Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

Format Penulisan Ilmiah dalam Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif :

Bab I Latar Belakang Penelitian

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Metode Penelitian

Dosen Pembimbing Aurora Putri Astari, S.Psi,M.Psi

Disusun Oleh :

Nadia Azma (46118120039)


Lola Marsela (46118120084)
Yulia Dewi Murni (46118120045)

UNIVERSITAS MERCUBUANA MENTENG


FAKULTAS PSIKOLOGI
TAHUN AKADEMIK 2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….……...……..i

KATA PENGATAR………………………………………………….………….………...…ii

BAB I. PENDAHULUAN

I. Latar Belakang…………………………………………………………………………iii

II. Rumusan Masalah…………………………………………………………….………..iv

III. Tujuan Penulisan……………………………………………..………………….


……iv

BAB II. KAJIAN PEMBAHASAN

I. Latar Belakang dalam Penelitian Kuantitatif…………………….……………......…....1


II. Rumusan Masalah Kuantitatif…………………………..…………………………...…3
III. Format Penelitian Kuantitatif…………………………...……………………...……...6
IV. Latar Belakang dalam Penelitian Kualitatif……………. …………………………..…8
V. Rumusan Masalah Kualitatif…………………………………………………………..9
VI. Format Penelitian Kualitatif……………………………………………………….…11

BAB III. PENUTUPAN


1. Kesimpulan………………………………………………………………...………..14
2. Saran…………………………………………………………………………………15

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...…………..….vi

i |U n i v e r s i t a s M e r c u B u a n a
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah mata kuliah Dasar-Dasar Metode Penelitian
untuk memenuhi tugas di semester 2 dengan tema “Format Penulisan Ilmiah dalam
Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif : Bab I Latar Belakang Penelitian”.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Dasar-Dasar Metode Penelitian di
Universitas Mercu Buana. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Ibu Aurora Putri Astari, S.Psi,M.Psi. selaku dosen pembimbing mata
kuliah Dasar-Dasar Metode Penelitian dan kepada segenap pihak yang telah memberikan
bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 14 November 2019

Penulis

ii |U n i v e r s i t a s M e r c u B u a n a
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Dalam melakukan penelitian terdapat beberapa metode yang bisa kita pakai untuk
mencapai laporan dengan hasil yang baik. Metode yang biasa peneliti pakai adalah
dengan cara melakukan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Dalam Penelitian kualitatif bertujuan memahami realitas sosial, yaitu melihat dunia
dari apa adanya, bukan dunia yang seharusnya, maka seorang peneliti kualitatif haruslah
orang yang memiliki sifat open minded. Karenanya, melakukan penelitian kualitatif
dengan baik dan benar berarti telah memiliki jendela untuk memahami dunia psikologi
dan realitas sosial.
Sedangkan dalam Penelitian kuantitatif lebih menekankan pada penelitian ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan
penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis,
teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan
hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari
hubungan-hubungan kuantitatif. Penelitian kuantitatif banyak dipergunakan baik dalam
ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial, dari fisika dan biologi hingga sosiologi dan
jurnalisme. Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk meneliti berbagai aspek
dari pendidikan. Istilah penelitian kuantitatif sering dipergunakan dalam ilmu-ilmu sosial
untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif.

Pembahasan yang akan kita kaji dalam mata kuliah Dasar-Dasar Metode Penelitian
mengupas tuntas mengenai cara penulisan format yang tepat dalam melakukan dua
metode ini, serta cara yang tepat dalam membuat Bab 1 ketika kita akan membuat skripsi
yaitu merumuskan masalah dalam melakukan penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.

iii |U n i v e r s i t a s M e r c u B u a n a
II. Rumusan Masalah

1. Bagaimana format untuk melakukan penulisan ilmiah dalam metode Penelitian


Kualitatif?
2. Bagaimana format untuk melakukan penulisan ilmiah dalam metode Penelitian
Kuantitatif?
3. Bagaimana merumuskan masalah dalam penulisan Bab 1 Latar Belakang Penelitian
dengan menggunakan metode Penelitian Kualitatif?
4. Bagaimana merumuskan masalah dalam penulisan Bab 1 Latar Belakang Penelitian
dengan menggunakan metode Penelitian Kuantitatif?

