Anda di halaman 1dari 14

 Perkembangan Pemuliaan Mutasi Tanaman Hias di

Indonesia
(Wahyu Handayati) ISSN 1907-0322

Perkembangan Pemuliaan Mutasi Tanaman Hias di


Indonesia
Advancement of Mutation Breeding on Ornamental Plants in
Indonesia

Wahyu Handayati
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur
Jl. Raya Karangploso Km 4 Malang
Email : wahyuhandayati@yahoo.com
Diterima 13 Maret 2013; Disetujui 20 Mei 2013

ABSTRAK
Perkembangan Pemuliaan Mutasi Tanaman Hias di Indonesia. Seiring dengan
kebutuhan tanaman hias dalam negeri yang terus meningkat dan selera konsumen yang cepat
berubah, pemulia dalam negeri dalam 5 tahun terakhir telah melepas sekitar 102 varietas
unggul baru. Namun, hasil tersebut belum dapat mensubsitusi varietas-varietas impor. Salah
satu metode untuk merakit varietas baru adalah melalui teknik mutasi. Cukup banyak
kegiatan penelitian teknik mutasi pada tanaman hias telah dilakukan di Indonesia, namun
belum dirancang secara komprehensif sampai menghasilkan genotip-genotip harapan yang
siap dilepas sebagai varietas unggul baru. Secara umum, kegiatan tersebut masih dalam
tahapan penelitian dasar yang berkaitan dengan jenis, dosis yang paling efektif, LD50;
sensitifitas bagian tanaman baik biakan in-vitro maupun in-vivo terhadap mutagen dan
keragaman yang ditimbulkan pada tanaman akibat pemberian mutagen. Tanaman hias yang
paling banyak diteliti adalah krisan dan mawar. Beberapa mutan telah dilepas sebagai varietas
unggul nasional diantaranya Julikara, Rosanda dan Rosmarun (mawar mini); Rosma (mawar
potong) dan Mustika Kania (krisan)
Kata kunci : tanaman hias, teknik mutasi , mutagen, mutan.

ABSTRACT
Advancement of Mutation Breeding on Ornamental Plants in Indonesia. Along
with the increasing demand of ornamental plants in Indonesia and the change of consumers
preference, Indonesian breeders have released 102 varieties in the last 5 year. However, the
resulted varieties were not enough to substitute the imported varieties. A breeding method for
a new variety was carried out through induced mutation. Many researches have been
conducted in Indonesia, but these activities have not been comprehensively designed to create
the potential genotypes that ready to be released as new superior varieties. Commonly, these
activities were still in the stage of basic researches about the type and the most effective dose
or lethal dose (LD50), the sensitivity of both the plants cultured in-vitro and in-vivo to
mutagen; and genetic or phenotypic diversity due to the mutagen treatments. Chrysanthemum
and rose were the most of the ornamental plants that had been conducted. Some mutants have
been released as new national superior varieties namely Julikara, Rosanda and Rosmarun
(mini rose); Rosma (cut rose) and Mustika Kania (chrysanthemum).
Keywords : Ornamental plant, induced mutation, mutant

PENDAHULUAN penting di Indonesia. Permintaannya terus


meningkat seiring dengan peningkatan
Tanaman hias merupakan salah satu pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
komoditas tanaman hortikultura yang Namun sungguh sangat disayangkan bahwa

  67
 Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 9 No. 1, Juni 2013, 67 — 80 

varietas-varietas baru yang diperdagangkan benar-benar berkembang setelah Badan


saat ini, sebagian besar masih berasal dari Tenaga Atom Indonesia (Batan) membangun
introduksi. Memang dalam lima tahun fasilitas irradiator GammCell 60Co di Pusat
terakhir sudah mulai ada varietas-varietas Penelitian Aplikasi Teknologi Isotop dan
baru yang dihasilkan oleh pemulia dalam Radiasi — Pasar Jumat pada tahun 1967 [5].
negeri. Yufdy et al. [1] melaporkan bahwa Dalam perkembangan awalnya, prioritas
antara tahun 2005 sampai 2011 sekitar 102 kegiatan penelitian aplikasi teknik mutasi
varietas unggul baru telah dilepas oleh Balai hanya ditujukan untuk perbaikan komoditas
Penelitian Tanaman Hias sebagai salah satu pangan seperti padi, kedelai dan kacang
institusi pemerintah yang bertanggung hijau, sementara komoditas lainnya belum
jawab dalam penelitian dan pengembangan mendapat perhatian. Aplikasi teknik mutasi
tanaman hias di Indonesia. Pada umumnya dalam pemuliaan tanaman hias mulai
varietas tersebut diperoleh dari hasil dilakukan pada tahun 1990an seperti gladiol
pemuliaan secara konvensional yakni [6], alpinia [7] dan anyelir [8], namun
melalui persilangan buatan. perkembangannya masih sangat lambat.
Salah satu alternatif untuk Seiring dengan berdirinya Balai Penelitian
meningkatkan keragaman tanaman agar Tanaman Hias (Badan Penelitian dan
dapat menghasilkan varietas baru adalah Pengembangan Pertanian) pada tahun 1994,
melalui teknik mutasi. Pada tanaman hias, perkembangan penelitian pemulian dengan
aplikasi teknik mutasi sudah lama teknik mutasi pada tanaman hias mulai
berkembang terutama di negara-negara meningkat. Perkembangan yang sama juga
produsen tanaman hias utama dunia seperti terjadi pada beberapa perguruan tinggi.
Belanda dan Amerika Serikat serta sudah Secara umum kegiatan pemuliaan
banyak varietas-varietas unggul baru yang tanaman hias melalui teknik mutasi, masih
dihasilkan [2]. Menurut Lagoda [3] terdapat dalam tahapan penelitian yang terkait
sekitar 3000 tanaman mutan termasuk dengan jenis, cara aplikasi, dosis yang paling
tanaman hias di seluruh dunia yang efektif dan lethal dosis (LD50) dari mutagen;
dihasilkan melalui teknik mutasi. Sementara sensitivitas bagian tanaman baik biakan in-
di Indonesia pemuliaan tanaman melalui vitro maupun in-vivo terhadap mutagen dan
teknik mutasi masih tertinggal jauh dari keragaman yang ditimbulkan pada tanaman
negara-negara di Asia lainnya seperti India, akibat pemberian mutagen. Kegiatan
Cina, Jepang dan Thailand. tersebut belum dirancang secara
Untuk mengetahui sejauh mana komperenhensif sampai menghasilkan
perkembangan pemuliaan mutasi tanaman genotip-genotip (klon-klon) harapan yang
hias di Indonesia, tulisan ini berupaya siap dilepas sebagai varietas unggul baru.
merangkum berbagai informasi terkini dan Memang kadangkala genotip mutan harapan
kemajuan yang telah dicapai di Indonesia. telah diperoleh dari pemuliaan mutasi,
namun bentuk dan warna bunganya kurang
menarik, sehingga kurang layak
HASIL-HASIL PENELITIAN PEMULIAAN dikembangkan secara komersial. Konsumen
TANAMAN HIAS MELALUI TEKNIK dalam negeri umumnya menginginkan
MUTASI DI INDONESIA bunga berwarna terang dan mencolok,
selain memiliki bentuk atau penampilan
Sejarah aplikasi teknik mutasi dalam yang unik. Meskipun demikian, beberapa
pemuliaan tanaman di Indonesia sudah kegiatan penelitian sudah menunjukkan
cukup lama yakni sejak tahun 1959. hasil yang menggembirakan yakni dengan
Lembaga Penelitian Padi di Bogor meradiasi telah dilepasnya beberapa varietas unggul
5 varietas padi dengan sinar gamma di baru tanaman hias dari hasil teknik mutasi
Jepang dan dikirim kembali ke Indonesia dengan iradiasi sinar gamma.
untuk diteliti lebih lanjut [4]. Tetapi baru

