Anda di halaman 1dari 7

Klasifikasi

Krustasea dibagi menjadi 2 sub-kelas, yaitu Entomostraca (udang-udangan rendah) dan


Malacostrata (udang-udangan besar). Entomostraca umumnya berukuran kecil dan merupakan
zooplankton yang banyak ditemukan di perairan laut atau air tawar. Golongan hewan ini
biasanya digunakan sebagai makanan ikan, contohnya adalah ordo Copepoda, Cladocera,
Ostracoda, dan Amphipoda. Sedangkan, Malacostrata umumnya hidup di laut dan pantai. Yang
termasuk ke dalam Malacostrata adalah ordo Decapoda dan Isopoda. Contoh dari spesiesnya
adalah udang windu (Panaeus), udang galah (Macrobanchium rosenbergi), rajungan (Neptunus
pelagicus), dan kepiting (Portunus sexdentalus).

Namun untuk sistem klasifikasi sekarang, Crustacea terbagi menjadi 6 kelas, yaitu

Remipedia

Merupakan udang purba, hidup di perairan yang gelap. Tubuh Remipedia berukuran sekitar 30
mm, terdiri atas kepala (sepal) dan bada yang memanjang (trunk) dengan 32 ruas. Ruas tubuh
yang pertama bersatu dengan kepala, sedangkan ruas terakhir bersatu dengan telson (ruas
terakhir tubuh Crustacea). Kepala ditutupi pelindung dan memiliki tonjolan preantenula sebagai
indra peraba. Remipedia memiliki alat sengat tajam dan beracun sebagai jarum injeksi dan
berenang dengan punggung sebagai landasan. Hanya terdapat 22 spesies Remipedia, contohnya
Spelonectes atlantida (ditemukan di terowongan vulkanik Atlantida, Kepulauan Canary),
Spelonectes tanumekes, dan Godzillognomus schrami'.

Speleonectes atlantida

Branchiopoda

Hidup di air tawar, jumlah segmen tubuh dan appendage(bagian-bagian tubuh luar) sangat
bervariasi, maksila tereduksi atau tidak ada, dan memiliki kaki berbentuk seperti daun,
contohnya Artemia salina, Lepicodaris rhyniensis, dan Daphnia pulex.
Artemia salina

Ostracoda

Memiliki tubuh berukuran kecil, antara 0,2 - 30 mm, berbentuk bulat atau lonjong, ruas-ruas
tubuh tampak tidak jelas, dan memiliki antena yang panjang sebagai alat untuk berenang.
Ostracoda memiliki karapas berkeping dua yang menyatu di bagian dorsal dan menutupi badan
serta kepala. Karapas ada yang keras karena mengandung zat kapur dan setiap kali molting akan
diganti dengan yang baru.

Cypridina mediterranea

Ada Ostracoda yang hidup sebagai zooplankton di laut dengan kedalaman hingga 700 m, sebagai
bentos atau melekat di dasar perairan. Ostracoda merupakan herbivor, karnivor, predator, atau
pemakan detritus. Beberapa spesies ada yang hidup komensalisme dengan Echinodermata atau
Crustacea lainnya. Terdapat sekira 13.000 spesies Ostracoda yang masih hidup seperti Cypridina
mediterranea, Azygocypridina lotoryi, dan Gigantocypris pellucida.

Cephalocarida

Merupakan udang-udangan kecil paling primitif yang masih hidup. Panjang tubuh Cephalocorida
sekitar 2 - 4 mm, maksila (rahang atas) tidak berkembang, pemakan detritus, sebagai bentos di
sedimen lumpur atau pasir laut dengan kedalaman hingga 1.500 m, dan bersifat hemafrodit.
Terdapat empat genus Cephalocorida, contohnya Lightiella, Monniotae dan Hutchinsoniella
macracantha.

Hutchinsoniella macracantha
Maxillopoda

Memiliki tubuh yang berukuran kecil (kecuali teritip/bernacle). Tubuh Maxillopoda pendek,
terdiri atas bagian kepala (5 ruas), dada (6 ruas), perut (4 ruas) dan sebuah telson. Kepala dan
dada ada yang bersatu. Ada yang memiliki karapas, dan ada yang tidak. Mata ada yang memiliki
tiga mangkuk disebut naupliar eyes. Contoh Maxillopoda antara lain Cyclops bicuspidatus,
Austromegabalanus psittacus, dan Stygotantulus stocki.

