Anda di halaman 1dari 50

PENDIDIKAN KESEHATAN PADA

KELOMPOK KHUSUS
OLEH

KELOMPOK 3

NAMA MAHASISWA:

1.AYU ROSARY OBE

NIM. PO530320919208

2.BLESSING RUKU

NIM. PO530320919211

3.CATURING A.S. PALI

NIM. PO530320919213

4.YOSEPHINA PUGEL

NIM. PO530320919250
DEFINISI PENDIDIKAN KESEHATAN
• Pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam

memelihara dan meningkatkan kesehatan. Sedang dalam keperawatan, pendidikan

kesehatan merupakan satu bentuk intervensi keperawatan yang mandiri untuk membantu

klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya

melalui kegiatan pembelajaran, yang didalamnya perawat berperan sebagai perawat

pendidik. Kelompok khusus adalah masyarakat atau individu yang karena keadaan fisik,

mental, maupun sosialnya budaya dan ekonominya perlu mendapatkan bantuan, bimbingan

dan pelayanan kesehatan dan asuhan keperawatan, karena ketidakmampuan dan

ketidaktahuan mereka dalam memelihara kesehatan dan keperawatan terhadap dirinya

sendiri (Nasrul Effendy: 1998).


• Menurut Nasrul Effendy (1998) Kerawatan kelompok khusus adalah

suatu upaya dibidang keperawatan kesehatan masyarakat yang

ditunjukkan kepada kelompok-kelompok individu yang mempunyai

kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan kesehatan dan kesehatan

serta rawan terhadap masalah tersebut, yang dilaksanakan secara

terorganisasi dengan tujuan meningkatkan kemampuan kelompok dan

derajat kesehatannya, mengutamakan upaya promotif dan preventif

dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitative, yang

ditujukan kepada mereka yang tinggal dipanti dan kepada kelompok-

kelompok yang ada di masyarakat, diberikan oleh tenaga keperawatan

dengan pendekatan pemecahan masalah melalui proses keperawatan


TUJUAN PENDIDIKAN KESEHATAN
Tujuan umum pendidikan kesehatan pada kelompok khusus menurut Nasrul Effendy (1998) adalah untuk

meningkatkan kemampuan dan derajat kesehatan kelompok, serta untuk dapat menolong diri mereka sendiri

(self care) dan tidak terlalu tergantung kepada pihak lain. Sementara tujuan khusus dari pendidikan kesehatan

pada kelompok khusus adalah sebagai berikut :

a) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan kelompok khusus sesuai dengan macam, jenis dan tipe

kelompok.

b) Menyusun perencanaan asuhan keperawatan/kesehatan yang mereka hadapi.

c) Penanggulangan masalah kesehatan dan keperawatan.

d) Meningkatkan kemampuan kelompok khusus dalam pemeliharaan kesehatan mereka sendiri.

e) Mengurangi ketergantungan kelompok khusus dari pihak lain dalam pemeliharaan dan perawatan diri sendiri.

f) Meningkatkan produktivitas kelompok khusus.

g) Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan dan keperawatan


SASARAN

Pelayanan Kelompok Khusus di masyarakat Dilakukan melalui

kelompok-kelompok yang terorganisir dengan melibatkan peran serta

aktif masyarakat. Klasifikasi akibat pertumbuhan dan

perkembangannya:
1. Kelompok ibu hamil
2. Kelompok ibu bersalin
3. Kelompok ibu nifas
4. Kelompok bayi dan anak balita
5. Kelompok anak usia sekolah
6. Kelompok usia lanjut
METODE

1. Ceramah
2. Tanya jawab
PENDIDIKAN KESEHATAN PADA
KELOMPOK IBU
Menurut Kemenkes RI (2014), pendidikan kesehatan yang diberikan pada ibu hamil merupakan tanggung jawab pemberi

asuhan kesehatan. Pendidikan kesehatan pada ibu hamil bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan hidup

sehat bagi ibu hamil agar terwujud derajat kesehatan yang optimal (Kusmiyanti, 2009). Tingkat pendidikan berarti

bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita-cita tertentu.

Pendidikan adalah salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan

berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang semakin

mudah orang tersebut menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang cenderung untuk mendapatkan

informasi baik dari orang lain maupun dari media massa. Sebaliknya tingkat pendidikan yang rendah akan menghambat

perkembangan dan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Ketidaktahuan dapat disebabkan karena

pendidikan yang rendah, seseorang dengan tindakan pendidikan terlalu rendah akan sulit menerima pesan, pesan dan

informasi yang disampaikkan. Pendidikan dasar atau pendidikan yang paling rendah dimiliki oleh masyarakat Indonesia

yaitu bila tamat SMP (sederajat) berdasarkan ketentuan pendidikan dasar sembilan tahun, serta pendidikan tinggi yaitu

apabila seseorang menamatkan pendidikan SMA (sederajat) ke atas.