 68
 Perkembangan Pemuliaan Mutasi Tanaman Hias di
Indonesia
(Wahyu Handayati) ISSN 1907-0322

Selanjutnya dari aspek metodologi berbeda memiliki sensitivitas atau tanggap


penelitian, pada umumnya kegiatan yang berbeda terhadap dosis iradiasi sinar
pemuliaan mutasi pada tanaman hias masih gamma [17, 22, 23, 24].
lebih fokus kepada metode konvensional Pada krisan varietas Dark Fiji
yakni aplikasi mutagen fisik atau kimiawi menunjukkan bahwa dosis optimal iradiasi
dilakukan secara langsung terhadap bagian sinar gamma untuk mendapatkan mutan
tanaman (biji, buah, stek batang tidak adalah 10-15 Gy. Dosis yang lebih tinggi
berakar atau berakar) atau bibit tanaman menyebabkan kerusakan fisiologis yang
baik tanaman hias bunga maupun daun [6, 7, parah, sehingga tanaman menjadi kerdil dan
8, 9, 10, 11, 12]. Sementara metode lain lebih lambat berbunga. Mutasi yang terjadi
yakni menggabungkan teknik in-vitro dengan pada warna bunga adalah variasi gradasi
teknik mutasi juga baru berkembang di warna dari warna bunga aslinya. Dari
tahun 2000 an, mengingat peluang untuk penelitian ini diperoleh 15 kuntum bunga
mendapatkan tanaman mutan lebih besar hasil mutasi yang potensial dikembangkan
[13, 14, 15,16, 17, 18]. menjadi galur mutan melalui teknik kultur
Tanaman mutan yang stabil secara jaringan [8]. Kendarini [25] melaporkan
genetik (solid mutant) dapat dilepas sebagai bahwa iradiasi sinar gamma dengan dosis
varietas unggul baru setelah melewati 10, 15 dan 20 Gy pada kultur in-vitro krisan
beberapa tahapan proses seleksi dan kultivar White Fiji, Dark Fiji, Stroika dan
pengujian. Untuk mendapatkan tanaman White Puma menyebabkan waktu inisiasi
mutan yang stabil secara genetik, seleksi tunas menjadi makin lama, namun dapat
dilakukan minimal sampai generasi ke 4 meningkatkan jumlah akar planlet. Hasil
atau ke 5 (tanaman M4 untuk tanaman yang penelitian Khumaida dan Maharani [16]
diperbanyak secara generatif atau MV5 menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis
untuk tanaman yang diperbanyak secara iradiasi akan menghambat pertambahan
vegetatif) yang didasarkan pada penampilan tinggi tunas, pembentukan daun dan tunas
fenotipik [19, 20, 21, 22]. Pada seleksi akhir krisan. Perlakuan iradiasi sinar gamma
dilakukan uji observasi dan preferensi dengan dosis 20 Gy dapat menghasilkan 6
konsumen untuk memperoleh solid mutant mutan (putatif) pada varietas Dewi Ratih
yang memiliki penampilan baru yang dan 7 mutan (putatif) pada varietas Puspita
menarik, unik dan sesuai dengan selera Nusantara. Perlakuan iradiasi dengan dosis
konsumen tanaman hias. Khusus untuk 15 Gy pada krisan pot genotip Bornholm
tanaman hias, uji adaptasi tidak perlu menyebabkan terjadinya kimera sektoral
dilakukan pada beberapa lingkungan pada mahkota bunga [22].
tumbuh, karena tanaman hias pada Hasil yang sama juga dilaporkan
umumnya dibudidayakan pada lingkungan Sanjaya et al. [24] bahwa iradiasi sinar
yang terkontrol dan spesifik lokasi. gamma terhadap stek pucuk berakar
Salah satu komoditas tanaman hias varietas Sri Rejeki, Dewi Sartika, Chandra
yang paling banyak diteliti dalam pemuliaan Kirana, Shakuntala dan Cat Eyes
dengan teknik mutasi adalah tanaman krisan. mengakibatkan penurunan daya hidup
Hal tersebut diduga berkaitan dengan tanaman, tinggi tanaman, diameter batang,
perkembangbiakan tanaman yang mudah jumlah daun dan peningkatan atau
diperbanyak secara vegetatif, peka terhadap penurunan jumlah bunga pita dan bunga
perlakuan teknik mutasi, pengamatan tabung serta abnormalitas bunga. Perubahan
tanaman mutan mudah dilakukan serta bentuk dan warna bunga terdeteksi pada
umur berbunga yang pendek. Selain itu, tanaman yang diiradiasi sinar gamma diatas
pemberian mutagen dapat dilakukan 15 Gy. Dari penelitian tersebut diperoleh 5
terhadap stek pucuk berakar, tidak berakar mutan harapan.
maupun planlet [21]. Tampaknya masing- Selanjutnya Sihombing [20, 39]
masing varietas dan bagian tanaman yang melaporkan bahwa iradiasi sinar gamma

