapat kembali aktif. Dua jenis antibodi
tersebut kini paling banyak dikembangkan dan digunakan untuk terapi kanker.
Beberapa jenis antibodi monoklonal yang bekerja dengan cara tersebut di
antaranya ipilimumab, nivolumab, pembrolizumab, atezolizumab, dan avelumab.
Obat-obat tersebut telah banyak digunakan sebagai terapi kanker paru-paru,
pankreas, ginjal, dan melanoma (salah satu jenis kanker kulit).

2. Imunoterapi non-spesifik

Berbeda dengan antibodi monoklonal yang bersifat spesifik terhadap satu


target, imunoterapi non-spesifik secara umum bertujuan untuk memperkuat atau
meningkatkan aksi sel-sel imun dalam mendeteksi dan menghancurkan kanker.
Dua jenis imunoterapi non-spesifik yang banyak digunakan sebagai terapi kanker
adalah interferon dan interleukin. Normalnya, keduanya memang diproduksi oleh
sel-sel imun untuk mengenali dan menghancurkan sel kanker maupun benda asing
lain yang masuk ke tubuh. Pada kasus kanker, seperti yang telah disebutkan
sebelumnya, terkadang dapat terjadi pelemahan sistem imun. Dengan demikian,
pemberian imunoterapi non-spesifik diharapkan dapat memicu penghancuran sel
kanker.

3. Terapi virus onkolitik

11
Terapi ini memanfaatkan virus yang sudah dimodifikasi sehingga tidak
lagi berbahaya bagi tubuh. Secara umum, virus bersifat parasit intraseluler.
Maksudnya, virus membutuhkan sel inang untuk hidup dan berkembang biak
(replikasi) dengan memanfaatkan nutrisi dari sel inang tersebut. Virus yang
dipergunakan untuk terapi telah dimodifikasi untuk dapat mengenali sel kanker.
Saat masuk ke tubuh, virus akan masuk ke dalam sel kanker dan bereplikasi.
Setelah itu, virus-virus ini akan merusak sel inang dan keluar untuk mencari inang
baru dan melangsungkan siklus hidup berikutnya. Saat sel-sel kanker ini rusak
dan pecah, terdapat antigen yang juga ikut dikeluarkan sehingga dapat
mengaktifkan sistem imun untuk mengenali dan menyerang sel kanker. Salah satu
jenis terapi virus onkolitik yang sudah dipasarkan adalah talimogene
laherparepvec, atau dikenal dengan T-VEC, sebagai terapi untuk melanoma.

4. Terapi sel T (Chimeric Antigen Receptor T-Cell/CAR-T)

Sel T adalah anggota dari sistem imun yang secara aktif dapat
menyerang dan menghancurkan sel kanker. Terapi dengan sel T dilakukan dengan
mengambil sebagian darah pasien dan mengisolasi sel T secara spesifik.
Kemudian, sel-sel T ini diberi perlakuan di laboratorium dengan penambahan
protein khusus yang disebut “receptors” (reseptor). Sesuai namanya, reseptor ini
didesain secara khusus untuk mengenali sel target, yaitu sel kanker. Sel T yang
sudah dimodifikasi ini lalu ditumbuhkan dalam jumlah yang cukup, kemudian
dikembalikan ke tubuh pasien. Saat ini, jenis terapi ini masih dalam tahap
pengembangan dan uji coba klinis.

5. Vaksin untuk kanker

Vaksin kanker yang sudah banyak beredar dan digunakan pada praktik klinik
bertujuan untuk mencegah terjadinya kanker, bukan untuk mengobati. Saat ini,
ada dua jenis vaksin yang terkenal, yaitu vaksin human papillomavirus (HPV)
untuk mencegah kanker serviks dan vaksin hepatitis B untuk mencegah kanker
12
hati. Pada umumnya, kanker serviks (leher rahim) disebabkan oleh infeksi virus
HPV, sementara kanker hati disebabkan oleh virus hepatitis B.