III. Tujuan Penulisan

1. Memahami format untuk melakukan penulisan ilmiah dalam metode Penelitian


Kualitatif.
2. Memahami format untuk melakukan penulisan ilmiah dalam metode Penelitian
Kuantitatif.
3. Mengetahui bagaimana merumuskan masalah dalam penulisan Bab 1 Latar Belakang
Penelitian dengan menggunakan metode Penelitian Kualitatif.
4. Mengetahui bagaimana merumuskan masalah dalam penulisan Bab 1 Latar Belakang
Penelitian dengan menggunakan metode Penelitian Kuantitatif.

iv |U n i v e r s i t a s M e r c u B u a n a
BAB II
KAJIAN PEMBAHASAN

I. LATAR BELAKANG DALAM PENELITIAN KUANTITATIF

Faisal (1999) menyatakan bahwa istilah Latar Belakang masalah kadang-kadang dinyatakan
dengan beberapa istilah lain (yang kesemuanya mempunyai arti yang sama), seperti “Latar
Belakang Penelitian”, “Latar Belakang Pemilihan Masalah Penelitian”, “Alasan Pemilihan
Judul Penelitian”, dan “Alasan Pemilihan Masalah Penelitian”. Semua istilah tersebut
memiliki makna yang sama, namun yang lebih umum digunakan adalah “Latar Belakang
Masalah”.

Masalah yang diteliti tentunya dimunculkan melalui serangkaian proses penalaran tertentu
dari sumber-sumber tertentu; jadi ada “konteks” tertentu, yang dari situ (dengan bantuan
kemampuan penalaran) kita dapat merumuskan “masalah penelitian”; yakni masalah yang
kita pilih dan kita usulkan untuk diteliti. Uraian dan penjelasan yang demikian itulah yang
mesti dipaparkan dalam “Latar Belakang Masalah”. Sesuatu yang belum jelas, sesuatu yang
masih tanda Tanya, sesuatu yang belum terketahui secara pasti, dan jawabannya terletak atau
bergantung pada kenyataan empiris, itulah yang (dalam penelitian kuantitatif) disebut dan
dimunculkan sebagai “masalah penelitian”. Namun, yang menjadi pertanyaan adalah:
“Mengapa ia dinilai dan dimunculkan sebagai “masalah”? apa yang melatarbelakanginya
sehingga ia disebut dan dimunculkan sebagai “masalah”? dalam konteks seperti itulah,
“Istilah Latar Belakang Masalah” kita gunakan di dalam menyusun usulan/rancangan
penelitian (Faisal, 1999; 96-97).

Lebih jauh lagi, Sukandarumidi (2006) menambahkan bahwa cakupan latar belakang meliputi
uraian berikut:

1. Perumusan masalah

Perumusan masalah berisikan penjelasan mengenai alasan mengapa masalah yang


dikemukakan dalam usul penelitian ini menarik, penting dan perlu diteliti ditinjau dari

1 |U n i v e r s i t a s M e r c u B u a n a
berbagai aspek misalnya ditinjau dari aspek ilmu pengetahuan, teknologi, sosial dan budaya
masyarakat.

2. Keaslian penelitian

Keaslian penelitian memuat pernyataan bahwa masalah yang dihadapi/diteliti ini belum
pernah dipecahkan oleh para peneliti terdahulu, atau pun dinyatakan dengan tegas mengenai
perbedaan penelitian milik kita dengan penelitian yang sudah pernah dilaksanakan oleh para
peneliti lain. Nah, uraian yang tersebut terakhir ini harus merujuk dari pustaka yang dipakai.

3. Manfaat yang didapatkan

Latar belakang juga harus memuat penjelasan mengenai faedah (manfaat) penelitian untuk
pembangunan masyarakat luas baik untuk masayarakat akademi maupun non akademi.

Namun, jika kita masih juga merasa bingung dalam menetapkan suatu masalah atau bertanya-
tanya mengenai apa yang menyebabkan timbulnya masalah, maka dalam hal ini pada
umumnya ada 4 kriteria yang dijadikan pertimbangan dalam menetapkan suatu masalah
sebagai realitas yang muncul di lapangan, contohnya:

 Adanya kesenjangan antara yang seharusnya (das sollen) dengan apa yang ada (das
sein)

 Apabila kita mempunyai sesuatu hal yang diketahui, tetapi pengetahuan mengenai hal
tersebut tidak lengkap.

 Apabila diketemukan kontradiksi antara kedua hal yang berbeda.