  69
 Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 9 No. 1, Juni 2013, 67 — 80 

terhadap lima genotip krisan potong warna bunga pita tujuh varian hasil
menyebabkan terjadinya perubahan warna induksi mutasi yang dihasilkan diantaranya
mahkota bunga (Gambar 1). Dari varietas adalah mimosa, wine red, ruby red, dan rose.
Pitaloka berwarna red 45A yang diiradiasi Selanjutnya hasil analisis pertumbuhan dan
sinar gamma 10 Gy diperoleh bunga morfologi krisan akibat induksi mutasi
berwarna red orange 34A. Genotip Dewi dengan EMS selama 105 dan 120 menit lebih
Sartika berwarna red purple 73B diperoleh banyak manghasilkan variasi dibandingkan
bunga berwarna red purple 62A. Genotip Sri dengan perlakuan iradiasi sinar gamma 20
Rejeki berwarna white 155A diperoleh bunga Gy. Mutagen EMS berpengaruh nyata
berwarna white 155D. Apabila mahkota terhadap pertumbuhan krisan varietas
bunga masih belum mekar penuh, bagian Candra Kirana, tetapi tidak berpengaruh
tengah mahkota bunga berwarna red 38D. terhadap Puspita Asri. Hal tersebut
Varietas Sekartaji berwarna orange 24A menunjukkan bahwa setiap varietas atau
diperoleh bunga berwarna orange 23A, genotipe menunjukkan respon yang berbeda
yellow orange 23B dan yellow orange 21A. terhadap jenis dan dosis mutagen [23].

Pitaloka Dewi Sartika Sri Rejeki


d0 d2 d0
Pitaloka d0
d2
Pitaloka

d2
d2 Pitaloka

d2 d0 d1 d1
d0 d1 d1 Pitaloka

Pitaloka

d2
d1 d2
Sekartaji Nyi Ageng Serang
Gambar 1. Keragaman warna bunga krisan potong pada populasi MV3
setelah diiradiasi sinar gamma [38]

Peneliti lain melaporkan bahwa Firdausya et al. [27] melaporkan hasil


induksi mutasi pada tanaman krisan potong karakterisasi morfologi bunga pada varietas
melalui perendaman dalam EMS 0.77% Puspita Nusantara setelah perlakuan iradiasi
menghasilkan lebih banyak variasi sinar gamma 20 Gy hanya mengakibatkan
dibandingkan induksi melalui radiasi sinar perubahan diameter bunga menjadi lebih
gamma. Beberapa varian hasil induksi kecil, tetapi tidak mengakibatkan perubahan
mutasi melalui perendaman dalam EMS pada warna bunga. Sementara perendaman
0.77% mengalami perubahan morfologi varietas Puspita Asri dalam EMS selama 105
daun, yaitu berbentuk hati dan variegata. dan 120 menit mengakibatkan perubahan
Induksi mutasi melalui radiasi sinar gamma warna bunga dari wine red menjadi ruby red
hanya menghasilkan daun variegata. dan bentuk bunga tunggal menjadi bunga
Beberapa varian hasil induksi mutasi tunggal dengan variasi ray floret berbentuk
melalui perendaman dalam EMS 0.77% tabung dan spoon.
memiliki bunga pita berbentuk tunggal Pada tanaman anggrek Vanda
dengan variasi jarum, dan berbentuk dilaporkan bahwa iradiasi sinar gamma
tunggal dengan variasi dayung. Variasi terhadap setek anggrek Vanda Genta

 70
 Perkembbangan Pemuliaaan Mutasi Tanaaman Hias di
Indonesiia
(Wahyu Handayati)
H ISSN 1907-0322

Bandun ng dengan n dosis leb bih dari 35


3 Gy (mutan 1), pink san ngat muda (mutan 2), 2
menyeebabkan peertumbuhan n terhambaat dan kuning muuda bintik-b
bintik pink-ffanta (mutaan
akhirnnya mati [228]. Pada tanaman
t an
nggrek 3), kuningg cerah (m mutan 4). Perubahaan
tanah Spathoglotttis plicataa, Romeidaa [29] warna petaal menjadi lebih mud da (mutan 7).
7
melapo orkan bahwa radiosensiitivitas Perubahan
n bentuk mahkotta menjadi
protocoorm like bodies
b (plb) terhadap dosis bergelombaang (mutan 8) se erta terjadi
iradiassi sinar gamma lebih r
rendah penyatuan sepal lateraal (Gambarr 2).

Gam
mbar 2. Perubahan jumlaah (kiri) dan n warna bun
nga (kanan) akibat
a perlak
kuan sinar gamma
g padaa
angggrek Spathogllottis plicata [29]

dibanddingkan deengan plan nlet. LD50 untuk Lebih


h lanjut dikemukkan bahw
wa
iradiassi plb berrkisar 34,4
40 — 47,71 1 Gy, semakin tiinggi dosis iradiasi siinar gamm
ma,
semenntara untuk k planlet berkisar
b 36
6,58 — maka perubahan warn na bunga akan semakin
50,74 Gy. Hasill yang dip peroleh adaalah 9 berkurang.. Sampai dengan dosis 70 Gy G
mutann potensial berdasarrkan perb bedaan warna yang dihasillkan akan n mendekaati
bentuk k dan warnna bunga yaitu
y pink-k
kuning putih (Gam
mbar 3).

Gambar 3. Model peru


ubahan warrna dan ben ntuk bunga mutan
anggrek Sp
pathoglottis plicata akib
bat iradiasii sinar
gamma [29]]

  7
71
 Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 9 No. 1, Juni 2013, 67 — 80 