2. Jenis Imunoterapi
Dalam penanganan kanker, ada beberapa jenis imunoterapi yang dapat digunakan,
yaitu:
1. Antibodi monoklonal

Antibodi monoklonal adalah protein imun buatan. Protein ini didesain khusus
untuk dapat menandai sel-sel kanker secara spesifik, sehingga dapat membunuh sel ganas
tanpa ikut menghancurkan sel yang sehat.

2. Blokade Immune Checkpoint

Checkpoint inhibitor adalah obat yang dapat membantu sistem imun dalam


merespon sel kanker. Cara kerjanya adalah dengan mengganggu kemampuan sel kanker
untuk menghindari serangan sistem kekebalan tubuh.

Walaupun produk mutasi genetik pada kanker manusia dikenal sebagai antigen,
respons imun endogen terhadap kanker yang terpantau pada model pra-klinik dan pasien
tidak efisien karena tumor menginduksi toleransi terhadap sel T spesifik tumor dan
mengekspresikan ligan yang mengikat reseptor penghambat dan menurunkan fungsi sel T
dalam lingkungan mikro tumor.8 Salah satu pendekatan untuk memicu respons imun
anti-tumor dikenal dengan istilah blokade checkpoint, yaitu blokade jalur penghambatan
imun yang diaktivasi oleh sel kanker.8 Terdapat 2 reseptor immune checkpoint yang
telah banyak diteliti dalam konteks imunoterapi untuk kanker, yaitu cytotoxic T-
lymphocyte-associated antigen 4 (CTLA4) dan programmed cell death protein 1 (PD-
1).19 CTLA-4, reseptor penghambat yang down-regulate tahapan awal aktivasi sel T,
merupakan target pertama untuk antibodi checkpoint. Aktivasi sel T memerlukan
pengenalan antigen oleh reseptor sel T dan stimulasi CD28 oleh B7.8,19 Interaksi antara
reseptor CTLA-4 dan B7 yang diekspresikan pada sel T dan APC mencegah sel T
teraktivasi dengan menghambat sinyal imunologi.8,19 CD28 dan CTLA-4 memiliki ligan
yang sama, yaitu B7 tetapi CTLA-4 memiliki afinitas lebih kuat terhadap B

13
3. Vaksin

Vaksin adalah zat yang disuntikkan ke dalam tubuh untuk mendorong respons
imun terhadap suatu penyakit. Pada penanganan kanker, vaksin dapat digunakan baik
untuk mencegah maupun untuk mengobati kanker.

Pendekatan primer vaksin untuk kanker adalah mengaktifkan sel T spesifik


terhadap antigen tumor. Sel dendritik diketahui merupakan antigen presenting cell (APC)
yang paling efektif dan berperan penting dalam koordinasi respons imun alamiah dan
adaptif. Oleh karena itu, sejumlah besar antigen diarahkan pada sel dendritik dan untuk
itu, perlu diekspansi dan diaktifkan oleh agen yang sesuai. Dalam pendekatan ini, sel
dendritik diisolasi dari sel mononuklear darah perifer pasien, dimuati dengan antigen
tumor secara ex vivo, diaktifkan, dan kemudian diinfuskan kembali pada pasien. Salah
satu produk vaksin untuk kanker yang telah disetujui oleh US FDA adalah sipuleucel-T,
diindikasikan untuk terapi kanker prostat metastatik resisten kastrasi asimptomatik atau
asimptomatik minimal.

4. Imunoterapi non-spesifik

Imunoterapi non-spesifik adalah jenis imunoterapi yang dapat meningkatkan


kinerja sistem imun secara keseluruhan. Beberapa jenis zat penguat sistem imun yang
umum digunakan adalah sitokin dan BCG (Bacillus Calmette-Guerin).

14
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Imunoterapi adalah jenis pengobatan yang mendorong kerja sistem imun agar lebih
efektif dalam melawan penyakit, termasuk kanker. Pengobatan ini dapat diberikan melalui infus,
obat minum, krim oles, atau disuntikkan langsung ke kandung kemih penderita kanker.
Imunoterapi untuk kanker dibagi menjadi imunoterapi pasif dan aktif. Dan ada beberapa
jenis imunoterapi yang digunakan dalam penanganan kanker, yaitu: antibody
monoclonal,  Blokade Immune Checkpoint, vaksin, dan imunoterapi non-spesifik.