 Suatu proses yang sedang berjalan dan tiba-tiba berhenti

II. RUMUSAN MASALAH KUANTITATIF


2 |U n i v e r s i t a s M e r c u B u a n a
Dalam membuat rancangan penelitian, diharuskan bagi peneliti untuk menegaskan dan
merumuskan masalah yang sedang diteliti secara jelas dan tegas. Hal itu dilakukan dengan
maksud agar keseluruhan proses penelitian bisa benar-benar terarah dan terfokus pada tujuan
yang jelas. Jikalah diajukan rumusan umum yang mencerminkan pokok permasalahan yang
diteliti, maka ia perlu dirinci ke dalam rumusan-rumusan yang lebih spesifik dan operasional.
Rumusan masalah yang spesifik dan operasional itulah yang hendaknya disejalankan dengan
“wujud jawaban” yang bakal disajikan dan disimpulkan dalam laporan hasil penelitian.

Setalah memfokuskan perhatian pada masalah yang lebih spesifik, maka langkah selanjutnya
adalah menentukan pertanyaan mengenai masalah tersebut. Pertanyaan tersebut dapat berupa:
apakah, bagaimana, mengapa, dimana, dll.

Rumusan masalah dalam penelitian kuantitatif secara garis besar dikelompokkan menjadi tiga
bentuk, yaitu Deskriptif, Asosiatif, dan Komparatif.

1) Rumusan Masalah Deskriptif adalah rumusan yang mempertanyakan suatu keadaan


variabel mandiri (satu variabel maupun lebih). Dengan kata lain peneliti tidak sedang
membuat perbandingan atau mencari hubungan antar variabel lain. menurut sugiyono
(2013) penelitian seperti ini selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif.

Contoh rumusan masalah deskriptif :

 Seberapa tinggi minat orang tua pekerja pabrik untuk menyekolahkan anaknya
dilembaga pendidikan agama ?

 Seberapa tinggi tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan di


PUSKESMAS ?

 bagaimana model pembelajaran bahasa arab di pondok pesantren A ?

2) Rumusan masalah Asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang


mempertanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Hubungan antar variabel
ini dibedakan menjadi tiga, yaitu hubungan simetris, kausal (sebab akibat), dan
interaktif/resiprokal/timbal balik.

a. Hubungan simetris

3 |U n i v e r s i t a s M e r c u B u a n a
Hubungan antar variabel yang munculnya secara bersamaan. Contoh rumusan
masalahnya sebagai berikut :

 Adakah hubungan antara pengalaman organisasi dengan kualitas


kepemimpinan ?

 Adakah hubungan antara lamanya belajar di pondok pesantren dengan


kemampuan membaca kitab kuning ?

 Adakah hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi


belajar siswa ?

b. Hubungan kausal

Hubungan antar dua variabel atau lebih yang bentuk hubungannya bersifat
sebab akibat (saling mempengaruhi), sehingga ada variabel yang disebut
sebagai variabel independen (yang mempengaruhi) dan variabel dependen
(yang dipengaruhi). Bentuk rumusan masalahnya sebagai berikut :

 Adakah pengaruh instensitas melaksanakan Shalat Tahajud terhadap


akhlak siswa di Sekolah ?

 Seberapa besar pengaruh model kepemimpinan dan pengalaman


organisasi kepala sekolah terhadap kualitas lembaga pendidikan ?

 Seberapa besar pengaruh media pendidikan, sarana prasarana


pendidikan, dan kenyamanan kelas terhadap prestasi belajar siswa ?

c. Hubungan interaktif

Hubungan antara dua variabel atau lebih yang bersifat tinbal balik (saling
mempengaruhi) jadi tidak diketahui mana variabel yang mempengaruhi tau
dipengaruhi. Contoh :

 Hubungan antara kecerdasan dan kemampuan menyerap informasi. Dari


dua variabel tersebut dapat dinyatakan bahwa kecerdasan

4 |U n i v e r s i t a s M e r c u B u a n a
mempengaruhi kemampuan menyerap informasi dan sekaligus
kemampuan menyerap informasi mempengaruhi kecerdasan.

 Hubungan antara motivasi kerja dengan prestasi kerja. Contoh ini dapat
menjelaskan bahwa motivasi kerja mempengaruhi prestasi kerja,
sebaliknya prestasi kerja juga mempengaruhi motivasi kerja.

3) Rumusan masalah komparatif, yaitu rumusan masalah penelitian yang


mempertanyakan sebuah perbandingan antar dua variabel atau lebih, pada dua atau
lebih sampel yang berbeda. Contoh :

 Adakah perbedaan prestasi belajar siswa yang sekolah di SMP Negeri dan
SMP Swasta ? (1 variabel 2 sampel)

 Adakah perbedaan motivasi belajar agama antara siswa putra dan putri ? (1
variabel 2 sampel)

 Adakah perbedaan daya tahan tubuh antara siswa yang berasal dari daerah
pesisir, perkotaan, dan gunung? (1 variabel 3 sampel)

 Adakah perbedaan efektifitas dan disiplin kerja antara karyawan laki-laki dan
perempuan ? (2 variabel 2 sampel)

Selain tiga bentuk rumusan masalah diatas, saat ini berkembang pula model rumusan masalah
baru, meski sejatinya tetap berpijak pada tiga betuk rumusan masalah diatas. Antara lain
menurut sugiyono (2013) adalah rumusan masalah komparatif – asosiatif, yaitu rumusan
masalah penelitian yang mempertanyakan perbandingan hubungan antara dua variabel atau
lebih dan pada sampel atau populasi yang berbeda. Contoh rumusan masalahnya sebagai
berikut :

 Adakah perbedaan korelasi kualitas mengajar guru dengan prestasi belajar siswa di
sekolah Negeri dengan sekolah swasta ?

 Adakah perbedaan pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kedisiplinan


guru antara sekolah negeri dengan sekolah swasta ?

5 |U n i v e r s i t a s M e r c u B u a n a
III. FORMAT PENELITIAN KUANTITATIF

1. Bagian Awal

 Halam Sampul

 Lembar Logo

 Halaman Judul

 Lembar Persetujuan

 Lembar Pengesahan

 Abstrak

 Kata Pengantar

 Daftar Isi

 Daftar Tabel

 Daftar Gambar

 Daftar Lampiran

 Daftar Lainnya

2. Bagian Inti

 BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Identifikasi Masalah

C. Pembatasan Masalah

6 |U n i v e r s i t a s M e r c u B u a n a
D. Rumusan Masalah

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

 BAB II : LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori

B. Kajian Penelitian Yang Relevan

C. Pengajuan Hipotesis

 BAB III : METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

B. Variabel Penelitian

C. Metode Penelitian

D. Populasi. Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

E. Teknik Pengumpulan Data

F. Teknik Analisis Data

 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

B. Pengujian Hipotesis

C. Pembahasan Hasil Penelitian

D. Keterbatasan Penelitian

7 |U n i v e r s i t a s M e r c u B u a n a
 BAB V : KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran-saran

C. Penutup

 DAFTAR PUSTAKA

 LAMPIRAN-LAMPIRAN

 BIODATA PENULIS

IV. LATAR BELAKANG DALAM PENELITIAN KUALITATIF

Secara umum, pengertian dari penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan dalamsebuah
penelitian untuk menjawab mengapa dan bagaimana manusia berperilaku,berfikir, dan
berpendapat secara lebih komprehensif dan mendalam dimana hal-hal itu sulit untuk
dilakukan dengan jenis penelitian kuantitatif yang cenderung menggunakan angka dalam
mendapatkan datanya.

Penelitian kualitatif memiliki beberapa karakteristik yang harus dikenali oleh para peneliti
untuk membedakannya dengan penelitian kuantitatif, yaitu (John W.Creswell, 2012: 16):

a) Mengeksplorasi suatu masalah dan mengembangkan informasi-informasi yang


didapatkan secara mendetail dari sebuah fenomena inti.

b) Mempunyai literature review tidak memberikan sumbangsih yang signifikan dalam


penelitian ini tetapi dapat menjadi pembenar dalam permasalahan yang sedang dikaji.

8 |U n i v e r s i t a s M e r c u B u a n a
c) Menyatakan tujuan dan pertanyaan penelitian secara umum dan mendasar yang
diberikan kepada partisipan guna menggali informasi yang berkaitan dengan
pengalamannya.

d) Pengumpulan data didasarkan pada pandangan, opini, dan pendapat dari beberapa
individu.

e) Penganalisaan data yang berbentuk deskripsi dilakukan dengan analisis teks dan
menginterpretasikannya dalam bentuk arti yang luas dari informasi yang didapatkan.

f) Penulisan laporan menggunakan kriteria yang fleksibel, terstruktur, dan evaluative


termasuk subjektifitas dari peneliti yang bersifat reflektif.

V. MERUMUSKAN MASALAH DALAM PENELITIAN KUALITATIF

Perlu diketahui bahwa dalam penelitian kualitatif masalah itu bertumpu pada suatu fokus.
Fokus disini dalam penelitian kualitatif itu berarti pembatasan masalah itu sendiri yaitu suatu
usaha pembatasan dalam sebuah penelitian yang bertujuan agar mengetahui secara jelas
tentang batasan-batasan mana saja atau untuk mengetahui ruang lingkup yang akan diteliti
supaya sasaran penelitian tidak terlalu luas.