Teknik mutasi pada dosis iradiasi warna bunga. Tiga mutan potensial dengan
sebesar 10 Gy terhadap eksplan anggrek warna bunga baru diperoleh yaitu genotip
Brachypeza indusiata (Reichb. F) 1.21 A dengan warna bunga red purple 62 B
menyebabkan jumlah daun menjadi lebih + bintik red purple 61 B berubah menjadi
banyak. Persentase tumbuh terbaik terlihat white group 155 D + strip red purple 66 D
pada tanaman yang mendapat perlakuan 20 (15 Gy), red purple 60 A (30 Gy) dan genotip
Gy. Semakin tinggi dosis iradiasi, maka 43.13 berubah menjadi white group 155 B +
warna daun akan semakin menuju ke arah corak red 52 D (30 Gy).
kuning [30]. Pada anggrek bulan Iradiasi sinar gamma dosis 10—50 Gy
(Phalaenopsis amabilis) menunjukkan bahwa pada stek bonggol Aglonemae costatum dan A.
perlakuan iradiasi sinar gamma terhadap biji donna carmen memberikan pengaruh pada
berpengaruh terhadap kecepatan tumbuh karakter vegetatif jumlah daun, jumlah
protokorm, persentase pertumbuhan pucuk daun dan panjang tangkai daun [35].
protokorm, panjang akar, panjang daun. Hasil percobaan lainnya menunjukkan A.
Pemberian iradiasi dengan dosis berulang butterfly memiliki radiosensitivitas yang
(20 +20 Gy) menghambat pertumbuhan lebih tinggi terhadap iradiasi sinar gamma
planlet. Secara morfologi perlakuan radiasi dibandingkan A. siamaurora. Perlakuan
20 dan 25 Gy menyebabkan perubahan tersebut menghambat persentase tanaman
bentuk akar dan daun dari planlet[31]. bertunas, pertumbuhan jumlah tunas dan
Sementara Wardiyati et al. [32] melaporkan panjang tunas, pertumbuhan jumlah daun,
bahwa iradiasi anggrek Phalaenopsis amabilis panjang daun, lebar daun, jumlah akar dan
dengan dosis 10 Gy menyebabkan daun tinggi tanaman. Bonggol A. pride of
lebih kecil dengan keragaman yang lebih Sumatera memiliki tingkat radiosensitivitas
besar dibanding kontrol. yang lebih tinggi dibandingkan bonggol A.
Pada kultur in-vitro anyelir yang butterfly. Dosis optimum pada bonggol A.
diiradiasi sinar gamma dengan dosis 10, 15 pride of Sumatera berada sedikit di bawah
dan 20 Gy diperoleh tanaman berbunga 12,3 Gy [36].
kuning muda bergaris-garis pendek warna Benih (biji) anthurium yang diiradiasi
merah muda dan kimera berwarna bunga sinar gamma sebesar 40 Gy hingga 160 Gy
kuning muda bergaris-garis merah muda dan 190 Gy hingga 200 Gy tidak dapat
dari tanaman berbunga bunga merah muda berkecambah, dengan nilai LD50 sebesar
berbintik-bintik putih [33]. Hasil penelitian 22.37 Gy. Tanaman yang diiradiasi 20 Gy
Aisyah et al. [9] menunjukkan bahwa tumbuh kerdil dengan jumlah daun yang
iradiasi sinar gamma pada anyelir dapat banyak, ada juga yang berdaun paling kecil
menciptakan kisaran warna dan bentuk dan daun paling lebar diantara tanaman
bunga yang baru tanpa mengubah karakter yang lain dalam perlakuan yang sama.
vegetatif penting lainnya. LD50 sinar gamma Tanaman yang mendapatkan perlakuan 30
pada stek pucuk anyelir berkisar antara 49 Gy tumbuh dengan bentuk daun yang
sampai 72 Gy. Anyelir klon 24.1 yang berlainan dalam satu tanaman [12].
diiradiasi sinar gamma dengan dosis 15, 30, Sementara Faradilla [37] melaporkan bahwa
45, 60 , 75 dan 90 Gy merupakan genotipe nilai LD50 dengan iradiasi sinar gamma pada
yang terbanyak membentuk mutan-mutan bibit A. andreanum ‘Mini’ diperoleh sebesar
yang secara kualitatif, warna dan bentuk 134.47 Gy dan pada bibit A. andreanum
petalnya stabil sampai generasi ketiga. ‘Holland’ diperoleh sebesar 62.17 Gy. Setiap
Sementara Dewanti [34] melaporkan bahwa kultivar A. andreanum memberikan respon
perlakuan tujuh dosis iradiasi sinar gamma yang berbeda terhadap dosis iradiasi sinar
yaitu 0, 10, 15, 20, 25, 30 dan 35 Gy gamma. Iradiasi tersebut cenderung
terhadap planlet anyelir hanya berpengaruh menurunkan persentase tanaman hidup,
terhadap perubahan warna bunga. Dosis 30 menghambat pertumbuhan tinggi dan
Gy lebih banyak menghasilkan variasi panjang tangkai daun, menurunkan jumlah