B. Saran

Penyusun manyadari bahwa makalah ini masih perlu dilengkapi karena terdapat
banyak kekurangan disebabkan keterbatasan sumber yang dimiliki penyusun. Penulis
berharap dengan adanya penulisan makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/memahami-imunoterapi-sebagai-pengobatan-kanker.(Diakses
tanggal 18 Maret 2020)
https://kankere.com/article/content/imunoterapi-harapan-baru-untuk-sembuhkan-kanker-30

http://williamyaps.blogspot.com/2019/07/imunoterapi-system-baru-melawan-sel.html(Diakses
tanggal 31 Maret 2020)

Lawrenti, Hastarita. 2018. Perkembangan Imunoterapi untuk Kanker. Analisis: Departemen


Medical- PT. Kalbe Farma Tbk. CDK 267/vol 45:8.

16
SOAL PILIHAN GANDA IMUNOTERAPI

1. Imunoterapi merupakan strategi yang telah lama ada dan terus berkembang hingga saat ini
sebagai….
a) Pengobatan kanker
b) Pengobatan jantung koroner
c) Pengobatan diare
d) Pengobatan demam
e) Pengobatan cacar air
2. Jenis pengobatan yang mendorong kerja sistem imun atau kekebalan tubuh agar lebih
efektif dalam melawan penyakit, termasuk kanker disebut….
a) Imunoaktiviti
b) Imunologi
c) Imunoterapi
d) Imunobakteri
e) Imunitas
3. Virus direkayasa genetik, yang dapat bereplikasi secara selektif dan membunuh sel kanker
tanpa membahayakan jaringan normal adalah virus….
a) Reovirus
b) Picornavirus
c) Paramyxovirus
d) Virus Onkolitik
e) Covid-19
4. Cancer immunoediting terdiri dari 3 tahapan yaitu ….
a) Eliminasi, relevasi, dan ekuilibrium
b) Escape, eliminasi, dan elevasi
c) Escape, ekuilibrium, dan relevasi
d) Relevasi, elevasi,dan escape
e) Eliminasi ekuilibrium, dan escape
5. Di bawah ini yang termasuk imunoterapi pasif, kecuali….
a) Terapi sel T adoptif

17
b) Menggunakan Virus Onkolitik
c) Sitokin
d) Bi-and multispecific antibody
e) Antibodi monoclonal dengan target tumor
6. Dibawah ini yang termasuk imunoterapi aktif, kecuali….
a) Vaksin kanker
b) Terapi sel T adoptif
c) Antibodi monokional imunomodulator
d) B dan C
e) Sitokin
7. Cancer Imunoediting terdiri dari tiga tahap, urutan tahapan yang benar adalah….
a) Eliminasi, Ekuilibrium, Escape
b) Escape, Eliminasi, Ekuilibrium
c) Escape, Ekuilibrium, Eliminasi
d) Ekuilibrium, Eliminasi, Escape
e) Ekuilibrium, Escape, Eliminasi
8. Salah satu pendekatan untuk memicu respons imun anti-tumor di kenal dengan istilah
blokade checkpoint, yang artinya….
a) Blockade jalur penguat imun yang diaktifasi oleh sel kanker
b) Blockade jalur pembunuh imun yang diaktifasi oleh sel kanker
c) Blockade jalur penghambatan imun yang diaktifasi oleh sel kanker
d) Blockade jalur penyaring imun yang diaktifasi oleh sel kanker
e) Blockade jalur utama imun yang diaktifasi oleh sel kanker
9. Salah satu produk vaksin untuk kanker yang telah di setujui oleh US FDA adalah….
a) Sipuleucel-T
b) Vaksin Polio Olar
c) Rotavirus
d) Inactivated polio virus
e) Acelullar pertussis