Dengan pendidikan tinggi maka seseorang cenderung untuk mendapatkan

informasi baik dari orang lain maupun dari media massa. Sebaliknya tingkat

pendidikan yang rendah akan menghambat perkembangan dan sikap seseorang

terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Ketidaktahuan dapat disebabkan

karena pendidikan yang rendah, seseorang dengan tindakan pendidikan terlalu

rendah akan sulit menerima pesan, pesan dan informasi yang disampaikkan.

Pendidikan dasar atau pendidikan yang paling rendah dimiliki oleh masyarakat

Indonesia yaitu bila tamat SMP (sederajat) berdasarkan ketentuan pendidikan

dasar sembilan tahun, serta pendidikan tinggi yaitu apabila seseorang

menamatkan pendidikan SMA (sederajat) ke atas.


Menurut Kemenkes RI (2014), pendidikan kesehatan pada ibu hamil

berupa konseling (temu wicara) yang dilakukan pada setiap kunjungan

antenatal yang meliputi :

a) Kebutuhan akan nutrisi Selama kehamilan ibu membutuhkan tambahan

asupan makanan untuk pertumbuhan janin dan pertahanan dirinya

sendiri. Sebagai tenaga kesehatan sebaiknya melakukan upaya untuk

memberikan pendidikan tentang kebutuhan nutrisi ibu hamil tersebut.

b) Pakaian Ibu hamil sebaiknya mengenakan pakaian yang memenuhi

kriteria sebagai berikut : nyaman, longgar dan tidak tebal.

c) Kebutuhan kebersihan diri (personal hygiene) Mandi, sikat gigi,

keramas, perawatan kuku


d) Persiapan Laktasi Mendorong setiap ibu untuk percaya
dan yakin bahwa ibu dapat sukses dalam menyusui
bayinya, menjelaskan pada ibu bahwa persalinan dan
menyusui adalah proses alamiah yang hampir semua ibu
berhasil menjalaninnya.
e) Pengenalan tanda-tanda bahaya secara dini Memberikan
ibu pengetahuan tanda bahaya kehamilan meliputi :
perdarahan prevaginam, sakit kepala hebat, pengelihatan
kabur, bengkak pada muka dan tangan, nyeri abdomen
hebat, gerakan janin tidak terasa.
GAMBAR PENDIDIKAN KESEHATAN
PADA IBU
PENDIDIKAN KESEHATAN PADA
KELOMPOK ANAK

Definisi Anak

Berikut ini adalah pengertian dan definisi anak :

Definisi anak menurut UU Kesejahteraan, Perlindungan, dan Pengadilan anak Anak adalah

seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang amsih dalma kandungan

Pengertian anak menurut UU RI No. 4 tahun 1979 Anak adalah seseorang yang belum

mencapai usia 21 tahun dan belum pernah menikah. Batas 21 tahun ditentukan karena

berdasarkan pertimbangan usaha kesejahteraan sosial, kematangan pribadi, dan kematangan

mental seorang anak dicapai pada usia tersebut.


Majalah Dharma Wanita, No. 92, 1993 Anak adalah bukan orang dewasa

dalam bentuk kecil, melainkan manusia yang oleh karena kondisinya belum

mencapai taraf pertumbuhan dan perkembangan yang matang, maka segala

sesuatunya berbeda dengan orang dewasa pada umumnya

Dra. Suryana Anak adalah sebagai rahmat Allah, amanat Allah, barang

gadean, penguji iman, media beramal, bekal di akherat, unsur kebahagiaan,

tempat bergantung di hari tua, penyambung cita-cita, dan sebagai makhluk

yang harus dididik.

Nurhayati Pujiastuti Anak adalah buah hati orang tuanya, tempat orang tua

menaruh harapan ketika tua dan tidak mampu kelak

Family Discovery Anak adalah pemegang peran utama dalam film perjalanan

sukses kehidupannya, jadi bertindaklah sebagai sutradara yang baik


 ANONIM

 Anak adalah subjek yang penting. Kita tidak boleh mendidik anak dan

mengarahkannya menjadi seperti apa yang kita inginkan, melainkan kita harus

menolong anak-anak menjadi maksimal sesuai potensi yang ada dalam diri

mereka.Anak usia dini merupakan masa di mana anak akan mengeksplor dan

menggali segala kemampuannya terutama dengan kegiatan yang melibatkan fisik

motoriknya. Ketika anak sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang

pesat ini, sebagai orang tua dan gurunya hendak selalu memperhatikan kesehatan

dan gizi anak agar anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya.

