Argentometri
Argentometri
PENDAHULUAN
perak. Jadi, Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan endapan
dengan ion Ag+. Pada titrasi argentometri, zat pemeriksaan yang telah dibubuhi
indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat (AgNO3). Dengan
mengukur volume larutan standar yang digunakan sehingga seluruh ion Ag+ dapat
larut antara titran dengan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai adalah
titrasi penentuan NaCl dimana ion Ag+ dari titrant akan bereaksi dengan ion Cl-
dari analit membentuk garam yang tidak mudah larut AgCl. Ada tiga tipe titik
akhir yang digunakan untuk titrasi dengan AgNO3 yaitu Indikator, Amperometri,
arus yang diteruskan antara sepasang mikroelektrode perak dalam larutan analit.
Sedangkan titik akhir yang dihasilkan indikator kimia, biasanya terdiri dari
dari reagen/analit. (b) Perubahan warna harus terjadi dalam bagian dari kurva
Berdasarkan jenis indikator dan teknik titrasi yang dipakai maka titrasi
atau Fajans. Pada percobaan ini akan dilakukan titrasi pengendapan dengan
metode Mohr. Metode Mohr dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida
dan bromida dalam suasana netral dengan larutan standar AgNO3 dan
penambahan K2CrO4 sebagai indikator. Titrasi dengan cara ini harus dilakukan
dalam suasana netral atau dengan sedikit alkalis, pH 6,5 – 9,0. Dalam suasana
asam, perak kromat larut karena terbentuk dikromat dan dalam suasana basa akan
NaCl dalam garam dapur dan kadar klorida dalam air laut dengan metode Mohr.
titrasi argentometri yang melibatkan reaksi antar ion halida atau anion lainnya
dengan ion Ag+ dari perak nitrat untuk membentuk endapan perak halida dalam
menentukan kadar NaCl dalam garam dapur dan kadar klorida dalam air laut
endapan AgCl berwarna putih. Apabila Cl- sudah habis bereaksi maka kelebihan
Ag+ selanjutnya bereaksi dengan CrO4 2- yang berasal dari insikator K2CrO4
ang ditambahkan dan memnentuk endapan Ag2CrO4 yang berwarna merah bata,
Salah satu cara untuk menentukan kadar klor dalam air PDAM adalah
reaksi pengendapan, zat yang akan ditentukan dititrasi dengan larutan standar
yang mampu mengendapkan zat tersebut. Contoh pada penentuan ion klorida. Ion
klorida dalam sampel dititrasi dengan perak nitrat, sehingga terbentuk endapan
perak klorida. Pada saat semua ion klorida telah bereaksi dengan ion perak, maka
Metode Mohr terdiri atas titrasi klorida dengan larutan perak nitrat
berlebih, dengan kalium kromat sebagai indikator metode ini diaplikasikan dalam
hadapan asam nitrat dan titrasi kelebihan ini dengan standar larutan amonium
tiosianat. Metode ini digunakan ketika fosfat berada hadir dalam sampel, dalam
excess of silver nitrate in presence of nitric acid and titration of this excess with
yaitu metode titrasi untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang
ion klorida yang terdapat pada NaCl dengan menggunakan larutan AgNO3
hidroskopis yang berarti mudah menyerap air, tingkat kepadatan sebesar 0,8-0,9
dan titik lebur pada suhu 801⁰C. Garam merupakan salah satu bahan kimiawi
untuk stabilisasi tanah lempung, struktur garam (NaCl) meliputi anion ditengah
dan kation menempati pada rongga occtahedral. Larutan garam juga merupakan
suatu elektrolit yang mempunyai gerakan brown dipermukaan yang lebih besar
dari gerakan brown pada air murni sehingga bisa menurunkan air dan larutan, ini
menambah gaya kohesi antar partikel sehingga ikatan antar partikel lebih rapat
(Herman, 2015).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.2.1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Pipet ukur 25 mL, Pipet
tetes, Erlenmeyer 250 mL, Labu ukur 250 mL dan 50 mL, Gelas piala 5 mL,
3.1.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah NaCl 0,01 N, AgNO3 0,01
cairan tidak keluar. Lanjutkan dengan memipet air laut 5 mL dan dimasukkan
Kemudian dititrasi dengan AgNO3 sampai terdapat endapan dan perubahan warna
tetes dalam Erlenmeyer 250 mL. Larutan tersebut ditetesi 5 volume larutan
ulang.
hingga terjadi perubahan warna dan terbentuk endapan dan titrasi dihentikan.