18
10. Ahli bedah dari New York yang menunjukkan bahwa bakteri Streptococcal yang
dimasukkan ke tubuh pasien kanker dapat menginduksi respons imununtuk melawan tumor
adalah ?
a) Chris Ahmad
b) William Coley
c) Paul Stalzer
d) William Martin Beauchamp
e) Elizabeth Blackwell
11. Protein fusi rekombinan atau biasa di sebut PAP-GM-CSF atau PA2024. Protein ini di
inkubasi dengan APC pasien selama berapa jam ?
a) 6 – 12 jam
b) 12 – 18 jam
c) 18 – 24 jam
d) 24 – 36 jam
e) 36 – 48 jam
12. Imunoterapi untuk kanker dapat di bagi menjadi….
a) 2
b) 3
c) 4
d) 5
e) 6
13. Salah satu alasan yang membuat sel kanker sulit ditangani adalah karena….
a) Sistem imun mengenalinya dengan baik
b) Sistem imun terkadang tidak dapat mengenalinya sebagai benda asing
c) Sistem imun mengenalinya sebagai benda asing
d) Sistem imun mengenalinya sebagai benda sekitarnya
e) Sistem imun tidak mengenali apapun
14. Imunoterapi dipilih sebagai penanganan kanker dengan berbagai alasan berikut ini,
Kecuali….
a) Imunoterapi dinilai lebih efektif dibandingkan pengobatan kanker lainnya,
seperti radiasi atau kemoterapi, terutama pada kanker kulit
19
b) Imunoterapi dapat membantu efektivitas pengobatan lain yang sedang dilakukan.
Contohnya, kinerja kemoterapi bisa lebih baik saat pasien juga menjalani
imunoterapi
c) Imunoterapi memiliki efek samping lebih kecil dibandingkan pengobatan lain, karena
imunoterapi membuat sistem imun hanya menyerang sel kanker secara spesifik
d) Imunoterapi sangat tidak cocok untuk pengobatan apapun karena dianggap terlalu
kuno
e) Imunoterapi dapat meminimalkan kanker muncul kembali, karena pengobatan ini
memicu imunomemori, yaitu kemampuan sistem imun untuk mengingat sel kanker,
sehingga akan segera diserang bila muncul kembali
15. Protein yang didesain khusus untuk dapat menandai sel-sel kanker secara spesifik,
sehingga dapat membunuh sel ganas tanpa ikut menghancurkan sel yang sehat disebut….
a) Antibodi Monoklonal
b) Blokade Immune Checkpoint
c) Vaksin
d) Imunoterapi non-spesifik
e) Antigen
16. Zat yang disuntikkan ke dalam tubuh untuk mendorong respons imun terhadap suatu
penyakit dan pada penanganan kanker dapat digunakan baik untuk mencegah maupun
untuk mengobati kanker adalah….
a) Antibodi Monoklonal
b) Blokade Immune Checkpoint
c) Vaksin
d) Imunoterapi non-spesifik
e) Antigen
17. Jenis imunoterapi yang dapat meningkatkan kinerja sistem imun secara keseluruhan dan
beberapa jenis zat penguat sistem imun yang umum digunakannya adalah sitokin dan BCG
(Bacillus Calmette-Guerin) , disebut dengan….
a) Antibodi Monoklonal
b) Blokade Immune Checkpoint
c) Vaksin
20
d) Imunoterapi non-spesifik
e) Antigen
18. Obat yang dapat membantu sistem imun dalam merespon sel kanker disebut...
a) Antibodi Monoklonal
b) Checkpoint inhibitor 
c) Vaksin
d) Imunoterapi non-spesifik
e) Antigen
19. Salah satu pendekatan untuk memicu respons imun anti-tumor dikenal dengan istilah...
a) Antibodi Monoklonal
b) Blokade Checkpoint
c) Vaksin
d) Imunoterapi non-spesifik
e) Antigen
20. Apa yang dimaksud dengan blokade immune checkpoint...
a) Blokade jalur penghambatan imun yang diaktivasi oleh sel kanker
b) Blokade jalur percepatan imun yang diaktivasi oleh sel kanker
c) Blokade jalur akselelator imun yang diaktivasi oleh sel kanker
d) Blokade jalur enzimatis imun yang diaktivasi oleh sel kanker
e) Blokade jalur kimiawi imun yang diaktivasi oleh sel kanker
21. Aktivasi sel T memerlukan pengenalan antigen oleh reseptor sel T dan stimulasi…
a) CD8
b) CD18
c) CD28
d) CD82
e) CD81
22. Mengaktifkan sel T spesifik terhadap antigen tumor termasuk pendekatan...
a) Quartener
b) Tersier
c) Sekunder
d) Primer
21
e) Panca
23. Antigen presenting cell (APC) yang paling efektif dan berperan penting dalam koordinasi
respons imun adalah...
a) Sel T
b) Sel B
c) Sel darah merah
d) Sel darah putih
e) Sel dendritik
24. Salah satu jenis zat penguat sistem imun yang umum digunakan dalam imunoterapi non-
spesifik adalah….
a) Sitokin
b) Antigen
c) Antibodi
d) Sitotoksin
e) Vaksin
25. Yang termasuk dalam imunoterapi aktif adalah....
a) vaksin kanker, sitokin, dan antibodi monoklonal imunomodulator
b) terapi sel T adoptif, multispecific antibody, dan antibodi monoklonal
imunomodulator
c) antibodi monoklonal dengan target tumor, sitokin, dan BCG
d) vaksin kanker, multispecific antibody, antibodi monoklonal dengan target tumor
e) vaksin kanker, multispecific antibody, antibodi monoklonal dengan target tumor
26. Jenis imun yang sanngat diandalkan untuk melawan sel tumor yaitu...
a) Sel B
b) Sel T
c) Sel darah
d) Antibodi
e) Antigen

