Anda di halaman 1dari 6

ISSN 2442-7659

2019
ISSN 2442-7659

9 7 7 24 4 2 7 6 5 0 07
Kementerian Kesehatan RI
Pusat Data dan Informasi DI INDONESIA
Jl. HR Rasuna Said Blok X5 Kav. 4-9
Jakarta Selatan
STOP FOR ASTHMA
Symptom Evaluation (Segera Nilai Gejala)
Test Response (Test Respon Obat)
Observe and Assess (Observasi dan Kaji Kembali)
Proceed to Adjust Treatment (Pemberian Obat yang Tepat dan Rasional).
Pendahuluan

Selama tahun 2008, tercatat 57 juta kematian di dunia, dimana 36 juta di antaranya disebabkan oleh Penyakit
Tidak Menular (PTM), terutama penyakit kardiovaskular, diabetes, kanker, dan penyakit pernapasan kronis.
Hampir 80% (29 juta kematian) dari kematian disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular terjadi di negara-
negara berpenghasilan rendah dan menengah. PTM adalah penyebab kematian yang paling sering terjadi (https://emedicine.medscape.com).
di sebagian besar negara di Amerika, Mediterania Timur, Eropa, Asia Tenggara, dan Pasik Barat (World
Health Organization, 2008). Pemicu dan Gejala ASMA
Kematian akibat Penyakit Tidak Menular diproyeksikan meningkat 15% secara global antara tahun 2010 dan Penyebab utama penyakit asma belum diketahui sampai saat ini. Faktor risiko paling utama untuk memicu asma
2020. Peningkatan paling signikan terjadi di negara Mediterania Timur dan Asia Tenggara, dimana adalah kombinasi dari kecenderungan genetik dengan paparan lingkungan terhadap zat dan partikel yang dihirup
diperkirakan akan terjadi peningkatan lebih dari 20% (World Health Organization, 2008). yang dapat memicu reaksi alergi atau mengiritasi saluran udara, seperti:
Penyebab utama kematian akibat penyakit tidak menular di dunia pada tahun 2008 antara lain alergen dalam ruangan (misalnya tungau, debu rumah, polusi, dan bulu hewan peliharaan)
alergen luar ruangan (contohnya serbuk sari dan jamur)
penyakit kardiovaskular (17 juta kematian, atau 48% dari kematian akibat penyakit tidak
asap rokok
menular); kanker (7,6 juta, atau 21% dari kematian akibat penyakit tidak menular); dan
iritasi kimia di tempat kerja
penyakit pernapasan, termasuk asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
polusi udara
(4,2 juta), sedangkan diabetes menyebabkan 1,3 juta kematian tambahan (World
Health Organization, 2011). Pemicu lain dapat termasuk udara dingin, kondisi emosional yang ekstrem seperti
kemarahan atau ketakutan, dan latihan sik. Bahkan obat-obatan tertentu dapat memicu
Asma adalah salah satu penyakit tidak menular utama. Asma termasuk penyakit kronis asma, seperti aspirin dan obat anti inamasi non-steroid lainnya, dan beta-blocker (yang
dimana kondisi saluran udara paru-paru meradang dan juga menyempit. Sekitar 235 digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi, kondisi jantung, dan migrain).
juta orang saat ini menderita asma. Asma merupakan penyakit umum di kalangan anak-
anak. Menurut perkiraan World Health Organization (WHO) terbaru yang dirilis pada Tabel 1. Gejala Asma dan Karakteristiknya
Desember 2016, terdapat 383.000 kematian akibat asma pada 2015 (The Global
Asthma Report, 2018). Gejala Asma Tiga Karakteristik Asma
Wheezing (napas berbunyi berisik) Peradangan jalan napas kronis
Penyakit asma masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di hampir semua Sesak napas Obstruksi jalan napas yang reversibel
negara di dunia, yang sebagian besar diderita oleh anak-anak sampai dewasa dengan Sesak dada Sensititas bronkus meningkat
derajat penyakit dari ringan sampai berat, bahkan beberapa kasus dapat
menyebabkan kematian. Asma merupakan penyakit kronis yang sering muncul Batuk
pada masa kanak-kanak dan usia muda sehingga dapat menyebabkan kehilangan Produksi sputum berlebih
hari-hari sekolah atau hari kerja produktif yang berarti, juga menyebabkan
gangguan aktitas sosial, bahkan berpotensi mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan anak. Epidemiologi (Situasi Asma di Dunia)
Sebagian besar kematian terkait asma terjadi di negara berpenghasilan
rendah dan menengah ke bawah. Faktor risiko terkuat sebagai pemicu asma
adalah zat dan partikel yang dihirup yang dapat memicu reaksi alergi atau mengiritasi saluran udara.
Untuk menghindari kambuhnya asma, pasien dapat meminum obat. Menghindari pemicu asma juga bisa
mengurangi keparahan asma. Penatalaksanaan asma yang tepat dapat memungkinkan orang menikmati
kualitas hidup yang baik.