Dihitung larutan NaCl yang akan digunakan lalu ditimbang. NaCl tersebut
endapan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Reaksi
N = mek
L
gr
N=
BE . L
gr
0,01 =
170 . 0,05
gr
N=
BE . L
gr
0,01 =
58,5 . 0,05
V1 x N1 = V2 x N2
5 mL x 0,01 = 5,5 mL x N2
0,05 = 5,5 N2
N2 = 0,009
4.4 Pembahasan
Kimia analisis adalah cabang ilmu kimia yang berfokus pada analisis
Kimia analisis dibagi menjadi 2 jenis yaitu analisis kualitatif dan analisa
kuantitatif bertujuan untuk mengetahui jumlah suatu unsur atau senyawa dalam
suatu cuplikan. Uji kualitatif berhubungan dengan sifat fisika dan kimia yang
menentukan mutu atau kualitas seperti uji organoleptis (warna, bau, rasa),
Argentometri adalah titrasi yang melibatkan reaksi antara ion halide ( Cl - , Br- , I-)
atau anion lainnya dengan ion Ag dari perak nitrat dan membentuk endapan perak
penggunaan larutan baku yaitu perak nitrat (AgNO 3). Zat yang ditentukan
bereaksi dengan zat peniter akan membentuk senyawa yang sukar larut dalam air.
proses titrasi. Perubahan kepekatan itu diamati dekat titik kesetaraan dengan
bantuan indicator.
Penentuan kadar NaCl, AgNO3 akan bereaksi dengan NaCl (Ag + akan
mengikat Cl-) membentuk endapan AgCl yang berwarna putih. Bila semua Cl-
sudah habis bereaksi dengan Ag+ dari AgNO3, maka kelebihan sedikit Ag+ akan
bereaksi dengan CrO42- dari indikator K2CrO4 yang ditambahkan, ini berarti titik
akhir titrasi telah dicapai, yaitu bila terbentuk warna merah bata dari endapan
Ag2CrO4 dalam garam dapur, Sebagai indikator digunakan larutan kromat K2CrO4
yang dengan ion perak akan membentuk endapan merah bata dalam suasana
netral. Pada percobaan yang telah dilakukan, digunakan cara Mohr dalam
Penambahan AgNO3 secara terus menerus akan membuat ion Cl- habis
diikat oleh ion Ag+ dari AgNO3. Bila ion Cl- sudah habis bereaksi maka kelebihan
Ag+ selanjutnya bereaksi dengan CrO42- yang berasal dari indikator K2CrO4 2%
yang ditambahkan dan membentuk endapan Ag2CrO4 yang berwarna merah bata,
berarti titik akhir titrasi sudah tercapai sehingga selanjutnya Ag+ akan berikatan
dan air laut. Titrasi yang digunakan adalah argentometri dengan metode mohr.
Hal pertama yang dilakukan adalah membuat larutan sampel. Untuk sampel NaCl
0,01 N ditimbang sebanyak 0,03 gram yang dilarutkan dengan aquades ke dalam
labu ukur 50 ml. sedangkan untuk sampel air laut dipipet 5 mL dan dimasukan
dengan aquades ke dalam Erlenmeyer 250 mL. sampel garam NaCl 0,01 N dan
air laut dititrasi dengan larutan AgNO3 standar dan larutan K2CrO4 2% sebagai
indikator. Dari larutan garam dan air laut yang telah dibuat, masing-masing
dipipet 5 mL untuk dititrasi. Pada awal penambahan, ion Cl - dari NaCl yang
terdapat dalam larutan bereaksi dengan ion Ag+ yang ditambah sehingga
membentuk endapan putih AgCl. Sedangkan pada penentuan kadar klorida dalam
air laut, sebagai indikator digunakan larutan kromat K 2CrO4 2% 2 tetes yang
5.1. Kesimpulan
primer yang digunakan adalah NaCl 0,01 N dan larutan K2CrO4 sebagai indikator.
Konsentrasi yang didapatkan adalah 0,009 N. Penentuan kadar Cl dalam air laut
dan garam dapur dengan metode mohr menggunakan larutan peniter AgNO3
standar dan indikator K2CrO4. Titik akhir titrasi ditunjukkan dengan adanya
endapan merah bata. Kadar Cl dalam air laut sebesar 1.640,1 ppm sedangkan
5.2. Saran
Saran yang ingin saya ajukan dalam percobaan ini adalah pada percobaan
selanjutnya agar dilakukan pada metode selain metode Mohr. Sehingga metode
Herman, Willy joetra. 2015. Pengaruh garam dapur (NaCl) Terhadap Kembang
Susut Tanah Lempung. Jurnal Momentum. Vol. 17. No. 1.
Yusmita Lisa. 2017. Identifikasi Konsentrasi Natrium Klorida (NaCl) Pada jahe
dan Lengkuas Giling Dibeberapa Pasar Tradisional Di Kota Padang.
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas. Vol. 21. No. 2.