22
27. Dibawah ini adalah salah satu yang alasan imunoterapi dipilih sebagai penanganan
kanker yaitu
a) Memiliki efek samping lebih kecil dibandingkan pengobatan lain
b) Memiliki efek samping lebih besar dibandingkan pengobatan lain
c) Jawaban a dan b salah
d) Jawaban a dan b benar
e) Semua jawaban salah
28. Dibawah ini adalah salah satu yang alasan imunoterapi dipilih sebagai penanganan
kanker yaitu
a) Imunoterapi dinilai lebih rumit dibandingkan pengobatan lain
b) Imunoterapi dinilai lebih efektif dibandingkan pengobatan lain
c) Jawaban a dan b salah
d) Jawaban a dan b benar
e) Semua jawaban salah
29. Dibawah ini adalah salah satu yang alasan imunoterapi dipilih sebagai penanganan
kanker yaitu
a) Imunoterapi tidak dapat membantu efektivitas pengobatan lain yang sedang
dilakukan
b) Imunoterapi dapat membantu efektivitas pengobatan lain yang sedang dilakukan,
contohnya kinerja kemoterapi lebih baik saat pasien juga menjalani imunoterapi
c) Jawaban a dan b salah
d) Jawaban a dan b benar
e) Semua jawaban salah
30. Vaksin kanker bertujuan untuk
a) Memperbanyak kanker
b) Mengobati kanker
c) Mencegah kanker
d) Semua jawaban benar
e) Semua jawaban salah
31. Imunoterapi non-spesifik secara umum bertujuan untuk
a) Melemahkan sel-sel imun
b) Memperkuat atau meningkatkan aksi sel-sel imun
c) Semua jawaban benar
d) Semua jawaban salah
e) BSSD
23
32. Terapi dengan antibodi monoklonal bertujuan untuk
a) Secara aktif menandai sel kanker sehingga sistem imun menjadi aktif dan bisa
mengeliminasi sel-sel kanker
b) Melemahkan sel-sel imun dalam tubuh
c) Menghambat metabolisme tubuh
d) Semua jawaban benar
e) Semua jawaban salah
33. Jenis lain dari antibodi monoklonal adalah antibodi yang secara spesifik mengenali
antigen penghambat kerja sistem imun, misalnya antigen
a) CTLA6 dan PD3
b) CTLA5 dan PD2
c) CTLA4 dan PD1
d) Semua jawaban benar
e) BSSD
34. Di bawah ini yang tidak termasuk dalam jenis imunoterapi adalah
a) Antibodi monoklonal
b) Checkpoint inhibitor
c) Vaksin
d) Imunoterapi spesifik
e) Imunoterapi non-spesifik
35. Beberapa efek samping yang umum terjadi selama pengobatan adalah nyeri, bengkak,
kemerahan, gatal, serta ruam pada kulit di area suntikan. Selain memiliki efek
samping, imunoterapi juga memiliki sejumlah resiko lain, kecuali
a) Imunoterapi tidak efektif dibanding pengobatan kanker lainnya
b) Berpotensi merusak organ lain
c) Hasil terapi tidak selalu cepat
d) Belum tentu cocok untuk semua orang
e) Kemungkinan sel kanker berkembang lagi