Definisi asma
Asma adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan serangan sesak napas dan mengi berulang,
yang bervariasi dalam tingkat keparahan dan frekuensi dari orang ke orang. Gejala dapat terjadi beberapa kali
dalam sehari atau seminggu pada individu yang terkena, dan bagi sebagian orang menjadi lebih buruk selama

-01- -02-
Selatan (0,6%), Lampung Utara (0,6%), Kediri (0,6%), Soppeng (0,6%), Karo (0,7%), Serdang Bedagai
7,2 Gambar 1.
(0,7%), dan Kota Binjai (0,7%).
Lima Penyakit Paru Utama di Dunia
Sumber: WHO, 2011
Gambar 3.
4,8 Prevalensi Asma* Menurut Provinsi Tahun 2018
5 Sumber: Riskesdas 2008, Balitbangkes, Kemenkes RI
4
3,0 2,4
3
2,1
2
1
0,3
% 0

DI Yogyakarta
Kalimantan Timur
Bali
Kalimantan Tengah
Kalimantan Utara
Kalimantan Barat
Nusa Tenggara Barat
Sulawesi Tengah
Kep. Bangka Belitung
Jawa Barat
Kalimantan Selatan
Gorontalo
DKI Jakarta
Jawa Timur
Banten
Sulawesi Selatan
Bengkulu
Kepulauan Riau
Sulawesi Tenggara
INDONESIA
Aceh
Papua Barat
Riau
Sulawesi Utara
Sumatera Barat
Sumatera Selatan
Maluku
Papua
Jawa Tengah
Maluku Utara
Jambi
Lampung
Nusa Tenggara Timur
Sulawesi Barat
Sumatera Utara
Infeksi Paru PPOK (Penyakit Paru Tuberkulosis Kanker
Obstruksi Kronis) Paru/Trakea/Bronkus

Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam World Health Report 2000 menyebutkan, lima penyakit
paru utama merupakan 17,4% dari seluruh kematian di dunia, masing-masing terdiri dari infeksi paru 7,2%, Catatan* : penyakit Asma wawancara semua umur berdasarkan diagnosis oleh dokter
PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronis) 4,8%, Tuberkulosis 3,0%, Kanker paru/trakea/bronkus 2,1% dan
Asma 0,3%. Asma memiliki tingkat kematian yang relatif rendah dibandingkan dengan penyakit kronis lainnya.
(Global Status Report on Noncommunicable Diseases 2010, World Health Organization, 2011). Grak di atas menunjukan bahwa pada tahun 2018 terdapat sembilan belas provinsi yang mempunyai prevalensi
Situasi Nasional tentang Asma penyakit asma melebihi angka nasional yaitu DI Yogyakarta, Kalimantan Timur, Bali, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Kep. Bangka Belitung, Jawa Barat,
Kalimantan Selatan, Gorontalo, DKI Jakarta, Jawa Timur, Banten, Sulawesi Selatan, Bengkulu, Kepulauan Riau,
Gambar 2.
dan Sulawesi Tenggara. Terdapat lima belas provinsi yang memiliki prevalensi asma di bawah angka nasional yaitu
Prevalensi Asma* Menurut Tahun 2007
Sumber: Riskesdas 2007, Balitbangkes, Kemenkes RI
Aceh, Papua Barat, Riau, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Maluku, Papua, Jawa
5,0 Tengah,Maluku Utara, Jambi, Lampung, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat , dan Sumatera Utara.
4,0 Jika dibandingkan dengan hasil Riskesdas 2007, terdapat enam provinsi yang prevalensi sebelumnya berada
3,0 1,9 di bawah angka nasional menjadi di atas angka nasional yaitu Provinsi Sulawesi Selatan, Bengkulu, Jawa Timur,
2,0 Kep. Riau, DKI Jakarta, dan Banten. Kemudian terdapat empat provinsi yang prevalensi asmanya mengalami
penurunan sehingga berada di bawah angka nasional yaitu Provinsi Sumatera Barat, Papua, Aceh, dan Papua
1,0 Barat.
0,0
Lampung
Sumatera Utara
Sulawesi Utara
Jawa Tengah
Sulawesi Barat
Sumatera Selatan
Nusa Tenggara Timur
Maluku Utara
Riau
Sulawesi Selatan
Maluku
Bengkulu
Jawa Timur
Jambi
Kepulauan Riau
DI Yogyakarta
Banten
INDONESIA
Sumatera Barat
Kalimantan Barat
Kalimantan Timur
DKI Jakarta
Bali
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Sulawesi Tenggara
Nusa Tenggara Barat
Sulawesi Tengah
Papua
Kep. Bangka Belitung
Jawa Barat
Gorontalo
Aceh
Papua Barat

Jika grak tahun 2007 dibandingkan dengan 2018 diketahui bahwa terdapat kenaikan prevalensi asma secara
nasional sebesar 0,5%. Perbandingan angka prevalensi pada tulisan ini antara Riskesdas 2007 dan 2018
dikarenakan kesamaan dalam mendiagnosis asma pada tahun tersebut, yaitu melalui wawancara berdasarkan
diagnosa oleh tenaga kesehatan atau dengan gejala.
Catatan* : diagnosis penyakit Asma berdasarkan tenaga kesehatan dan gejala.

Grak di atas menunjukan bahwa pada tahun 2007 ada enam belas provinsi yang mempunyai prevalensi penyakit
asma melebihi angka nasional diantaranya yaitu Jawa Barat, Gorontalo, Aceh, dan Papua Barat. Terdapat tujuh
belas provinsi yang memiliki prevalensi asma di bawah angka nasional diantaranya yaitu Lampung, Sumatera
Utara, Sulawesi Utara, Jawa Tengah, Sulawesi Barat, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara,
dan Riau.

Secara nasional, 10 kabupaten/kota dengan prevalensi penyakit asma tertinggi adalah Aceh Barat (13,6%), Buol
(13,5%), Pohuwato (13,0%), Sumba Barat (11,5%), Boalemo (11,0%), Sorong Selatan (10,6%), Kaimana
(10,5%), Tana Toraja (9,5%), Banjar (9,2%), dan Manggarai (9,2%). Sedangkan 10 kabupaten/kota dengan
prevalensi penyakit asma terendah adalah Yahukimo (0,2%), Langkat (0,5%), Lampung Tengah (0,5%),
Tapanuli