Anak yang sehat mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang wajar sesuai

dengan usianya yaitu sesuai dengan standar fisik seusianya, juga memiliki

kemampuan-kemampuan yang sesuai dengan standar anak usianya.


Tujuan
• Tujuan dari pendidikan kesehatan pada anak usia dini adalah
meningkatkan pengetahuan anak didik agar dapat
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam
kehidupan sehari-hari. Pendidikan kesehatan terintegrasi
dengan program kegiatan belajar di lembaga pendidikan
anak usia dini baik melalui program pembentukan perilaku
sehari-hari ataupun dalam program pengembangan
kemampuan dasar.
Prinsip Pendidikan Kesehatan Anak Usia
Dini
Pendidikan kesehatan anak usia dini didasarkan pada prinsipprinsip berikut:

Berorientasi pada kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan anak.

Kegiatan pembelajaran dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan bermain.

Merangsang kreativitas dan inovasi dalam hidup bersih dan sehat. Kreatifitas dan inovasi

tercermin melalui kegiatan yang membuat anak tertarik dan menyenangkan.

Menyediakan lingkungan dan fasilitas sanitasi kesehatan yang mendukung proses belajar.

Mengembangkan kecakapan hidup bersih dan sehat. Kecakapan hidup diarahkan untuk

membantu anak menjadi mandiri, disiplin, mampu bersosialisasi dan memiliki keterampilan

dasar yang berguna bagi kehidupannya kelak.

Menggunakan berbagai sumber dan media belajar yang ada di lingkungan sekitar.

Dilaksanakan secara bertahap dan berulang-ulang dengan variasi yang cukup dengan mengacu

pada prinsip-prinsip pertumbuhan dan perkembangan anak.


Pendekatan Pendidikan Kesehatan Anak Usia
Dini
Pendidikan kesehatan anak usia dini dilakukan dengan pendekatan-pendekatan berikut:

 Pemberian rangsangan seluruh aspek kecerdasan anak sesuai dengan aspek-aspek kesehatan,

yaitu fisik, mental, sosial serta produktif, efisiensi/ekonomis.

 Pemberian pengalaman empirik dalam kehidupan sehat seharihari.

 Menempatkan lingkungan, baik lingkungan bermain dan tempat tinggal maupun sarana dan

prasarana kesehatan sebagai bahan pendidikan.

 Menempatkan orang tua dan keluarga sebagai model dan merupakan faktor utama di samping

pendidik, pamong dan kader sebagai agen perubahan untuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

 Pendidikan kesehatan didasarkan pada tahap-tahap kebutuhan dalam pertumbuhan dan

perkembangan
Proses Pendidikan Kesehatan di Lembaga
Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan pengalaman belajar setiap orang

sepanjang hidup. Menurut Guilbert dalam Notoadmodjo, ada empat faktor yang

mempengaruhi proses belajar, yaitu:

 Faktor materi, faktor lingkungan, instrumental dan faktor individual subjek belajar.

 Faktor lingkungan yang terdiri dari lingkungan fisik dan sosial. Lingkungan fisik

terdiri dari suhu, kelembaban udara, dan kondisi tempat belajar, sedangkan

lingkungan sosial terdiri dari manusia dan segala interaksinya serta representasinya

seperti keramaian.

 Instrumental yang terdiri dari perangkat lunak seperti kurikulum dan metode

belajar.


GAMBAR PENDIDIKAN KESEHATAN
PADA ANAK-ANAK
PENDIDIKAN KESEHATAN PADA KELOMPOK
REMAJA
Definisi Remaja

Masa remaja adalah masa yang sangat menentukan dalam perkembangan biologis dan fisikologis

seseorang. Perkembangan ini dipengaruhi oleh perkembangan lingkungan dan sosial karena pada

masa remaja terjadi pertumbuhan pesat baik dari segi fisik maupun mental perubahan fisik dan mental

terjadi karena pengaruh hormon-hormon pertumbuhan yang mempengaruhi kondisi emosi cara

berfikir, cara memandang dan memutuskan masalah, dan akhirnya mempengaruhi pola cara perilaku

remaja. Apa bila remaja tidak di bekali dengan pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang

dirinya dan masalah-masalah yang ada di sekitarnya, perubahan fisik dan mental yang terjadi dapat

mengakibatkan penyimpangan perilaku pada remaja Dalam rangka mencari identitas diri, remaja

sering melakukan eksperimen coba-coba, melakukan hal-hal yang menantang agar tampak seperti

jagoan atau untuk menarik perhatian dan sekedar mendapat pengakuan bahwa dirinya hebat. Pada

masa remaja di pengaruhi teman sebaya lebih kuat dari pada pengaruh orang tua ataupun guru,

sehingga apapun pendapat dan kata teman, buat seorang lebih punya arti dari pada yang lainnya.
Masalah kesehatan jiwa yang sering terjadi
pada usia remaja
 Kegagalan di Sekolah atau Kesulitan Belajar Kegagalan di
sekolah berarti tidak dapat mengikuti pelajaran di kelas.
Penyebabnya dapat berupa :Gangguan organic yaitu disebabkan
oleh perkembangan otak yang terlambat, penyakitatau trauma
susunan saraf pusat (otak), penglihatan dan pendengaran serta
kelemahan fisik (lelah atau sakit).Cara murid belajar atau cara
guru mengajar. Anak yang memiliki kecerdasan. Anak yang
memiliki kecerdasan yang sama, bias saja mempunyai
penangkapan yang berada dengan anak lainnya.
Masalah Perilaku

• Masalah perilaku meliputi membolos, mencuri, berbohong, agresi, tidak patuh,

kenakalan remaja dan kebebasan seks.Seorang remaja dapat saja mengalami salah

satu atau lebih dari permasalahan itu. Hal ini perlu penanganan yang sungguh-

sungguh, bila permasalahannya banyak atau mempunyai dampak terhadap orang

lain. Masalah perilaku sering terjadi karena anak remaja menjadi bosan dan tidak

ada minat terhadap kehidupan di sekelilingnya. Dan ia berkelompok dengan anak-

anak lain yang memiliki perasaan yang sama. Keadaan ini sering pula terjadi bila

anak merasa gagal disekolah atau ia merasa tidak disayang atau tidak diperhatikan

dirumah. Melibatkan anak yang kegiatan-kegiatan yang bermakna seperti di OSIS,

olahraga, dll, akan sangat membantu mengatasi masalahnya karena anak berjumpa

dengan kawan yang berperilaku baik yang dapat menolongnya


Masalah Emosi

Masalah emosional dapat tergambar dalam bentuk gejala-gejala muda

menangis, murung ,sedih, takut, cemas atau kuatir . Bila anak merasa sangat

menderita atau putus asa, atau sangat marah dan membenci, ia mungkin

mencoba untuk melukai dirinya sendiri. Permasalahan ini mungkin sudah

berlangsung lama atau baru saja mucnculnya. Bila baru terjadi, sering kali

dicetuskan oleh suatu kejadian misalnya setelah kematian orang yang dicintai,

putus pacar atau kuatir terhada pujian yang dirasakant erlaluberat, tidak

menyukai seorang guru dll. Remaja yang sedang mengalami masalah ini

membutuhkan seseorang yang bias mengerti dan dapat dipercaya sebagai

tempat mencurahkan isi hatinya. Bisa seperti seorang dewasa seperti guru,

orang tua, dapat pula teman terutama mencurahkan yang dirahasiakan pada

orang tua.
Keluhan-keluhan jasmani tanpa sebab fisik

Keluhan ini dapat meliputi rasa nyeri atau sakit ( kepala,perut,otot, dll),

kelemahan atau bahkan kelumpuhan lengan atau tungkai, tidak bias

membicarakan, keletihan, merasa ada tekanan atau rasa berat dikepala, sesak

nafas, tidak mampu berkonsetrasi, ingatan yang lemah atau mudah lupa dll.

Kadang-kadan g keluhan jasmaniah merupakan tanda adanya kesedihan,

kemurungan, kesalahan atau kecemasan anak yang mengalami hal seperti

diatas sering tidak masuk sekolah karena alas an sakit,padahal dokter tidak

menemukan kelainan jasmani.Untuk mengatasi keadaan ini perlu diperhatikan

hal-hal atau masalah yang melatar belakangi keluhan tersebut .Pemberian

obat-obatan yang berlebihan akan dapat mengakibatkan anak tersebut menjadi

pada obat dan tetap tidak menyadari keadaana dan ya masalah tersebut
Gangguan Psikosis

Ganguan psikosis terkadang-kadang muncul pada usia 12-16 tahun,

yang ditandai oleh gangguan pada kemampuan menilai realitas,

gangguan emosi, proses piker dan perilaku. Anak yang tadinya baik-

baik saja, tiba-tiba perilakunya aneh, menarik diri dari lingkungan,

kadang-kadang berbicara atau tertawa sendiri, bicaranya sulit

dipahami, mendengar suara-suara yang berbicara padanya sedangkan

orang lain tidak dapat mendengarnya ( halusinasi), gangguan tidur, dll.