 72
 Perkembangan Pemuliaan Mutasi Tanaman Hias di
Indonesia
(Wahyu Handayati) ISSN 1907-0322

daun dan ukuran daun baik panjang dan bipinnatifidum cv. crocodile teeth lebih besar
lebar daun. Karakter kualitatif warna daun dibandingkan pada P.xanadu, mencapai
menunjukkan adanya perubahan dari dark 100% pada dosis iradiasi 40-100 Gy [11].
green 137A (kontrol) menjadi dark green Pada tanaman melati Hapsari [39]
144A dan green 137C (mutan). melaporkan bahwa perlakuan iradiasi sinar
Perlakuan iradiasi sinar gamma pada gamma dengan dosis 50 dan 55 Gy pada stek
bibit keladi hias yang berumur 1.5 bulan spesies melati J. mensyi, J. multiflorumcv.
setelah aklimatisasi dari kultur Baturaden, J. sambackingianum, dan J.
menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis Tortuosum dapat meningkatkan keragaman
iradiasi, maka tinggi tanaman, jumlah daun, daun. Dosis 50 Gy menimbulkan keragaman
panjang daun dan lebar daun menjadi daun lebih tinggi dibandingkan dosis iradiasi
terhambat. Nilai LD50 dari keempat varietas 55 Gy.
Caladium spp. adalah 61.80 Gy pada Prasetyorini [40] mengemukakan
Candidum, 80 Gy pada Sweet Heart, 113.93 bahwa pemberian radiasi dosis rendah 5 Gy
Gy pada Pink Beauty dan 37.35 Gy pada secara nyata dapat merangsang munculnya
Miss Muffet. Hasil yang diperoleh yaitu tunas, akar, dan jumlah akar yang terbentuk
mutan albino, mutan kerdil, mutan keriting, pada tunas-tunas in vitro tanaman gerbera
mutan hijau polos, mutan malformasi (Gerbera jamesonii Bolus ex Hook).
bentuk daun, mutan tulang daun keunguan, Handayati et al. [13] melaporkan
mutan daun seperti corong dan mutan yang bahwa semakin tinggi dosis iradiasi pada
mempunyai guratan hijau tua pada teknik mutasi kultur in-vitro tunas mawar
permukaan daun [38]. mini varietas Prince Meilandina dan
Setiap spesies Philodendron Romantica Meilandina, maka pertumbuhan
memberikan respon yang berbeda terhadap tunas semakin terhambat. Dosis iradiasi
dosis iradiasi sinar gamma. Persentase sinar gamma yang optimum untuk biakan in
tanaman hidup pada P. xanadu lebih rendah vitro tanaman mawar mini adalah 10 sampai
jika dibandingkan P. bipinnatifidum cv. 30 Gy. Pada dosis iradiasi sampai 30 Gy
crocodile teeth. Persentase tanaman hidup biakan masih menunjukkan penampilan
pada P. xanadu (V2) dengan perlakuan dosis yang tegar dengan tunas dan daun yang
20 Gy dan 40 Gy hanya mencapai 22.22%. hijau [40, 41, 42]. Perlakuan iradiasi
Pada P. bipinnatifidum cv. crocodile teeth, terhadap biakan in-vitro mawar mini
iradiasi sinar gamma dosis 10 Gy mampu memiliki keunikan dan keuntungan, antara
menginduksi pertambahan tinggi tanaman, lain planlet dapat dirangsang agar berbunga
ukuran daun dan jumlah daun. Semakin dalam botol kultur, sehingga munculnya
tinggi dosis iradiasi, pertumbuhan tanaman tanaman mutan terutama terjadinya
terhambat dan semakin berbeda terhadap perubahan warna bunga dapat segera
kontrol (0 Gy), kecuali pada dosis 10 Gy dideteksi atau diketahui sejak awal, tanpa
yang justru menginduksi pertambahan harus menunggu aklimatisasi planlet
hampir pada semua peubah yang diamati. terlebih dahulu (Gambar 4).
Semakin tinggi dosis yang diberikan, Karniasari [14] melaporkan bahwa
semakin mengubah warna dan bentuk daun planlet mawar (Rosa hybrida L.) varietas
dari kedua spesies Philodendron di atas. Pada Megawati, Putri dan Talitha yang diradiasi
P. bipinnatifidum cv. crocodile teeth terjadi pada dosis 5 Gy, 10 Gy, 15 Gy, hingga 50
perubahan warna daun yang semula hijau Gy menunjukkan LD50 yang berbeda-beda.
menjadi kemerahan dan bentuk daun LD50 varietas Megawati sebesar 47.57 Gy,
menjadi tidak bergerigi. Pada P. xanadu Putri sebesar 55.32 Gy dan Talitha sebesar
terjadi perubahan warna daun yang semula 48.50 Gy. Lebih lanjut dikemukakan bahwa
hijau menjadi berwarna kekuningan dan LD50 setiap varietas tanaman berbeda-beda
bentuk daunnya menjadi membulat (bulat walaupun berasal dari spesies yang sama.
hati). Frekuensi mutan yang dihasilkan P.

  73
 Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 9 No. 1, Juni 2013, 67 — 80 

Gambar 4. Tanaman mutan mawar mini yang berhasil dibungakan dalam botol kultur (kiri);
mutan mawar mini yang telah dilepas sebagai varietas unggul nasional (kanan) [43]

Mata tunas dari batang mawar varietas genetik telah stabil dan dapat dinyatakan
Pertiwi telah diiradiasi sinar gamma dengan sebagai solid mutant. Proses perakitan mutan
dosis 0, 10, 20, 30, 40, 50 dan 100 Gy. dari awal sampai pelepasan varietas tersebut
Setelah perlakuan iradiasi, mata tunas dapat dilihat pada Gambar 5 [19]. Di
tersebut segera diokulasikan pada mawar samping itu, hasil pengujian lebih lanjut
batang bawah varietas Multic. Hasil menunjukkan bahwa tanaman mutan yang
pengamatan menunjukkan bahwa mata diperoleh lebih tahan terhadap penyakit
tunas yang dapat tumbuh berasal dari embun tepung dibanding tanaman asal (45).
perlakuan 10 sampai dengan 50 Gy. Pada Pada Gloxinia, perlakuan iradiasi sinar
perlakuan sinar gamma dosis 30 Gy gamma dosis 10, 20 dan 30 Gy terhadap
diperoleh mutan berbunga warna merah eksplan asal daun dan mata tunas dapat
oranye yang berbeda dengan asalnya meningkatkan jumlah akar dan tunas. Hasil
berwarna merah muda. Setelah melalui lainnya dari analisa RAPD diperoleh 6 klon
pengamatan dan uji observasi pada tanaman tanaman yang berbeda dengan tanaman
MV5 di rumah plastik menunjukkan bahwa induknya [46]. Nilai LD50 planlet Gloxinia
perubahan warna bunga mutan secara sebesar 127.85 Gy. Iradiasi sinar gamma

Gambar 5. Proses perakitan varietas Rosma dari awal perlakuan iradiasi sinar gamma
sampai pelepasan sebagai varietas unggul nasional (kiri); perubahan bentuk
dan warna bunga mutan varietas Rosma dari tanaman varietas Pertiwi (kanan)
[19]

 74
 Perkembangan Pemuliaan Mutasi Tanaman Hias di
Indonesia
(Wahyu Handayati) ISSN 1907-0322

pada planlet Gloxinia menghasilkan 3 tipe Meilandina (merah tua = red grey 48 B)
kandidat mutan positif yang terdiri dari 15 telah diperoleh genotipe baru berwarna
kandidat mutan Gloxinia berdaun variegata, merah marun (red group 53A) dan dari
5 kandidat mutan Gloxinia berbatang merah, Romantica Meilandina (pink = red purple
dan 5 kandidat mutan Gloxinia berdaun 58C) telah diperoleh genotipe baru berwarna
kecil rimbun [18]. putih dengan ujung kelopak bunga berwarna
Pada bibit Alpinia telah dilakukan merah jambu (red 57B) dan warna salem
induksi mutasi sinar gamma dengan dosis (orange red red 35 D) [41]. Setelah melalui
10 dan 20 Gy. Tanaman mutan terdeteksi uji kestabilan genetik dan preferensi
setelah satu tahun ditanam yang konsumen telah dilepas dengan nama
ditunjukkan oleh perubahan warna bunga Rosmarun, Yulikara dan Rosanda (Gambar
dari merah ke putih dan putih dengan 4). Varietas Rosmarun merupakan varietas
bagian tepi berwarna merah [7]. yang paling toleran terhadap embun tepung
Perlakuan iradiasi sinar gamma lebih [42].
dari 25 Gy pada sedap malam,
menyebabkan kerusakan morfologi pada 2. Mawar Bunga Potong
tanaman serta menurunnya persentase Warna bunga (petal) varietas Rosma
pertumbuhan umbi sedap malam kurang berbeda dan lebih cerah dibandingkan
dari 30% dan menyebabkan menurunnya dengan tanaman induknya varietas Pertiwi
tinggi tanaman hampir 400 % dari tanaman (Gambar 5). Petal bagian depan dari Rosma
yang tidak diiradiasi sinar gamma. Selain berwarna red 52 B dan bagian belakang
menyebabkan tanaman kerdil, iradiasi sinar berwarna red purple 57 B, sedangkan
gamma pada dosis 25 — 100 Gy varietas Pertiwi memiliki petal bagian depan
menyebabkan perubahan warna daun. maupun belakang berwarna red purple 65 D.
Iradiasi sinar gamma dengan dosis lebih dari Jumlah petal lebih banyak, diameter bunga
50 Gy menyebabkan warna daun tanaman lebih besar, kesegaran bunga lebih lama
menjadi pucat [47]. serta lebih tahan terhadap hama tungau dan
penyakit embun tepung. Secara keseluruhan
penampilan bunga menjadi lebih kompak
VARIETAS UNGGUL BARU HASIL dan menarik dibanding varietas Pertiwi [19].
PEMULIAAN DENGAN TEKNIK
MUTASI 3. Krisan
Balai Penelitian tanaman hias telah
1. Mawar Mini merilis delapan varietas krisan baru hasil
Teknik mutasi dengan iradiasi sinar pemuliaan mutasi. Salah satu diantaranya
gamma yang dikombinasikan dengan teknik adalah varietas Mustika Kaniya yang
kultur in-vitro pada mawar mini Prince merupakan hasil teknik mutasi iradiasi