-03- -04-
Gambar 4 dan 5 menunjukkan jumlah kasus penyakit asma berdasarkan status rawat inap dan rawat jalan
Gambar 4.
di rumah sakit. Untuk kasus asma rawat inap, Provinsi Jawa Timur memiliki kasus terbesar (7.942 kasus) dan
Jumlah Kasus Rawat Inap Penyakit Asma Tahun 2017
Sumber: Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Tahun 2017
Papua memiliki kasus rawat inap terendah (15 kasus). Pada kasus asma rawat jalan, yang tertinggi ada di Provinsi
Jawa Timur 7.942 Jawa Barat (369.108 kasus) dan terendah di Papua Barat (31 kasus). Data asma yang bersumber dari Sistem
Jawa Tengah 7.711 Informasi Rumah Sakit (SIRS) mencakup kategori asma dan status asmatikus.
Jawa Barat 5.826
Sulawesi Selatan 3.347
Sumatera Selatan 2.841 Gambar 6.
Aceh 2.802
Lampung 2.539 Prevalensi Asma Karakteristik Umur Tahun 2007 dan 2018
Kalimantan Tengah 2.017 Sumber: Riskesdas 2007 dan 2008, Balitbangkes, Kemenkes RI
Bali 1.583
Sulawesi Tengah 1.479 15 7
Jambi 1.429
Kalimantan Timur
DKI Jakarta
1.366
1.358
Tahun 2007 12,4 6 Tahun 2018
12 5,1
Riau 1.341 10,4 5 4,5
Kalimantan Selatan 1.204
Kalimantan Barat 1.112 9 4 3,4
Sumatera Utara 1.052 7,3
Sumatera Barat 993 3 2,6
Nusa Tenggara Barat 955 6 4,8 2,3
DI Yogyakarta 740 3,5 2 1,9 2,2 2,2
1,6
Gorontalo 592
3 2,4 2,0 2,2 2,7
Sulawesi Utara 537 1,1 1 1,1
Kepulauan Bangka Belitung 534
Banten 493 0 0
Nusa Tenggara Timur 422
Maluku 310
Bengkulu 296
Sulawesi Tenggara 295
Sulawesi Barat 250
Papua 222 Berdasarkan grak diatas dapat diketahui hasil Riskesdas 2007 menunjukkan peningkatan prevalensi asma
Kepulauan Riau 188 seiring bertambahnya usia. Akan tetapi prevalensi 12,4% pada kelompok usia 75+ kemungkinan bukan murni
Maluku Utara 159
Papua Barat 15 disebabkan penyakit asma, karena untuk mendiagnosa asma pada orang lanjut usia sedikit lebih sulit, karena
0 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000 9.000 gejala asma yang dialami hampir sama dengan gejala penyempitan saluran nafas pada PPOK, berupa sesak dan
batuk. Kemudian pada hasil Riskesdas 2018 terlihat hasil yang konsisten dengan 2007,dimana prevalensi asma
Gambar 5. semakin meningkat sesuai dengan penambahan kelompok usia, dimana kelompok usia <1 tahun memiliki
Jumlah Kasus Rawat Jalan Penyakit Asma Tahun 2017 prevalensi terendah dan kelompok usia 75+ memiliki prevalensi tertinggi.
Sumber: Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Tahun 2017
Jawa Barat 369.108 Gambar 7.
Jawa Tengah 58.936
Jawa Timur 54.941 Prevalensi Penyakit Asma Rawat Inap Berdasarkan Umur Tahun 2015-2017
Sumatera Selatan 36.271 Sumber: Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Tahun 2015-2017
Lampung 31.375
Nusa Tenggara Timur 28.036
35,0

%
Bali 22.030

29,3
27,6

28,3
Sumatera Barat 21.308

24,8
30,0

24,6
DKI Jakarta 17.456

23,2
Aceh 16.979
DI Yogyakarta 14.450 25,0
Kalimanatan Timur 13.429 20,0
Kalimantan Selatan 10.279

14,3

14,1
13,7

12,6
10,3
9,8
11,0
Jambi 10.193

10,6

10,0
15,0
Sulawesi Selatan 10.190

9,4
8,8
8,4
Riau 10.122 10,0
Kepulauan Bangka Belitung 8.427
Banten 6.834

3,2
2,1
5,0

1,8
0,6
0,6
Nusa Tenggara Barat 6.611

0,3
0,3
0,3
0,2
Sumatera Utara 4.871 0,0
Kalimantan Tengah 4.499 0-6 HR 7-28 HR 29 HR- 1-4 TH 5-14 TH 15-24 TH 25-44 TH 45-64 TH 65+ TH
Kalimantan Barat 4.241 <1TH
Kepulauan Riau 2.537
Sulawesi Tengah 2.198 2015 2016 2017
Sulawesi Tenggara 1.978
Bengkulu 1.775
Sulawesi Utara 1.381 Pada gambar di atas dapat diketahui prevalensi penderita asma rawat inap berdasarkan kelompok umur,
Papua 849
Maluku 812 dimana pada tahun 2015 sampai dengan 2017 prevalensi tertingginya ada pada kelompok umur 45-64 tahun
Gorontalo 746 (27,6%-29,3%). Sedangkan untuk prevalensi asma terendah ada pada kelompok umur 7-28 hari, angka
Sulawesi Barat 415
Maluku Utara 287 prevalensinya sebesar 0,3%.
Papua Barat 31
0 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 300.000 350.000 400.000

