Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nurul Al Istigho Farola

NIM : P27838018001
Kelas : 2A1

Rangkaian Pesawat Rontgen Konvensional

Cara Kerja Raangkaian:


Saat main switch ditekan maka, autotrafo akan mendapatkan tegangan. Tegangan pada
autotrafo harus sesuai dengan indicator segitiga yang ada di linevolt meter. Jika tegangan pada
autotrafo belum sesuai maka diatur pada line selector. Lalu tegangan dari autotrafo mengalir pada
trafo untuk stabilisator yang berfungsi sebagai penyetabil mA saat KV akan dinaikkan/
diturunkan dan pada trafo untuk mA control. Lalu dilakukan pemilihan KV pada KV selector.
Saat itu pula tegangan diteruskan ke kontaktor dan ke trafo filamen. Lalu saat diatur tegangan
pada KV selector dan mA control ada R-limitter yang bertugas membatasi arus pada trafo
filamen, lalu ada juga SW pengaman yang dipasang seri dengan mA control dan bertugas untuk
mengamankan apabila terjadi over heating pada filamen. Pada trafo filamen berfungsi sebagai
sumber tegangan untuk filamen pada tabungan x-ray. Saat tombol expose ditekan maka blok
timer dan spoil kontaktor akan mendapat tegangan dan bekerja lalu kontaktor akan bekerja
sehingga tegangan akan terhubung dengan primer HTT. Pada saat HTT mendapat tegangan
maka, terjadi tegangan tinggi pada anoda dan mengakibatkan meloncatnya electron pada filamen
ke anoda. Pada sekunder HTT terdapat mA meter dan grounding pada zero point, dan tegangan
dari primer HTT di teruskan ke rangkaian diode perata tegangan untuk diteruskan ke anoda dan
katode pada tabung x-ray.
Rangkaian Pesawat Rontgen Discharge Compensator

Cara Kerja Rangkaian:


Saat main switch ditekan maka autotrafo mendapat tegangan, lalu saat kondisi ini
tegangan mengalir ke TR6 melalui kontak relay Ry2, disaat bersamaan Ry5 mendapat tegangan
dan mengaktifkan kontak relay Ry5 untuk kondisi NO. Lalu, grid mendapatkan tegangan -2300V
dari TR6 melalui penyearah D6. Saat saklar charge di tekan maka, Ry1 akan mendapat tegangan
dan mengaktifkan kontak relay Ry1(1-2) ke NC sebagai rangkaian pengunci, juga mengaktifkan
kontak relay Ry1(3-4) ke NC sehingga mengalirkan tegangan ke primer HTT, lalu terjadilah
kondisi charge pada condensator dengan C1 dan C2 tersambung seri , ujung ositip terhubung
dengan anoda, ujung negatip dengan katode, sehingga tegangan anode dan katode merupakan
penjumlahan tegangan C 7 + C 8 atau dua kali tegangan HTT. Saat saklar ready ditekan maka,
Ry3 akan mendapat tegangan dan mengaktifkan kontak relay Ry3(3-4) ke kondisi NC dan Ry4,
Ry9, Ry10, spoil anododa mendapatkan tegangan. Saat kontak Ry4(3-4), Ry9(1-4) dan Ry10(1-
4) aktif berpindah ke NO, maka anoda akan berputar. Tr-3 dan Tr -5 mendapat tegangan,
sehingga filament menyala. Meskipun filament menyala, dan katode anode sudah mendapatkan
tegangan tinggi, tetapi belum terjadi loncatan electron karena terhalang tegangan negatif dari
grid. Saat saklar expose ditekan solenoid R28 Energize (time delay), beberapa saat kemudian
kontak 80 tertutup relay. Ry13 mendapatkan tegangan, kontak Ry13( 1-5 ) aktif NC dan kontak
Ry13( 3-7) aktif NO. Saat kontak Ry13( 3-7) aktif NO maka tegangan pada Ry5 dan TR6
terputus, terputusnya tegangan mengakibatkan kontak Ry5 ke kondisi NC dan rangkaian
tegangan grid mengalami short/ discharge pada C9 dan dibuang ke R19. Lalu saat tegangan pada
grid hilang maka, sudah tidak ada halangan lagi bagi electron untuk melompat ke anoda dan
shutter terbuka lalu terjadilah x-ray.
Urutan Pengoperasian Alat Pesawat Rontgen Discharge Compensator:
1. Tancapkan kabel power ke jala-jala PLN
2. Tekan tombol Switch ON
3. Menentukan KV
4. Tekan tombol Charge
5. Tekan tombol Ready (anoda berputar)
6. Tekan tombol Expose (tegangan grid hilanhg, shutter terbuka)

Anda mungkin juga menyukai