Gambar 6. Perbedaan penampilan dan warna


bunga mutan Mustika Kania dengan
tanaman asalnya Jaguar Red [48].

  75
 Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 9 No. 1, Juni 2013, 67 — 80 

gamma dari varietas Jaguar Red. Mutan Rosmarun (mawar mini), Rosma (mawar
tersebut memiliki tipe bunga standar dan potong) dan Mustika Kania (krisan).
dapat digunakan sebagai bunga potong dan
pot. Petal bunga berwarna ungu muda
tanpa memiliki bunga tabung (Gambar 6). HARAPAN KE DEPAN
Jumlah kuntum bunga banyak dengan
tingkat kemekaran seragam pada satu waktu, Melihat proses dan hasil yang telah
vase hidup panjang, berbatang diperoleh seperti diuraikan di atas, maka
kokoh, susunan daun berseling, berakar kegiatan penelitian pemuliaan tanaman hias
serabut, inisiasi perakaran stek cepat dengan melalui teknik mutasi diharapkan dilakukan
response time 80 — 82 hari setelah lampu secara komperehensif dan
dimatikan. Keunggulannya adalah berkesinambungan, agar dapat
ukuran bunga besar, warna bunga unik, menghasilkan genotip-genotip harapan yang
tingkat keserentakan pembungaan yang siap dilepas sebagai varietas unggul baru.
kompak dengan dataran bunga terminal Pada perguruan tinggi misalnya, satu
yang rata saat mekar. Sebagai tanaman kegiatan penelitian teknik mutasi pada satu
induk, pertumbuhan tunas aksiler cepat dan jenis atau varietas tanaman, dapat dirancang
produksi stek dengan masa perakaran stek dan dilakukan secara berseri dan
cepat [48]. berkesinambungan oleh beberapa
mahasiswa dari angkatan yang berbeda dan
atau jurusan yang berbeda.
KESIMPULAN Untuk mendorong kegiatan penelitian
lebih cepat, sejogyanya teknik mutasi
1. Kegiatan penelitian teknik mutasi pada tersebut lebih difokuskan pada tanaman
tanaman hias di Indonesia masih yang bernilai komersial tinggi dan mudah
dilakukan secara parsial dan tidak secara dikembangbiakkan seperti krisan, mawar
komperehensif untuk mendapatkan mini, mawar bunga potong, anyelir, lili dan
mutan-mutan harapan yang siap dilepas anthurium.
sebagai varietas unggul baru, karena
sebagian besar penelitian adalah untuk
penulisan tesis atau skripsi. DAFTAR PUSTAKA
2. Kegiatan tersebut masih dalam tahapan
penelitian yang terkait dengan jenis 1. YUFDY, M.P., M. SOEDARJO, B.
mutagen, dosis yang paling efektif dan MARWOTO, B. WINARTO, S.
atau (LD50); sensitifitas bagian tanaman RIANAWATI, A.S. SETYOWATI, I.
baik biakan in-vitro maupun in-vivo B. RAHARDJO, I. DJATNIKA, E.
terhadap mutagen serta keragaman yang TASMAN, A. SAEFULLOH, D.S.
ditimbulkan pada tanaman akibat BADRIAH dan Y. SULYO.
pemberian mutagen Revitalisasi Balai Penelitian
3. Secara keseluruhan masing-masing jenis Tanaman Hias mendukung
tanaman, varietas, bagian tanaman (daun, peningkatan kualitas dan daya saing
cabang, dan batang dan buah), hasil produk florikultura. Balai Penelitian
perbanyakan in-vivo dan in-vitro (berakar Tanaman Hias. 54 hal. (2012).
dan tanpa akar), memiliki sensitivitas
yang berbeda terhadap jenis dan dosis 2. BROERTJES, C., and A.M. Van HARTEN.
mutagen. Applied Mutation Breeding for
4. Beberapa tanaman mutan tanaman hias Vegetatively Crop. Elsevier.
telah dilepas sebagai varietas unggul Amsterdam. 345p. (1988).
nasional antara lain Julikara, Rosanda dan