Cyclops bicuspidatus

Malacostraca

Memiliki tubuh yang terdiri atas lima ruas kepala, delapan ruas dada, dan enam ruas perut
(kecuali Lepostraca yang memiliki tujuh ruas), dan sebuah telson. Karapas menutupi toraks atau
tereduksi. Kepala dan dada bersatu membentuk sefalotoraks. Malacostraca merupakan Crustacea
dengan jumlah anggota paling banyak, terdapat lebih dari 25.000 spesies. Malacostraca dibagi
menjadi beberapa ordo, antara lain

 Isopoda (berkaki seragam), contohnya Asellus sp.;

 Amphipoda, contohnya Alicella gigantea;

 Stomatopoda, contohnya Odontodactylus latirostris; dan

 Decapoda (jumlah kaki sepuluh), contohnya udang windu (Penaeus monodon),


kelomang (Pagurus bernhardus), rajungan (Portunus), dan kepiting bakau (Scyella
serrata).
Asellus sp. Alicella gigantea
Odontodactylus latirostris Penaeus monodon
CRUSTACEA

Crustacea adalah Arthropoda yang memiliki eksoskeleton yang berupa kutikula yang keras.
Kutikula mengandung zat kapur dan zat kitin. Kulitnya sering mengalami ekdisis,yaitu
terlepasnya kulit dari tubuhnya. Crustacea hidup sebagai herbivor, karnivor, parasit, datau
pemakan bangkai.

Struktur tubuh Crustacea


Tubuh Crustacea terdiri dari sefalotoraks (kepala dan dada bersatu) dan abdomen (perut).
Sefalotorak ditutupi oleh karapaks di bagian dorsalnya. Bagian anterior karapaks lancip seperti
duri, disebut rostrum. Pada bagian kepala terdapat sepasang antenula pendek, sepasang antena
panjang, dan sepasang maksila (rahang atas). Mata majemuk tersusun dari banyak omatidium.
Statosista terdapat pada dasar antenula dan terdapat kemoreseptor pada antena. Mandibula
(rahang bawah) pendek dan tebal untuk menggigit dan menggiling makanan dan maksila untuk
membantu proses makan.

Pada bagian dada terdapat maksiliped, sepasang keliped (kaki capit), dan empat pasang
pereiopod (kaki jalan) maksiliped berfungsi menyaring dan memasukkan makanan ke mulut,
sedangkan keliped untuk menangkap makanan dan alat pertahanan diri dari musuh. Pada segmen
bagian perut terdapat sepasang pleopod (kaki renang). Pada udang jantan segmen pleopod ke-l
dan ke-2 termodiflkasi menjadi alat kopulasi yang disebut gonopod. Pada udang betina pleopod
berfungsi menyimpan telur dan membawa anaknya. Ujung posterior tubuh terdapat telson dan
sepasang uropod sebagai alat kemudi berenang. Pada telson dan uropod terdapat statosista.

Alat ekskresi Crustacea


Crustacea memiliki hati di dekat lambung. Alat ekskresi berupa kelenjar hijau terdapat di dasar
antena. Crustacea bernapas dengan insang, peredaran darah terbuka, serta memiliki jantung,
arteri, dan sinus. Darah mengandung hemoglobin atau hemosianin.

Sistem reproduksi Crustacea


Sistem reproduksi secara seksual bersifat diesis atau hermafrodit dengan fertilisasi terjadi secara
internal. Biasanya telur dierami, dan akan menetas menjadi larva nauplius yang tidak bersegmen.
Setelah mengalami ekdisis berulang kali, tubuh udang menjadi beruas-ruas. Ekdisis terjadi
seumur hidup hingga hewan tersebut bertambah tua dan bertambah besar. Contohnya, udang
karang dan lobster. Tetapi ada juga yang pergantian kulinya hanya sampai saat dewasa, seperti
pada kepiting.

Anda mungkin juga menyukai