-05- -06-
Gambar 8. Berdasarkan jenis kelamin dan status rawat jalan, jumlah laki-laki yang juga pasien asma dari tahun 2015 hingga
Prevalensi Penyakit Asma Rawat Jalan Berdasarkan Umur Tahun 2015-2017 tahun 2017 selalu lebih rendah dibandingkan perempuan. Selama periode tiga tahun, jumlah pasien asma
Sumber: Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Tahun 2015-2017 perempuan yang rawat jalan paling tinggi di tahun 2016 sebanyak 135.167 orang. Begitu pula dengan pasien
rawat jalan berjenis kelamin laki-laki, jumlah paling tinggi tercatat di tahun 2016 sebanyak 106.211 orang.

31,3
35,0

28,2
26,7
25,6
Gambar 11.

25,0
30,0

25,0 Jumlah Total Pasien Asma Rawat Inap dan Pasien Keluar Mati

19,0
Tahun 2015-2017

15,6
20,0

14,8
Sumber: Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Tahun 2015-2017

13,6
13,9

10,7
10,8
56.405
10,6
15,0

10,1
53.949

9,9
9,6
60.000

8,1
7,9
10,0
50.000
2,1
2,1

5,0
1,6

1,7
0,3

0,2
0,3
0,1

0,2

0,0 40.000
0-6 HR 7-28 HR 29 HR- 1-4 TH 5-14 TH 15-24 TH 25-44 TH 45-64 TH 65+ TH 28.050
<1TH
30.000
2015 2016 2017
20.000
Gambar di atas menginformasikan prevalensi penderita asma rawat jalan berdasarkan kelompok umur, dimana
Total pasien
pada tahun 2015 sampai dengan 2017 prevalensi tertingginya ada pada kelompok umur 45-64 tahun, angka 10.000
679 2.805 1.182
prevalensinya 26,7%-31,3%. Sedangkan untuk prevalensi asma terendah ada pada kelompok umur 0-6 hari Pasien keluar mati
0
dengan prevalensi antara 0,1%-0,3%. 2015 2016 2017

Gambar 9.
Jumlah Pasien Asma Rawat Inap Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar di atas membandingkan jumlah total pasien asma rawat inap dengan pasien asma keluar mati selama
Tahun 2015-2017
Sumber: Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Tahun 2015-2017 tahun 2015 sampai dengan 2017, dimana total pasien rawat inap tertinggi akibat asma dan total pasien mati
akibat asma tertinggi ada di tahun 2016. Pada tahun 2016 terdapat 56.405 orang pasien asma rawat inap dan
31.761 31.025
2.805 pasien asma yang meninggal dunia.
24.644 22.924
Gambar 12.
15.922
12.128 Jumlah Total Pasien Baru Kunjungan Pasien Asma Rawat Jalan
Laki-Laki Tahun 2015-2017
Sumber: Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Tahun 2015-2017
Perempuan