 76
 Perkembangan Pemuliaan Mutasi Tanaman Hias di
Indonesia
(Wahyu Handayati) ISSN 1907-0322

3. LAGODA, P. J. L. Networking and Sinar Gamma. J. Agron. Indonesia.


Fostering of Cooperation in Plant 37 (1), 62 — 70 (2009).
Mutation Genetics and Breeding :
Role of the Joint FAO/IAEA 10. FIRDAUSYA, A. F., N. KHUMAIDA
Division. In Induced Plant Mutation dan R. YUNIANTI. Analisis
in Genomic Era. (Ed. : Q.Y. Shu.). Pertumbuhan dan Morfologi
Food and Agriculture Organization Tanaman Hias Krisan
of The United Nations. Rome. 27 — (Dendranthema grandiflora Tzvelev)
30 (2009). Hasil Induksi Mutasi. Pros. Sem.
Nas. Perhimpunan Hortikultura
4. SIWI, B.H. Pengaruh Radiasi Sinar Indonesia. Lembang 23 — 24
Gamma (Co60) pada Beberapa November 2011, 1206 — 1215 (2011).
Varietas Padi di Indonesia.
Prosiding Simposium I Aplikasi 11. MELINA, R. Pengaruh Teknik mutasi
Radioisotop” Badan Tenaga Atom dengan Iradiasi Sinar Gamma
Nasional Bandung, 1-2 Agustus terhadap Keragaan Dua Spesies
1966, 226 — 233 (1966). Philodendron (Philodendron
bipinnatifidum cv. crocodile teeth dan
5. HENDRATNO and MUGIONO. Present P. xanadu). Skripsi. Program Studi
status of plant mutation breeding in Pemuliaan Tanaman dan Teknologi
Indonesia. Plant Mutation Breeding Benih. Fakultas Pertanian. Institut
in Asia. Poc. Of Plant Mutation Pertanian Bogor. 40 hal (2008).
Breeing Seminar. Beijing. 21 — 37
(1996). 12. WEGADARA, M. garuh Iradiasi Sinar
Gamma pada Buah terhadap
6. BADRIAH, S. dan S. SOEDJONO. Keragaan Tanaman Anthurium
Perbaikan Varietas dengan Iradiasi. (Anthurium andreanum). Skripsi.
Laporan Hasil Penelitian. Hasil Program Studi Pemuliaan Tanaman
Penelitian Tanaman Hias. Sub Balai dan Teknologi Benih. Fakultas
Penelitian Hortikultura. Cipanas. Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Tidak dipublikasikan (1991). 40 hal (2008).

7. SOEDJONO, S. Mutasi imbas terhadap 13. HANDAYATI, W., DARLIAH, I.


bibit Alpinia purpurata. J. Hort. 2 (4), MARISKA dan R.
17 — 20 (1992). PURNAMANINGSIH. Perbaikan
penampilan mawar mini melalui
8. DWIMAHYANI, I., S. WIDIARSIH dan kultur in-vitro dan iradiasi sinar
YULIDAR. Pengaruh Iradiasi Sinar gamma. Widyariset. 3, 61 — 68
Gamma terhadap pertumbuhan dan (2001).
pembungaan stek pucuk krisan
(Chrysanthemum morifolium Ramat) 14. KARNIASARI, N. Teknik mutasi
CV. Dark Fiji. Risalah Seminar Melalui Iradiasi Sinar Gamma pada
Ilmiah Isotop dan Radiasi. Jakarta. Planlet Mawar (Rosa hybrida L. ).
115 — 120 (2006). Skripsi. Departemen Budidaya
Pertanian. Fakultas Pertanian.
9. AISYAH, S., I., H. ASWIDINNOOR, A. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 37
SAEFUDDIN, B. MARWOTO dan S. hal (2005).
SASTROSUMARJO. Teknik mutasi
pada Stek Pucuk Anyelir (Dianthus 15. KAEPIYAH, N. T. Pengaruh Radiasi
caryophyllus Linn.) melalui Iradiasi Sinar Gamma terhadap Keragaman

  77
 Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 9 No. 1, Juni 2013, 67 — 80 

Semaklonal Tanaman anyelir 21. DATTA, S.K. Mutation studies on garden


(Dianthus caryophyllus L.) Hasil Chrysanthemum. A Review. Sci.
Perbanyakan In vitro pada Hort. 7, 159 — 199 (2001).
Penanaman di Lapang. Skripsi.
Departemen Budidaya Pertanian, 22. QOSIM, W.A. Variabilitas genetik
Fakultas Pertanian, IPB. Bogor. 44 karakter morfologi tanaman krisan
hal (2004). pada generasi MV2 dan MV3 akibat
iradiasi sinar gamma. Tesis. Program
16. KHUMAIDA, N. dan S. MAHARANI. Pascasarjana.Universitas Padjadjaran
Induksi Keragaman Dua Varietas Bandung. 60 hal. (1999).
Krisan (Dendranthema grandiflora
Tzvelev) Dengan Iradiasi Sinar 23. RAHMAH, S. Induksi Keragaman Dua
Gamma Secara In Vitro. Pros. Sem. Varietas Krisan (Dendranthema
Nas. Perhimpunan Hortikultura grandiflora Tzvelev) dengan Ethyl
Indonesia. Lembang, 23 — 24 Methane Sulphonate (EMS) secara
November 2011, 1221-1232 (2011). In Vitro. Skripsi. Program Sarjana,
Institut Pertanian Bogor. Bogor. 60
17. SIHOMBING, D. Pengaruh iradiasi hal (2010).
sinar gamma terhadap penampilan
dan viabilitas planlet lima genotip 24. SANJAYA, L., Y. SUPRIYADI, R.
krisan bunga potong. Pros. Sem. MEILASARI, dan K. YUNIARTO.
Nas. Florikultura. Bogor 4 — 5 Teknik mutasi Dengan
Agustus 2004, 237 — 241 (2004). Menggunakan Sinar Gamma Pada
Varietas—Varietas Krisan. Prosiding
18. NATAWIJAYA, A., AFIYATA, A. dan Seminar Nasional Florikultura
RITONGA, A.W. Pengaruh iradiasi Bogor, 4-5 Agustus 2004, 249 — 256
sinar gamma terhadap keragaan (2004).
planlet tanaman gloxinia. Program
Studi Pemuliaan dan Bioteknologi 25. KENDARINI, N. Penggunaan Radiasi
Tanaman. Departemen Agronomi Sinar Gamma untuk Induksi
dan Hortikultura. Sekolah Keragaman Somaklonal pada Krisan
Pascasarjana. Institut Pertanian (Dendranthema grandiflora Tzvelev).
Bogor. 21 hal (2009). Tesis. Program Pasca Sarjana,
Institut Pertanian Bogor. Bogor. 73
19. HANDAYATI, H., DARLIAH, I. hal (2006).
MARISKA dan R.
PURNAMANINGSIH. Usulan 26. SIHOMBING, D. Penampilan fenotipik
Pelepasan Varietas Mawar Bunga dan ketahanan lima genotip krisan
Potong “Rosma”. Balai Penelitian potong populasi MV3 terhadap
Tanaman Hias. Tidak hama penggorok daun (Liriomyza
Dipublikasikan. 20 hal (2007). sp.). Thesis. Program Pasca Sarjana.
Universitas Padjadjaran Bandung.
20. SIHOMBING, D. Iradiasi sinar gamma 70 hal (2004).
meningkatkan keragaman krisan.
Warta Penelitian dan 27. FIRDAUSYA, A. F., N. KHUMAIDA
Pengembangan Pertanian. 27 (6), 6 dan R. YUNIANTI. Karakterisasi
— 7 (2005). Morfologi Bunga dan Kualitas
Bunga Beberapa Mutan Krisan
(Dendranthema grandiflora Tzvelev)
Hasil Induksi Mutasi. Pros. Sem.