Gangguan ini bias terjadi secara mendadak dan dicetuskan oleh suatu

kejadian, tapi dapar pula terjadi secara perlahan-lahan.Anak yang

mengalami gangguan ini harus di bawa berobat fasilitas kesehatan


Gangguan Kepribadian

Kepribadian adalah gangguan dari segala sifat, pola reaksi


dan perilaku seseorang yang menjadi cirri khas dari orang
tersebut yang menentukan sikap dan daya penyesuaiannya
terhadap lingkungannya. Ciri ini relative menetap dan
dapar diperkirakan sebelumnya, memberikan gambar
tentang kepribadian seseorang seperti seseorang yang
selalu periang, penyedih, pemarah, bersifat kaku, ingin
menarik perhatian orang, pemberani, suka menolong dll.
Cara Mengatasi Masalah Kesehtan Pada
Remaja
Menurut Cutrona’s (1990) dalam stewart (1996) ada lima jenis dukungan sosial yang

dapat di berikan pada seseorang yaitu sebagai berikut :

Dukungan emosional

• Bagi remaja, dukungan emosional ini sangat diharapkan karena remaja pada masa

pencarian identitas diri. Adanya dukungan emosional membuat remaja merasa nyaman

dan dapat meningkatkan rasa percaya diri yang tentunya akan berdampak pada

kemampuan remaja menemukan identitas dirinya.

ukungan intregitas sosial

• Jenis dukungan ini memungkinkan remaja untuk mendapatkan perasaaan di terima dan

memiliki suatu kelompok dimana mereka saling membagi perasaan, minat, perhatian,

dan melakukan kegiatan kreatif


Dukungan penghargaan

• Dukungan jenis ini sangat membantu remaja dalam meningkatkan harga dirinya,

karena remaja mendapatkan penghargaan atau pengakuan dari orang lain.

Penghargaan ini sangat bermanfaat untuk mencegah remaja menggunakan napza

sebagai jalan keluar mengatasi rasa minder atau pada diri rendah.

Dukungan instrumental

• Dukungan instrumental ini meliputi bantuan langsung seperti buku, uang,

makanan, atau obat-obatan. Dukungan instrumental yang diberikan pada remaja

mendukung terselenggaranya kegiatan kerja bakti, diskusi remaja dan sebagainya.

Dukungan informasi

• Dukungan informasi yang di berikan dapat berupa nasihat , saran, atau umpan

balik tentang keadaan remaja.


GAMBAR PENDIDIKAN KESEHATAN
PADA REMAJA
PENDIDIKAN KESEHATAN PADA
KELOMPOK DEWASA

Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan pada Usia Dewasa


Kesehatan bersifat menyeluruh mengandung keempat aspek.
Perwujudan dari masing-masing aspek tersebut dalam kesehatan
seseorang antara lain sebagai berikut:

a. Kesehatan fisik

b. Kesehatan mental

c. Kesehatan sosial

d. Kesehatan dari aspek ekonomi


Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit

atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit.

Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.

Seseorang dapat saja merasa sehat atau tidak ada penyakit, namun jika

kemudian dia merasa tak sehat, itulah yang disebut sakit. Dengan cara

serupa, maka seseorang yang kondisi fisiknya tidak sehat bisa saja mengidap

penyakit, namun dia tidak merasakannya.Misalnya saja seseorang mengidap

tekanan darah tinggi atau terkena ancaman serangan jantung ataupun stroke,

namun dalam keseharian, orang tersebut masih merasa sehat atau tidak

merasakan sakit. Pada model biopsikososial dijelaskan perbedaan antara

persepsi pasien atas pengaruh penyakit terhadap dirinya, persepsi pasien

terhadap kesehatan dengan persepsi pasien terhadap dirinya sendiri.


 Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan
spiritual.

 Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.

 Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan


emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.

 Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa


syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana
ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa (Allah SWT dalam agama Islam). Misalnya
sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang. Dengan
perkataan lain, sehat spiritual adalah keadaan dimana seseorang menjalankan
ibadah dan semua aturan-aturan agama yang dianutnya.
 Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang

lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau

kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran

dan menghargai.

 Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif, dalam

arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong

terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. Bagi mereka yang

belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan), dengan

sendirinya batasan ini tidak berlaku. Oleh sebab itu, bagi kelompok tersebut,

yang berlaku adalah produktif secara sosial, yakni mempunyai kegiatan yang

berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya berprestasi bagi siswa atau

mahasiswa, dan kegiatan sosial, keagamaan, atau pelayanan kemasyarakatan


Menjaga Kesehatan pada Usia Dewasa
Memiliki tubuh dan badan yang sehat seumur hidup adalah dambaan setiap orang. Namun situasi dan kondisi

lingkungan sekitar kita serta bervariasinya daya tubuh seseorang terhadap penyakit membuat hal impian tersebut sulit

untuk dicapai. Semua orang pasti pernah sakit, namun resiko sakit dapat diminimalkan atau dikurangi resikonya

dengan memperhatikan hal-hal berikut ini :

Istirahat / Tidur Waktu yang diperlukan manusia normal untuk tidur kurang lebih 8 jam sehari atau sepertiga hari.

Waktu tidur akan bertambah sesuai usia, di mana bayi, anak kecil dan manula membutuhkan waktu tidur yang lebih

banyak dari orang dewasa dan anak muda. Tidur yang cukup dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan energi di

dalam tubuh, sehingga dapat menghindarkan diri kita dari berbagai serangan penyakit yang merugikan.

Makanan

Makanlah makanan yang bergizi secara teratur, tidak berlebihan dan tidak kurang. Kelebihan makanan dapat

meningkatkan kadar gula dalam darah yang akhirnya menimbulkan penyakit kencing manis yang sangat

berbahaya. Kekurangan makan juga dapat menyebabkan kurang gizi, darah rendah, lesu, dan sebagainya.

Perhatikan pula kandungan gizi sesuai takaran yang wajar, karena berlebihan suatu zat tidak baik untuk kesehatan.
Daya Tahan Tubuh

• Tingkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi berbagai makanan atau

minuman alami yang dapat menangkis serangan kuman dan penyakit.

Membiasakan diri dengan jamu-jamuan tradisional atau sering minum teh kental

pahit setiap hari dapat mengingkatkan zat anti oksidan dalam tubuh untuk

melenyapkan zat radikal bebas dari alam sekitar yang merugikan kesehatan kita.

Ekonomi Finansial

• Memiliki penghasilan yang cukup untuk keperluan sehari-hari dan tabungan

untuk masa depan yang halal akan membuat hidup tenang lahir dan batin. Jika

masih berjuang dengan kebutuhan dasar maka rubahlah pola pikir. Bekerja sama

dengan istri, suami atau kawan anda untuk merintis sebuah usaha yang memiliki

peluang serta prospek yang baik, siapa tahu bisa sukses dan terbebas dari

masalah finansial.
Sosial

• Hiduplah yang rukun dengan tetangga di lingkungan sekitar. Perbanyak teman

dan relasi serta jauhi permusuhan dan segala sifat dan sikap buruk pada orang

lain. Istilahnya seribu teman masih kurang, satu musuh kebanyakan.sudah

kebanyakan. Memiliki hubungan yang baik dengan para tetangga dan saudara

sangat menguntungkan, karena mereka dapat menolong sewaktu-waktu

membutuhkannya. Pemilihan teman juga sangat penting. Pilihlah teman yang

baik-baik yang bisa membantu dan tidak akan menjerumuskan atau

merugikan. Timbal balik pun juga penting, di mana harus memberikan

bantuan pada orang lain yang membutuhkan pertolongan. Kehidupan sosial

yang baik dan sehat dapat membuat rileks dan dapat mengurangi resiko

terkena gangguan kejiwaan baik yang ringan maupu yang berat.


GAMBAR PENDIDIKAN KESEHATAN
PADA DEWASA
PENDIDIKAN KESEHATAN PADA
KELOMPOK LANSIA
A.Definisi Gerontik dan Lansia

• Gerontologi adalah cabang ilmu yang membahas/menangani tentang proses

penuaan/masalah yang timbul pada orang yang berusia lanjut. Lansia adalah seseorang

yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi

merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan kumulatif,

merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari

dalam dan luar tubuh, seperti didalam Undang-Undang No 13 tahun 1998 yang isinya

menyatakan bahwa pelaksanaan pembangunan nasional yang bertujuan mewujudkan

masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945,

telah menghasilkan kondisi sosial masyarakat yang makin membaik dan usia harapan

hidup makin meningkat, sehingga jumlah lanjut usia makin bertambah.