24
36. 1) Terapi pemberian sel T yangtelah dimodifikasi;
2) Terapi vaksin dengan memberikan antigen khusu yang merepresentasikan karakter
ganas dan menimbulkan respon sistem imun host;
3) kanker memiliki mekanisme imunoediting yang mengakibatkan sel-sel kanker
Bisa menghindari kerja dari sistem imun;
4) Pemberian konstruksi virus yang sudah dimanipulasi secara genetik dan akan
bekerja spesifik pada sel ganas;
5) Obat inhibisi antibodi khusu pada jalur-jalur fenotip yang diekspresikan sel
ganas dan sel T
Secara umum, imunoterapi memiliki cara kerja dengan meningkatkan aktivitas
dan efektivitas respon imun secara endogenik. Dari pernyataan di atas yang
termasuk dalam kelompok metode kerja imunoterapi adalah
a) 1), 2), 3) dan 4)
b) 1), 2), 4) dan 5)
c) 2), 3), 4) dan 5)
d) 1) dan 3)
e) 3) dan 4)
37. 1) Sel T dikeluarkan dari darah pasien;
2) Sehingga menghasilkan reseptor CAR pada permukaan sel;
3) Setelah periode tertentu, sel T yang direkayasa diinfuskan kembali ke pasien;
4) Kemudian di laboratorium, gen yang menyandi untuk reseptor antigen spesifik
dimasukkan ke dalam sel T;
5) Sel T baru yang dimodifikasi ini kemudian dipanen dan ditumbuhkan lebih lanjut
di
Laboratorium
Urutan proses terapi reseptor antigen sel T chimeric (CAR) yang benar adalah
a) 1) – 2) – 3) – 4) – 5)
b) 5) – 4) – 3) – 2) – 1)
c) 4) – 3) – 2) – 1) – 5)
d) 1) – 4) – 2) – 5) – 3)
e) 3) – 4) – 5) – 2) – 1)
25
38. Imunoterapi berbasis sel efektif untuk beberapa kanker. Yang bukan termasuk sel-sel
efektor imun adalah
a) Sel T
b) Limfosit
c) Makrofag
d) Sel pembunuh alami (sel NK)
e) Sel dendritik dan limfosit T pembunuh (CTL)
39. Sel denditik dapat distimulasi untuk mengaktifkan respon sitotoksik terhadap antigen.
Sel dendritik diambil dari orang yang membutuhkan
a) Vaksin
b) Kemoterapi
c) Imunoterapi
d) Tranfusi
e) Radiasi
40. Penekan imun bekerja dengan menghambat respons imun yang abnormal pada
penyakit autoimun atau mengurangi respons imun untuk mencegah penolakan organ
atau sel yang ditransplantasikan. Di bawah ini termasuk dalam imunoterapi penekan,
kecuali
a) Obat imunosupresif
b) Obat sitostatik
c) Toleransi kekebalan tubuh
d) Alergi
e) Terapi cacing

26
SOAL ESSAY IMUNOTERAPI

1. Jelaskan pengertian dari Imunoterapi !


Jawab :

Imunoterapi adalah jenis pengobatan yang mendorong kerja sistem imun atau
kekebalan tubuh agar lebih efektif dalam melawan penyakit, termasuk
kanker. Pengobatan ini dapat diberikan lewat infus, obat minum, krim oles, atau
disuntikkan langsung ke kandung kemih penderita kanker. Imunoterapi dikatakan dapat
memperlambat, menghentikan perkembangan sel kanker, serta mencegahnya menyebar
ke organ lain.