 78
 Perkembangan Pemuliaan Mutasi Tanaman Hias di
Indonesia
(Wahyu Handayati) ISSN 1907-0322

Nas. Perhimpunan Hortikultura (Dianthus caryophyllus L.) Generasi


Indonesia. Lembang. 23 — 24 MV3 Hasil Iradiasi Sinar Gamma.
November 2011, 1216 -1221 (2011). Thesis. Program Pasca Sarjana.
Universitas Padjadjaran Bandung.
28. SUSKANDARI, K. , S. SOERTINI, dan S. (2004).
RIANAWATI. Teknik mutasi sinar
gamma pada anggrek Vanda Genta 35. MISNIAR R.P. Pengaruh Iradiasi Sinar
Bandung. Zuriat. 10 (1), 27-33 (1999). Gamma terhadap Keragaan
Tanaman Aglonema sp. Program
29. ROMEIDA, A. Teknik mutasi dengan Sarjana, Institut Pertanian Bogor.
iradiasi sinar gamma untuk Bogor. 43 hal (2008).
pengembangan klon unggul anggrek
Spathoglottis plicata Blume aksesi 36. RITONGA, A.W dan D. SUKMA.
Bengkulu. Disertasi. Sekolah Pengaruh Iradiasi Sinar Gamma
Pascasarjana. Institut Pertanian terhadap keragaan Dua Varietas
Bogor. 150 hal (2012). Aglonema. Makalah Seminar. Dept.
Agronomi dan Hortikultura. Institut
30. WARDHANI, M.U.D. Pengaruh Iradiasi Pertanian Bogor. 9 hal (2010).
Sinar Gamma Terhadap Keragaan
Anggrek Brachypeza indusiata 37. FARADILLA, F.M. Mutasi Induksi
(Reichb. F) Garay SecaraIn Vitro. Melalui Sinar Gamma pada Dua
Skripsi. Departemen Budidaya Kultivar Anthurium andreanum
Pertanian. Fakultas Pertanian. (A.andreanum 'Mini' dan A.
Institut Pertanian Bogor. Bogor. 49 andreanum 'Holland'). Skripsi.
hal (2005). Program Studi Pemuliaan Tanaman
dan Teknologi Benih. Fak.
31. SULISTIANINGSIH, R., W. Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
MANGOENDIDJOJO dan E. 49 hal (2008).
SEMIARTI. Pengaruh iradiasi sinar
gamma pada pertumbuhan anggrek 38. NARIAH, F. Pengaruh mutasi fisik
bulan Phalaenopsis amabilis. Risalah melalui iradiasi sinar gamma
Seminar Aplikasi Isotop dan Radiasi. terhadap keragaan Caladium spp.
121 — 126 (2006). Skripsi. Program Studi Pemuliaan
Tanaman dan Teknologi Benih. Fak.
32. WARDIYATI, T., D. SAPTADI, S. Pertanian Institut Pertanian Bogor.
SOEDJONO dan WIDYASTUTI. 54 hal (2008).
Perbaikan sifat anggrek
Phalaenopsis secara mutasi buatan. 39. HAPSARI, L. Teknik mutasi pada
Jurnal Ilmu-Ilmu Hayati. 15 (1), 91 Melati (Jasminum spp.) Melalui
— 100 (2003). Iradiasi Sinar Gamma. Skripsi.
Departemen Budidaya Pertanian.
33. ANSORI, N. Perbanyakan dan Fakultas Pertanian. Institut
Penginduksian Keragaman Pertanian Bogor. Bogor. 42 Hal
Somaklon pada Tanaman Dianthus (2004).
caryophyllus Linn. Melalui Kultur In-
vitro. Disertasi, Program Pasca 40. PRASETYORINI. Pengaruh Radiasi
Sarjana Institut Pertanian Bogor. Gamma dan Jenis Eksplan
(tidak dipublikasikan). (1993). Terhadap keragaman Somaklonal
pada Tanaman Gerbera (Gerbera
34. DEWANTI, M. Penampilan Fenotipik jamesonii ex Hook). Thesis. Program
dan Parameter Genetik Anyelir

  79
 Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 9 No. 1, Juni 2013, 67 — 80 

Pasca Sarjana, Institut Pertanian 44. HANDAYATI, W. Keragaman genetik


Bogor. 81 hal (1991). mawar mini dengan iradiasi sinar
gamma. Warta Penelitian dan
41. HANDAYATI, H., DARLIAH, I. Pengembangan Pertanian. 28 (4), 17
MARISKA dan R. — 18 (2005).
PURNAMANINGSIH. Peningkatan
keragaman genetik mawar mini 45. HANDAYATI, W. Ketahanan mutan
melaklui kultur in-vitro dan radiasi mawar bunga potong terhadap
sinar gamma. Berita Biologi, 5 (4), penyakit embun tepung (Oidium sp.)
365 — 371 (2001). Jurnal Agrivita. 30 (3), 242 — 249
(2008).
42. HANDAYATI, H., DARLIAH, I.
MARISKA dan R. 46. SYAFNI. Induksi Keragaman Genetik
PURNAMANINGSIH. Usulan Gloxinia (Siningia speciosa, Benth)
Pelepasan Varietas Mawar Mini Melalui Radiasi Sinar Gamma. Tesis.
“Rosmarun, Roshanda dan Program Pasca Sarjana Institut
Yulikara”. Balai Penelitian Tanaman Pertanian Bogor. 56 hal (2006).
Hias. Tidak Dipublikasikan. 24 hal.
(2003). 47. MUBAROK, S., E. SUMINAR dan
MURGAYANTI. Uji efektifitas
43. HANDAYATI, H., DARLIAH, I. sinar gamma terhadap karakter
MARISKA dan R. pertumbuhan sedap malam.
PURNAMANINGSIH. Penampilan Agrivigor. 11 (1), 25 — 33 (2011).
tiga varietas unggul baru mawar
mini. Pros. Sem. Nas. Florikultura, 48. ANONIM. Krisan Varietas Mustika
Puslibanghorti Bogor, 351 — 358 Kania. Balai Penelitian Tanaman
(2004). Hias (2013).

 80

Anda mungkin juga menyukai