2015 2016 2017


1.000.000 937.367
900.000
Berdasarkan jenis kelamin, jumlah laki-laki yang menjadi pasien asma rawat inap dari tahun 2015 hingga tahun 800.000
2017 selalu lebih rendah dibandingkan perempuan. Selama periode tiga tahun, jumlah perempuan pasien asma 700.000
yang rawat inap paling tinggi di tahun 2016 sebanyak 31.761 orang. Begitu pula dengan pasien rawat inap 600.000
berjenis kelamin laki-laki, jumlah paling tinggi tercatat di tahun 2016 sebanyak 24.644 orang. Perbandingan 500.000 471.350
gambar 9 dengan gambar 10 menginformasikan bahwa selama tahun 2015-2017, jumlah pasien asma rawat jalan 400.000
selalu lebih banyak dibandingkan dengan pasien yang rawat inap. 300.000
195.319 236.649
200.000 Total pasien rawat jalan
241.378
Gambar 10. 100.000
109.798 Kasus baru
Jumlah Pasien Asma Rawat Jalan Berdasarkan Jenis Kelamin 0
Tahun 2015-2017 2015 2016 2017
Sumber: Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Tahun 2015-2017
135.167 129.394
106.211 107.255 Gambar di atas menginformasikan jumlah kasus baru asma rawat jalan selama periode tahun 2015-2017, dimana
jumlahnya terus meningkat. Selain itu, total pasien rawat jalan selama tahun 2015-2017 juga bertambah lebih
59.055 dari empat kali lipat selama perode waktu tersebut.
50.743
Laki-Laki
Perempuan

2015 2016 2017

-07- -08-
kesimpulan
Berdasarkan perbandingan hasil Riskesdas 2007 dan 2018, terdapat 6 provinsi yang prevalensi
sebelumnya berada di bawah angka nasional menjadi di atas angka nasional yaitu Provinsi
DI Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Sulawesi Selatan, Bengkulu, dan Kepulauan Riau.
Hasil Riskesdas 2018 terdapat 4 provinsi yang prevalensi asmanya mengalami penurunan
dibandingkan dengan Riskesdas 2007, dimana sebelumnya berada diatas angka nasional menjadi
di bawah angka nasional yaitu Provinsi Aceh, Papua Barat, Sumatera Barat, dan Papua.
Kasus asma rawat inap terbesar ada di Provinsi Jawa Timur (7.942 kasus), sedangkan Papua memiliki
kasus rawat inap terendah (15 kasus). Pada kasus asma rawat jalan, yang tertinggi ada di Provinsi
Jawa Barat (369.108 kasus) dan terendah di Papua Barat (31 kasus).
Hasil Riskesdas tahun 2007 prevalensi asma tertinggi ada pada kelompok umur lansia yaitu 75 tahun
ke atas (12,4%). Hal yang sama didapatkan juga pada hasil Riskesdas 2018, dimana prevalensi asma
tertinggi ada pada kelompok lansia, yaitu umur 75 tahun ke atas (5,1%).
Hasil data Sistem Informasi Rumah Sakit tahun 2015 - 2017 menunjukan prevalensi tertinggi asma ada
pada kelompok umur 45-64 tahun, dengan angka prevalensi berkisar antara 26,7-31,3%.
Jumlah laki-laki yang menjadi pasien asma rawat inap dari tahun 2015 hingga tahun 2017 selalu lebih
rendah dibandingkan perempuan (data SIRS).
Selama tahun 2015-2017 jumlah pasien asma rawat jalan selalu lebih banyak dibandingkan dengan
pasien yang rawat inap. Total pasien rawat jalan selama tahun 2015-2017 juga bertambah lebih dari
empat kali lipat selama perode waktu tersebut.

Daftar Pustaka
Global Status Report on Noncommunicable Diseases 2010, World Health Organization, Italy : 2011
Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta : 2008
Laporan Nasional Riskesdas 2018, Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta : 2019
Pedoman Pengendalian Penyakit Asma, Kementerian Kesehatan, November 2008
Riset Kesehatan Dasar 2013 dalam Angka, Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta : 2013
The Global Asthma Report 2018, Global Asthma Report, New Zealand : 2019
WHO Fact Sheet on Asthma, https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/asthma
https://emedicine.medscape.com

Tim Redaksi
Penanggung Jawab : Didik Budijanto Penulis : Khairani
Redaktur : Rudy Kurniawan Desain Gras/Layouter : Dian Mulya
Penyunting : Winne Widiantini Kontributor : Olwin Nainggolan (Balitbangkes)
Panggih Dewi K (Ditjen Yankes)

Sumber : facebook Direktorat P2PTM Kemenkes RI

-09-

Anda mungkin juga menyukai