SUBSTANSI
Variabel toksisitas
Keadaan fisiologi
keadaan patologi
Variabel kendali
Kekerabatan….???
5 TOLOK UKUR…!!!
Efek Efek Efek
kuantitatif toksik kualitatif
Tolok Ukur
(Parameter)….??
Tolok ukur Tolok ukur
kuantitatif kualitatif
Gejala klinis
disidik
Berdasarkan skema diatas, yang
dapat berlaku sebagai tolok ukur
kualitatif adalah :
Selama efek toksik
Mekanisme aksi berlangsung
Jenis wujud efek toksik
Sifat efek toksik
Gejala klinis yang Semua tolok ukur ini harus
tampak ditegaskan dalam uji ketoksikan
anoksia
Sodium nitrit
Peubahan
fungsional
Mekanisme aksi
Sifat timbal balik
Haemoglobin Methamoglobin
Sianosis
Nekrosis Takhikardi
Sesak napas
gelisah
Artinya….??
PARACELCUS
Makanan..?? Racun…??
Dosis /
takaran
Dari skema diatas dapat disimpulkan :
1. Ada takaran/dosis yang tidak menimbulkan efek toksik
yang dapat teramati.
2. Takaran yang lebih tinggi dapat menyebabkan efek
toksik yang maksimum
sebab akibat
Kondisi pemejanan
Intensitas wujud
• Takaran/dosis efek toksik
• Lama pemejanan
kekerabatan
Tolok ukur
KUANTITATIF
LD50, TD50
Waktu latent (waktu yang dibutuhkan sampai efek toksik
muncul)
MHMD (masukan harian maksimum yang dapat diterima)
KEKERABATAN DOSIS – RESPON
Asumsi :
1. Efek toksik merupakan fungsi kadar racun
ditempat aksinya
2. Kadar racun ditempat aksinya berhubungan
dengan takaran pemejanannya
3. Respon toksik menunjukkan hubungan
sebab-akibat dengan racun yang dipejankan
FREKUENSI atau ANGKA KEJADIAN
timbulnya EFEK TOKSIK pada
sekelompok individu
15
Ketoksikan racun dianggap berkerabat
dengan takaran pemejanannya
jum lah individu respon
150 250
200
100
150
50 100
50
0 0
10
30
50
70
90
30
80
0
11
13
15
17
11
13
16
19
21
25
1000 individu dosis (mg) 1000 individu dosis (mg)
respon (%)
respon (%)
80 80
60 60
40
40
20
20
0
0
0
30
80
11
13
16
19
21
25
10
30
50
70
90
0
0
0
0
11
13
15
17
dosis (mg)
TD50
dosis (mg)
TDTD
50 50
Syarat :
1. Mempunyai tabel probit
2. Menentukan nilai probit dari % kematian tiap kelompok uji
3. Menentukan log dosis tiap-tiap kelompok
4. Menetukan persamaan garis lurus hubungan antara nilai
probit dengan log dosis
5. Masukkan nilai 5 (probit dari 50% kematian hewan coba)
pada persamaan garis lurus pada nilai Y. Nilai LD50 atau LC50
dihitung dari nilai antilog X pada saat Y=5
CARA FARMAKOPE INDONESIA III
Log m = log D + d (f + 1)
Dimana :
m = nilai LD50
D = dosis terkecil yang digunakan
d = log dari kelipatan dosis
f = suatu nilai dalam tabel Weil, karena angka
kematian tertentu (r)
Pada Kurva hubungan dosis-respon
• Bentuk bagian awal kurva lebih relevan dikaji daripada bentuk kurva keseluruhan
• Hal ini berkaitan dengan ambang pemejanan racun, yakni takaran pemejanan
dimana individu tidak menunjukan respon atau efek toksik yang terukur/teramati
Batas aman ketoksikan racun yang lazim disebut kadar efek toksik tak
teramati (KETT) atau “no observed effect level”
KETT
% respon
A B
Harga LD50/TD50
Semakin kecil harga LD50/TD50 maka semakin besar potensi toksik atau
ketoksikan akut racun
kriterianya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Kriteria ketoksikan xenobiotika (Loomis, 1978)
Respon toksik
A B
Tetapi bila kurva yang
50 diperbandingkan sejajar
(gambar disamping) mungkin
perbedaan potensi ketoksikan
akut berbading lurus dengan
batas keamanan (KETT)
racun
KETT A KETT B LD50 A LD50 B dosis
KEKERABATAN WAKTU-RESPON
Berguna untuk :
Evaluasi dan penilaian ketoksikan racun pada pemejanan sub kronis
(10% masa hidup subjek uji) dan kronis (85% masa hidup subjek uji)
WAKTU LATEN (WL)
Adalah waktu yang dilewati sebelum efek toksik menjadi nyata
KTM
WL
36