Sebenarnya ada dua maksud yang ingin dicapai dengan merumuskan masalah penelitian
melalui fokus. Pertama, penetapan fokus itu dapat membantu dalam membatasi penyelidakan
atau penelitian, artinya jika fokus itu sudah ditentukan, maka secara pasti kita sudah
mendapatkan batasan-batasan tentang yang akan diteliti, dan yang lainya kita sudah tidak
perlu lagi menelitinya. Kedua, penetapan fokus dapat membantu dalam mengidentifikasi
data-data mana yang dibutuhkan dan mana yang tidak dibutuhkan atau sudah memenuhi
bidang inklusi-ekslusi atau kriteria masuk-keluar informasi yang baru didapatkan, maksudnya
peneliti sudah mengetahui data-data mana yang relevan bagi penelitiannya dengan adanya
penetapan fokus tersebut.

Untuk menetapkan fokus penelitian, terdapat empat alternatif yang mana dikemukakan oleh
Spradley (Faisal, 1998 dan Sugiyono, 2007) dalam Andi Prastowo (2011: 137).

9 |U n i v e r s i t a s M e r c u B u a n a
 Menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan oleh informan.

 Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing domain.

 Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan iptek.

 Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori yang


ada.

Terdapat lima kriteria lain dalam menentukan fokus dalam penelitian kualitatif yang mana
diungkapkan oleh Bungin (2008: 64-65) dalam Andi Prastowo (2011: 137) yakni :

1. Interesting. Artinya tentukanlah fokus masalah yang akan diteliti yang menarik baik
bagi peneliti ataupun bagi masyarakat, agar bisa menarik semua kalangan.

2. Aktual. Maksudnya fokus masalah yang kita pilih itu bersifat kekinian, atau yang
terjadi sekarang atau saat ini. Agar penelitian bisa memberikan solusi bagi
permasalahan yang sedang dihadapi.

3. Monumental. Yaitu masalah yang bisa selalu bisa diingat oleh masyarakat. Seperti
masalah tentang sosial, agama dan sebagainya.

4. Spektakuler. Maksudnya masalah yang dipilih itu masalah yang menakjubkan yang
mana akan menarik perhatian banyak kalangan.

5. Fokus pada tema tertentu. Yaitu fokus masalah itu pada tema tertentu saja agar tidak
melebar dan meluas sehingga menyulitkan bagi peneliti untuk meneliti tentang apa
yang mau diteliti.

Dalam penelitian kualitatif, perumusan masalah melalui fokus itu bersifat tentatif dan ini
sudah jelas jika melihat dari contoh diatas. Terdapat tiga kemungkinan dalam penelitian
kualitatif tentang masalah yang akan kita teliti yang mana ini dikemukakan oleh Sugiyono
(2007: 30) dalam Andi Prastowo (2011: 112) :

1. Masalah tetap. Yaitu masalah yang kita teliti itu tetap dan tidak berubah karena apa
yang mau kita teliti itu ada atau sesuai dengan di latar penelitian. Dengan demikian
10 |U n i v e r s i t a s M e r c u B u a n a
masalahnya akan tetap dan tidak berubah. Contoh: dari awal memang kita akan
meneliti tentang pengaruh metode dialektika dalam metode belajar-mengajar di
universitas A. setelah diselidiki atau setelah peneliti mengetahui keadaan dilapangan
bahwa memang universitas A itu menggunkan metode dialektika dalam metode
belajar-mengajar, maka peneliti tidak usah mengganti fokus masalahnya.

Masalah berkembang. yaitu masalah bisa berkembang jika ketika kita telah di latar penelitian
ternyata ada hal-hal atau data-data baru yang sebelumnya tidak kita duga atau justru kita
menduga ada ternyata tidak ada. Contoh: kita sudah menentukan tentang apa yang mau kita
teliti yaitu metode dialektika dalam metode belajar-mengajar di universitas A. ternyata ketika
sudah mengetahui situasi lapangan, universitas A tidak hanya menggunakan metode
dialektika tetapi juga menggunakan metode yang lainya. berarti masalah bisa berkembang
misalnya menjadi metode dalam belajar-mengajar di universitas A.

2. Masalah berubah total. Masalah bisa berubah total jika si peneliti sudah mengetahui
kenyataan dilapangan yang bertentang atau tidak sesuai dengan fokus masalahnya.
Contoh: kita mau meneliti tentang metode dialektika dalam metode belajar-mengajar
di universitas A. ternyata setelah mengetahui kenyataan dilapangan yang bertentangan
bahwa universitas A sama sekali tidak menggunakan metode dialektika dalam metode
belajar-mengajar, maka fokus masalah tentu akan berubah secara total.

VI. FORMAT CONTOH PENELITIAN KUALITATIF

1. Bagian Awal :

 Halaman Judul

 Abstrak

 Persetujuan Pembimbing

 Kata Pengantar

11 |U n i v e r s i t a s M e r c u B u a n a
 Daftar Isi

 Pedoman Transliterasi

 Daftar Singkatan

2. Bagian Inti :

 BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Penegasan Istilah

C. Perumusan Masalah

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

E. Telaah Pustaka

F. Metodologi Penelitian

G. Jenis Penelitian

H. Pendekatan Penelitian

I. Metode Pengumpulan Data

J. Metode Analisis Data

 BAB II : LANDASAN TEORI

Landasan teori sangat berkaitan dengan tema penelitian, dan sifanya hanya
untuk mendukung analisis.

 BAB III : KAJIAN OBJEK PENELITIAN

Pemaparan Data Penelitian

 BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN

 BAB V : KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

12 |U n i v e r s i t a s M e r c u B u a n a
A. Kesimpulan

B. Saran-saran

C. Penutup

 DAFTAR PUSTAKA

 LAMPIRAN-LAMPIRAN

 BIODATA PENULIS

BAB III
PENUTUP

13 |U n i v e r s i t a s M e r c u B u a n a
I. Kesimpulan

Setelah diuraikan dalam makalah ini terdapat beberapa perbedaan format penulisan ilmiah
yang ada di dalam dua metode dalam penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.

Masalah yang diteliti tentunya dimunculkan melalui serangkaian proses penalaran tertentu
dari sumber-sumber tertentu; jadi ada “konteks” tertentu, yang dari situ (dengan bantuan
kemampuan penalaran) kita dapat merumuskan “masalah penelitian”; yakni masalah yang
kita pilih dan kita usulkan untuk diteliti. Uraian dan penjelasan yang demikian itulah yang
mesti dipaparkan dalam “Latar Belakang Masalah”. Sesuatu yang belum jelas, sesuatu yang
masih tanda Tanya, sesuatu yang belum terketahui secara pasti, dan jawabannya terletak atau
bergantung pada kenyataan empiris, itulah yang (dalam penelitian kuantitatif) disebut dan
dimunculkan sebagai “masalah penelitian”. Namun, yang menjadi pertanyaan adalah:
“Mengapa ia dinilai dan dimunculkan sebagai “masalah”? apa yang melatarbelakanginya
sehingga ia disebut dan dimunculkan sebagai “masalah”? dalam konteks seperti itulah,
“Istilah Latar Belakang Masalah” kita gunakan di dalam menyusun usulan/rancangan
penelitian.

Secara umum, pengertian dari penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan dalam sebuah
penelitian untuk menjawab mengapa dan bagaimana manusia berperilaku,berfikir, dan
berpendapat secara lebih komprehensif dan mendalam dimana hal-hal itu sulit untuk
dilakukan dengan jenis penelitian kuantitatif yang cenderung menggunakan angka dalam
mendapatkan datanya.

1. Saran

Demikianlah kiranya pokok bahasan mengenai Format Penulisan Ilmiah dalam Penelitian
Kualitatif dan Kuantitatif : Bab I Latar Belakang Penelitian. Besar harapan penulis untuk
14 |U n i v e r s i t a s M e r c u B u a n a
makalah ini dapat bermanfaat di kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan
referensi, penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu saran dan
kritik membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik.

15 |U n i v e r s i t a s M e r c u B u a n a
DAFTAR PUSTAKA

1. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik” oleh Arikunto (1992; 22).

2. Educational Research: Planning, Conducting and Evaluating Quantitative and


Qualitative Nebraska: University of Nebraska oleh John W.C. (2012).
3. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta oleh Sugiyono.
2007.
4. Format-Format Penelitian Sosial. Bandung:PT.Remaja Rosdakarya oleh Faisal,
Sanafiah. (1999).
5. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media oleh Andi Prastowo. (2011).
6. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pers UGM oleh Sukandarrumidi. 2006.

vi |U n i v e r s i t a s M e r c u B u a n a

Anda mungkin juga menyukai