2. Sebutkan jenis-jenis imunoterapi !

Jawab :
o Antibodi Monoklonal
o Blokade Immune Checkpoint
o Vaksin
o Imunoterapi non-spesifik

3. Jelaskan 2 alasan Immunoterapi dipilih sebagai penanganan kanker !


Jawab :
a. Immunoterapi dinilai lebih efektif di bandingkan dengan pengobatan kanker lainnya
seperti radiasi atau kemoterapi, terutama pada kanker kulit.
b. Immunoterapi dapat membantu efektivitas pengobatan lain yang sedang di lakukan.
Contohnya : kinerja kemoterapi bisa lebih baik saat pasien juga menjalani immunoterapi.

4. Cancer Immunoediting terdiri dari tiga tahapan yaitu eliminasi, ekuilibrium, dan escape.
Jelaskan tahapan eliminasi !
Jawab :
Tahap eliminasi di perkirakan dilaksanakan oleh sistem imun alamiah dan adaptif,
sel Natural Killer (NK), sel sitoksik cluster of differentiation (CD)8+, limfosit CD4+,
makrofag, dan sel dendritic yang berperan dalam presentasi, pengenalan dan lisis sel

27
dengan antigen tumor. Eliminasi sering terbatas dan beberapa sel tumor masih tersisa
karena profil antigenic dan ekspresi gen terkait imun yang memungkinkan sel untuk
bertahan hidup.

5. Immunoterapi untuk kanker dapat di bagi menjadi immunoterapi pasif dan aktif.
Jelaskan!
Jawab :
a. Immunoterapi pasif adalah berdasarkan transfer adoptif immunomodulator, antibody
spesifik tumor, atau sel-sel imun. Substansi-substansi atau sel-sel ini diberikan kepada
pasien untuk memulai kerja anti-tumor.
b. Immunoterapi aktif merangsang sistem imun pasien dengan menggunakan efek anti –
tumor spesifik antigen. Selain itu, immunoterapi aktif menghasilkan anti-tumor yang
berlangsung lama, yang memberikan perlindungan terhadap penyakit residualdan
rekurensi tumor.

6. Sebutkan contoh Immunoterapi pasif !


Jawab :
Terapi sel T adoptif, menggunakan virus onkolitik, Bi-and multispesific antibody,
antibody monoclonal dengan target tumor.

7. Sebutkan contoh Immunoterapi aktif !


Jawab :
Vaksin kanker, sitokin, antibody monoclonal immunomodulator.

8. Apa yang dimaksud dengan checkpoint inhibitor dan bagaimana cara kerjanya?
Jawab :
Checkpoint inhibitor adalah obat yang dapat membantu sistem imun dalam merespon sel
kanker. Cara kerjanya adalah dengan mengganggu kemampuan sel kanker untuk
menghindari serangan sistem kekebalan tubuh.

28
9. Sebutkan 2 reseptor yang terlibat dalam immune checkpoint dalam konteks imunoterapi
untuk kanker!
Jawab :
a. cytotoxic T-lymphocyte-associated antigen 4 (CTLA4)
b. programmed cell death protein 1 (PD-1)

10. Jelaskan bagaimana proses terapi reseptor antigen sel T chimeric (CAR) dan apa hasil
akhirnya?
Jawab :
Pada proses terapi reseptor antigen sel T chimeric (CAR) hasil akhirnya adalah
produksi sel T yang lengkap yang dapat mengenali dan melawan sel kanker yang
terinfeksi dalam tubuh. Prosesnya yaitu dengan cara
a. Sel T (diwakili oleh objek yang berlabel 't') dikeluarkan dari darah pasien.
b. Kemudian di laboratorium, gen yang menyandi untuk reseptor antigen spesifik
dimasukkan ke dalam sel T.
c. Sehingga menghasilkan reseptor CAR (diberi label sebagai c) pada permukaan
sel.
d. Sel T baru yang dimodifikasi ini kemudian dipanen dan ditumbuhkan lebih lanjut
di laboratorium.
e. Setelah periode waktu tertentu, sel T yang direkayasa diinfuskan kembali ke
pasien

29

Anda mungkin juga menyukai