Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Komunitas merupakan suatu golongan atau kelompok sosial di kalangan
masyarakat yang terdiri dari beberapa individu yang saling berinteraksi dalam suatu
lingkungan tertentu serta mempunyai ketertarikan serta habitat yang sama.
Keperawatan komunitas merupakan salah satu bidang yang strategis dan
berperan aktif dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat. Keperawatan
komunitas didefinisikan sebagai tindakan untuk meningkatan dan mempertahankan
kesehatan dari populasi untuk mengintegrasikan keterampilan dan pengetahuan yang
sesuai dengan keperawatan dan kesehatan masyarakat (American Nurses Association,
2004). Menurut Depkes (2006) keperawatan komunitas adalah suatu bidang dalam
keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan
masyarakat dengan dukungan peran aktif masyarakat serta mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan
kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat sebagai kesatuan yang utuh, melalui proses
keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal.
Asuhan keperawatan komunitas merupakan upaya menyelesaikan masalah
kesehatan komunitas yang terdiri dari pengkajian, analisa dan diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Asuhan keperawatan komunitas bersifat
berkelanjutan dengan pedoman pendekatan proses keperawatan.
Asuhan keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan
sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok, dan
masyaraat dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari. Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat
termasuk individu, keluarga, kelompok rentan dan berisiko tinggi seperti taman anak,
sekolah dasar, pondok pesantren, posyandu, dan posbindu.
PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) adalah pendidikan yang diselenggarakan
dengan tujuan memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh
atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak. Pendidikan
anak usia dini merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan baik
koordinasi motorik (halus dan kasar), kecerdasan emosi, kecerdasan jamak (multiple
intelegensi), dan kecerdasan spiritual. Pendidikan anak usia dini memiliki perananan
sangat penting untuk mengembangkan kepribadian anak serta mempersiapkan mereka
memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Menurut Bihler dan Snowman dalam Diah
Harianti (1996) menekankan anak usia dini adalah 2,5 tahun sampai 6 tahun.
Pendidikan anak usia dini merupakan kelompok rentan dan risiko tinggi
karena
2. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk memberikan asuhan keperawatan kepada komunitas kelompok
rentan di Pos PAUD Asahan Kota Blitar.

2. Tujuan khusus
1) Melakukan identifikasi masalah kesehatan yang dialami komunitas anak
PAUD
2) Melakukan analisa data komunitas anak PAUD
3) Merumuskan diagnosa keperawatan komunitas anak PAUD
4) Membuat perencanan tindakan terkait diagnosa keerawatan komunitas
5) Melakukan intervensi sesuai prioritas terhadap komunitas anak PAUD
6) Melakukan evaluasi tindakan terhadap anak PAUD
3. Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Komunitas
Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu dengan
sistem sosial tertentu. Komunitas meliputi individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Salah satu kelompok di komunitas adalah kelompok PAUD (Pendidikan
Anak Usia Dini) yang tergolong kelompok rentan dan berisiko terhadap timbulnya
masalah kesehatan. Menurut Bihler dan Snowman dalam Diah Harianti (1996)
menekankan anak usia dini adalah 2,5 tahun sampai 6 tahun.

2. Definisi PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)

Menurut UU sisdiknas nomor 20 tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan anak


usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertembuhuan dan perkembangan jasmani dan rohani
agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Secara umum tujuan pendidikan anak usia dini adalah membangun landasan bagi
berkembangnya potensi anak agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada
Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri,
percaya diri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Pendidikan usia dini dimaksudkan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan
perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh sesuai dengan norma dan nila-
nilai kehidupan yang dianut. Melalui pendidikan anak usia dini anak diharapkan dapat
mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya, memiliki dasar-dasar akidah yang
lurus sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya, memiliki kebiasaan-kebiasaan
perilaku yang diharapkan, menguasai sejumlah pengetahuan dan ketretampilan dasar
sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangannya serta memiliki motivasi dan
sikap belajar yang positif.

3. Definisi Balita

Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (balita) dan prasekolah (3-5
tahun). Saat usia balita anak masih bergantung penuh paada orang tua untuk
melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air, dan makan.

Masa balita merupakan periode penting pada proses tumbuh kembang manusia.
Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu keberhasilan
pertumbuhan dan perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang
di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang,
karena itu sering disebut golden age atau masa keemasan.

Kondisi kesehatan balita bisa terjadi karena antibodi yang didapatkan dari ibu selama
kehamilan hanya bertahan selama 6-12 bulan pertama. Akibatnya sistem imun yang
belum matang menyebabkan balita rentan sakit. sistem imun yang sudah matang baru
tercapai saat usia anak 5 tahun. Selain itu, lingkungan juga memperbesar
kemungkinan anak sakit, seperti asap rokok, dan paparan kuman di tempat penitipan
anak atau sekolah. Terdapat beberapa kondisi sakit yang sering dialami balita, seperti
ISPA, bintik merah pada kulit, keracunan, terjatuh, gangguan pencernaan, dan
masalah gizi.

Anda mungkin juga menyukai