Ciri-ciri lansia
Ciri-ciri lansia adalah sebagai berikut:

a)Lansia merupakan periode kemunduran. Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan

faktor psikologis. Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia. Misalnya lansia

yang memiliki motivasi yang rendah dalam melakukan kegiatan, maka akan mempercepat proses

kemunduran fisik, akan tetapi ada juga lansia yang memiliki motivasi yang tinggi, maka kemunduran fisik

pada lansia akan lebih lama terjadi.

b) Lansia memiliki status kelompok minoritas. Kondisi ini sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak

menyenangkan terhadap lansia dan diperkuat oleh pendapat yang kurang misalnya lansia yang lebih

senang mempertahankan pendapatnya maka sikap sosial di masyarakat menjadi negatif, tetapi ada juga

lansia yang mempunyai tenggang rasa kepada orang lain sehingga sikap sosial masyarakat menjadi positif.

c) Menua membutuhkan perubahan peran. Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai

mengalami kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar

keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan. Misalnya lansia menduduki jabatan sosial di

masyarakat sebagai Ketua RW, sebaiknya masyarakat tidak memberhentikan lansia sebagai ketua RW

karena usianya.
d)Penyesuaian yang buruk pada lansia. Perlakuan yang buruk terhadap lansia membuat mereka

cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk sehingga dapat memperlihatkan bentuk

perilaku yang buruk. Akibat dari perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia

menjadi buruk pula. Contoh : lansia yang tinggal bersama keluarga sering tidak dilibatkan untuk

pengambilan keputusan karena dianggap pola pikirnya kuno, kondisi inilah yang menyebabkan

lansia menarik diri dari lingkungan, cepat tersinggung dan bahkan memiliki harga diri yang

rendah.

C.Tujuan pelayanan dan prinsip pelayanan pada gerontik

Tujuan pelayanan gerontik adalah sebagai berikut:

1) Mempertahan derajat kesehatan setinggi-tingginya sehingga terhindar dari penyakit atau

gangguan/kesehatan.

2) Memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas fisik sesuai kemampuan dan aktivitas mental

yang mendukung.

3) Melakukan diagnosis dini yang tepat dan memadai

4) Melakukan pengobatan yang tepat.


• Prinsip-prinsip pelayanan geriatric adalah sebagai berikut:

1) Pendekatan yang menyeluruh (biopsikososialspiritual).


2) Orientasi terhadap kebutuhan klien.

3) Diagnosis secara terpadu.

4) Team work (koordinasi).

5) Melibatkan keluarga dalam pelaksanaannya.


D. Pendidikan Kesehatan Masyarakat Pada Usia Lanjut

Pendidikan kesehatan masyarakat pada usia lanjut terdiri dari

1) Komponen penyebarluasan informasi kesehatan dengan melakaukan kegiatan:

Mengembangkan, memproduksi, dan menyebarluaskan bahan bahanpenyukuhan

kesehatan masyarakat usia lanjut

Meningkatkan sikap, kemampuan dan motivasi petugas

Melengkapi puskesmas dan rujukannya dengan saran dan bahan penyuluhan

Meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk media massa agar pesan

kesehatan masayarakat usia lanjut menjadi bagian integral.

Meningkatkan penyuluhan kepda masyarakat umum dan kelompok khusus seperti daera

terpencil, transmigrasi dan lain – lain

Menyebarluaskan informasi secara khusus dalam keadaan danurat seperti wabah,

bencana alam, dan kecelakaan


2)Komponen pengembangan potensi swadaya masyarakat di bidang kesehatan dengan kegiatan anatara lain :

Melaksanakan dan melaksanakan motivasi kelompok masyarakat, termasuk swasta yang melaksanakan

pengembangan swadaya masyarakat di bidang kesehatan usia lanjut secara sistematis dan

berkesinambungan

Mengembangkan, mereproduksi, dan menyebarluaskan pedoman untuk penyuluhan kesehatan lanjut untuk

penyelenggara penyuluhan, baik pemerintah maupun swasta

3) Komponen penyelengaraan penyuluhan dengan kegiatan

Melengkapi masukan penyuluhan pada usia lanjut

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dari pendidikan kesehatan pada usia lanjut : - Perencanaan sudah

dimulai dengan kegiatan tersebut diatas, dimana masalah kesehatan, masyarakat usia lanjut, dan wilayahnya

sudah diketahui.

Pelaksanaan pendidikan kesehatan masyarakat usia lanjut harus berdaya guna serta berhasil guna

Merici tujuan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang yang harus jelas, realistis, dan bisa

diukur Jangkauan pendidikan harus diarahkan, pendekatan yang ditetapkan dan dicapai lebih objektif,

rasional hasil sasarannya

Penyusunan pesan - pesan pendidikan


E. Melaksanakan Pendidikan keseatan pada Lansia

Promosi kesehatan dan strategi perilaku kesehatan untuk komunitas

lansia Promosi kesehatan dan proteksi kesehatan adalah dua elemen

pencegahan primer. Promosi kesehatan pada upaya membantu

masyarakat mengubah gaya hidup dan bergerak menuju kesehatan

yang optimal fokus proteksi kesehatan adalah melindungi individu

dari penyakit dan cedera dengan memberikan bantuan dan

menurunkan pemajanan terhadap agen karsinogenik toksin dan hal-

hal yang membahayakan kesehatan lingkungan sekitar, Konsep

kesehatan lansia harus ditinjau kembali dalam upaya merencanakan

intervensi kesehatan promosi


• Promosi kesehatan harus benar-benar berfokus pada perilaku berisiko yang
dapat disesuaikan dengan masalah kesehatan utama menurut usia Secara umum,
pelayanan kesehatan untuk lansia tiga tujuan:

- Peningkatan usia memiliki

- Memperpanjang usia

- Meningkatkan dan menurunkan penderita

Dalam memaksimalkan promosi kesehatan lansia di komunitas dibutuhkan suatu


pendekatan multiaspek. Target harus mengarah pada individu dan keluarga serta
kelompok dan komunitas
2. Intervensi Berfokus – Individu atau Kelompok

Intervensi promosi kesehatan / proteksi kesehatan berfokus pada individu atau keluarga dirancang dalam

upaya meningkatkan keterampilan dan kompetensi individu untuk membuat keputusan kesehatan yang

memaksimalkan promosi kesehatan dan perilaku proteksi kesehatan. Tujuannya adalah mendayagunakan

lansia dan keluarganya dalam membuat keputusan kesehatan yang rasional. Beberapa kategori yang termasuk

ke dalam intervensi promosi kesehatan dan proteksi kesehatan dengan target individu dan / atau keluarga

adalah:

a. Skrining kesehatan

b. Modifikasi gaya hidup

c. Pendidikan keschatan ( individu atau kelompok )

d. Konseling

e. Kelompok pendukung

f. Pelayanan kesehatan primer

g. Keamanan di rumah

h. Perawatan di rumah ( pelayanan kesehatan di rumah, perawatan personal atau bantuan rumah tangga).

i. Dukungan sosial (penjaminan kembali telepon dan kunjungan rumah


Kemitraan dengan Komunitas Lansia

Secara umum komunitas lansia terbuka untuk praktik kesehatan baru dan tanggapan

terhadap berbagai macam pendekatan yang dapat meningkatkan kesehatan mereka

Tahapan tindakan yang dilakukan ketika bekerja dengan lansia di komunitas antara lain:

1) Jalankan program ditempat biasa berkumpul seperti gereja, tempat perkumpulan

pensiunan.

2) Libatkan aktivitas outreach ke dalam seluruh program

3) Siapkan sarana transportasi menuju tempat aktivitas kelompok

4) Antisipasi kebutuhan lansia yang memiliki pandangan dan / atau penglihatan tidak

adekuat ( contoh penggunaan tulisanyang besar, batasi penggunaan penggunaan,

penggunaan ruangan yang tenang dan / atau pengerasan) suara yang adekuat.

5) Pertahankan aktivitas secara berlahan dan berikan waktu yang cukup untuk

merespon
6) Berikan waktu yang cukup bagi para lansia untuk berbagi pengalaman hidup

7) Pertahankan pengajaran dalam waktu yang relatif singkat

8) Bersambung ganda dan memperkuat informasi

9) Susunlah aktivitas pendidikan kesehatan yang dapat memberikan rasa

nyaman pada para lansia dalam mengajukan pertanyaan dan atau menanyakan

informasi baru atau informasi yang masih meragukan mereka

10) Dorong keterlibatan keluarga, teman dan kerabat

11) Advokasi untuk meningkatkan sumber daya yang ada di komunitas serta

kebijakan yang memengaruhi lansia.


GAMBAR PENDIDIKAN KESEHATAN
PADA LANSIA
SEKIAN
DAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai